SlideShare a Scribd company logo
BILARY SYSTEM
Sistem biliari atau ekskretori dari hati
adalah bagian dari sistem hepar yang
terdiri dari pembuluh-pembuluh empedu
( bile ducts ) dan kandung empedu (gall
Bladder).
Berawal dari lobulus didalam hati/hepar
atau liver sebagai pembuluh-pembuluh
kapiler, menyatu dan menyatu memben-
tuk pembuluh yang lebih besar dan akhir-
nya menjadi duktus hepatikus kanan dan
kiri.
LIVER, GB, PANKREAS DAN
PEMBULUH DARAH
Kedua pembuluh ini keluar dari
hati pada daerah portahepatis dan
bergabung membentuk duktus he
patikus komunis yang selanjutnya
bergabung dengan duktus sisti -
kus membentuk duktus kholedu-
khus ( common bile duct )
Duktus hepatikus dan duktus sistikus
mempunyai panjang kira-kira 1.5 inci
sedangkan duktus kholedukhus lebih-
kurang 3 inci yang selanjutnya berga-
bung dengan duktus pankreatikus dan
masuk kedalam bagian kedua dari duo
denum pada ampulla Vater.
Ujung dari duktus kholedukhus pada
dinding duo denum dikontrol oleh
sebuah otot lingkar yang disebut
sphincter of Oddi.
Selama periode interdigestif, sphincter
berkontraksi sehingga cairan empedu
yang diproduksi oleh sel-sel hepar di
konsentrasikan didalam kdng empedu
(gall bladder) dan disimpan sementara
sampai proses pencernaan didalam
duodenum berlangsung, sehingga
sphincter berrelaksasi dan cairan
empedu turun dari hepar dan kandung
empedu.
Kandung empedu mempunyai
dinding yang tipis dan berben-
tuk menyerupai buah pear adlh
sebuah kantong musculomem
branous dng kapasitas lebih-
kurang 2 ons.
Terletak didalam rgg abdomen
quadran kanan atas menempel
pada permukaan bawah lobus
kanan hepar.
Kandung empedu berfungsi untuk :
•Mengkonsentrasikan cairan empedu
dengan menyerap kandungan airnya.
•Menyimpan cairan empedu selama
periode interdsigestif.
•Mengevakuasi cairan empedu selama
proses pencernaan didalam duode-
num berlangsung.
Kontraksi otot-otot kandung empedu
diaktifkan oleh hormon kholecysto-
kinin yang merupakan hasil sekresi
mukosa duodenum yang dilepaskan
kedalam darah apabila ada zat lemak
memasuki duodenum.
Kandung empedu terdiri dari leher
(neck) yang berlanjut dengn duktus
sistikus, body dan terakhir bagian
yang paling lebar disebut fundus.
Ukuran kandung empedu lebih kurang
panjang 3 –4 inci dan lebarnya 1 inci
pada bagian yang terlebar. Namun ada
yang menyatakan bahwa panjangnya
7-10 cm, lebarnya 3 cm pada fundus
dengan kapasitas 30- 50 ml.
Kandung empedu kadang-kadang
tertanam pada lobus kanan hepar atau
tampak menggantung pada permuka-
an bawah lobus kanan hepar.
KHOLEGRAFI
Kholegrafi adalah istilah yang umum diguna-
kan untuk menunjukkan pemeriksaan radiolo
gi khusus dari traktus biliaris dengan menggu
nakan media kontras positif. Akhir akhir ini
frekwensi pemeriksaan kholegrafi sangat
menurun karena pesatnya perkembangan
ultrazonografi.
KHOLEGRAFI
KHOLESISTOGRAFI KHOLANGIOGRAFI
ORAL KHOLESISTOGRAFI
IV KHOLESISTOGRAFI
IV KHOLANGIOGRAFI
TRANSHEPATIK KHOLANGIOGRAFI
OPERATIF KHOLANGIOGRAFI
POST OPERATIF KHOLANGIOGRAFI
Pemberian media kontras dapat
dilakukan dengan cara :
1. Melalui oral.
2. Melalui injeksi intravena baik bolus maupun
drip infus.
3. Melalui injeksi langsung kedalam pembuluh
empedu misalnya :
Dengan punksi transhepatik.
Bersamaan dengan pelaksanaan operasi.
Melalui drainase tube atau T tube.
LANJUTAN
Media kontras masuk kedalam hepar melalui
dua rute yaitu melalui mulut atau melalui vena
karena hepar disuplai darah dari dua jalan
yaitu arteri hepatika dan vena porta. Didalam
sel-sel hepar bahan kontras mengalami
perubahan biokimia kemudian diekskresikan
bersama cairan empedu.
PEMBERIAN NAMA PEMERIKSAAN
•Berdasarkan rute masuknya media kontras
misalya oral kholesistografi yang berarti pem
berian media kontras melalaui mulut atau iv
kholangiografi yang berarti pemberian media
kontras melalui pembuluh darah
•Berdasarkan daerah atau bagian yang diperik
sa misanlya kholangiografi yang artinya pe-
meriksaan pembuluh empedu atau kholesis
tografi untuk kandung empedu.
TUJUAN PEMERIKSAAN SISTEM
EMPEDU
• Mengevaluasi fungsi hepar dalam mengeks
kresikan cairan empadu.
• Mengevaluasi keadaan / patensi pembuluh-
pembuluh empedu.
• Mengevaluasi kemapuan atau daya kosentra-
si dan daya kontraksi kandung empedu.
INDIKASI PEMERIKSAAN KHOLEGRAFI
• Batu kandung empedu, merupakan penyebab ter-
tinggi dan bervariasi dalam ukuran, bentuk serta
komposisinya. Batu kholesterol murni tampil seba-
gai gambaran negatif filling defects dalam opasitas
cairan empedu, sedangkan batu deposit calsium
akan tampil sebgai gambaran yang solit atau “milk
of bile”.
• Neoplasma/tumor, baik pada biliari sistem maupun
dari organ sekitarnya.
• Stenosis, dapat terjadi karena striktura, batu atau
karena adanya tekanan dari luar.
•Neoplasma/tumor, baik pada biliari
sistem maupun dari organ sekitar
nya.
• Stenosis, yg dapat terjadi karena
striktura, batu atau karena adanya
tekanan dari luar.
LANJUTAN
LANJUTAN
Kholesistografi telah dikembangkan oleh
Graham Cole dan Copher pada tahun
1924 dan tahun 1925.
Perkembangan media kontras untuk
pemeriksaan kholesistografi oral dapat
dilihat pada tabel berikut.
MEDIA KONTRAS UNTUK
KHOLESISTOGRAFI ORAL & IVC.
Tahun Media kontras vissualisasi
___________________________________________
Two-iodinated compounds
1924-1925 Tetrabramaphenalphthalein k.empedu
Tetraiodophenolphthalein k.empedu
1940 Priodax k.empedu
1944 Manophen k.empedu
Three-iodinated compouds
1949 Telepque k.empedu/duktus
1952 Teridax k.empedu/duktus
1960 Biloptin k.empedu/duktus
Oragrafin k.empedu/duktus
1962 Bilopaque k.empedu/duktus
Six-iodinated compouds
1952-1953 Biligrarin forte k.empedu/duktus
Cholografin k.empedu/duktus
1956 Duografin (cholografin k.empedu/duktus plus
methylglucamine plus traktus urinarius
renografin)
Terimakasih
KHOLESISTOGRAFI ORAL
(ORAL CHOLECYSTOGRAPHY)
Kholesistografi oral adalah pemeriksaan
radiologi dari kandung empedu dengan
memasukkan media kontras positif mela
lui mulut dengan pengambilan radiograf
pada periode tertentu.
INSTRUKSI KEPADA PASIEN
Tujuan persiapan pendahuluan dan seluruh
prosedur pemeriksaan yang harus diikuti
oleh pasien dijelaskan agar pasien dapat
bekerja sama untuk keberhasilan pemerik-
saan.
Oleh karena itu Instruksi ini harus dibuat
tertulis yang berisi tentang :
LANJUTAN
1. Persiapan pendahluan traktus intestinal.
2. Diet pendahuluan.
3. Waktu yang tepat untuk meminum media
kontras.
4. Menghindari laksanisasi 12 jam sebelum
meminum media kontras atau 24 jam pre
injeksi media kontras pada IVC
LANJUTAN
5. Menghindari semua makanan baik padat
maupun cair setelah meminum atau inj
mk pada IVC.
6. Lamanya hasil pemeriksaan dapat dite-
rima oleh pasien.
LANJUTAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebe-
lum dilakukan pemeriksaan adalah :
1. Apakah seluruh prosedur persipan telah
diikuti ?
2. Apakah ada reaksi tubuh setelah meminum
media kontras ? Misalnya muntah atau
diarhe.
3. Lamanya pasien berpuasa.
Persiapan traktus gastro intestinal.
1. Laksanisasi 12 jam sebelum pengambilan foto
pendahuluan.
2. Klisme atau enema beberpa jam sebelum
pengambilan foto pendahuluan.
Diet pendahuluan.
1. Makan siang setelah pengambilan foto pendahu-
luan dianjurkan banyak kandungan lemaknya.
2. Makan malam setelah pengambilan foto pendahu-
luan dianjurkan bebas lemak.
3. Media kontras diminum 3 jam setelah makan
malam.
Makanan berlemak (fatty meal).
Makanan berlemak tinggi diberikan kepada
pasien apabila pada radiograf yang diambil
10-14 jam setelah meminum media kontras
nampak kandung empedu terisi media kontras
(umumnya diambil 12 jam).
Pemberian diet ini bertujuan untuk mengeva-
luasi daya kontraksi kandung empedu.
Radiograf diambil 25 menit setelah memakan
makanan berlemak tinggi.
Keberhasilan pemeriksaan tergantung kepada
fungsi integratif dari:
1. Mukosa usus halus menyerap bahan kontras dan
melepaskannya kedalam peredaran darah porta
sebagai kendaraan menuju hati.
2. Sel-sel hati memindahkan bahan kontras dari
darah dan mengekskresikannya bersama cairan
empedu.
LANJUTAN
3. Kandung empedu dalam :
a. mengkonsentrasikan cairan empedu yang
mengandung bahan kontras dengan memi-
sahkannya dari air.
b. menyimpan cairan empedu yang mengan-
dung bahan kontras selama interdigestif.
LANJUTAN
Karena ketergantungan kepada ketiga fungsi
diatas maka pemeriksaan ini tidak dianjurkan
pada gangguan abdomen akut atau gangguan
gastro intestinal yang dapat menghalangi
proses penyerapan dan penyimpanan bahan
kontras.
LANJUTAN
Karena kemmpuannya memvisualkan
pembuluh pembuluh empedu ekstra
hepatal dan kandung empedu sama
baiknya maka kholesistografi dijadikan
prosedur awal pada pemeriksaan
Radiologi biliari sistem.
Prosedur rutin pemeriksaan :
1. Persiapan gastro-intestinal dan kolon.
2. Foto abdomen polos proyeksi AP atau PA.
3. Plain foto abdomen kanan atas, proyeksi LAO
4. Makan siang mengandung lemak, proyeksi LAO.
5. Makan malam bebas lemak, proyeksi LAO.
6. Meminum media kontras 12 jam sebelum pemeriksaan
lanjutan.
.
LANJUTAN
7. Mengambil radiograf 12 jam setelah me-
mi num media kontras dengan proyeksi
LAO.
8. Makan makanan berlemak tinggi setelah
visualisasi media kontras didalam kan-
dung empadu.
9. Mengambil radiograf 25 menit setelah
makan makanan yang berlemak tinggi.
10. Pemeriksaan kholesistgrafi selesai.
Terimakasih
INTRAVENOUS
CHOLANGIOGRAPHY (IVC)
Kholangiografi intravena (intravenous
cholangiography/IVC) adalah pemeriksa
an pembuluh pembuluh empedu dengan
memasukkan media kontras positif me
lalui injeksi intravena.
LANJUTAN
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada
pasien yang telah mengalami kholesistek
tomi . Jika dilakukan pada pasien yang
belum mengalami kholesistektomi adalah
karena alasan :
- kegagalan kholesistografi oral.
- Karena pasien muntah atau diarhe
beberapa saat setelah meminum
kontras.
LANJUTAN
Frekwensi pemeriksaan ini relatif
sangat berkurang karena sering
menimbulkan reaksi yang kurang
enak pada pasien dan karena ada
nya alternatif pemeriksaan yang
lebih aman, misalnya USG .
LANJUTAN
Pada kasus non visualisasi kholesisto
graphy oral, IVC ( kholesistangiografi
intravena ) dilaksanakan pada hari yang
sama agar tidak mengulangi persiapan
pendahuluan tetapi merupakan kelanjut
an dari pemeriksan kholesistografi oral.
LANJUTAN
Persiapan pada pasien yang telah menga-
lami kholesistektomi untuk membersihkan
GI tract dan kolon dapat dilakukan dengan
kombinasi seperti berikut :
•Laksanisasi.
•Diet terbatas.
•Enema.
•Pada pagi hari tidak diberikan sarapan
LANJUTAN
Dengan pemberian media kontras melalui
intravena maka media kontras sampai ke
hati dalam waktu yang relatif singkat,
proses ekskresi berlangsung lebih cepat
sehingga pengambilan radiograf berbeda
dengan kholesistografi oral.
LANJUTAN
Pemberian media kontras dapat dilaku-
kan dengan injeksi bolus atau drip infus
dalam waktu 10 menit bahkan ada yang
melakukannya dalam waktu 1 jam.
LANJUTAN
Beberapa bahan yang harus dipersiapkan
oleh seorang radiografer sebelum pemerik-
saan dimulai adalah sabagai berikut :
• Tourniquet dan handuk.
• Kasa steril atau kapas alkohol.
• Spuit dan jarum suntik/wing needle/infus set.
• Tensimeter dan stetoskop.
• Basin & tissue.
• emergency cart.
LANJUTAN
Proyeksi dan posisi pasien pada pemerik-
saan IVC pembuluh pembuluh empedu
pada pasien yang telah mengalami
kholesistek-tomi.
a). sebelum penyuntikan media kontras:
- Abdomen AP atau PA dengan pasien
berbaring.
- Abdomen kanan atas proyeksi RPO
atau LAO dengan pasien berbaring.
LANJUTAN
b).Sesudah penyuntikan media kontras:
Abdomen kanan atas proyeksi :
- RPO atau LAO 10 menit setelah injeksi.
- RPO atau LAO 20 menit setelah injeksi.
- RPO atau LAO 30 menit setelah injeksi.
- RPO atau LAO 40 menit setelah injeksi.
KHOLESISTANGIOGRAFI INTRAVENA
Proyeksi dan posisi pasien IVC pembuluh
pembuluh & kandung empedu pada pasien
yang belum mengalami kholesistektomi.
a). sebelum dilakukan penyuntikan media
kontras
1. Abdomen AP atau PA dengan pasien
berbaring.
2. Abdomen kanan atas proyeksi RPO atau
LAO dengan pasien berbaring.
LANJUTAN
b). setelah penyuntikan media kontras.
1. Proyeksi RPO atau LAO setiap 10
menit sampai 40 menit setelah
penyuntikan.
2. Proyeksi RPO atau LAO 120 menit
setelah penyuntikan.
c). Setelah makan makanan berlemak
Proyeksi RPO atau LAO 25 menit
setelah makan.
LANJUTAN
Catatan:
Pengambilan radiograf setelah meminum
media kontras positif pada pemeriksaan
kholesistografi oral dan setelah injeksi
media kontras pada pemeriksaan IVC
dapat pula dilakukan dengan fluororadio-
grafi sehingga pengaturan posisi pasien
disesuikan dengan kebutuhan diagnostik.
KONTRA INDIKASI.
1. Penyakit hati yang mana terjadi gang-
guan Ekskresi cairan empedu.
2. Bilirubin tinggi.
3. Pada kasus post kholesistektomi atau
penyakit kuning ( obstruksi jaundice )
dianjurkan pemeriksaan USG.
ORAL AND INTRAVENOUS CHOLEGRAPHY
(KHOLEGRFI ORAL DAN INTRAVENA)
Kebuthan tehnis.
Untuk mendapatkan kwalitas tehnis pada
khole sistogram atupun kholangiografi diper-
lukan hal-hal sebagai berikut :
1. Fokal spot sinar-X harus kecil
2. Intensifying screen harus bersih, tidak
cacat dan kontaknya baik.
LANJUTAN
3. Grid harus dalam kondisi operasional yang
baik.
4. Penggunaan alat-alat fiksasi harus sesuai.
5. Luas lapangan penyinaran harus sesuai
dengan kebutuhan.
6. Pasien harus dalam keadaan rileks dan
menahan nafas selama eksposi berlang-
sung.
LANJUTAN
7. Waktu eksposi harus singkat (tidak lebih
dari setengah detik).
8. Faktor eksposi harus dapat mrnunjukkan
diferensiasi jaringan lunak.
9. Plain foto pada pasien tipe astenik harus
kelihatan agak gelap.
POSISI PASIEN.
Posisi pasien yang konfort adalah salah satu faktor
penting untuk mencegah pergerakan pasien.
Bagian-bagian tubuh yang terangkat harus disuport
dengan spons atau sad bag.
Posisi tubuh diatur sedemikian rupa sehingga
pasien merasa konfort, tidak tegang sehingga otot
abdomen tidak mengalami kontraksi.
Posisi pasien pada foto pendahuluan sebaiknya
diambil dengan pasien prone ( proyeksi PA ).
IMMOBILISASI
Pada proyeksi oblik daerah abdomen
sebaiknya digunakan spons dan
compressing band yang lebar untuk
mencegah pergerakan .
RESPIRASI.
Eksposi rutin dilakukan pada akhir ekspirasi
dan menahan nafas. Karena pada fase ini
pasien bebas dari perasaan tegang.
Sehubungan dengan tipe tubuh pasien dan
kadar lemak tubuh maka letak kandung
empedu akan bergeser kearah lateral-atas
1 – 3 inci pada akhir ekspirasi dan kearah
medial bawah 1 – 3 inci pada akhir inspirasi.
INITIAL RADIOGRAF
Informasi tentang waktu pengambilan
radiograf harus sesuai dengan metode
yang digunakan, misalnya 12 jam post
meal untuk radiograf yang diambil
setelah minum media kontras pada
pemeriksaan kholesistografi oral yang
menunjukkan daya konsentrasi kandung
empedu.
Terimakasih
PERCUTANEOUS TRANSHEPATIC
CHOLANGIOGRAPHY ( PTC ).
PTC adalah istilah yang diterapkan untuk
mengungkapkan tentang metode ketiga
dari pemeriksaan radiografi system biliary
yang dilakukan pre-operative.
Metode pemeriksaan ini menjadi menigkat
frekwensinya sejak diperkenalkan jarum
kurus yang panjang yang dikenal dengan
“ CHIBA”.
LANJUTAN
Pada pemeriksaan ini media kontras positif
dimasukan langsung kedalam pembuluh
empedu melalui jarum chiba yang ditusukan
pada daerah interkostal tubuh dengan posisi
pasien supine.
Jarum ditusukan sejajar dengan permukaan
meja / lantai ruangan dari arah lateral
menuju hilus hepar yang dikontrol melalui
tabir fluoroscopy atau tv monitor.
LANJUTAN
Media kontras disuntikan perlahan-
lahan sambil jarum ditarik sehingga
media kontras mengisi seluruh
pembuluh empedu dan kemudian
diambil serial radiograf sesuai
dengan kebutuhan.
PROSEDUR DRAINASE BILIARY
DAN PENGAMBILAN BATU.
Jika pada PTC atau USG ditemukan pe
lebaran pembuluh-pembuluh empedu
maka radiogist dapat berkonsultasi
dengan dokter pengirim tentang tindak
an pemasangan kateter drainase atau
kateter basket yang dapat digunakan
untuk melakukan ekstraksi pada batu
empedu.
LANJUTAN
Untuk pelaksanaan drainase diperlukan
jarum yang lebih besar pada saat mela-
kukan PTC. Sehingga kemudian dapat
dimasukan baja penunutun dan kateter
untuk memasukkan media kontras
sehinga sumbatan yang terjadi dapat
ditembus yang dapat ditandai dengan
adanya media kontras yang memasuki
duodenum.
LANJUTAN
Kalau sumbatan bukan disebabkan oleh
adanya batu tetapi berupa penyempitan
yang disebabkan karena striktur maka
drainase dapat dipsang dalam waktu yang
panjang sehingga suplai cairan empedu
kedalam duodenum tidak terhambat.
Dengan demikian pelebaran dinding
pembuluh-pembuluh empedu dapat
diatasi
LANJUTAN
Jika sumbatan disebabkan karena adanya
batu kecil maka kateter diganti dengan
kateter basket atau yang memungkinkan
untuk melakukan ekstraksi batu dari
system biliary. Biasanya ekstraksi batu
empedu dilaksanakan setelah pemasangan
kateter drainase berlangsung beberapa
waktu dan pembuluh-pembuluh empedu
sudah tidak terlalu penuh dengan cairan
empedu.
Terimakasih
0PERATIVE CHOLANGIOGRAPHY
.
Pemeriksaan radiografi ini pertama kali
diperkenalkan oleh “Mirizzi” bersamaan
dengan pelak sanaan operasi biliary tract.
Pemeriksaan ini dilakukan mengikuti pelak-
sanaan drainase pada pasien yang tidak
mengalami obstruksi pembuluh biliary.
LANJUTAN
Dengan pemeriksaan ini media kontras
yang dimasukan dapat menampilkan
gambaran pembuluh-pembuluh empedu
intra hepatal dan ekstra hepatal sama
baiknya.
LANJUTAN
Pemeriksaan operative cholangiography
bermanfaat untuk mengevaluasi caliber
pembuluh empedu dan status fungsi
sphincter of Oddi.
Untuk menunjukkan keberadaan calculi
yang tak teraba pada palpasi.
LANJUTAN
Untuk menunjukkan adanya neo
plasma yang kecil intraluminal dan
striktura atau pelebaran pembuluh.
Kadang-kadang pada pemeriksaan
metode ini kelihatan media kontras
reflux kedalam duktus panckreatikus
USG GB
POST OPERATIVE (T-tube)
CHOLANGIOGRAPHY
Adalah istilah Radiologi yang digunakan
untuk mengungkapkan pemeriksaan
traktus biliaris dengan memasukkan
media kontras (+) melalui T-tube shaped
yang telah terpasang sebagai drainase
setelah Kholesistektomi. Pemeriksaan ini
dilakukan di bagian Radiologi beberapa
hari setelah operasi.
TUJUAN
1. Mengevaluasi kaliber dan patensi pembu
luh empedu.
2. Status dari sphincter hepato-pancreatik
ampulla.
3. Melihat batu residu batu yang tak teraba
waktu palpasi.
4. Kondisi phatologis lainnya.
PERSIAPAN
1. Drainage tube diklemp sehari sebelum
pemeriksaan dilakukan agar tidak
terjadi gelembung udara didalam
duktus yang dapat berkesan batu
kholesterol.
2. The preceding meal is withheld.
3. Jika perlu lakukan enema satu jam
sebelum pemeriksaan.
MEDIA KONTRAS
Media kontras pada pemeriksaan
post operative cholangiography
digunakan media kontras iodium
dengan konsentrasi 25 – 30 %,
karena kalau konsentrasi lebih
tinggi batu yang kecil akan hilang.
Biasanya digunakan media
kontras kelompok urografi karena
lebih mudah diekskresikan ginjal.
PROYEKSI DAN POSITIONING
1. Foto pendahuluan Abdomen polos.
2. Media kontras dimasukkan melalui T-
tube dan dikontrol melalui tv monitor.
3. Dibuat radiograf serial dengan proyeksi
RPO (oblik AP) dengan fokus abdomen
kuadran atas kanan sesuai kebutuhan.
4. Klemp dilepas seteleh pemotretan
selesai.
Abdomen trans Th 12
T12
A. gall bladder
B. stomach (pyloric region
C. jejeunum
D. right lobe of liver
E. portal vein
F. diaphram - right crus
G. aorta
H. pancreas
I. splenic vein
gALL BLADDER & LIVER
Kholesistografi oral 12 jam seteleh
minum media kontras
• F:Foto000.jpg
Gambaran batu-batu empedu
• F:Foto001.jpg Iga X kanan
Corpus of GB
Fundus of GB
Corpus of vert
Neck of GB
Right Kidney
Gall Bladder
Gambaran batu empedu 14 jam
• F:Foto002.jpg
Gambaran batu emprdu post fat
• F:Foto003.jpg
Gambaran batu-batu empedu
tanpa kontras
• F:Foto004.jpg
Gambaran k.empedu 16 jam
• F:Foto005.jpg
Gall bladder 15 menit post fat
• F:Foto006.jpg
Gall bladder 25 menit post fat
• F:Foto007.jpg Iga XII kanan
Corpus vert
Ductus hepaticus
Ductus cysticus
Neck
Ductus choleduchus
Corpus
Gall Bladder
Fundus
Gall bladder 2 jam setelah iv
kontras
• F:Foto008.jpg
Gall bladder 10 menit post fat
• F:Foto009.jpg
Duktus intra hepatal sebelum
operasi
• F:Foto013.jpg
Operative cholangiography
• F:Foto012.jpg
Duktus intra hepatal saat operasi
• F:Foto014.jpg
Kholagiogram retrograde normal
pada orang tua (ercp)
• F:Foto015.jpg 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Variasi normal duktus
Wirsungianus
• F:Foto017.jpg
Gambaran duktus kholedukhus
dan pangkreas ventralis
• F:Foto018.jpg
ERCP pada karsinoma kaput
pangkreas
• F:Foto019.jpg
Gambaran polip k.empedu
• F:Foto020.jpg
Polip k.empedu dan
kholesistolithiasis
• F:Foto021.jpg
Dambaran k.empedu yang
mengkerut
• F:Foto022.jpg
Gambaran tumor k.empedu
• F:Foto023.jpg
GB PADA CT SCAN
Terimakasaih

More Related Content

Similar to BILARY.ppt

PPT FAISOL ROHMAN.pptx
PPT FAISOL ROHMAN.pptxPPT FAISOL ROHMAN.pptx
PPT FAISOL ROHMAN.pptx
RosihanBahtiar
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileusrakkas
 
Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
pjj_kemenkes
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
Kampus-Sakinah
 
Materi 6 Perkemihan 1.ppt
Materi 6 Perkemihan 1.pptMateri 6 Perkemihan 1.ppt
Materi 6 Perkemihan 1.ppt
MuhammadRezaPahlevi23
 
Rbd ileus fix
Rbd ileus fix Rbd ileus fix
Rbd ileus fix
DhianSeptiani1
 
peran usg pada hepatobilier tugas reading gastro.pptx
peran usg pada hepatobilier tugas reading gastro.pptxperan usg pada hepatobilier tugas reading gastro.pptx
peran usg pada hepatobilier tugas reading gastro.pptx
PutraBasmayus
 
Makalah gastroenterohepatologi
Makalah gastroenterohepatologiMakalah gastroenterohepatologi
Makalah gastroenterohepatologi
Septian Muna Barakati
 
3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan
TiaraAudia2
 
anfis-perkemihan.ppt
anfis-perkemihan.pptanfis-perkemihan.ppt
anfis-perkemihan.ppt
LauraHutagalung1
 
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusiaMakalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusia
miamirna
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
pjj_kemenkes
 
Prediksi bio kelas xi ipa smt 2 2015
Prediksi bio  kelas xi ipa smt 2   2015Prediksi bio  kelas xi ipa smt 2   2015
Prediksi bio kelas xi ipa smt 2 2015
Hana Kamilah
 
Persiapan Hemodialisis.pptx
Persiapan Hemodialisis.pptxPersiapan Hemodialisis.pptx
Persiapan Hemodialisis.pptx
YuyunRasulong1
 
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)Yolly Finolla
 
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJALANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL

Similar to BILARY.ppt (20)

PPT FAISOL ROHMAN.pptx
PPT FAISOL ROHMAN.pptxPPT FAISOL ROHMAN.pptx
PPT FAISOL ROHMAN.pptx
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileus
 
Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
Materi 6 Perkemihan 1.ppt
Materi 6 Perkemihan 1.pptMateri 6 Perkemihan 1.ppt
Materi 6 Perkemihan 1.ppt
 
Rbd ileus fix
Rbd ileus fix Rbd ileus fix
Rbd ileus fix
 
Sistem hepatopancreatiko
Sistem hepatopancreatikoSistem hepatopancreatiko
Sistem hepatopancreatiko
 
peran usg pada hepatobilier tugas reading gastro.pptx
peran usg pada hepatobilier tugas reading gastro.pptxperan usg pada hepatobilier tugas reading gastro.pptx
peran usg pada hepatobilier tugas reading gastro.pptx
 
Makalah gastroenterohepatologi
Makalah gastroenterohepatologiMakalah gastroenterohepatologi
Makalah gastroenterohepatologi
 
3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
anfis-perkemihan.ppt
anfis-perkemihan.pptanfis-perkemihan.ppt
anfis-perkemihan.ppt
 
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusiaMakalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusia
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
 
Prediksi bio kelas xi ipa smt 2 2015
Prediksi bio  kelas xi ipa smt 2   2015Prediksi bio  kelas xi ipa smt 2   2015
Prediksi bio kelas xi ipa smt 2 2015
 
Persiapan Hemodialisis.pptx
Persiapan Hemodialisis.pptxPersiapan Hemodialisis.pptx
Persiapan Hemodialisis.pptx
 
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
 
Asuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsiaAsuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsia
 
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJALANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
 
apendisitis.pptx
apendisitis.pptxapendisitis.pptx
apendisitis.pptx
 

Recently uploaded

Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
 

Recently uploaded (8)

Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 

BILARY.ppt

  • 2. Sistem biliari atau ekskretori dari hati adalah bagian dari sistem hepar yang terdiri dari pembuluh-pembuluh empedu ( bile ducts ) dan kandung empedu (gall Bladder). Berawal dari lobulus didalam hati/hepar atau liver sebagai pembuluh-pembuluh kapiler, menyatu dan menyatu memben- tuk pembuluh yang lebih besar dan akhir- nya menjadi duktus hepatikus kanan dan kiri.
  • 3. LIVER, GB, PANKREAS DAN PEMBULUH DARAH
  • 4. Kedua pembuluh ini keluar dari hati pada daerah portahepatis dan bergabung membentuk duktus he patikus komunis yang selanjutnya bergabung dengan duktus sisti - kus membentuk duktus kholedu- khus ( common bile duct )
  • 5. Duktus hepatikus dan duktus sistikus mempunyai panjang kira-kira 1.5 inci sedangkan duktus kholedukhus lebih- kurang 3 inci yang selanjutnya berga- bung dengan duktus pankreatikus dan masuk kedalam bagian kedua dari duo denum pada ampulla Vater. Ujung dari duktus kholedukhus pada dinding duo denum dikontrol oleh sebuah otot lingkar yang disebut sphincter of Oddi.
  • 6.
  • 7. Selama periode interdigestif, sphincter berkontraksi sehingga cairan empedu yang diproduksi oleh sel-sel hepar di konsentrasikan didalam kdng empedu (gall bladder) dan disimpan sementara sampai proses pencernaan didalam duodenum berlangsung, sehingga sphincter berrelaksasi dan cairan empedu turun dari hepar dan kandung empedu.
  • 8. Kandung empedu mempunyai dinding yang tipis dan berben- tuk menyerupai buah pear adlh sebuah kantong musculomem branous dng kapasitas lebih- kurang 2 ons. Terletak didalam rgg abdomen quadran kanan atas menempel pada permukaan bawah lobus kanan hepar.
  • 9. Kandung empedu berfungsi untuk : •Mengkonsentrasikan cairan empedu dengan menyerap kandungan airnya. •Menyimpan cairan empedu selama periode interdsigestif. •Mengevakuasi cairan empedu selama proses pencernaan didalam duode- num berlangsung.
  • 10. Kontraksi otot-otot kandung empedu diaktifkan oleh hormon kholecysto- kinin yang merupakan hasil sekresi mukosa duodenum yang dilepaskan kedalam darah apabila ada zat lemak memasuki duodenum. Kandung empedu terdiri dari leher (neck) yang berlanjut dengn duktus sistikus, body dan terakhir bagian yang paling lebar disebut fundus.
  • 11. Ukuran kandung empedu lebih kurang panjang 3 –4 inci dan lebarnya 1 inci pada bagian yang terlebar. Namun ada yang menyatakan bahwa panjangnya 7-10 cm, lebarnya 3 cm pada fundus dengan kapasitas 30- 50 ml. Kandung empedu kadang-kadang tertanam pada lobus kanan hepar atau tampak menggantung pada permuka- an bawah lobus kanan hepar.
  • 12. KHOLEGRAFI Kholegrafi adalah istilah yang umum diguna- kan untuk menunjukkan pemeriksaan radiolo gi khusus dari traktus biliaris dengan menggu nakan media kontras positif. Akhir akhir ini frekwensi pemeriksaan kholegrafi sangat menurun karena pesatnya perkembangan ultrazonografi.
  • 13. KHOLEGRAFI KHOLESISTOGRAFI KHOLANGIOGRAFI ORAL KHOLESISTOGRAFI IV KHOLESISTOGRAFI IV KHOLANGIOGRAFI TRANSHEPATIK KHOLANGIOGRAFI OPERATIF KHOLANGIOGRAFI POST OPERATIF KHOLANGIOGRAFI
  • 14. Pemberian media kontras dapat dilakukan dengan cara : 1. Melalui oral. 2. Melalui injeksi intravena baik bolus maupun drip infus. 3. Melalui injeksi langsung kedalam pembuluh empedu misalnya : Dengan punksi transhepatik. Bersamaan dengan pelaksanaan operasi. Melalui drainase tube atau T tube.
  • 15. LANJUTAN Media kontras masuk kedalam hepar melalui dua rute yaitu melalui mulut atau melalui vena karena hepar disuplai darah dari dua jalan yaitu arteri hepatika dan vena porta. Didalam sel-sel hepar bahan kontras mengalami perubahan biokimia kemudian diekskresikan bersama cairan empedu.
  • 16. PEMBERIAN NAMA PEMERIKSAAN •Berdasarkan rute masuknya media kontras misalya oral kholesistografi yang berarti pem berian media kontras melalaui mulut atau iv kholangiografi yang berarti pemberian media kontras melalui pembuluh darah •Berdasarkan daerah atau bagian yang diperik sa misanlya kholangiografi yang artinya pe- meriksaan pembuluh empedu atau kholesis tografi untuk kandung empedu.
  • 17. TUJUAN PEMERIKSAAN SISTEM EMPEDU • Mengevaluasi fungsi hepar dalam mengeks kresikan cairan empadu. • Mengevaluasi keadaan / patensi pembuluh- pembuluh empedu. • Mengevaluasi kemapuan atau daya kosentra- si dan daya kontraksi kandung empedu.
  • 18. INDIKASI PEMERIKSAAN KHOLEGRAFI • Batu kandung empedu, merupakan penyebab ter- tinggi dan bervariasi dalam ukuran, bentuk serta komposisinya. Batu kholesterol murni tampil seba- gai gambaran negatif filling defects dalam opasitas cairan empedu, sedangkan batu deposit calsium akan tampil sebgai gambaran yang solit atau “milk of bile”. • Neoplasma/tumor, baik pada biliari sistem maupun dari organ sekitarnya. • Stenosis, dapat terjadi karena striktura, batu atau karena adanya tekanan dari luar.
  • 19. •Neoplasma/tumor, baik pada biliari sistem maupun dari organ sekitar nya. • Stenosis, yg dapat terjadi karena striktura, batu atau karena adanya tekanan dari luar. LANJUTAN
  • 20. LANJUTAN Kholesistografi telah dikembangkan oleh Graham Cole dan Copher pada tahun 1924 dan tahun 1925. Perkembangan media kontras untuk pemeriksaan kholesistografi oral dapat dilihat pada tabel berikut.
  • 21. MEDIA KONTRAS UNTUK KHOLESISTOGRAFI ORAL & IVC. Tahun Media kontras vissualisasi ___________________________________________ Two-iodinated compounds 1924-1925 Tetrabramaphenalphthalein k.empedu Tetraiodophenolphthalein k.empedu 1940 Priodax k.empedu 1944 Manophen k.empedu Three-iodinated compouds 1949 Telepque k.empedu/duktus 1952 Teridax k.empedu/duktus 1960 Biloptin k.empedu/duktus Oragrafin k.empedu/duktus 1962 Bilopaque k.empedu/duktus Six-iodinated compouds 1952-1953 Biligrarin forte k.empedu/duktus Cholografin k.empedu/duktus 1956 Duografin (cholografin k.empedu/duktus plus methylglucamine plus traktus urinarius renografin)
  • 23. KHOLESISTOGRAFI ORAL (ORAL CHOLECYSTOGRAPHY) Kholesistografi oral adalah pemeriksaan radiologi dari kandung empedu dengan memasukkan media kontras positif mela lui mulut dengan pengambilan radiograf pada periode tertentu.
  • 24. INSTRUKSI KEPADA PASIEN Tujuan persiapan pendahuluan dan seluruh prosedur pemeriksaan yang harus diikuti oleh pasien dijelaskan agar pasien dapat bekerja sama untuk keberhasilan pemerik- saan. Oleh karena itu Instruksi ini harus dibuat tertulis yang berisi tentang :
  • 25. LANJUTAN 1. Persiapan pendahluan traktus intestinal. 2. Diet pendahuluan. 3. Waktu yang tepat untuk meminum media kontras. 4. Menghindari laksanisasi 12 jam sebelum meminum media kontras atau 24 jam pre injeksi media kontras pada IVC
  • 26. LANJUTAN 5. Menghindari semua makanan baik padat maupun cair setelah meminum atau inj mk pada IVC. 6. Lamanya hasil pemeriksaan dapat dite- rima oleh pasien.
  • 27. LANJUTAN Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebe- lum dilakukan pemeriksaan adalah : 1. Apakah seluruh prosedur persipan telah diikuti ? 2. Apakah ada reaksi tubuh setelah meminum media kontras ? Misalnya muntah atau diarhe. 3. Lamanya pasien berpuasa.
  • 28. Persiapan traktus gastro intestinal. 1. Laksanisasi 12 jam sebelum pengambilan foto pendahuluan. 2. Klisme atau enema beberpa jam sebelum pengambilan foto pendahuluan. Diet pendahuluan. 1. Makan siang setelah pengambilan foto pendahu- luan dianjurkan banyak kandungan lemaknya. 2. Makan malam setelah pengambilan foto pendahu- luan dianjurkan bebas lemak. 3. Media kontras diminum 3 jam setelah makan malam.
  • 29. Makanan berlemak (fatty meal). Makanan berlemak tinggi diberikan kepada pasien apabila pada radiograf yang diambil 10-14 jam setelah meminum media kontras nampak kandung empedu terisi media kontras (umumnya diambil 12 jam). Pemberian diet ini bertujuan untuk mengeva- luasi daya kontraksi kandung empedu. Radiograf diambil 25 menit setelah memakan makanan berlemak tinggi.
  • 30. Keberhasilan pemeriksaan tergantung kepada fungsi integratif dari: 1. Mukosa usus halus menyerap bahan kontras dan melepaskannya kedalam peredaran darah porta sebagai kendaraan menuju hati. 2. Sel-sel hati memindahkan bahan kontras dari darah dan mengekskresikannya bersama cairan empedu.
  • 31. LANJUTAN 3. Kandung empedu dalam : a. mengkonsentrasikan cairan empedu yang mengandung bahan kontras dengan memi- sahkannya dari air. b. menyimpan cairan empedu yang mengan- dung bahan kontras selama interdigestif.
  • 32. LANJUTAN Karena ketergantungan kepada ketiga fungsi diatas maka pemeriksaan ini tidak dianjurkan pada gangguan abdomen akut atau gangguan gastro intestinal yang dapat menghalangi proses penyerapan dan penyimpanan bahan kontras.
  • 33. LANJUTAN Karena kemmpuannya memvisualkan pembuluh pembuluh empedu ekstra hepatal dan kandung empedu sama baiknya maka kholesistografi dijadikan prosedur awal pada pemeriksaan Radiologi biliari sistem.
  • 34. Prosedur rutin pemeriksaan : 1. Persiapan gastro-intestinal dan kolon. 2. Foto abdomen polos proyeksi AP atau PA. 3. Plain foto abdomen kanan atas, proyeksi LAO 4. Makan siang mengandung lemak, proyeksi LAO. 5. Makan malam bebas lemak, proyeksi LAO. 6. Meminum media kontras 12 jam sebelum pemeriksaan lanjutan. .
  • 35. LANJUTAN 7. Mengambil radiograf 12 jam setelah me- mi num media kontras dengan proyeksi LAO. 8. Makan makanan berlemak tinggi setelah visualisasi media kontras didalam kan- dung empadu. 9. Mengambil radiograf 25 menit setelah makan makanan yang berlemak tinggi. 10. Pemeriksaan kholesistgrafi selesai.
  • 37. INTRAVENOUS CHOLANGIOGRAPHY (IVC) Kholangiografi intravena (intravenous cholangiography/IVC) adalah pemeriksa an pembuluh pembuluh empedu dengan memasukkan media kontras positif me lalui injeksi intravena.
  • 38. LANJUTAN Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada pasien yang telah mengalami kholesistek tomi . Jika dilakukan pada pasien yang belum mengalami kholesistektomi adalah karena alasan : - kegagalan kholesistografi oral. - Karena pasien muntah atau diarhe beberapa saat setelah meminum kontras.
  • 39. LANJUTAN Frekwensi pemeriksaan ini relatif sangat berkurang karena sering menimbulkan reaksi yang kurang enak pada pasien dan karena ada nya alternatif pemeriksaan yang lebih aman, misalnya USG .
  • 40. LANJUTAN Pada kasus non visualisasi kholesisto graphy oral, IVC ( kholesistangiografi intravena ) dilaksanakan pada hari yang sama agar tidak mengulangi persiapan pendahuluan tetapi merupakan kelanjut an dari pemeriksan kholesistografi oral.
  • 41. LANJUTAN Persiapan pada pasien yang telah menga- lami kholesistektomi untuk membersihkan GI tract dan kolon dapat dilakukan dengan kombinasi seperti berikut : •Laksanisasi. •Diet terbatas. •Enema. •Pada pagi hari tidak diberikan sarapan
  • 42. LANJUTAN Dengan pemberian media kontras melalui intravena maka media kontras sampai ke hati dalam waktu yang relatif singkat, proses ekskresi berlangsung lebih cepat sehingga pengambilan radiograf berbeda dengan kholesistografi oral.
  • 43. LANJUTAN Pemberian media kontras dapat dilaku- kan dengan injeksi bolus atau drip infus dalam waktu 10 menit bahkan ada yang melakukannya dalam waktu 1 jam.
  • 44. LANJUTAN Beberapa bahan yang harus dipersiapkan oleh seorang radiografer sebelum pemerik- saan dimulai adalah sabagai berikut : • Tourniquet dan handuk. • Kasa steril atau kapas alkohol. • Spuit dan jarum suntik/wing needle/infus set. • Tensimeter dan stetoskop. • Basin & tissue. • emergency cart.
  • 45. LANJUTAN Proyeksi dan posisi pasien pada pemerik- saan IVC pembuluh pembuluh empedu pada pasien yang telah mengalami kholesistek-tomi. a). sebelum penyuntikan media kontras: - Abdomen AP atau PA dengan pasien berbaring. - Abdomen kanan atas proyeksi RPO atau LAO dengan pasien berbaring.
  • 46. LANJUTAN b).Sesudah penyuntikan media kontras: Abdomen kanan atas proyeksi : - RPO atau LAO 10 menit setelah injeksi. - RPO atau LAO 20 menit setelah injeksi. - RPO atau LAO 30 menit setelah injeksi. - RPO atau LAO 40 menit setelah injeksi.
  • 47. KHOLESISTANGIOGRAFI INTRAVENA Proyeksi dan posisi pasien IVC pembuluh pembuluh & kandung empedu pada pasien yang belum mengalami kholesistektomi. a). sebelum dilakukan penyuntikan media kontras 1. Abdomen AP atau PA dengan pasien berbaring. 2. Abdomen kanan atas proyeksi RPO atau LAO dengan pasien berbaring.
  • 48. LANJUTAN b). setelah penyuntikan media kontras. 1. Proyeksi RPO atau LAO setiap 10 menit sampai 40 menit setelah penyuntikan. 2. Proyeksi RPO atau LAO 120 menit setelah penyuntikan. c). Setelah makan makanan berlemak Proyeksi RPO atau LAO 25 menit setelah makan.
  • 49. LANJUTAN Catatan: Pengambilan radiograf setelah meminum media kontras positif pada pemeriksaan kholesistografi oral dan setelah injeksi media kontras pada pemeriksaan IVC dapat pula dilakukan dengan fluororadio- grafi sehingga pengaturan posisi pasien disesuikan dengan kebutuhan diagnostik.
  • 50. KONTRA INDIKASI. 1. Penyakit hati yang mana terjadi gang- guan Ekskresi cairan empedu. 2. Bilirubin tinggi. 3. Pada kasus post kholesistektomi atau penyakit kuning ( obstruksi jaundice ) dianjurkan pemeriksaan USG.
  • 51. ORAL AND INTRAVENOUS CHOLEGRAPHY (KHOLEGRFI ORAL DAN INTRAVENA) Kebuthan tehnis. Untuk mendapatkan kwalitas tehnis pada khole sistogram atupun kholangiografi diper- lukan hal-hal sebagai berikut : 1. Fokal spot sinar-X harus kecil 2. Intensifying screen harus bersih, tidak cacat dan kontaknya baik.
  • 52. LANJUTAN 3. Grid harus dalam kondisi operasional yang baik. 4. Penggunaan alat-alat fiksasi harus sesuai. 5. Luas lapangan penyinaran harus sesuai dengan kebutuhan. 6. Pasien harus dalam keadaan rileks dan menahan nafas selama eksposi berlang- sung.
  • 53. LANJUTAN 7. Waktu eksposi harus singkat (tidak lebih dari setengah detik). 8. Faktor eksposi harus dapat mrnunjukkan diferensiasi jaringan lunak. 9. Plain foto pada pasien tipe astenik harus kelihatan agak gelap.
  • 54. POSISI PASIEN. Posisi pasien yang konfort adalah salah satu faktor penting untuk mencegah pergerakan pasien. Bagian-bagian tubuh yang terangkat harus disuport dengan spons atau sad bag. Posisi tubuh diatur sedemikian rupa sehingga pasien merasa konfort, tidak tegang sehingga otot abdomen tidak mengalami kontraksi. Posisi pasien pada foto pendahuluan sebaiknya diambil dengan pasien prone ( proyeksi PA ).
  • 55. IMMOBILISASI Pada proyeksi oblik daerah abdomen sebaiknya digunakan spons dan compressing band yang lebar untuk mencegah pergerakan .
  • 56. RESPIRASI. Eksposi rutin dilakukan pada akhir ekspirasi dan menahan nafas. Karena pada fase ini pasien bebas dari perasaan tegang. Sehubungan dengan tipe tubuh pasien dan kadar lemak tubuh maka letak kandung empedu akan bergeser kearah lateral-atas 1 – 3 inci pada akhir ekspirasi dan kearah medial bawah 1 – 3 inci pada akhir inspirasi.
  • 57. INITIAL RADIOGRAF Informasi tentang waktu pengambilan radiograf harus sesuai dengan metode yang digunakan, misalnya 12 jam post meal untuk radiograf yang diambil setelah minum media kontras pada pemeriksaan kholesistografi oral yang menunjukkan daya konsentrasi kandung empedu.
  • 59. PERCUTANEOUS TRANSHEPATIC CHOLANGIOGRAPHY ( PTC ). PTC adalah istilah yang diterapkan untuk mengungkapkan tentang metode ketiga dari pemeriksaan radiografi system biliary yang dilakukan pre-operative. Metode pemeriksaan ini menjadi menigkat frekwensinya sejak diperkenalkan jarum kurus yang panjang yang dikenal dengan “ CHIBA”.
  • 60. LANJUTAN Pada pemeriksaan ini media kontras positif dimasukan langsung kedalam pembuluh empedu melalui jarum chiba yang ditusukan pada daerah interkostal tubuh dengan posisi pasien supine. Jarum ditusukan sejajar dengan permukaan meja / lantai ruangan dari arah lateral menuju hilus hepar yang dikontrol melalui tabir fluoroscopy atau tv monitor.
  • 61. LANJUTAN Media kontras disuntikan perlahan- lahan sambil jarum ditarik sehingga media kontras mengisi seluruh pembuluh empedu dan kemudian diambil serial radiograf sesuai dengan kebutuhan.
  • 62. PROSEDUR DRAINASE BILIARY DAN PENGAMBILAN BATU. Jika pada PTC atau USG ditemukan pe lebaran pembuluh-pembuluh empedu maka radiogist dapat berkonsultasi dengan dokter pengirim tentang tindak an pemasangan kateter drainase atau kateter basket yang dapat digunakan untuk melakukan ekstraksi pada batu empedu.
  • 63. LANJUTAN Untuk pelaksanaan drainase diperlukan jarum yang lebih besar pada saat mela- kukan PTC. Sehingga kemudian dapat dimasukan baja penunutun dan kateter untuk memasukkan media kontras sehinga sumbatan yang terjadi dapat ditembus yang dapat ditandai dengan adanya media kontras yang memasuki duodenum.
  • 64. LANJUTAN Kalau sumbatan bukan disebabkan oleh adanya batu tetapi berupa penyempitan yang disebabkan karena striktur maka drainase dapat dipsang dalam waktu yang panjang sehingga suplai cairan empedu kedalam duodenum tidak terhambat. Dengan demikian pelebaran dinding pembuluh-pembuluh empedu dapat diatasi
  • 65. LANJUTAN Jika sumbatan disebabkan karena adanya batu kecil maka kateter diganti dengan kateter basket atau yang memungkinkan untuk melakukan ekstraksi batu dari system biliary. Biasanya ekstraksi batu empedu dilaksanakan setelah pemasangan kateter drainase berlangsung beberapa waktu dan pembuluh-pembuluh empedu sudah tidak terlalu penuh dengan cairan empedu.
  • 67. 0PERATIVE CHOLANGIOGRAPHY . Pemeriksaan radiografi ini pertama kali diperkenalkan oleh “Mirizzi” bersamaan dengan pelak sanaan operasi biliary tract. Pemeriksaan ini dilakukan mengikuti pelak- sanaan drainase pada pasien yang tidak mengalami obstruksi pembuluh biliary.
  • 68. LANJUTAN Dengan pemeriksaan ini media kontras yang dimasukan dapat menampilkan gambaran pembuluh-pembuluh empedu intra hepatal dan ekstra hepatal sama baiknya.
  • 69. LANJUTAN Pemeriksaan operative cholangiography bermanfaat untuk mengevaluasi caliber pembuluh empedu dan status fungsi sphincter of Oddi. Untuk menunjukkan keberadaan calculi yang tak teraba pada palpasi.
  • 70. LANJUTAN Untuk menunjukkan adanya neo plasma yang kecil intraluminal dan striktura atau pelebaran pembuluh. Kadang-kadang pada pemeriksaan metode ini kelihatan media kontras reflux kedalam duktus panckreatikus
  • 72. POST OPERATIVE (T-tube) CHOLANGIOGRAPHY Adalah istilah Radiologi yang digunakan untuk mengungkapkan pemeriksaan traktus biliaris dengan memasukkan media kontras (+) melalui T-tube shaped yang telah terpasang sebagai drainase setelah Kholesistektomi. Pemeriksaan ini dilakukan di bagian Radiologi beberapa hari setelah operasi.
  • 73. TUJUAN 1. Mengevaluasi kaliber dan patensi pembu luh empedu. 2. Status dari sphincter hepato-pancreatik ampulla. 3. Melihat batu residu batu yang tak teraba waktu palpasi. 4. Kondisi phatologis lainnya.
  • 74. PERSIAPAN 1. Drainage tube diklemp sehari sebelum pemeriksaan dilakukan agar tidak terjadi gelembung udara didalam duktus yang dapat berkesan batu kholesterol. 2. The preceding meal is withheld. 3. Jika perlu lakukan enema satu jam sebelum pemeriksaan.
  • 75. MEDIA KONTRAS Media kontras pada pemeriksaan post operative cholangiography digunakan media kontras iodium dengan konsentrasi 25 – 30 %, karena kalau konsentrasi lebih tinggi batu yang kecil akan hilang. Biasanya digunakan media kontras kelompok urografi karena lebih mudah diekskresikan ginjal.
  • 76. PROYEKSI DAN POSITIONING 1. Foto pendahuluan Abdomen polos. 2. Media kontras dimasukkan melalui T- tube dan dikontrol melalui tv monitor. 3. Dibuat radiograf serial dengan proyeksi RPO (oblik AP) dengan fokus abdomen kuadran atas kanan sesuai kebutuhan. 4. Klemp dilepas seteleh pemotretan selesai.
  • 77. Abdomen trans Th 12 T12 A. gall bladder B. stomach (pyloric region C. jejeunum D. right lobe of liver E. portal vein F. diaphram - right crus G. aorta H. pancreas I. splenic vein
  • 78. gALL BLADDER & LIVER
  • 79. Kholesistografi oral 12 jam seteleh minum media kontras • F:Foto000.jpg
  • 80. Gambaran batu-batu empedu • F:Foto001.jpg Iga X kanan Corpus of GB Fundus of GB Corpus of vert Neck of GB Right Kidney Gall Bladder
  • 81. Gambaran batu empedu 14 jam • F:Foto002.jpg
  • 82. Gambaran batu emprdu post fat • F:Foto003.jpg
  • 83. Gambaran batu-batu empedu tanpa kontras • F:Foto004.jpg
  • 84. Gambaran k.empedu 16 jam • F:Foto005.jpg
  • 85. Gall bladder 15 menit post fat • F:Foto006.jpg
  • 86. Gall bladder 25 menit post fat • F:Foto007.jpg Iga XII kanan Corpus vert Ductus hepaticus Ductus cysticus Neck Ductus choleduchus Corpus Gall Bladder Fundus
  • 87. Gall bladder 2 jam setelah iv kontras • F:Foto008.jpg
  • 88. Gall bladder 10 menit post fat • F:Foto009.jpg
  • 89. Duktus intra hepatal sebelum operasi • F:Foto013.jpg
  • 91. Duktus intra hepatal saat operasi • F:Foto014.jpg
  • 92. Kholagiogram retrograde normal pada orang tua (ercp) • F:Foto015.jpg 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
  • 94. Gambaran duktus kholedukhus dan pangkreas ventralis • F:Foto018.jpg
  • 95. ERCP pada karsinoma kaput pangkreas • F:Foto019.jpg
  • 100. GB PADA CT SCAN