SlideShare a Scribd company logo
Kelompok 8 :
1. Angri maulana Iqbal
2. Dike septiani
3. Naswa hasanah
4. Selvia sabarani
 Dextromethorphan adalah obat untuk
meredakan batuk kering atau batuk tidak
berdahak. Obat ini banyak ditemukan dalam
produk obat flu dan batuk
pilek. Dextromethorphan tersedia dalam bentuk
tablet, kapsul, sirop, dan serbuk.
 Dextromethorphan tergolong obat antitusif atau
penekan batuk. Obat ini bekerja mengurangi sinyal
batuk dari otak sehingga keinginan untuk batuk
berkurang
 Merek dagang dextromethorphan: Actifed Plus
Cough Supressant, Bodrex Batuk, Brochifar Plus,
Comtusi Batuk Kering, Decolsin, Lacoldin, Novadryl,
OB Combi Batuk Pilek, Paramex Flu & Batuk, Sanaflu
Plus Batuk, Siladex Antitussive, Ultraflu Extra, Vicks
Formula 44, Woods Peppermint Antitussive
 Dextromethorphan Hydrobromide adalah senyawa sintetik yang
terkandung dalam berbagai jenis obat batuk yang bersifat
antitussive untuk meredam batuk. Ciri khas obat batuk yang
mengandung DXM ini biasanya di beri label “DM”.

Obat ini sebenarnya bukanlah narkoba sehingga dapat dijual
bebas di apotik-apotik. Akan tetapi penggunaannya banyak
disalahgunakan dengan cara mengkonsumsi lebih dari dosis yg
dianjurkan.
Jika DXM dikonsumsi melebihi dosis yg dianjurkan, dapat
mengakibatkan efek halusinogen dissociative, yaitu dibloknya
fungsi kesadaran di dalam otak dan saraf sehingga akan
membuat si pemakainya berhalusinasi dan merasakan seperti
berada di dalam mimpi dan sukar membedakan antara nyata
atau tidaknya halusinasi tersebut.
 Bentuk Sediaan formula :
 Sediaan kombinasi dextromethorphan sebagai obat batuk-pilek sangat
banyak, serta memiliki berbagai kekuatan sediaan. Contoh sediaan
kombinasi yang dijual bebas di pasaran adalah:
 Kapsul kombinasi dextromethorphan HBr 10 mg, guaifenesin 50 mg,
paracetamol 400 mg, pseudoephedrine HCl 30 mg, chlorpheniramine
maleate 1 mg
 Sirup kombinasi dextromethorphan HBr 3,5 mg, chlorpheniramine
maleate 0,5 mg, phenylpropanolamine HCl 3,5 mg, paracetamol 120 mg
 Sirup kombinasi dextromethorphan HBr 10 mg, diphenhydramine HCl
7,5 mg, phenylephrine HCl 5 mg, glyceryl guaiacolate 100 mg
 Sirup kombinasi dextromethorphan HBr 5 mg, paracetamol 120 mg,
chlorpheniramine maleate 0,5 mg, glyceryl guaiacolate 25 mg, ammon
Cl 25 mg, phenylpropanolamine HCl 3.5 mg
 Serbuk kombinasi dalam sachet dextromethorphan HBr 12 mg,
phenylephrine HCl 10 mg
 Tablet kombinasi dextromethorphan HBr 15 mg, guaifenesin 100 mg,
dexchlorpheniramine maleate 1 mg
 Kaplet kombinasi dextromethorphan 15 mg, paracetamol 500 mg,
phenylephrine HCl 5 mg[9]
 Pemerian: hablur hampir putih atau serbuk hablur,
bau lemah. Melebur pada suhu kurang dari 1260
disertai peruraian
 pH: 5,2 sampai 6,5
 Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
 kelarutan: larut dalam 60 bagian air dan 10 bagian
etanol (95% p) mudah larut dalam kloroform p
disertai pemisahan air, praktis tidak larut dalam eter p
 Kestabilan: dalam bentuk larutan stabil pada pH
antara 4,5-6,0 dan terlindung dari cahaya
Manfaat utama DMP adalah menekan batuk akibat iritasi
tenggorokan dan saluran napas bronkhial, terutama pada
kasus batuk pilek.
Obat ini bekerja sentral, yaitu pada pusat batuk di otak.
Caranya dengan menaikkan ambang batas rangsang batuk.
Sebagai catatan, beberapa obat batuk lain bekerja langsung
di saluran napas.
Untuk mengusir batuk, dosis yang dianjurkan adalah 15 mg
sampai 30 mg yang diminum 3 kali sehari. Dengan dosis
sebesar ini, DMP relatif aman dan efek samping jarang
terjadi.
 Untuk mengusir batuk, dosis yang dianjurkan adalah
15 mg sampai 30 mg yang diminum 3 kali sehari.
Dengan dosis sebesar ini, DMP relatif aman dan efek
samping jarang terjadi.
 Dosis dan Aturan Pakai Dextromethorphan
 Dosis umum dextromethorphan untuk meredakan
batuk tidak berdahak adalah:
 Dewasa dan anak usia >12 tahun: 30 mg, 3–4 kali
sehari. Dosis tidak boleh lebih dari 120 mg per hari.
 Anak usia 6–12 tahun: 15 mg, 3–4 kali sehari. Dosis
tidak boleh lebih dari 60 mg per hari.
 Anak usia 4–6 tahun: 7,5 mg, 3–4 kali sehari. Dosis
tidak boleh lebih dari 30 mg per hari.
Dextromethorpan di uji batas dengan Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT) yaitu fase gerak. karena
komposisi fase gerak berpengaruh nyata terhadap
kinerja kromatografi. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan kondisi yang optimal dalam analisis
perlu dilakukan optimasi terhadap fase gerak. Selain
fase gerak, terdapat beberapa variabel penting lainnya,
yaitu kolom (fase diam), suhu dan pH. Adapun
optimasi yang paling sederhana dan yang paling sering
dilakukan yaitu optimasi terhadap komposisi fase
gerak dan laju alir.
 dilakukan dengan cara menyuntikan larutan guaifenesin BPFI dengan
konsentrasi 1200 mcg/ml dan larutan dekstrometorfan HBr BPFI
dengan konsentrasi 180 mcg/ml ke dalam sistem KCKT dengan
perbandingan fase gerak metanol : air: buffer amonium format
(45:54:1), (55:44:1), dan (65:34:1) dengan laju alir yang berbeda yaitu 1,0
ml/menit, 1,1 ml/menit, 1,2 ml/menit, 1,3 ml/menit, 1,4 ml/menit dan
1,5 ml/menit.
 Dari hasil optimasi, diperoleh kondisi optimal dengan perbandingan
fase gerak metanol : air: buffer amonium format (55:44:1) dan laju alir
1,5 ml/menit, waktu tambat guaifenesin 3,1 menit dan dekstrometorfan
HBr 5,4 menit dengan tekanan kolom 182 kgf/cm2. Kondisi optimal ini
dipilih karena diperoleh waktu tambat yang cepat, theoritical plate
yang besar, dan resolusi yang lebih baik. Dari hasil analisis guaifenesin
dan dekstrometorfan HBr dalam sampel diperoleh bahwa sirup
Dextrosin dan Dextrofort memenuhi persyaratan kadar guaifenesin
yang tertera dalam USP 30 tahun 2007 yaitu mengandung guaifenesin
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket, sedangkan sirup Vicks Anak-Anak Formula 44
tidak memenuhi persyaratan.
 Kondisi optimal ini dipilih karena diperoleh waktu
tambat yang cepat, theoritical plate yang besar, dan
resolusi yang lebih baik. Dari hasil analisis guaifenesin
dan dekstrometorfan HBr dalam sampel diperoleh
bahwa sirup Dextrosin dan Dextrofort memenuhi
persyaratan kadar guaifenesin yang tertera dalam USP
30 tahun 2007 yaitu mengandung guaifenesin tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
 Dari uji validasi metode yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa metode ini memenuhi persyaratan
uji validasi dengan persen perolehan kembali
guaifenesin 100,8243 % dan dekstrometorfan HBr
100,9337 %, Relatif Standar Deviasi (RSD) guaifenesin
0,3521 % dan dekstrometorfan HBr 0,2790 %, batas
deteksi (LOD) guaifenesin 47,6866 mcg/ml dan
dekstrometorfan HBr 5,8694 mcg/ml dan batas
kuantitasi (LOQ) guaifenesin 144,5049 mcg/ml dan
dekstrometorfan HBr 17,7860 mcg/ml.
 Cara Mengonsumsi Dextromethorphan dengan Benar:
 Bacalah informasi pada kemasan obat sebelum mengonsumsi dextromethorphan. Jika
ragu atau memiliki kondisi kesehatan khusus, konsultasikan ke dokter untuk
mengetahui cara pakai yang sesuai kondisi Anda. Jangan mengubah dosis tanpa
berkonsultasi dahulu dengan dokter.
 Konsumsilah obat ini sebelum atau sesudah makan. Untuk dextromethorphan sediaan
tablet atau kapsul, telan obat dengan bantuan air putih.
 Sebelum mengonsumsi dextromethorphan sirop, kocok botol obat terlebih dahulu.
Gunakan sendok atau gelas takar dalam kemasan agar dosisnya akurat. Sementara
dextromethorphan sirop dalam kemasan saset bisa dikonsumsi langsung.
 Untuk dextromethorphan serbuk dalam kemasan saset, tuang serbuk obat dalam air
putih sesuai takaran pada petunjuk penggunaan. Aduk obat hingga larut dan segera
minum larutan tersebut.
 Jika lupa mengonsumsi dextromethorphan, segera minum obat ini begitu ingat. Namun,
jika jadwal minum obat selanjutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan
menggandakan dosis selanjutnya.
 Konsultasikan ke dokter jika batuk tidak kunjung mereda setelah mengonsumsi
dextromethorphan selama 7 hari, atau jika muncul demam, ruam, maupun sakit kepala
terus menerus.
 Hindari konsumsi obat diet atau obat yang mengandung kafein selama menggunakan
dextromethorphan, karena bisa menimbulkan efek samping.
 Simpan dextromethorphan di tempat yang kering, bersuhu sejuk, dan terlindung dari
paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak. .
 Efek Samping dan Bahaya Dextromethorphan
 Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi
dextromethorphan adalah mual atau muntah, kantuk, pusing, atau
sakit perut. Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut sangat
mengganggu atau tidak membaik.
 Segera cari pertolongan medis ke rumah sakit jika timbul efek samping
serius berikut ini:
 Pusing berat, gelisah, gugup, atau tidak bisa berhenti bergerak
 Napas pendek atau tersengal-sengal
 Linglung
 Kejang
 Halusinasi
 Hentikan konsumsi dextromethorphan dan segera ke dokter jika Anda
mengalami reaksi alergi obat, yang bisa ditandai dengan timbulnya
ruam gatal, bengkak di bibir maupun kelopak mata, atau sesak napas.
THE END

More Related Content

Similar to Dextromethorpan kelompok 8-power-Point.pptx

Peran Perawat Dalam Pengobatan klik
Peran Perawat Dalam Pengobatan klikPeran Perawat Dalam Pengobatan klik
Peran Perawat Dalam Pengobatan klik
Uti Tia
 
Contoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensiContoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensi
UJUNGAYA
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
furqanridha
 
21. dr. iit farmakologi obat topikal mata
21. dr. iit   farmakologi obat topikal mata21. dr. iit   farmakologi obat topikal mata
21. dr. iit farmakologi obat topikal mata
Dede Basofi
 

Similar to Dextromethorpan kelompok 8-power-Point.pptx (20)

Peran Perawat Dalam Pengobatan klik
Peran Perawat Dalam Pengobatan klikPeran Perawat Dalam Pengobatan klik
Peran Perawat Dalam Pengobatan klik
 
Laporan PKPA Apotek marita kapten muslim
Laporan PKPA Apotek marita kapten muslimLaporan PKPA Apotek marita kapten muslim
Laporan PKPA Apotek marita kapten muslim
 
Teknik Produk- Inovasi Bidang Farmasi
Teknik Produk- Inovasi Bidang FarmasiTeknik Produk- Inovasi Bidang Farmasi
Teknik Produk- Inovasi Bidang Farmasi
 
Dipenhidramin
DipenhidraminDipenhidramin
Dipenhidramin
 
Praktek cd
Praktek cdPraktek cd
Praktek cd
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
 
Dasar obat
Dasar obat Dasar obat
Dasar obat
 
Contoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensiContoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensi
 
Promazin Hidroklorida-Kelompok 2.pptx
Promazin Hidroklorida-Kelompok 2.pptxPromazin Hidroklorida-Kelompok 2.pptx
Promazin Hidroklorida-Kelompok 2.pptx
 
Pengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptPengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal ppt
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
 
Kb 2
Kb 2Kb 2
Kb 2
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 
21. dr. iit farmakologi obat topikal mata
21. dr. iit   farmakologi obat topikal mata21. dr. iit   farmakologi obat topikal mata
21. dr. iit farmakologi obat topikal mata
 
Kb 2
Kb 2Kb 2
Kb 2
 
soal farmasetika
soal farmasetikasoal farmasetika
soal farmasetika
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 
PPT Obat Tetes Hidung
PPT Obat Tetes HidungPPT Obat Tetes Hidung
PPT Obat Tetes Hidung
 
KEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptxKEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
 

Dextromethorpan kelompok 8-power-Point.pptx

  • 1. Kelompok 8 : 1. Angri maulana Iqbal 2. Dike septiani 3. Naswa hasanah 4. Selvia sabarani
  • 2.  Dextromethorphan adalah obat untuk meredakan batuk kering atau batuk tidak berdahak. Obat ini banyak ditemukan dalam produk obat flu dan batuk pilek. Dextromethorphan tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, sirop, dan serbuk.  Dextromethorphan tergolong obat antitusif atau penekan batuk. Obat ini bekerja mengurangi sinyal batuk dari otak sehingga keinginan untuk batuk berkurang
  • 3.  Merek dagang dextromethorphan: Actifed Plus Cough Supressant, Bodrex Batuk, Brochifar Plus, Comtusi Batuk Kering, Decolsin, Lacoldin, Novadryl, OB Combi Batuk Pilek, Paramex Flu & Batuk, Sanaflu Plus Batuk, Siladex Antitussive, Ultraflu Extra, Vicks Formula 44, Woods Peppermint Antitussive
  • 4.  Dextromethorphan Hydrobromide adalah senyawa sintetik yang terkandung dalam berbagai jenis obat batuk yang bersifat antitussive untuk meredam batuk. Ciri khas obat batuk yang mengandung DXM ini biasanya di beri label “DM”.  Obat ini sebenarnya bukanlah narkoba sehingga dapat dijual bebas di apotik-apotik. Akan tetapi penggunaannya banyak disalahgunakan dengan cara mengkonsumsi lebih dari dosis yg dianjurkan. Jika DXM dikonsumsi melebihi dosis yg dianjurkan, dapat mengakibatkan efek halusinogen dissociative, yaitu dibloknya fungsi kesadaran di dalam otak dan saraf sehingga akan membuat si pemakainya berhalusinasi dan merasakan seperti berada di dalam mimpi dan sukar membedakan antara nyata atau tidaknya halusinasi tersebut.
  • 5.  Bentuk Sediaan formula :  Sediaan kombinasi dextromethorphan sebagai obat batuk-pilek sangat banyak, serta memiliki berbagai kekuatan sediaan. Contoh sediaan kombinasi yang dijual bebas di pasaran adalah:  Kapsul kombinasi dextromethorphan HBr 10 mg, guaifenesin 50 mg, paracetamol 400 mg, pseudoephedrine HCl 30 mg, chlorpheniramine maleate 1 mg  Sirup kombinasi dextromethorphan HBr 3,5 mg, chlorpheniramine maleate 0,5 mg, phenylpropanolamine HCl 3,5 mg, paracetamol 120 mg  Sirup kombinasi dextromethorphan HBr 10 mg, diphenhydramine HCl 7,5 mg, phenylephrine HCl 5 mg, glyceryl guaiacolate 100 mg  Sirup kombinasi dextromethorphan HBr 5 mg, paracetamol 120 mg, chlorpheniramine maleate 0,5 mg, glyceryl guaiacolate 25 mg, ammon Cl 25 mg, phenylpropanolamine HCl 3.5 mg  Serbuk kombinasi dalam sachet dextromethorphan HBr 12 mg, phenylephrine HCl 10 mg  Tablet kombinasi dextromethorphan HBr 15 mg, guaifenesin 100 mg, dexchlorpheniramine maleate 1 mg  Kaplet kombinasi dextromethorphan 15 mg, paracetamol 500 mg, phenylephrine HCl 5 mg[9]
  • 6.  Pemerian: hablur hampir putih atau serbuk hablur, bau lemah. Melebur pada suhu kurang dari 1260 disertai peruraian  pH: 5,2 sampai 6,5  Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat  kelarutan: larut dalam 60 bagian air dan 10 bagian etanol (95% p) mudah larut dalam kloroform p disertai pemisahan air, praktis tidak larut dalam eter p  Kestabilan: dalam bentuk larutan stabil pada pH antara 4,5-6,0 dan terlindung dari cahaya
  • 7. Manfaat utama DMP adalah menekan batuk akibat iritasi tenggorokan dan saluran napas bronkhial, terutama pada kasus batuk pilek. Obat ini bekerja sentral, yaitu pada pusat batuk di otak. Caranya dengan menaikkan ambang batas rangsang batuk. Sebagai catatan, beberapa obat batuk lain bekerja langsung di saluran napas. Untuk mengusir batuk, dosis yang dianjurkan adalah 15 mg sampai 30 mg yang diminum 3 kali sehari. Dengan dosis sebesar ini, DMP relatif aman dan efek samping jarang terjadi.
  • 8.  Untuk mengusir batuk, dosis yang dianjurkan adalah 15 mg sampai 30 mg yang diminum 3 kali sehari. Dengan dosis sebesar ini, DMP relatif aman dan efek samping jarang terjadi.
  • 9.  Dosis dan Aturan Pakai Dextromethorphan  Dosis umum dextromethorphan untuk meredakan batuk tidak berdahak adalah:  Dewasa dan anak usia >12 tahun: 30 mg, 3–4 kali sehari. Dosis tidak boleh lebih dari 120 mg per hari.  Anak usia 6–12 tahun: 15 mg, 3–4 kali sehari. Dosis tidak boleh lebih dari 60 mg per hari.  Anak usia 4–6 tahun: 7,5 mg, 3–4 kali sehari. Dosis tidak boleh lebih dari 30 mg per hari.
  • 10. Dextromethorpan di uji batas dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) yaitu fase gerak. karena komposisi fase gerak berpengaruh nyata terhadap kinerja kromatografi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kondisi yang optimal dalam analisis perlu dilakukan optimasi terhadap fase gerak. Selain fase gerak, terdapat beberapa variabel penting lainnya, yaitu kolom (fase diam), suhu dan pH. Adapun optimasi yang paling sederhana dan yang paling sering dilakukan yaitu optimasi terhadap komposisi fase gerak dan laju alir.
  • 11.  dilakukan dengan cara menyuntikan larutan guaifenesin BPFI dengan konsentrasi 1200 mcg/ml dan larutan dekstrometorfan HBr BPFI dengan konsentrasi 180 mcg/ml ke dalam sistem KCKT dengan perbandingan fase gerak metanol : air: buffer amonium format (45:54:1), (55:44:1), dan (65:34:1) dengan laju alir yang berbeda yaitu 1,0 ml/menit, 1,1 ml/menit, 1,2 ml/menit, 1,3 ml/menit, 1,4 ml/menit dan 1,5 ml/menit.  Dari hasil optimasi, diperoleh kondisi optimal dengan perbandingan fase gerak metanol : air: buffer amonium format (55:44:1) dan laju alir 1,5 ml/menit, waktu tambat guaifenesin 3,1 menit dan dekstrometorfan HBr 5,4 menit dengan tekanan kolom 182 kgf/cm2. Kondisi optimal ini dipilih karena diperoleh waktu tambat yang cepat, theoritical plate yang besar, dan resolusi yang lebih baik. Dari hasil analisis guaifenesin dan dekstrometorfan HBr dalam sampel diperoleh bahwa sirup Dextrosin dan Dextrofort memenuhi persyaratan kadar guaifenesin yang tertera dalam USP 30 tahun 2007 yaitu mengandung guaifenesin tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket, sedangkan sirup Vicks Anak-Anak Formula 44 tidak memenuhi persyaratan.
  • 12.  Kondisi optimal ini dipilih karena diperoleh waktu tambat yang cepat, theoritical plate yang besar, dan resolusi yang lebih baik. Dari hasil analisis guaifenesin dan dekstrometorfan HBr dalam sampel diperoleh bahwa sirup Dextrosin dan Dextrofort memenuhi persyaratan kadar guaifenesin yang tertera dalam USP 30 tahun 2007 yaitu mengandung guaifenesin tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
  • 13.  Dari uji validasi metode yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode ini memenuhi persyaratan uji validasi dengan persen perolehan kembali guaifenesin 100,8243 % dan dekstrometorfan HBr 100,9337 %, Relatif Standar Deviasi (RSD) guaifenesin 0,3521 % dan dekstrometorfan HBr 0,2790 %, batas deteksi (LOD) guaifenesin 47,6866 mcg/ml dan dekstrometorfan HBr 5,8694 mcg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) guaifenesin 144,5049 mcg/ml dan dekstrometorfan HBr 17,7860 mcg/ml.
  • 14.  Cara Mengonsumsi Dextromethorphan dengan Benar:  Bacalah informasi pada kemasan obat sebelum mengonsumsi dextromethorphan. Jika ragu atau memiliki kondisi kesehatan khusus, konsultasikan ke dokter untuk mengetahui cara pakai yang sesuai kondisi Anda. Jangan mengubah dosis tanpa berkonsultasi dahulu dengan dokter.  Konsumsilah obat ini sebelum atau sesudah makan. Untuk dextromethorphan sediaan tablet atau kapsul, telan obat dengan bantuan air putih.  Sebelum mengonsumsi dextromethorphan sirop, kocok botol obat terlebih dahulu. Gunakan sendok atau gelas takar dalam kemasan agar dosisnya akurat. Sementara dextromethorphan sirop dalam kemasan saset bisa dikonsumsi langsung.  Untuk dextromethorphan serbuk dalam kemasan saset, tuang serbuk obat dalam air putih sesuai takaran pada petunjuk penggunaan. Aduk obat hingga larut dan segera minum larutan tersebut.  Jika lupa mengonsumsi dextromethorphan, segera minum obat ini begitu ingat. Namun, jika jadwal minum obat selanjutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.  Konsultasikan ke dokter jika batuk tidak kunjung mereda setelah mengonsumsi dextromethorphan selama 7 hari, atau jika muncul demam, ruam, maupun sakit kepala terus menerus.  Hindari konsumsi obat diet atau obat yang mengandung kafein selama menggunakan dextromethorphan, karena bisa menimbulkan efek samping.  Simpan dextromethorphan di tempat yang kering, bersuhu sejuk, dan terlindung dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak. .
  • 15.  Efek Samping dan Bahaya Dextromethorphan  Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi dextromethorphan adalah mual atau muntah, kantuk, pusing, atau sakit perut. Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut sangat mengganggu atau tidak membaik.  Segera cari pertolongan medis ke rumah sakit jika timbul efek samping serius berikut ini:  Pusing berat, gelisah, gugup, atau tidak bisa berhenti bergerak  Napas pendek atau tersengal-sengal  Linglung  Kejang  Halusinasi  Hentikan konsumsi dextromethorphan dan segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, yang bisa ditandai dengan timbulnya ruam gatal, bengkak di bibir maupun kelopak mata, atau sesak napas.