SlideShare a Scribd company logo
CONTINUITY OF CARE-1
KONSELING INFORMASI DAN EDUKASI
“Asuhan dan Konseling Masa Prakonsepsi”
Nama : Etri Wanesti
BP : 1910333002
Preseptor Akademik :
Feri Anita Wijayanti, Bd.,M.Mid
Preseptor Lapangan :
Irna Yulita Sari, S.ST
PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2021/2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Lapangan dan
Pembimbing Akademik Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
Nama : Etri Wanesti
NIM : 1910333002
Padang, Januari 2022
Menyetujui,
Pembimbing Akademik Penguji
Feri Anita Wijayanti, Bd.,M.Mid
NIP. 19880215 202012 2 002
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya serta shalawat yang selalu tercurahkan kepada Rasullullah
SAW. Berkat Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus dengan judul “KONSELING INFORMASI DAN EDUKASI
MASA PRAKONSEPSI”. Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan mata kuliah Continuity of Care (CoC) - 1 semester tujuh Program
Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Penulisan laporan kasus ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
Penulis sadar tanpa bantuan dan bimbingan dari banyak pihak akan sangat sulit
untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah terlibat dalam penulisan
dan melakukan asuhan prakonsepsi ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih ada kekurangan dan
kelemahan yang masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan
dan pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
masukan dan saran serta kritikan yang bersifat membangun agar laporan ini menjadi
lebih baik. Semoga penulisan laporan ini dapat memberi manfaat bagi bagi penulis
dan pembaca lainnya.
Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Padang, 22 Desember 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
BAB 1...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
Latar Belakang..................................................................................................... 1
Tujuan.................................................................................................................. 2
Manfaat Penulisan ............................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 4
2.1 Contiunity of Care......................................................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Prakonsepsi ............................................................................ 5
2.3 Konseling Perencanaan Kehamilan Sehat..................................................... 6
BAB III.................................................................................................................. 29
LAPORAN KASUS.............................................................................................. 29
BAB IV ................................................................................................................. 41
ANALISIS KASUS .............................................................................................. 41
BAB V................................................................................................................... 44
PENUTUP............................................................................................................. 44
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 44
5.2 Saran............................................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46
LAMPIRAN.......................................................................................................... 48
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Asuhan pada masa prakonsepsi penting diberikan kepada wanita
sebelum kehamilan dengan tujuan mengoptimalkan kesehatan wanita. Status
kesehatan ibu sebelum hamil merupakan faktor penentu hasil kehamilan.
Asuhan prakonsepsi juga bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi ibu
dan bayi (Berglund, 2016). Komplikasi yang terjadi pada Ibu dan bayi bisa
meningkatkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian bagi pemerintah
adalah kematian ibu dan bayi (Achadi, 2019). Menurut World Health
Organization (WHO) pada tahun 2017 di dunia tercatat sekitar 295.000 ibu di
dunia meninggal (setiap hari 810 ibu meninggal) akibat penyakit/komplikasi
terkait kehamilan dan persalinan (WHO, 2019). Pada tahun 2018, Angka
kematian bayi secara global 18 per 1000 kelahiran hidup (Unicef, 2019).
Sekitar 2,5 juta bayi meninggal pada tahun 2018 (7000 bayi baru lahir
meninggal setiap hari), sekitar sepertiga meninggal pada hari kelahiran dan
hampir tiga perempat meninggal dalam minggu pertama kehidupan (WHO,
2019).
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB baik
di Indonesia maupun di dunia, salah satunya dengan memberikan asuhan yang
bersifat Continuity of care. Continuity of Care (COC) adalah model asuhan
kebidanan yang diberikan kepada pasien dilakukan secara berkesinambungan
(Diana, 2017). Contiunity of Care merupakan bagian mendasar model praktek
kebidanan dikarenakan dengan asuhan yang berkesinambungan
memungkinkan bidan untuk memberikan asuhan yang menyeluruh dan
berkelanjutan. Menurut penelitian Sunarsih (2020) perempuan yang dilakukan
Continuity of care dari masa kehamilan, bersalin, nifas dan neonatus berjalan
dengan lancar dan bayi normal. Setelah diberikan asuhan berkesinambungan
klien lebih terbuka dalam mengutarakan keluhan, serta merasa tenang ada yang
mendampingi dalam pemeriksaan dan memantau tentang kondisi klien dan
2
janin, mendapatkan pengetahuan yang lebih. Model asuhan secara terus
menerus dan berkelanjutan merupakan sebuah contoh praktik terbaik karena
mampu meningkatkan kepercayaan terhadap bidan, menjamin dukungan
terhadap perempuan secara konsisten sejak hamil, persalinan dan nifas
(Maharani, dkk, 2018 dalam Sunarsih, 2020).
Asuhan pada masa prakonsepsi penting diberikan kepada wanita
sebelum kehamilan dengan tujuan mengoptimalkan kesehatan wanita. Status
kesehatan ibu sebelum hamil merupakan faktor penentu hasil kehamilan.
Asuhan prakonsepsi juga bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi ibu
dan bayi (Berglund, 2016). Asuhan Prakonsepsi yang dapat diberikan oleh
bidan adalah memberikan KIE mulai dari nutrisi, kesehatan reproduksi, cara
menentukan masa subur, persiapan menjadi orang tua dan membentuk keluarga
serta perencanaan kehamilan agar setiap pasangan memilki kesiapan secara
fisik dan mental maupun ekonomi sebelum pernikahan (Megayana, 2020).
Dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan Continuity of care
terhadap perempuan pranikah, yang dilakukan untuk mengaplikasikan asuhan
kebidanan (skrinning dan KIE) pada masa prakonsepsi di
komunitas.Pendekatan yang dilakukan adalah penyelesaian masalah melalui
pengkajian untuk mengidentifikasi kebutuhan dan merumuskan interpretasi
data kebidanan meliputi diagnosis kebidanan, mengetahui masalah dan
kebutuhan yang diperlukan, mengambil keputusan klinik dengan menyusun
perencanaan asuhan kebidanan yang efektif dan efisien, pelaksanaan dan
penyelesaian asuhan serta melakukan tindakan evaluasi.
Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Untuk mengedukasi klien tentang persiapan prakonsepsi.
1.1.2 Tujuan Khusus
1.1.2.1 Untuk mengedukasi klien tentang nutrisi yang diperlukan dalam masa
prakonsepsi.
1.1.2.2 Untuk mengedukasi klien tentang personal hygiene dalam masa
prakonsepsi.
3
1.1.2.3 Untuk mengedukasi klien tentang persiapan psikis dalam masa
prakonsepsi.
1.1.2.4 Untuk mengedukasi klien tentang jarak ideal antar kehamilan
1.1.2.5 Untuk mengedukasi klien tentang management keuangan keluarga
1.1.2.6 Untuk mengedukasi klien tentang delapan fungsi pokok keluarga
1.1.2.7 Untuk mengedukasi klien tentang Evidance based asuhan prakonsepsi
1.1.2.8 Untuk mengedukasi klien tentang deteksi dini risiko tinggi prakonsepsi
1.1.2.9 Untuk mengedukasi klien tentang KIE catin dan persiapan menjadi orang
Tua
1..2.2.10 Untuk mengedukasi klien tentang penilaian masa subur
1.2.2.11 Untuk mengedukasi klien tentang gangguan menstruasi
Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Penulis
Dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan menemukan masalah
kemudian mencari pemecahan masalah tersebut serta memberikan
pelayananya yang berkesinambungan dan bermutu sesuai dengan standar
kebidanan.
1.3.2 Bagi Klien
Dengan mendapatkan asuhan kebidanan Contiunity of Care diharapkan
dapat mempersiapkan diri secara fisik, mental dan ekonomi dalam
menghadapi pernikahan dan kemudian nantinya akan menghasilkan ibu dan
bayi sehat.
1.3.3 Bagi masyarakat
Dengan asuhan kebidanan Contiunity of Care diharapkan keluarga dan
masyarakat mendapatkan wawasan yang baik terkait masa Prakonsepsi.
1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah informasi yang dapat dijadikan bahan masukan bagi
akademik dalam pengembangan proses pembelajaran.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Contiunity of Care
2.1.1 Pengertian Contiunity of Care
Continuity of care dalam kebidanan merupakan serangkaian kegiatan
pelayanan berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir, serta keluarga berencana (Homer et all, 2014 dalam Ningsih,
2017). Continuity of care yang dilakukan oleh bidan pada umumnya
berorientasi untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu
periode. Continuity of care memiliki 3 jenis pelayanan yaitu manajemen,
informasi dan hubungan. Kesinambungan manajemen melibatkan
komunikasi antar perempuan dan bidan. Kesinambungan informasi
menyangkut ketersediaan waktu yang relevan. Kedua hal tersebut penting
untuk mengatur dan memberikan pelayanan kebidanan (Sandall dalam
Ningsih, 2017). Model asuhan secara terus menerus dan berkelanjutan
(continuity of care/ COC) merupakan sebuah contoh praktik terbaik karena
mampu meningkatkan kepercayaan perempuan terhadap bidan, menjamin
dukungan terhadap perempuan secara konsisten sejak hamil, persalinan dan
nifas (Maharani, dkk, 2018).
Bidan diharuskan memberikan pelayanan kebidananan yang kontinu
(Continuity of Care) mulai dari ANC, INC, Asuhan BBL, Asuhan
postpartum, Asuhan Neonatus dan Pelayanan KB yang berkualitas (Diana,
2017). Continuity Of Care merupakan model perawatan kontinuitas yang
dipimpin bidan bermanfaat bagi perempuan dan bidan yang bekerja dilayanan
kebidanan sehingga akan menumbuhkan kepercayaan bagi ibu tentang
perawatan yang diinginkan dan ibu memiliki kemampuan untuk membuat
keputusan secara mandiri (Evans, et al., 2020).
Menurut penelitian Sunarsih (2020) perempuan yang dilakukan
Continuity of care dari masa kehamilan, bersalin , nifas dan neonatus berjalan
dengan lancar dan bayi normal. Setelah diberikan asuhan berkesinambungan
klien lebih terbuka dalam mengutarakan keluhan, serta merasa tenang ada
5
yang mendampingi dalam pemeriksaan dan memantau tentang kondisi klien
dan janin, mendapatkan pengetahuan yang lebih. Model asuhan secara terus
menerus dan berkelanjutan merupakan sebuah contoh praktik terbaik karena
mampu meningkatkan kepercayaan terhadap bidan, menjamin dukungan
terhadap perempuan secara konsisten sejak hamil, persalinan dan nifas
(Maharani ,dkk, 2018 dalam Sunarsih, 2020).
2.1.2 Tujuan Contiunity of Care
Tujuan asuhan kebidanan continuity of care ini yaitu memberikan
asuhan berkesinambungan dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan KB
sehingga dapat mendeteksi dini adanya komplikasi yang dapat terjadi dan
juga dapat mencegah kemungkinan komplikasi yang akan terjadi dengan
segera (Kostania, Gita, 2020).
2.2 Konsep Dasar Prakonsepsi
2.2.1 Pengertian Prakonsepsi
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena
setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa
prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi
adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan
idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar
100 hari sebelum konsepsi (Susilowati & Kuspriyanto, 2016). Asuhan
Prakonsepsi adalah sebuah intervensi untuk mengoptimalkan kesehatan
wanita sebelum kehamilan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir (WHO, 2018)
2.2.2 Tujuan Asuhan Prakonsepsi
Asuhan prakonsepsi berguna untuk mengidentifikasi hal-hal yang
berkaitan dengan masalah kesehatan, kebiasaan gaya hidup, atau masalah
sosial yang kurang baik yang memungkinkan mempengaruhi kehamilan
(Dean et al., 2013). Adapun sasaran program asuhan prakonsepsi adalah
pasangan pengantin. Masa sebelum konsepsi bagi pasangan pengantin sangat
penting untuk diperhatikan dalam rangka mempersiapkan kehamilan yang
sehat. Menurut Kemenkes RI (2014), pelayanan kesehatan masa sebelum
6
hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani
kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang
sehat.
2.3 Konseling Perencanaan Kehamilan Sehat
2.3.1 Persiapan Nutrisi pada masa Prakonsepsi
Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan
makanan dan nutrisi yang dikonsumsi. Memperbanyak konsumsi buah dan
sayuran merupakan salah satu solusi. Sebaliknya, hindari makanan yang
mengandung zat-zat aditif seperti penyedap, pengawet, pewarna dan
sejenisnya. Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut dapat memicu
terjadinya mutasi genetik pada anak sehingga menyebabkan kelainan fisik,
cacat dan sejenisnya.
Pastikan pada saat hamil mengkonsumsi makanan yang sehat dan
tidak berlebihan pada satu gizi tertentu saja. Misalnya jika mengkonsumi
protein terlalu tinggi pada masa kehamilan, maka akan menyebabkan janin di
dalam kandungan akan tumbuh terlalu besar, badan ibu menjadi bengkak di
bagian kaki dan sebagainya. Maka proporsional lah dalam mengkonsumsi
suatu menu dan gizi tertentu. Untuk makanan ibu hamil biasanya disesuaikan
dengan usia kehamilan. Ini akan berpengaruh terhadap faktor perkembangan
janin. Saat terjadi pembuahan, janin sudah terekpos apa yang dimakan ibu
sejak dua mingu sebelumnya. Pilih makanan sehat, dan memperhatikan
asupan makanan yang mendukung pembentukan janin sehat.
Sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung :
1. Protein
Meningkatkan produksi sperma. Makanlah telur, ikan, daging, tahu dan
tempe.
2. Asam Folat
Asam folat penting bagi calon ibu sejak prakonsepsi sampai kehamilan
trimester pertama. Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan
darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat
sistem saraf sebanyak 70%. Makan sayuran hijau tua, jeruk, avokad, hati
sapi, kedelai, tempe, dan serealia. Minum 400 mikrogram asam folat setiap
7
hari, jika seorang wanita memiliki kadar asam folat yang cukup setidaknya
1 bulan sebelum dan selama kehamilan, dapat membantu mencegah
kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi. Asam folat dapat diperoleh
melalui makanan, seperti sayuran berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau,
caisim mini), asparagus, brokoli, papaya, jeruk, stroberi, rasberi, kacang-
kacangan, alpukat, okra, kembang kol, seledri, wortel, buah bit, dan jagung.
Sebagian susu untuk ibu hamil pun mengandung asam folat cukup tinggi,
sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan Ibu. Ibu dapat memilih
susu untuk ibu hamil yang rasanya enak untuk mengurangi rasa mual, serta
tentu merupakan produk yang berkualitas tinggi.
3. Konsumsi berbagai Vitamin
a. Vitamin A
Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat.
Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan berlemak,
brokoli, wortel, bayam, dan tomat.
b. Vitamin D
Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat kesuburan hingga
75%. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan bantuan
sinar matahari, selain itu dapat pula diperoleh dari telur, susu, hati,
minyak ikan, ikan tuna, margarin, dan ikan salmon.
c. Vitamin E
Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma membuahi sel
telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam menjaga
kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak terdapat pada minyak
tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum, dan kecambah atau tauge.
d. Vitamin B6
Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hormon, padahal keseimbangan hormon
estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya kehamilan.
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, beras merah, kacang
kedelai, kacang tanah, pisang, dan sayur kol.
e. Vitamin C
8
Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi indung telur
dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai antioksidan
(bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C
berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas
(oksidan) yang mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi .
Vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya,
mangga, sawi, tomat, dan cabai merah.
4. Cukupi Zat Seng
Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga pembentukan
sperma yang sehat. Bagi calon ibu, seng membantu produksi materi
generatik ketika pembuahan terjadi. Bagi calon ayah, melancarkan
pembentukan sperma. Sumber seng antara lain makanan hasil laut/seafood
(seperti lobster, ikan, daging kepiting, ed.), daging, kacang-kacangan
(kacang mete dan almond), bijibijian (biji labu dan bunga matahari, ed),
serta produk olahan susu.
5. Cukupi Zat Besi
Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasan sel telur) ibu
tergangu. Makanan atau multivitamin yang mengandung zat besi akan
membantu dalam persiapan kehamilan dan menghindari anemia yang sering
kali dikeluhkan oleh ibu hamil. Sumbernya: hati, daging merah, kuning
telur, sayuran hijau, jeruk, dan serealia yang diperkaya zat besi.
6. Fosfor
Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon ayah. Ada di susu, dan
ikan teri. Selenium (Se). Berperan penting dalam produksi sperma yang
sehat. Gejala kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi,
disfungsi seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium antara lain adalah
beras, bawang putih, kuning telur, seafood, jamur, dan semangka.
7. Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak
Sebaiknya menggantinya dengan minyak zaitun. Kandungan asam lemak
yang terkandung di dalam minyak zaitun bermanfaat untuk kesehatan
jantung, tubuh, serta level kolestrol sehingga menyeimbangkan endokrin
yang sehat.
9
8. Kalori Ekstra
Perhatikan kebutuhan kalori ekstra yang dapat menunjang kehamilan. Ibu
dapat mempersiapkannya sebelum kehamilan dengan mendapatkannya dari
berbagai jenis makanan seperti sereal, nasi, roti dan pasta. Kalori
bermanfaat untuk menyokong perubahan tubuh ibu selama kehamilan.
9. Membatasi Kafein
Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan mengandung kafein yang dapat
memperburuk kesehatan menjelang persiapan kehamilan. Rekomendasi
dari pakar kesehatan bahwa mengawali kehamilan dapat dilakukan dengan
batas mengkonsumsi kafein sebanyak 200 miligram, hal ini juga dapat
dibatasi sampai kehamilan.
Hindari konsumsi :
1. Daging mentah, karena mengandung Toksoplasma, parasit penyebab
infeksi janin, dan bakteri E.coli yang berbahaya bagi kehamilan dan janin.
2. Sayuran mentah (lalap dan salad). Bila proses pencucian kurang baik, dapat
mengandung toksoplasma.
3. Daging ayam dan telur ½ matang atau mentah, kemungkinan ada bakteri
salmonella penyebab diare berat.
4. Ikan bermekuri. Merkuri yang terakumulasi dan tertinggal di darah akan
memengaruhi sistem saraf janin. Waspada makan ikan tuna kalengan, tuna
beku, kakap putih, bawal hitam, marlin, tongkol, dan hiu. Meski kaya omega
3 dan 6, ikan dari sebagian perairan Indonesia diduga tercemar merkuri
melalui penurunan kualitas air maupun rantai makanan.
5. Keju lunak (brie, camembert, blueveined cheese, keju dari susu kambing
dan domba). Berisiko membawa bakteri listeria.
6. Kafein, menghambat kehamilan dan mengurangi penyerapan zat besi.
Sebuah studi di Amerika menemukan bahwa minum kopi tiga cangkir sehari
dengan kandungan cafein sekitar 300 mg, dapat menurunkan kemungkinan
wanita hamil sekitar 27% dibanding mereka yang bukan peminum kopi.
2.3.2 Personal Hygiene pada Masa Prakonsepsi
10
1. Membiasakan mencuci tangan terlebih dahulu dan memotong kuku
tangan ketika mulai tumbuh panjang sangat penting untuk mencegah
berpindahnya bakteri dari tangan ke organ kewanitaan yang bersifat
sensitif.
2. Cara membersihkan organ kewanitaan yang benar yaitu dari arah
depan ke belakang dimaksudkan agar bakteri dari anus tidak masuk
ke dalam vagina. Hal tersebut diimbangi dengan penggunaan air
yang bersih yang berasal dari air yang mengalir bukan yang
menggenang yang dapat tercemar oleh lingkungan sekitar.
3. Menjaga vagina agar tidak lembab merupakan salah satu cara untuk
mencegah terbentuknya lingkungan yang baik untuk berkembang
biaknya bakteri maupun jamur. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara mengeringkan vagina dengan handuk pribadi maupun tisu
lembut.
4. Penggunaan bahan celana dalam dari katun yang dapat menyerap
keringat, tidak ketat, dan sering mengganti celana dalam minimal 2
kali sehari atau segera saat merasa basah.
5. Mencukur bulu kemaluan secara rutin dengan gunting pribadi dan
steril dapat mencegah vagina agar tidak terlalu lembab dan
mencegah penumpukan bakteri, jamur, maupun parasit yang
bersarang pada bulu kemaluan.
6. Penggunaan pembalut yang berbau harum dan mengandung gel
tidak diperkenankan karena hal tersebut dapat memicu terjadinya
iritasi bahkan kanker pada organ kewanitaan.
7. Pemilihan pembalut yang lembut dan pergantian sesering mungkin
setiap 4 jam sekali sangat membantu dalam pencegahan infeksi
berupa bakteri. Hal tersebut dikarenakan darah merupakan tempat
yang baik untuk bakteri bersarang.
8. Penggunaan pantyliner tidak disarankan saat rutinitas di luar siklus
menstruasi karena dapat menyebabkan iritasi pada organ
kewanitaan.
11
9. Wijayanti dalam Leo menyarankan penggunaan antiseptik dalam
membersihkan organ kewanitaan tidak diperuntukkan setiap waktu
karena dapat mengganggu keseimbangan PH dan flora normal yang
ada pada vagina
2.3.3 Persiapan Psikis pada Masa Prakonsepsi
Ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan tujuan
memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan ini.
Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu berpikir
ingin menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk mencapai
tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting untuk
mengambil langkahlangkah agar Ibu dapat hamil sehat dan melahirkan bayi
yang sehat pula.
Ibu dapat memperkaya pengetahuan seputar kehamilan yang
berhubungan dengan perencanaan, perawatan selama kehamilan, menjelang
persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari berbagai sumber
yang terpercaya. Apabila diperlukan ibu langsung dapat bertanya dengan
ahlinya sehingga ibu dapat mempersiapkan langsung kehamilan ibu secara
sehat.
Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan.
Hindari hal-hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan
hormonal. Stres dapat merusak siklus bulanan, dan mencegah proses ovulasi.
Sebuah studi membuktikan, wanita dengan tingkat stres tinggi umumnya sulit
hamil. Jadi, sangat baik jika ibu mulai belajar mengatasi stres sehingga tidak
mempengaruhi siklus ibu.
Ibu dapat menyiapkan kesiapan secara psikis termasuk perubahan yang akan
terjadi pada saat kehamilan ibu akan berlangsung. Ibu dapat mendapatkan
dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti dari suami dan
keluarga besar sehingga kesiapan ibu dalam menjadi ibu baru semakin siap.
Selain itu, kondisi kejiwaan bisa sangat mempengaruhi kandungan,
oleh karena itu orang tua harus mempersiapkan diri secara mental untuk
menghadapi proses ini. Selama sembilan bulan masa kehamilan, biasanya
terjadi perubahan-perubahan psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga pada
12
ayah calon bayi. Selama sembilan bulan, emosi orang tua dapat terperas
olehnya.
Usahakan untuk mengkondisikan pikiran dan bathin kedua orang tua
agar jauh dari pikiran-pikiran negatif. Selalu ingatlah bahwa segalanya
dikendalikan oleh pikiran ibu. Terimalah kenyataan yang ada, yang terbaik
adalah selalu bersyukur dan memasrahkan segalanya pada Tuhan. Selain itu,
selalu komunikasin segala sesuatunya, berusahalah untuk selalu terbuka dan
membicarakan perasaan masingmasing sehingga dapat mencari solusi
sehingga kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Lengkapi diri ibu
dengan berbagai informasi dan sumber mengenai kehamilan, termasuk
mencari tahu dari pengalaman-pengalaman teman atau orang dekat yang
sudah mengalami kehamilan. Dan yang tak kalah penting adalah dukungan
suami kepada isteri sangat dibutuhkan. Usahakan untuk menumbuhkan rasa
percaya diri pada isteri, sehingga mentalnya cukup kuat dalam menghadapi
proses kehamilan. Membantu isteri dalam menyiapkan kebutuhan bayi, dan
memperhaitkan secara detil kebutuhan sang isteri ketika hamil akan
menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa aman pada diri sang isteri.
2.3.4 Jarak Ideal antar Kehamilan
Mengatur jarak kehamilan merupakan hal yang penting dari program
keluarga berencana, karena hal ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan
anak maupun ibu sendiri.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
Kesiapan untuk kembali merawat bayi serta mental anak untuk memiliki adik.
Jarak kehamilan yang ideal adalah 24 bulan
a. Bila terlalu cepat atau dibawah 12 bulan maka akan terjadi beberapa hal
seperti risiko mengelupasnya plasenta, baik sebagian atau seluruhnya dari
dinding rahim sebelum proses persalinan.
b. Bila ibu pernah menjalani operasi caesar maka terdapat risiko
menempelnya plasenta di bagian bawah uterus menjadi lebih besar. Tak
hanya itu, pada sang adikpun akan meningkatkan risiko autisme.
Dampak Negatif Jarak Kehamilan Jauh
13
Jarak kehamilan yang terlalu jauh, yaitu menginjak angka 59-75 bulan
memiliki risiko yang cukup berbahaya bagi ibu.
1. Meningkatkan risiko kematian, preeklamsia hingga demam intrapartum.
2. Risiko pranatal pun juga akan meningkat bila jarak kehamilan di atas 71
bulan.
3. Bila ibu hamil di usia 35 tahun ke atas maka dikhawatirkan risiko janin
dengan kelainan kromosom dan kecacatan.
Hal ini dikarenakan sel telur yang ibu hasilkan sudah menurun. Pada
kehamilan di usia 35 tahun ke atas, risiko mengalami pendarahan pasca
persalinan juga mungkin terjadi karena kemampuan kontraksi otot-otot rahim
pada usia tersebut sudah tidak sebaik otot-otot Ibu saat masih berusia 20
tahun.
Dampak Positif Jarak kehamilan Jauh
Bila bicara soal dampak positif jarak kehamilan yang jauh, ibu bisa melihat
dari sisi psikologinya.
1. Dari segi psikologi, dengan jarak yang cukup jauh ibu sudah dapat
memberikan pengertian bahwa kasih sayang yang ibu berikan pada Si
Kecil adalah sama dengan sang kakak. Hanya saja karena mereka masih
kecil, membutuhkan perhatian yang lebih.
2. Hal ini akan menghindari kecemburuan dari sang kakak dan merasa sedih
karena posisinya digantikan oleh sang adik.
3. Jarak kehamilan yang jauh pula memungkinkan ibu untuk melibatkan sang
kakak dalam mengurus sang adik.
Cara Mengatur Jarak Kehamilan yang Tepat
Guna mengatur jarak kehamilan, ada beberapa hal yang dapat ibu perhatikan
yaitu :
1. Usia
2. Jarak kehamilan
3. Kesiapan fisik
4. Asuhan nutrisi untuk tubuh sendiri
14
Asupan gizi yang tepat dapat membantu ibu terhindar dari masalah kesehatan
akibat berat badan yang turun maupun naik secara drastis. Bila terdapat
kelainan genetik pada anak pertama, maka rutinlah melakukan pemeriksaaan.
Menurut BKKBN, 2018, jarak ideal antar kehamilan itu dengan cara
rencanakan pada waktu yang tepat dan usia yang tepat, yaitu :
1. Tidak dalam pekerjaan yang berat
2. Mempunyai waktu untuk beristirahat yang cukup
3. Mempersiapkan sosial ekonomi
4. Menghindari 4T dalam kehamilan
a. Terlalu muda (usia kurang dari 21 tahun)
b. Terlalu tua (usia diatas 35 tahun)
c. Terlalu sering (jarak kehamilan kurang dari 3 tahun)
d. Terlalu banyak (anak lebih dari 2)
2.3.5 Management Keuangan Keluarga
Pengelolaan keuangan dalam keluarga adalah cara mengatur
keuangan keluarga dengan sistematis dan cermat melalui tahap perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Dalam pengelolaan keuangan keluarga haruslah
berpikir cerdas, cermat dan tepat dalam penggunaan keuangan agar senantiasa
tercipta keluarga yang baik dan mengalami pertumbuhan secara kontiniu.
Dengan pengelolaan keuangan keluarga secara tepat guna, tepat waktu, tepat
tempat, tepat harga, dan tepat kualitas akan terwujudlah kesejahteraan
keluarga.
Managemen keuangan keluarga adalah suatu seni dalam mengelola
keuangan keluarga melalui orang lain untuk mencapai tujuan yang
bermanfaat, sehingga keluarga tersebut menjadi keluarga yang sejahtera.
Management keuangan keluarga merupakan keharusan yang tidak bisa di
tawar lagi, karena pengelolaan keuangan keluarga memiliki implikasi yang
lebih luas sebab yang terlibat bukan hanya diri sendiri, tetapi istri/suami,
anak-anak bahkan orang tua maupun mertua (Rodhiyah, 2012).
15
Penghasilan keluarga perlu dikelola agar dapat memenuhi kebutuhan
saat ini dan juga kebutuhan di masa depan. Besar kecilnya pendapatan dalam
keluarga memang menjadi salah satu faktor dalam memenuhi kebutuhan
keluarga, namun yang paling penting adalah keterampilan dalam mengelola
keuangan keluarga itu sendiri. Dengan manajemen keuangan keluarga yang
baik, maka akan teratasi segala keterbatasan yang ada, artinya uang yang
terbatas akan dapat dikendalikan penggunaannya dengan tepat sehingga
tercipta kesejahteraan keluarga (Nofianti & Denziana, 2018).
Sistem manajemen keuangan keluarga umumnya dapat dilakukan
sesuai dengan proses manajemen yaitu adanya perencanaan yang matang,
implementasi yang ketat, dan evaluasi yang terukur.
Manullang dalam bukunya pengantar ekonomi perusahaan
menyebutkan bahwa manajemen keuangan keluarga dibagi dalam tiga
langkah, yaitu :
1. Perencanaan pengeluaran keuangan
2. Implementasi manajemen keuangan keluarga
3. Evaluasi Keuangan Keluarga
Kriteria yang digunakan untuk menilai pengelolaan / manajemen
keuangan dapat berpedoman pada 5 hal, yaitu : tepat guna, tepat waktu,
tepat tempat, tepat harga, dan tepat kualitas. Penilaian akan berhasil bila
dilakukan secara kontinu, menyeluruh, objektif, sistematis, dan ada
kerjasama diantara semua anggota keluarga. Penilaian dapat dilakukan
secara sebagian atau secara keseluruhan (Nofianti & Denziana, 2018).
Persiapan Financial/Keuangan Kehamilan
Persiapan financial/ keuangan yang matang untuk persiapan
pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan
persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting karena timbulnya
ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada saat
kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksiapan pasangan dalam hal
financial/keuangan.
Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk biayanya.
Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan isteri. Biaya
16
kehamilan merupakan bagian dari biaya kehidupan berumah tangga. Adapun
biaya yang perlu diperhatikan guna persiapan kehamilan ini, diantaranya
mencakup :
1. Biaya kesehatan (biaya konsultasi, pemeriksaan, obat dan melahirkan),
2. Biaya-biaya pasca melahirkan (tempat tidur bayi, pakaian bayi, popok,
selimut, dll)
3. Biaya untuk hal-hal yang tak terduga.
2.3.6 Delapan Fungsi Pokok Keluarga
Menurut BKKBN (2020), keluarga berkualitas yang kita ciptakan
juga akan terwujud apabila masing-masing keluarga memiliki ketahanan
keluarga yang tinggi dan ketahanan keluarga yang hanya dapat tercipta
apabila masing-masing keluarga dapat melaksanakan fungsi-fungsi keluarga
secara serasi, selaras dan seimbang.
Ada 8 fungsi pokok keluarga, yaitu (BKKBN, 2017) :
1. Fungsi Keagamaan
Fungsi agama dalam keluarga dikembangkan agar keluarga menjadi tempat
persemaian nilai-nilai agama dan budaya bangsa, sehingga seluruh anggota
keluarga menjadi insan agamis yang penuh iman kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Fungsi Sosial Budaya
Dalam fungsi sosial budaya, keluarga diharapkan dapat mengenalkan
budaya Indonesia sebagai dasar-dasar nilai kehidupan, sehingga anak
mempunyai wawasan terhadap berbagai budaya, baik daerah maupun
nasional.
3. Fungsi Cinta Kasih
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan cinta kasih.
Dengan cinta dan kasih sayang yang terjadi dengan baik di keluarga, maka
rumah tangga akan menjadi tempat yang menyenangkan bagi anggota
keluarga yang lain.
4. Fungsi Perlindungan
17
Fungsi ini menekankan bahwa keluarga merupakan pelindung yang pertama
dan utama dalam memberikan kebenaran, keteladanan, serta tempat
bernaung kepada anak dan keturunan.
5. Fungsi Reproduksi
Mengetahui dan menanamkan fungsi reproduksi sangat penting bagi
keluarga untuk mengatur reproduksi sehat yang terencana, sehingga anak
yang dilahirkan nantinya mampu menjadi generasi penerus yang
berkualitas.
6. Fungsi Sosialisasi Pendidikan
Pendidikan dalam keluarga tidak hanya tentang bagaimana meningkatkan
fungsi kognitif atau mencerdaskan, akan tetapi bagaimana membentuk
karakter yang berakhlak mulia.
7. Fungsi Ekonomi
Pendidikan dalam keluarga tidak hanya tentang bagaimana meningkatkan
fungsi kognitif atau mencerdaskan, akan tetapi bagaimana membentuk
karakter yang berakhlak mulia.
8. Fungsi Lingkungan
Pendidikan dalam keluarga tidak hanya tentang bagaimana meningkatkan
fungsi kognitif atau mencerdaskan, akan tetapi bagaimana membentuk
karakter yang berakhlak mulia.
2.3.7 Evidance Based terkait Asuhan Prakonsepsi : Fertilitas (suhu basal,
Mucus serviks, LH tes)
1. Suhu basal
Suhu basal tubuh adalah suhu yang dicapai oleh tubuh ketika
istirahat, tidur atau tidak sedang melakukan aktivitas apapun. Untuk
mendapatkan hasil terbaik mengukur suhu tubuh dilakukan pada pagi hari,
setelah bangun tidur dengan catatan tidak melakukan kegiatan apapun
dengan waktu yang sama. Pengukuran dan pencatatan suhu basal tubuh
digunakan untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur atau masa
ovulasi sehingga bisa digunakan sebagai perencanaan kehamilan.
18
Pengecekan suhu basal tubuh wanita banyak dilakukan secara manual
dan terkadang sulit dilakukan dikarenakan harus mencatat suhu tubuh mereka
sendiri setiap hari dan menganalisa kenaikannya setiap hari. Pencatatan manual
biasanya dilakukan ketika masa menstruasi terjadi. Pada 10 hari dari hari
pertama menstruasi, secara berkala akan dicatat suhu tubuh dari hari ke hari, dan
diusahakan pencatatan dilakukan pada jam yang sama.
Penelitian sebelumnya (Kim HwanJeong dkk) dilakukan estimasi siklus
menstruasi dengan Suhu Basal Tubuhdapat mendeteksi penurunan suhu basal
tubuh yang terjadi sehingga dapat diketahui kapan masa ovulasi dari wanita
tersebut dan dapat digunakan untuk merencanakan kehamilan.
2. Metode Lendir Serviks
Efektivitas perencanaan kehamilan dengan metode ini tinggi karena
lender serviks dapat memudahkan sperma menuju rahim. Penelitian terbaru di
Amerika menyatakan bahwa sekresi lender serviks dapat digunakan sebagai
predictor yang baik untuk kesuburan yang akan datang (American Pregnancy
Association, 2018)
3. LH Test
Luteinizing Hormone (LH) adalah hormon penanda masa subur. Hormon LH
dapat dideteksi menggunakan alat Ovulation Test Pack. Caranya :
1. Teteskan urin ke dalam l test pack
2. Tunggu beberapa saat
3. Amati test pask apakah ada perubahan garis merah.
4. Waktu terbaik melakukan cek masa subur menggunakan LH test adalah
hari ke-10 hari ke-14 siklus.
Metode ini menggunakan ovulation test pack sebagai instrument yang dapat
mendeteksi ada atau tidaknya peningkatan Lutenizing Hormone atau Hormon
LH. Jika OTP menunjukkan adanya peningkatan hormone LH, berarti masa
ovulasi akan segera tiba dan itulah waktu terbaik untuk senggema dengan
kemungkinan hamil yang tinggi. Namun, alat ini tidak dapat digunakan pada
wanita yang mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS).
19
2.3.8 Deteksi Dini dan Kolaborasi Risiko Tinggi Prakonsepsi
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk
mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang
sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam
menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta
memperoleh bayi yang sehat, salah satunya dilakukan pada calon pengantin
atau pada masa prakonsepsi (Permenkes RI, 2014). Sesuai dengan Permenkes
No.97 Tahun 2014 bahwa pemeriksaan fisik yang dimaksudkan dalam
pelayanan masa sebelum hamil paling sedikit meliputi pemeriksaan tanda
vital dan pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan status gizi harus dilakukan
terutama untuk menanggulangi masalah kurang energi kronis dan
pemeriksaan status anemia
Manfaat dari skrining prakonsepsi adalah menurunkan angka
kematian ibu dan bayi, mencegah kehamilan tidak diinginkan, mencegah
komplikasi dalam kehamilan dan persalinan, mencegah kelahiran mati,
prematur dan bayi dengan berat lahir rendah, mencegah terjadinya kelahiran
cacat, mencegah infeksi pada neonatal, mencegah kejadian underweight dan
stunting sebagai akibat dari masalah nutrisi ibu, mengurangi resiko diabetes
dan penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dan mencegah penularan
Human Immunodeficience Virus dari ibu kejanin.
Pelayanan prakonsepsi adalah pemberian intervensi biomedis,
perilaku, dan sosial kesehatan untuk perempuan dan pasangan sebelum
konsepsi terjadi (WHO, 2013). Pelayanan prakonsepsi bertujuan untuk
meningkatkan status kesehatan dan mengurangi perilaku dan faktor individu
dan lingkungan yang dapat memperbaiki kondisi kesehatan ibu dan anak yang
buruk. Pelayanan kesehatan prakonsepsi dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan
selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pelayanan prakonsepsi yang
berikan meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, pemberian
imunisasi, pemeriksaan status gizi, komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) kesehatan (Kemenkes RI, 2015).
20
1. Pemeriksaan fisik dan penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan status kesehatan,
pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan darah yang dianjurkan, dan pemeriksaan
urin. Pemeriksaan status kesehatan berupa tandatanda vital (suhu, nadi, frekuensi
nafas, dan tekanan darah), tekanan darah tinggi atau hipertensi berbahaya saat
perempuan hamil, karena dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.
Pemeriksaan darah rutin misalnya pemeriksaan hemoglobin (Hb), trombosit, dan
leukosit. Pemeriksaan darah yang dianjurkan misalnya golongan darah dan
rhesus. Pemeriksaan urin untuk mengetahui adanya kehamilan dan adanya
infeksi saluran kemik (ISK).
Pemeriksaan lain yang direkomendasikan adalah pemeriksaan gigi,
pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol, asam urat serta pemeriksaan penyakit
menular seperti hepatitis B dan infeksi menular seksual. Pengukuran kadar
hemoglobin sebagai pemeriksaan penunjang sangat penting untuk dilakukan
karena kebanyakan perempuan tidak merencanakan kehamilan dengan baik
sehingga bila dari masa prakonsepsi ibu sudah mengalami sub optimal nutrisi
maka mereka risiko lebih tinggi untuk mengalami anemia defisiensi besi pada
kehamilan.
2. Pemberian imunisasi
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) diberikan pada wanita usia subur (15-
39tahun). Pemberian Imunisasi TT (TetanusToksoid) digunakan untuk
pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus
dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan
penuh (Kemenkes RI, 2015).
3. Pemeriksaan status gizi
Pemeriksaan status gizi pada masa prakonsepsi sangat penting dalam
rangka penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi besi
serta defisiensi asam folat. Kurang Energi Kronis (KEK) masih merupakan
masalah utama yang sering menimpa wanita usia subur atau dalam masa
prakonsepsi. Seseorang dikatakan KEK terutama pada wanita usia subur15-49
tahun jika hasil pengukuran lingkar lengan atas <23,5cm.
21
Dampak dari wanita usia subur yang menderita KEK antara lain dapat
mengakibatkan anemia, kematian ibu pada saat melahirkan, kematian janin,
bayi beratlahir rendah (BBLR), kelahiran premature, lahir cacat hingga
kematian pada bayi (Stephanie, 2016).
4. Sumpelentasi gizi
Pemberian suplementasi gizi misalnya berupa Makanan Tambahan/MT
dan Tablet Tambah Darah/TTD (Kemenkes RI, 2020). Penanggulangan
anemia dilakukan dengan pemberiantablet tambah darah yaitu preparat Fe
yang bertujuan untuk menurunkan angka anemia pada remaja putri dan
wanita usia subur. Efektifitas upaya pemberian tablet besi juga sangat
bergantung pada seberapa besar kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi
yan gdiberikan (DKK Banyumas, 2019).
5. Edukasi
Pemberian edukasi tentang kesehatan salah satunya mengenai
kesehatan reproduksi. Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat
secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang
berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran
kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan
bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan
memuaskan sebelum dan sesudah menikah (Depkes RI, 2000).
Resiko tinggi prakonsepsi yang harus dihindari
1. Usia hamil terlalu muda (< 20 tahun) dan terlalu tua (> 35 tahun)
2. Tinggi badan wanita < 145 cm
3. Terlalu kurus atau terlalu gemuk
4. Lingkar lengan atas (LiLA) < 23,5 cm
5. Kebiasaan merokok, alcohol, dan konsumsi obat-obatan
6. Riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes, IMS, ISK
7. Riwayat Amenorrhea
8. Riwayat Dismenorrhea
9. Riwayat perdarahan uterus abnormal
10. Resiko infertilitas primer maupun sekunder
22
2.3.9 KIE Calon Pengantin dan Persiapan menjadi Orang Tua
Menjadi orang tua hebat perlu persiapan dan perencanaan yang matang
sebelum dan sesudah kehadiran buah hati dalam kehidupan rumah tangga.
Ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Bersiap-siap menjadi orang tua
Calon ayah dan ibu perlu menentukan model keluarga yang menjadi
impian, pilihan, dan harapannya serta perlu memiliki pengetahuan yang
cukup untuk menjadi orang tua bagi anakanaknya. Membentuk keluarga
berkualitas sesuai amanah undangundang, yaitu sebagai sebuah keluarga
yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan,
tanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
a. Membangun sebuah keluarga
Untuk membangun sebuah keluarga diperlukan perencanaan yang
matang, adapun perencanaan membangun keluarga yaitu:
1) Merencanakan usia pernikahan (20-30 tahun).
2) Membina hubungan antar pasangan, dengan keluarga lain, dan
kelompok sosial.
3) Merencanakan kelahiran anak pertama dan persiapan menjadi
orang tua.
4) Mengatur jarak kelahiran dengan mempersiapkan kehamilan
selanjutnya.
5) Berhenti melahirkan di usia 35 tahun agar dapat merawat balita
secara optimal.
6) Merawat dan mengasuh anak usia balita dengan memenuhi
kebutuhan mendasar anak (kebutuhan fisik, kasih sayang, dan
stimulasi)
b. Menciptakan keluarga yang berkualitas
Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan guna membentuk keluarga
berkualitas, yaitu :
1) Menumbuh kembangkan harapan pada diri sendiri dan keluarga akan
kehidupan yang lebih baik
23
2) Memberikan teladan yang baik kepada anak-anak menginta
perkembangan teknologi dan globalisasi yang juga memiliki dampak
negatif dari sisi moral.
3) Senantiasa memberikan nasehat kebaikan dan teguran atas perilaku dan
tindakan yang menyimpang.
4) Mencari dan membentuk lingkungan kondusif untuk perkembangan
keluarga yaitu lingkungan yang jauh dari obat-obatan terlarang,
kekerasan, dan tindak asusila.
5) Melakukan pembiasaan dan pengulangan terhadap hal-hal yang baik dan
bermanfaat.
6) Memberikan hadiah berupa pujian bila anak berhasil melakukan hal-hal
baik serta memberikan hukuman bila anak melanggar aturan yang telah
disepakati.
2. Memahami peran orang tua
Orang tua terbaik bukanlah yang suka menyerahkan urusan pengasuhan
kepada orang lain. Sebagai orang tua harus menyediakan cukup waktu untuk
menjalankan kedekatan dan menjadi pelatih emosi bagi anak-anaknya.
Kecerdasan emosi kini menjadi perhatian dan prioritas utama karena kecerdasan
emosi merupakan bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa
depan.
Pola pengasuhan efektif :
Menerapkan pola asuh yang efektif bagi anak dibutuhkan kerjasama
yang baik oleh para orang tua. Pola asuh efektif menekankan bahwa keluarga
harus dapat menjalankan tugasnya menjadi lembaga interaksi dalam ikatan batin
yang kuat antara anggotanya, sesuai dengan status peranan sosial masing-masing
dalam kehidupan keluarga. Ikatan batin yang dalam dan kuat harus dapat
dirasakan oleh setiap anggota keluarga sebagai bentuk kasih sayang. Kasih
sayang antara suami dan istri akan memberikan sinar pada kehidupan keluarga
yang diwarnai dalam suasana kehidupan penuh kerukunan, keakraban, kerja
sama dalam menghadapi berbagai masalah dan persoalan hidup.
3. Memahami konsep diri orang tua
24
Sebagai orang tua, harus memiliki kepercayaan diri dalam mendidik anak-
anaknya nanti. Kepercayaan diri berasal dari konsep diri yang positif. Kepercayaan
diri menumbuhkan keyakinan bahwa orang tua mampu untuk berhasil menjalankan
tugas-tugas dalam mengasuh anak nantinya. Oleh karena itu, orang tua harus
mengetahui dan memahami konsep diri yang dimilikinya.
Ada 2 aspek dalam mengembangkan konsep diri, yaitu :
1) Konsep diri yang positif terhadap diri sendiri
Orang tua perlu mengenal dirinya sendiri lebih baik dari orang lain, memahami
kelebihan, keunikan, dan kekurangan yang dimilikinya. Orang tua disarankan
untuk mengoptimalkan halhal positif yang dimilikinya.
2) Penghargaan atas prestasi dan ciri-ciri positif yang dimiliki
Orang tua juga dapat meminta masukan dari orang lain tentang diri, terimalah
yang kurang, dan tingkatkan yang lebih atau positif. Cara ini membantu orang
tua melihat dirinya karena banyak hal yang dapat dilihat orang lain namun kita
sendiri tidak mengetahuinya. Selain itu, orang tua harus terus meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya. Masukan positif dari dalam diri dan
lingkungan akan meningkatkan rasa percaya diri orang tua.
Oleh karena itu konsep diri positif dari orang tua akan berdampak positif pula dalam
pembentukan kepribadian anak.
4. Melibatkan peran ayah
Peran ayah dalam keluarga adalah sebagai pencari nafkah dan pelindung
keluarga. Ayah bisa sama baiknya dengan ibu dalam mengenali dan merespon
kebutuhan-kebutuhan bayi dan anak yang lebih besar. Ayah juga berperan sebagai
guru, panutan, atau penasehat.
Manfaat keterlibatan ayah dalam pengasuhan :
Keterlibatan ayah dalam pengasuhan memberikan dampak yang positif bagi
perkembangan anak. Bukan hanya dilihat dari perkembangan kognitif,
perkembangan sosial emosional, dan perkembangan fisik akan tetapi manfaat
keterlibatan ayah dalam pengasuhan akan menanamkan nilai-nilai positif terhadap
kepribadian anak diantaranya: sikap jujur, toleran, mandiri, kerja keras, dan
tanggung jawab.
Hal-Hal yang dapat dilakukan ayah agar terlibat dalam pengasuhan
25
1) Mendampingi kehamilan
Ayah ikut mendampingi ibu dalam pemeriksaan kandungan dan persiapan
kehamilan. Kehadiran ayah mempengaruhi kondisi emosi ibu yang baik dan
dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin.
2) Turut merawat bayi
Dukungan ayah akan berdampak pada kesabaran dan semangat ibu
untuk menyusui bayinya, seperti ayah ikut mengganti popok, memandikan,
meggendong, dan memberi makan. Interaksi yang dilakukan sejak awal
akan membantu anak merasakan kehadiran ayah. Hal ini dapat membantu
pendekatan emosi antara ayah dengan anak, selain itu ayah juga dapat
mendukung ibu untuk memberikan ASI.
Peran orang tua dalam pengasuhan anak merupakan wadah pertama
dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika suasana dalam
keluarga baik dan menyenangkan, maka anak akan tumbuh dengan baik
pula. Jika tidak tentu akan terhambatlah perkembangan anak tersebut. Peran
keluarga dalam pengasuhan anak di mulai sejak dalam kandungan. Oleh
karena itu peran orang tua sangat menentukan, melalui orang tua anak akan
belajar dan menyerap berbagai pengalaman hidup. Suasana keluarga
merupakan tanah subur bagi penyemaian tunas-tunas muda yang lahir dalam
keluarga itu sendiri.
2.3.10 Penilaian Masa Subur (Ovulasi)
Kesuburan merupakan kunci dari kehamilan. Namun tidak semua
perempuan tahu cara mendeteksi masa suburnya sendiri (Sugisuhandi
Iskandar, 2007).
Tujuan dari perhitungan masa subur yaitu :
1. Menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi (pembuahan)
2. Memprediksi hari-hari subur yang maksimum
3. Mengoptimalkan waktu untuk berhubungan seksual untuk mendapatkan
kehamilan
4. Membantu mengidentifikasi sebagian masalah infertilitas
26
Permasalahannya adalah tidak semua wanita menandai siklus
menstruasinya. Alasannya bermacam-macam, dan beberapa diantaranya
dikarenakan seorang wanita karir yang tidak mempunyai waktu untuk menuliskan
pada buku agenda ataupun direpotkan dengan pengaplikasian masa subur dalam
keluarga.
Metode Penilaian Masa Subur (Ovulasi)
1. Metode Kalender
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan
melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan
kesempatan bisa hamil. Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus
menstruasinya normal yaitu 2135 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap
siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian
hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.
a. Bila haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur
adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid.
b. Bila haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini
menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus
haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus :
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek - 18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang - 11
2. Metode Suhu Basal
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama
istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan
pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas
lainnya. untuk mengukur suhu tubuh diletakkan pada lidah bagian bawah dan
menutup mulut ketika masa pengukuran berlangsung selama beberapa menit.
Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa thermometer basal.
27
Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, pervagina, atau melalui dubur
dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi,
suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak
akan kembali pada suhu 35 derajat.
3. Metode Lendir Serviks
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus
menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva
menjelang hari-hari ovulasi. Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan
oleh sel leher rahim tetapi juga oleh sel-sel vagina. Dalam vagina, terdapat sel
intermediet yang mampu berperan terhadap adanya lendir pada masa
subur/ovulasi.
Ovulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari
ovarium/indung telur. Pada saat menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan
mengalir dari vagina bila wanita sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya
terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup 12-24 jam, kecuali
dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan menjaga
kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari.
Esensi Metode Mukosa Serviks
Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas
biosintesis sel sekretori serviks dan mengandung tiga komponen penting, yaitu :
1) Molekul lender.
2) Air.
3) Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein, enzim, dll).
Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga
oleh sel-sel vagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu
berperan terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi.
Pengamatan lender serviks dapat dilakukan dengan :
a. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
b. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
28
Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan
menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.
29
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Klien 1
Asuhan Kebidanan Masa Prakonsepsi pada Ny.L di PMB Irna Abdullah
Jumat, 09 Desember 2022
I. PENGUMPULAN DATA DASAR
Nama : Ny. K
Hari/Tanggal : Jumat, 09 Desember 2022
Waktu : 19.00 WIB
Tempat : PMB Irna Abdullah
A. Data Subjektif
1. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. K Nama Suami : Tn. R
Umur : 23 Tahun Umur : 25 Tahun
Suku/Bangsa : Minang/Indonesia Suku/Bangsa : Minang/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D3 Pendidikan : D3
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Karyawan
swasta
Alamat :Jl. Ampera RT.04
2. Keluhan : Ny. K mengatakan tidak ada keluhan
3. Riwayat Mendapatkan Konseling Prakonsepsi : Ny. K mengatakan belum
pernah mendapatkan konseling prakonsepsi sebelumnya.
4. Riwayat Menstruasi
Menarch : 14 tahun
Siklus : teratur 28-30 hari
Lama : 4-5 hari
Dismenorhea : Tidak ada
5. Imunisasi TT : Ny. K ingin melakukan suntik TT1
6. Riwayat Kesehatan :
30
a. Riwayat kesehatan yang lalu
• Penyakit yang pernah diderita : Tidak Ada
b. Riwayat penyakit menular/keturunan
• Diabetes Mellitus : Tidak Ada
• Tipoid : Tidak Ada
• Hepatitis : Tidak Ada
• Hipertensi : Tidak Ada
• Penyakit jantung koroner : Tidak Ada
• TBC : Tidak Ada
• Lain-lain : Tidak Ada
c. Riwayat kesehatan sekarang
• Penyakit yang diderita saat ini : Tidak Ada
d. Riwayat kesehatan keluarga
• Keturunan kembar : Tidak Ada
• Penyakit yang pernah diderita keluarga : Tidak Ada
7. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
• Makan : 3 kali/hari
• Minum : 8-10 kali/hari
b. Pola Eliminasi
• BAB : 1 x sehari
• Warna : Kuning Tua
• Konsentrasi : Padat
• BAK : 3 x sehari
• Warna : Jernih
c. Pola Istirahat
• Siang : 1 jam
• Malam : 7-8 jam
d. Personal Hygiene
• Mandi : 2-3 x sehari
• Ganti Pakaian : 2-3 x sehari
31
• Gosok gigi : 2 x sehari
• Keramas : 2-3 x seminggu
8. Psikososiokultiral : Ny.K mengatakan diterima oleh keluarga dan
masyarakat
9. Pengetahuan : Ny.K mengatakan sebelumnya tidak pernah
mendapatkan konseling prakonsepsi
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) BB : 60 kg
4) TB : 160 cm
5) IMT : 23,43 (Overweight)
6) Tanda-tanda vital :
TD : 120/70 mmHg Suhu : 37˚C
Nadi : 93 x/menit RR : 20x/menit
2. Pemeriksaan Fisik :
2.1 inspeksi
Wajah : simetris, Keadaan wajah tidak pucat , tidak ada kelainan
Mata : konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih
Telinga : tidak dilakukan pemeriksaaan
Hidung : tidak dilakukan pemeriksaan
Mulut : bibir tidak pucat
Dada : Simestris kiri dan kanan
Abdomen : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : simetris
Genitalia : tidak di lakukan pemeriksaan
3. pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan pemeriksaan
II. INTERPRESTASI DATA DASAR
Tanggal : 9 Desember 2022
32
Diagnosa : Ny. K usia 23 tahun masa pra konsepsi dengan keinginan
suntik Tetanus Toxoid 1 (pertama).
Masalah : Berat badan Ny. K tergolong overweight dan Ny. K belum
pernah mendapat konseling prakonsepsi
Kebutuhan : KIE pengaturan pola makan dan Pemberian imunisasi TT1
serta edukasi tentang persiapan pra konsepsi
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTESIAL
Tidak ada
IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Mandiri : Tidak ada
Kolaborasi : Tidak ada
Rujukan : Tidak ada
V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH
Tanggal : 09 Desember 2022
Pukul : 19.00 WIB
Perencana Asuhan : Etri Wanesti
1. Perkenalan diri kepada klien
2. Minta persetujuan klien untuk diberi asuhan dengan menandatangani
informed consent yang telah disediakan
3. Lakukan anamnesa terkait dengan biodata, imunisasi catin, riwayat
menstruasi, riwayat penyakit, pola sehari-hari dan lainnya
4. Jelaskan pada klien tujuan dari konseling prakonsepsi yang akan
dilaksanakan
5. Berikan edukasi dan informasi melalui beberapa media menarik tentang
a. Kebutuhan nutrisi prakonsepsi
b. Personal hygine prakonsepsi
c. Jarak ideal antar kehamilan
d. Persiapan psikologi prakonsepsi
e. Manajemen keuangan keluarga
f. Delapan fungsi keluarga
33
g. Evidance based terkait asuhan prakonsepsi : Fertilitas (suhu basal,
Mucus serviks, LH tes)
h. Deteksi dini dan kolaborasi resiko tinggi prakonsepsi
i. Calon pengantin dan persiapan menjadi orang tua
j. Penilaian masa subur (ovulasi)
Konseling diberikan atas dasar data subjektif dan objektif yang
didapatkan dimana Ny. K belum pernah mendapat konseling prakonsepsi
dengan menggunakan media konseling berupa leaflet dan poster kepada
Ny. K
6. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengajukan pertanyaan pada
saat proses diskusi
7. Jawab pertanyaan klien sampai klien memahami pada saat proses diskusi
8. Dokumentasikan hasil tindakan yang dilakukan ke dalam laporan oleh
pemberi asuhan
VI. PELAKSANAAN ASUHAN
Tanggal : 24 Oktober 2022
Pukul : 19.00 – 20.15 WIB
Metode pelaksanaan : menggunakan media KIE yang sudah dibuat
sebelumnya dan proses diskusi
Pelaksana Asuhan : Etri Wanesti
1. Memperkenalkan diri kepada klien
2. Meminta persetujuan klien untuk diberi asuhan dengan menandatangani
informed consent yang telah disedakan
3. Melakukan anamnesa terkait dengan biodata, imunisasi catin, riwayat
menstruasi, riwayat penyakit, pola sehari-hari dan lainnya
4. Menjelaskan pada klien tujuan dari konseling prakonsepsi yang akan
dilaksanakan
5. Memberikan edukasi dan informasi menggunakan beberapa media
menarik tentang :
a. Kebutuhan nutrisi prakonsepsi
34
b. Personal hygine prakonsepsi
c. Jarak ideal antar kehamilan
d. Persiapan psikologi prakonsepsi
e. Manajemen keuangan keluarga
f. Delapan fungsi keluarga
g. Evidance based terkait asuhan prakonsepsi : Fertilitas (suhu basal,
h. Mucus serviks, LH tes)
i. Deteksi dini dan kolaborasi resiko tinggi prakonsepsi
j. Calon pengantin dan persiapan menjadi orang tua
k. Penilaian masa subur (ovulasi)
6. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengajukan pertanyaan
pada saat proses diskusi
7. Menjawab pertanyaan klien sampai klien memahami pada saat proses
diskusi
8. Melakukan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan ke dalam laporan
oleh pemberi asuhan
VII. EVALUASI
Tanggal : 09 Desember 2022
1. Klien sudah mengenal penulis dengan baik
2. Klien bersedia untuk diberikan asuhan dan sudah menandatangani
lembar informed consent
3. Anamnesa dilakukan dengan baik, resiko kesehatan yang ditemukan dari
anamnesa dijelaskan kepada klien dan klien memahami dengan baik
4. Klien telah mengetahui konseling dan edukasi yang akan diberikan
5. Klien mengerti dan paham konseling dan edukasi yang telah diberikan
6. Klien menanyakan hal yang diragukan
7. Klien memahami setiap penjelasan dari pertanyaan yang diberikan
dengan baik
8. Hasil tindakan yang dilakukan telah didokumentasikan oleh pemberi
asuhan
35
3.2 klien 2
Asuhan Kebidanan Masa Prakonsepsi pada Ny.P di PMB Irna Abdullah
Senin, 12 Desember 2022
III. PENGUMPULAN DATA DASAR
Nama : Ny. P
Hari/Tanggal : Senin, 12 Desember 2022
Waktu : 11.13 WIB
Tempat : PMB Irna Abdullah
A. Data Subjektif
10. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. P Nama Suami : Tn. F
Umur : 25 Tahun Umur : 27 Tahun
Suku/Bangsa : Minang/Indonesia Suku/Bangsa : Minang/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Cengkeh RT.01 RW. 01
11. Keluhan : Ny. P mengatakan tidak ada keluhan
12. Riwayat Mendapatkan Konseling Prakonsepsi : Ny. P mengatakan sudah
pernah mendapatkan konseling prakonsepsi sebelumnya mengenai
persiapan psikologi dan personal hygine pada masa prakonsepsi pada saat
suntik TT1
13. Riwayat Menstruasi
Menarch : 12 tahun
Siklus : teratur 28 hari
Lama : 5-7 hari
Dismenorhea : Tidak ada
14. Imunisasi TT : Ny. P telah mendapatkan suntik TT1 12 November 2022
15. Riwayat Kesehatan :
36
e. Riwayat kesehatan yang lalu
• Penyakit yang pernah diderita : Tidak Ada
f. Riwayat penyakit menular/keturunan
• Diabetes Mellitus : Tidak Ada
• Tipoid : Tidak Ada
• Hepatitis : Tidak Ada
• Hipertensi : Tidak Ada
• Penyakit jantung koroner : Tidak Ada
• TBC : Tidak Ada
• Lain-lain : Tidak Ada
g. Riwayat kesehatan sekarang
• Penyakit yang diderita saat ini : Tidak Ada
h. Riwayat kesehatan keluarga
• Keturunan kembar : Tidak Ada
• Penyakit yang pernah diderita keluarga : Tidak Ada
16. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
• Makan : 2-3 kali/hari
• Minum : 6-8 kali/hari
b. Pola Eliminasi
• BAB : 3 x seminggu
• Warna : Kuning Tua
• Konsentrasi : Padat
• BAK : 3-4 x sehari
• Warna : kuning muda
c. Pola Istirahat
• Siang : 1 jam
• Malam : 7-8 jam
d. Personal Hygiene
• Mandi : 2-3 x sehari
• Ganti Pakaian : 2-3 x sehari
37
• Gosok gigi : 2 x sehari
• Keramas : 2-3 x seminggu
17. Psikososiokultiral : Ny.P mengatakan diterima oleh keluarga dan
masyarakat
18. Pengetahuan : Ny.P mengatakan sebelumnya sudah pernah
mendapatkan konseling prakonsepsi terkait persiapan psikologi prakonsepsi
dan personal hygine pada masa prakonsepsi
B. Data Objektif
4. Pemeriksaan Umum
7) Keadaan Umum : Baik
8) Kesadaran : Composmentis
9) BB : 70 kg
10) TB : 156 cm
11) IMT : 28,80 ( Obesitas I )
12) Tanda-tanda vital :
TD : 125/94 mmHg Suhu : 37˚C
Nadi : 93 x/menit RR : 20x/menit
5. Pemeriksaan Fisik :
5.1 inspeksi
Wajah : simetris, Keadaan wajah tidak pucat , tidak ada kelainan
Mata : konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih
Telinga : tidak dilakukan pemeriksaaan
Hidung : tidak dilakukan pemeriksaan
Mulut : bibir tidak pucat
Dada : Simestris kiri dan kanan
Abdomen : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : simetris
Genitalia : tidak di lakukan pemeriksaan
6. pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan pemeriksaan
IV. INTERPRESTASI DATA DASAR
38
Tanggal : 12 Desember 2022
Diagnosa : Ny. P usia 25 tahun masa pra konsepsi dengan keinginan
suntik lanjutan Tetanus Toxoid 2
Masalah : Ny. P sudah pernah mendapat konseling prakonsepsi
Kebutuhan : Pemberian imunisasi TT2 dan edukasi tentang pengaturan
pola diet yang sehat.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTESIAL
Tidak ada
IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Mandiri : Tidak ada
Kolaborasi : Tidak ada
Rujukan : Tidak ada
V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH
Tanggal : 12 Desember 2022
Pukul : 11.13 WIB
Perencana Asuhan : Etri Wanesti
9. Perkenalan diri kepada klien
10. Minta persetujuan klien untuk diberi asuhan dengan menandatangani
informed consent yang telah disediakan
11. Lakukan anamnesa terkait dengan biodata, imunisasi catin, riwayat
menstruasi, riwayat penyakit, pola sehari-hari dan lainnya
12. Jelaskan pada klien tujuan dari konseling prakonsepsi yang akan
dilaksanakan
13. Berikan edukasi dan informasi melalui beberapa media menarik tentang
k. Kebutuhan nutrisi prakonsepsi
l. Personal hygine prakonsepsi
m.Jarak ideal antar kehamilan
n. Persiapan psikologi prakonsepsi
o. Manajemen keuangan keluarga
p. Delapan fungsi keluarga
39
q. Evidance based terkait asuhan prakonsepsi : Fertilitas (suhu basal,
Mucus serviks, LH tes)
r. Deteksi dini dan kolaborasi resiko tinggi prakonsepsi
s. Calon pengantin dan persiapan menjadi orang tua
t. Penilaian masa subur (ovulasi)
Konseling diberikan atas dasar data subjektif dan objektif yang
didapatkan dimana Ny. P dengan menggunakan media konseling berupa
leaflet dan poster kepada Ny. P
14. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengajukan pertanyaan pada
saat proses diskusi
15. Jawab pertanyaan klien sampai klien memahami pada saat proses diskusi
16. Dokumentasikan hasil tindakan yang dilakukan ke dalam laporan
oleh pemberi asuhan
VI. PELAKSANAAN ASUHAN
Tanggal : 12 Desember 2022
Pukul : 11.13 – 12.10 WIB
Metode pelaksanaan : menggunakan media KIE yang sudah dibuat
sebelumnya dan proses diskusi
Pelaksana Asuhan : Etri Wanesti
9. Memperkenalkan diri kepada klien
10. Meminta persetujuan klien untuk diberi asuhan dengan menandatangani
informed consent yang telah disedakan
11. Melakukan anamnesa terkait dengan biodata, imunisasi catin, riwayat
menstruasi, riwayat penyakit, pola sehari-hari dan lainnya
12. Menjelaskan pada klien tujuan dari konseling prakonsepsi yang akan
dilaksanakan
13. Memberikan edukasi dan informasi menggunakan beberapa media
menarik tentang :
a. Kebutuhan nutrisi prakonsepsi
b. Personal hygine prakonsepsi
40
c. Jarak ideal antar kehamilan
d. Persiapan psikologi prakonsepsi
e. Manajemen keuangan keluarga
f. Delapan fungsi keluarga
g. Evidance based terkait asuhan prakonsepsi : Fertilitas (suhu basal,
h. Mucus serviks, LH tes)
i. Deteksi dini dan kolaborasi resiko tinggi prakonsepsi
j. Calon pengantin dan persiapan menjadi orang tua
k. Penilaian masa subur (ovulasi)
14. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengajukan pertanyaan
pada saat proses diskusi
15. Menjawab pertanyaan klien sampai klien memahami pada saat proses
diskusi
16. Melakukan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan ke dalam laporan
oleh pemberi asuhan
VII. EVALUASI
Tanggal : 12 Desember 2022
9. Klien sudah mengenal penulis dengan baik
10. Klien bersedia untuk diberikan asuhan dan sudah menandatangani
lembar informed consent
11. Anamnesa dilakukan dengan baik, resiko kesehatan yang ditemukan dari
anamnesa dijelaskan kepada klien dan klien memahami dengan baik
12. Klien telah mengetahui konseling dan edukasi yang akan diberikan
13. Klien mengerti dan paham konseling dan edukasi yang telah diberikan
14. Klien menanyakan hal yang diragukan
15. Klien memahami setiap penjelasan dari pertanyaan yang diberikan
dengan baik
16. Hasil tindakan yang dilakukan telah didokumentasikan oleh pemberi
asuhan
41
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pemberian konseling kepada klien dilakukan secara langsung dengan
terlebih dahulu memperkenalkan diri kepada klien dan telah disampaikan tujuan
menghubungi klien. Kemudian dilakukan perjanjian untuk bersedia menjadi klien,
klien diminta menandatangani informed consent serta telah didapatkannya bukti
kesediaan klien untuk dilakukan edukasi dalam asuhan CoC pada masa prakonsepsi
ini. Setelah itu, pemberi konseling melakukan anamnesa terkait kondisi klien.. Data
primer merupakan data langsung yang diperoleh dari sumber data kepada
pengumpul data. Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui metode
wawancara langsung dengan klien wanita usia subur yang akan menikah dan yang
baru menikah.
1. Analisis kasus Ny. K
Dari hasil wawancara dan data yang telah dikumpulkan, Ny. K tidak
memiliki keluhan dan mengalami permasalahan apapun. Namun, Ny. K memiliki
Indeks massa tubuh diatas batas normal yaitu 23,43 (Overweight). Asuhan yang
penting diberikan mengenai permasalah tersebut adalah pengaturan asupan
gizi/nutrisi. Gizi berperan penting dalam masa prakonsepsi terutama sebelum
pembuahan
Wanita usia subur sebagai calon ibu merupakan kelompok rawan yang harus
diperhatikan status kesehatannya, terutama status gizinya. Kualitas seorang
generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi ibunya sejak sebelum hamil dan
selama kehamilan. Kesehatan prakonsepsi menjadi sangat penting untuk
diperhatikan termasuk status gizinya, terutama dalam upaya mempersiapkan
kehamilan karena akan berkaitan erat dengan outcome kehamilan (Yhona P dkk,
2012)
Sebuah penelitian kohort pada wanita di Cina menunjukkan bahwa indeks
massa tubuh (IMT) wanita prakonsepsi yang tergolong gemuk (Overweight)
dengan risiko (23 – 24,9 kg/m2 ) akan berdampak pada saat kehamilan kelak yang
berisiko terkena preeklamsia dan berisiko untuk mengalami persalinan yang
42
diinduksi dua kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang memiliki IMT
prakonsepsi dengan kategori normal (18,5 – 22,9 kg/m2) (Yhona P dkk, 2012).
Asuhan pada masa prakonsepsi penting diberikan kepada wanita sebelum
kehamilan dengan tujuan mengoptimalkan kesehatan wanita. Status kesehatan ibu
sebelum hamil merupakan faktor penentu hasil kehamilan. Asuhan prakonsepsi
juga bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi ibu dan bayi (Berglund, 2016).
Materi pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) untuk calon pengantin
dan pasangan usia subur (prakonsepsi) meliputi:
1. KIE Nutrisi yang diperlukan selama masa prakonsepsi
2. KIE Personal Hygine
3. KIE persiapan psikologis
4. KIE Jarak ideal antar kehamilan
5. KIE manajemen keuangan keluarga
6. KIE delapan fungsi pokok keluarga
7. KIE evidance based terkait asuhan prakonsepsi : Fertilitas (suhu basal,
Mucus serviks, LH tes)
8. KIE deteksi dini dan kolaborasi resiko tinggi pra konsepsi
9. KIE calon pengantin dan persiapan menjadi orang tua
10. KIE tentang penilaian masa subur (ovulasi)
Kemudian diberikan asuhan kepada klien berupa materi tersebut yang dia
butuhkan selama masa prakonsepsi, dalam proses diskusi klien aktif bertanya hal-
hal yang diragukan dan ingin diketahuinya. Dari pertanyaan tersebut, pemberi
konseling menjawab dan menjelaskan sampai klien memahaminya.
2. Analisis kasus Ny.P
Dari hasil wawancara dan data yang telah dikumpulkan, Ny. P tidak
memiliki keluhan dan mengalami permasalahan apapun. Namun, Ny. P
memiliki Indeks massa tubuh diatas batas normal yaitu 28,80 (Obesitas I).
Asuhan yang penting diberikan mengenai permasalah tersebut adalah
pengaturan pola makan yang benar.
Pada dasarnya obesitas terjadi karena asupan kalori yang melebihi
penggunaan kalori untuk menjaga dan memulihkan kesehatan yang berlangsung
cukup lama. Akibat kelebihan ini, kalori akan disimpan dalam jaringan adiposa.
43
Penumpukan ini pada akhirnya akan menyebabkan obesitas. Maka dari itu, dapat
dikatakan bahwa penyebab utama obesitas adalah makanan (Lestari, 2018).
Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan
energi yang dikeluarkan tubuh . sehingga untuk mencegah obesitas harus
menjaga keseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan aktivitas fisik
setiap harinya. Salah satu upaya dalam pencegahan obesitas adalah dengan
melakukan penyuluhan kepada wanita usia subur tentang gizi seimbang dan
aktivitas fisik, penyebab obesitas, bahaya obesitas bagi kesehatan dan
pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi. Adapun pencegahan
yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:
1) Timbang berat badan dan ukur lingkar perut secara teratur
2) Istirahat yang cukup 6-8 jam/hari
3) Makan makanan yang halal dan baik yang sesuai dengan kondisi tubuh
4) Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah dan sayur 5
porsi per hari.
5) Konsumsi gula, garam dan lemak dengan pedoman G4 G1 L5.
6) Rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berjalan kaki,
membersihkan rumah, dan berolahraga secara BBTT (Baik, Benar,
Teratur dan Terukur).
7) Jaga berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko degan
mempertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) di kisarkan 18-23 kh/m2.
8) Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
9) Batasi konsumsi makanan cepat saji, gorengan dan lemak trans (margarin)
10) Biasakan makan dengan model piring T (Kemenkes RI, 2018).
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian bagi
pemerintah adalah kematian ibu dan bayi (Achadi, 2019). Salah satu usaha
untuk menekan AKI dan AKB di Indonesia adalah pemberian asuhan secara
berkesinambungan atau Continuity Of Care (COC) yang merupakan
serangkaian kegiatan pelayanan berkesinambungan mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga berencana (Homer et all,
2014 dalam Ningsih, 2017). Model asuhan secara terus menerus dan
berkelanjutan merupakan sebuah contoh praktik terbaik karena mampu
meningkatkan kepercayaan terhadap bidan, menjamin dukungan terhadap
perempuan secara konsisten sejak hamil, persalinan dan nifas (Maharani,
dkk, 2018 dalam Sunarsih, 2020).
Asuhan pada masa prakonsepsi penting diberikan kepada wanita
sebelum kehamilan dengan tujuan mengoptimalkan kesehatan wanita.
Asuhan prakonsepsi juga bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi ibu
dan bayi (Berglund, 2016). Asuhan Prakonsepsi yang dapat diberikan oleh
bidan adalah memberikan KIE. Materi yang dapat diberikan pada asuhan ini
berupa nutrisi, personal hygine, persiapan psikis, jarak ideal kehamilan,
management keuangan keluarga, 8 fungsi pokok keluarga, evidence based
terkait asuhan prakonsepsi, deteksi dini risiko tinggi prakonsepsi, persiapan
menjadi orang tua, dan cara menentukan masa subur.
Asuhan pelayanan konseling, informasi, dan eduksi masa
prakonsepsi pada Ny. K dan Nn. P berjalan dengan baik. Pemberi konseling
terlebih dahulu memperkenalkan diri kepada klien dan setelah dilakukan
perkenalan dengan klien secara langsung dan telah disampaikan tujuan
menghubungi klien, serta telah mendapatkan bukti kesediaan klien untuk
dilakukan edukasi dalam asuhan CoC pada masa prakonsepsi ini, kemudiam
disampaikan dan menyepakati bersama tentang layanan edukasi kesehatan
yang akan diberikan pada klien. Setelah itu, pemberi konseling melakukan
anamnesa terkait kondisi klien. Kemudian diberikan asuhan kepada klien
45
berupa materi tersebut yang dia butuhkan selama masa prakonsepsi, dalam
proses diskusi klien aktif bertanya hal-hal yang diragukan dan ingin
diketahuinya. Dari pertanyaan tersebut, pemberi konseling menjawab dan
menjelaskan sampai klien memahaminya.
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
Disarankan untuk selalu meningkatkan atau mengembangkan kemampuan
berfikir dan menemukan masalah kemudian mencari pemecahan masalah
tersebut serta memberikan pelayananya yang berkesinambungan dan bermutu
sesuai dengan standar kebidanan.
2. Bagi Klien
Disarankan untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai asuhan prakonsepsi agar klien mendapatkan wawasan yang baik
terkait masa Prakonsepsinya. Sehingga dapat mempersiapkan diri secara
fisik, mental dan ekonomi dalam menghadapi pernikahan dan kehamilan
kemudian nantinya akan menghasilkan ibu dan bayi sehat.
3. Bagi Masyarakat
Disarankan untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai asuhan prakonsepsi agar keluarga dan masyarakat mendapatkan
wawasan yang baik terkait masa Prakonsepsi.
4. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan
Disarankan untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai asuhan prakonsepsi agar dapat nantinya memberikan asuhan yang
baik dan kompeten.
46
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Hidayati dan Afdal. 2020. Analisis Kesiapan Psikologis Pasangan
dalam Menghadapi Pernikahan. Jurnal Aplikasi IPTEK Indonesia
(JAIPTEKIN), 4 (2): pp. 136-146.
Azizah, Atika Nur. 2021. Analisis Pelayanan Prakonsepsi pada Calon
Pengantin di Era Adaptasi Kebiasaan Baru COVID-19.Jurnal
Kebidanan Indonesia, Vol 12 No.2 (74-82)
BKKBN. 2014. Modul Pengajaran “Mempersiapkan Kehamilan Yang
Sehat”
BKKBN. 2019. Pentingnya Mengatur Jarak Kehamilan Bagi Pasangan Usia
Subu
Erma Retnaningtyas, dkk (2020) dan SariPriyanti &Agustin Dwi Syalfina
(2017)
Evans, J. et al. (2020) ‘The future in their hands: Graduating student
midwives’plans, job satisfaction and the desire to work in midwifery
continuity of care’, Women and Birth. Australian College of
Midwives, 33(1), pp. e59– e66. doi: 10.1016/j.wombi.2018.11.011.
Kostania, Gita. 2020. Model Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan
Berkesinambungan dalam Praktik Kebidanan Prodi D.IV Kebidanan. Jurnal
Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 1
Kostania, Gita, DKK. 2020. Pengembangan Booklet Pranikah sebagai Media
Informasi dalam Pelayanan Kesehatan untuk Calon Pengantin. Jurnal
Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2. Juli 2020 (01- 10)
Lathifah, Neneng Siti. 2021. Konseling Kesehatan Reproduksi Meningkatkan
Pengetahuan Tentang Kesuburan dan Kesadaran Kesehatan Prakonsepsi.
Jurnal Perak Malahayati Vol 3, No 1, Mei 2021 : 51-60
Maharani, S. I., Martanti, L. E. & Bahiyatun, B. (2018). Kajian
Pemberdayaan Masyarakat Desa Siaga Dalam Rangka Upaya
Penurunan AKI Di Bergas Kabupaten Semarang. Jurnal Kebidanan,
7(15), 10-16.
Ngewa, Herviana Muarifah. 2019. Peran Orang Tua dalam Pengasuhan
Anak. Jurnal Ya Bunayya, Volume 1 Nomor 1 Desember 2019
47
Nikmah, Umi Sa’adatun dan Hesty Widyasih. 2018. Personal Hygiene
Habits dan Kejadian Flour Albus Patologis pada Santriwati PP AL-
Munawwir, Yogyakarta. Jurnal MKMI, Vol. 14 No. 1, Maret 2018
Ningsih, D.A. (2017). Continuity Of Care Kebidanan. Oksitosin: Jurnal
Ilmiah Kebidanan, 2017, 4.2: 67-77
Priyanti, Sari dan Agustin Dwi Syalfina. 2017. Buku Ajar Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana. Surakarta : CV Kekata Group
Retnaningtyas, Erma, dkk. 2020. Analisis Kemampuan Aplikasi Metode
Kalender Keluarga Berencana Wanita Usia Subur (WUS) Dalam
Menentukan Masa Subur Di Puskesmas Balowerti Kota Kediri.
Journal for Quality in Women's Health. Vol. 3 No. 1 Maret 2020
Risqiwati, Diah dan Nurimalita. 2017. Deteksi Siklus Ovulasi Wanita dengan
Monitoring Suhu Basal Tubuh. Seminar Nasional Teknologi dan
Rekayasa (SENTRA)
Siregar, Budi Gautama. 2019. Ibu Rumah Tangga dalam Manajemen
Keuangan Keluarga. Jurnal Kajian Gender dan Anak Vol. 03 No. 2
Desember 2019
Sunarsih, Tri, Pitriyani. 2020. Asuhan Kebidanan Continuity Of Care di PMB
Sukani Edi Munggur Srimartani Piyungan Bantul. Midwivery
Jurnal, Vol.5 Hal 39-44. Kebidanan Universitas Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta.
Tri Sunarsih, Pitriyan. 2020. Asuhan Kebidanan Continuity Of Care di PMB
Sukani Edi Munggur Srimartani Piyungan Bantul. Midwifery
Journal, Vol. 5, No. 1, hal 39
Yulivantina, Eka Vicky, dkk.2021. Pelaksanaan Skrining Prakonsepsi pada
Calon Pengantin Perempuan. Jurnal Kesehatan Reproduksi, Vol. 8
No. 1, April 2021: 47–53
48
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembaran Informed Consent
LEMBAR PERNYATAAN
MENJADI KLIEN COC PADA MASA PRAKONSEPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ketrin Elovani
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : jl. Ampera RT.04
Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri sebagai *Suami/Isteri
BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA untuk menjadi klien asuhan berkelanjutan
(Continuity of Care) pada masa prakonsepsi oleh :
Nama : Etri Wanesti
BP : 1910333002
Institusi : Universitas Andalas
Demikian Pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan dengan sebagaimana
mestinya.
Padang, 09 Desember 2022
Klien CoC-1 Pelaksana
(Ketrin Elovani) ( Etri Wanesti )
BP. 1910333002
49
LEMBAR PERNYATAAN
MENJADI KLIEN COC PADA MASA PRAKONSEPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Phoja Safitri
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Cengkeh RT.01 RW. 01
Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri sebagai *Suami/Isteri
BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA untuk menjadi klien asuhan berkelanjutan
(Continuity of Care) pada masa prakonsepsi oleh :
Nama : Etri Wanesti
BP : 1910333002
Institusi : Universitas Andalas
Demikian Pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan dengan sebagaimana
mestinya.
Padang, 12 Desember 2022
Klien CoC-1 Pelaksana
(Phoja Safitri) ( Etri Wanesti )
BP. 1910333002
50
LEMBAR PERNYATAAN
MENJADI KLIEN COC PADA MASA PRAKONSEPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Lisa
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Jl. Seberang Palinggam
Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri sebagai *Suami/Isteri
BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA untuk menjadi klien asuhan berkelanjutan
(Continuity of Care) pada masa prakonsepsi oleh :
Nama : Etri Wanesti
BP : 1910333002
Institusi : Universitas Andalas
Demikian Pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan dengan sebagaimana
mestinya.
Padang, 24 Oktober 2022
Klien CoC-1 Pelaksana
( Lisa ) ( Etri Wanesti )
BP. 1910333002
51
LEMBAR PERNYATAAN
MENJADI KLIEN COC PADA MASA PRAKONSEPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yuli Martini
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Seberang Padang Selatan
Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri sebagai *Suami/Isteri
BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA untuk menjadi klien asuhan berkelanjutan
(Continuity of Care) pada masa prakonsepsi oleh :
Nama : Etri Wanesti
BP : 1910333002
Institusi : Universitas Andalas
Demikian Pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan dengan sebagaimana
mestinya.
Padang, 22 Oktober 2022
Klien CoC-1 Pelaksana
( Yuli Martini ) ( Etri Wanesti )
BP. 1910333002
52
Lampiran 2. Media KIE (poster dan Leaflate)
NO TOPIK KIE MEDIA KIE
1 Kebutuhan
Nutrisi
Prakonsepsi
2 Personal
Hygine
53
3 Jarak Ideal
antar
Kehamilan
4 Persiapan
Psikologi
Prakonsepsi
54
5 Manajemen
Keuangan
Keluarga
6 Delapan
Fungsi
Keluarga
55
7 Evidance
Based terkait
Asuhan
Prakonsepsi
8 Deteksi Dini
dan
Kolaborasi
Resiko Tinggi
Prakonsepsi
56
9 Calon
Pengantin dan
Persiapan
Menjadi
Orang Tua
10 Penilaian
Masa Subur
(Ovulasi)
57
Lampiran 3. Dokumentasi dengan klien
Klien 1. Klien 2.
Klien 3. Klien 4.

More Related Content

Similar to coc fix.pdf

Husnul
HusnulHusnul
1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx
NasrunGayo2
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docx
ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docxASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docx
ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docx
AyuAndira59
 
2.dr.Ira LAPORAN AKTUALISASI.pptx
2.dr.Ira LAPORAN AKTUALISASI.pptx2.dr.Ira LAPORAN AKTUALISASI.pptx
2.dr.Ira LAPORAN AKTUALISASI.pptx
sitirasyidah7
 
Minipro REMAJA-GENTING.docx
Minipro REMAJA-GENTING.docxMinipro REMAJA-GENTING.docx
Minipro REMAJA-GENTING.docx
rijwan10
 
Kti merisya
Kti merisyaKti merisya
Kti merisya
KTIMERISYA
 
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan
Modul Asuhan Kebidanan KehamilanModul Asuhan Kebidanan Kehamilan
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan
UFDK
 
Makalah MANAJEMEN kelompok lima vifi doc
Makalah MANAJEMEN kelompok lima vifi docMakalah MANAJEMEN kelompok lima vifi doc
Makalah MANAJEMEN kelompok lima vifi doc
vivi211570
 
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
STIKES Hang Tuah Surabaya
 
OPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptx
OPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptxOPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptx
OPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptx
FadelFatan
 
Bidel Masa Pandemi Permibi.pptx
Bidel Masa Pandemi Permibi.pptxBidel Masa Pandemi Permibi.pptx
Bidel Masa Pandemi Permibi.pptx
SriGustini6
 
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Adeline Dlin
 
KB 2 Konseling dan Kelaikan Medik
KB 2 Konseling dan Kelaikan MedikKB 2 Konseling dan Kelaikan Medik
KB 2 Konseling dan Kelaikan Medik
pjj_kemenkes
 
PPT RA DITA.pptx
PPT RA DITA.pptxPPT RA DITA.pptx
PPT RA DITA.pptx
melindaanindita
 
Asuhan keb i
Asuhan keb iAsuhan keb i
Asuhan keb iNur Qodri
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
DINARIANTI
 
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdfASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
jihanamirbalaswad
 
KTI REZKI (FIX).pdf
KTI REZKI (FIX).pdfKTI REZKI (FIX).pdf
KTI REZKI (FIX).pdf
MuhammadDimas44
 

Similar to coc fix.pdf (20)

Husnul
HusnulHusnul
Husnul
 
1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docx
ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docxASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docx
ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docx
 
2.dr.Ira LAPORAN AKTUALISASI.pptx
2.dr.Ira LAPORAN AKTUALISASI.pptx2.dr.Ira LAPORAN AKTUALISASI.pptx
2.dr.Ira LAPORAN AKTUALISASI.pptx
 
Minipro REMAJA-GENTING.docx
Minipro REMAJA-GENTING.docxMinipro REMAJA-GENTING.docx
Minipro REMAJA-GENTING.docx
 
Kti merisya
Kti merisyaKti merisya
Kti merisya
 
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan
Modul Asuhan Kebidanan KehamilanModul Asuhan Kebidanan Kehamilan
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan
 
Makalah MANAJEMEN kelompok lima vifi doc
Makalah MANAJEMEN kelompok lima vifi docMakalah MANAJEMEN kelompok lima vifi doc
Makalah MANAJEMEN kelompok lima vifi doc
 
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
 
OPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptx
OPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptxOPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptx
OPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptx
 
Bidel Masa Pandemi Permibi.pptx
Bidel Masa Pandemi Permibi.pptxBidel Masa Pandemi Permibi.pptx
Bidel Masa Pandemi Permibi.pptx
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
KB 2 Konseling dan Kelaikan Medik
KB 2 Konseling dan Kelaikan MedikKB 2 Konseling dan Kelaikan Medik
KB 2 Konseling dan Kelaikan Medik
 
PPT RA DITA.pptx
PPT RA DITA.pptxPPT RA DITA.pptx
PPT RA DITA.pptx
 
Anie
AnieAnie
Anie
 
Asuhan keb i
Asuhan keb iAsuhan keb i
Asuhan keb i
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
 
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdfASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
 
KTI REZKI (FIX).pdf
KTI REZKI (FIX).pdfKTI REZKI (FIX).pdf
KTI REZKI (FIX).pdf
 

Recently uploaded

SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 

Recently uploaded (20)

SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 

coc fix.pdf

  • 1. CONTINUITY OF CARE-1 KONSELING INFORMASI DAN EDUKASI “Asuhan dan Konseling Masa Prakonsepsi” Nama : Etri Wanesti BP : 1910333002 Preseptor Akademik : Feri Anita Wijayanti, Bd.,M.Mid Preseptor Lapangan : Irna Yulita Sari, S.ST PRODI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2021/2022
  • 2. i LEMBAR PENGESAHAN Laporan Kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Lapangan dan Pembimbing Akademik Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Nama : Etri Wanesti NIM : 1910333002 Padang, Januari 2022 Menyetujui, Pembimbing Akademik Penguji Feri Anita Wijayanti, Bd.,M.Mid NIP. 19880215 202012 2 002
  • 3. ii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr.Wb, Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta shalawat yang selalu tercurahkan kepada Rasullullah SAW. Berkat Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul “KONSELING INFORMASI DAN EDUKASI MASA PRAKONSEPSI”. Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Continuity of Care (CoC) - 1 semester tujuh Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penulisan laporan kasus ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, Penulis sadar tanpa bantuan dan bimbingan dari banyak pihak akan sangat sulit untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah terlibat dalam penulisan dan melakukan asuhan prakonsepsi ini. Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih ada kekurangan dan kelemahan yang masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan dan saran serta kritikan yang bersifat membangun agar laporan ini menjadi lebih baik. Semoga penulisan laporan ini dapat memberi manfaat bagi bagi penulis dan pembaca lainnya. Aamiin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Padang, 22 Desember 2022 Penulis
  • 4. iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii BAB 1...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN................................................................................................... 1 Latar Belakang..................................................................................................... 1 Tujuan.................................................................................................................. 2 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 3 BAB II..................................................................................................................... 4 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 4 2.1 Contiunity of Care......................................................................................... 4 2.2 Konsep Dasar Prakonsepsi ............................................................................ 5 2.3 Konseling Perencanaan Kehamilan Sehat..................................................... 6 BAB III.................................................................................................................. 29 LAPORAN KASUS.............................................................................................. 29 BAB IV ................................................................................................................. 41 ANALISIS KASUS .............................................................................................. 41 BAB V................................................................................................................... 44 PENUTUP............................................................................................................. 44 5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 44 5.2 Saran............................................................................................................ 45 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46 LAMPIRAN.......................................................................................................... 48
  • 5. 1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Asuhan pada masa prakonsepsi penting diberikan kepada wanita sebelum kehamilan dengan tujuan mengoptimalkan kesehatan wanita. Status kesehatan ibu sebelum hamil merupakan faktor penentu hasil kehamilan. Asuhan prakonsepsi juga bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi ibu dan bayi (Berglund, 2016). Komplikasi yang terjadi pada Ibu dan bayi bisa meningkatkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian bagi pemerintah adalah kematian ibu dan bayi (Achadi, 2019). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2017 di dunia tercatat sekitar 295.000 ibu di dunia meninggal (setiap hari 810 ibu meninggal) akibat penyakit/komplikasi terkait kehamilan dan persalinan (WHO, 2019). Pada tahun 2018, Angka kematian bayi secara global 18 per 1000 kelahiran hidup (Unicef, 2019). Sekitar 2,5 juta bayi meninggal pada tahun 2018 (7000 bayi baru lahir meninggal setiap hari), sekitar sepertiga meninggal pada hari kelahiran dan hampir tiga perempat meninggal dalam minggu pertama kehidupan (WHO, 2019). Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB baik di Indonesia maupun di dunia, salah satunya dengan memberikan asuhan yang bersifat Continuity of care. Continuity of Care (COC) adalah model asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien dilakukan secara berkesinambungan (Diana, 2017). Contiunity of Care merupakan bagian mendasar model praktek kebidanan dikarenakan dengan asuhan yang berkesinambungan memungkinkan bidan untuk memberikan asuhan yang menyeluruh dan berkelanjutan. Menurut penelitian Sunarsih (2020) perempuan yang dilakukan Continuity of care dari masa kehamilan, bersalin, nifas dan neonatus berjalan dengan lancar dan bayi normal. Setelah diberikan asuhan berkesinambungan klien lebih terbuka dalam mengutarakan keluhan, serta merasa tenang ada yang mendampingi dalam pemeriksaan dan memantau tentang kondisi klien dan
  • 6. 2 janin, mendapatkan pengetahuan yang lebih. Model asuhan secara terus menerus dan berkelanjutan merupakan sebuah contoh praktik terbaik karena mampu meningkatkan kepercayaan terhadap bidan, menjamin dukungan terhadap perempuan secara konsisten sejak hamil, persalinan dan nifas (Maharani, dkk, 2018 dalam Sunarsih, 2020). Asuhan pada masa prakonsepsi penting diberikan kepada wanita sebelum kehamilan dengan tujuan mengoptimalkan kesehatan wanita. Status kesehatan ibu sebelum hamil merupakan faktor penentu hasil kehamilan. Asuhan prakonsepsi juga bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi ibu dan bayi (Berglund, 2016). Asuhan Prakonsepsi yang dapat diberikan oleh bidan adalah memberikan KIE mulai dari nutrisi, kesehatan reproduksi, cara menentukan masa subur, persiapan menjadi orang tua dan membentuk keluarga serta perencanaan kehamilan agar setiap pasangan memilki kesiapan secara fisik dan mental maupun ekonomi sebelum pernikahan (Megayana, 2020). Dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan Continuity of care terhadap perempuan pranikah, yang dilakukan untuk mengaplikasikan asuhan kebidanan (skrinning dan KIE) pada masa prakonsepsi di komunitas.Pendekatan yang dilakukan adalah penyelesaian masalah melalui pengkajian untuk mengidentifikasi kebutuhan dan merumuskan interpretasi data kebidanan meliputi diagnosis kebidanan, mengetahui masalah dan kebutuhan yang diperlukan, mengambil keputusan klinik dengan menyusun perencanaan asuhan kebidanan yang efektif dan efisien, pelaksanaan dan penyelesaian asuhan serta melakukan tindakan evaluasi. Tujuan 1.1.1 Tujuan Umum Untuk mengedukasi klien tentang persiapan prakonsepsi. 1.1.2 Tujuan Khusus 1.1.2.1 Untuk mengedukasi klien tentang nutrisi yang diperlukan dalam masa prakonsepsi. 1.1.2.2 Untuk mengedukasi klien tentang personal hygiene dalam masa prakonsepsi.
  • 7. 3 1.1.2.3 Untuk mengedukasi klien tentang persiapan psikis dalam masa prakonsepsi. 1.1.2.4 Untuk mengedukasi klien tentang jarak ideal antar kehamilan 1.1.2.5 Untuk mengedukasi klien tentang management keuangan keluarga 1.1.2.6 Untuk mengedukasi klien tentang delapan fungsi pokok keluarga 1.1.2.7 Untuk mengedukasi klien tentang Evidance based asuhan prakonsepsi 1.1.2.8 Untuk mengedukasi klien tentang deteksi dini risiko tinggi prakonsepsi 1.1.2.9 Untuk mengedukasi klien tentang KIE catin dan persiapan menjadi orang Tua 1..2.2.10 Untuk mengedukasi klien tentang penilaian masa subur 1.2.2.11 Untuk mengedukasi klien tentang gangguan menstruasi Manfaat Penulisan 1.3.1 Bagi Penulis Dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan menemukan masalah kemudian mencari pemecahan masalah tersebut serta memberikan pelayananya yang berkesinambungan dan bermutu sesuai dengan standar kebidanan. 1.3.2 Bagi Klien Dengan mendapatkan asuhan kebidanan Contiunity of Care diharapkan dapat mempersiapkan diri secara fisik, mental dan ekonomi dalam menghadapi pernikahan dan kemudian nantinya akan menghasilkan ibu dan bayi sehat. 1.3.3 Bagi masyarakat Dengan asuhan kebidanan Contiunity of Care diharapkan keluarga dan masyarakat mendapatkan wawasan yang baik terkait masa Prakonsepsi. 1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan Dapat menambah informasi yang dapat dijadikan bahan masukan bagi akademik dalam pengembangan proses pembelajaran.
  • 8. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Contiunity of Care 2.1.1 Pengertian Contiunity of Care Continuity of care dalam kebidanan merupakan serangkaian kegiatan pelayanan berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga berencana (Homer et all, 2014 dalam Ningsih, 2017). Continuity of care yang dilakukan oleh bidan pada umumnya berorientasi untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode. Continuity of care memiliki 3 jenis pelayanan yaitu manajemen, informasi dan hubungan. Kesinambungan manajemen melibatkan komunikasi antar perempuan dan bidan. Kesinambungan informasi menyangkut ketersediaan waktu yang relevan. Kedua hal tersebut penting untuk mengatur dan memberikan pelayanan kebidanan (Sandall dalam Ningsih, 2017). Model asuhan secara terus menerus dan berkelanjutan (continuity of care/ COC) merupakan sebuah contoh praktik terbaik karena mampu meningkatkan kepercayaan perempuan terhadap bidan, menjamin dukungan terhadap perempuan secara konsisten sejak hamil, persalinan dan nifas (Maharani, dkk, 2018). Bidan diharuskan memberikan pelayanan kebidananan yang kontinu (Continuity of Care) mulai dari ANC, INC, Asuhan BBL, Asuhan postpartum, Asuhan Neonatus dan Pelayanan KB yang berkualitas (Diana, 2017). Continuity Of Care merupakan model perawatan kontinuitas yang dipimpin bidan bermanfaat bagi perempuan dan bidan yang bekerja dilayanan kebidanan sehingga akan menumbuhkan kepercayaan bagi ibu tentang perawatan yang diinginkan dan ibu memiliki kemampuan untuk membuat keputusan secara mandiri (Evans, et al., 2020). Menurut penelitian Sunarsih (2020) perempuan yang dilakukan Continuity of care dari masa kehamilan, bersalin , nifas dan neonatus berjalan dengan lancar dan bayi normal. Setelah diberikan asuhan berkesinambungan klien lebih terbuka dalam mengutarakan keluhan, serta merasa tenang ada
  • 9. 5 yang mendampingi dalam pemeriksaan dan memantau tentang kondisi klien dan janin, mendapatkan pengetahuan yang lebih. Model asuhan secara terus menerus dan berkelanjutan merupakan sebuah contoh praktik terbaik karena mampu meningkatkan kepercayaan terhadap bidan, menjamin dukungan terhadap perempuan secara konsisten sejak hamil, persalinan dan nifas (Maharani ,dkk, 2018 dalam Sunarsih, 2020). 2.1.2 Tujuan Contiunity of Care Tujuan asuhan kebidanan continuity of care ini yaitu memberikan asuhan berkesinambungan dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan KB sehingga dapat mendeteksi dini adanya komplikasi yang dapat terjadi dan juga dapat mencegah kemungkinan komplikasi yang akan terjadi dengan segera (Kostania, Gita, 2020). 2.2 Konsep Dasar Prakonsepsi 2.2.1 Pengertian Prakonsepsi Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi (Susilowati & Kuspriyanto, 2016). Asuhan Prakonsepsi adalah sebuah intervensi untuk mengoptimalkan kesehatan wanita sebelum kehamilan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (WHO, 2018) 2.2.2 Tujuan Asuhan Prakonsepsi Asuhan prakonsepsi berguna untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan, kebiasaan gaya hidup, atau masalah sosial yang kurang baik yang memungkinkan mempengaruhi kehamilan (Dean et al., 2013). Adapun sasaran program asuhan prakonsepsi adalah pasangan pengantin. Masa sebelum konsepsi bagi pasangan pengantin sangat penting untuk diperhatikan dalam rangka mempersiapkan kehamilan yang sehat. Menurut Kemenkes RI (2014), pelayanan kesehatan masa sebelum
  • 10. 6 hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. 2.3 Konseling Perencanaan Kehamilan Sehat 2.3.1 Persiapan Nutrisi pada masa Prakonsepsi Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan makanan dan nutrisi yang dikonsumsi. Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran merupakan salah satu solusi. Sebaliknya, hindari makanan yang mengandung zat-zat aditif seperti penyedap, pengawet, pewarna dan sejenisnya. Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut dapat memicu terjadinya mutasi genetik pada anak sehingga menyebabkan kelainan fisik, cacat dan sejenisnya. Pastikan pada saat hamil mengkonsumsi makanan yang sehat dan tidak berlebihan pada satu gizi tertentu saja. Misalnya jika mengkonsumi protein terlalu tinggi pada masa kehamilan, maka akan menyebabkan janin di dalam kandungan akan tumbuh terlalu besar, badan ibu menjadi bengkak di bagian kaki dan sebagainya. Maka proporsional lah dalam mengkonsumsi suatu menu dan gizi tertentu. Untuk makanan ibu hamil biasanya disesuaikan dengan usia kehamilan. Ini akan berpengaruh terhadap faktor perkembangan janin. Saat terjadi pembuahan, janin sudah terekpos apa yang dimakan ibu sejak dua mingu sebelumnya. Pilih makanan sehat, dan memperhatikan asupan makanan yang mendukung pembentukan janin sehat. Sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung : 1. Protein Meningkatkan produksi sperma. Makanlah telur, ikan, daging, tahu dan tempe. 2. Asam Folat Asam folat penting bagi calon ibu sejak prakonsepsi sampai kehamilan trimester pertama. Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf sebanyak 70%. Makan sayuran hijau tua, jeruk, avokad, hati sapi, kedelai, tempe, dan serealia. Minum 400 mikrogram asam folat setiap
  • 11. 7 hari, jika seorang wanita memiliki kadar asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama kehamilan, dapat membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi. Asam folat dapat diperoleh melalui makanan, seperti sayuran berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau, caisim mini), asparagus, brokoli, papaya, jeruk, stroberi, rasberi, kacang- kacangan, alpukat, okra, kembang kol, seledri, wortel, buah bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu hamil pun mengandung asam folat cukup tinggi, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan Ibu. Ibu dapat memilih susu untuk ibu hamil yang rasanya enak untuk mengurangi rasa mual, serta tentu merupakan produk yang berkualitas tinggi. 3. Konsumsi berbagai Vitamin a. Vitamin A Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat. Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan berlemak, brokoli, wortel, bayam, dan tomat. b. Vitamin D Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat kesuburan hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat pula diperoleh dari telur, susu, hati, minyak ikan, ikan tuna, margarin, dan ikan salmon. c. Vitamin E Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum, dan kecambah atau tauge. d. Vitamin B6 Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormon, padahal keseimbangan hormon estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya kehamilan. Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, beras merah, kacang kedelai, kacang tanah, pisang, dan sayur kol. e. Vitamin C
  • 12. 8 Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi indung telur dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai antioksidan (bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas (oksidan) yang mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi . Vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya, mangga, sawi, tomat, dan cabai merah. 4. Cukupi Zat Seng Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon ibu, seng membantu produksi materi generatik ketika pembuahan terjadi. Bagi calon ayah, melancarkan pembentukan sperma. Sumber seng antara lain makanan hasil laut/seafood (seperti lobster, ikan, daging kepiting, ed.), daging, kacang-kacangan (kacang mete dan almond), bijibijian (biji labu dan bunga matahari, ed), serta produk olahan susu. 5. Cukupi Zat Besi Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasan sel telur) ibu tergangu. Makanan atau multivitamin yang mengandung zat besi akan membantu dalam persiapan kehamilan dan menghindari anemia yang sering kali dikeluhkan oleh ibu hamil. Sumbernya: hati, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan serealia yang diperkaya zat besi. 6. Fosfor Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon ayah. Ada di susu, dan ikan teri. Selenium (Se). Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi, disfungsi seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium antara lain adalah beras, bawang putih, kuning telur, seafood, jamur, dan semangka. 7. Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak Sebaiknya menggantinya dengan minyak zaitun. Kandungan asam lemak yang terkandung di dalam minyak zaitun bermanfaat untuk kesehatan jantung, tubuh, serta level kolestrol sehingga menyeimbangkan endokrin yang sehat.
  • 13. 9 8. Kalori Ekstra Perhatikan kebutuhan kalori ekstra yang dapat menunjang kehamilan. Ibu dapat mempersiapkannya sebelum kehamilan dengan mendapatkannya dari berbagai jenis makanan seperti sereal, nasi, roti dan pasta. Kalori bermanfaat untuk menyokong perubahan tubuh ibu selama kehamilan. 9. Membatasi Kafein Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan mengandung kafein yang dapat memperburuk kesehatan menjelang persiapan kehamilan. Rekomendasi dari pakar kesehatan bahwa mengawali kehamilan dapat dilakukan dengan batas mengkonsumsi kafein sebanyak 200 miligram, hal ini juga dapat dibatasi sampai kehamilan. Hindari konsumsi : 1. Daging mentah, karena mengandung Toksoplasma, parasit penyebab infeksi janin, dan bakteri E.coli yang berbahaya bagi kehamilan dan janin. 2. Sayuran mentah (lalap dan salad). Bila proses pencucian kurang baik, dapat mengandung toksoplasma. 3. Daging ayam dan telur ½ matang atau mentah, kemungkinan ada bakteri salmonella penyebab diare berat. 4. Ikan bermekuri. Merkuri yang terakumulasi dan tertinggal di darah akan memengaruhi sistem saraf janin. Waspada makan ikan tuna kalengan, tuna beku, kakap putih, bawal hitam, marlin, tongkol, dan hiu. Meski kaya omega 3 dan 6, ikan dari sebagian perairan Indonesia diduga tercemar merkuri melalui penurunan kualitas air maupun rantai makanan. 5. Keju lunak (brie, camembert, blueveined cheese, keju dari susu kambing dan domba). Berisiko membawa bakteri listeria. 6. Kafein, menghambat kehamilan dan mengurangi penyerapan zat besi. Sebuah studi di Amerika menemukan bahwa minum kopi tiga cangkir sehari dengan kandungan cafein sekitar 300 mg, dapat menurunkan kemungkinan wanita hamil sekitar 27% dibanding mereka yang bukan peminum kopi. 2.3.2 Personal Hygiene pada Masa Prakonsepsi
  • 14. 10 1. Membiasakan mencuci tangan terlebih dahulu dan memotong kuku tangan ketika mulai tumbuh panjang sangat penting untuk mencegah berpindahnya bakteri dari tangan ke organ kewanitaan yang bersifat sensitif. 2. Cara membersihkan organ kewanitaan yang benar yaitu dari arah depan ke belakang dimaksudkan agar bakteri dari anus tidak masuk ke dalam vagina. Hal tersebut diimbangi dengan penggunaan air yang bersih yang berasal dari air yang mengalir bukan yang menggenang yang dapat tercemar oleh lingkungan sekitar. 3. Menjaga vagina agar tidak lembab merupakan salah satu cara untuk mencegah terbentuknya lingkungan yang baik untuk berkembang biaknya bakteri maupun jamur. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengeringkan vagina dengan handuk pribadi maupun tisu lembut. 4. Penggunaan bahan celana dalam dari katun yang dapat menyerap keringat, tidak ketat, dan sering mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari atau segera saat merasa basah. 5. Mencukur bulu kemaluan secara rutin dengan gunting pribadi dan steril dapat mencegah vagina agar tidak terlalu lembab dan mencegah penumpukan bakteri, jamur, maupun parasit yang bersarang pada bulu kemaluan. 6. Penggunaan pembalut yang berbau harum dan mengandung gel tidak diperkenankan karena hal tersebut dapat memicu terjadinya iritasi bahkan kanker pada organ kewanitaan. 7. Pemilihan pembalut yang lembut dan pergantian sesering mungkin setiap 4 jam sekali sangat membantu dalam pencegahan infeksi berupa bakteri. Hal tersebut dikarenakan darah merupakan tempat yang baik untuk bakteri bersarang. 8. Penggunaan pantyliner tidak disarankan saat rutinitas di luar siklus menstruasi karena dapat menyebabkan iritasi pada organ kewanitaan.
  • 15. 11 9. Wijayanti dalam Leo menyarankan penggunaan antiseptik dalam membersihkan organ kewanitaan tidak diperuntukkan setiap waktu karena dapat mengganggu keseimbangan PH dan flora normal yang ada pada vagina 2.3.3 Persiapan Psikis pada Masa Prakonsepsi Ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan ini. Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu berpikir ingin menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting untuk mengambil langkahlangkah agar Ibu dapat hamil sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Ibu dapat memperkaya pengetahuan seputar kehamilan yang berhubungan dengan perencanaan, perawatan selama kehamilan, menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari berbagai sumber yang terpercaya. Apabila diperlukan ibu langsung dapat bertanya dengan ahlinya sehingga ibu dapat mempersiapkan langsung kehamilan ibu secara sehat. Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan. Hindari hal-hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan hormonal. Stres dapat merusak siklus bulanan, dan mencegah proses ovulasi. Sebuah studi membuktikan, wanita dengan tingkat stres tinggi umumnya sulit hamil. Jadi, sangat baik jika ibu mulai belajar mengatasi stres sehingga tidak mempengaruhi siklus ibu. Ibu dapat menyiapkan kesiapan secara psikis termasuk perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan ibu akan berlangsung. Ibu dapat mendapatkan dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti dari suami dan keluarga besar sehingga kesiapan ibu dalam menjadi ibu baru semakin siap. Selain itu, kondisi kejiwaan bisa sangat mempengaruhi kandungan, oleh karena itu orang tua harus mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi proses ini. Selama sembilan bulan masa kehamilan, biasanya terjadi perubahan-perubahan psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga pada
  • 16. 12 ayah calon bayi. Selama sembilan bulan, emosi orang tua dapat terperas olehnya. Usahakan untuk mengkondisikan pikiran dan bathin kedua orang tua agar jauh dari pikiran-pikiran negatif. Selalu ingatlah bahwa segalanya dikendalikan oleh pikiran ibu. Terimalah kenyataan yang ada, yang terbaik adalah selalu bersyukur dan memasrahkan segalanya pada Tuhan. Selain itu, selalu komunikasin segala sesuatunya, berusahalah untuk selalu terbuka dan membicarakan perasaan masingmasing sehingga dapat mencari solusi sehingga kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Lengkapi diri ibu dengan berbagai informasi dan sumber mengenai kehamilan, termasuk mencari tahu dari pengalaman-pengalaman teman atau orang dekat yang sudah mengalami kehamilan. Dan yang tak kalah penting adalah dukungan suami kepada isteri sangat dibutuhkan. Usahakan untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada isteri, sehingga mentalnya cukup kuat dalam menghadapi proses kehamilan. Membantu isteri dalam menyiapkan kebutuhan bayi, dan memperhaitkan secara detil kebutuhan sang isteri ketika hamil akan menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa aman pada diri sang isteri. 2.3.4 Jarak Ideal antar Kehamilan Mengatur jarak kehamilan merupakan hal yang penting dari program keluarga berencana, karena hal ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan anak maupun ibu sendiri. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan : Kesiapan untuk kembali merawat bayi serta mental anak untuk memiliki adik. Jarak kehamilan yang ideal adalah 24 bulan a. Bila terlalu cepat atau dibawah 12 bulan maka akan terjadi beberapa hal seperti risiko mengelupasnya plasenta, baik sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum proses persalinan. b. Bila ibu pernah menjalani operasi caesar maka terdapat risiko menempelnya plasenta di bagian bawah uterus menjadi lebih besar. Tak hanya itu, pada sang adikpun akan meningkatkan risiko autisme. Dampak Negatif Jarak Kehamilan Jauh
  • 17. 13 Jarak kehamilan yang terlalu jauh, yaitu menginjak angka 59-75 bulan memiliki risiko yang cukup berbahaya bagi ibu. 1. Meningkatkan risiko kematian, preeklamsia hingga demam intrapartum. 2. Risiko pranatal pun juga akan meningkat bila jarak kehamilan di atas 71 bulan. 3. Bila ibu hamil di usia 35 tahun ke atas maka dikhawatirkan risiko janin dengan kelainan kromosom dan kecacatan. Hal ini dikarenakan sel telur yang ibu hasilkan sudah menurun. Pada kehamilan di usia 35 tahun ke atas, risiko mengalami pendarahan pasca persalinan juga mungkin terjadi karena kemampuan kontraksi otot-otot rahim pada usia tersebut sudah tidak sebaik otot-otot Ibu saat masih berusia 20 tahun. Dampak Positif Jarak kehamilan Jauh Bila bicara soal dampak positif jarak kehamilan yang jauh, ibu bisa melihat dari sisi psikologinya. 1. Dari segi psikologi, dengan jarak yang cukup jauh ibu sudah dapat memberikan pengertian bahwa kasih sayang yang ibu berikan pada Si Kecil adalah sama dengan sang kakak. Hanya saja karena mereka masih kecil, membutuhkan perhatian yang lebih. 2. Hal ini akan menghindari kecemburuan dari sang kakak dan merasa sedih karena posisinya digantikan oleh sang adik. 3. Jarak kehamilan yang jauh pula memungkinkan ibu untuk melibatkan sang kakak dalam mengurus sang adik. Cara Mengatur Jarak Kehamilan yang Tepat Guna mengatur jarak kehamilan, ada beberapa hal yang dapat ibu perhatikan yaitu : 1. Usia 2. Jarak kehamilan 3. Kesiapan fisik 4. Asuhan nutrisi untuk tubuh sendiri
  • 18. 14 Asupan gizi yang tepat dapat membantu ibu terhindar dari masalah kesehatan akibat berat badan yang turun maupun naik secara drastis. Bila terdapat kelainan genetik pada anak pertama, maka rutinlah melakukan pemeriksaaan. Menurut BKKBN, 2018, jarak ideal antar kehamilan itu dengan cara rencanakan pada waktu yang tepat dan usia yang tepat, yaitu : 1. Tidak dalam pekerjaan yang berat 2. Mempunyai waktu untuk beristirahat yang cukup 3. Mempersiapkan sosial ekonomi 4. Menghindari 4T dalam kehamilan a. Terlalu muda (usia kurang dari 21 tahun) b. Terlalu tua (usia diatas 35 tahun) c. Terlalu sering (jarak kehamilan kurang dari 3 tahun) d. Terlalu banyak (anak lebih dari 2) 2.3.5 Management Keuangan Keluarga Pengelolaan keuangan dalam keluarga adalah cara mengatur keuangan keluarga dengan sistematis dan cermat melalui tahap perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dalam pengelolaan keuangan keluarga haruslah berpikir cerdas, cermat dan tepat dalam penggunaan keuangan agar senantiasa tercipta keluarga yang baik dan mengalami pertumbuhan secara kontiniu. Dengan pengelolaan keuangan keluarga secara tepat guna, tepat waktu, tepat tempat, tepat harga, dan tepat kualitas akan terwujudlah kesejahteraan keluarga. Managemen keuangan keluarga adalah suatu seni dalam mengelola keuangan keluarga melalui orang lain untuk mencapai tujuan yang bermanfaat, sehingga keluarga tersebut menjadi keluarga yang sejahtera. Management keuangan keluarga merupakan keharusan yang tidak bisa di tawar lagi, karena pengelolaan keuangan keluarga memiliki implikasi yang lebih luas sebab yang terlibat bukan hanya diri sendiri, tetapi istri/suami, anak-anak bahkan orang tua maupun mertua (Rodhiyah, 2012).
  • 19. 15 Penghasilan keluarga perlu dikelola agar dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan juga kebutuhan di masa depan. Besar kecilnya pendapatan dalam keluarga memang menjadi salah satu faktor dalam memenuhi kebutuhan keluarga, namun yang paling penting adalah keterampilan dalam mengelola keuangan keluarga itu sendiri. Dengan manajemen keuangan keluarga yang baik, maka akan teratasi segala keterbatasan yang ada, artinya uang yang terbatas akan dapat dikendalikan penggunaannya dengan tepat sehingga tercipta kesejahteraan keluarga (Nofianti & Denziana, 2018). Sistem manajemen keuangan keluarga umumnya dapat dilakukan sesuai dengan proses manajemen yaitu adanya perencanaan yang matang, implementasi yang ketat, dan evaluasi yang terukur. Manullang dalam bukunya pengantar ekonomi perusahaan menyebutkan bahwa manajemen keuangan keluarga dibagi dalam tiga langkah, yaitu : 1. Perencanaan pengeluaran keuangan 2. Implementasi manajemen keuangan keluarga 3. Evaluasi Keuangan Keluarga Kriteria yang digunakan untuk menilai pengelolaan / manajemen keuangan dapat berpedoman pada 5 hal, yaitu : tepat guna, tepat waktu, tepat tempat, tepat harga, dan tepat kualitas. Penilaian akan berhasil bila dilakukan secara kontinu, menyeluruh, objektif, sistematis, dan ada kerjasama diantara semua anggota keluarga. Penilaian dapat dilakukan secara sebagian atau secara keseluruhan (Nofianti & Denziana, 2018). Persiapan Financial/Keuangan Kehamilan Persiapan financial/ keuangan yang matang untuk persiapan pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting karena timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksiapan pasangan dalam hal financial/keuangan. Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk biayanya. Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan isteri. Biaya
  • 20. 16 kehamilan merupakan bagian dari biaya kehidupan berumah tangga. Adapun biaya yang perlu diperhatikan guna persiapan kehamilan ini, diantaranya mencakup : 1. Biaya kesehatan (biaya konsultasi, pemeriksaan, obat dan melahirkan), 2. Biaya-biaya pasca melahirkan (tempat tidur bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll) 3. Biaya untuk hal-hal yang tak terduga. 2.3.6 Delapan Fungsi Pokok Keluarga Menurut BKKBN (2020), keluarga berkualitas yang kita ciptakan juga akan terwujud apabila masing-masing keluarga memiliki ketahanan keluarga yang tinggi dan ketahanan keluarga yang hanya dapat tercipta apabila masing-masing keluarga dapat melaksanakan fungsi-fungsi keluarga secara serasi, selaras dan seimbang. Ada 8 fungsi pokok keluarga, yaitu (BKKBN, 2017) : 1. Fungsi Keagamaan Fungsi agama dalam keluarga dikembangkan agar keluarga menjadi tempat persemaian nilai-nilai agama dan budaya bangsa, sehingga seluruh anggota keluarga menjadi insan agamis yang penuh iman kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Fungsi Sosial Budaya Dalam fungsi sosial budaya, keluarga diharapkan dapat mengenalkan budaya Indonesia sebagai dasar-dasar nilai kehidupan, sehingga anak mempunyai wawasan terhadap berbagai budaya, baik daerah maupun nasional. 3. Fungsi Cinta Kasih Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan cinta kasih. Dengan cinta dan kasih sayang yang terjadi dengan baik di keluarga, maka rumah tangga akan menjadi tempat yang menyenangkan bagi anggota keluarga yang lain. 4. Fungsi Perlindungan
  • 21. 17 Fungsi ini menekankan bahwa keluarga merupakan pelindung yang pertama dan utama dalam memberikan kebenaran, keteladanan, serta tempat bernaung kepada anak dan keturunan. 5. Fungsi Reproduksi Mengetahui dan menanamkan fungsi reproduksi sangat penting bagi keluarga untuk mengatur reproduksi sehat yang terencana, sehingga anak yang dilahirkan nantinya mampu menjadi generasi penerus yang berkualitas. 6. Fungsi Sosialisasi Pendidikan Pendidikan dalam keluarga tidak hanya tentang bagaimana meningkatkan fungsi kognitif atau mencerdaskan, akan tetapi bagaimana membentuk karakter yang berakhlak mulia. 7. Fungsi Ekonomi Pendidikan dalam keluarga tidak hanya tentang bagaimana meningkatkan fungsi kognitif atau mencerdaskan, akan tetapi bagaimana membentuk karakter yang berakhlak mulia. 8. Fungsi Lingkungan Pendidikan dalam keluarga tidak hanya tentang bagaimana meningkatkan fungsi kognitif atau mencerdaskan, akan tetapi bagaimana membentuk karakter yang berakhlak mulia. 2.3.7 Evidance Based terkait Asuhan Prakonsepsi : Fertilitas (suhu basal, Mucus serviks, LH tes) 1. Suhu basal Suhu basal tubuh adalah suhu yang dicapai oleh tubuh ketika istirahat, tidur atau tidak sedang melakukan aktivitas apapun. Untuk mendapatkan hasil terbaik mengukur suhu tubuh dilakukan pada pagi hari, setelah bangun tidur dengan catatan tidak melakukan kegiatan apapun dengan waktu yang sama. Pengukuran dan pencatatan suhu basal tubuh digunakan untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur atau masa ovulasi sehingga bisa digunakan sebagai perencanaan kehamilan.
  • 22. 18 Pengecekan suhu basal tubuh wanita banyak dilakukan secara manual dan terkadang sulit dilakukan dikarenakan harus mencatat suhu tubuh mereka sendiri setiap hari dan menganalisa kenaikannya setiap hari. Pencatatan manual biasanya dilakukan ketika masa menstruasi terjadi. Pada 10 hari dari hari pertama menstruasi, secara berkala akan dicatat suhu tubuh dari hari ke hari, dan diusahakan pencatatan dilakukan pada jam yang sama. Penelitian sebelumnya (Kim HwanJeong dkk) dilakukan estimasi siklus menstruasi dengan Suhu Basal Tubuhdapat mendeteksi penurunan suhu basal tubuh yang terjadi sehingga dapat diketahui kapan masa ovulasi dari wanita tersebut dan dapat digunakan untuk merencanakan kehamilan. 2. Metode Lendir Serviks Efektivitas perencanaan kehamilan dengan metode ini tinggi karena lender serviks dapat memudahkan sperma menuju rahim. Penelitian terbaru di Amerika menyatakan bahwa sekresi lender serviks dapat digunakan sebagai predictor yang baik untuk kesuburan yang akan datang (American Pregnancy Association, 2018) 3. LH Test Luteinizing Hormone (LH) adalah hormon penanda masa subur. Hormon LH dapat dideteksi menggunakan alat Ovulation Test Pack. Caranya : 1. Teteskan urin ke dalam l test pack 2. Tunggu beberapa saat 3. Amati test pask apakah ada perubahan garis merah. 4. Waktu terbaik melakukan cek masa subur menggunakan LH test adalah hari ke-10 hari ke-14 siklus. Metode ini menggunakan ovulation test pack sebagai instrument yang dapat mendeteksi ada atau tidaknya peningkatan Lutenizing Hormone atau Hormon LH. Jika OTP menunjukkan adanya peningkatan hormone LH, berarti masa ovulasi akan segera tiba dan itulah waktu terbaik untuk senggema dengan kemungkinan hamil yang tinggi. Namun, alat ini tidak dapat digunakan pada wanita yang mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS).
  • 23. 19 2.3.8 Deteksi Dini dan Kolaborasi Risiko Tinggi Prakonsepsi Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat, salah satunya dilakukan pada calon pengantin atau pada masa prakonsepsi (Permenkes RI, 2014). Sesuai dengan Permenkes No.97 Tahun 2014 bahwa pemeriksaan fisik yang dimaksudkan dalam pelayanan masa sebelum hamil paling sedikit meliputi pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan status gizi harus dilakukan terutama untuk menanggulangi masalah kurang energi kronis dan pemeriksaan status anemia Manfaat dari skrining prakonsepsi adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, mencegah kehamilan tidak diinginkan, mencegah komplikasi dalam kehamilan dan persalinan, mencegah kelahiran mati, prematur dan bayi dengan berat lahir rendah, mencegah terjadinya kelahiran cacat, mencegah infeksi pada neonatal, mencegah kejadian underweight dan stunting sebagai akibat dari masalah nutrisi ibu, mengurangi resiko diabetes dan penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dan mencegah penularan Human Immunodeficience Virus dari ibu kejanin. Pelayanan prakonsepsi adalah pemberian intervensi biomedis, perilaku, dan sosial kesehatan untuk perempuan dan pasangan sebelum konsepsi terjadi (WHO, 2013). Pelayanan prakonsepsi bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan dan mengurangi perilaku dan faktor individu dan lingkungan yang dapat memperbaiki kondisi kesehatan ibu dan anak yang buruk. Pelayanan kesehatan prakonsepsi dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pelayanan prakonsepsi yang berikan meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, pemberian imunisasi, pemeriksaan status gizi, komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kesehatan (Kemenkes RI, 2015).
  • 24. 20 1. Pemeriksaan fisik dan penunjang Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan status kesehatan, pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan darah yang dianjurkan, dan pemeriksaan urin. Pemeriksaan status kesehatan berupa tandatanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, dan tekanan darah), tekanan darah tinggi atau hipertensi berbahaya saat perempuan hamil, karena dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Pemeriksaan darah rutin misalnya pemeriksaan hemoglobin (Hb), trombosit, dan leukosit. Pemeriksaan darah yang dianjurkan misalnya golongan darah dan rhesus. Pemeriksaan urin untuk mengetahui adanya kehamilan dan adanya infeksi saluran kemik (ISK). Pemeriksaan lain yang direkomendasikan adalah pemeriksaan gigi, pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol, asam urat serta pemeriksaan penyakit menular seperti hepatitis B dan infeksi menular seksual. Pengukuran kadar hemoglobin sebagai pemeriksaan penunjang sangat penting untuk dilakukan karena kebanyakan perempuan tidak merencanakan kehamilan dengan baik sehingga bila dari masa prakonsepsi ibu sudah mengalami sub optimal nutrisi maka mereka risiko lebih tinggi untuk mengalami anemia defisiensi besi pada kehamilan. 2. Pemberian imunisasi Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) diberikan pada wanita usia subur (15- 39tahun). Pemberian Imunisasi TT (TetanusToksoid) digunakan untuk pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan penuh (Kemenkes RI, 2015). 3. Pemeriksaan status gizi Pemeriksaan status gizi pada masa prakonsepsi sangat penting dalam rangka penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi besi serta defisiensi asam folat. Kurang Energi Kronis (KEK) masih merupakan masalah utama yang sering menimpa wanita usia subur atau dalam masa prakonsepsi. Seseorang dikatakan KEK terutama pada wanita usia subur15-49 tahun jika hasil pengukuran lingkar lengan atas <23,5cm.
  • 25. 21 Dampak dari wanita usia subur yang menderita KEK antara lain dapat mengakibatkan anemia, kematian ibu pada saat melahirkan, kematian janin, bayi beratlahir rendah (BBLR), kelahiran premature, lahir cacat hingga kematian pada bayi (Stephanie, 2016). 4. Sumpelentasi gizi Pemberian suplementasi gizi misalnya berupa Makanan Tambahan/MT dan Tablet Tambah Darah/TTD (Kemenkes RI, 2020). Penanggulangan anemia dilakukan dengan pemberiantablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan untuk menurunkan angka anemia pada remaja putri dan wanita usia subur. Efektifitas upaya pemberian tablet besi juga sangat bergantung pada seberapa besar kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi yan gdiberikan (DKK Banyumas, 2019). 5. Edukasi Pemberian edukasi tentang kesehatan salah satunya mengenai kesehatan reproduksi. Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah (Depkes RI, 2000). Resiko tinggi prakonsepsi yang harus dihindari 1. Usia hamil terlalu muda (< 20 tahun) dan terlalu tua (> 35 tahun) 2. Tinggi badan wanita < 145 cm 3. Terlalu kurus atau terlalu gemuk 4. Lingkar lengan atas (LiLA) < 23,5 cm 5. Kebiasaan merokok, alcohol, dan konsumsi obat-obatan 6. Riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes, IMS, ISK 7. Riwayat Amenorrhea 8. Riwayat Dismenorrhea 9. Riwayat perdarahan uterus abnormal 10. Resiko infertilitas primer maupun sekunder
  • 26. 22 2.3.9 KIE Calon Pengantin dan Persiapan menjadi Orang Tua Menjadi orang tua hebat perlu persiapan dan perencanaan yang matang sebelum dan sesudah kehadiran buah hati dalam kehidupan rumah tangga. Ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Bersiap-siap menjadi orang tua Calon ayah dan ibu perlu menentukan model keluarga yang menjadi impian, pilihan, dan harapannya serta perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjadi orang tua bagi anakanaknya. Membentuk keluarga berkualitas sesuai amanah undangundang, yaitu sebagai sebuah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, tanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. a. Membangun sebuah keluarga Untuk membangun sebuah keluarga diperlukan perencanaan yang matang, adapun perencanaan membangun keluarga yaitu: 1) Merencanakan usia pernikahan (20-30 tahun). 2) Membina hubungan antar pasangan, dengan keluarga lain, dan kelompok sosial. 3) Merencanakan kelahiran anak pertama dan persiapan menjadi orang tua. 4) Mengatur jarak kelahiran dengan mempersiapkan kehamilan selanjutnya. 5) Berhenti melahirkan di usia 35 tahun agar dapat merawat balita secara optimal. 6) Merawat dan mengasuh anak usia balita dengan memenuhi kebutuhan mendasar anak (kebutuhan fisik, kasih sayang, dan stimulasi) b. Menciptakan keluarga yang berkualitas Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan guna membentuk keluarga berkualitas, yaitu : 1) Menumbuh kembangkan harapan pada diri sendiri dan keluarga akan kehidupan yang lebih baik
  • 27. 23 2) Memberikan teladan yang baik kepada anak-anak menginta perkembangan teknologi dan globalisasi yang juga memiliki dampak negatif dari sisi moral. 3) Senantiasa memberikan nasehat kebaikan dan teguran atas perilaku dan tindakan yang menyimpang. 4) Mencari dan membentuk lingkungan kondusif untuk perkembangan keluarga yaitu lingkungan yang jauh dari obat-obatan terlarang, kekerasan, dan tindak asusila. 5) Melakukan pembiasaan dan pengulangan terhadap hal-hal yang baik dan bermanfaat. 6) Memberikan hadiah berupa pujian bila anak berhasil melakukan hal-hal baik serta memberikan hukuman bila anak melanggar aturan yang telah disepakati. 2. Memahami peran orang tua Orang tua terbaik bukanlah yang suka menyerahkan urusan pengasuhan kepada orang lain. Sebagai orang tua harus menyediakan cukup waktu untuk menjalankan kedekatan dan menjadi pelatih emosi bagi anak-anaknya. Kecerdasan emosi kini menjadi perhatian dan prioritas utama karena kecerdasan emosi merupakan bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan. Pola pengasuhan efektif : Menerapkan pola asuh yang efektif bagi anak dibutuhkan kerjasama yang baik oleh para orang tua. Pola asuh efektif menekankan bahwa keluarga harus dapat menjalankan tugasnya menjadi lembaga interaksi dalam ikatan batin yang kuat antara anggotanya, sesuai dengan status peranan sosial masing-masing dalam kehidupan keluarga. Ikatan batin yang dalam dan kuat harus dapat dirasakan oleh setiap anggota keluarga sebagai bentuk kasih sayang. Kasih sayang antara suami dan istri akan memberikan sinar pada kehidupan keluarga yang diwarnai dalam suasana kehidupan penuh kerukunan, keakraban, kerja sama dalam menghadapi berbagai masalah dan persoalan hidup. 3. Memahami konsep diri orang tua
  • 28. 24 Sebagai orang tua, harus memiliki kepercayaan diri dalam mendidik anak- anaknya nanti. Kepercayaan diri berasal dari konsep diri yang positif. Kepercayaan diri menumbuhkan keyakinan bahwa orang tua mampu untuk berhasil menjalankan tugas-tugas dalam mengasuh anak nantinya. Oleh karena itu, orang tua harus mengetahui dan memahami konsep diri yang dimilikinya. Ada 2 aspek dalam mengembangkan konsep diri, yaitu : 1) Konsep diri yang positif terhadap diri sendiri Orang tua perlu mengenal dirinya sendiri lebih baik dari orang lain, memahami kelebihan, keunikan, dan kekurangan yang dimilikinya. Orang tua disarankan untuk mengoptimalkan halhal positif yang dimilikinya. 2) Penghargaan atas prestasi dan ciri-ciri positif yang dimiliki Orang tua juga dapat meminta masukan dari orang lain tentang diri, terimalah yang kurang, dan tingkatkan yang lebih atau positif. Cara ini membantu orang tua melihat dirinya karena banyak hal yang dapat dilihat orang lain namun kita sendiri tidak mengetahuinya. Selain itu, orang tua harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Masukan positif dari dalam diri dan lingkungan akan meningkatkan rasa percaya diri orang tua. Oleh karena itu konsep diri positif dari orang tua akan berdampak positif pula dalam pembentukan kepribadian anak. 4. Melibatkan peran ayah Peran ayah dalam keluarga adalah sebagai pencari nafkah dan pelindung keluarga. Ayah bisa sama baiknya dengan ibu dalam mengenali dan merespon kebutuhan-kebutuhan bayi dan anak yang lebih besar. Ayah juga berperan sebagai guru, panutan, atau penasehat. Manfaat keterlibatan ayah dalam pengasuhan : Keterlibatan ayah dalam pengasuhan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan anak. Bukan hanya dilihat dari perkembangan kognitif, perkembangan sosial emosional, dan perkembangan fisik akan tetapi manfaat keterlibatan ayah dalam pengasuhan akan menanamkan nilai-nilai positif terhadap kepribadian anak diantaranya: sikap jujur, toleran, mandiri, kerja keras, dan tanggung jawab. Hal-Hal yang dapat dilakukan ayah agar terlibat dalam pengasuhan
  • 29. 25 1) Mendampingi kehamilan Ayah ikut mendampingi ibu dalam pemeriksaan kandungan dan persiapan kehamilan. Kehadiran ayah mempengaruhi kondisi emosi ibu yang baik dan dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin. 2) Turut merawat bayi Dukungan ayah akan berdampak pada kesabaran dan semangat ibu untuk menyusui bayinya, seperti ayah ikut mengganti popok, memandikan, meggendong, dan memberi makan. Interaksi yang dilakukan sejak awal akan membantu anak merasakan kehadiran ayah. Hal ini dapat membantu pendekatan emosi antara ayah dengan anak, selain itu ayah juga dapat mendukung ibu untuk memberikan ASI. Peran orang tua dalam pengasuhan anak merupakan wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika suasana dalam keluarga baik dan menyenangkan, maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak tentu akan terhambatlah perkembangan anak tersebut. Peran keluarga dalam pengasuhan anak di mulai sejak dalam kandungan. Oleh karena itu peran orang tua sangat menentukan, melalui orang tua anak akan belajar dan menyerap berbagai pengalaman hidup. Suasana keluarga merupakan tanah subur bagi penyemaian tunas-tunas muda yang lahir dalam keluarga itu sendiri. 2.3.10 Penilaian Masa Subur (Ovulasi) Kesuburan merupakan kunci dari kehamilan. Namun tidak semua perempuan tahu cara mendeteksi masa suburnya sendiri (Sugisuhandi Iskandar, 2007). Tujuan dari perhitungan masa subur yaitu : 1. Menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi (pembuahan) 2. Memprediksi hari-hari subur yang maksimum 3. Mengoptimalkan waktu untuk berhubungan seksual untuk mendapatkan kehamilan 4. Membantu mengidentifikasi sebagian masalah infertilitas
  • 30. 26 Permasalahannya adalah tidak semua wanita menandai siklus menstruasinya. Alasannya bermacam-macam, dan beberapa diantaranya dikarenakan seorang wanita karir yang tidak mempunyai waktu untuk menuliskan pada buku agenda ataupun direpotkan dengan pengaplikasian masa subur dalam keluarga. Metode Penilaian Masa Subur (Ovulasi) 1. Metode Kalender Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil. Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 2135 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat. a. Bila haid teratur (28 hari) Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid. b. Bila haid tidak teratur Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur. Rumus : Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek - 18 Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang - 11 2. Metode Suhu Basal Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya. untuk mengukur suhu tubuh diletakkan pada lidah bagian bawah dan menutup mulut ketika masa pengukuran berlangsung selama beberapa menit. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa thermometer basal.
  • 31. 27 Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, pervagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat. 3. Metode Lendir Serviks Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi. Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga oleh sel-sel vagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu berperan terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi. Ovulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari ovarium/indung telur. Pada saat menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina bila wanita sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan menjaga kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari. Esensi Metode Mukosa Serviks Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel sekretori serviks dan mengandung tiga komponen penting, yaitu : 1) Molekul lender. 2) Air. 3) Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein, enzim, dll). Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga oleh sel-sel vagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu berperan terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi. Pengamatan lender serviks dapat dilakukan dengan : a. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari. b. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
  • 32. 28 Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.
  • 33. 29 BAB III LAPORAN KASUS 3.1 Klien 1 Asuhan Kebidanan Masa Prakonsepsi pada Ny.L di PMB Irna Abdullah Jumat, 09 Desember 2022 I. PENGUMPULAN DATA DASAR Nama : Ny. K Hari/Tanggal : Jumat, 09 Desember 2022 Waktu : 19.00 WIB Tempat : PMB Irna Abdullah A. Data Subjektif 1. IDENTITAS Nama Ibu : Ny. K Nama Suami : Tn. R Umur : 23 Tahun Umur : 25 Tahun Suku/Bangsa : Minang/Indonesia Suku/Bangsa : Minang/Indonesia Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : D3 Pendidikan : D3 Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Karyawan swasta Alamat :Jl. Ampera RT.04 2. Keluhan : Ny. K mengatakan tidak ada keluhan 3. Riwayat Mendapatkan Konseling Prakonsepsi : Ny. K mengatakan belum pernah mendapatkan konseling prakonsepsi sebelumnya. 4. Riwayat Menstruasi Menarch : 14 tahun Siklus : teratur 28-30 hari Lama : 4-5 hari Dismenorhea : Tidak ada 5. Imunisasi TT : Ny. K ingin melakukan suntik TT1 6. Riwayat Kesehatan :
  • 34. 30 a. Riwayat kesehatan yang lalu • Penyakit yang pernah diderita : Tidak Ada b. Riwayat penyakit menular/keturunan • Diabetes Mellitus : Tidak Ada • Tipoid : Tidak Ada • Hepatitis : Tidak Ada • Hipertensi : Tidak Ada • Penyakit jantung koroner : Tidak Ada • TBC : Tidak Ada • Lain-lain : Tidak Ada c. Riwayat kesehatan sekarang • Penyakit yang diderita saat ini : Tidak Ada d. Riwayat kesehatan keluarga • Keturunan kembar : Tidak Ada • Penyakit yang pernah diderita keluarga : Tidak Ada 7. Pola Aktivitas Sehari-hari a. Pola Nutrisi • Makan : 3 kali/hari • Minum : 8-10 kali/hari b. Pola Eliminasi • BAB : 1 x sehari • Warna : Kuning Tua • Konsentrasi : Padat • BAK : 3 x sehari • Warna : Jernih c. Pola Istirahat • Siang : 1 jam • Malam : 7-8 jam d. Personal Hygiene • Mandi : 2-3 x sehari • Ganti Pakaian : 2-3 x sehari
  • 35. 31 • Gosok gigi : 2 x sehari • Keramas : 2-3 x seminggu 8. Psikososiokultiral : Ny.K mengatakan diterima oleh keluarga dan masyarakat 9. Pengetahuan : Ny.K mengatakan sebelumnya tidak pernah mendapatkan konseling prakonsepsi B. Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum 1) Keadaan Umum : Baik 2) Kesadaran : Composmentis 3) BB : 60 kg 4) TB : 160 cm 5) IMT : 23,43 (Overweight) 6) Tanda-tanda vital : TD : 120/70 mmHg Suhu : 37˚C Nadi : 93 x/menit RR : 20x/menit 2. Pemeriksaan Fisik : 2.1 inspeksi Wajah : simetris, Keadaan wajah tidak pucat , tidak ada kelainan Mata : konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih Telinga : tidak dilakukan pemeriksaaan Hidung : tidak dilakukan pemeriksaan Mulut : bibir tidak pucat Dada : Simestris kiri dan kanan Abdomen : tidak dilakukan pemeriksaan Ekstremitas : simetris Genitalia : tidak di lakukan pemeriksaan 3. pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan pemeriksaan II. INTERPRESTASI DATA DASAR Tanggal : 9 Desember 2022
  • 36. 32 Diagnosa : Ny. K usia 23 tahun masa pra konsepsi dengan keinginan suntik Tetanus Toxoid 1 (pertama). Masalah : Berat badan Ny. K tergolong overweight dan Ny. K belum pernah mendapat konseling prakonsepsi Kebutuhan : KIE pengaturan pola makan dan Pemberian imunisasi TT1 serta edukasi tentang persiapan pra konsepsi III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTESIAL Tidak ada IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA Mandiri : Tidak ada Kolaborasi : Tidak ada Rujukan : Tidak ada V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH Tanggal : 09 Desember 2022 Pukul : 19.00 WIB Perencana Asuhan : Etri Wanesti 1. Perkenalan diri kepada klien 2. Minta persetujuan klien untuk diberi asuhan dengan menandatangani informed consent yang telah disediakan 3. Lakukan anamnesa terkait dengan biodata, imunisasi catin, riwayat menstruasi, riwayat penyakit, pola sehari-hari dan lainnya 4. Jelaskan pada klien tujuan dari konseling prakonsepsi yang akan dilaksanakan 5. Berikan edukasi dan informasi melalui beberapa media menarik tentang a. Kebutuhan nutrisi prakonsepsi b. Personal hygine prakonsepsi c. Jarak ideal antar kehamilan d. Persiapan psikologi prakonsepsi e. Manajemen keuangan keluarga f. Delapan fungsi keluarga
  • 37. 33 g. Evidance based terkait asuhan prakonsepsi : Fertilitas (suhu basal, Mucus serviks, LH tes) h. Deteksi dini dan kolaborasi resiko tinggi prakonsepsi i. Calon pengantin dan persiapan menjadi orang tua j. Penilaian masa subur (ovulasi) Konseling diberikan atas dasar data subjektif dan objektif yang didapatkan dimana Ny. K belum pernah mendapat konseling prakonsepsi dengan menggunakan media konseling berupa leaflet dan poster kepada Ny. K 6. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengajukan pertanyaan pada saat proses diskusi 7. Jawab pertanyaan klien sampai klien memahami pada saat proses diskusi 8. Dokumentasikan hasil tindakan yang dilakukan ke dalam laporan oleh pemberi asuhan VI. PELAKSANAAN ASUHAN Tanggal : 24 Oktober 2022 Pukul : 19.00 – 20.15 WIB Metode pelaksanaan : menggunakan media KIE yang sudah dibuat sebelumnya dan proses diskusi Pelaksana Asuhan : Etri Wanesti 1. Memperkenalkan diri kepada klien 2. Meminta persetujuan klien untuk diberi asuhan dengan menandatangani informed consent yang telah disedakan 3. Melakukan anamnesa terkait dengan biodata, imunisasi catin, riwayat menstruasi, riwayat penyakit, pola sehari-hari dan lainnya 4. Menjelaskan pada klien tujuan dari konseling prakonsepsi yang akan dilaksanakan 5. Memberikan edukasi dan informasi menggunakan beberapa media menarik tentang : a. Kebutuhan nutrisi prakonsepsi
  • 38. 34 b. Personal hygine prakonsepsi c. Jarak ideal antar kehamilan d. Persiapan psikologi prakonsepsi e. Manajemen keuangan keluarga f. Delapan fungsi keluarga g. Evidance based terkait asuhan prakonsepsi : Fertilitas (suhu basal, h. Mucus serviks, LH tes) i. Deteksi dini dan kolaborasi resiko tinggi prakonsepsi j. Calon pengantin dan persiapan menjadi orang tua k. Penilaian masa subur (ovulasi) 6. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengajukan pertanyaan pada saat proses diskusi 7. Menjawab pertanyaan klien sampai klien memahami pada saat proses diskusi 8. Melakukan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan ke dalam laporan oleh pemberi asuhan VII. EVALUASI Tanggal : 09 Desember 2022 1. Klien sudah mengenal penulis dengan baik 2. Klien bersedia untuk diberikan asuhan dan sudah menandatangani lembar informed consent 3. Anamnesa dilakukan dengan baik, resiko kesehatan yang ditemukan dari anamnesa dijelaskan kepada klien dan klien memahami dengan baik 4. Klien telah mengetahui konseling dan edukasi yang akan diberikan 5. Klien mengerti dan paham konseling dan edukasi yang telah diberikan 6. Klien menanyakan hal yang diragukan 7. Klien memahami setiap penjelasan dari pertanyaan yang diberikan dengan baik 8. Hasil tindakan yang dilakukan telah didokumentasikan oleh pemberi asuhan
  • 39. 35 3.2 klien 2 Asuhan Kebidanan Masa Prakonsepsi pada Ny.P di PMB Irna Abdullah Senin, 12 Desember 2022 III. PENGUMPULAN DATA DASAR Nama : Ny. P Hari/Tanggal : Senin, 12 Desember 2022 Waktu : 11.13 WIB Tempat : PMB Irna Abdullah A. Data Subjektif 10. IDENTITAS Nama Ibu : Ny. P Nama Suami : Tn. F Umur : 25 Tahun Umur : 27 Tahun Suku/Bangsa : Minang/Indonesia Suku/Bangsa : Minang/Indonesia Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMA Pendidikan : S1 Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Cengkeh RT.01 RW. 01 11. Keluhan : Ny. P mengatakan tidak ada keluhan 12. Riwayat Mendapatkan Konseling Prakonsepsi : Ny. P mengatakan sudah pernah mendapatkan konseling prakonsepsi sebelumnya mengenai persiapan psikologi dan personal hygine pada masa prakonsepsi pada saat suntik TT1 13. Riwayat Menstruasi Menarch : 12 tahun Siklus : teratur 28 hari Lama : 5-7 hari Dismenorhea : Tidak ada 14. Imunisasi TT : Ny. P telah mendapatkan suntik TT1 12 November 2022 15. Riwayat Kesehatan :
  • 40. 36 e. Riwayat kesehatan yang lalu • Penyakit yang pernah diderita : Tidak Ada f. Riwayat penyakit menular/keturunan • Diabetes Mellitus : Tidak Ada • Tipoid : Tidak Ada • Hepatitis : Tidak Ada • Hipertensi : Tidak Ada • Penyakit jantung koroner : Tidak Ada • TBC : Tidak Ada • Lain-lain : Tidak Ada g. Riwayat kesehatan sekarang • Penyakit yang diderita saat ini : Tidak Ada h. Riwayat kesehatan keluarga • Keturunan kembar : Tidak Ada • Penyakit yang pernah diderita keluarga : Tidak Ada 16. Pola Aktivitas Sehari-hari a. Pola Nutrisi • Makan : 2-3 kali/hari • Minum : 6-8 kali/hari b. Pola Eliminasi • BAB : 3 x seminggu • Warna : Kuning Tua • Konsentrasi : Padat • BAK : 3-4 x sehari • Warna : kuning muda c. Pola Istirahat • Siang : 1 jam • Malam : 7-8 jam d. Personal Hygiene • Mandi : 2-3 x sehari • Ganti Pakaian : 2-3 x sehari
  • 41. 37 • Gosok gigi : 2 x sehari • Keramas : 2-3 x seminggu 17. Psikososiokultiral : Ny.P mengatakan diterima oleh keluarga dan masyarakat 18. Pengetahuan : Ny.P mengatakan sebelumnya sudah pernah mendapatkan konseling prakonsepsi terkait persiapan psikologi prakonsepsi dan personal hygine pada masa prakonsepsi B. Data Objektif 4. Pemeriksaan Umum 7) Keadaan Umum : Baik 8) Kesadaran : Composmentis 9) BB : 70 kg 10) TB : 156 cm 11) IMT : 28,80 ( Obesitas I ) 12) Tanda-tanda vital : TD : 125/94 mmHg Suhu : 37˚C Nadi : 93 x/menit RR : 20x/menit 5. Pemeriksaan Fisik : 5.1 inspeksi Wajah : simetris, Keadaan wajah tidak pucat , tidak ada kelainan Mata : konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih Telinga : tidak dilakukan pemeriksaaan Hidung : tidak dilakukan pemeriksaan Mulut : bibir tidak pucat Dada : Simestris kiri dan kanan Abdomen : tidak dilakukan pemeriksaan Ekstremitas : simetris Genitalia : tidak di lakukan pemeriksaan 6. pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan pemeriksaan IV. INTERPRESTASI DATA DASAR
  • 42. 38 Tanggal : 12 Desember 2022 Diagnosa : Ny. P usia 25 tahun masa pra konsepsi dengan keinginan suntik lanjutan Tetanus Toxoid 2 Masalah : Ny. P sudah pernah mendapat konseling prakonsepsi Kebutuhan : Pemberian imunisasi TT2 dan edukasi tentang pengaturan pola diet yang sehat. III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTESIAL Tidak ada IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA Mandiri : Tidak ada Kolaborasi : Tidak ada Rujukan : Tidak ada V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH Tanggal : 12 Desember 2022 Pukul : 11.13 WIB Perencana Asuhan : Etri Wanesti 9. Perkenalan diri kepada klien 10. Minta persetujuan klien untuk diberi asuhan dengan menandatangani informed consent yang telah disediakan 11. Lakukan anamnesa terkait dengan biodata, imunisasi catin, riwayat menstruasi, riwayat penyakit, pola sehari-hari dan lainnya 12. Jelaskan pada klien tujuan dari konseling prakonsepsi yang akan dilaksanakan 13. Berikan edukasi dan informasi melalui beberapa media menarik tentang k. Kebutuhan nutrisi prakonsepsi l. Personal hygine prakonsepsi m.Jarak ideal antar kehamilan n. Persiapan psikologi prakonsepsi o. Manajemen keuangan keluarga p. Delapan fungsi keluarga
  • 43. 39 q. Evidance based terkait asuhan prakonsepsi : Fertilitas (suhu basal, Mucus serviks, LH tes) r. Deteksi dini dan kolaborasi resiko tinggi prakonsepsi s. Calon pengantin dan persiapan menjadi orang tua t. Penilaian masa subur (ovulasi) Konseling diberikan atas dasar data subjektif dan objektif yang didapatkan dimana Ny. P dengan menggunakan media konseling berupa leaflet dan poster kepada Ny. P 14. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengajukan pertanyaan pada saat proses diskusi 15. Jawab pertanyaan klien sampai klien memahami pada saat proses diskusi 16. Dokumentasikan hasil tindakan yang dilakukan ke dalam laporan oleh pemberi asuhan VI. PELAKSANAAN ASUHAN Tanggal : 12 Desember 2022 Pukul : 11.13 – 12.10 WIB Metode pelaksanaan : menggunakan media KIE yang sudah dibuat sebelumnya dan proses diskusi Pelaksana Asuhan : Etri Wanesti 9. Memperkenalkan diri kepada klien 10. Meminta persetujuan klien untuk diberi asuhan dengan menandatangani informed consent yang telah disedakan 11. Melakukan anamnesa terkait dengan biodata, imunisasi catin, riwayat menstruasi, riwayat penyakit, pola sehari-hari dan lainnya 12. Menjelaskan pada klien tujuan dari konseling prakonsepsi yang akan dilaksanakan 13. Memberikan edukasi dan informasi menggunakan beberapa media menarik tentang : a. Kebutuhan nutrisi prakonsepsi b. Personal hygine prakonsepsi
  • 44. 40 c. Jarak ideal antar kehamilan d. Persiapan psikologi prakonsepsi e. Manajemen keuangan keluarga f. Delapan fungsi keluarga g. Evidance based terkait asuhan prakonsepsi : Fertilitas (suhu basal, h. Mucus serviks, LH tes) i. Deteksi dini dan kolaborasi resiko tinggi prakonsepsi j. Calon pengantin dan persiapan menjadi orang tua k. Penilaian masa subur (ovulasi) 14. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengajukan pertanyaan pada saat proses diskusi 15. Menjawab pertanyaan klien sampai klien memahami pada saat proses diskusi 16. Melakukan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan ke dalam laporan oleh pemberi asuhan VII. EVALUASI Tanggal : 12 Desember 2022 9. Klien sudah mengenal penulis dengan baik 10. Klien bersedia untuk diberikan asuhan dan sudah menandatangani lembar informed consent 11. Anamnesa dilakukan dengan baik, resiko kesehatan yang ditemukan dari anamnesa dijelaskan kepada klien dan klien memahami dengan baik 12. Klien telah mengetahui konseling dan edukasi yang akan diberikan 13. Klien mengerti dan paham konseling dan edukasi yang telah diberikan 14. Klien menanyakan hal yang diragukan 15. Klien memahami setiap penjelasan dari pertanyaan yang diberikan dengan baik 16. Hasil tindakan yang dilakukan telah didokumentasikan oleh pemberi asuhan
  • 45. 41 BAB IV ANALISIS KASUS Pemberian konseling kepada klien dilakukan secara langsung dengan terlebih dahulu memperkenalkan diri kepada klien dan telah disampaikan tujuan menghubungi klien. Kemudian dilakukan perjanjian untuk bersedia menjadi klien, klien diminta menandatangani informed consent serta telah didapatkannya bukti kesediaan klien untuk dilakukan edukasi dalam asuhan CoC pada masa prakonsepsi ini. Setelah itu, pemberi konseling melakukan anamnesa terkait kondisi klien.. Data primer merupakan data langsung yang diperoleh dari sumber data kepada pengumpul data. Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui metode wawancara langsung dengan klien wanita usia subur yang akan menikah dan yang baru menikah. 1. Analisis kasus Ny. K Dari hasil wawancara dan data yang telah dikumpulkan, Ny. K tidak memiliki keluhan dan mengalami permasalahan apapun. Namun, Ny. K memiliki Indeks massa tubuh diatas batas normal yaitu 23,43 (Overweight). Asuhan yang penting diberikan mengenai permasalah tersebut adalah pengaturan asupan gizi/nutrisi. Gizi berperan penting dalam masa prakonsepsi terutama sebelum pembuahan Wanita usia subur sebagai calon ibu merupakan kelompok rawan yang harus diperhatikan status kesehatannya, terutama status gizinya. Kualitas seorang generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi ibunya sejak sebelum hamil dan selama kehamilan. Kesehatan prakonsepsi menjadi sangat penting untuk diperhatikan termasuk status gizinya, terutama dalam upaya mempersiapkan kehamilan karena akan berkaitan erat dengan outcome kehamilan (Yhona P dkk, 2012) Sebuah penelitian kohort pada wanita di Cina menunjukkan bahwa indeks massa tubuh (IMT) wanita prakonsepsi yang tergolong gemuk (Overweight) dengan risiko (23 – 24,9 kg/m2 ) akan berdampak pada saat kehamilan kelak yang berisiko terkena preeklamsia dan berisiko untuk mengalami persalinan yang
  • 46. 42 diinduksi dua kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang memiliki IMT prakonsepsi dengan kategori normal (18,5 – 22,9 kg/m2) (Yhona P dkk, 2012). Asuhan pada masa prakonsepsi penting diberikan kepada wanita sebelum kehamilan dengan tujuan mengoptimalkan kesehatan wanita. Status kesehatan ibu sebelum hamil merupakan faktor penentu hasil kehamilan. Asuhan prakonsepsi juga bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi ibu dan bayi (Berglund, 2016). Materi pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) untuk calon pengantin dan pasangan usia subur (prakonsepsi) meliputi: 1. KIE Nutrisi yang diperlukan selama masa prakonsepsi 2. KIE Personal Hygine 3. KIE persiapan psikologis 4. KIE Jarak ideal antar kehamilan 5. KIE manajemen keuangan keluarga 6. KIE delapan fungsi pokok keluarga 7. KIE evidance based terkait asuhan prakonsepsi : Fertilitas (suhu basal, Mucus serviks, LH tes) 8. KIE deteksi dini dan kolaborasi resiko tinggi pra konsepsi 9. KIE calon pengantin dan persiapan menjadi orang tua 10. KIE tentang penilaian masa subur (ovulasi) Kemudian diberikan asuhan kepada klien berupa materi tersebut yang dia butuhkan selama masa prakonsepsi, dalam proses diskusi klien aktif bertanya hal- hal yang diragukan dan ingin diketahuinya. Dari pertanyaan tersebut, pemberi konseling menjawab dan menjelaskan sampai klien memahaminya. 2. Analisis kasus Ny.P Dari hasil wawancara dan data yang telah dikumpulkan, Ny. P tidak memiliki keluhan dan mengalami permasalahan apapun. Namun, Ny. P memiliki Indeks massa tubuh diatas batas normal yaitu 28,80 (Obesitas I). Asuhan yang penting diberikan mengenai permasalah tersebut adalah pengaturan pola makan yang benar. Pada dasarnya obesitas terjadi karena asupan kalori yang melebihi penggunaan kalori untuk menjaga dan memulihkan kesehatan yang berlangsung cukup lama. Akibat kelebihan ini, kalori akan disimpan dalam jaringan adiposa.
  • 47. 43 Penumpukan ini pada akhirnya akan menyebabkan obesitas. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa penyebab utama obesitas adalah makanan (Lestari, 2018). Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang dikeluarkan tubuh . sehingga untuk mencegah obesitas harus menjaga keseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan aktivitas fisik setiap harinya. Salah satu upaya dalam pencegahan obesitas adalah dengan melakukan penyuluhan kepada wanita usia subur tentang gizi seimbang dan aktivitas fisik, penyebab obesitas, bahaya obesitas bagi kesehatan dan pentingnya menjaga berat badan pada masa prakonsepsi. Adapun pencegahan yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut: 1) Timbang berat badan dan ukur lingkar perut secara teratur 2) Istirahat yang cukup 6-8 jam/hari 3) Makan makanan yang halal dan baik yang sesuai dengan kondisi tubuh 4) Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah dan sayur 5 porsi per hari. 5) Konsumsi gula, garam dan lemak dengan pedoman G4 G1 L5. 6) Rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berjalan kaki, membersihkan rumah, dan berolahraga secara BBTT (Baik, Benar, Teratur dan Terukur). 7) Jaga berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko degan mempertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) di kisarkan 18-23 kh/m2. 8) Tidak merokok dan minum minuman beralkohol 9) Batasi konsumsi makanan cepat saji, gorengan dan lemak trans (margarin) 10) Biasakan makan dengan model piring T (Kemenkes RI, 2018).
  • 48. 44 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian bagi pemerintah adalah kematian ibu dan bayi (Achadi, 2019). Salah satu usaha untuk menekan AKI dan AKB di Indonesia adalah pemberian asuhan secara berkesinambungan atau Continuity Of Care (COC) yang merupakan serangkaian kegiatan pelayanan berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga berencana (Homer et all, 2014 dalam Ningsih, 2017). Model asuhan secara terus menerus dan berkelanjutan merupakan sebuah contoh praktik terbaik karena mampu meningkatkan kepercayaan terhadap bidan, menjamin dukungan terhadap perempuan secara konsisten sejak hamil, persalinan dan nifas (Maharani, dkk, 2018 dalam Sunarsih, 2020). Asuhan pada masa prakonsepsi penting diberikan kepada wanita sebelum kehamilan dengan tujuan mengoptimalkan kesehatan wanita. Asuhan prakonsepsi juga bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi ibu dan bayi (Berglund, 2016). Asuhan Prakonsepsi yang dapat diberikan oleh bidan adalah memberikan KIE. Materi yang dapat diberikan pada asuhan ini berupa nutrisi, personal hygine, persiapan psikis, jarak ideal kehamilan, management keuangan keluarga, 8 fungsi pokok keluarga, evidence based terkait asuhan prakonsepsi, deteksi dini risiko tinggi prakonsepsi, persiapan menjadi orang tua, dan cara menentukan masa subur. Asuhan pelayanan konseling, informasi, dan eduksi masa prakonsepsi pada Ny. K dan Nn. P berjalan dengan baik. Pemberi konseling terlebih dahulu memperkenalkan diri kepada klien dan setelah dilakukan perkenalan dengan klien secara langsung dan telah disampaikan tujuan menghubungi klien, serta telah mendapatkan bukti kesediaan klien untuk dilakukan edukasi dalam asuhan CoC pada masa prakonsepsi ini, kemudiam disampaikan dan menyepakati bersama tentang layanan edukasi kesehatan yang akan diberikan pada klien. Setelah itu, pemberi konseling melakukan anamnesa terkait kondisi klien. Kemudian diberikan asuhan kepada klien
  • 49. 45 berupa materi tersebut yang dia butuhkan selama masa prakonsepsi, dalam proses diskusi klien aktif bertanya hal-hal yang diragukan dan ingin diketahuinya. Dari pertanyaan tersebut, pemberi konseling menjawab dan menjelaskan sampai klien memahaminya. 5.2 Saran 1. Bagi Penulis Disarankan untuk selalu meningkatkan atau mengembangkan kemampuan berfikir dan menemukan masalah kemudian mencari pemecahan masalah tersebut serta memberikan pelayananya yang berkesinambungan dan bermutu sesuai dengan standar kebidanan. 2. Bagi Klien Disarankan untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai asuhan prakonsepsi agar klien mendapatkan wawasan yang baik terkait masa Prakonsepsinya. Sehingga dapat mempersiapkan diri secara fisik, mental dan ekonomi dalam menghadapi pernikahan dan kehamilan kemudian nantinya akan menghasilkan ibu dan bayi sehat. 3. Bagi Masyarakat Disarankan untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai asuhan prakonsepsi agar keluarga dan masyarakat mendapatkan wawasan yang baik terkait masa Prakonsepsi. 4. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan Disarankan untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai asuhan prakonsepsi agar dapat nantinya memberikan asuhan yang baik dan kompeten.
  • 50. 46 DAFTAR PUSTAKA Aini, Hidayati dan Afdal. 2020. Analisis Kesiapan Psikologis Pasangan dalam Menghadapi Pernikahan. Jurnal Aplikasi IPTEK Indonesia (JAIPTEKIN), 4 (2): pp. 136-146. Azizah, Atika Nur. 2021. Analisis Pelayanan Prakonsepsi pada Calon Pengantin di Era Adaptasi Kebiasaan Baru COVID-19.Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 12 No.2 (74-82) BKKBN. 2014. Modul Pengajaran “Mempersiapkan Kehamilan Yang Sehat” BKKBN. 2019. Pentingnya Mengatur Jarak Kehamilan Bagi Pasangan Usia Subu Erma Retnaningtyas, dkk (2020) dan SariPriyanti &Agustin Dwi Syalfina (2017) Evans, J. et al. (2020) ‘The future in their hands: Graduating student midwives’plans, job satisfaction and the desire to work in midwifery continuity of care’, Women and Birth. Australian College of Midwives, 33(1), pp. e59– e66. doi: 10.1016/j.wombi.2018.11.011. Kostania, Gita. 2020. Model Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan Berkesinambungan dalam Praktik Kebidanan Prodi D.IV Kebidanan. Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 1 Kostania, Gita, DKK. 2020. Pengembangan Booklet Pranikah sebagai Media Informasi dalam Pelayanan Kesehatan untuk Calon Pengantin. Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2. Juli 2020 (01- 10) Lathifah, Neneng Siti. 2021. Konseling Kesehatan Reproduksi Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesuburan dan Kesadaran Kesehatan Prakonsepsi. Jurnal Perak Malahayati Vol 3, No 1, Mei 2021 : 51-60 Maharani, S. I., Martanti, L. E. & Bahiyatun, B. (2018). Kajian Pemberdayaan Masyarakat Desa Siaga Dalam Rangka Upaya Penurunan AKI Di Bergas Kabupaten Semarang. Jurnal Kebidanan, 7(15), 10-16. Ngewa, Herviana Muarifah. 2019. Peran Orang Tua dalam Pengasuhan Anak. Jurnal Ya Bunayya, Volume 1 Nomor 1 Desember 2019
  • 51. 47 Nikmah, Umi Sa’adatun dan Hesty Widyasih. 2018. Personal Hygiene Habits dan Kejadian Flour Albus Patologis pada Santriwati PP AL- Munawwir, Yogyakarta. Jurnal MKMI, Vol. 14 No. 1, Maret 2018 Ningsih, D.A. (2017). Continuity Of Care Kebidanan. Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 2017, 4.2: 67-77 Priyanti, Sari dan Agustin Dwi Syalfina. 2017. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Surakarta : CV Kekata Group Retnaningtyas, Erma, dkk. 2020. Analisis Kemampuan Aplikasi Metode Kalender Keluarga Berencana Wanita Usia Subur (WUS) Dalam Menentukan Masa Subur Di Puskesmas Balowerti Kota Kediri. Journal for Quality in Women's Health. Vol. 3 No. 1 Maret 2020 Risqiwati, Diah dan Nurimalita. 2017. Deteksi Siklus Ovulasi Wanita dengan Monitoring Suhu Basal Tubuh. Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) Siregar, Budi Gautama. 2019. Ibu Rumah Tangga dalam Manajemen Keuangan Keluarga. Jurnal Kajian Gender dan Anak Vol. 03 No. 2 Desember 2019 Sunarsih, Tri, Pitriyani. 2020. Asuhan Kebidanan Continuity Of Care di PMB Sukani Edi Munggur Srimartani Piyungan Bantul. Midwivery Jurnal, Vol.5 Hal 39-44. Kebidanan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Tri Sunarsih, Pitriyan. 2020. Asuhan Kebidanan Continuity Of Care di PMB Sukani Edi Munggur Srimartani Piyungan Bantul. Midwifery Journal, Vol. 5, No. 1, hal 39 Yulivantina, Eka Vicky, dkk.2021. Pelaksanaan Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan. Jurnal Kesehatan Reproduksi, Vol. 8 No. 1, April 2021: 47–53
  • 52. 48 LAMPIRAN Lampiran 1. Lembaran Informed Consent LEMBAR PERNYATAAN MENJADI KLIEN COC PADA MASA PRAKONSEPSI Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ketrin Elovani Umur : 23 tahun Jenis Kelamin : perempuan Alamat : jl. Ampera RT.04 Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri sebagai *Suami/Isteri BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA untuk menjadi klien asuhan berkelanjutan (Continuity of Care) pada masa prakonsepsi oleh : Nama : Etri Wanesti BP : 1910333002 Institusi : Universitas Andalas Demikian Pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya. Padang, 09 Desember 2022 Klien CoC-1 Pelaksana (Ketrin Elovani) ( Etri Wanesti ) BP. 1910333002
  • 53. 49 LEMBAR PERNYATAAN MENJADI KLIEN COC PADA MASA PRAKONSEPSI Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Phoja Safitri Umur : 25 tahun Jenis Kelamin : perempuan Alamat : Cengkeh RT.01 RW. 01 Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri sebagai *Suami/Isteri BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA untuk menjadi klien asuhan berkelanjutan (Continuity of Care) pada masa prakonsepsi oleh : Nama : Etri Wanesti BP : 1910333002 Institusi : Universitas Andalas Demikian Pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya. Padang, 12 Desember 2022 Klien CoC-1 Pelaksana (Phoja Safitri) ( Etri Wanesti ) BP. 1910333002
  • 54. 50 LEMBAR PERNYATAAN MENJADI KLIEN COC PADA MASA PRAKONSEPSI Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Lisa Umur : 24 tahun Jenis Kelamin : perempuan Alamat : Jl. Seberang Palinggam Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri sebagai *Suami/Isteri BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA untuk menjadi klien asuhan berkelanjutan (Continuity of Care) pada masa prakonsepsi oleh : Nama : Etri Wanesti BP : 1910333002 Institusi : Universitas Andalas Demikian Pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya. Padang, 24 Oktober 2022 Klien CoC-1 Pelaksana ( Lisa ) ( Etri Wanesti ) BP. 1910333002
  • 55. 51 LEMBAR PERNYATAAN MENJADI KLIEN COC PADA MASA PRAKONSEPSI Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Yuli Martini Umur : 24 tahun Jenis Kelamin : perempuan Alamat : Seberang Padang Selatan Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri sebagai *Suami/Isteri BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA untuk menjadi klien asuhan berkelanjutan (Continuity of Care) pada masa prakonsepsi oleh : Nama : Etri Wanesti BP : 1910333002 Institusi : Universitas Andalas Demikian Pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya. Padang, 22 Oktober 2022 Klien CoC-1 Pelaksana ( Yuli Martini ) ( Etri Wanesti ) BP. 1910333002
  • 56. 52 Lampiran 2. Media KIE (poster dan Leaflate) NO TOPIK KIE MEDIA KIE 1 Kebutuhan Nutrisi Prakonsepsi 2 Personal Hygine
  • 57. 53 3 Jarak Ideal antar Kehamilan 4 Persiapan Psikologi Prakonsepsi
  • 59. 55 7 Evidance Based terkait Asuhan Prakonsepsi 8 Deteksi Dini dan Kolaborasi Resiko Tinggi Prakonsepsi
  • 60. 56 9 Calon Pengantin dan Persiapan Menjadi Orang Tua 10 Penilaian Masa Subur (Ovulasi)
  • 61. 57 Lampiran 3. Dokumentasi dengan klien Klien 1. Klien 2. Klien 3. Klien 4.