Kegiatan penguatan bagi guru-guru SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang bertujuan untuk membantu guru memahami keragaman siswa, menyadari persepsi dan implikasi hukuman, serta mengembangkan teknik disiplin positif. Peserta diharapkan memahami keragaman siswa, menyadari tujuan perilaku salah, dan mampu menerapkan disiplin positif.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh teknologi informasi terhadap anak selama pandemi, tantangan belajar daring yang dihadapi anak, serta tips dan peran orang tua dalam mendukung perkembangan anak di masa pandemi."
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan moral pada anak dan pengaruh pengasuhan orang tua terhadap perkembangan moral tersebut. Dokumen menjelaskan tahap-tahap perkembangan moral menurut teori Kohlberg serta cara-cara pengasuhan yang dapat mendukung perkembangan moral anak seperti lingkungan keluarga yang harmonis, komunikasi yang baik, dan menjadi teladan bagi anak. Perkembangan moral anak ditandai dengan kemampu
Kegiatan penguatan bagi guru-guru SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang bertujuan untuk membantu guru memahami keragaman siswa, menyadari persepsi dan implikasi hukuman, serta mengembangkan teknik disiplin positif. Peserta diharapkan memahami keragaman siswa, menyadari tujuan perilaku salah, dan mampu menerapkan disiplin positif.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh teknologi informasi terhadap anak selama pandemi, tantangan belajar daring yang dihadapi anak, serta tips dan peran orang tua dalam mendukung perkembangan anak di masa pandemi."
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan moral pada anak dan pengaruh pengasuhan orang tua terhadap perkembangan moral tersebut. Dokumen menjelaskan tahap-tahap perkembangan moral menurut teori Kohlberg serta cara-cara pengasuhan yang dapat mendukung perkembangan moral anak seperti lingkungan keluarga yang harmonis, komunikasi yang baik, dan menjadi teladan bagi anak. Perkembangan moral anak ditandai dengan kemampu
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
Makalah ini membahas pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak. Pola asuh orang tua meliputi pola demokratis, otoriter, dan permisif, yang masing-masing memiliki pengaruh berbeda terhadap kepribadian anak. Faktor-faktor seperti pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan status ekonomi keluarga juga mempengaruhi cara orang tua mendidik anak dan membentuk keprib
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
Makalah ini membahas pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak. Pola asuh orang tua meliputi pola demokratis, otoriter, dan permisif yang berpengaruh besar terhadap kepribadian anak. Faktor-faktor seperti pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan status ekonomi keluarga juga mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.
Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan seks sejak dini untuk anak-anak dan remaja. Pendidikan seks yang benar dari orang tua diperlukan untuk mencegah berkembangnya pikiran negatif dan perilaku seksual yang merugikan. Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak tentang topik ini sangat penting.
Buku ini membahas tentang kecerdasan emosional dan bagaimana orang tua dapat mengajarkannya kepada anak. Kecerdasan emosional sangat penting dalam membesarkan anak karena membantu anak dalam mengontrol emosi, berpikir realistis, dan berinteraksi dengan orang lain secara empatik. Gaya orang tua otoritatif yang memberikan bimbingan tetapi memberdayakan anak dianggap paling efektif dalam membesarkan anak ber-
Buku ini membahas tentang kecerdasan emosional dan bagaimana orang tua dapat mengajarkannya kepada anak. Kecerdasan emosional sangat penting dalam membesarkan anak karena membantu anak dalam mengontrol emosi, berpikir realistis, dan berinteraksi dengan orang lain secara empatik. Gaya orang tua otoritatif yang memberikan bimbingan tetapi memberdayakan anak dianggap paling efektif dalam membesarkan anak ber-
Buku ini membahas tentang kecerdasan emosional dan bagaimana orang tua dapat mengajarkannya kepada anak. Kecerdasan emosional sangat penting dalam membesarkan anak karena membantu anak dalam mengontrol emosi, berpikir realistis, dan berinteraksi dengan orang lain secara empatik. Gaya orang tua otoritatif yang memberikan bimbingan namun memberi kemandirian kepada anak dinilai paling efektif dalam membesark
1. Masa remaja adalah masa transisi antara anak-anak hingga dewasa yang terjadi pada usia 10-22 tahun.
2. Pada masa ini terdapat tugas perkembangan seperti memperluas komunikasi, menerima peran sosial, dan memilih pekerjaan.
3. Ciri khas remaja antara lain perubahan emosi dan fisik yang cepat serta mulai menentukan nilai-nilai hidup.
Pola Asuh Disiplin Positif Perilaku Beresiko - Ibu Imelda.pdfastridfarmawati
Dokumen tersebut membahas tentang pola asuh yang efektif untuk remaja, meliputi definisi pola asuh, tipologi pola asuh, tujuan pola asuh, kesepakatan bersama, hukuman dan konsekuensi, serta disiplin positif. Secara ringkas, dokumen ini menjelaskan pentingnya menerapkan pola asuh yang otoritatif dalam membesarkan remaja, dengan memberikan kendali namun tetap melibatkan dan merespon kebutuhan re
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya membentuk kemandirian pada anak sejak dini dengan memberikan contoh perilaku yang baik, memisahkan diri secara fisik dan memberikan ruang untuk anak untuk memilih dan mengembangkan minatnya sendiri. Budaya Indonesia cenderung lebih mementingkan kekeluargaan dibandingkan budaya Barat yang lebih individualistik, namun orangtua perlu memilah mana yang baik untuk diterapkan agar anak dapat tum
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
Makalah ini membahas pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak. Pola asuh orang tua meliputi pola demokratis, otoriter, dan permisif, yang masing-masing memiliki pengaruh berbeda terhadap kepribadian anak. Faktor-faktor seperti pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan status ekonomi keluarga juga mempengaruhi cara orang tua mendidik anak dan membentuk keprib
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
Makalah ini membahas pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak. Pola asuh orang tua meliputi pola demokratis, otoriter, dan permisif yang berpengaruh besar terhadap kepribadian anak. Faktor-faktor seperti pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan status ekonomi keluarga juga mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.
Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan seks sejak dini untuk anak-anak dan remaja. Pendidikan seks yang benar dari orang tua diperlukan untuk mencegah berkembangnya pikiran negatif dan perilaku seksual yang merugikan. Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak tentang topik ini sangat penting.
Buku ini membahas tentang kecerdasan emosional dan bagaimana orang tua dapat mengajarkannya kepada anak. Kecerdasan emosional sangat penting dalam membesarkan anak karena membantu anak dalam mengontrol emosi, berpikir realistis, dan berinteraksi dengan orang lain secara empatik. Gaya orang tua otoritatif yang memberikan bimbingan tetapi memberdayakan anak dianggap paling efektif dalam membesarkan anak ber-
Buku ini membahas tentang kecerdasan emosional dan bagaimana orang tua dapat mengajarkannya kepada anak. Kecerdasan emosional sangat penting dalam membesarkan anak karena membantu anak dalam mengontrol emosi, berpikir realistis, dan berinteraksi dengan orang lain secara empatik. Gaya orang tua otoritatif yang memberikan bimbingan tetapi memberdayakan anak dianggap paling efektif dalam membesarkan anak ber-
Buku ini membahas tentang kecerdasan emosional dan bagaimana orang tua dapat mengajarkannya kepada anak. Kecerdasan emosional sangat penting dalam membesarkan anak karena membantu anak dalam mengontrol emosi, berpikir realistis, dan berinteraksi dengan orang lain secara empatik. Gaya orang tua otoritatif yang memberikan bimbingan namun memberi kemandirian kepada anak dinilai paling efektif dalam membesark
1. Masa remaja adalah masa transisi antara anak-anak hingga dewasa yang terjadi pada usia 10-22 tahun.
2. Pada masa ini terdapat tugas perkembangan seperti memperluas komunikasi, menerima peran sosial, dan memilih pekerjaan.
3. Ciri khas remaja antara lain perubahan emosi dan fisik yang cepat serta mulai menentukan nilai-nilai hidup.
Pola Asuh Disiplin Positif Perilaku Beresiko - Ibu Imelda.pdfastridfarmawati
Dokumen tersebut membahas tentang pola asuh yang efektif untuk remaja, meliputi definisi pola asuh, tipologi pola asuh, tujuan pola asuh, kesepakatan bersama, hukuman dan konsekuensi, serta disiplin positif. Secara ringkas, dokumen ini menjelaskan pentingnya menerapkan pola asuh yang otoritatif dalam membesarkan remaja, dengan memberikan kendali namun tetap melibatkan dan merespon kebutuhan re
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya membentuk kemandirian pada anak sejak dini dengan memberikan contoh perilaku yang baik, memisahkan diri secara fisik dan memberikan ruang untuk anak untuk memilih dan mengembangkan minatnya sendiri. Budaya Indonesia cenderung lebih mementingkan kekeluargaan dibandingkan budaya Barat yang lebih individualistik, namun orangtua perlu memilah mana yang baik untuk diterapkan agar anak dapat tum
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
2. +
KASUS
Kecurangan dalam Ujian Nasional di SD 06
Petang Pesanggrahan itu mencuat setelah
salah satu orangtua siswa, Irma Winda
Lubis, mengadukan ke Komnas
perlindungan anak bahwa anaknya dipaksa
saling mencontek dengan siswa lain saat
ujian nasional. Bahkan, menurut Irma, guru
pun membuat perjanjian bahwa kejadian
saling mencontek itu tidak boleh dibocorkan
kepada siapapun, termasuk orangtua.
4. +
DEFINISI HATI NURANI
Adl suatu standard perilaku internal yang mengontrol
tindakan sso yg menghasilkan ketidaknyamanan scr
emosional ketika berbuat salah (Papalia, 2002)
Hati nurani bergantung kepada keinginan dalam diri u/
melakukan sst yg benar krn ia yakin bhw hal itu benar;
bukan atas kehendak orang lain yg menyuruhnya
Sebuah sistem pengendalian dalam diri yang
bertanggungjawab untuk memunculkan dan
mempertahankan pengaturan diri (self-regulation)
(Kochanska & Aksan, 2006).
5. +
Kochanska, Koenig, Barry, Kim, dan
Yoon (2010)
Hati nurani merupakan kesatuan dari perilaku dan emosi yang
teratur dan muncul pada usia 1-4 tahun
Hati nurani dapat mencegah perilaku agresif, destruktif, dan
gangguan tingkah laku lainnya
6. + Dua hal penting dalam membangun pondasi
hati nurani pada anak (Hoffman, 1983)
1. Internalisasi aturan
yang diberikan oleh
orang tua pada masa
kanak-kanak yang
didapatkan melalui
interaksi antara orang
tua dan anak
2. Pengalaman anak
dalam berempati
terhadap kesusahan
orang lain
Memiliki kompetensi adaptif yang positif dan
mendorong terbentuknya perilaku prososial
7. + Tiga komponen hati nurani
(Kochanska & Askan, 2006)
1. Moral emotion
Berkaitan dengan perasaan bersalah yang
dialami secara nyata. Perasaan ini dapat
menjadi mesin motivasi yang dapat mencegah
kelakuan buruk dan sebagai penanda bagi anak
mengenai karakteristik pribadi yang negatif
Dibutuhkan pengasuhan
yang hangat
8. + Bagaimana pengasuhan yang
hangat dalam mengembangkan
moral emotion?
Bukan langsung memberitahu kesalahan anak dan
konsekuensinya Anak akan melawan dan menganggap itu
bukan kesalahanny
Ajaklah anak untuk berdiskusi: Mengapa ia melakukan hal tsb?
Ajak untuk membayangkan bagaimana perasaan teman yang
diperlakukan dengan buruk?
9. +
2. Moral conduct
Perilaku aktual yang ditunjukkan oleh
anak dan merupakan cerminan dari
kapasitas eksekutif anak untuk
mematuhi aturan dan standar
Pengalaman
rasa bersalah
Perasaan cemas
dan takut untuk
melukai orang lain
Perilaku moral
yang
terinternalisasi
10. +
3. Moral cognition
Berkaitan dengan pemahaman anak
mengenai aturan dan standar
perilaku, serta pemahaman
mengenai konsekuensi yang
didapatkan oleh diri sendiri dan orang
lain
11. +
Hasil penelitian longitudinal
Kochanska dkk (2010)
Anak yang memiliki pengalaman-pengalaman mematuhi aturan
meski tidak diawasi orang tua cenderung menganggap dirinya
sebagai anak yang baik
Hal tersebut membentuk moral self dan moral identity pada
anak dan dapat memprediksi perilaku sosial dan adaptif
pada anak saat usia sekolah
12. +
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Pengalaman-pengalaman tersebut menjadi penguat bagi anak
dan membentuk skema kognitif pada anak yang
menjadikannya dorongan dalam melakukan tingkah laku
prososial
13. +
Hasil penelitian longitudinal
Kochanska dkk (2010)
Kehadiran Ibu:
51 jam per
minggu
Mother-Child
positive
relationship
Membangun
empati anak
terhadap Ibu
Positive
Conscience and
Behavior
14. +
MANFAAT HATI NURANI
Hati nurani mendorong anak u/ berani mengatakan
“TIDAK” pada hal2 yg negatif.
Membantu anak menahan hawa nafsu dan sadar
akan konsekuensi terhadap setiap perbuatan yg
dilakukan.
Mengingatkan anak u/ selalu berkata dan
berperilaku jujur dan dapat dipercaya.
Berani untuk mengakui kesalahannya dan berkata
“maaf”.
16. +1. CIPTAKAN KONTEKS BAGI
PERKEMBANGAN MORAL
Jadilah contoh
moral yg baik
Kembangkan
hubungan yg
erat & saling
menghargai
Ajarkan
keyakinan moral
orgtua pada
anak
Menuntut anak
melakukan
tindakan
bermoral
Ajarkan
penalaran moral
Menjelaskan
aturan yg
ditetapkan
17. +
Apa yg kita lakukan jauh lbh
berpengaruh thd apa yg kita
katakan?
Segala hal2 kecil mrp pelajaran
moral yg berarti hal yg tjd
sehari2, tiap menit adl hal yg
diserap anak
“Kalau aku mrp satu2nya orang
yg memberi contoh kpd anak
mengenai benar & salah, Apa yg
telah didapat anakku hari ni?”
18. +CONTOH PERILAKU SEHARI2 PADA
ORANG TUA YANG MEMBINGUNGKAN
PEMBENTUKAN HATI NURANI ANAK
Melakukan tindakan yang tidak sejalan dengan
apa yang kita ingin ajarkan pada anak, misalnya
•Atasan menelpon dan kita minta untuk mengatakan kalau
sedang tidak ada dirumah
•Anak tidak masuk sekolah karena kita tertidur dan kita
katakan kalau anaknya sakit
•Membantu anak mengerjakan sebagian besar pekerjaan
rumahnya yang sebenarnya adalah tanggung jawabnya
untuk belajar
•Melanggar lampu lalu lintas saat lengang atau masuk jalur
bus way dan mengatakan tidak ada polisi pada saat anak
sedang berada di dalam mobil
19. +2. AJARKAN KEBAJIKAN U/ MEMPERKUAT HATI
NURANI & MENGARAHKAN HATI NURANI
Tentukan
kebajikan utama
Lakukan 1
kebajikan/bulan
Sharing bersama
ttg suatu makna
kebajikan
Menjadi contoh
bg anak “kata2,
perilaku”
Mendorong
penerapan
kebajikan
Mendorong anak
mempraktikkan
kebajikan
22. +CARA MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN AGAMA PD
ANAK
Mengikutsertakan
anak dlm
keg.agama
Membiasakan taat
beribadah
Membaca kitab suci
& cerita
Mendidik kesalehan
sosial
24. +
TUGAS
Ceritakan pengalaman yang membuat anda merasa bersalah
dan anda masih ingat sampai saat ini!
Adakah pelajaran yang anda dapatkan dari pengalaman
perasaan bersalah tersebut?
Apakah pelajaran tersebut anda terapkan ketika dihadapkan
suatu masalah yang serupa? Ceritakan!
Editor's Notes
Anak yang memahami dan mematuhi aturan dengan tanpa adanya pengawasan dari orang tua. Serta memiliki kepedulian terhadap orang lain dan merasa bersalah jika menyakiti orang lain cenderung dan yang merasa tidak nyaman ketika mereka melakukan pelanggaran biasanya menunjukkan perkembangan moral dan hati nurani yang positif
Moral emotion: perasaan cemas ketika melakukan kesalahan dapat menjadi motivasi dasar dalam menghalangi tindakan kekerasan.
Perasaan bersalah pada anak itu natural, merupakan bagian dari temperament dan karakteristik anak
Terdapat effortful control ketika anak telah mendapatkan pengalaman mengenai perasaan bersalah.
Usaha mengontrol ini akan terjadi secara natural dimana anak secara sukarela mematuhi standar perilaku meski tanpa pengawasan dan peringatan dari orang dewasa.
Moral kognisi bukan hanya dipengaruhi oleh temperament anak dan interaksi dengan orang tua. Moral kognisi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lebih kompleks, yakni pendidikan, usia, dan lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang
Melalui interaksi antara orang tua dan ibu, ibu memberikan keyakinan pada anak dengan membagi pengalaman yang ibu rasakan. Pengalaman anak terhadap kesedihan yang dirasakan ibu membantu anak memahami apa yang dapat melukai hati orang lain. Hal ini menjadi pondasi kuat dalam perkembangan hati nurani dan tingkah lakunya.