KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”Armadira Enno
Sejarawan adalah orang yang mempelajari dan menulis tentang masa lalu dan dianggap sebagai otoritas di atasnya. Sejarawan bukan hanya mereka yang telah menempuh studi sejarah di perguruan tinggi, namun mereka yang juga menghasilkan karya-karya sejarah dan tentang kesejarahan. Walaupun judul tulisan ini mengenai karya sejarawan Indonesia, tapi tidak tertutup kemungkinan bagi sarjana asing dan profesi lain, seperti wartawan dan sastrawan, yang telah berjasa dalam bidang sejarah Indonesia. (Kuntowijoyo, 2005).
Fakta Belaka adalah hal-hal mengenai kondisi dari sebuah benda (arsip/ karya sastra, buku, dll). Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin, kerohanian dan sikap yang mendasari suatu karya cipta.
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”Armadira Enno
Sejarawan adalah orang yang mempelajari dan menulis tentang masa lalu dan dianggap sebagai otoritas di atasnya. Sejarawan bukan hanya mereka yang telah menempuh studi sejarah di perguruan tinggi, namun mereka yang juga menghasilkan karya-karya sejarah dan tentang kesejarahan. Walaupun judul tulisan ini mengenai karya sejarawan Indonesia, tapi tidak tertutup kemungkinan bagi sarjana asing dan profesi lain, seperti wartawan dan sastrawan, yang telah berjasa dalam bidang sejarah Indonesia. (Kuntowijoyo, 2005).
Fakta Belaka adalah hal-hal mengenai kondisi dari sebuah benda (arsip/ karya sastra, buku, dll). Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin, kerohanian dan sikap yang mendasari suatu karya cipta.
Hakekat dan Ruang Lingkup Sejarah
created by :
Anggraini Febraningrum
Dewi Setiyani Putri
Erwin Maulana Amran
Indri Setiyawati
Rizki Isnaningsih
Ini ppt pertama nih, dulu waktu smp belum pernah belajar bikin ppt :D
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...Episteme IAIN Tulungagung
Seiring dengan menguatnya ideologi nasionalis-sekuler pascakemerdekaan, muncullah konsep nasionalisme berdasarkan sejumlah sumber yang bertolak belakang satu sama lain. Itulah nasionalisme eklektik ala Soekarno yang menerapkan analisis Marxis tentang penindasan imperialisme dan pada saat yang sama, menggunakan sikap permusuhan kaum Muslimin terhadap penjajah kafir. Ia menggelindingkan konsep Nasakom untuk menyimbolkan kesatuan nasionalisme, agama dan komunisme. Dalam konteks ini, penulis melihat permasalahan kompleks ideologi Nasakom sehingga banyak tokoh, ulama dan ilmuwan Muslim yang mengambil jarak dengan tokoh nomor wahid di Indonesia saat itu, seperti Muhammad Natsir, Haji Agus Salim, Muhammad Hatta dan Hamka. Tokoh yang disebut belakangan, yakni Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah (Hamka) inilah yang menjadi perhatian penulis terkait konsep nasionalisme yang diusungnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi pemikiran nasionalisme-religius Hamka dalam karya-karya sastranya, seperti Si Sabariah, Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Merantau ke Deli. Data-data yang diperoleh dari novel-novel di atas dianalisis melalui teori hermeneutika, suatu pendekatan ilmiah yang menghubungkan antara pembaca (qari) dengan teks (al-Maqru’).
Reportase kunjungan tim Gerak Gerik Sejarah kepada Komunitas pemeluk Sikh 13 Juni 2021 di Kota Palembang sebagai sebuah usaha merajut silaturrahmi antar elemen anak bangsa
RELASI KEYAKINAN BERAGAMA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI KELUAR...Arafah Pramasto, S.Pd.
Penyalahgunaan Narkoba di tengah warga miskin telah menjadi topik yang hadir di dalam pemberitaan media ataupun riset ilmiah. Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program bantuan sosial bersyarat yang diberikan kepada rumah tangga sangat miskin. Penelitian ini berusaha mengkaji pengaruh keyakinan beragama dalam mencegah penyalahgunaan Narkoba di tengah warga PKH. Riset ini memakai metode penelitian kualitatif dengan penentuan “sampel yang bertujuan”, serta teknik pengumpulan data kuisioner terbuka terhadap para penerima PKH di Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat partisipasi warga miskin di kelurahan tersebut yang mayoritas memeluk Islam cukup signifikan dalam kegiatan pengajian atau ceramah keagamaan, meski pengetahuan mereka tentang tinjauan keilmuan Islam atas Narkoba, terutama kaidah hukum fiqh masih terbilang rendah. Hal ini terjadi karena materi keagamaan yang mereka peroleh sebagian besar hanya berkaitan dengan masalah ritus dan ortodoksi seperti akidah, ibadah, dan akhlak. Namun pengawasan pergaulan anak dan penyerapan informasi pencegahan Narkoba di tengah warga miskin, relatif sesuai dengan moralitas agama.
More Related Content
Similar to BUKU PAL MALETER PAHLAWAN HONGARIA DAN SUBSTANSI NASIONALISME KESEJARAHANNYA
Hakekat dan Ruang Lingkup Sejarah
created by :
Anggraini Febraningrum
Dewi Setiyani Putri
Erwin Maulana Amran
Indri Setiyawati
Rizki Isnaningsih
Ini ppt pertama nih, dulu waktu smp belum pernah belajar bikin ppt :D
KONSTRUKSI NASIONALISME RELIGIUS: Relasi Cinta dan Harga Diri dalam Karya Sas...Episteme IAIN Tulungagung
Seiring dengan menguatnya ideologi nasionalis-sekuler pascakemerdekaan, muncullah konsep nasionalisme berdasarkan sejumlah sumber yang bertolak belakang satu sama lain. Itulah nasionalisme eklektik ala Soekarno yang menerapkan analisis Marxis tentang penindasan imperialisme dan pada saat yang sama, menggunakan sikap permusuhan kaum Muslimin terhadap penjajah kafir. Ia menggelindingkan konsep Nasakom untuk menyimbolkan kesatuan nasionalisme, agama dan komunisme. Dalam konteks ini, penulis melihat permasalahan kompleks ideologi Nasakom sehingga banyak tokoh, ulama dan ilmuwan Muslim yang mengambil jarak dengan tokoh nomor wahid di Indonesia saat itu, seperti Muhammad Natsir, Haji Agus Salim, Muhammad Hatta dan Hamka. Tokoh yang disebut belakangan, yakni Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah (Hamka) inilah yang menjadi perhatian penulis terkait konsep nasionalisme yang diusungnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi pemikiran nasionalisme-religius Hamka dalam karya-karya sastranya, seperti Si Sabariah, Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Merantau ke Deli. Data-data yang diperoleh dari novel-novel di atas dianalisis melalui teori hermeneutika, suatu pendekatan ilmiah yang menghubungkan antara pembaca (qari) dengan teks (al-Maqru’).
Reportase kunjungan tim Gerak Gerik Sejarah kepada Komunitas pemeluk Sikh 13 Juni 2021 di Kota Palembang sebagai sebuah usaha merajut silaturrahmi antar elemen anak bangsa
RELASI KEYAKINAN BERAGAMA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI KELUAR...Arafah Pramasto, S.Pd.
Penyalahgunaan Narkoba di tengah warga miskin telah menjadi topik yang hadir di dalam pemberitaan media ataupun riset ilmiah. Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program bantuan sosial bersyarat yang diberikan kepada rumah tangga sangat miskin. Penelitian ini berusaha mengkaji pengaruh keyakinan beragama dalam mencegah penyalahgunaan Narkoba di tengah warga PKH. Riset ini memakai metode penelitian kualitatif dengan penentuan “sampel yang bertujuan”, serta teknik pengumpulan data kuisioner terbuka terhadap para penerima PKH di Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat partisipasi warga miskin di kelurahan tersebut yang mayoritas memeluk Islam cukup signifikan dalam kegiatan pengajian atau ceramah keagamaan, meski pengetahuan mereka tentang tinjauan keilmuan Islam atas Narkoba, terutama kaidah hukum fiqh masih terbilang rendah. Hal ini terjadi karena materi keagamaan yang mereka peroleh sebagian besar hanya berkaitan dengan masalah ritus dan ortodoksi seperti akidah, ibadah, dan akhlak. Namun pengawasan pergaulan anak dan penyerapan informasi pencegahan Narkoba di tengah warga miskin, relatif sesuai dengan moralitas agama.
Idealisme Sosial Kemasyarakatan dalam Kitab Hidayatus Shalikin karangan Syaik...Arafah Pramasto, S.Pd.
Sufism is a kind of appreciation of the esoteric dimension of Islam which is often considered a destructive and distorted teaching. A sharp criticism was raised by Hasan Hanafi, a modern Muslim intellectual from Egypt, according to Sufism arising from the despair of the opponents of the absolutism of the Umayyads, and this Sufism had no social contribution. However, in Indonesia there is a cleric from Palembang named Shaykh Abdus Shamad Al-Palimbani who adheres to the Neo-Sufism style with its characteristic namely activism in collective life. This article seeks how to uncover the form of social idealism in the book Hidayatus Shalikin by Shaykh Abdus Shamad Al-Palimbani in the 18th century. The research methodology used is the historical method, heuristic, critical interpretation, and Historiography.The results of this study prove that Shaykh Abdus Shamad's social idealism includes several aspects, namely universal compassion in the morality of the people, rejecting violence and oppression, clean assets from acts of wrongdoing, and forbidding lies and expressions of hatred in the community.
ISLAMIZATION, SHIA, AND IRAN: The Historical Background of Shia-Iran Sensitiv...Arafah Pramasto, S.Pd.
After the Syrian civil war broke out in the year 2011, many news outlets around the world have accused the Iranian Shia regime of interfering in the region by means of promoting sectarian violence. The chain of issues can be tracked back to emergence of Iran as an Islamic Republic in 1979 after which many countries including Pakistan and Indonesia feared revolutions like Iran. This resulted in negative perceptions of the Iranian regime. This Research shows that negative perceptions about the current Iranian regime among many Sunnite-Majority countries exist because of past conflicts between the Sunnite and the Shia. Islamization of present-day Iran or Persia in the past along with spread of Islam in Iran by Arabs in the early days of Islam has always caused conflicts between Arabs and Persians e.g. Shiasization of Persia under Shah Ismail I of Safavid Dynasty and atrocities against Sunnis.
The Qajar dynasty in Indonesian literature is not as popular as the Safavid dynasty and the 1979 Iranian revolution. The role of Qajar dynasty started as one of the tribal powers among the Qizilbash elite troops of the Safavid dynasty. Political conditions during the decline of Safavids led to the emergence of other warring dynasties to gain domination in Persia. Qajar dynasty under the leadership of Agha Muhammad Khan was successful in defeating warring dynasties as the Russian invaders were also driven out. Agha Muhammad later became the Shah of Persia in 1796 year before he was assassinated during a military campaign against Russia. After his assassination, Fath Ali – nephew of Agha Muhammad became the new Shah in 1798. Qajar dynasty under the new reign effectively consolidated the political condition and governing aspect of Persia. Fath Ali is also believed to have committed violence against his competitors while also; he was able to coordinate between various cultural identities in Persia along with building country’s governing structure as well as patronizing religious life. During later wars with Russia, Fath Ali was dependent on intervention of British and French due to lack of reforms in his military. It became an important event before his death in 1834.
PENGARUH SOSIAL-POLITIK DAN INTELEKTUAL DALAM PEMBENTUKAN NEO-SUFISME IMAM AL...Arafah Pramasto, S.Pd.
Tasawuf atau yang dikenal juga sebagai ‘Sufisme’ merupakan istilah yang baru dikenal pada abad ke-III hijriah. Sufisme kerap dianggap sebagai suatu bentuk kehidupan yang rendah dalam masyarakat karena dituduh mengajarkan asketisme ekstrim. Kesan itu lebih disebabkan oleh dua faktor utama sejarah Islam yang berpengaruh pada Sufisme. Pertama, munculnya pemerintahan despotik sejak zaman berdirinya Umayyah. Kedua, puncak kemajuan fisik dan intelektual era Abbasiyah. Sufisme yang menjadi simbol perlawanan pada penguasa dan hedonisme keduniawian lalu berubah menjadi semakin melembaga dan diindikasi terpengaruh oleh gagasan-gagasan kontroversial. Sebagai contohnya ialah Tasawuf dianggap sebagai bid’ah dan sesat karena dikaitkan dengan eksistensi tokoh Al-Hallaj dengan gagasan Wahdat Al-Wujudnya. Di masa kemajuan intelektual Islam itu, Imam Al-Ghazali, cendekiawan yang menguasai berbagai bidang ilmu, selanjutnya memilih menjadi seorang Sufi. Al-Ghazali yang kini karya-karyanya banyak beredar di Indonesia, berhasil menggagaskan sintesis antara mistisisme dan syariat, yang kemudian oleh seorang pemikir Islam modern bernama Fazlur Rahman diidentifikasi sebagai “Neo-Sufisme.”
REKOMENDASI GAGASAN NEO-SUTARTO UNTUK UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Respon Terhadap ...Arafah Pramasto, S.Pd.
The background of this research is an event when some of the students of Sriwijaya University reportedly became supporters of an extremist organization named Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) in 2015. Purposes of the research that’s using library research are to trace back a root of the event and formulize a thought as a framework of thinking which can be used as prevention against extremism. Through an adoption of Antonio Gramci’s epistemological conception about Organic Intellectual as research limitation, the idea of “Neo-Sutarto” which consisted by three components : Neo-Sufism, Tarbiya, and Tolerance is founded by the researcher. Neo-Sufism is well-known as reform kind of Tasawuf and useful for balancing exoterics and esoterics aspects, while educatively Tarbiya is used to convert a great values of Neo-Sufism within an awareness of intellectuality, and Tolerance is implemented as the result of Sulh-i-Kul or “Universal Peace.” This research proves that Neo-Starto is eligible to be recommended and implemented in the Sriwijaya University through its steps such as : providing some literatures which contained stramlining of misconseption about Islam, encouraging university mentoring and supervision system towards the emergence of ideologies, holding the tolerance themed socialization and discussion, and creating a physical sphere of Neo-Sutarto through monumental buildings or entertainment to promote pluralism and peace.
ANALISIS ETIKA ILMU PENGETAHUAN DALAM KITAB HIDAYATUS SALIKIN KARANGAN AL-PAL...Arafah Pramasto, S.Pd.
"...The advance of knowledges caused by rapid achievement of education which impact on Western civilization oftenly generates a contradiction when they, mostly under the superiority of the United States of America, exert to dominate other countries through violences. Indonesia as a country of largest Muslim population, urged to rediscover a masterpiece that was originated from Indonesian Archipelago Islamic tradition which essentially discussed about the integration of knowledge and ethics. By using library research method, this writing aims to produce a written academical analysis about ethics in knowledge as antithesis towards Western paradigm, accordings to a Sufi Intellectual-Ulema from Palembang named Sheikh Abdus Shamad Al-Palimbani in his 18th century's book entitled as Hidayatus Salikin. This research testifies Sheikh Abdus Shamad argued in his book that knowledge must be beneficial for all people; evaded from riya' (showing off), 'ujub (self-conceit), and sum'ah (orally transmit one's good for the purpose of attracting them); not to financial benefit; accompanied by fear in Allah; and he denounced the act of arguing..."
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
BUKU PAL MALETER PAHLAWAN HONGARIA DAN SUBSTANSI NASIONALISME KESEJARAHANNYA
1. 1
BUKU PAL MALETER PAHLAWAN
HONGARIA DAN SUBSTANSI
NASIONALISME KESEJARAHANNYA
Arafah Pramasto
Program Keluarga Harapan, Dinas Sosial Kota Palembang
Studie Club ‘Gerak Gerik Sejarah’, Palembang
arafahanakmadura@gmail.com
Sapta Anugrah
Program Keluarga Harapan, Dinas Sosial Kota Palembang
Studie Club ‘Gerak Gerik Sejarah’, Palembang
ggsejarah@gmail.com
Abstract
Hungary had gained attention from international society due to its
rejection of Middle Eastern refugees during 2015-2018. The sophisticated
progress of information technology easily spreads that news and potentially
misusedbysomeextremists. HoweverinHistoryofHungaryafigurenamed
Pal Maleter was martyred for his role against Communism. A book titled
‘Pal Maleter Pahlawan Hongaria’ is the only primary source inIndonesia
about him that’s written by ex-wife of the late Pal, Maria Maleter. This
research purposed to discover historical nationalism substance of that book.
History research’s method is deployed in standardized steps of it such as
heuristic or submitting sources, critique to assess sources, interpretation
upon collected facts, historiography or historical writing. The research
2. 2
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
attested that the book consisted three historical nationalism of Hungary
such as respect of courage as inherited values from their ancestors, Budapest
as capital which symbolizes resistance against foreigners and reciprocal
against extraneous thoughts like Pan-Slavism, Nazism, and Communism.
Keywords: Historical Nationalism, History of Hungary, Pal Maleter,
Communism
Abstrak
Negara Hongaria menjadi perhatian masyarakat dunia tentang
kebijakannya yang menolak kedatangan pengungsi Timur Tengah antara
tahun 2015-2018. Perkembangan teknologi informasi dapat dengan mudah
menyebarkan pemberitaan sensitif tersebut yang rentan disalahgunakan oleh
kaum ekstrimis. Padahal Hongaria dalam sejarahnya memiliki tokoh yang
martirmelawandominasiKomunismeyakniPalMaleter. DiIndonesia hanya
terdapat satu sumber mengenai sosoknya yakni buku berjudul ‘Pal Maleter
Pahlawan Hongaria’ yang ditulis oleh Maria Maleter mantan istri Pal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap substansi nasionalisme
kesejarahan yang terkandung dalam buku itu. Memakai metode sejarah,
maka langkah-langkah penelitian ini ialah pengumpulan sumber (heuristik),
kritik atau penilaian sumber, interpretasi terhadap fakta yang didapat serta
historiografi atau penulisan sejarah. Hasil dari penelitian ini membuktikan
bahwa buku tersebut memuat tiga substansi nasionalisme kesejarahan
Hongaria seperti penghormatan kepada keberanian, kota Budapest sebagai
simbolisasi perjuangan melawan bangsa asing dan perlawanan terhadap
paham-paham asing seperti Pan-Slavisme, Nazisme, serta Komunisme.
Kata Kunci: Nasionalisme Kesejarahan, Sejarah Hongaria, Pal Maleter,
Komunisme
3. 3
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Pendahuluan
Indonesia sebagai salah satu negara di dunia kini telah
memasuki era Revolusi Industri 4.0 (dimulai sejak 2011) yang
ditandai dengan kondisi pada abad ke-21 berupa perubahan besar-
besaran di berbagai bidang lewat perpaduan teknologi yang
mengurangi sekat-sekat antara dunia fisik dan digital, dua ciri
pentingnya adalah pertukaran data terkini secara mudah dan cepat,
serta internet untuk segala hal. Akibat yang diperoleh dunia
tentunya adalah “Banjir Informasi” atau Information Abundance,
sayangnya negara Indonesia pada 2015 lalu, menempati peringkat
ke-4 pengguna Facebook terbanyak (www.batchego.com) namun
ranking PISA (Programme for International Student Assessment)―
diinisiasi oleh Organisation for Economic Cooperation and Development
(OECD)―yakni sistem ujian untuk mengukur seputar pengetahuan
dan pengaplikasian ilmu peserta didik, Indonesia berada di
peringkat 9 terbawah dari 72 negara. Pengaruh dari kondisi ini
kemudian, di samping hal-hal positif yang membantu kehidupan
manusia, adalah banyaknya informasi tidak kredibel yang diserap
masyarakat serta tak jarang menimbulkan hal-hal negatif pada
berbagai segi kehidupan tatanan riil; sebut saja Hoax dan Hate Speech
yang mampu menimbulkan percik-percik disintegrasi, khususnya
bagi masyarakat Indonesia (Pramasto & Anugrah, 2020 : 1).
Suatu gambaran bukti nyata dari dampak Information Abundance
bersubstansi kebencian adalah adanya mahasiswa dan mahasiswi
perguruan tinggi kenamaan yakni Universitas Sriwijaya (UNSRI)
Palembang, yang menjadi simpatisan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS),
salah satunya adalah perempuan berinisial ARU angkatan 2012. Hal ini
merupakan sesuatu yang patut dan amat disayangkan, mengingat
4. 4
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
ISIS adalah organisasi teroris yang selalu melakukan kekerasan dan
menyalahgunakan nama Islam (Pramasto, 2019 : 145). Sayangnya pada
lingkup waktu menjelang peristiwa itu, kesadaran atas peredaran
informasi seputar kekerasan dan kebencian malah seperti tidak begitu
dipedulikan, padahal PerangSaudara Suriahtelahpecahsemenjak2011.
Bukti nyata dari hal ini ialah dalam perhelatan Mahasiswa Berprestasi
(Mawapres) UNSRI, suatu ajang yang menunjukkan prioritas arah
intelektual, justru dimenangkan oleh gagasan pembuatan Pop-Up Book
pada tahun 2013 (Pramasto, 2018 : 26).
Mawapres UNSRI 2014 pun dimenangkan oleh gagasan
bernama “CITRAGRAM” (Cerita Rakyat di Instagram). Ketika
CITRAGRAM dipresentasikan dalam Sriwijaya University
Learning and Education-International Conference 2014, sisi yang
ditonjolkan hanya soal angka-angka pemakaian Instagram seperti,
“Setiap hari 55 juta pengguna mengunggah gambarnya, pengguna
Instagram mencapai 75 juta, orang-orang yang memberi ‘like’
mencapai 1,2 miliar” (Vianty dan Palmi, 2014 : 248), lalu tanpa
menekankan pada urgensi literasi media, pencetus gagasan
CITRAGRAM langsung mengklaim, “Singkatnya, ini dianggap
pantas untuk memanfaatkan inovasi teknologi seperti Instagram
dalam mendukung proses mengajar” (Vianty dan Palmi, 2014 : 248)
; tak heran ketergesa-gesaan sedemikian malah mempercepat laju
Information Abundance tanpa adanya gagasan selektif.
Pal Maleter merupakan seseorang yang pernah disebut dalam
majalah PKI dan Perwakilan terbitan Partai Komunis Indonesia
(PKI) (1956 : 159) sebagai seorang “Pimpinan Fasis”. PKI menyebut
bahwa Pal terlibat dalam, “...agresi kontra-revolusioner Amerika
terhadap Hongaria yang diorganisasi dan dipimpin oleh angkatan perang
5. 5
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Amerika dari Pangkalan Projek X di Djerman Barat dengan menggunakan
apa yang mereka namakan “Kaum Nasionalis Hongaria...” Dua tahun
setelah pernyataan PKI itu, koran Berita Harian berbahasa Melayu
tanggal 18 Juni 1958 di Singapura memuat berita bertajuk “Ketua
Komunis yang Berjuang Untok Negara Terkorban”. Isinya ialah
kabar hukuman mati pada PM (Perdana Menteri) Imre Nagy yang
telah dipecat pasca hancurnya pemberontakan Hongaria tahun
1956 bersama-sama tiga rekannya yang –Berita Harian menyebut
– “bersikap liberal” yakni Pal Maleter, Miklos Himes, dan Joszef
Szilagy. PM Janos Kadar pengganti Nagy, tanpa menyebut tempat
penahanan berkata bahwa pihak berkuasa telah “memberi layanan
terbaik” kepada mantan Menteri Pertahanan era Nagy, Jenderal Pal
Maleter, sementara warga Budapest mengetahui bahwa Pal telah
ditahan di sebuah penjara selama beberapa bulan.
Sebutan “Fasis” yang “menerima bantuan Amerika” itu tentu
dialamatkan PKI kepada Pal Maleter dengan tendensi ideologi,
karena jelas partai ini mendukung rezim Soviet yang Komunis.
Bangsa Indonesia hingga saat ini masih memberlakukan TAP
MPRS Nomor 25 Tahun 1966 yang berisi tentang pembubaran PKI
serta larangan untuk menyebarkan dan mengembangkan faham
atau ajaran Komunis, artinya pengkajian atas ketokohan Pal Militer
sebagai seseorang figur yang kehidupan pribadi, keluarga, dan
bangsanya (Hongaria) dihancurkan oleh rezim Komunis, mestinya
perlu diusahakan dalam ruang lingkup penulisan sejarah. Sebuah
buku di Indonesia, yang memiliki konten cukup mendalam tentang
Pal Maleter sejauh ini hanya ada satu yakni Pal Maleter Pahlawan
Hongaria. Berdasarkan latar belakang yang telah dibentangkan
sebelumnya, maka penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan:
6. 6
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
apa substansi nasionalisme kesejarahan yang terkandung dalam
buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria ?
Metodologi Penelitian
Penelitian ini memakai metode penelitian sejarah yakni desain
penelitian meliputi langkah-langkah yang baku. Penelitian sejarah
atau juga disebut “penelitian historis” dimulai dengan langkah
heuristik yakni berkenaan dengan pencarian sumber-sumber
sejarah yang akan kita tulis, oleh karenanya langkah awal ini
berusaha untuk memperoleh bahan yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang terjadi di masa
lampau (Irwanto & Sair, 2014 : 56). Sumber utama yang dipakai
dalam penelitian ini tentu adalah buku berjudul Pal Maleter
Pahlawan Hongaria beserta sejumlah sumber-sumber lainnya
seperti sejumlah buku, jurnal, makalah, ataupun artikel surat kabar
yang berkaitan dengan topik. Guna menjaga validitas sumber, tim
peneliti meminimalisir penggunaan sumber internet, tidak dalam
arti mengabaikan sama sekali, namun sebagian besar sumber jenis
ini yang dipilih ialah bentuk digital dari sumber cetak yang
dipublikasi oleh situs terpercaya seperti https://books.google.co.id
maupun https://eresources.nlb.gov.sg.
Langkah kritik dengan menilai sumber-sumber yang sudah
diperoleh sebelumnya. Jenis kritik yang dipilih adalah kritik intern
yang menekankan kepada pengujian kesahihan atau kredibilitas,
pertanyaan yang diajukan adalah, “Bagaimanakah nilai materi
yang terkandung di dalamnya sebagai bukti sejarah ?, apakah data
yang di dapat di dalamnya aurat dan relevan ? “ (Rofiq, 2016: 9).
Proses kritik itu ditujukan untuk memperoleh fakta-fakta dari
7. 7
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
sumber-sumber tersebut. Tahap berikutnya adalah interpretasi
atau penafsiran, di mana peneliti melakukan analisis dan sintesis
atas sejumlah fakta yang didapat dari kritik intern (Priyadi, 2012
: 76). Historiografi atau penulisan sejarah adalah langkah terakhir
sesudah proses penafsiran yakni kegiatan menghasilkan karya
sejarah, sebagai perpaduan unsur “seni” (karena berkaitan dengan
penggunaan dan gaya bahasa) dengan kemampuan berpikir kritis,
analitis dan sintesis (Sjamsuddin, 2012 : 122).
Tinjauan Pustaka
Sesuai dengan judul yang telah tertera di atas, artikel ini akan
mengkaji salah satu potongan sejarah negara Hongaria (Inggris :
Hungary). Mengapa harus mengkaji mengenai negara Hongaria ?
Ada sejumlah alasan penting yang dapat menjawabnya. Hongaria
merupakan salah satu negara di benua Eropa yang pernah dikuasai
oleh Islam, agama yang juga mayoritas dianut oleh bangsa
Indonesia. Era keemasan khilafah Utsmaniyah Turki sampai abad
ke-18 mencakup Hongaria Utara di kawasan barat hingga Iran di
timur (Isputaminingsih, 2014 : 15). Negara ini sempat menjadi
perbincangan ketika sejak awal 2014, lebih dari 260.000 warga Irak
mengungsi ke negara lainakibat kebrutalanISIS, Hongaria dibawah
PM Viktor Orban menolak kehadiran pengungsi Timur Tengah
dan menggunakan kata “ancaman” dan “invasi” dalam menyebut
masuknya imigran ke Eropa, juga terkadang mengaitkannya
dengan faktor keagamaan yang disematkan pada para pengungsi
(Sunardi, 2020 : 72). Hongaria turut memiliki sebuah partai anti-
semit bernama Jobbik yang mana dalam Parlemen Eropa tidak
dimasukkan pada koalisi Europe Nations and Freedom (ENL) pada
8. 8
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
tahun 2015 sebagai hasil dari Pemilu Eropa 2014 (Hikmawan, 2017
: 59). Peredaran berita mengenai negara Hongaria beberapa tahun
silam itu berpotensi menimbulkan sensitifitas bersifat keagamaan
bagi sebagian besar penduduk Indonesia, yang dapat pula
dimanfaatkan oleh kalangan ekstrimis untuk membangun narasi
kebencian.
Hongaria adalah sebuah negara yang eksistensinya tetap
membutuhkan negara lainnya, terutama dengan Rusia.
Ketergantungan Hongaria terhadap pasokan gas Rusia mencapai
60% (Hanifah, 2017 : 181). Fase sejarah negeri ini sebelum abad ke-
21, contohnya pada dasawarsa 1980-an, pernah terjadi gerakan-
gerakan demokrasi yang melanda sejumlah negara komunis seperti
yang dialami Hongaria tahun 1988 – sebagai sebuah negeri yang
dikendalikan Uni Soviet – bersama-sama dengan Jerman Timur,
Cekoslowakia dan Rumania tahun 1989 (Adnan, 2005 : 65).
Hongaria di tengah sejarah pemikiran Komunisme mempunyai
tempat tersendiri karena di sini pernah tinggal Karl Polanyi, salah
satu tokoh cendekiawan / intelektual berpengaruh dan kerap
disandingkan dengan Marx dalam wacana pemikiran sosialisme
ekonomi (Molan, 2010 : 288). Konteks resistensi terhadap eksistensi
dan dominasi Komunisme telah membuat Hongaria dan Indonesia
yang berada di benua berbeda, dengan dasar kemasyarakatan yang
juga tak sama, kemudian dapat dipertimbangkan memiliki
kemiripan. Seorang figur Hongaria bernama Pal Maleter ialah
tokoh kunci dalam hal ini.
Penelitian mengenai substansi nasionalisme kesejarahan yang
terdapat dalam buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria ini memiliki
manfaat-manfaat sebagai berikut: 1) Memperkuat ketahanan
9. 9
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
ideologi Pancasila di tengah masyarakat Indonesia sebagaimana
telah diatur dalam TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 terhadap
gagasan Komunis melalui studi komparatif empirikal yang didapat
pula dari sejarah nasionalisme bangsa Hongaria, dan, 2) Jenis
penelitian yang berupa analisis-deskriptif seperti ini, contohnya
ialah menguak suatu aspek dalam sebuah sumber seperti buku,
diharapkan akan menjadi kontribusi pemikiran tentang bagaimana
harus menelaah dan menilai sejumlah informasi, sehingga dapat
menjadi contoh pembangunan kemampuan literasi media di tengah
dinamika Information Abundance yang riskan membawa HateSpeech
maupun Hoax.
Hasil dan Pembahasan
a. Ringkasan Isi Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria
Buku ini bercerita mengenai tokoh militer nasional Hongaria
bernama Pal Maleter, ia dilahirkan pada tahun 1917 dan lulus
akademi militer tahun 1942 (Gadjah Mada Vol. 10 No. 1-6 : 321). Pal
yang merupakan seorang anak profesor di bidang hukum
memutuskanuntukbelajarkedokteran,lalupada1935mendaftarkan
diri ke Universitas Praha. Setelah tiga tahun berjalan, pada 1938
terjadi partisi / pemisahanCekoslowakia yang menyebabkandaerah
kelahirannya, Eperjes, dikembalikan ke Hongaria. Pal yang di masa
muda sempat ingin menjadi tentara namun enggan mengabdi
kepada Cekoslowakia, akhirnya dapat mewujudkan mimpinyaitu.
Ia tinggalkan kuliahnya dan masuk Akademi Militer Ludovica di
Budapest untuk memulai karir militer; demikian informasi yang
diperoleh dari dokumen Problems of Communism (1966 : 56) yang
dirilis oleh pemerintah AS.
10. 10
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Seperti disebutkan sebelumnya, sumber tentang Pal Maleter
berbahasa Indonesia yang memuat informasi cukup mendalam
mengenai sosoknya, sejauh ini hanya ada satu yakni Pal Maleter
Pahlawan Hongaria. Buku yang ditulis oleh mantan istri Pal
bernama Maria Maleter dengan judul asli A Feature Condensation
Hungary’s Proud Rebel (Reader Digest Januari 1959) ini, lebih banyak
menceritakan kisah hidup sang pejuang Hongaria sejak 1945
hingga 1958, atau di era menjelang akhir Perang Dunia II,
meletusnya Pemberontakan Hongaria melawan Soviet, hingga
hukuman mati terhadap Pal Maleter. Alih bahasa buku tersebut ke
bahasa Indonesia dilakukan oleh Zainab Zaidir serta diterbitkan
oleh Penerbit Mutiara Jakarta yang cetakan keduanya ialah tahun
1978. Tebal buku terjemahan tersebut ialah 46 halaman dengan
rincian: satu halaman judul, satu halaman identitas buku, satu
halaman daftar isi, satu halaman pengantar penerbit, serta 42
halaman isi. Ke-46 halaman itu di luar cover / sampul dalam dua
sisi sebagaimana lumrahnya sebuah buku.
Buku itu memuat sejumlah sisi pribadi tentang Pal Maleter
yang jarang terungkap dalam informasi-informasi di dunia maya
(internet). Disebutkan di dalamnya bahwa Pal Maleter berasal dari
keluarga Huguenot yang telah menganut Kristen Protestan selama
300 tahun sedangkan Maria dari keluarga Katolik fanatik; namun
Pal tidak menghiraukan itu dan bersedia menikahi Maria pada
bulan Agustus tahun 1945 di sebuah gereja Katolik kecil (Maleter,
1978 : 8). Pal pun memiliki sifat pemberani dalam membela rakyat
Hongaria. Suatu saat ia pergi bersama Maria menggunakan kereta
api dan tiba di Szolnok, Pal melihat pasukan Rusia menggeledah
sambil membongkar kopor-kopor warga sipil dengan tujuan
11. 11
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
merampas barang mereka. Pal menjadi marah waktu sebuah kopor
milik wanita muda digeledah, tapi karena tidak menemukan
apapun, pasukan Rusia menebarkan ke luar isinya seperti popok,
botol susu, dan pakaian-pakaian bayi ke sepanjang rel kereta. Pal
melompat untuk menghentikan kejadian itu, namun karena orang
Rusia mencemoohnya, Pal melayangkan pukulan yang membuat
serdadu tadi pingsan. Meski telah berkelahi “bagai Singa Jantan”,
demikian tulis Maria, karena dikeroyok oleh banyak serdadu Rusia,
Pal menghindar dengan melompat kembali ke dalam kereta yang
mulai berjalan (Maleter, 1978 : 10).
Selebihnya buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria lebih
menekankan sudut pandang Maria sebagai seorang mantan istri
dari Pal Maleter yang dibagi dalam beberapa bab / bagian yaitu : 1)
Perkenalan,2)HidupBerumahTangga,3)PengaruhKaumKomunis,
4) Bercerai, 5) Pemberontakan Hongaria, dan, 6) Meninggalkan
Tanah Air. Isinya menceritakan kehidupan Maria dengan penuh
kebahagiaan sebagai istri Pal Maleter, di era menjelang akhir Perang
Dunia II yang berat. Sampai kemudian rezim Komunis memata-
matai dan mengindoktrinasi Pal yang membuat hubungannya
dengan Maria menjadi rusak. Lebih jauh lagi Komunis Rusia telah
berperan dalam perceraian keduanya pada April 1954, hingga
Maria mesti berjuang untuk menghidupi diri dan ketiga anaknya.
Pal yang telah beristri lagi hanya pernah sekali mengunjungianak-
anaknya untuk beberapa menit. Pemberontakan Hongaria meletus
pada 23 Oktober 1956, publik Budapest dan Hongaria dikejutkan
oleh berita seorang kolonel yang dikirim rezim Komunis untuk
menghancurkan pemberontak, justru membelot pro rakyat. Kolonel
itu adalah Pal Maleter yang kemudian diangkat sebagai Menteri
12. 12
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Pertahanan berpangkat Letnan Jenderal oleh Perdana Menteri Imre
Nagy, taklama setelahRusia kewalahandanmulai menarikmundur
pasukannya. Pal Maleter meninggalkan pesan terakhirnya melalui
seorang opsir kenalan Maria bahwa ia akan datang kepada mereka.
Sayangnya hal itu tidak terwujud karena Pal kemudian ditawan
akibat muslihat Rusia. Maria akhirnya berhasil menyelamatkan diri
keluar Hongaria menuju Austria bersama anak-anaknya setelah
pemberontakan bangsanya dipatahkan oleh Soviet Komunis Rusia.
b. Substansi Nasionalisme Kesejarahan Buku Pal Maleter
Pahlawan Hongaria
Penghormatan pada Keberanian
Maria Maleter melukiskan keberanian bangsa Hongaria
dengan penuh kebanggaan di saat gerakan perlawanan rakyat
mulai dilancarkan menyusul protes pada pernyataan Sekretaris
Pertama Partai Komunis, Erno Gero yang menyebut para
mahasiswa sebagai “penjahat.” Maria melontarkan pujian pada
rakyat yang melawan dengan “kebernaian yang sukar dilukiskan”;
laki-laki dan perempuan bahkan anak-anak cepat mempelajaridan
mengerti situasi serta ikut menggulingkan truk-truk atau membuat
rintangan di jalan dengan batu-batu di saat tembakan dari tank-
tank Rusia mengancam. Pemberontakan itu terjadi secara spontan
dengan memberi rasa lega, gembira, dan bangga karena seluruh
rakyat Hongaria berjuang bahu-membahu untuk kemerdekaan
serta penuh rasa persatuan kebangsaan (Maleter, 1978 : 35). Di atas
juga telah diungkapkan bagaimana Maria memuji keberanian Pal
saat berkelahi melawan tentara Rusia di sebuah stasiun yang
memperlakukan wanita Hongaria tanpa belas kasihan.
13. 13
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Penghormatan sejenis itu ialah sesuatu yang telah mendarah
daging dalam nilai nasionalisme Hongaria. Salah satunya adalah
kepada tokoh sejarah bernama Attila. Bangsa Hun maupun Attila
ialah suku penakluk asal Asia yang piawai berkuda dan memanah
serta ditakuti oleh peradaban Eropa. Abad kelima adalah abadnya
bangsa Hun, tulis sejarawan H.G. Wells, imperium Attila
membentang dari Sungai Rhine di Eropa melintasi dataran-dataran
memasuki Asia Tengah (Wells, 2013 : 169). Kehebatannya dan
kegagahan Hun masih membekas di dalam hati bangsa Hongaria,
“Attila” menjadi nama umum bagi anak laki-laki di sana; contoh
yang terkenal adalah pujangga Hongaria bernama Attila Jozsef
(1905-1937) (Man, 2012 : xx).
Kota Budapest yang Bersejarah
Budapest awalnya ialah dua kota terpisah, Buda dan Pest. Kota
Buda sendiri dipercaya berasal dari nama abang / saudara tua Attila
yang bernama Bleda, sehingga sebenarnya telah berdiri sejak abad
kelima Masehi. Sejarawan John Man (2012 : 159), menyebut bahwa
Attila di awal memerintah berbagi kekuasaan dengan Bleda. Attila
menguasai daerah hulu sungai yang sekarang adalah Rumania,
sementara Bleda memerintah di Hongaria, wilayah bagian atas
dengan akses yang lebih mudah ke daerah Barat yang kaya. Bleda
akhirnya disingkirkan oleh Attila dan menghilang dari catatan
sejarah. Setelah itu, Attila menjadikan Hongaria sebagai markas
untuk mengirim utusan menuntut penyerahan Kekaisaran
Romawi, dan dari tempat ini pula ia berangkat menuju Romawi
hingga kemudian pecah perang kedua belah pihak di Dataran
Katalunya, Galia pada 451 M (Gombrich, 2016 : 137).
14. 14
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Maria menceritakan bahwa ketika Pal Maleter telah ditawan,
Soviet Rusia kembali melancarkan serangan militernya terhadap
Budapest dari segala penjuru, mereka menghujani gedung-gedung
dengan tembakan karena dicurigai menjadi tempat sembunyi para
pemberontak yang bergerilya, seluruh kota menjadi medan
pertempuran (Maleter, 1978 : 41). Kisah yang dituturkan Maria ini
sebenarnya adalah penegasan Budapest sebagai simbol perlawanan
Hongaria melawan bangsa asing sejak lama. Saat kota Pest diserang
Mongol pada 1241, Raja Bela IV mengizinkan warganya untuk
berlindung di balik benteng Kota Buda. Sesudah kematian Raja
Matthias I tahun 1490, keamanan lenyap dari kota ini dan lalu jatuh ke
tangan Turki (1541) hingga dibebaskan oleh Leopold I dari Kekaisaran
Romawi Suci tahun 1781. Kedua kota (Buda & Pest) lalu disatukan
pada tahun 1872 dengan nama Budapest (Beckner, 2008:38).
Perlawanan pada Pan-Slavisme, Nazisme, dan Komunisme
Kisah mengenai Pal Maleter dalam buku yang ditulis oleh
Maria lebih banyak menyebut pihak Uni Soviet sebagai “Rusia”.
Sensitifitas antara Hongaria dan Rusia sebenarnya sudah terjadi
sejak lama. Semenjak 1867 Hongaria menjadi sebuah “negeri
kembar” bersama Austria yang dikenal sebagai “Kekaisaran
Austria-Hongaria.” Jutaan bangsa Slav yang serumpun dengan
Rusia, tinggal di sebelah selatan negeri itu. Austria bisa menerima
kehadiran bangsa Slav, namun tidak menyenangi propaganda
negara yang menyerukan Pan-Slavisme untuk menyatukan bangsa-
bangsa Slavia. Inilah yang dihadapi Austria setelah pada 1903
seorang militan menjadi raja Serbia, yaitu Peter I. Setelah ituAustria
selalu berusaha membuat Serbia selemah mungkin. Sebaliknya
15. 15
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Rusia sebagai negara Slavia terbesar menganggap dirinya sebagai
pendukung Serbia (Siboro, 2012 : 19).
Memang di masa awal abad ke-20 para bangsawan Magyar di
Hongaria memperlakukan orang Slav sebagai lapisan masyarakat
bawah (Siboro, 2012 : 19), inilah dasar sejarah pada bagian awal
tulisan Maria Maleter tentang masuknya pasukan Rusia pada April
1945 melalui kota kelahirannya di Kassa, rumahnya disapu bersih
oleh rezim Komunis setempat karena keluarga Maria termasuk
kelas bangsawan yang menurut Rusia ialah “tidak dapat
dipercaya” (Maleter, 1978 : 6). Komunisme sebenarnya sudah
pernah mengancam Hongaria sekira dua dekade sebelumnya, yang
lagi-lagi akibat pengaruh dari Rusia. Kaum Bolshevik Rusia berhasil
mendirikan kekuasan pada Oktober 1917, semangat meluaskan
revolusi Komunis menyebar ke penjuru Eropa. Seusai Perang Dunia
I tahun 1918, Austria dan Hongaria pecah dan memungkinkan
Komunis di bawah Dewan Sosialis Nasional merebut kekuasaan
selama empat bulan di tahun berikutnya (Beckner, 2008 : 39).
Perang Dunia II kemudian meletus sejak penyerbuan Jerman ke
Polandia pada 1 September 1939, awalnya Hongaria menolak terlibat
dengan tidak memberi izin Nazi melewati teritorinya. Sikap
Hongaria berubah di saat Uni Soviet menduduki Bessarabia di bulan
Juni 1940, para pemimpin Hongaria seperti Miklos Horthy dan
Perdana Menteri Pal Teleki meminta agar Jerman dan Italia mau
membiarkan wilayah Transylvania Utara masuk ke dalam negara
Hongaria, setelah itu negara ini memperbolehkan pasukan Jerman
melewati negaranya menuju Rumania Selatan. Bulan November
tahun yang sama, Hongaria pun menandatangani Pakta Tripartit
(bersekutu dengan Jerman) (Srivanto, 2008 : 74). Menjelang akhir
16. 16
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Perang Dunia II itu, pada tahun 1944 Nazi Jerman bahkan secara
khusus membentuk sebuah divisi dalam jajaran Schutzstaffel
Bersenjata atau Waffen SS – yakni satuan pelaksana aksi militer di
wilayah pendudukan yang masih berpotensi melawan Nazi –
bernama Waffen-Grenadier-Division der SS “Hungaria” (ung. Nr. 2)
atau “Divisi Hungaria” yang terdiri dari sukarelawan orang-orang
Hungaria dan Rumania berjumlah 13.000 anggota pasukan di bawah
komando Sturmbannfuhrer Rolf Tiemann (Srivanto, 2007: 149).
Betapa pun Hongaria secara resmi berada di kubu Jerman
dalam perang itu, Pal Maleter yang juga menjadi personel militer
sesungguhnya adalah pembenci Nazi. Maka dalam sebuah
kesempatan ia terluka dalam front melawan Soviet di tahun 1942,
PalMaleteryang kemudiandirawat hingga sembuhberhasil dibujuk
untuk berpihak pada Rusia. Para tawanan perwira Hongaria yang
cakap seperti Pal lalu diindoktrinasi secara spesial oleh Rusia dan
ia pun secara sukarela maju ke depan dalam mengemban misi
melawan Nazi. Pal diterjunkan dengan parasut menuju Erdelydan
sukses dalam misi sabotase kereta Jerman, pengeboman jembatan,
serta memengaruhi pasukan Hongaria yang bergabung dengan
Nazi untuk menyerah. Menjelang akhir perang ia ditugaskan ke
pos Debrecen dengan seragam Rusia dan segera menukarnya
dengan uniform Hongaria beberapa hari sebelum pertemuan
pertama dengan Maria. Peran Pal dalam misi melawan Nazi itu
lebih dikarenakan rasa cinta tanah air Hongaria dan tidak ada
hubungannya dengan partai Komunis (Maleter, 1978 : 14). Sebagai
seorang nasionalis tentu Pal ingin menyudahi penderitaan
Hongaria yang telah kehilangan 750.000 rakyatnya akibat Perang
Dunia II (Tim Narasi, 2006 : 220).
17. 17
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Kesimpulan
Pemaparan yang telah diungkapkan di atas memberikan
kesimpulan bahwa buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria dapat
dijadikan studi komparatif yang memperkuat pengamalan TAP
MPRSNomor25Tahun1966terhadapgagasanKomunis. Pengkajian
pada sumber sejarah berbentuk biografi itu, dapat pula dijadikan
bahan melatih kemampuan literasi media dalam menelaah dan
menilai sejumlah informasi yang beredar. Buku tersebut memiliki
substansi yang memuat sebagian besar kisah hidup dari Pal Maleter
yang berlatar belakang nasionalis Hongaria dan mengabdi dalam
dinas ketentaraan untuk berjuang membebaskan negerinya dari
pengaruh Nazi hingga Uni Soviet yang Komunis.
Paljuga menunjukkan keberaniannya dalam melindungi rakyat
yang kala itu diduduki oleh militer Soviet Rusia. Nasionalisme Pal
Maleter memang sempat tergantikan oleh Komunisme akibat
agitasi rezim pemerintah hingga kemudian ia mesti bercerai dari
istri yang sangat mencintai dan bahkan mengagumi sosoknya.
Maria Maleter, begitupun seluruh bangsa Hongaria, pada akhirnya
menyaksikan Pal Maleter kembali memihak negerinya dan tampil
sebagai pejuang sekaligus martir. Kisah Pal Maleter dalam sudut
pandang mantan istrinya itu pun memuat nilai nasionalisme
kesejarahan Hongaria yang cukup kental yakni penghormatan pada
keberanian sebagaimana telah diwariskan para moyang mereka,
rasa cinta pada kota Budapest yang bersejarah, serta penolakan
terhadap dominasi ideologi asing seperti Pan-Slavisme, Nazisme,
dan Komunisme.
18. 18
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Daftar Bustaka
Buku
Beckner, Chrissane. (2008). 100Kota Paling Penting didalam Sejarah
Dunia. Tangerang : Kharisma Publishing Group.
Gombrich, Ernst H. (2016). Sejarah Dunia untuk Pembaca Muda.
Tangerang : Marjin Kiri.
Irwanto, Dedi. Alian Sair. (2014). Metodologi dan Historiografi
Sejarah : Cara Cepat Menulis Sejarah. Yogyakarta : Eja_
Publisher.
Maleter, Maria. (1978). Pal Maleter Pahlawan Hongaria. Jakarta :
Penerbit Mutiara Jakarta.
Man, John. (2012). Attila : Raja Barbar Momok Romawi. Tangerang
: Alvabet.
Pramasto, Arafah. Noftarecha Putra. (2018). Rampai Sejarah
Keindonesiaan dan Keislaman. Bandung : Jejak Publisher.
Priyadi, Sugeng. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Sejarah.
Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Rofiq, Achmad Choirul. (2016). Menelaah Historiografi Nasional
Indonesia : Kajian Kritis Terhadap Buku Indonesia dalam
Arus Sejarah. Yogyakarta : Penerbit Deepublish.
Siboro, Julius. (2012). Sejarah Eropa dari Masa Menjelang Perang
Dunia I sampai Masa Antarbellum. Yogyakarta : Penerbit
Ombak.
Sjamsuddin, Helius. (2012). Metodologi Sejarah. Yogyakarta :
Penerbit Ombak.
Srivanto, Fernando R. (2007). Waffen-SS : Mesin Perang Nazi.
Yogyakarta : Penerbit Narasi.
Srivanto, Fernando R. (2008). Kolaborator Nazi : Sepak Terjang
19. 19
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Para Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II. Yogyakarta
: Penerbit Narasi.
Tim Narasi. (2006). The Mass Killers of the Twentieth Century.
Yogyakarta : Penerbit Narasi.
Wells, H.G. (2013). Short History of The World : Sejarah Dunia
Singkat, Terj. Yogyakarta : Penerbit Indoliterasi.
Jurnal
Adnan, M. Fachri. (2005). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
Education) pada Era Demokratisasi. Jurnal Demokrasi 64
Vol. 4 No.1.
Hanifah, Ummu Ro’iyatu Nahdliyati Millati. (2017). Embargo
Ekonomi sebagai Strategi Konfrontasi Uni Eropa terhadap
Rusia pada Masa Konflik Ukraina 2013-2015. Jurnal Sospol
Vol. 3 No. 2.
Hikmawan, Rizky. (2017). Kebangkitan Politik Kanan-Jauh dan
Dampaknya bagi Multikulturalisme di Eropa. Jurnal
Dauliyah Vol. 2 No. 1.
Isputaminingsih. (2014). Sejarah Islam: Kasus Sekularisme Turki.
Jurnal Criksetra : Kajian Pendidikan Sejarah dan Ilmu
Sejarah Vol. 3 No. 5.
Molan, Benyamin. (2010). Sosialisme Ekonomi Karl Marx dan Karl
Polanyi dalam Perbandingan. Jurnal Respons Vol. 15 No.
02.
Pramasto, Arafah. (2019). Rekomendasi Gagasan Neo-Sutarto
Untuk Universitas Sriwijaya (Respons Terhadap Kasus
Oknum Mahasiswa Simpatisan ISIS Tahun 2015). At-Ta’dib
: Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam Vol. 11, No.
2.
20. 20
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Sunardi, Fieqry Ifvan. (2020). Perbandingan Kebijakan Portugal dan
Hongaria Terhadap Pengungsi Timur Tengah 2015- 2018.
Journal of International Relations Vol. 6 No. 1.
Vianti, Machdalena. Rasilia Palmi. (2014). The Use of Instagram to
Promote Reading Interest and Build Student Characters.
Paper has been presented at Sriwijaya University Learning
and Education-International Conference 2014. Faculty of
Teacher Training and Education, Sriwijaya University,
Palembang.
Makalah
Pramasto, Arafah. Sapta Anugrah. (2020, Februari 13). Penggiatan
Gerakan Sosial Literasi dalam Wadah Studie Club untuk
Melatih Kemampuan Penulisan. Paper Dipresentasikan
dalam Workshop Karya Tulis Ilmiah Fakultas Psikologi
UIN Raden Fatah Palembang.
Dokumen Laporan
UnitedStateDept.ofState,InternationalInformationAdministration.
(1966). Problems of Communism Vol. 5 No. 2-6. Diakses dari
versi digital dalam https://books.google.co.id 17 Februari
2020 pukul 02.11 WIB
Media Massa
Berita Harian. (1958, Juni 18). Ketua Komunis yang Berjuang Untok
Negara Terkorban. diakses dari versi digital dalam https://
eresources.nlb.gov.sg tanggal 16 Februari 2020 pukul 03.10
WIB.
Partai Komunis Indonesia. (1956). PKI dan Perwakilan Vol. 1 No. 3.
Diakses dari versi digital dalam https://books.google.co.id
16 Februari 2020 pukul 04.09 WIB.
21. 21
Buku Pal Maleter Pahlawan Hongaria...(Arafah Pramasto, Sapta Anugrah)
Universitas Gadjah Mada. (1959). Gadjah Mada Vol. 10 No. 1-6. Diakses dari versi
digital dalam https://books.google.co.id 16 Februari 2020 pukul 05.08 WIB
Internet
www.batchego.com diakses 18 Februari 2020 pukul 13.45 W