Laporan ini menyajikan hasil perhitungan struktur atas dan bawah gedung ruko 2 1/2 lantai yang terletak di Jl. H. Sanusi Palembang. Perhitungan struktur atas menggunakan analisis 3D dengan program SAP2000 untuk menentukan beban gravitasi, gempa, dan penulangan balok dan kolom. Perhitungan struktur bawah menggunakan pondasi plat setempat dan mempertimbangkan penurunan konsolidasi tanah dasar dalam jangka
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur gording atap bangunan. Pertama, dilakukan perhitungan beban mati, hidup, air hujan dan angin yang bekerja pada dua potongan atap dengan kemiringan berbeda. Kemudian, dilakukan kombinasi pembebanan berdasarkan standar untuk mendapatkan beban terbesar yang akan digunakan dalam perencanaan. Profil baja CNP16 dipilih untuk menopang gording berdasarkan kontrol bent
The document contains architectural, structural, and mechanical drawings for a Type 36 residential house located in Wasidy Cipunagara Regency. The drawings include floor plans, elevations, sections, framing plans, foundation details, window and door details, and mechanical plans for plumbing and electrical. In total there are over 20 drawings at scales ranging from 1:20 to 1:100.
Dokumen ini membahas tentang perencanaan struktur kolom komposit yang terdiri dari baja dan beton. Terdapat dua jenis kolom komposit yaitu kolom baja berselubung beton dan kolom baja berintikan beton. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan perencanaan kolom komposit menurut SNI serta contoh perhitungan kuat tekan kolom komposit.
Laporan ini menyajikan hasil perhitungan struktur atas dan bawah gedung ruko 2 1/2 lantai yang terletak di Jl. H. Sanusi Palembang. Perhitungan struktur atas menggunakan analisis 3D dengan program SAP2000 untuk menentukan beban gravitasi, gempa, dan penulangan balok dan kolom. Perhitungan struktur bawah menggunakan pondasi plat setempat dan mempertimbangkan penurunan konsolidasi tanah dasar dalam jangka
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur gording atap bangunan. Pertama, dilakukan perhitungan beban mati, hidup, air hujan dan angin yang bekerja pada dua potongan atap dengan kemiringan berbeda. Kemudian, dilakukan kombinasi pembebanan berdasarkan standar untuk mendapatkan beban terbesar yang akan digunakan dalam perencanaan. Profil baja CNP16 dipilih untuk menopang gording berdasarkan kontrol bent
The document contains architectural, structural, and mechanical drawings for a Type 36 residential house located in Wasidy Cipunagara Regency. The drawings include floor plans, elevations, sections, framing plans, foundation details, window and door details, and mechanical plans for plumbing and electrical. In total there are over 20 drawings at scales ranging from 1:20 to 1:100.
Dokumen ini membahas tentang perencanaan struktur kolom komposit yang terdiri dari baja dan beton. Terdapat dua jenis kolom komposit yaitu kolom baja berselubung beton dan kolom baja berintikan beton. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan perencanaan kolom komposit menurut SNI serta contoh perhitungan kuat tekan kolom komposit.
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKMOSES HADUN
Dokumen tersebut membahas tentang struktur sambungan kayu menggunakan paku sesuai standar SNI 7973:2013. Terdapat informasi mengenai jarak minimum pemasangan paku, faktor koreksi tahanan lateral, dan contoh perhitungan tahanan lateral sambungan kayu menggunakan paku tunggal dan ganda.
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur kayu untuk atap, termasuk perhitungan beban mati, hidup, hujan, dan angin yang bekerja pada struktur atap. Disebutkan pula kombinasi beban yang digunakan dalam perencanaan struktur.
This document discusses the planning of steel structures. It begins by outlining the learning objectives, which are for students to understand load types acting on structures and to develop load combinations based on LRFD concepts. It then covers topics like structural planning principles, basic LRFD concepts, and load types including dead loads, live loads, wind loads, and seismic loads. Load types are defined and provisions for determining their magnitudes from codes are presented. Structural systems for resisting loads like rigid frames, braced frames, and seismic bearings are also summarized.
Dokumen tersebut membahas mengenai struktur gedung bertingkat dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangannya, seperti kekuatan, kestabilan, dan ekonomis. Disebutkan pula bahwa bentuk struktur yang teratur dan simetris lebih tahan gempa daripada yang tidak beraturan. Dilatasi perlu disediakan untuk memisahkan bagian-bagian bangunan agar dapat mengurangi risiko keretakan akibat gempa.
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungWSKT
Dokumen ini berisi standar nasional Indonesia tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis beban yang harus dipertimbangkan dalam perancangan seperti beban mati, beban hidup, beban banjir, beban salju, beban air hujan, dan beban angin. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur perhitungan dan kombinasi berbagai jenis beban tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang penurunan pondasi dangkal yang disebabkan oleh beban di atas tanah, yang dapat berupa penurunan elastik maupun konsolidasi. Penurunan elastik dapat diestimasi menggunakan teori elastisitas, sedangkan penurunan konsolidasi terjadi karena proses konsolidasi tanah. Dokumen ini juga menjelaskan parameter-parameter tanah yang diperlukan dalam perhitungan penurunan pondasi, seperti modulus el
Dokumen tersebut merangkum perhitungan struktur portal gable yang mencakup perhitungan dimensi gording, kombinasi beban yang meliputi beban mati, beban hidup, beban angin dan hujan, serta kontrol tegangan dan lendutan gording untuk memastikan struktur memenuhi syarat kuat lentur dan kokoh.
Tulisan ini menjelaskan cara menghitung beban sendiri (berat mati) struktur bangunan secara otomatis menggunakan perangkat lunak SAP 2000 untuk keperluan perhitungan beban gempa. Langkah-langkahnya adalah membagi kolom lantai 2 menjadi 2 bagian, mengelompokkan struktur lantai 1 dan 2, lalu mengekspor berat sendiri ke Microsoft Excel untuk digunakan sebagai inputan perhitungan beban gempa statis
Dokumen tersebut membahas desain beton bertulang menggunakan program SAP2000 dengan standar SNI 03-2847-2002. SAP2000 dapat digunakan untuk desain beton bertulang dengan sedikit penyesuaian parameter sesuai standar Indonesia. Dokumen ini menjelaskan cara mengidentifikasi elemen balok dan kolom, asumsi desain, serta cara menganalisis penampang beton bertulang menggunakan SAP2000.
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKMOSES HADUN
Dokumen tersebut membahas tentang struktur sambungan kayu menggunakan paku sesuai standar SNI 7973:2013. Terdapat informasi mengenai jarak minimum pemasangan paku, faktor koreksi tahanan lateral, dan contoh perhitungan tahanan lateral sambungan kayu menggunakan paku tunggal dan ganda.
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur kayu untuk atap, termasuk perhitungan beban mati, hidup, hujan, dan angin yang bekerja pada struktur atap. Disebutkan pula kombinasi beban yang digunakan dalam perencanaan struktur.
This document discusses the planning of steel structures. It begins by outlining the learning objectives, which are for students to understand load types acting on structures and to develop load combinations based on LRFD concepts. It then covers topics like structural planning principles, basic LRFD concepts, and load types including dead loads, live loads, wind loads, and seismic loads. Load types are defined and provisions for determining their magnitudes from codes are presented. Structural systems for resisting loads like rigid frames, braced frames, and seismic bearings are also summarized.
Dokumen tersebut membahas mengenai struktur gedung bertingkat dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangannya, seperti kekuatan, kestabilan, dan ekonomis. Disebutkan pula bahwa bentuk struktur yang teratur dan simetris lebih tahan gempa daripada yang tidak beraturan. Dilatasi perlu disediakan untuk memisahkan bagian-bagian bangunan agar dapat mengurangi risiko keretakan akibat gempa.
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungWSKT
Dokumen ini berisi standar nasional Indonesia tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis beban yang harus dipertimbangkan dalam perancangan seperti beban mati, beban hidup, beban banjir, beban salju, beban air hujan, dan beban angin. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur perhitungan dan kombinasi berbagai jenis beban tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang penurunan pondasi dangkal yang disebabkan oleh beban di atas tanah, yang dapat berupa penurunan elastik maupun konsolidasi. Penurunan elastik dapat diestimasi menggunakan teori elastisitas, sedangkan penurunan konsolidasi terjadi karena proses konsolidasi tanah. Dokumen ini juga menjelaskan parameter-parameter tanah yang diperlukan dalam perhitungan penurunan pondasi, seperti modulus el
Dokumen tersebut merangkum perhitungan struktur portal gable yang mencakup perhitungan dimensi gording, kombinasi beban yang meliputi beban mati, beban hidup, beban angin dan hujan, serta kontrol tegangan dan lendutan gording untuk memastikan struktur memenuhi syarat kuat lentur dan kokoh.
Tulisan ini menjelaskan cara menghitung beban sendiri (berat mati) struktur bangunan secara otomatis menggunakan perangkat lunak SAP 2000 untuk keperluan perhitungan beban gempa. Langkah-langkahnya adalah membagi kolom lantai 2 menjadi 2 bagian, mengelompokkan struktur lantai 1 dan 2, lalu mengekspor berat sendiri ke Microsoft Excel untuk digunakan sebagai inputan perhitungan beban gempa statis
Dokumen tersebut membahas desain beton bertulang menggunakan program SAP2000 dengan standar SNI 03-2847-2002. SAP2000 dapat digunakan untuk desain beton bertulang dengan sedikit penyesuaian parameter sesuai standar Indonesia. Dokumen ini menjelaskan cara mengidentifikasi elemen balok dan kolom, asumsi desain, serta cara menganalisis penampang beton bertulang menggunakan SAP2000.
Modul ini membahas pengenalan program SAP2000 untuk analisis struktur sipil secara linear statis, meliputi pendefinisian material, geometri, beban, analisis, serta langkah-langkah desain struktur baja dan beton.
Program SAP2000 digunakan untuk analisis struktur menggunakan metode elemen hingga. Bab I membahas pengenalan SAP2000 dan dasar-dasarnya seperti sistem koordinat dan output hasil perhitungan. Bab II membahas contoh balok portal 2D dimensi tunggal dengan beban merata penuh -2 t/m secara merata pada satu batang.
Program SAP2000 digunakan untuk analisis struktur menggunakan metode elemen hingga. Bab I membahas pengenalan SAP2000 dan dasar-dasarnya seperti sistem koordinat dan output hasil perhitungan. Bab II membahas contoh balok portal 2D dimensi tunggal dengan beban merata penuh -2 t/m secara merata pada satu batang.
Laporan ini memberikan ringkasan analisis struktur untuk desain sebuah billboard LED menggunakan program SAP2000. Struktur billboard dimodelkan dan dianalisis untuk kekuatan dan keamanannya berdasarkan beberapa kombinasi beban yang mencakup beban mati, hidup, dan angin. Hasil analisis menunjukkan kemampuan struktur untuk menerima beban tersebut.
Dokumen tersebut merangkum rencana struktur untuk proyek Hide Out Element di Karangasem, Bali. Mencakup pondasi telapak, struktur baja dan deck beton untuk struktur atas dan super. Analisis struktur 3D menggunakan program ETABS dengan mempertimbangkan beban mati, hidup, gempa sesuai SNI. Tulangan beton dirancang untuk memenuhi kombinasi beban dan tahan geser, lentur, serta lendutan.
Laporan ini memberikan ringkasan hasil perhitungan struktur box culvert berdimensi 2 x 3 m yang akan dibangun di Jombang. Perhitungan struktur meliputi analisis plat atas, plat bawah, dan dinding dengan mempertimbangkan berbagai kombinasi beban sesuai standar. Hasilnya menunjukkan momen dan gaya geser maksimum pada setiap elemen masih di bawah kapasitas struktur.
Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 vMatriks Oscar H
Tutorial analisis struktur frame 2D dengan SAP 2000 v.14 meliputi dua tahap yaitu tahap analisis untuk menentukan gaya dan tahap desain untuk menentukan parameter desain beton bertulang sesuai peraturan yang berlaku.
Analisis Struktur Perkerasan Lentur Menggunakan Program Everseries dan Metode...Debora Elluisa Manurung
Di dalam metode analisis desain overlay/lapis tambah terdapat suatu faktor variasi jenis beban kendaraan yang menjadi salah satu parameter penting dalam perencanaan desain overlay. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur perkerasan eksisting dari jalan tol Jakarta-Cikampek, untuk perioda analisa antara1988 sampai 2008 dan untuk menghitung tebal overlay yang diperlukan, berdasarkan pada data lendutan menggunakan alat Falling Weight Deflectometer (FWD). Dari data lendutan, nilai modulus resilien pada setiap lapisan dapat ditentukan. Dengan mempertimbangkan teori kerusakan kumulatif dan tekanan/tegangan yang diijinkan pada setiap lapisan, ketebalan overlay yang diperlukan dapat diperoleh. Hasil ini dapat dibandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan metoda semi-analitis, misalnya metoda AASHTO 1993
Modul ini membahas desain perkerasan lentur dan bahan-bahan yang digunakan seperti aspal dan agregat. Mahasiswa dapat mempelajari cara merancang tebal perkerasan lentur berdasarkan beban lalu lintas dengan menggunakan rumus dan tabel yang diberikan. Modulus material dan pengaruh iklim juga dijelaskan untuk memfasilitasi perancangan.
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUKLoeky Palakka
1. Makalah ini membahas perencanaan struktur rangka baja dengan sistem bresing tahan tekuk (SRBTT) untuk gedung bertingkat. SRBTT dirancang untuk memiliki kapasitas tekan yang sama dengan kapasitas tariknya.
2. Dilakukan perencanaan struktur untuk gedung perkantoran 10 lantai dengan dua variasi, yaitu penggunaan faktor overstrength hanya pada elemen struktur portal bresing (SRBTT-1) dan
1. Perancangan Balok Beton Bertulang dengan SAP20001
Wiryanto Dewobroto (http://sipil-uph.tripod.com) 2
Makalah ini membahas detail langkah-langkah perancangan balok beton bertulang
dengan SAP2000 , sekaligus perbandingan desain dengan secara manual pada
problem yang sama. Terbukti dengan merubah parameter faktor reduksi kekuatan
maka hasil program sesuai dengan Code Indonesia (SK SNI T-15-1991-03).
Perancangan struktur tahan gempa yang mensyaratkan daktailitas secara khusus
telah ditetapkan sebagai nilai default pada perancangan rangka beton bertulang,
sehingga untuk struktur rangka biasa (beban gravitasi) maka fasilitas default
tersebut perlu dinon-aktifkan, jika tidak maka hasilnya tidak ekonomis (boros).
Pendahuluan
Program komputer rekayasa (SAP2000, GT-Strudl, ANSYS, dll) berbeda dengan
program komputer umum (EXCEL, AutoCAD, Words, dll) , karena pengguna
dituntut untuk memahami latar belakang metoda maupun batasan dari program
tersebut. Developer program secara tegas menyatakan tidak mau bertanggung
jawab untuk setiap kesalahan yang timbul dari pemakaian program. Umumnya
manual yang melengkapi program cukup lengkap , bahkan terlalu lengkap (baca:
sangat tebal) sedangkan semakin hari program yang dibuat menjadi semakin
mudah digunakan tanpa harus membaca manual maka mempelajari secara
mendalam materi manual program sering terabaikan. Oleh karena itu dengan
disajikannya contoh penyelesaian program dan hitungan manual pembanding
yang detail tetapi ringkas tentu sangat berguna.
Desain Penampang dengan SAP2000
Program SAP2000 menyediakan fitur dan modul terintegrasi yang lengkap untuk
desain struktur baja dan beton bertulang. Pengguna diberi kemudahan untuk
membuat, menganalisis, dan memodifikasi model struktur yang direncanakan
dengan memakai user interface yang sama. Dalam lingkungan pemakaian yang
interaktif maka dapat dievalusi penampang struktur berdasarkan design-code
internasional seperti: U.S.A (ACI 1999, AASHTO 1997), Canadian (CSA 1994),
British (BSI 1989), European (CEN 1992), dan New Zealand (NZS 3101-95).
Fasilitas perancangan berdasarkan design-code yang baku ternyata tidak terlalu
kaku karena pengguna mempunyai peluang untuk merubah parameter-parameter
tertentu untuk disesuaikan dengan peraturan perencanaan lokal. Sebagai contoh,
telah diketahui bahwa peraturan perencanaan beton yang digunakan di Indonesia
merupakan derivasi dari ACI 1989 sehingga dengan sedikit penyesuaian ,
1
Jurnal Teknik Sipil - UPH, Vol.1 No.2 Juli 2005.
2
Dosen tetap pada mata kuliah Komputer Rekaya Struktur dan Struktur Beton, di Jurusan
Teknik Sipil , Universitas Pelita Harapan, Lippo Karawaci, Tangerang
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 1
2. SAP2000 dapat digunakan untuk perancangan struktur beton bertulang berdasar
peraturan Indonesia (SK SNI T-15-1991-03).
Identifikasi elemen Beam dan Kolom
Program SAP2000 adalah program analisa struktur yang didasarkan dari metode
elemen hingga , dalam hal tersebut struktur balok atau kolom diidealisaikan
sebagai elemen FRAME. Tetapi dalam desain, penampang balok memerlukan
tahapan yang berbeda dari penampang kolom sehingga pada saat pemasukan data
untuk frame section perlu informasi khusus apakah penampang tersebut
digolongkan sebagai balok atau sebagai kolom.
Catatan : elemen balok jika hanya menerima lentur
dan geser, sedangkan kolom adalah balok yang
menerima gaya aksial yang signifikan, yaitu jika
gaya aksial ultimate >> 0.1f’c Ag (ACI 10.3.3)
Menu di samping dapat diakses dari : Define –
Frame Sections – Modify/Show Sections –
Reinforcement.
Menu sama juga dipakai pada waktu mendefinisikan
lokasi tulangan pada penampang. Bentuk penampang
yang dapat digunakan untuk desain beton bertulang
Gambar 1. Identifasi Desain terbatas hanya pada bentuk Rectangular Section, Tee
Section , atau Circle Section untuk kolom.
Perancangan Balok Beton Bertulang
Asumsi Desain
Program SAP2000 akan menghitung dan melaporkan luas tulangan baja perlu
untuk lentur dan geser berdasarkan harga momen dan geser maksimum dari
kombinasi beban dan juga kriteria-kriteria perencanaan lain yang ditetapkan untuk
setiap Code yang diikuti. Tulangan yang diperlukan tadi akan dihitung
berdasarkan titik-titik yang dapat dispesifikasikan dalam setiap panjang element.
Semua balok hanya dirancang terhadap momen lentur dan geser pada sumbu
mayor saja, sedangkan dalam arah minor balok dianggap menyatu dengan lantai
sehingga tidak dihitung. Jika dalam kenyataannya perlu perancangan lentur dalam
arah minor (penampang bi-aksial) maka perencana harus menghitung tersendiri,
termasuk jika timbul torsi.
Dalam mendesain tulangan lentur sumbu mayor, tahapan yang dilakukan adalah
mencari momen terfaktor maksimum (untuk kombinasi beban lebih dari satu) dan
menghitung kebutuhan tulangan lenturnya. Penampang balok didesain terhadap
momen positif Mu+ dan momen negatif Mu- maksimum dari hasil momen terfaktor
envelopes yang diperoleh dari semua kombinasi pembebanan yang ada. Momen
negatif pada balok menghasilkan tulangan atas, dalam kasus tersebut maka balok
selalu dianggap sebagai penampang persegi. Momen positif balok menghasilkan
tulangan bawah, dalam hal tersebut balok dapat direncanakan sebagai penampang
persegi atau penampang balok-T.
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 2
3. Untuk perencanaan tulangan lentur, pertama-tama balok dianggap sebagai
penampang tulangan tunggal, jika penampang tidak mencukupi maka tulangan
desak ditambahkan sampai pada batas tertentu.
Dalam perancangan tulangan geser , tahapannya meliputi perhitungan gaya geser
yang dapat ditahan beton Vc, kemudian menghitung nilai Vs yaitu gaya geser yang
harus dipikul oleh tulangan baja dan selanjutnya jumlah tulangan geser
(sengkang) dapat ditampilkan.
Perencanaan struktur tahan gempa memerlukan persyaratan tertentu dan hal
tersebut tetap dapat dilakukan SAP2000 jika memakai Code ACI, Canadian, atau
New Zealand.
Tahapan Desain
Perancangan balok lentur dibagi dalam tahapan-tahapan sebagai berikut :
• Menentukan Momen Terfaktor Maksimum
Momen terfaktor maksimum untuk tulangan
lentur maupun gaya geser terfaktor untuk
sengkang / tulangan geser diperoleh dari
berbagai kombinasi pembebanan (Load
Combination) dari hasil kombinasi Load
Case yang dikalikan dengan faktor beban
sesuai dengan peraturan perencanaan yang
digunakan.
Menu di samping dapat diakses dari : Define
– Load Combination – Add New Combo.
Agar dapat dikombinasi, jangan lupa
mendefinisikan terlebih dahulu Load Case
dengan cara : Define – Static Load Case –
Gambar 2. Menu Kombinasi Beban Add New Load.
Gambar 3. Mendefinisikan LOAD CASE
• Menentukan Jumlah Tulangan Lentur Perlu.
Bentuk penampang yang dapat digunakan dalam proses desain ini adalah
penampang kotak (Rectangular Section) untuk momen negatif dan momen
positip serta penampang T (Tee Section) untuk momen positip saja. Pada
penampang T yang menerima momen negatif maka bagian sayapnya
diabaikan dan dianggap sebagai penampang kotak.
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 3
4. Gambar 4. Mendefinisikan Penampang Balok T
Menu diatas dapat diakses dari : Define – Frame Sections – Add Tee. Untuk
penampang kotak maupun lingkaran cara mendefinisikan sama hanya pilihan
terakhirnya adalah Add Rectangular dan Add Circle.
Informasi data untuk penulangan pada kotak dialog di atas akan ditampilkan
dipojok kiri bawah jika material yang dipilih adalah CONC (concrete) . Data
material untuk concrete secara default sudah disediakan oleh program, tetapi
tentu saja perlu disesuaikan dengan mutu beton / baja tulangan yang
digunakan, untuk itu digunakan menu : Define – Material – CONC – Modify
/ Show Material.
Gambar 5. Menetapkan Data Material Untuk Desain
Catatan : jangan lupa Satuan Unit yang digunakan, yang terlihat pada bagian
pojok kanan bawah dari tampilan program SAP2000.
Selanjutnya penampang dihitung sebagai penampang tulangan tunggal, tetapi
jika ternyata tidak mencukupi (over-reinforced section) maka program akan
mencoba menambahkan tulangan tekan dan mendesain ulang sebagai
penampang tulangan rangkap.
Karena peraturan di Indonesia (SK SNI T-15-1991-03) mengacu peraturan
Amerika (ACI 318-89) maka detail perhitungan yang dilakukan program
mirip dengan perencanaan umum yang berlaku di Indonesia. Meskipun
demikian tentu saja ada perbedaan yaitu pada faktor beban (dapat dirubah
pada saat memasukkan beban kombinasi) dan faktor reduksi kekuatan harus
disesuaikan .
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 4
5. Faktor reduksi kekuatan dapat diubah melalui menu : Option – Preferences –
Concrete – Strength Reduction Factor seperti berikut:
Gambar 6. Parameter ACI 318-99
Selanjutnya untuk memahami perencanaan balok lentur dengan SAP2000 terlebih
dahulu akan disajikan contoh perhitungan cara manual dari balok kantilever
secara lengkap sampai dengan gambar penulangan, pada cara manual tersebut
disajikan juga rumusan yang digunakan yang prinsip kerjanya sama dengan yang
ada pada program. Kemudian pada tahap berikutnya disajikan tahapan
perancangan dengan program SAP2000 secara detail dan hasilnya juga disajikan
sehingga dapat diperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas.
Contoh Hitungan Manual Balok
Balok kantilever bentang 3.5 m mempnyai penampang berbentuk persegi, yang
memikul beban merata dan beban terpusat terfaktor (dianggap berat sendiri sudah
termasuk dalam spesifikasi beban yang diberikan).
Jika digunakan mutu beton f’c 28 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur)
dan fy 240 MPa (sengkang), desain penulangan menurut SK SNI T-15 1991-03.
Jawab :
1. Dari analisa struktur dapat diperoleh momen dan gaya geser rencana seperti
pada gambar berikut:
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 5
6. 1.5 m 2.0 m
Pu = 50 kN Pu = 50 kN
q u =10 kN/m
d = 437.5 mm b=350
50
70
Vu (kN)
120 500
135 131 kN d = 437.5
311.25 254
212.81
Konfigurasi Balok
120 (Estimasi Awal)
M u (kN.m)
0.75 m
Gambar 7. Pembebanan Kantilever dan Gaya Rencana
2. Hitung tulangan lentur yang diperlukan : (x = 0.0 adalah tumpuan kiri)
x b d Mu As
Q ρ ρmin ρmaks dipasang
(m) (mm) (mm) (kN.m) (mm2)
0.000 311.25 0.35260 0.01693 2592 7D22
0.750 350 437.5 212.81 0.24108 0.01093 0.0035 0.02276 1674 5D22
1.500 120.00 0.13594 0.00589 902 3D22
Catatan:
⎛ 1.7 ⎞ M u
Q=⎜ ' ⎟
⎜ f ⎟ φ bd 2
φ = 0.8 (lentur menurut SK SNI T-15 1991)
⎝ c ⎠
f c' ⎡ f c' ⎛ 382.5 ⎞
0.85 − 0.852 − Q ⎤
1.4 ⎜ ⎟
ρ= ρ min = ρ maks = β1 As = ρ b d
fy ⎢ ⎣ ⎥
⎦ fy fy ⎜ 600 + f y ⎟
⎝ ⎠
3. Hitung φVc dengan memasukkan pengaruh momen :
As 7 * 380
ρw = = = 0.01737
b w d 350 * 437.5
Vu d 131* 437.5 *10 −3
= = 0.226 ≤ 1.0
Mu 254
⎡ V d⎤ b d
Vc = ⎢ f c' + 120 ρ w u ⎥ w ≤ 0.3 f c' b w d
⎣ Mu ⎦ 7
Vc = 1
7
[ 28 + 120 * 0.01737 * 0.226]b wd ≤ 0.3 28 b w d
Vc = 0.823 b w d ≤ 1.587 b w d
∴ Vc = 0.823 b w d = 126 *103 N = 126 kN
Jika pengaruh momen tidak dimasukkan, maka :
Vc = 1 f c' b w d = 0.882 b w d
6
ternyata momen mengurangi kemampuan beton untuk menahan geser (dalam
desain tetap dipakai yang terkecil konservatif).
4. Hitung gaya geser maksimum penampang tanpa sengkang.
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 6
7. 1
2
φ Vc = 1 * 0.6 *126 = 37.8 kN
2
Catatan : φ = 0.6 (geser menurut SK SNI T-15 1991)
5. Gambarkan lokasi sengkang berdasarkan bidang geser yang terjadi
sengkang sengkang
perlu minimum
1500 2000
½ φ Vc = 37.8 kN
φ Vc = 75 kN
φ Vs
135
131 kN
d=437.5
6. Hitung sengkang minimum :
pakai s = 200 mm << 0.5 d = 218.75 mm << 600 mm
A v min b w 350
= = = 0.49 mm mm
2
s 3 f y 3 * 240
pakai ∅ 8 Av = 100 mm2 maka s ≤ 100 0.49 = 204 mm
pakai sengkang minimum ∅ 8 @ 200
7. Hitung kebutuhan sengkang:
Vu
Vs = − Vc = 93 kN <<< Vc = 1 f c' b w d = 270 kN smaks = 0.5d
φ 3
Av V 93 *103
= s = = 0.886 mm mm
2
s f y d 240 * 437.5
Jika dipakai sengkang tulangan ∅ 10 Av = 157 mm2 , maka
maka s ≤ 157 0.886 = 177 mm pakai ∅ 10 @ 150
sengkang sengkang
Ø10@ 150 Ø8@ 200
ld
750 750 2000
A B C
350 350 350
7D22 5D22 3D22
500
3D22 3D22 3D22
Ø10 @ 150 Ø10 @ 150 Ø8 @ 200
Potongan A Potongan B Potongan C
Gambar 8. Tampak Samping dan Potongan Balok Hasil Perancangan
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 7
8. Contoh Hitungan Komputer Balok
Balok kantilever bentang 3.5 m mempnyai penampang berbentuk persegi, yang
memikul beban merata dan beban terpusat terfaktor (dianggap berat sendiri sudah
termasuk dalam spesifikasi beban yang diberikan).
Jika digunakan mutu beton f’c 28 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur)
dan fy 240 MPa (sengkang), desain penulangan menurut SK SNI T-15 1991-03
dengan bantuan program SAP2000.
b=350
1.5 m 2.0 m
Pu = 50 kN Pu = 50 kN
q u =10 kN/m
500
d = 437.5
d = 437.5 mm
Konfigurasi Balok
(Estimasi Awal)
Gambar 9. Balok Kantilever yang di Desain
Jawab :
1. Aktifkan program SAP2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu kN-m.
2. Susun geometri, misalnya dengan template yang telah disediakan dan
dimodifikasi sesuai dengan model yang diinginkan, caranya :
a) Dari menu : File – New Model from Template dan klik gambar balok
menerus (Beam).
b) Kemudian dari template yang ada dipilih yang paling mendekati misalnya
adalah template Beam untuk balok menerus.
Data di atas diberikan karena secara
default program akan menempatkan
sumbu (0,0) tengah-tengah balok yang
dihasilkan dan sebenarnya yang
diperlukan adalah agar diberikan garis
bantu pada layar (grid-lines) yang sesuai dengan dimensi model.
c) Balok pada hasil template dihapus saja, kemudian grid-lines dimodifikasi
sesuai ukuran yang diharapkan , caranya: Draw – Edit Grid atau klik
double grid-lines, sehingga keluar menu :
Dari menu yang ditampilkan maka grid-lines x= - 3.5 dihapus dan
ditambahkan grid-lines baru yaitu x = 0.75 serta x=1.5.
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 8
9. d) Dengan grid-lines yang baru tersebut maka akan lebih mudah untuk
menggambar model struktur sebagai berikut :
1.50 2.00
P u = 50 kN P u = 50 kN
q =10 kN/m
u
0.75
3. Melengkapi data geometri dengan data material dan penampang, karena unit
satuan yang digunakan kN-m sedangkan parameter material dalam MPa maka
dalam memasukkan parameter tersebut unit satuannya diubah terlebih dahulu
dengan N-mm.
a) Dari menu: Define – Materials – CONC – Modify / Show Material ,
parameter untuk mutu beton dan tulangan dimasukkan.
b) Dari menu: Define – Frame Sections – Add Rectangular , parameter
dimensi untuk penampang kotak dimasukkan.
c) Selanjutnya type desain (balok atau kolom) serta penempatan tulangan
pada penampang beton tersebut dimasukkan dengan meng-klik tombol
Reinforcement pada menu diatas sehingga kotak dialog Reinforcement
Data ditampilkan :
Data mengenai Reinforcement Overrides for
Ductile Beams adalah yang berkaitan dengan
perencanaan struktur tahan gempa, oleh karena
balok yang direncanakan adalah balok biasa
maka data diatas dapat diabaikan (dibiarkan
bernilai nol).
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 9
10. 4. Susun data pembebanan.
Beban yang diberikan dalam problem perencanaan di atas sudah dalam bentuk
beban terfaktor, selain itu berat sendiri sudah dimasukkan dalam parameter
beban yang diberikan , maka :
a) Load Case ditetapkan melalui menu : Define – Static Load Case .
Parameter Self Weight Multiplier yang
sebelumnya bernilai 1 (default) diubah
menjadi 0. Hal tersebut menunjukkan
bahwa berat sendiri tidak dimasukkan
pada Load Case bernama LOAD1.
Type beban (misal DEAD pada gambar di atas) tidak berpengaruh
sehingga tidak perlu diubah.
b) Beban merata dimasukkan dalam elemen balok melalui : Assign – Frame
Static Load – Point and Uniform , jangan lupa sebelum mengakses menu
maka unit satuan harus diubah dulu agar
sesuai dengan spesifikasi perencanaan,
selain itu element balok yang akan diberi
beban harus dipilih / ditandai terlebih dulu
dengan mouse.
Catatan : alternatif lain , gunakan
c) Beban terpusat dimasukkan dalam nodal, setelah ditandai (select) dengan
mouse maka beban dapat dimasukkan
melalui : Assign – Joint Static Load –
Forces ,
Catatan : alternatif lain , gunakan
d) Tahap akhir dari pembebanan adalah mendefinisikan kombinasi
pembebanan yang akan dipakai dalam perencanaan penampang.
Karena Load Case hanya satu (LOAD1) dan
sudah terfaktor maka sebenarnya tidak ada
yang bisa dikombinasikan, meskipun demikian
tetap perlu didefinisikan terlebih dahulu,
caranya : Define– Load Combination – Add
New Combo , hingga tampil kotak dialog
seperti pada gambar berikut.
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 10
11. e) Selanjutnya beban-beban untuk setiap Load Case yang diberikan pada
elemen batang maupun pada titik nodal dapat di-
tampilkan pada layar komputer untuk keperluan check
ulang melalui : Display – Show Loads – Frames .
Hal tersebut penting karena kadang-kadang tidak
secara sengaja beban dapat terdefinisikan ulang dan
keadaan tersebut hanya dapat diketahui jika
dibandingkan antara nilai yang tercantum pada layar
dengan catatan manual yang ada.
Tabulasi pembebanan pada joint Cara lain checking beban-beban
dapat juga dilakukan melalui :
Display – Show Input Tables –
Loading Data sehingga akan
ditampilkan kotak dialog Display
Tabulasi pembebanan pada elemen
Loading Options yang akan
batang
menampilkan option pembebanan
apa yang dapat ditampilkan
dalam bentuk tabulasi.
Khusus untuk kasus perencanaan ini maka data beban yang dapat
ditampilkan adalah Joint Forces dan Frame Span Distributed Loads
seperti gambar diatas.
5. Analisa Struktur Balok Kantilever.
Jika geometri , material , penampang dan pembebanan sudah diberikan maka
selanjutnya dapat dilakukan analisa struktur untuk mengetahui deformasi,
gaya-momen pada batang serta reaksi tumpuan yang terjadi. Analisa struktur
dilakukan melalui menu: Analyze – Run .
Catatan : alternatif lain , gunakan tombol
Gambar 10. Diagram Gaya Geser dan Bending Moment
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 11
12. 6. Desain Penampang Balok Kantilever.
Jika proses berjalan baik (dapat ditampilkan Diagram Gaya Geser dan
Bending Moment) maka proses desain penampang dapat dimulai.
a) Mengacu pada peraturan perencanaan Indonesia (SK SNI T-15 1991-03)
maka Strength Reduction Factor harus disesuaikan melalui: Option –
Preferences – Concrete .
b) Secara default program akan mendesain struktur beton bertulang sebagai
struktur tahan gempa ,
yaitu dengan mengklasifikasikan
struktur sebagai portal dengan
kategori Intermediate atau
Special, untuk portal biasa maka
kategorinya Ordinary. Oleh karena
itu sebelum proses desain maka
kategori struktur harus dirubah
terlebih dahulu, caranya pilih
dahulu elemen struktur yang ada
dengan mouse kemudian dari menu
Design – Redefine Element Design Data sehingga muncul kotak dialog
disamping. Pada bagian Element Type di aktifkan dengan memberi
tanda √ , selanjutnya pilih option Sway Ordinary, dan klik OK untuk
keluar dari kotak dialog tersebut.
c) Selanjutnya proses desain dimulai melalui menu : Design – Start Design /
Check of Structure. Sebagai hasilnya pada layar akan ditampilkan luas
tulangan lentur (default) , tetapi melalui menu Design – Diplay Design
Info maka informasi jumlah luas tulangan geser juga dapat dipilih .
Kadang-kadang apabila unit satuan yang
digunakan tidak cocok , nilai yang ditampilkan
bisa terlalu kecil sehingga bila dibulatkan yang
terlihat hanya nilai nol, misal luas tulangan 3000
mm2 bila dalam satuan meter menjadi 0.003 m2,
sehingga bila dibulatkan dalam dua desimal akan
menjadi 0.00 m2 .
Oleh karena itu perhatikan UNIT SATUAN yang digunakan karena nilai
yang ditampilkan adalah sesuai dengan unit satuan tersebut.
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 12
13. d) Hasil desain yang ditampilkan dengan cara yang sudah diuraikan adalah
secara keseluruhan dari struktur tersebut, jadi jika strukturnya besar jelas
informasi yang disajikan tidak berguna karena angka-angka yang
ditampilkan saling bertumpuk. Pada umumnya informasi untuk setiap
element batang yang cukup mendetail lebih berguna, untuk itu yang dapat
dilakukan adalah:
i. Pilih element batang dengan mouse
ii. Klik tombol kanan mouse
maka kotak dialog Concrete Design Information akan tampil
Jika tombol ReDesign di-klik
maka kotak dialog Element
Overwrite Assignments akan
ditampilkan sehingga element
yang dipilih dapat didesain ulang
berdasarkan element type rangka
yang beda (Special, Intermediate,
Ordinary dan Non-Sway) tanpa
harus menganalisis ulang struktur
secara keseluruhan.Jika tombol
Details digunakan maka akan
ditampilkan hitungan perancangan
penampang pada element yang
sedang dipilih secara lebih detail
(lihat gambar disamping).
e) Hasil dapat dicetak ke file dan selanjutnya dapat didokumentasikan
dengan lebih mudah, yaitu dengan mengakses menu : File – Print Design
Tables.
Tombol File Name untuk mendefinisikan nama
file penampung dan direktori dimana file
tersebut akan ditempatkan di hardisk.
Catatan : perlu menjadi perhatian bahwa UNIT SATUAN output yang dicetak
tergantung konfigurasi yang digunakan sesaat sebelum permintaan cetak diberikan
dan hal itu dapat dilihat pada informasi yang ditampilkan pada pojok kanan bawah
dari program SAP2000. Untuk contoh output cetak yang ditampilkan di-set dalam
satuan N-mm. ( output di bawah telah di edit seperlunya)
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 13
14. SAP2000 v7.40 File: KANTILEVER N-mm Units PAGE 1
6/4/04 0:10:43
M A T E R I A L P R O P E R T Y D A T A
MAT MODULUS OF POISSON'S THERMAL WEIGHT PER MASS PER
LABEL ELASTICITY RATIO COEFF UNIT VOL UNIT VOL
CONC 20000.000 0.200 9.900E-06 2.356E-05 2.401E-09
M A T E R I A L D E S I G N D A T A
MAT DESIGN STEEL CONCRETE REBAR CONCRETE REBAR
LABEL CODE FY FC FY FCS FYS
CONC C 28.000 400.000 28.000 240.000
C O N C R E T E B E A M P R O P E R T Y D A T A
SECTION MAT BEAM BEAM TOP BOTTOM REBAR REBAR REBAR REBAR
LABEL LABEL DEPTH WIDTH COVER COVER AT-1 AT-2 AB-1 AB-2
BALOK CONC 500.000 350.000 62.500 62.500 0.000 0.000 0.000 0.000
L O A D C O M B I N A T I O N M U L T I P L I E R S
COMBO TYPE CASE FACTOR TYPE TITLE
COMB1 ADD COMB1
LOAD1 1.0000 STATIC(DEAD)
C O D E P R E F E R E N C E S
Code: ACI 318-99
Phi_bending : 0.8
Phi_tension : 0.8
Phi_compression(Tied) : 0.7
Phi_compression(Spiral): 0.75
Phi_shear : 0.6
C O N C R E T E D E S I G N E L E M E N T I N F O R M A T I O N (ACI 318-99)
FRAME SECTION ELEMENT FRAMING LLRF L_ratio L_ratio K K
ID ID TYPE TYPE FACTOR MAJOR MINOR MAJOR MINOR
3 BALOK BEAM SWYORDN 1.000 1.000 1.000
4 BALOK BEAM SWYORDN 1.000 1.000 1.000
5 BALOK BEAM SWYORDN 1.000 1.000 1.000
C O N C R E T E D E S I G N O U T P U T (ACI 318-99)
FLEXURAL AND SHEAR DESIGN OF BEAM-TYPE ELEMENTS
ELEM SECTION STATION <-----------------REQUIRED REINFORCING------------------>
ID ID ID TOP COMBO BOTTOM COMBO SHEAR COMBO
3 BALOK 0.000 2591.885 COMB1 0.000 COMB1 0.861 COMB1
3 BALOK 187.500 2345.603 COMB1 0.000 COMB1 0.832 COMB1
3 BALOK 375.000 2111.245 COMB1 0.000 COMB1 0.802 COMB1
3 BALOK 562.500 1887.650 COMB1 0.000 COMB1 0.772 COMB1
3 BALOK 750.000 1673.848 COMB1 0.000 COMB1 0.742 COMB1
4 BALOK 0.000 1673.848 COMB1 0.000 COMB1 0.742 COMB1
4 BALOK 187.500 1469.015 COMB1 0.000 COMB1 0.713 COMB1
4 BALOK 375.000 1272.450 COMB1 0.000 COMB1 0.683 COMB1
4 BALOK 562.500 1083.545 COMB1 0.000 COMB1 0.653 COMB1
4 BALOK 750.000 901.770 COMB1 0.000 COMB1 0.623 COMB1
5 BALOK 0.000 901.770 COMB1 0.000 COMB1 0.000 COMB1
5 BALOK 500.000 638.440 COMB1 0.000 COMB1 0.000 COMB1
5 BALOK 1000.000 527.880 COMB1 0.000 COMB1 0.000 COMB1
5 BALOK 1500.000 252.627 COMB1 0.000 COMB1 0.000 COMB1
5 BALOK 2000.000 0.000 COMB1 0.000 COMB1 0.000 COMB1
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 14
15. Evaluasi Hitungan dan Kesimpulan
Dengan membandingkan hasil hitungan manual dan komputer yang telah
dikerjakan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Element FRAME pada SAP2000 mampu menghitung deformasi gaya geser
untuk menganalis struktur balok tinggi, tetapi post-processing program untuk
perancangan beton bertulang bertumpu pada formulasi balok biasa sehingga
perancangan balok tinggi harus dikerjakan terpisah diluar program SAP2000.
2. Perhitungan penulangan memanjang balok terhadap lentur sama persis dengan
perhitungan manual, jadi apabila sudah dilakukan penyesuaian pada Strength
Reduction Factor maka program SAP2000 dapat digunakan untuk
perancangan struktur beton bertulang yang mangacu pada peraturan Indonesia
yaitu SK SNI T-15-1991-03.
3. Pada prinsipnya perhitungan sengkang (tulangan geser) juga mengikuti
kesimpulan no.2. Adapun perbedaan yang timbul adalah :
a. Gaya geser terfaktor desain tidak dihitung pada penampang kritis
b. Gaya geser yang dapat ditahan oleh beton Vc memakai formulasi yang
tidak melibatkan pengaruh momen lentur yang mungkin terjadi
bersamaan dengan gaya geser.
4. Dalam perancangan struktur rangka beton bertulang maka program SAP2000
akan mengkategorikan sebagai struktur tahan gempa dimana dalam hal
tersebut diberikan persyaratan-persyaratan yang lebih ketat dibanding struktur
rangka biasa. Jadi apabila digunakan untuk perancangan struktur biasa dan
tidak dilakukan penyesuaian maka hasil rangcangan akan berlebihan (boros).
5. Unit satuan yang digunakan tidak menjadi kendala bagi proses perancangan
yang umumnya tergantung dari unit satuan yang digunakan. Unit satuan akan
menyesuaikan diri dan selalu konsisten , tetapi agar ditampilkan secara baik
maka unit satuan perlu diperhatikan, sebagai contoh : unit kN-m cocok untuk
hasil analisa struktur, tetapi untuk menampilkan hasil perancangan penampang
maka unit satuan yang cocok adalah N-mm.
6. Output luas tulangan geser /sengkang adalah Av / s dengan unit mm2 / mm atau
unit panjang lain yang dipilih, dengan demikian jarak dan diameter sengkang
harus dihitung tersendiri. Sengkang minimum harus ditetapkan tersendiri.
Referensi
1. Wiryanto Dewobroto, Diktat Perkuliahan : Struktur Beton I , Jurusan Teknik
Sipil , Universitas Pelita Harapan , 2003
2. E.L.Wilson, SAP2000® Integrated Finite Element Analysis and Design of
Structures : CONCRETE DESIGN MANUAL, Computers and Structures, Inc.
Berkeley, California, USA, Version 7.40 May 2000.
3. Standar SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung, Yayasan LPMB, Bandung, 1991.
Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000 15