SlideShare a Scribd company logo
KELOMPOK 2B
RESPON IMUN SPESIFIK
ANGGOTA KELOMPOK
• NAJMA YASYFA (25)
• NAZMA NARESWARI (26)
• RAHMA AULIA (29)
• REVIYANTI PUTRI HALIMI (30)
• REYHAN FAUZAN WIJAYA (31)
Sistem imun spesifik adalah suatu sistem yang dapat
mengenali suatu substansi asing yang masuk ke dalam
tubuh dan dapat memacu perkembangan respon imun
yang spesifik terhadap substansi tersebut.
SISTEM IMUN SPESIFIK
KOMPONEN RESPON IMUNITAS SPESIFIK
Respons imunitas spesifik melibatkan dua komponen, yaitu antigen dan antibodi.
● Antigen, yaitu zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan
polisakarida yang bersifat antigen. Oleh karena itu, antigen dapat berupa
bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, atau racun. Antigen
memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
 Determinan antigen (epitop), bagian antigen yang dapat
membangkitkan respons imunitas (dapat menginduksi pembentukan
antibodi).
 Hapten, molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi
produksi antibodi. Namun, hapten akan bersifat imunogenik (mampu
menginduksi produksi antibodi) jika bergabung dengan carrier yang
bermolekul besar.Contohnya, penisilin akan memicu respons imunitas
jika bergabung dengan protein serum.
KOMPONEN RESPON IMUNITAS SPESIFIK
● Antibodi, yaitu protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai
respons terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi dengan
antigen tersebut. Antibodi merupakan protein plasma yang disebut
imunoglobulin (Ig). Terdapat lima kelas imunoglobulin, yaitu sebagai
berikut.
 IgA, berfungsi untuk melawan mikro organisme yang masuk ke dalam
tubuh. IgA berjumlah sekitar 15% dari semua antibodi dalam serum darah
serta dapat ditemukan dalam zat sekresi seperti keringat, ludah, air
mata, ASI, dan sekresi usus.
 IgD, berfungsi membantu memicu respons imunitas. IgD banyak ditemukan
dalam limfosit B. IgD dalam serum darah dan limfa berjumlah relatif sedikit.
 IgE, terikat pada reseptor sel tiang dan basofil. IgE menyebabkan pelepasan
histamin dan mediator kimia lainnya. IgE dapat ditemukan dalam darah
dengan konsentrasi yang rendah. Namun, kadarnya akan meningkat selama
reaksi alergi dan pada penyakit parasitik tertentu.
KOMPONEN RESPON IMUNITAS SPESIFIK
 IgG, berjumlah paling banyak sekitar 80% dari keseluruhan antibodi yang
bersirkulasi. Jumlahnya akan lebih besar saat terjadi pajanan kedua, ketiga,
dan seterusnya terhadap suatu antigen spesifik. IgG dapat menembus
plasenta dan memberikan imunitas pada bayi yang baru lahir. IgG berfungsi
sebagai pelindung terhadap mikroorganisme dan toksin, mengaktivasi
komplemen, dan meningkatkan efektivitas sel fagositik.
 IgM, antibodi yang pertama tiba di lokasi infeksi. IgM menetap di dalam
pembuluh darah dan tidak masuk ke jaringan. IgM berumur relatif pendek.
serta berfungsi mengaktivasi komplemen dan meningkatkan fagositosis.
Gambar 1.1 Imunoglobulin (Ig)
Struktur anti bodi
Pada umumnya, molekul antibodi berbentuk seperti huruf Y,
yang terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.
01 Dua rantai berat dan dua rantai
ringan yang dihubungkan oleh
jembatan disulfida.
03 Daerah konstan (C)
menstabilkan sisi pengikat
antigen.
02
Daerah variabel (V) antarmolekul
memiliki rangkaian asam amino yang
berbeda dan membentuk suatu
reseptor untuk antigen spesifik.
04
Daerah hinge (engsel) memungkinkan kedua lengan Y dapat
membuka atau menutup untuk mengakomodasi pengikatan
terhadap dua determinan antigen yang terpisah pada jarak
tertentu seperti yang ditemukan pada permukaan bakteri.
Gambar 1.2 Struktur Antibodi
Interaksi anti bodi dan Antigen
Mekanisme pengikatan antibodi ke antigen dapat
melalui beberapa cara sebagai berikut :
• Fiksasi komplemen (aktivasi sistem
komplemen), yaitu aktivasi sistem komplemen oleh
kompleks antigen-antibodi. Pada saat terjadi infeksi,
protein pertama dalam rangkaian protein komplemen
diaktifkan, selanjutnya memicu serangkaian aktivasi
protein komplemen berikutnya (jalur berantai atau
cascade). Hasil dari rangkaian reaksi komplemen
tersebut menyebabkan lisisnya banyak jenis virus dan
sel-sel patogen. Penghancuran sel-sel patogen oleh
komplemen yang dipicu oleh pengikatan antibodi
antigen disebut jalur klasik. Efek dari fiksasi
komplemen, yaitu sebagai berikut.
 Opsonisasi, Partikel antigen diselubungi antibodi atau komponen
komplemen yang dapat meningkatkan pertautan makrofag ke
mikroorganisme sehingga memfasilitasi dan meningkatkan fagositosis.
 Sitolisis, Kombinasi dari faktor-faktor komplemen dapat menghancurkan
lapisan polisakarida dinding sel patogen sehingga terbentuk lubang-lubang
pada membran sel, yang menyebabkan lisozim dapat masuk, sitoplasma
keluar, dan sel patogen akan hancur (lisis).
 Inflamasi, Produk komplemen berkontribusi dalam inflamasi akut melalui
aktivasi sel tiang, basofil, dan trombosit darah.
NETRALISASI
Netralisasi, terjadi jika antibodi menutup situs determinan
antigen sehingga antigen menjadi tidak berbahaya dan sel
fagosit dapat mencerna antigen tersebut.
AGLUNITASI
Aglutinasi (penggumpalan), terjadi jika antigen berupa materi
partikel seperti bakteri atau sel-sel darah merah.
PRESIPITASI
Presipitasi (pengendapan), yaitu pengikatan silang molekul-
molekul antigen yang terlarut dalam cairan tubuh. Setelah
diendapkan, antigen tersebut dikeluarkan dan dibuang
melalui fagositosis.
Gambar 1.3 Interaksi antibody dan antigen
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to BIOLOGI_KELOMPOK 2B.pptx

Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
Dedi Kun
 
pengertian Imunologi dasar, sistem imun, sel-sel
pengertian Imunologi dasar, sistem imun, sel-selpengertian Imunologi dasar, sistem imun, sel-sel
pengertian Imunologi dasar, sistem imun, sel-sel
JeanM24
 
Biologi-Pertemuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuan-11.ppt
Biologi-Pertemuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuan-11.pptBiologi-Pertemuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuan-11.ppt
Biologi-Pertemuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuan-11.ppt
WawaBisnis
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
Septian Muna Barakati
 
IMUNOLOGI.ppt IMONOLOGI DALAM TUBUH MANUSIA
IMUNOLOGI.ppt IMONOLOGI DALAM TUBUH MANUSIAIMUNOLOGI.ppt IMONOLOGI DALAM TUBUH MANUSIA
IMUNOLOGI.ppt IMONOLOGI DALAM TUBUH MANUSIA
DwiNormaR
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
Septian Muna Barakati
 
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptx
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptxBAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptx
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptx
WisnuTriSetia1
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMJM Networks
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
MJM Networks
 
Pertahanan tubuh
Pertahanan tubuhPertahanan tubuh
Pertahanan tubuh
feroza rosalina
 
Ag dan ab
Ag dan abAg dan ab
Ag dan ab
Suryanata Kesuma
 
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe IIIReaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
Abulkhair Abdullah
 
Makalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulinMakalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulin
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulinMakalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulin
Warnet Raha
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to BIOLOGI_KELOMPOK 2B.pptx (20)

Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
 
Makalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulinMakalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulin
 
pengertian Imunologi dasar, sistem imun, sel-sel
pengertian Imunologi dasar, sistem imun, sel-selpengertian Imunologi dasar, sistem imun, sel-sel
pengertian Imunologi dasar, sistem imun, sel-sel
 
Biologi-Pertemuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuan-11.ppt
Biologi-Pertemuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuan-11.pptBiologi-Pertemuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuan-11.ppt
Biologi-Pertemuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuan-11.ppt
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
IMUNOLOGI.ppt IMONOLOGI DALAM TUBUH MANUSIA
IMUNOLOGI.ppt IMONOLOGI DALAM TUBUH MANUSIAIMUNOLOGI.ppt IMONOLOGI DALAM TUBUH MANUSIA
IMUNOLOGI.ppt IMONOLOGI DALAM TUBUH MANUSIA
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptx
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptxBAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptx
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptx
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Pertahanan tubuh
Pertahanan tubuhPertahanan tubuh
Pertahanan tubuh
 
Ag dan ab
Ag dan abAg dan ab
Ag dan ab
 
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe IIIReaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
Makalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulinMakalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulin
 
Makalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulinMakalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulin
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 

BIOLOGI_KELOMPOK 2B.pptx

  • 2. ANGGOTA KELOMPOK • NAJMA YASYFA (25) • NAZMA NARESWARI (26) • RAHMA AULIA (29) • REVIYANTI PUTRI HALIMI (30) • REYHAN FAUZAN WIJAYA (31)
  • 3. Sistem imun spesifik adalah suatu sistem yang dapat mengenali suatu substansi asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan respon imun yang spesifik terhadap substansi tersebut. SISTEM IMUN SPESIFIK
  • 4. KOMPONEN RESPON IMUNITAS SPESIFIK Respons imunitas spesifik melibatkan dua komponen, yaitu antigen dan antibodi. ● Antigen, yaitu zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam menghasilkan antibodi. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan polisakarida yang bersifat antigen. Oleh karena itu, antigen dapat berupa bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, atau racun. Antigen memiliki bagian-bagian sebagai berikut.  Determinan antigen (epitop), bagian antigen yang dapat membangkitkan respons imunitas (dapat menginduksi pembentukan antibodi).  Hapten, molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi. Namun, hapten akan bersifat imunogenik (mampu menginduksi produksi antibodi) jika bergabung dengan carrier yang bermolekul besar.Contohnya, penisilin akan memicu respons imunitas jika bergabung dengan protein serum.
  • 5. KOMPONEN RESPON IMUNITAS SPESIFIK ● Antibodi, yaitu protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut. Antibodi merupakan protein plasma yang disebut imunoglobulin (Ig). Terdapat lima kelas imunoglobulin, yaitu sebagai berikut.  IgA, berfungsi untuk melawan mikro organisme yang masuk ke dalam tubuh. IgA berjumlah sekitar 15% dari semua antibodi dalam serum darah serta dapat ditemukan dalam zat sekresi seperti keringat, ludah, air mata, ASI, dan sekresi usus.  IgD, berfungsi membantu memicu respons imunitas. IgD banyak ditemukan dalam limfosit B. IgD dalam serum darah dan limfa berjumlah relatif sedikit.  IgE, terikat pada reseptor sel tiang dan basofil. IgE menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya. IgE dapat ditemukan dalam darah dengan konsentrasi yang rendah. Namun, kadarnya akan meningkat selama reaksi alergi dan pada penyakit parasitik tertentu.
  • 6. KOMPONEN RESPON IMUNITAS SPESIFIK  IgG, berjumlah paling banyak sekitar 80% dari keseluruhan antibodi yang bersirkulasi. Jumlahnya akan lebih besar saat terjadi pajanan kedua, ketiga, dan seterusnya terhadap suatu antigen spesifik. IgG dapat menembus plasenta dan memberikan imunitas pada bayi yang baru lahir. IgG berfungsi sebagai pelindung terhadap mikroorganisme dan toksin, mengaktivasi komplemen, dan meningkatkan efektivitas sel fagositik.  IgM, antibodi yang pertama tiba di lokasi infeksi. IgM menetap di dalam pembuluh darah dan tidak masuk ke jaringan. IgM berumur relatif pendek. serta berfungsi mengaktivasi komplemen dan meningkatkan fagositosis.
  • 8. Struktur anti bodi Pada umumnya, molekul antibodi berbentuk seperti huruf Y, yang terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.
  • 9. 01 Dua rantai berat dan dua rantai ringan yang dihubungkan oleh jembatan disulfida. 03 Daerah konstan (C) menstabilkan sisi pengikat antigen. 02 Daerah variabel (V) antarmolekul memiliki rangkaian asam amino yang berbeda dan membentuk suatu reseptor untuk antigen spesifik. 04 Daerah hinge (engsel) memungkinkan kedua lengan Y dapat membuka atau menutup untuk mengakomodasi pengikatan terhadap dua determinan antigen yang terpisah pada jarak tertentu seperti yang ditemukan pada permukaan bakteri.
  • 11. Interaksi anti bodi dan Antigen Mekanisme pengikatan antibodi ke antigen dapat melalui beberapa cara sebagai berikut : • Fiksasi komplemen (aktivasi sistem komplemen), yaitu aktivasi sistem komplemen oleh kompleks antigen-antibodi. Pada saat terjadi infeksi, protein pertama dalam rangkaian protein komplemen diaktifkan, selanjutnya memicu serangkaian aktivasi protein komplemen berikutnya (jalur berantai atau cascade). Hasil dari rangkaian reaksi komplemen tersebut menyebabkan lisisnya banyak jenis virus dan sel-sel patogen. Penghancuran sel-sel patogen oleh komplemen yang dipicu oleh pengikatan antibodi antigen disebut jalur klasik. Efek dari fiksasi komplemen, yaitu sebagai berikut.
  • 12.  Opsonisasi, Partikel antigen diselubungi antibodi atau komponen komplemen yang dapat meningkatkan pertautan makrofag ke mikroorganisme sehingga memfasilitasi dan meningkatkan fagositosis.  Sitolisis, Kombinasi dari faktor-faktor komplemen dapat menghancurkan lapisan polisakarida dinding sel patogen sehingga terbentuk lubang-lubang pada membran sel, yang menyebabkan lisozim dapat masuk, sitoplasma keluar, dan sel patogen akan hancur (lisis).  Inflamasi, Produk komplemen berkontribusi dalam inflamasi akut melalui aktivasi sel tiang, basofil, dan trombosit darah.
  • 13. NETRALISASI Netralisasi, terjadi jika antibodi menutup situs determinan antigen sehingga antigen menjadi tidak berbahaya dan sel fagosit dapat mencerna antigen tersebut.
  • 14. AGLUNITASI Aglutinasi (penggumpalan), terjadi jika antigen berupa materi partikel seperti bakteri atau sel-sel darah merah.
  • 15. PRESIPITASI Presipitasi (pengendapan), yaitu pengikatan silang molekul- molekul antigen yang terlarut dalam cairan tubuh. Setelah diendapkan, antigen tersebut dikeluarkan dan dibuang melalui fagositosis.
  • 16. Gambar 1.3 Interaksi antibody dan antigen