Buku ini membahas dasar-dasar mesin, meliputi prinsip kerja mesin bensin 4 tak dan 2 tak, komponen-komponen dasarnya, serta proses perawatan dan perbaikan mesin. Pokok bahasan lainnya adalah asal mula tenaga pada mesin, siklus kerja mesin, perbandingan bore dan stroke, serta volume silinder.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Ā
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
4. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
C. BORE AND STROKE
Mesin di klasifikasikan menjadi 3 yaitu:
1. Long stroke engine
Yaitu mesin yang langkah toraknya(stroke) lebih panjang dari diameter
silinder(bore)
2. Square engine
Yaitu mesin yang langkah pistonnya sama dengan diameter silinder
3. Short stroke engine
Yaitu mesin yang langkah pistonnya lebih pendek dari diameter silinder
5. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
ļ½ TDC (Top Dead Center) atau TMA (Titik Mati Atas)
ļ½ BDC (Before Dead Center) atau TMB (Titik Mati Bawah)
Bore = diameter (garis tengah) lubang silinder
Stroke = panjang langkah gerak piston dari TMA ke TMB
6. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
MESIN-MESIN MODERN MEMPUNYAI BORE ā„ STROKE :
Keuntungan :
1. Dengan diameter silinder yang besar memungkinkan pemasangan katup lebih
besar dan lebih banyak. , sehingga efisiensi pengisian menjadi lebih baik yang
berarti tenaga mesin menjadi lebih besar
2. Stroke yang kecil menjadikan tinggi mesin secara keseluruhan dapat ditekan dan
juga bobot mesin menjadi berkurang.
3. Sub kontak permukaan piston menjadi lebih luas sehingga beban atau tekanan
yang diterima persatuan luas permukaan piston menjadi berkurang
4. Stroke yang kecil memungkinkan perpindahan panas ke dinding slinder menjadi
lebih kecil.
7. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
ļ½ Volume langkah piston(piston displacement) adalah jumlah volume dari
posisi TMA ke TMB
ļ½ Pada dasarnya displacement/CC makin besar menghasilkan output yang
lebih besar pula karena campuran udara dan bahan bakar makin banyak
D. VOLUME SILINDER/PISTON DISPLACEMENT
Volume Silinder = ļ°/4 x D2x S
D = Diameter Silinder (Bore)
S = Langkah Piston (Stroke)
8. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
CONTOH :
Berapa Volume Silinder Mesin Astrea Supra dengan D = 50 mm dan S = 49,5
mm
Jawab :
D = 50 mm = 5 cm dan S = 49,5 mm = 4,95 cm
Vol. Silinder = 3,14 x 52 x 4,95
4
= 97,1 cm3
9. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
E. PERBANDINGAN KOMPRESI
(COMPRESSION RATIO)
Perbandingan Vol Ruang di atas piston saat TMB dengan saat TMA
( ļ„ ) = V1 + V2
V1
V1= Volume ruang bakar
V2= Volume Silinder
Perbandingan Kompresi :
Motor Bensin = 11-1
Makin besar perbandingan Kompresi, maka tenaga motor makin besar, tetapi
dibatasi oleh ketahanan bensin terhadap knocking. Batas maksimum
perbandingan Kompresi disebut HURC (Highest Useful Compression Ratio).
10. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
1). D over size = 50+0.25 = 50,25 mm = 5,025 cm
S = 49,5 mm = 4,95 cm
Vol. Silinder = ļ°/4 x D2x S
= 3,14 x (5,025)2 x 4,95 4
= 98,11 cm3
CONTOH 2 :
Mesin NF 100 dengan D = 50 mm dan S = 49,5 mm
Over size = 0,25 mm; perbandingan Kompresi = 8,8 : 1
Ditanya : 1. Volume Silinder setelah over size
2. Volume Ruang Bakar setelah dioversize
Jawab :
8,8 = V1 + 98,11
V1
( ļ„ ) = V1 + V2
V1
8,8 V1 = V1 +98,11
8,8 V1 - V1 = 98,11
7,8 V1 = 98,11
V1 = 98,11 = 12,57 cm3
7,8
2).
12. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
Tujuan Materi :
ļ§ Peserta memahami prinsip kerja motor bakar
ļ§ Peserta memahami perbedaan motor 4 tak dan 2 tak
ļ§ Peserta dapat menjelaskan komponen dasar mesin
ļ§ dan fungsinya
ļ§ Peserta mampu dan paham melakukan perawatan mesin
ļ§ Peserta mampu dan paham melakukan perbaikan mesin
13. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
Pokok Bahasan :
Dasar-dasar Mesin
- Asal Mula Tenaga
- Siklus Mesin
- Prinsip Kerja Mesin 4 Langkah
- Prinsip Kerja Mesin 2 Langkah
- Perbandingan Mesin 4 Langkah dengan 2 Langkah
- Nama dan Fungsi Komponen Mesin
Perawatan Mesin
Perbaikan Mesin
14. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
ASAL MULA TENAGA
Tenaga
Panas
Tenaga
Gerak
Motor Bakar
(Mesin)
Hasil Pembakaran
Bahan Bakar
Udara + bbm Kompresi Bakar
Gerak
bolak-balik
Gerak
Putar
15. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
ļ± Udara , bahan bakar, pembakaran/sumber panas
ļ± Gerak bolak balik & gerak berputar
ļ± Kompresi pada campuran udara - bahan bakar
ļ± Siklus mesin
Syarat Motor Bakar Menghasilkan Tenaga :
16. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
KOMPONEN DASAR MESIN 4 TAK :
1. Kepala Silinder (Cylinder Head/ Cylinder Cop),
terdiri atas :
Mekanisme Klep & Busi
2. Silinder (Cylinder Comp)
3. Torak (Piston/Seher)
4. Batang penghubung (Connecting Rod/ Stang
Seher)
5. Poros engkol (Crankshaft/ kruk as)
2
1
3
4
5
KOMPONEN DASAR MESIN 2 TAK :
1. Kepala Silinder (Cylinder Head/ Cylinder Cop)
2. Torak (Piston/Seher)
3. Silinder (CylinderComp)
4. Batang penghubung (Connecting Rod/ Stang
Seher)
5. Poros engkol (Crankshaft/ kruk as)
1
3
2
4
5
17. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
1. Mengisi silinder dengan campuran yang mudah terbakar
ļ Langkah Isap
2. Menekan campuran tersebut sampai pada volume
tertentu ļ Langkah Kompresi
3. Menyalakan campuran sehingga mengembang dan
menghasilkan tenaga ļ Langkah Usaha
4. Mengeluarkan gas - gas yang telah terbakar dari dalam
silinder ļ Langkah Buang
SIKLUS MESIN
18. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
SIKLUS MESIN :
Proses kerja secara teratur dan terus menerus untuk menghasilkan
tenaga, yang terdiri :
Langkah Isap
(Intake)
Langkah Kompresi
(Compression)
Langkah Usaha
(Power)
Langkah Buang
(Exhaust)
19. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
Satu siklus terdapat 4 kali langkah piston , 2
ke atas dan 2 ke bawah. Sehingga dalam satu
siklusnya tercapai dalam 2 putaran poros
engkol.
Satu siklus terdapat 2 kali langkah
piston , 1 ke atas dan 1 ke bawah,
dicapai dalam 1 putaran poros
engkol.
BERDASARKAN SIKLUSNYA DIBEDAKAN :
1. MESIN 4 LANGKAH (4 TAK/FOUR STROKE)
2. MESIN 2 LANGKAH (2 TAK/TWO STROKE)
20. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
ISTILAH MESIN
TMA
TMB
ļ± TMA : Titik Mati Atas (TDC : Tod Dead Center)
Batas pergerakan piston paling atas
ļ± TMB : Titik Mati Bawah (BDC : Bottom Dead Center)
Batas pergerakan piston paling bawah
ļ± L : Langkah Piston (S: Stroke)
Langkah pergerakan piston dari TMA ke TMB atau sebaliknya
21. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
Langkah Isap
Piston bergerak dari TMA ke TMB
I
Langkah Kompresi Piston
bergerak dari TMB ke TMA
K
Langkah Usaha
Piston bergerak dari TMA ke TMB
U
Langkah Buang Piston
bergerak dari TMB ke TMA
B
PRINSIP KERJA MESIN 4 LANGKAH
22. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
1. Pergerakan Piston
Bergerak dari TMA ke TMB
2. Kondisi Katup
Katup in terbuka & Katup ex tertutup
3. Proses yang terjadi
Kevakuman dalam ruang silinder
mengakibatkan udara mengalir ke dalam
silinder dan bercampur bensin dari karburator.
LANGKAH ISAP
1
23. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
LANGKAH KOMPRESI
2
1. Pergerakan Piston
Bergerak dari TMB ke TMA
2. Kondisi Katup
Katup in & ex tertutup
3. Proses yang terjadi
- Gas campuran bensin dan udara
dikompresikan hingga mencapai
tekanan dan suhu yang tinggi.
- Beberapa derajat sebelum piston
mencapai TMA busi memercikkan
bunga api.
24. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
LANGKAH USAHA
3
1. Pergerakan Piston
Bergerak dari TMA ke TMB
2. Kondisi Katup
Katup in & ex tertutup
3. Proses yang terjadi
Gerak bolak-balik piston akan diteruskan oleh
batang penghubung (stang seher) ke poros
engkol untuk diubah menjadi gerak putar
yang digunakan untuk menggerakkan
kendaraan.
25. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
LANGKAH BUANG
4
1. Pergerakan Piston
Bergerak dari TMB ke TMA
2. Kondisi Katup
Katup in tertutup & katup ex terbuka
3. Proses yang terjadi
Gas bekas didorong piston keluar melalui
saluran buang dan muffler menuju ke udara
luar.
27. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
VALVE TIMING DIAGRAM
E
ļ½ KATUP MASUK TERBUKA : 50 Sebelum TMA
TERTUTUP : 350 Sesudah TMB
ļ½ KATUP BUANG TERBUKA : 250 Sebelum TMB
TERTUTUP : 50 Sesudah TMA
28. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
ļ½ Apa bila titik A menyentuh pelatuk maka klep terangkat dan terbuka
penuh setelah mencapai tonjolan titik B
ļ½ Setelah melewati puncak klep akan turun kembali dan tertutup rapat
setelah titik C
29. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
PRINSIP KERJA MESIN 2 LANGKAH
Proses kerja mesin hanya diselesaikan
dalam 1 putaran engkol, sehingga
setiap satu gerakan piston melakukan
2 proses kerja.
30. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
Setengah putaran pertama atau 180Āŗ , piston
bergerak dari TMB ke TMA.
Di Atas Piston
ļ± Terjadi Langkah Kompresi
Di Bawah Piston
ļ± Langkah Hisap/Pengisian ruang engkol
LANGKAH HISAP DAN KOMPRESI
1
31. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
Setengah putaran kedua atau 360Āŗ , piston
bergerak dari TMA ke TMB.
Di Atas Piston
ļ± Terjadi Langkah Usaha dan Buang
Di Bawah Piston
ļ± Langkah Bilas
LANGKAH USAHA DAN BUANG
2
33. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
Mesin 4 Langkah
Kerugian :
ļ± Konstruksinya lebih rumit
ļ± Akselerasi lebih lambat
PERBANDINGAN MESIN
4 LANGKAH DAN 2 LANGKAH
1
Keunggulan :
ļ± Hemat bahan bakar & Ramah lingkungan, karena kerugian gas baru yang
terbuang bersama gas buang sangat kecil & sistem pembakaran yang lebih
sempurna
ļ± Sistem pelumasan lebih sempurna
ļ± Daya tahan mesin pada jarak jauh lebih baik
ļ± Jangka waktu overhaul lebih lama
ļ± Hemat pemakaian minyak pelumas
ļ± Engine brake lebih besar
34. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
Keunggulan :
ļ± Konstruksinya lebih sederhana
ļ± Akselerasi lebih baik
Kekurangan :
ļ± Sistem pembuangan kurang sempurna
ļ± Motor bekerja tidak teratur pada putaran rendah
ļ± Pelumasan relatif kurang sempurna
ļ± Jadwal perawatan lebih singkat
Mesin 2 Langkah
2
36. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
Silinder Head/kepala Silinder/silinder kop Sebagai penutup silinder,
penempatan busi dan mekanisme katup dan Sebagai ruang bakar
45. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
Timing Chain/Keteng/Rantai Mesin berfungsi untuk
Meneruskan putaran poros engkol ke poros nok/cam shaft.
Agar tidak berisik dan poros nok dapat menggerakkan katup dg saat
yg tepat, rantai mesin ditahan penghantar rantai mesin (cam chain
guide) dan penegang rantai (cam chain tensioner)
46. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
ā¢Ada 2 jenis rantai mesin :
ā¢1. Roller Chain ā¢2. Silent Chain
ā¢Rantai mesin tipe silent chain berbentuk mata roda
gigi akan menghasilkan suara mesin yang lebih halus.
54. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
BLOK SILINDER
5
FUNGSI :
ļ§ Sebagai tempat pembakaran bahan bakar dan udara.
ļ§ Sebagai tempat pergerakan piston.
Bekerja pada suhu, tekanan dan gesekan tinggi, maka harus terbuat dari bahan
yang kuat :
ļ§ Baja Tuang, Contoh : Astrea Grand, Supra
ļ§ Paduan Alluminium dengan tanbung baja sebagai Cylinder Liner, Contoh :
Karisma, Tiger.
ļ§ Permukaan Cylinder Liner Mesin 2 Tak terbuat dari Nickel Silicon carbide,
Contoh : NSR 150 RR.
55. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
55
KONSTRUKSI SILINDER
SILINDER MESIN 4 TAK SILINDER MESIN 2 TAK
Dinding Silinder Rata Dinding Silinder Terdapat :
ļ§ Rongga Bilas (Scavenging Port)
ļ§ Rongga Buang (Out Let Port)
56. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
56
KONSTRUKSI SILINDER
SILINDER MESIN PENDINGIN UDARA
Sirip-sirip Pendingin
untuk memperluas
bidang pendinginan
SILINDER MESIN PENDINGIN AIR
Selubung Air
57. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
57
4. PISTON
Fungsi :
Melakukan langkah hisap, kompresi, usaha dan buang
Menerima tekanan pembakaran dan meneruskan ke poros engkol
melalui batang penggerak.
Terbuat dari material alluminium paduan :
ļ¶Ringan
ļ¶Penghantar panas yang baik
ļ¶Pemuaian kecil
ļ¶Tahan terhadap keausan
ļ¶Tahan terhadap suhu dan tekanan yang tinggi
Piston Karisma dilapisi molybdenum ļØ tahan gesekan
Diameter piston < diameter silinderļØ terdapat celah piston (piston
clearance).
Bentuk piston diameter bag atas < diameter bag bawah (tirus),
untuk menanggulangi pemuaian yg lebih besar pd bag atas
58. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
58
OFFSET ENGINE
Pemasangan piston harus
memperhatikan tanda pemasangan.
Tanda pemasangan ini berkaitan dg
āOffset Engineā , konstruksi ruang
bakar dan katup.
Offset engine :
Konstruksi mesin dg titik pusat
piston yang tidak segaris dg titik
pusat poros engkol untuk
memperkecil gaya ke samping pada
sisi kerja piston yg menekan silinder.
Terdiri :
ļ¶Offset pada pin piston
ļ¶Offset pada poros engkol
59. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
59
5. RING PISTON
Fungsi :
ļ¶Mencegah kebocoran gas dari ruang bakar ke dalam bak mesin
ļ¶Menghantarkan panas piston ke dinding silinder
ļ¶Mengatur lapisan oli di dinding silinder
Mesin 4 tak mempunyai 3 ring piston Mesin 2 tak mempunyai 2 ring piston
Bahan Ring Piston :
Besi tuang atau baja paduan dengan lapisan chrome plating.
60. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
60
RING KOMPRESI
ļ¶Berfungsi mencegah kebocoran gas dari ruang
bakar ke bak mesin
ļ¶Untuk meningkatkan daya tahan thd gesekan,
permukaan ring dilapisi dengan crom (chrome
plate).
Terdiri dari 2 buah ring kompresi :
ļ¶Ring Pertama (Top Ring) dengan bidang
kontak rata (Plain) untuk memperoleh
kerapatan yang tinggi.
ļ¶Ring Kedua (Second Ring) dengan bidang
kontak tirus/ menyudut (Bevel Edge) guna
membersihkan sisa lapisan minyak pelumas di
dinding silinder untuk menghindari timbulnya
asap putih.
61. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
61
RING PELUMASAN
ļ¶Berfungsi untuk membentuk lapisan oli (oil
film) antara piston dan dinding silinder,
serta untuk mengikis kelebihan oli agar
tidak masuk ke ruang bakar.
Terdiri 2 tipe yaitu :
ļ¶Integral, bentuknya hampir sama ring
kompresi, tetapi dilengkapi alur dan lubang-
lubang persegi empat (slotted square
edges). Digunakan pada motor tipe lama.
ļ¶Split (three piece), yang terdiri dari 2 buah
side rail dan sebuah expander .
62. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
62
ļ¶Mesin 2 tak tidak dilengkapi ring pelumasan,
karena sistem pelumasannya berbeda dengan
mesin 4 tak. Ring, piston dan silinder
mendapatkan pelumasan dari minyak pelumas
yg masuk bersamaan dg bahan bakar.
ļ¶Ring expander yg dipasang di antara piston dan
ring piston kedua (second ring) berfungsi untuk
menekan ring piston terhadap dinding silinder
dan meredam getaran ring piston, sehingga
dapat mengurangi engine noise.
ļ¶Piston mesin 2 tak dilengkapi pin
dowels/locating pins yg berfungsi utk menahan
pergeseran ring piston saat piston bekerja agar
ujung-ujung ring piston bersentuhan dengan
lubang-lubang masuk, bilas atau buang yg
terdapat pada dinding silinder.
63. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
63
PEMASANGAN RING PISTON
ļ± Pasang Ring Piston dengan penanda
menghadap ke atas.
ļ± Jangan sampai Ring Pertama/Atas dan Ring
Kedua tertukar.
ļ¶ Ring Atas = lebih tipis, penampang bentuk
plat
ļ¶ Ring Kedua = lebih tebal, penampang tirus
dan sisinya tajam
ļ± Letakkan celah pada ujung ring piston pada
jarak 120Āŗ seperti pada gambar.
ļ¶ Mesin 2 tak : Ujung ring piston ditepatkan
pd pin dowel.
ļ± Jangan meletakkan celah pada side rail ring
pelumasan pada posisi yg sama. Tepatkan side
rail atas dan bawah Ā± 20 mm dari ujung spacer
ring oli.
ļ± Pastikan Ring Piston dapat berputar dengan
bebas dalam alurnya.
64. Bab 1.
DasarāOtomotif
Bab 2.
DasarāMesin
Bab 3.
Perawatan
Bab 4.
Perbaikan
64
7. CONNECTING ROD
Fungsi :
Menghubungkan Piston ke Poros engkol dan meneruskan tenaga pembakaran
yang diterima piston ke poros engkol.
Bagian-bagian Connecting Rod Connecting Rod mesin 2 tak
dilengkapi needle bearing
pada bagian small endnya