SlideShare a Scribd company logo
FarmakoterapiDiare
Pradika Nudya Risalati Rachman, M. Farm., Apt
Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari
200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria
frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per
hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai
lendir dan darah (Zein et al, 2004).
Patofisiologi
Mekanisme patofisiologis yang mengganggu keseimbangan air dan elektrolit
sehingga menyebabkan diare, yaitu:
Gangguan sekretorik
Diare sekretotik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorpsi yang
berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi akibat toksin
yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh garam empedu,
asam lemak rantai pendek, atau laksatif non osmotik. Beberapa hormon
intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat
menyebabkan diare sekretorik.
Gangguan osmotik
Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan
osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare.
Contohnya adalah malabsorpsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat
garam magnesium.
Gangguan eksudatif
Diare eksudatif (inflamasi) akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus
halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi
bakteri atau bersifat non infeksi seperti gluten sensitive enteropathy,
inflammatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi.
Motilitas
Motilitas usus merupakan faktor yang berperan penting dalam ketahanan lokal
mukosa usus. Hipomotilitas usus dan stasis dapat menyebabkan mikroba usus
berkembang biak secara berlebihan, yang kemudian dapat merusak mukosa
usus dan menimbulkan gangguan digesti dan absorpsi, yang kemudian akan
terjadi diare. Selain itu, hipermotilitas dapat memberikan efek langsung sebagai
diare (Dipiro et al, 2008: 618).
Diare Akut
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba
dan berlangsung kurang dari 14 hari. Infeksi merupakan
penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, virus
maupun parasit. Diare akut karena infeksi dapat disertai
keadaan muntah-muntah dan atau demam, nyeri perut
atau kejang perut.
Diare kronis didefinisikan sebagai penurunan konsistensi tinja
selama lebih dari empat minggu. Diare kronik ini dapat dibagi
menjadi tiga kategori dasar yaitu berair, lemak (malabsorpsi),
dan inflamasi. Diare cair dapat dibagi menjadi osmotik,
sekretorik, dan jenis fungsional. Diare cair meliputi irritable
bowel syndrome, yang merupakan penyebab paling umum dari
diare fungsional. Contoh lain dari diare cair adalah kolitis
mikroskopik yang merupakan diare sekretorik yang
mempengaruhi orang tua. Laksatif merupakan obat yang sering
menginduksi terjadinya diare osmotik. Diare malabsorptiv
ditandai oleh kelebihan gasatau penurunan berat badan. Diare
inflamasi, seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn, ditandai
dengan darah dan nanah dalam feces dan tingkat Calprotectin
tinja tinggi. Bakteri invasif dan parasit juga dapat memicu
terjadinya peradangan (Juckett Gregory, 2011).
Penyebab
Diare akibat virus, misalnya influenza perut dan travelersdiarrhoea yang
disebabkan antara lain oleh rotavirus dan adenovirus. Virus melekat pada sel-
sel mukosa usus yang menjadi rusak sehingga kapasitas resorpsi menurun dan
sekresi air dan elektrolit memegang peranan. Diare yang terjadi bertahan terus
sampai beberapa hari sesudah virus lenyap dengan sendirinya, biasanya dalam
3-6 hari.
Diare bakterial invasif (bersifat menyerbu) agak sering terjadi, tetapi mulai
berkurang berhubung semakin meningkatnya derajat hygiene masyarakat.
Kuman pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu ke dalam mukosa,
dimana terjadi perbanyakan diri sambil membentuk toksin. Enterotoksin ini
dapat diresorpsi ke dalam darah dan menimbulkan gejala hebat, seperti demam
tinggi, nyeri kepala, dan kejang-kejang. Selain itu mukosa usus yang telah
dirusak mengakibatkan mencret berdarah dan berlendir. Penyebab terkenal
dari pembentuk enterotoksin adalah bakteri E. coli spec, Shigella,Salmonella,
dan Campylobacter.
Diare parasiter akibat protozoa seperti Entamoeba histolytica dan Giardia
lamblia yang terutama terjadi di daerah (sub) tropis.
Akibat penyakit, misalnya colitis ulcerosa, p.Crohn, Irritable Bowel Syndrome
(IBS), kanker colon dan infeksi HIV.
Akibat obat, yaitu digoksin, kinidin, garam-Mg, dan lithium, sorbitol, beta
blockers, ACE-inhibitor,reserpin, sitostatika dan antibiotika berspektrum luas
(ampisilin, amoksisilin, sefalosporin, klindamisin, tetrasiklin).
Akibat keracunan makanan, keracunan makanan didefinisikan sebagai penyakit
yang bersifat infeksi atau toksis dan diperkirakan atau disebabkan makanan ata
minuman yang tercemar. Penyebab utamanya adalah tidak memadainya
kebersihan pada waktu pengolahan, penyimpanan, dan distribusi makanan atau
minuman.
Tanda dan Gejala
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang
encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam
sehari, yang kadang disertai:
Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran
Tujuan Terapi :
Jika terapi pencegahan gagal dan terjadi diare,
tujuan terapinya adalah :
Mengontrol pola diet
Mencegah pengeluaran air dan elektrolit berlebihan
serta gangguan asam basa
Meringankan gejala
Terapi penyebab yang bisa disembuhkan
Mengontrol gangguan sekunder yang menyebabkan
diare
Sasaran Terapi :
Mencegah terjadinya dehidrasi
Mengurangi frekuensi BAB
Terapi pencegahan
Diare akibat virus dapat menular melalui kontak
langsung dengan orang terinfeksi. Menjaga
higienitas dari makanan yang dikonsumsi, air,
sanitasi dan lingkungan dapat mencegah penularan
diare akibat bakteri, parasit dan protozoa. Jika diare
merupakan penyebab sekunder akibat penyakit lain,
dibutuhkan pengaturan penyebab utama dari
penyakit tersebut.
Terapi non farmakologi
Penderita diare disarankan tidak mengkonsumsi
makanan padat dan produk susu selama 24 jam.
Untuk pasien dengan keluhan mulut kering dan
muntah, disarankan mengkonsumsi makanan halus,
mudah dicerna, dan tidak banyak sisa selama 24
jam. Pada pasien anak tetap berikan makanan dan
Antimotilitas
Termasuk didalamnya golongan opioid dan turunannya yang berkerja dengan jalan
menunda transit intraluminal dan meningkatkan kapasitas usus. Contoh obat yang
termasuk dalamantimotilitas ini adalah loperamide, difenoxilat, difenoxin dan paregoric
(DiPiro, 2009).
a. Loperamide.
Loperamide lebih disarankan karena tidak memiliki sifat ketergantungan. Loperamide
memiliki struktur mirip dengan haloperidol, tanpa aktivitas opiat yang cukup kuat yang
menyebabkan penghambatan motilitas kolon dan mempengaruhi pergerakan air dan
elektrolit melewati usus (Anderson, 2002).
Efek samping loperamide adalah kram perut, pusing, mengantuk, dan reaksi kulit seperti
urtikaria (Martin, 2009).
Dosis awal untuk diare akut adalah 4 mg diikuti 2 mg setelah BAB selama 5 hari. Dosis
biasa 6-8 mg sehari maksimal 16 mg sehari. Anak dibawah 4 tahun tidak
direkomendasikan. Untuk diare kronis dosis awal 4-8 mg sehari dengan dosis terbagi
(http://reference.medscape.com/drug/imodium-k-pek-ii-loperamide-342041).
b. Difenoxilat / atropin
Difenoxilat/atropin bekerja pada otot polos saluran usus dengan jalan menghambat
motilitas usus.
Efek samping difenoxilat adalah efek antikolinergik, mual, muntah, mulut dan kulit kering
(http://reference.medscape.com/drug/lomotil-lonox-diphenoxylate-hcl-atropine-342039).
Dosis awal untuk orang dewasa adalah 2,5-5 mg tiga sampai empat kali sehari, maksimal
20 mg/hari (DiPiro, 2009).
c. Difenoxin
Merupakan turunan dari difenoxilat yang memiliki mekanisme kerja yang sama. Biasanya
dikombinasikan dengan atropin untuk menvegah efek samping yang terjadi (DiPiro, 2009).
Dosis awal untuk diare adalah 2 mg secara per oral kemudian dilanjutkan 1 mg selama 3-4
hari dan digunakan jika perlu. Maksimal 8 mg/hari
(http://reference.medscape.com/drug/motofen-difenoxin-hcl-atropine-342038#0).
Adsorbent dan bulking agent
a. Adsorben seperti kaolin dan attapulgit bekerja dengan
cara menyerap toksin, obat dan cairan digestif. Bersifat
non toksik, tetapi efektivitasnya belum dibuktikan (Dipiro,
2009).
b. Attapulgit
Attapulgit terutama bekrja dengan jalan menyerap cairan
didalam usus dan mengurangi likuiditas dari tinja.
Efek samping yang terjadi adalah kembung, gangguan
pencernaan, sembelit, mual.
Dosis untuk diare adalah 1,2-1,5 gram diberikan secara
per oral (http://reference.medscape.com/drug/kaopectate-
maximum-strength-diasorb-attapulgite-342035#0).
Antisekretorik (obat-obat yang mengubah transpor cairan dan elektrolit)
Garam – garam bismuth digunakan salah satunya untuk terapi diare.
Mekanisme kerjanya belum diketahui. Tetapi mekanisme yang mungkin adalah
efek perlindungan lokal pada pencernaan dan stimulasi prostaglandin endogen
(Anderson, 2002).
Percobaan dan observasi klinis menyatakan bahwa antiinflamasi non steroid
(NSAID) seperti aspirin dan indometasin efektif dalam mengendalikan diare.
Efek antidiare ini mungkin karena penghambatan sintesis
prostaglandin.Bismuth subsalisilat, digunakan untuk “traveler’s diarrhea”,
menurunkan sekresi cairan dalam usus, efeknya ini mungkin karena komponen
salisilatnya (Mycek J Mary, 2001).
Antibiotik/Antijamur
Ciprofloxacin digunakan sebagi profilaksis pada diare perjalanan, tetapi hal
tersebut sangat tidak dianjurkan. Antibiotik hanya diberikan untuk terapi diare
akibat infeksi bakteri seperti Campolybacter jejuni dan Salmonella typhimurium
(Anderson, 2002).
Metronidazol
Cotrimoxsazol
DIARE.pptx

More Related Content

Similar to DIARE.pptx

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
Arya Ningrat
 
pp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptxpp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptx
narindaika
 
Diare
DiareDiare
PPT GIT KEL 1.pptx
PPT GIT KEL 1.pptxPPT GIT KEL 1.pptx
PPT GIT KEL 1.pptx
JejeDengi1
 
Askep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatwaysAskep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatways
asepcarsa
 
Gastroenteritis
GastroenteritisGastroenteritis
Gastroenteritis
Riskita Asari Anggraeni
 
2048201088_Evi Deswita_FARMAKOLOGI_GI.pptx
2048201088_Evi Deswita_FARMAKOLOGI_GI.pptx2048201088_Evi Deswita_FARMAKOLOGI_GI.pptx
2048201088_Evi Deswita_FARMAKOLOGI_GI.pptx
WiwithSimatupang
 
Power point diare akut .ppt
Power point diare akut .pptPower point diare akut .ppt
Power point diare akut .ppt
ZaidHidayah
 
Asuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anakAsuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anak
STIKES GRAHA MEDIKA
 
Diare Akut.pdf
Diare Akut.pdfDiare Akut.pdf
Diare Akut.pdf
ssuseref68ef
 
Diare
DiareDiare
Penyakit gastritis.pptx
Penyakit gastritis.pptxPenyakit gastritis.pptx
Penyakit gastritis.pptx
sodiqin diqin
 
Isi makalah diare.
Isi makalah diare.Isi makalah diare.
Isi makalah diare.
Raup Sutrianto
 
Diareeeeeeeeeee
DiareeeeeeeeeeeDiareeeeeeeeeee
Diareeeeeeeeeee
mas_ega
 
diare.pptx
diare.pptxdiare.pptx
diare.pptx
EmmaNymph1
 
ppt diare gerontik (1).pptx
ppt diare gerontik (1).pptxppt diare gerontik (1).pptx
ppt diare gerontik (1).pptx
LayyouchuangHesty
 
Bab 2 fater
Bab 2 faterBab 2 fater
Bab 2 fater
FitriaMopili
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
Yudha09
 

Similar to DIARE.pptx (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
pp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptxpp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptx
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
PPT GIT KEL 1.pptx
PPT GIT KEL 1.pptxPPT GIT KEL 1.pptx
PPT GIT KEL 1.pptx
 
Askep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatwaysAskep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatways
 
Gastroenteritis
GastroenteritisGastroenteritis
Gastroenteritis
 
2048201088_Evi Deswita_FARMAKOLOGI_GI.pptx
2048201088_Evi Deswita_FARMAKOLOGI_GI.pptx2048201088_Evi Deswita_FARMAKOLOGI_GI.pptx
2048201088_Evi Deswita_FARMAKOLOGI_GI.pptx
 
Power point diare akut .ppt
Power point diare akut .pptPower point diare akut .ppt
Power point diare akut .ppt
 
Asuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anakAsuhan keperawatan diare pada anak
Asuhan keperawatan diare pada anak
 
Makalah diare
Makalah diareMakalah diare
Makalah diare
 
Askep pada anak dengan diare
Askep pada anak dengan diareAskep pada anak dengan diare
Askep pada anak dengan diare
 
Diare Akut.pdf
Diare Akut.pdfDiare Akut.pdf
Diare Akut.pdf
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Penyakit gastritis.pptx
Penyakit gastritis.pptxPenyakit gastritis.pptx
Penyakit gastritis.pptx
 
Isi makalah diare.
Isi makalah diare.Isi makalah diare.
Isi makalah diare.
 
Diareeeeeeeeeee
DiareeeeeeeeeeeDiareeeeeeeeeee
Diareeeeeeeeeee
 
diare.pptx
diare.pptxdiare.pptx
diare.pptx
 
ppt diare gerontik (1).pptx
ppt diare gerontik (1).pptxppt diare gerontik (1).pptx
ppt diare gerontik (1).pptx
 
Bab 2 fater
Bab 2 faterBab 2 fater
Bab 2 fater
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
 

Recently uploaded

Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
AdheaPriyanka1
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
HestyGrariwa2
 
439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx
439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx
439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx
AyuMustika17
 
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
lidyanimargareth23
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
maya746072
 

Recently uploaded (6)

Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
 
439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx
439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx
439016357-1-KONSEP-PELAYANAN-KEBIDANAN-KOMUNITAS-DAN-KELUARGA-pptx.pptx
 
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
 

DIARE.pptx

  • 2. Definisi Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah (Zein et al, 2004).
  • 3. Patofisiologi Mekanisme patofisiologis yang mengganggu keseimbangan air dan elektrolit sehingga menyebabkan diare, yaitu: Gangguan sekretorik Diare sekretotik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorpsi yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh garam empedu, asam lemak rantai pendek, atau laksatif non osmotik. Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat menyebabkan diare sekretorik. Gangguan osmotik Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare. Contohnya adalah malabsorpsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam magnesium. Gangguan eksudatif Diare eksudatif (inflamasi) akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti gluten sensitive enteropathy, inflammatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi. Motilitas Motilitas usus merupakan faktor yang berperan penting dalam ketahanan lokal mukosa usus. Hipomotilitas usus dan stasis dapat menyebabkan mikroba usus berkembang biak secara berlebihan, yang kemudian dapat merusak mukosa usus dan menimbulkan gangguan digesti dan absorpsi, yang kemudian akan terjadi diare. Selain itu, hipermotilitas dapat memberikan efek langsung sebagai diare (Dipiro et al, 2008: 618).
  • 4. Diare Akut Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, virus maupun parasit. Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah dan atau demam, nyeri perut atau kejang perut.
  • 5. Diare kronis didefinisikan sebagai penurunan konsistensi tinja selama lebih dari empat minggu. Diare kronik ini dapat dibagi menjadi tiga kategori dasar yaitu berair, lemak (malabsorpsi), dan inflamasi. Diare cair dapat dibagi menjadi osmotik, sekretorik, dan jenis fungsional. Diare cair meliputi irritable bowel syndrome, yang merupakan penyebab paling umum dari diare fungsional. Contoh lain dari diare cair adalah kolitis mikroskopik yang merupakan diare sekretorik yang mempengaruhi orang tua. Laksatif merupakan obat yang sering menginduksi terjadinya diare osmotik. Diare malabsorptiv ditandai oleh kelebihan gasatau penurunan berat badan. Diare inflamasi, seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn, ditandai dengan darah dan nanah dalam feces dan tingkat Calprotectin tinja tinggi. Bakteri invasif dan parasit juga dapat memicu terjadinya peradangan (Juckett Gregory, 2011).
  • 6. Penyebab Diare akibat virus, misalnya influenza perut dan travelersdiarrhoea yang disebabkan antara lain oleh rotavirus dan adenovirus. Virus melekat pada sel- sel mukosa usus yang menjadi rusak sehingga kapasitas resorpsi menurun dan sekresi air dan elektrolit memegang peranan. Diare yang terjadi bertahan terus sampai beberapa hari sesudah virus lenyap dengan sendirinya, biasanya dalam 3-6 hari. Diare bakterial invasif (bersifat menyerbu) agak sering terjadi, tetapi mulai berkurang berhubung semakin meningkatnya derajat hygiene masyarakat. Kuman pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu ke dalam mukosa, dimana terjadi perbanyakan diri sambil membentuk toksin. Enterotoksin ini dapat diresorpsi ke dalam darah dan menimbulkan gejala hebat, seperti demam tinggi, nyeri kepala, dan kejang-kejang. Selain itu mukosa usus yang telah dirusak mengakibatkan mencret berdarah dan berlendir. Penyebab terkenal dari pembentuk enterotoksin adalah bakteri E. coli spec, Shigella,Salmonella, dan Campylobacter. Diare parasiter akibat protozoa seperti Entamoeba histolytica dan Giardia lamblia yang terutama terjadi di daerah (sub) tropis. Akibat penyakit, misalnya colitis ulcerosa, p.Crohn, Irritable Bowel Syndrome (IBS), kanker colon dan infeksi HIV. Akibat obat, yaitu digoksin, kinidin, garam-Mg, dan lithium, sorbitol, beta blockers, ACE-inhibitor,reserpin, sitostatika dan antibiotika berspektrum luas (ampisilin, amoksisilin, sefalosporin, klindamisin, tetrasiklin). Akibat keracunan makanan, keracunan makanan didefinisikan sebagai penyakit yang bersifat infeksi atau toksis dan diperkirakan atau disebabkan makanan ata minuman yang tercemar. Penyebab utamanya adalah tidak memadainya kebersihan pada waktu pengolahan, penyimpanan, dan distribusi makanan atau minuman.
  • 7.
  • 8. Tanda dan Gejala Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai: Muntah Badan lesu atau lemah Panas Tidak nafsu makan Darah dan lendir dalam kotoran
  • 9. Tujuan Terapi : Jika terapi pencegahan gagal dan terjadi diare, tujuan terapinya adalah : Mengontrol pola diet Mencegah pengeluaran air dan elektrolit berlebihan serta gangguan asam basa Meringankan gejala Terapi penyebab yang bisa disembuhkan Mengontrol gangguan sekunder yang menyebabkan diare Sasaran Terapi : Mencegah terjadinya dehidrasi Mengurangi frekuensi BAB
  • 10. Terapi pencegahan Diare akibat virus dapat menular melalui kontak langsung dengan orang terinfeksi. Menjaga higienitas dari makanan yang dikonsumsi, air, sanitasi dan lingkungan dapat mencegah penularan diare akibat bakteri, parasit dan protozoa. Jika diare merupakan penyebab sekunder akibat penyakit lain, dibutuhkan pengaturan penyebab utama dari penyakit tersebut. Terapi non farmakologi Penderita diare disarankan tidak mengkonsumsi makanan padat dan produk susu selama 24 jam. Untuk pasien dengan keluhan mulut kering dan muntah, disarankan mengkonsumsi makanan halus, mudah dicerna, dan tidak banyak sisa selama 24 jam. Pada pasien anak tetap berikan makanan dan
  • 11. Antimotilitas Termasuk didalamnya golongan opioid dan turunannya yang berkerja dengan jalan menunda transit intraluminal dan meningkatkan kapasitas usus. Contoh obat yang termasuk dalamantimotilitas ini adalah loperamide, difenoxilat, difenoxin dan paregoric (DiPiro, 2009). a. Loperamide. Loperamide lebih disarankan karena tidak memiliki sifat ketergantungan. Loperamide memiliki struktur mirip dengan haloperidol, tanpa aktivitas opiat yang cukup kuat yang menyebabkan penghambatan motilitas kolon dan mempengaruhi pergerakan air dan elektrolit melewati usus (Anderson, 2002). Efek samping loperamide adalah kram perut, pusing, mengantuk, dan reaksi kulit seperti urtikaria (Martin, 2009). Dosis awal untuk diare akut adalah 4 mg diikuti 2 mg setelah BAB selama 5 hari. Dosis biasa 6-8 mg sehari maksimal 16 mg sehari. Anak dibawah 4 tahun tidak direkomendasikan. Untuk diare kronis dosis awal 4-8 mg sehari dengan dosis terbagi (http://reference.medscape.com/drug/imodium-k-pek-ii-loperamide-342041). b. Difenoxilat / atropin Difenoxilat/atropin bekerja pada otot polos saluran usus dengan jalan menghambat motilitas usus. Efek samping difenoxilat adalah efek antikolinergik, mual, muntah, mulut dan kulit kering (http://reference.medscape.com/drug/lomotil-lonox-diphenoxylate-hcl-atropine-342039). Dosis awal untuk orang dewasa adalah 2,5-5 mg tiga sampai empat kali sehari, maksimal 20 mg/hari (DiPiro, 2009). c. Difenoxin Merupakan turunan dari difenoxilat yang memiliki mekanisme kerja yang sama. Biasanya dikombinasikan dengan atropin untuk menvegah efek samping yang terjadi (DiPiro, 2009). Dosis awal untuk diare adalah 2 mg secara per oral kemudian dilanjutkan 1 mg selama 3-4 hari dan digunakan jika perlu. Maksimal 8 mg/hari (http://reference.medscape.com/drug/motofen-difenoxin-hcl-atropine-342038#0).
  • 12. Adsorbent dan bulking agent a. Adsorben seperti kaolin dan attapulgit bekerja dengan cara menyerap toksin, obat dan cairan digestif. Bersifat non toksik, tetapi efektivitasnya belum dibuktikan (Dipiro, 2009). b. Attapulgit Attapulgit terutama bekrja dengan jalan menyerap cairan didalam usus dan mengurangi likuiditas dari tinja. Efek samping yang terjadi adalah kembung, gangguan pencernaan, sembelit, mual. Dosis untuk diare adalah 1,2-1,5 gram diberikan secara per oral (http://reference.medscape.com/drug/kaopectate- maximum-strength-diasorb-attapulgite-342035#0).
  • 13. Antisekretorik (obat-obat yang mengubah transpor cairan dan elektrolit) Garam – garam bismuth digunakan salah satunya untuk terapi diare. Mekanisme kerjanya belum diketahui. Tetapi mekanisme yang mungkin adalah efek perlindungan lokal pada pencernaan dan stimulasi prostaglandin endogen (Anderson, 2002). Percobaan dan observasi klinis menyatakan bahwa antiinflamasi non steroid (NSAID) seperti aspirin dan indometasin efektif dalam mengendalikan diare. Efek antidiare ini mungkin karena penghambatan sintesis prostaglandin.Bismuth subsalisilat, digunakan untuk “traveler’s diarrhea”, menurunkan sekresi cairan dalam usus, efeknya ini mungkin karena komponen salisilatnya (Mycek J Mary, 2001). Antibiotik/Antijamur Ciprofloxacin digunakan sebagi profilaksis pada diare perjalanan, tetapi hal tersebut sangat tidak dianjurkan. Antibiotik hanya diberikan untuk terapi diare akibat infeksi bakteri seperti Campolybacter jejuni dan Salmonella typhimurium (Anderson, 2002). Metronidazol Cotrimoxsazol