SlideShare a Scribd company logo
Cover
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
DECISION-MAKING MODELS,
DECISION SUPPORT AND PROBLEM
SOLVING
Nama : Rana Alya Nur Afifah
NPM : 6017210069
Email : ranaafifah5@gmail.com
Universitas Pancasila
Jakarta
Cover
Normative Models01
Behavioral Decision Models02
Naturalistic Decision Models03
Decision-
Making
Models
Normative Models
Model pendekatan ini bertujuan untuk menentukan bagaimana cara membuat
keputusan yang optimal (Von Neumann & Morgenstern, 1947) serta berfokus
pada gagasan rasionalitas (Savage, 1954; Von Winterfeldt & Edwards, 1986).
Model ini didasarkan pada aksioma dasar (asumsi dasar)
1. Axioms of Rational Choice
Axiom merupakan sebuah pernyataan/ proposisi yang dianggap telah ditetapkan, diterima
atau kebenarannya dapat terbukti dengan sendirinya.
Frisch & Clemen (1994), berpendapat bahwa keputusan yang baik harus didasarkan pada:
 Penilaian yang akurat
 Mempertimbangkan semua konsekuensi yang relevan (penataan menyeluruh)
 Perlu membuat bentuk pengorbanan untuk beberapa bentuk keputusan sebagai
kompensasinya
2. Dominance
Dominasi mungkin merupakan normatif yang paling mendasar dari suatu aturan
keputusan.
Dominasi secara konseptual sederhana, tetapi bisa menjadi sulit terdeteksi ketika
terdapat banyak alternative yang muncul untuk dipertimbangkan atau terdapat
banyaknya kemungkinan atas konsekuensi yang timbul dari pilihan keputusan.
Dominasi dapat digunakan untuk menjelaskan sebuah kasus yang memiliki lebih dari 1
dimensi konsekuensi (konsekuensi multidimensi).
3. Maximizing Expected Value
Dari teori elementary probability, keputusan yang dipilih akan memberikan hasil maksimal atau
dengan kata lain keputusan dibuat dengan memilih alternative yang memiliki nilai harapan
terbesar.
Why Maximizing Expected Value:
1. Dapat membantu memaksimalkan jumlah harapan/ yang diharapkan setara dengan
memaksimalkan probabilitas
2. Dapat menjamin hasil yang didapatkan lebih baik dalam jangka panjang
4. Subjective Expected Utility Theory
Teori utilitas yang diharapkan ialah teori yang mampu untuk menggambarkan dengan lebih
baik mengenai bagaimana seseorang membuat pemilihan keputusan ekonomi yang tidak
pasti (Von Neumann & Morgenstern, 1947).
Di dalam pendekatan ini, nilai moneter diubah menjadi utilitas menggunakan fungsi utilitas
u(x). Lalu setiap hasil utilitas tersebut dibuat perbandingan/ ditimbang dengan probabilitas
terjadinya guna mendapatkan utilitas yang diharapkan.
Teori SEU (Subjective Expected Utility Theory) menyatakan bahwa ketidakpastian mengenai
hasil dapat diwakilkan dengan probabilitas subjektif (Savage, 1954).
5. Multi-attribute Utility Theory
Teori utilitas multi-atribut (Keeney & Raiffa, 1976) merupakan suatu teori yang diperluas
dari teori SEU (Subjective Expected Utility Theory), dimana dalam teori utilitas multi-
atribut ini seseorang/ pembuat keputusan memiliki banyak tujuan
Why Multiattribute Utility Theory:
Sebagai preferensi terhadap hasil keputusan, baik di bawah kondisi kepastian maupun di
bawah kondisi ketidakpastian
Behavioral Decision Models
1. Statistical Estimation and Inference
Why Statistical Estimation Inference:
 Dijadikan sebagai referensi atas heuristic (jalan pintas) yang dapat digunakan seseorang
untuk mengatasi keterbatasan mereka, bagaimana penggunaannya sehingga dapat
menyebabkan bias tertentu
 Mempertimbangkan secara singkat peran memori dalam pemrosesan informasi secara
selektif dari perseprktif yang sama
 Melihat penilaian matematik manusia yang memberikan wawasan mengenai bagaimana
orang menilai probabilitas, kemungkinan bias yang akan terjadi, bagaimana orang
melakukan penilaian probabilitas tugas
2. Preference and Choice
Banyak penelitian mengenai prferensi & pemilihan pada manusia yang berfokus pada
membandingkan preferensi yang diamati dengan prediksi teori SEU (Goldstein &
Hogarth, 1997).
Kepuasan seseorang dalam membuat keputusan dipengaruhi oleh harapan positif &
negatif sebelum membuat keputusan.
Terdapat penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa seseorang menerapkan
strategi keputusan yang berbeda tergantung pada upaya kognitif yang diperlukan untuk
menerapkan suatu keputusan strategi dengan sukses, sesuai dengan tingkat akurasi
yang dibutuhkan
3. Adaptive Decision Behavior
Gagasan utama perilaku keputusan adaptif adalah seseorang membuat keputusan menggunakan
berbagai strategi dalam situasi yang berbeda (Payne dkk, 1993).
Strategi-strategi ini juga termasuk beberapa jalan pintas (heuristic) yang dapat mengurangi
kompleksitas masalah sekaligus meningkatkan peluang untuk memilih pilihan suboptimal.
4. Behavioral Economics
Ekonomi perilaku adalah subdisiplin ekonomi yang diformulasikan sebagai reaksi terhadap
ekonomi neoklasik.
Prinsip utama => sangat bergantung pada rasionalitas pembuat keputusan/ manusia (Camerer &
Loewenstein, 2004; Simon, 1987)
Naturalistic Decision Models
Dalam model ini, keputusan dibuat berurutan berdasarkan waktu. Pegambilan tindakan dapat
mengubah lingkungan (menghasilkan seperangkat keputusan baru.
1. Levels of Task Performance
Keputusan dibuat secara rutin mengikuti pola perilaku masa lalu (Rasmussen, 1983; Svenson,
1990; Beach, 1993). Ramussen (1983) membedakan tingkat kinerja menjadi tiga, yaitu:
1. Kinerja berbasis keterampilan => keputusan yang dibuat sistematis, otomatis, alur tindakan
halus
2. Kinerja berbasis aturan => melibatkan persepsi mengenai ligkungan, penerapan aturan
dipelajari berdasarkan pengalaman
3. Kinerja berbasis pengetahuan => seseorang mensimulasikan pengaruh berbagai tindakan &
mengembangkan rencana untuk apa yang harus dilakukan secara kognitif
2. Explanation-Based Decision Making
Oskaron dkk (2009), Pennington (1986) & Hastie (1988), berpendapat bahwa seseorang
memulai proses pengambilan keputusan dengan mmebangun model mental yang
menjelaskan bahwa keputusan (fakta) telah diterima serta seserang diasumsikan
menghasilkan beberapa pilihan alternatif potensial untuk melakukan pemilihan
diantaranya
Cover
04 Problem Solving
Decision Analysis01
Individual Decision Support02
Group & Organizational
Decision Support
03
DECISION SUPPORT
AND PROBLEM
SOLVING
Analisis keputusan membutuhkan input/ masukan dari pembuat
keputusan seperti tujuan pembuatan keputusan, preferensi serta
pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam
membuat keputusan.
Penerapan teori keputusan klasik untuk meningkatkan
pengambilan keputusan merupakan tujuan dari analisis
keputusan (Howard & Raiffa, 1968; Keeney & Raiffa, 1976 )
Decision
Analysis
Values Trees
Value Trees dapat berfungsi sebagai pengaturan
pembuatan keputusan secara hierarki.
Dari perspektif ini, dapat membantu menentukan
tujuan pembuatan keputusan yang sesuai dengan
permasalahan. Dimana pada suatu waktu pembuat
keputusan memiliki lebih dari 1 tujuan dalam
pembuatan keutusan, yang mungkin berbeda
kepentingannya. Tujuan & sasaran keduanya diukur
pada serangaian atribut
Tujuan Atribut
 Dapat memberikan ukuran obyektif /
subyektif dari suatu tujuan dalam
pembuatan keputusan
 Dapat mengukur secara langsung
maupun tidak langsung dari tujuan
dalam pembuatan keputusan
Event Tress or Networks memperlihatkan bagaimana urutan kejadian
dapat mengarah dari primer menuju ke satu hasil/ lebih.
Pendekatan ini telah digunakan dalam bidang pengukuran/ penilaian
untuk memperkirakan keandalan operator manusia & elemen lain
dari sistem yang kompleks (Blackman, 1994).
Fault tress/ pohon kesalahan umumnya digunakan untuk membantu
menyimpulkan kemungkinan suatu kecelakaan kerja yang mungkin
saja terjadi (Hammer, 1993; Gertman & Blackman, 1994).
Event Trees or
Networks
Utility Fuction Assesment
Utility Fuction Assesment merupakan metode
standar untuk menilai fungsi utilitas (Raiffa, 1968)
termasuk:
 Metode probabilitas variabel
 Metode setara kepastian
Dalam variabel metode probabilitas, pembuat
keputusan diminta untuk memberi nilai dalam
peluang/ kemungkinan menang, dimana mereka
memiliki perbedaan pada hasil tertentu.
Fungsi utilitas kemudian dipetakan ketika nilai
yang setara dengan kepastian (CE) diubah pada
rentang hasil.
Sebuah masalah dengan metode setara
kepastian timbul saat adanya kesalahan yang
terjadi dalam proses analisis sehingga hasil
analisis yang didapat tidak tepat/ sesuai.
Metode indiferensi memodifikasi satu dari dua rangkaian rangsangan
sehingga subjek mampu melihat perbedaan diantara keduanya (variabel
probabilitas & metode setara kepastian) untuk memperoleh fungsi utilitas.
LANGKAH-LANGKAH INDIFFERENCE METHODS:
 Mengembangkan utilitas atribut tunggal/ fungsi nilai
 Mengambil bentuk fungsional untuk fungsi multi-atribut
 Menilai titik indifference antara berbagai alternatif multi-atribut
 Menghitung tingkat substitusi/ kepentingan relatif dari satu atribut
dibandingkan dengan yang lainnya
=> Hasil nilai indifference antara multi-atribut diperoleh melalui nilai
atribut yang ditingkatkan/ diturunkan secara sistematis.
Indifference
Methods
Indirect Measurement
Teknik pengukuran tidak langsung menghindari meminta orang lain menilai/ memberi
peringkat secara langsung mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi preferensi
mereka. Sebaliknya, subyek hanya menyatakan preferensi mereka dalam berbagai
alternatif pilihan.
Conjoint analysis adalah metode untuk mensimulasikan bagaimana kemungkinan reaksi
konsumen terhadap perubahan produk saat ini atau pada produk baru yang
diperkenalkan (Green et al., 2001).
Konsep DSS mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an
dimana pertama kali diartikulasikan oleh Little (1970)
dengan menggunakan istilah “ decision calculus” & Scott-
Morton (1977) dengan istilah “management decision
system”.
DSS merupakan sistem berbasis komputer interaktif yang
membantu pembuat keputusan dalam menggunakan data
dan berbagai model pemecahan masalah dalam
menghadapi berbagai macam permasalahan , baik
permasalahan tidak terstruktur ataupun semi terstruktur
(Scott-Morton, 1997; Keen & Scott-Morton, 1978).
Individual
Decision
Support
Tujuan dari DSS adalah untuk
mendukung proses pengambilan
keputusan pada manusia
Individual Decision Support
1.
3. 2.
A Model Base
Model kuantitatif (mis.
Keuangan atau model
statistik)
A Database
Mengelola & mengatur data
dalam format yang dapat
diekstraksi/ dibuat
kesimpulannya (rangkuman)
A User Interfence
Mengelola dialog antara DSS
& pengguna
KomponenUtama
Visual Analytics
Visual Analytic didefiniskan sebagai ilmu penalaran analitis yang difasilitasi oleh sistem visual interaktif yang
saling berhubugan (Thomas & Cook, 2005)
Keim dkk (2008), menyatakan terdapat 4 tujuan dari visual analytic, yaitu:
 Menyintesis informasi & memperoleh wawasan dari data (massif, dinamis, ambigu, sering
bertentangan)
 Mendeteksi hal-hal yang diharapkan & menemukan hal-hal yang tidak terduga
 Waktu yang dibutuhkan untuk penilaian relatif sesuai dengan tenggat waktu (tepat waktu), penilaian
dapat dipertahankan, penilaian mudah dipahami
 Mampu mengkomunikasikan penilaian secara efektif dalam tindakan
Other Forms of Individual Decision Support
Penggunaan fungsi keanggotaan umtuk
mengekspresikan ketidaktepatan, pendekatan
untuk perkiraan alasan dimana aturan inferensi
adalah perkiraan
FUZZY LOGIC
Menggunakan inteligensi/ ha-hal yang dipelajari
dalam membuat keputusan
Lam dkk (2003) => memberikan dukungan
keputusan secara real-time pada penugasan
gerbang bandara
INTELLIGENT AGENTS
Lari (2003) => membantu membuat tindakan
korektif & preventif untuk pemecahan masalah
Belecheanu dkk (2003) => mendukung pengambilan
keputusan tentang pengembangan produk baru
CASE-BASED REASONING
Fazlollahi & Vahidov (2001) =>
meningkatkan efektivitas DSS berbasis
simulasi
GENETIC ALGORITHMS
A
B
C
D
Alat komputer telah dikembangkan untuk membantu kelompok
dalam pengambilan keputusan organisasi.
Group &
Organizational
Decision
Support
Alat tradisional yang digunakan dalam analisis keputusan (proses
hierarki analitik (Saaty, 1990; Basak & Saaty, 1993) menuju ke alat
elektronik/ kelompok DSS (DeSantics & Gallupe, 1987). Nunamaker
dkk (1991), untuk dukungan negoisasi sistem
Using Individual Decision Support Tools for Group Support
Sebuah survey oleh Satzinger & Olfman (1995) menemukan bahwa alat pengguna tunggal tradisional
dianggap oleh kelompok lebih berguna daripada kelompok alat pendukung
Sharda dkk (1988), menyatakan kelompok
dengan akses DSS memiliki kelebihan
dibandingkan dengan akses non-DDS,
diantaranya:
o Dalam membuat keputusan, jauh lebih efektif
o Memiliki tingkat kepercayaan yang lebih
tinggi dalam pembuatan keputusan
Di sisi lain, Benbasat & Nah (2004) menyatakan
bahwa sistem berbasis pengetahuan juga
efektif dalam mendukung pengambilan
keputusan kelompok.
Sistem pendukung keputusan kelompok (GDSS) menggabungkan
teknologi komunikasi, komputasi dan dukungan keputusan untuk
memfasilitasi perumusan solusi dari masalah yang tidak terstruktur
oleh sekelompok orang (DeSantics & Gallupe, 1987).
Brashers dkk (1994), menyatakan beberapa manfaat dari GDSS, yaitu:
• Memungkinkan semua peserta untuk bekerja secara bersamaan
• Memungkinkan peserta untuk tetap fokus & produktif dalam
menghasilkan ide-idenya
• Antar peserta mendapatkan peluang didengarkan yang sama
untuk ide-ide mereka
• Menyediakan lingkungan pengambilan keputusan yang lebih
sistematis & terstruktur
Group Decision
Support Systems
Negotiation Support Systems
Sistem pendukung negosiasi (NSS) digunakan untuk membantu seseorang dalam kegiatan kompetitif/
kegiatan yang melibatkan konflik kepentingan
Kebutuhan negosiasi dapat muncul dari perbedaan minat atau dalam tujuan atau bahkan dari
keterbatasan kognitif.
Nego-Plan adalah sistem yang dapat digunakan untuk membantu menganilisis konsekuensi negosiasi
(Matwin dkk, 1989; Holsappe & Whinston, 1996)
Problem solving dapat dipahami sebagai “jembatan/ penghubung
dari jurang antara keadaan awal dengan keadaan yang diinginkan,
dimana strateginya sudah diketahui oleh individu” (Ollinger & Goel,
2010)
Problem
Solving
Problem solving => kegiatan untuk mencari jalan keluar dari suatu
permasalahan yang sedang dihadapi individu
Cover
DAFTAR PUSTAKA
Salvendy, G.2012.HANDBOOK OF HUMAN FACTORS AND ERGONOMICS.New Jersey: John Wiley
& Sons, INC
Cover
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Expert system fuzzy
Expert system fuzzyExpert system fuzzy
Expert system fuzzyakbaraswad
 
Isi makalah
Isi makalahIsi makalah
Isi makalah
Asyiaah Valdesyiah
 
209 404-1-pb
209 404-1-pb209 404-1-pb
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Muthiara Widuri
 

What's hot (9)

Pengertian informasi
Pengertian informasiPengertian informasi
Pengertian informasi
 
Expert system fuzzy
Expert system fuzzyExpert system fuzzy
Expert system fuzzy
 
Isi makalah
Isi makalahIsi makalah
Isi makalah
 
209 404-1-pb
209 404-1-pb209 404-1-pb
209 404-1-pb
 
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
 
Bab 11
Bab 11Bab 11
Bab 11
 
Bab 11
Bab 11Bab 11
Bab 11
 
Bab 11 (18 slide)
Bab 11 (18 slide)Bab 11 (18 slide)
Bab 11 (18 slide)
 
Pohon analisis valid
Pohon analisis validPohon analisis valid
Pohon analisis valid
 

Similar to Decision making models, support & problem solving

Pengertian informasi
Pengertian informasiPengertian informasi
Pengertian informasiLhya Baha
 
Sistem pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan Sistem pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan
Okta Jilid II
 
Sistem pendukung keputusan cwg
Sistem pendukung keputusan cwgSistem pendukung keputusan cwg
Sistem pendukung keputusan cwg
Alamsyah Alamsyah
 
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi manajemen oleh kelom...
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi  manajemen  oleh kelom...Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi  manajemen  oleh kelom...
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi manajemen oleh kelom...
Sheila Ulfa Hariyanto
 
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Muthiara Widuri
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
SarahFarhani
 
3-4 ok.pdf
3-4 ok.pdf3-4 ok.pdf
3-4 ok.pdf
Robert Siegar
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy processYuca Siahaan
 
ankep fix.docx
ankep fix.docxankep fix.docx
ankep fix.docx
77fahmiYahya
 
Bang pim pertemuan 9 2016 2017
Bang pim pertemuan 9 2016 2017Bang pim pertemuan 9 2016 2017
Bang pim pertemuan 9 2016 2017
Mohamad Noor
 
Decision Analysis
Decision AnalysisDecision Analysis
Decision Analysis
Shary Armonitha
 
Dewi annisafitri 6017210024 tugas ppt human engineering ch-7
Dewi annisafitri 6017210024 tugas ppt human engineering ch-7Dewi annisafitri 6017210024 tugas ppt human engineering ch-7
Dewi annisafitri 6017210024 tugas ppt human engineering ch-7
DewiAnnisa6
 
Sim, prof.dr. hapzi ali, mm,cma,miranti dewi putri,sistem pendukung pengambil...
Sim, prof.dr. hapzi ali, mm,cma,miranti dewi putri,sistem pendukung pengambil...Sim, prof.dr. hapzi ali, mm,cma,miranti dewi putri,sistem pendukung pengambil...
Sim, prof.dr. hapzi ali, mm,cma,miranti dewi putri,sistem pendukung pengambil...
Mirantidewiputri
 
Human factors and ergonomic methods (khairani.r)
Human factors and ergonomic methods (khairani.r)Human factors and ergonomic methods (khairani.r)
Human factors and ergonomic methods (khairani.r)
KhairaniRachmaidah
 
Decision Analysis Model
Decision Analysis ModelDecision Analysis Model
Decision Analysis Model
Shary Armonitha
 
Analitic hierarchy process
Analitic hierarchy processAnalitic hierarchy process
Analitic hierarchy process
dendi gumelar
 
Model dan Proses pengambilan keputusan pertemuan ke 10
Model dan Proses pengambilan keputusan  pertemuan ke  10Model dan Proses pengambilan keputusan  pertemuan ke  10
Model dan Proses pengambilan keputusan pertemuan ke 10
suroso_mtp
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
SeptianCahyo10
 
Decision Making dalam Psikologi Kognitif
Decision Making dalam Psikologi KognitifDecision Making dalam Psikologi Kognitif
Decision Making dalam Psikologi Kognitif
Agung Anggoro
 

Similar to Decision making models, support & problem solving (20)

Pengertian informasi
Pengertian informasiPengertian informasi
Pengertian informasi
 
Pengertian informasi
Pengertian informasiPengertian informasi
Pengertian informasi
 
Sistem pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan Sistem pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan
 
Sistem pendukung keputusan cwg
Sistem pendukung keputusan cwgSistem pendukung keputusan cwg
Sistem pendukung keputusan cwg
 
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi manajemen oleh kelom...
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi  manajemen  oleh kelom...Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi  manajemen  oleh kelom...
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi manajemen oleh kelom...
 
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
 
3-4 ok.pdf
3-4 ok.pdf3-4 ok.pdf
3-4 ok.pdf
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy process
 
ankep fix.docx
ankep fix.docxankep fix.docx
ankep fix.docx
 
Bang pim pertemuan 9 2016 2017
Bang pim pertemuan 9 2016 2017Bang pim pertemuan 9 2016 2017
Bang pim pertemuan 9 2016 2017
 
Decision Analysis
Decision AnalysisDecision Analysis
Decision Analysis
 
Dewi annisafitri 6017210024 tugas ppt human engineering ch-7
Dewi annisafitri 6017210024 tugas ppt human engineering ch-7Dewi annisafitri 6017210024 tugas ppt human engineering ch-7
Dewi annisafitri 6017210024 tugas ppt human engineering ch-7
 
Sim, prof.dr. hapzi ali, mm,cma,miranti dewi putri,sistem pendukung pengambil...
Sim, prof.dr. hapzi ali, mm,cma,miranti dewi putri,sistem pendukung pengambil...Sim, prof.dr. hapzi ali, mm,cma,miranti dewi putri,sistem pendukung pengambil...
Sim, prof.dr. hapzi ali, mm,cma,miranti dewi putri,sistem pendukung pengambil...
 
Human factors and ergonomic methods (khairani.r)
Human factors and ergonomic methods (khairani.r)Human factors and ergonomic methods (khairani.r)
Human factors and ergonomic methods (khairani.r)
 
Decision Analysis Model
Decision Analysis ModelDecision Analysis Model
Decision Analysis Model
 
Analitic hierarchy process
Analitic hierarchy processAnalitic hierarchy process
Analitic hierarchy process
 
Model dan Proses pengambilan keputusan pertemuan ke 10
Model dan Proses pengambilan keputusan  pertemuan ke  10Model dan Proses pengambilan keputusan  pertemuan ke  10
Model dan Proses pengambilan keputusan pertemuan ke 10
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
 
Decision Making dalam Psikologi Kognitif
Decision Making dalam Psikologi KognitifDecision Making dalam Psikologi Kognitif
Decision Making dalam Psikologi Kognitif
 

Decision making models, support & problem solving

  • 1. Cover http://www.free-powerpoint-templates-design.com DECISION-MAKING MODELS, DECISION SUPPORT AND PROBLEM SOLVING Nama : Rana Alya Nur Afifah NPM : 6017210069 Email : ranaafifah5@gmail.com Universitas Pancasila Jakarta
  • 2. Cover Normative Models01 Behavioral Decision Models02 Naturalistic Decision Models03 Decision- Making Models
  • 3. Normative Models Model pendekatan ini bertujuan untuk menentukan bagaimana cara membuat keputusan yang optimal (Von Neumann & Morgenstern, 1947) serta berfokus pada gagasan rasionalitas (Savage, 1954; Von Winterfeldt & Edwards, 1986). Model ini didasarkan pada aksioma dasar (asumsi dasar)
  • 4. 1. Axioms of Rational Choice Axiom merupakan sebuah pernyataan/ proposisi yang dianggap telah ditetapkan, diterima atau kebenarannya dapat terbukti dengan sendirinya. Frisch & Clemen (1994), berpendapat bahwa keputusan yang baik harus didasarkan pada:  Penilaian yang akurat  Mempertimbangkan semua konsekuensi yang relevan (penataan menyeluruh)  Perlu membuat bentuk pengorbanan untuk beberapa bentuk keputusan sebagai kompensasinya
  • 5. 2. Dominance Dominasi mungkin merupakan normatif yang paling mendasar dari suatu aturan keputusan. Dominasi secara konseptual sederhana, tetapi bisa menjadi sulit terdeteksi ketika terdapat banyak alternative yang muncul untuk dipertimbangkan atau terdapat banyaknya kemungkinan atas konsekuensi yang timbul dari pilihan keputusan. Dominasi dapat digunakan untuk menjelaskan sebuah kasus yang memiliki lebih dari 1 dimensi konsekuensi (konsekuensi multidimensi).
  • 6. 3. Maximizing Expected Value Dari teori elementary probability, keputusan yang dipilih akan memberikan hasil maksimal atau dengan kata lain keputusan dibuat dengan memilih alternative yang memiliki nilai harapan terbesar. Why Maximizing Expected Value: 1. Dapat membantu memaksimalkan jumlah harapan/ yang diharapkan setara dengan memaksimalkan probabilitas 2. Dapat menjamin hasil yang didapatkan lebih baik dalam jangka panjang
  • 7. 4. Subjective Expected Utility Theory Teori utilitas yang diharapkan ialah teori yang mampu untuk menggambarkan dengan lebih baik mengenai bagaimana seseorang membuat pemilihan keputusan ekonomi yang tidak pasti (Von Neumann & Morgenstern, 1947). Di dalam pendekatan ini, nilai moneter diubah menjadi utilitas menggunakan fungsi utilitas u(x). Lalu setiap hasil utilitas tersebut dibuat perbandingan/ ditimbang dengan probabilitas terjadinya guna mendapatkan utilitas yang diharapkan. Teori SEU (Subjective Expected Utility Theory) menyatakan bahwa ketidakpastian mengenai hasil dapat diwakilkan dengan probabilitas subjektif (Savage, 1954).
  • 8. 5. Multi-attribute Utility Theory Teori utilitas multi-atribut (Keeney & Raiffa, 1976) merupakan suatu teori yang diperluas dari teori SEU (Subjective Expected Utility Theory), dimana dalam teori utilitas multi- atribut ini seseorang/ pembuat keputusan memiliki banyak tujuan Why Multiattribute Utility Theory: Sebagai preferensi terhadap hasil keputusan, baik di bawah kondisi kepastian maupun di bawah kondisi ketidakpastian
  • 9. Behavioral Decision Models 1. Statistical Estimation and Inference Why Statistical Estimation Inference:  Dijadikan sebagai referensi atas heuristic (jalan pintas) yang dapat digunakan seseorang untuk mengatasi keterbatasan mereka, bagaimana penggunaannya sehingga dapat menyebabkan bias tertentu  Mempertimbangkan secara singkat peran memori dalam pemrosesan informasi secara selektif dari perseprktif yang sama  Melihat penilaian matematik manusia yang memberikan wawasan mengenai bagaimana orang menilai probabilitas, kemungkinan bias yang akan terjadi, bagaimana orang melakukan penilaian probabilitas tugas
  • 10. 2. Preference and Choice Banyak penelitian mengenai prferensi & pemilihan pada manusia yang berfokus pada membandingkan preferensi yang diamati dengan prediksi teori SEU (Goldstein & Hogarth, 1997). Kepuasan seseorang dalam membuat keputusan dipengaruhi oleh harapan positif & negatif sebelum membuat keputusan. Terdapat penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa seseorang menerapkan strategi keputusan yang berbeda tergantung pada upaya kognitif yang diperlukan untuk menerapkan suatu keputusan strategi dengan sukses, sesuai dengan tingkat akurasi yang dibutuhkan
  • 11. 3. Adaptive Decision Behavior Gagasan utama perilaku keputusan adaptif adalah seseorang membuat keputusan menggunakan berbagai strategi dalam situasi yang berbeda (Payne dkk, 1993). Strategi-strategi ini juga termasuk beberapa jalan pintas (heuristic) yang dapat mengurangi kompleksitas masalah sekaligus meningkatkan peluang untuk memilih pilihan suboptimal. 4. Behavioral Economics Ekonomi perilaku adalah subdisiplin ekonomi yang diformulasikan sebagai reaksi terhadap ekonomi neoklasik. Prinsip utama => sangat bergantung pada rasionalitas pembuat keputusan/ manusia (Camerer & Loewenstein, 2004; Simon, 1987)
  • 12. Naturalistic Decision Models Dalam model ini, keputusan dibuat berurutan berdasarkan waktu. Pegambilan tindakan dapat mengubah lingkungan (menghasilkan seperangkat keputusan baru. 1. Levels of Task Performance Keputusan dibuat secara rutin mengikuti pola perilaku masa lalu (Rasmussen, 1983; Svenson, 1990; Beach, 1993). Ramussen (1983) membedakan tingkat kinerja menjadi tiga, yaitu: 1. Kinerja berbasis keterampilan => keputusan yang dibuat sistematis, otomatis, alur tindakan halus 2. Kinerja berbasis aturan => melibatkan persepsi mengenai ligkungan, penerapan aturan dipelajari berdasarkan pengalaman 3. Kinerja berbasis pengetahuan => seseorang mensimulasikan pengaruh berbagai tindakan & mengembangkan rencana untuk apa yang harus dilakukan secara kognitif
  • 13. 2. Explanation-Based Decision Making Oskaron dkk (2009), Pennington (1986) & Hastie (1988), berpendapat bahwa seseorang memulai proses pengambilan keputusan dengan mmebangun model mental yang menjelaskan bahwa keputusan (fakta) telah diterima serta seserang diasumsikan menghasilkan beberapa pilihan alternatif potensial untuk melakukan pemilihan diantaranya
  • 14. Cover 04 Problem Solving Decision Analysis01 Individual Decision Support02 Group & Organizational Decision Support 03 DECISION SUPPORT AND PROBLEM SOLVING
  • 15. Analisis keputusan membutuhkan input/ masukan dari pembuat keputusan seperti tujuan pembuatan keputusan, preferensi serta pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat keputusan. Penerapan teori keputusan klasik untuk meningkatkan pengambilan keputusan merupakan tujuan dari analisis keputusan (Howard & Raiffa, 1968; Keeney & Raiffa, 1976 ) Decision Analysis
  • 16. Values Trees Value Trees dapat berfungsi sebagai pengaturan pembuatan keputusan secara hierarki. Dari perspektif ini, dapat membantu menentukan tujuan pembuatan keputusan yang sesuai dengan permasalahan. Dimana pada suatu waktu pembuat keputusan memiliki lebih dari 1 tujuan dalam pembuatan keutusan, yang mungkin berbeda kepentingannya. Tujuan & sasaran keduanya diukur pada serangaian atribut Tujuan Atribut  Dapat memberikan ukuran obyektif / subyektif dari suatu tujuan dalam pembuatan keputusan  Dapat mengukur secara langsung maupun tidak langsung dari tujuan dalam pembuatan keputusan
  • 17. Event Tress or Networks memperlihatkan bagaimana urutan kejadian dapat mengarah dari primer menuju ke satu hasil/ lebih. Pendekatan ini telah digunakan dalam bidang pengukuran/ penilaian untuk memperkirakan keandalan operator manusia & elemen lain dari sistem yang kompleks (Blackman, 1994). Fault tress/ pohon kesalahan umumnya digunakan untuk membantu menyimpulkan kemungkinan suatu kecelakaan kerja yang mungkin saja terjadi (Hammer, 1993; Gertman & Blackman, 1994). Event Trees or Networks
  • 18. Utility Fuction Assesment Utility Fuction Assesment merupakan metode standar untuk menilai fungsi utilitas (Raiffa, 1968) termasuk:  Metode probabilitas variabel  Metode setara kepastian Dalam variabel metode probabilitas, pembuat keputusan diminta untuk memberi nilai dalam peluang/ kemungkinan menang, dimana mereka memiliki perbedaan pada hasil tertentu. Fungsi utilitas kemudian dipetakan ketika nilai yang setara dengan kepastian (CE) diubah pada rentang hasil. Sebuah masalah dengan metode setara kepastian timbul saat adanya kesalahan yang terjadi dalam proses analisis sehingga hasil analisis yang didapat tidak tepat/ sesuai.
  • 19. Metode indiferensi memodifikasi satu dari dua rangkaian rangsangan sehingga subjek mampu melihat perbedaan diantara keduanya (variabel probabilitas & metode setara kepastian) untuk memperoleh fungsi utilitas. LANGKAH-LANGKAH INDIFFERENCE METHODS:  Mengembangkan utilitas atribut tunggal/ fungsi nilai  Mengambil bentuk fungsional untuk fungsi multi-atribut  Menilai titik indifference antara berbagai alternatif multi-atribut  Menghitung tingkat substitusi/ kepentingan relatif dari satu atribut dibandingkan dengan yang lainnya => Hasil nilai indifference antara multi-atribut diperoleh melalui nilai atribut yang ditingkatkan/ diturunkan secara sistematis. Indifference Methods
  • 20. Indirect Measurement Teknik pengukuran tidak langsung menghindari meminta orang lain menilai/ memberi peringkat secara langsung mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi preferensi mereka. Sebaliknya, subyek hanya menyatakan preferensi mereka dalam berbagai alternatif pilihan. Conjoint analysis adalah metode untuk mensimulasikan bagaimana kemungkinan reaksi konsumen terhadap perubahan produk saat ini atau pada produk baru yang diperkenalkan (Green et al., 2001).
  • 21. Konsep DSS mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an dimana pertama kali diartikulasikan oleh Little (1970) dengan menggunakan istilah “ decision calculus” & Scott- Morton (1977) dengan istilah “management decision system”. DSS merupakan sistem berbasis komputer interaktif yang membantu pembuat keputusan dalam menggunakan data dan berbagai model pemecahan masalah dalam menghadapi berbagai macam permasalahan , baik permasalahan tidak terstruktur ataupun semi terstruktur (Scott-Morton, 1997; Keen & Scott-Morton, 1978). Individual Decision Support Tujuan dari DSS adalah untuk mendukung proses pengambilan keputusan pada manusia
  • 22. Individual Decision Support 1. 3. 2. A Model Base Model kuantitatif (mis. Keuangan atau model statistik) A Database Mengelola & mengatur data dalam format yang dapat diekstraksi/ dibuat kesimpulannya (rangkuman) A User Interfence Mengelola dialog antara DSS & pengguna KomponenUtama
  • 23. Visual Analytics Visual Analytic didefiniskan sebagai ilmu penalaran analitis yang difasilitasi oleh sistem visual interaktif yang saling berhubugan (Thomas & Cook, 2005) Keim dkk (2008), menyatakan terdapat 4 tujuan dari visual analytic, yaitu:  Menyintesis informasi & memperoleh wawasan dari data (massif, dinamis, ambigu, sering bertentangan)  Mendeteksi hal-hal yang diharapkan & menemukan hal-hal yang tidak terduga  Waktu yang dibutuhkan untuk penilaian relatif sesuai dengan tenggat waktu (tepat waktu), penilaian dapat dipertahankan, penilaian mudah dipahami  Mampu mengkomunikasikan penilaian secara efektif dalam tindakan
  • 24. Other Forms of Individual Decision Support Penggunaan fungsi keanggotaan umtuk mengekspresikan ketidaktepatan, pendekatan untuk perkiraan alasan dimana aturan inferensi adalah perkiraan FUZZY LOGIC Menggunakan inteligensi/ ha-hal yang dipelajari dalam membuat keputusan Lam dkk (2003) => memberikan dukungan keputusan secara real-time pada penugasan gerbang bandara INTELLIGENT AGENTS Lari (2003) => membantu membuat tindakan korektif & preventif untuk pemecahan masalah Belecheanu dkk (2003) => mendukung pengambilan keputusan tentang pengembangan produk baru CASE-BASED REASONING Fazlollahi & Vahidov (2001) => meningkatkan efektivitas DSS berbasis simulasi GENETIC ALGORITHMS A B C D
  • 25. Alat komputer telah dikembangkan untuk membantu kelompok dalam pengambilan keputusan organisasi. Group & Organizational Decision Support Alat tradisional yang digunakan dalam analisis keputusan (proses hierarki analitik (Saaty, 1990; Basak & Saaty, 1993) menuju ke alat elektronik/ kelompok DSS (DeSantics & Gallupe, 1987). Nunamaker dkk (1991), untuk dukungan negoisasi sistem
  • 26. Using Individual Decision Support Tools for Group Support Sebuah survey oleh Satzinger & Olfman (1995) menemukan bahwa alat pengguna tunggal tradisional dianggap oleh kelompok lebih berguna daripada kelompok alat pendukung Sharda dkk (1988), menyatakan kelompok dengan akses DSS memiliki kelebihan dibandingkan dengan akses non-DDS, diantaranya: o Dalam membuat keputusan, jauh lebih efektif o Memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi dalam pembuatan keputusan Di sisi lain, Benbasat & Nah (2004) menyatakan bahwa sistem berbasis pengetahuan juga efektif dalam mendukung pengambilan keputusan kelompok.
  • 27. Sistem pendukung keputusan kelompok (GDSS) menggabungkan teknologi komunikasi, komputasi dan dukungan keputusan untuk memfasilitasi perumusan solusi dari masalah yang tidak terstruktur oleh sekelompok orang (DeSantics & Gallupe, 1987). Brashers dkk (1994), menyatakan beberapa manfaat dari GDSS, yaitu: • Memungkinkan semua peserta untuk bekerja secara bersamaan • Memungkinkan peserta untuk tetap fokus & produktif dalam menghasilkan ide-idenya • Antar peserta mendapatkan peluang didengarkan yang sama untuk ide-ide mereka • Menyediakan lingkungan pengambilan keputusan yang lebih sistematis & terstruktur Group Decision Support Systems
  • 28. Negotiation Support Systems Sistem pendukung negosiasi (NSS) digunakan untuk membantu seseorang dalam kegiatan kompetitif/ kegiatan yang melibatkan konflik kepentingan Kebutuhan negosiasi dapat muncul dari perbedaan minat atau dalam tujuan atau bahkan dari keterbatasan kognitif. Nego-Plan adalah sistem yang dapat digunakan untuk membantu menganilisis konsekuensi negosiasi (Matwin dkk, 1989; Holsappe & Whinston, 1996)
  • 29. Problem solving dapat dipahami sebagai “jembatan/ penghubung dari jurang antara keadaan awal dengan keadaan yang diinginkan, dimana strateginya sudah diketahui oleh individu” (Ollinger & Goel, 2010) Problem Solving Problem solving => kegiatan untuk mencari jalan keluar dari suatu permasalahan yang sedang dihadapi individu
  • 30.
  • 31. Cover DAFTAR PUSTAKA Salvendy, G.2012.HANDBOOK OF HUMAN FACTORS AND ERGONOMICS.New Jersey: John Wiley & Sons, INC