Studi ini membandingkan ablasi kateter dengan terapi farmakologi untuk mengendalikan laju jantung pada pasien dengan fibrilasi atrium dan disfungsi ventrikel kiri. Hasilnya menunjukkan bahwa ablasi kateter meningkatkan fungsi ventrikel kiri secara signifikan dibandingkan terapi farmakologi, terbukti dengan peningkatan fraksi ejeksi ventrikel kiri dan penormalan dimensi ruang jantung. Tidak adanya penangkapan gadolinium
Journal Reading THT RSPAD Gatot Subroto Periode 25 Mei 2015 - 26 Juni 2015Lailatul Faradila
Journal reading
"Feasibility and efficiency of concurrent chemo-radiotherapy for nasopharyngeal carcinoma patients"
disusun oleh : Lailatul Faradila (FK UPN Jakarta) dan Alethea Andantika (FK UKRIDA)
Pembimbing : dr. Khairan Irmansyah, Sp.THT-KL, MKes
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THT RSPAD GATOT SUBROTO
PERIODE 25 MEI 2015 – 26 JUNI 2015
Journal Reading THT RSPAD Gatot Subroto Periode 25 Mei 2015 - 26 Juni 2015Lailatul Faradila
Journal reading
"Feasibility and efficiency of concurrent chemo-radiotherapy for nasopharyngeal carcinoma patients"
disusun oleh : Lailatul Faradila (FK UPN Jakarta) dan Alethea Andantika (FK UKRIDA)
Pembimbing : dr. Khairan Irmansyah, Sp.THT-KL, MKes
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THT RSPAD GATOT SUBROTO
PERIODE 25 MEI 2015 – 26 JUNI 2015
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Catheter Ablation vs MRC.ppt
1. Oleh :
RAHMAT
MULIAWAN
(Nomor Jurnal
17)
CATHETER ABLATION
VERSUS MEDICAL RATE
CONTROL IN ATRIAL
FIBRILLATION AND
SYSTOLIC DYSFUNCTION
THE CAMERA-MRI STUDY
Sandeep Prabhu, MBBS, Andrew J. Taylor, MBBS, PHD, Ben T. Costello, MBBS,
David M. Kaye, MBBS, PHD,a,b,e Alex J.A. McLellan, MBBS, PHD, Aleksandr
Voskoboinik, MBBS, Hariharan Sugumar, MBBS, Siobhan M. Lockwood, MBBS,f
Michael B. Stokes, MBBS,f Bhupesh Pathik, MBBS, Chrishan J. Nalliah, MBBS, Geoff
R. Wong, MBBS, Sonia M. Azzopardi, RN, Sarah J. Gutman, MBBS, Geoffrey Lee,
MBBS, PHD,c Jamie Layland, MBCHB, PHD,e Justin A. Mariani, MBBS, PHD, Liang-
han Ling, MBBS, PHD, Jonathan M. Kalman, MBBS, PHD, Peter M. Kistler, MBBS,
PHD.
2. •Tatalaksana mengembalikan ke irama sinus penting
Afib + LVSD HF, Stroke, dan Mortalitas
•RCT terakhir ablasi kateter pada LVSD tidak berefek – efek sedang
pada LVEF
•Belum ada rekomendasi spesifik tx CA pasien LVSD dengan tx medik
standar kontrol laju (MRC)
Ablasi kateter(CA) terapi alnernatif superior > terapi
farmakologi
•AF pada kasus terbanyak sebagai efek sekunder > Primer
Kardiomiopati Idiopatik Prevalensi AF > 20%
CA vs MRC untuk restorasi irama sinus dan perbaikan LVSD pada
pasien kardiomiopati idiopatik dengan AFib
LATAR BELAKANG
3. Desain Penelitian
•prospektif, grup Paralel, open-label,
multicenter RCT. Di 3 Rumah Sakit Tersier
di Australia (The Alfred Hospital, The
RoyalMelbourne Hospital, and Monash
Medical Centre)
• ablasi dilaksanakan di Royal Melbourne
hospital
METODE PENELITIAN
4. inklusi
• Usia 18-85 tahun
•Kelas fungsi NYHA ≥ II
•Afib Persisten
•LVSD : LVEF ≤ 45% pada Cardiac Magnetic Resonance (CMR)
•PJK signifikan
Ekslusi
•Pasien yang tidak bersedia berkomitmen mengikuti persyaratan penelitian
•Afib Kontraindikasi untuk Ablasi
•Memiliki kontraindikasi untuk MRI Jantung
•AF Paroksismal
•PJK signifikan melalui angiografi dipandu CT konvensional atau
komputerisasi atau Functional Imaging
METODE PENELITIAN
Populasi Penelitian
5. METODE PENELITIAN
Randomisasi dan Masking
Randomisasi blok 1:1 untuk pasien mendapatkan CA atau
MRC, dilaksanakan secara elektronik
Randomisasi blok (ukuran blok n=8)
Pengolah data tidak mengetahui ukuran blok
Pasien dan pelaksana ablasi mengetahui alokasi terapi
Dokter dan pelaksana CMR dan ekokardiografi tidak
mengetahui alokasi terapi tapi mengetahui irama jantung dan
keberadaan Implantable loop recorders (ILRs)
Pelaksana CA tidak mengetahui status LGE (Late gadolinium
enchanment) ventrikel
6. METODE PENELITIAN
Prosedur Penelitian
Inklusi+
Ekokardiografi, CMR, monitor holter 24 jam,
tes berjalan 6 menit (6MWT) , survei kes SF
36, BNP, review klinis
Review klinis
saat 6 minggu ,
3 bln dan 6 bln
tes berjalan 6
menit, surver
kes SF 36 saat
3 dan 6 bln
CMR,
Ekokardiografi
dan BNP saat 6
bulan
7. METODE PENELITIAN
Prosedur Penelitian
CMR
•Sebelum cmr sasaran VR <
100x/’
•Menggunakan Scanner MRI 1.5-T
•Pengambilan saat pasien
menahan nafas 10-15s
•3 long axis standar dan short axis
•Untuk mengukur Vol dan Fx LV
perekaman short axis steady
state (ketebalan slice 8mm, tidak
ada jeda) meluas dari annulus
katup mitral ke apex LV
LGE
•Diamati Long dan short axis view
setelah bolus gadolinium-
diethylenetriamine pentacetic acid
(0,2 mmol/kgbb, maks 20 mmol)
•Identifikasi area fibrosis dengan
T1-weighted inversion-recovery
gradient echo technique
•LGE negative bila <1%
8. METODE PENELITIAN
Prosedur Penelitian
MRC
• Pasien dengan MRC
melaksanakan monitor holter
24 jam saat 3 dan 6 bulan
setelah randomisasi
• Target :
• Rate istirahat: 80x/’
• Rata” rate 24 jam <110x/’
• Rate setelah latihan
<110x/’
CA
• Dilakukan 1 bln setelah
randomisasi
• Antikoagulan oral dihentikan
24 jam sebelum prosedur
• Obat antiaritmia dihentikan 5
jam
• Prosedur dalam anastesi
general dibantu sistem
mapping 3 dimensi
• Anti aritima dilanjutkan jika
rekurensi dini
• Prosedur dapat di ulang pada
aritmia rekuren setelah 3
bulan
9. primer
•Peningkatan LVEF
dari batas bawah
saat CMR bulan
ke 6
sekunder
•Efek status LGE Pada peningkatan
LVEF
•Perubahan dimensi ruang saat CMR
•NYHA
•Level BNP
•Jarak 6MWT
•Skor mental dan fisik SF-36
•Rekurensi AFib
•Perberatan Afib
•Komplikasi Prosedur
METODE PENELITIAN
Target
11. PERBANDING 2 GRUP UNTUK VARIABEL BERLANJUT
MENGGUNAKAN TES X KUADRAT ATAU TES FISHER UNTUK
VARIABEL KATEGORI
INTERVAL KEPERCAYAAN DI HITUNG DENGAN METODE
NEWCOMBE-WILSON SCORE
TES MCNEMAR DIGUNAKAN UNTUN PERBANDINGAN
PROPORSI SAMPEL BERPASANGAN
ANALISA MENGGUNAKAN SPSS VERSI 24 (IBM SPSS Statistics,
IBM Corporation, Armonk, New York)
ANALISA STATISTIK
15. CA
•Kejadian bebas AT/ Afib (>30s)
Setelah satu bulan blanking period
tanpa anti aritmia 56% dan dengan
anti aritmia 75%.
•Rata” perburukan AF pada 6 bulan
1.6 +- 5.0%
•Perburukan AF >10% pada 2 pasien.
•Antiaritmia dilanjutkan post ablasi
33% (n ¼ 12 of 36) (amiodarone:
72%, sotalol:28%), dan 14% (n ¼ 5
dari 36) memerlukan DC kardioversi
selama blanking period
•Irama sinus pada semua subyek
setelah asesmen CMR ulang
Perbandingan MRC dan CA
•Semua pengukuran
secara signifikan HR
pada CA lebih rendah
dari MRC saat 6
bulan
HASIL PENELITIAN
20. 2 pasien menderita gagal
jantung dekompensasi
2 pasien mendapat ICD
(Implantable Cardiac
Defibrilator)
KOMPLIKASI
21. 1. CA meningkatkan LVEF secara signifikan,
dibuktikan dengan pengurangan dimensi ruang
atrial dan ventrikel, level BNP serta kelas
fungsional NYHA
2. Tidak ada nya LGE ventrikel pada gambaran MRI
berhubungan dengan peningkatan LVEF,
normalisasi fungsi Ventrikel Kiri
3. CA menurunkan kebutuhan penggunaan ICD
DISKUSI
22. DISKUSI
Penelitian Sebelumnya
Dari 5 penelitian RCT sebelumnya didapat kan hasil :
1. Perbaikan LVEF
2. Tidak ada perbaikan LVEF
3. Peningkatan uptake O2, kualitas hidup, dan BNP
namun tidak ada peningkatan signifikan LVEF
4. Perbaikan LVEF sedang, peningkatan Kualitas
Hidup, kapasitas fungsional dan BNP saat 6 bulan
5. Peningkatan median LVEF, jarak 6MWT, gejala HF
23. 1. Kriteria ekslusi untuk pasien dengan Non MRI
compatible cardiac device dapat menyebabkan bias
pada studi populasi
2. Peningkatan perbaikan remodeling jantung lebih
lanjut dapat terjadi jika follow up lebih lama >6
bulan
3. Penelitian memiliki kelemahan dalam mendeteksi
keluaran klinis seperti perawatan dan kematian
gagal jantung
DISKUSI
Keterbatasan Penelitian
24. 1. Banyak ditemukan pasien dengan AFib persisten
dengan LVSD yang tidak dapat dijelaskan atau dikenal
kardiomiopati yang berhubungan dengan Aritmia
2. Resolusi ke irama sinus setelah Ablasi Kateter dapat
berhubungan dengan perbaikan pada LVEF, remodeling
Jantung dan Kapasitas Fungsional
3. Tidak ditemukan nya fibrosis ventrikuler pada CMR
dapat di identifikasi sebagai respon yang sangat baik
pada CA
4. Temuan ini dapat menjadi tantangan terhadap
paradigma pengobatan yang adekuat pada Afib dan HF
KESIMPULAN
30. Terdapat peningkatan yang signifikan LVEF pada grup yang
mendapat CA yaitu 18±13% di banding grup MRC yang hanya
4,4±13% (+14%) dan normalisasi (LVEF≥50) 58% pada grup
CA dan 9% pada grup MRC. Dengan LGE negatif sebagai
predeksi kuat untuk peningkatan LVEF absolut 10,7%;
p=0,0069) dan normalisasi setelah 6 bulan 73%
Besarnya peningkatan LVEF pada grup CA (IK 95%, mean
difference 14(8,5-19,5)) dengan dengan range Ik yang sempit
tentu menunjukan ketepatan dari terapi yg cukup baik.