Best Practice Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Berorientasi HOTS untuk Mencapai Kecakapan Abad 21 pada Pembelajaran Teknik Pengolahan Audio Video materi Alur Proses Pembuatan Video Pendek di SMKN 4 Banjarbaru
Borang uji kinerja mencakup portofolio penelitian, refleksi diri, informasi baru, inovasi, prestasi, dan pengabdian. Portofolio penelitian meliputi judul, jenis karya, tempat publikasi, dan tahun terbit. Refleksi diri berisi permasalahan dan perbaikan yang dilakukan. Informasi baru terdiri atas workshop, pelatihan, seminar, dan webinar. Inovasi berupa video pembelajaran matematika. Pengabdian meliputi per
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) memberikan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang ditetapkan pemerintah serta memberikan otonomi kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai karakteristiknya. Proses penyusunan KOSP melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan menganalisis konteks sekolah.
Laporan ini membahas pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan 2 (PPL 2) selama dua bulan di SMP Negeri 3 Patebon. Laporan ini berisi pendahuluan, landasan teori, pelaksanaan PPL 2, dan penutup yang mencakup simpulan dan saran."
Panduan ini membahas penilaian dalam Kurikulum 2013 di sekolah dasar, meliputi pengertian penilaian, karakteristiknya seperti belajar tuntas, penilaian berkelanjutan, dan penilaian otentik. Panduan ini bertujuan memfasilitasi guru dan orang tua dalam merancang dan memahami hasil penilaian.
Panduan ini membahas penilaian dalam Kurikulum 2013 di sekolah dasar, meliputi pengertian dan jenis-jenis penilaian seperti penilaian otentik, portofolio, ulangan harian dan akhir semester. Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dan memberikan tindak lanjut berupa program remedial atau pengayaan.
Panduan ini membahas penilaian dalam Kurikulum 2013 di sekolah dasar, meliputi pengertian penilaian, karakteristiknya seperti belajar tuntas, penilaian berkelanjutan, dan penilaian otentik. Panduan ini bertujuan memfasilitasi guru dan orang tua dalam merancang dan memahami hasil penilaian.
Borang uji kinerja mencakup portofolio penelitian, refleksi diri, informasi baru, inovasi, prestasi, dan pengabdian. Portofolio penelitian meliputi judul, jenis karya, tempat publikasi, dan tahun terbit. Refleksi diri berisi permasalahan dan perbaikan yang dilakukan. Informasi baru terdiri atas workshop, pelatihan, seminar, dan webinar. Inovasi berupa video pembelajaran matematika. Pengabdian meliputi per
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) memberikan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang ditetapkan pemerintah serta memberikan otonomi kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai karakteristiknya. Proses penyusunan KOSP melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan menganalisis konteks sekolah.
Laporan ini membahas pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan 2 (PPL 2) selama dua bulan di SMP Negeri 3 Patebon. Laporan ini berisi pendahuluan, landasan teori, pelaksanaan PPL 2, dan penutup yang mencakup simpulan dan saran."
Panduan ini membahas penilaian dalam Kurikulum 2013 di sekolah dasar, meliputi pengertian penilaian, karakteristiknya seperti belajar tuntas, penilaian berkelanjutan, dan penilaian otentik. Panduan ini bertujuan memfasilitasi guru dan orang tua dalam merancang dan memahami hasil penilaian.
Panduan ini membahas penilaian dalam Kurikulum 2013 di sekolah dasar, meliputi pengertian dan jenis-jenis penilaian seperti penilaian otentik, portofolio, ulangan harian dan akhir semester. Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dan memberikan tindak lanjut berupa program remedial atau pengayaan.
Panduan ini membahas penilaian dalam Kurikulum 2013 di sekolah dasar, meliputi pengertian penilaian, karakteristiknya seperti belajar tuntas, penilaian berkelanjutan, dan penilaian otentik. Panduan ini bertujuan memfasilitasi guru dan orang tua dalam merancang dan memahami hasil penilaian.
Program pengembangan keprofesian berkelanjutan kepala sekolah moda tatap muka bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam manajerial, supervisi, dan kewirausahaan melalui serangkaian pelatihan selama 2 bulan yang mencakup perencanaan dan pengembangan sekolah, supervisi akademik, serta penerapan langsung di sekolah.
Secara umum best practice itu memberikan gambaran bahwa ada langkah-langkah inovatif untuk memecahkan permasalahan tertentu. Oleh karena itu harus digambarkan secara jelas dan logis, bagaimana langkah inovasi itu bisa dilakukan di daerah/tempat tugas
Contoh laporan lokakarya pendidikan guru penggerakWinaldiSatria
Laporan kegiatan lokakarya 1 program pendidikan guru penggerak bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan lokakarya telah dilaksanakan dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku. Lokakarya dilakukan berdasarkan petunjuk moderasi yang tersedia. Lokakarya 1 memuat tentang kegiatan pendampingan calon guru penggerak tentang membuat dan membentuk komunitas praktisi
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tikNandang Sukmara
Pembelajaran kontekstual berbasis TIK adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan nyata siswa dengan bantuan perangkat elektronik seperti komputer, LCD, dan internet. Pendekatan ini bertujuan membuat siswa memahami dan mampu menerapkan konsep pelajaran dalam kehidupan sehari-hari."
Laporan pertanggungjawaban Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Teknokrat Indonesia periode 2021-2022 menyajikan program dan kegiatan yang dilaksanakan serta pencapaian dan hambatan yang dihadapi selama masa kepengurusan. Laporan ini bertujuan untuk evaluasi kinerja dan acuan bagi pengurus berikutnya.
Penerapan pembelajaran berbasis HOTS pada materi relasi di kelas VIII SMP Citra Cemara dengan model pembelajaran discovery learning. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan menyenangkan proses pembelajaran. Metode discovery learning dilaksanakan dengan memberikan permasalahan kepada siswa untuk menemukan konsep secara mandiri melalui diskusi kelompok dan presentasi hasil.
Proses pembelajaran di sekolah melibatkan seluruh siswa secara aktif dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Penilaian digunakan untuk perbaikan dan program remedial/pengayaan. Guru menciptakan suasana belajar yang nyaman serta melatih literasi membaca dan menulis. Sarana dan prasarana dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Rencana kerja tahunan guru mencakup program-program kegiatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan keprofesian seperti pelatihan, penyusunan modul dan alat peraga, serta pengawasan ujian.
[Ringkasan]
Buku Program Pembelajaran TIK ini memberikan panduan kepada guru TIK tentang tugas dan peranannya dalam membimbing peserta didik, guru mata pelajaran lain, dan tenaga kependidikan di sekolah dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.
Laporan ini membahas pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan 2 (PPL 2) di SMA Negeri 9 Semarang. Laporan ini berisi latar belakang, tujuan, manfaat, landasan teori, pelaksanaan, kesimpulan dan saran. Praktikan melaksanakan kegiatan mengajar, bimbingan konseling, administrasi sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler selama 4 minggu di bawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing.
Teknik BIJAK TEBING Berbasis IHT dan Media Blog adalah hasil dari sebuah renungan panjang ” sudah banyak guru yang ikut diklat , sudah banyak fasilitator yang terlibat dalam menggenjot minat dan kemampuan guru melaksanakan PTK , toh hasilnya sampai saat ini hanya beberapa guru yang tuntas menulis laporan PTK nya. Semenrtara rekan rekan guru di wilayah barat hasil benksmarking saya di jakarta dan sekitanya ternyata ada kesenjangan yang sangat jauh dengan teman teman guru di wilayah barat secara umum, walaupun secara perorangan masih ada juga kita di timur yang jauh lebih unggul secara individu. yang pasti guru-guru wilayah barat minat dan kemampuan melaksanakan PTK sudah lebih dari 85% pernah melaksanakan PTK ..Melalui Teknik Bijaklobming berbasis IHT dan Blog dengan Strategi ATM alhamdulillah sangat membantu peningkatan minat dan kemapuan guru melaksanakan PTK, yang selama ini menghantui para guru.! .
Program pengembangan keprofesian berkelanjutan kepala sekolah moda tatap muka bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam manajerial, supervisi, dan kewirausahaan melalui serangkaian pelatihan selama 2 bulan yang mencakup perencanaan dan pengembangan sekolah, supervisi akademik, serta penerapan langsung di sekolah.
Secara umum best practice itu memberikan gambaran bahwa ada langkah-langkah inovatif untuk memecahkan permasalahan tertentu. Oleh karena itu harus digambarkan secara jelas dan logis, bagaimana langkah inovasi itu bisa dilakukan di daerah/tempat tugas
Contoh laporan lokakarya pendidikan guru penggerakWinaldiSatria
Laporan kegiatan lokakarya 1 program pendidikan guru penggerak bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan lokakarya telah dilaksanakan dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku. Lokakarya dilakukan berdasarkan petunjuk moderasi yang tersedia. Lokakarya 1 memuat tentang kegiatan pendampingan calon guru penggerak tentang membuat dan membentuk komunitas praktisi
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tikNandang Sukmara
Pembelajaran kontekstual berbasis TIK adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan nyata siswa dengan bantuan perangkat elektronik seperti komputer, LCD, dan internet. Pendekatan ini bertujuan membuat siswa memahami dan mampu menerapkan konsep pelajaran dalam kehidupan sehari-hari."
Laporan pertanggungjawaban Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Teknokrat Indonesia periode 2021-2022 menyajikan program dan kegiatan yang dilaksanakan serta pencapaian dan hambatan yang dihadapi selama masa kepengurusan. Laporan ini bertujuan untuk evaluasi kinerja dan acuan bagi pengurus berikutnya.
Penerapan pembelajaran berbasis HOTS pada materi relasi di kelas VIII SMP Citra Cemara dengan model pembelajaran discovery learning. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan menyenangkan proses pembelajaran. Metode discovery learning dilaksanakan dengan memberikan permasalahan kepada siswa untuk menemukan konsep secara mandiri melalui diskusi kelompok dan presentasi hasil.
Proses pembelajaran di sekolah melibatkan seluruh siswa secara aktif dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Penilaian digunakan untuk perbaikan dan program remedial/pengayaan. Guru menciptakan suasana belajar yang nyaman serta melatih literasi membaca dan menulis. Sarana dan prasarana dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Rencana kerja tahunan guru mencakup program-program kegiatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan keprofesian seperti pelatihan, penyusunan modul dan alat peraga, serta pengawasan ujian.
[Ringkasan]
Buku Program Pembelajaran TIK ini memberikan panduan kepada guru TIK tentang tugas dan peranannya dalam membimbing peserta didik, guru mata pelajaran lain, dan tenaga kependidikan di sekolah dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.
Laporan ini membahas pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan 2 (PPL 2) di SMA Negeri 9 Semarang. Laporan ini berisi latar belakang, tujuan, manfaat, landasan teori, pelaksanaan, kesimpulan dan saran. Praktikan melaksanakan kegiatan mengajar, bimbingan konseling, administrasi sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler selama 4 minggu di bawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing.
Teknik BIJAK TEBING Berbasis IHT dan Media Blog adalah hasil dari sebuah renungan panjang ” sudah banyak guru yang ikut diklat , sudah banyak fasilitator yang terlibat dalam menggenjot minat dan kemampuan guru melaksanakan PTK , toh hasilnya sampai saat ini hanya beberapa guru yang tuntas menulis laporan PTK nya. Semenrtara rekan rekan guru di wilayah barat hasil benksmarking saya di jakarta dan sekitanya ternyata ada kesenjangan yang sangat jauh dengan teman teman guru di wilayah barat secara umum, walaupun secara perorangan masih ada juga kita di timur yang jauh lebih unggul secara individu. yang pasti guru-guru wilayah barat minat dan kemampuan melaksanakan PTK sudah lebih dari 85% pernah melaksanakan PTK ..Melalui Teknik Bijaklobming berbasis IHT dan Blog dengan Strategi ATM alhamdulillah sangat membantu peningkatan minat dan kemapuan guru melaksanakan PTK, yang selama ini menghantui para guru.! .
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
BEST PRACTICE.pdf
1. i
LAPORAN BEST PRACTICE
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI DI SMK NEGERI 4 BANJARBARU
TAHUN 2019/2020
NAMA PESERTA : YUS HARIADI, S.Kom., M.Pd.
NIP : -
SEKOLAH /TEMPAT TUGAS : SMKN 4 BANJARBARU
KABUPATEN/KOTA : BANJARBARU
PROVINSI : KALIMANTAN SELATAN
MENTOR PEMBEKALAN : M. FAHZUL ARIFIN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 4 BANJARBARU
2. ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN BEST PRACTICE
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI DI SMK NEGERI 4 BANJARBARU
TAHUN 2019/2020
Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Berorientasi
HOTS untuk Mencapai Kecakapan Abad 21 pada Pembelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video materi Alur Proses
Pembuatan Video Pendek di SMKN 4 Banjarbaru
Telah di setujui oleh : Kepala SMK Negeri 4 Banjarbaru
Pada tanggal : 06 Januari 2020
NGESAHAN
3. iii
SURAT KETERANGAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yus Hariadi, S.Kom., M.Pd.
NIP : -
NUPTK : 2562767668130203
Jabatan : Guru
Unit Kerja : SMKN 4 Banjarbaru
Menerangkan bahwa best practice yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning Berorientasi HOTS untuk Mencapai
Kecakapan Abad 21 pada Pembelajaran Teknik Pengolahan Audio Video
materi Alur Prosesn Pembuatan Video Pendek di SMKN 4 Banjarbaru”
Benar disimpan di perpustakaan SMKN 4 Banjarbaru dengan nomor
inventaris 09.950/H/2020. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Banjarbaru, 09 Januari 2020
Mengetahui
Kepala Perpustakaan
Siti Rachayu, M.Pd.
NIP. 19700323 199512 2 001
4. iv
BIODATA PENULIS
Nama : Yus Hariadi, S.Kom., M.Pd.
NIP : -
NUPTK : 2562767668130203
Jabatan : Guru SMK Negeri 4 Banjarbaru
Pangkat/Gol. Ruang : -
Tempat/Tanggal Lahir : Sakra, 30 Desember 1989
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : S-2 Pendidikan Teknologi Kejuruan
Unit Kerja : SMK Negeri 4 Banjarbaru
Alamat : Jl. Kong EX, Landasan Ulin Selatan, Liang
Anggang, Banjarbaru, Kalimantan Selatan
5. v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala yang telah memberi
rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
kegiatan PKP sampai melakukan pembuatan laporan best practice ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat dan salam tak lupa
penulis haturkan kepada nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam. Rasul pembawa rahmat bagi sekalian alam.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu penyusunan laporan best practice ini. Kemudian,
ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kepala sekolah SMK
Negeri 4 Banjarbaru yang telah mendukung dan mengawasi serta
membimbing terjalannya kegiatan ini di sekolah.
Akhirnya, penulis berharap laporan best practice ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya dan bagi pihak yang memerlukan laporan ini
sebagai rujukan. Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna.
Untuk itu penulis memerlukan saran dan kritik sebagai bahan perbaikan
laporan best practice.
Banjarbaru, 05 Januari 2020
Penulis
6. vi
DAFTAR ISI
Lembar Judul.............................................................................................. i
Halaman Pengesahan................................................................................ ii
Surat Keterangan........................................................................................ iii
Biodata Penulis........................................................................................... iv
Kata Pengantar........................................................................................... v
Daftar Isi...................................................................................................... Vi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Jenis Kegiatan................................................................................. 2
C. Manfaat Kegiatan ........................................................................... 2
BAB II Pelaksanaan Kegiatan
A. Tujuan Dan Sasaran........................................................................ 4
B. Bahan/Materi Kegiatan................................................................... 4
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan ......................................... 5
D. Alat, Bahan / Instrumen.................................................................. 12
E. Waktu Dan Tempat Kegiatan ......................................................... 13
BAB III Hasil Kegiatan
A. Hasil Kegiatan ................................................................................. 14
B. Masalah Yang Dihadapi Dan Solusi............................................... 14
BAB IV Kesimpulan Dan Rekomendasi
A. Kesimpulan...................................................................................... 16
B. Rekomendasi................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 57 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta
didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk
semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.
Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional. UN adalah
sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan
persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat
Penilaian Pendidikan. Sebagai bagian dari evaluasi, Indonesia melakukan
benchmark internasional dengan mengikuti Programme for International Student
Assessment (PISA).
Hasil PISA tahun 2015, Indonesia mendapatkan rata-rata nilai 403
untuk sains (peringkat ketiga dari bawah), 397 untuk membaca (peringkat
terakhir), dan 386 untuk matematika (peringkat kedua dari bawah) dari 72 negara
yang mengikuti (Sumber: OECD, PISA 2015 Database). Meskipun peningkatan
capaian Indonesia cukup signifikan dibandingkan hasil tahun 2012, namun capaian
secara umum masih di bawah rerata negara OECD (Organisation for Economic
Cooperation and Development). Bila peningkatan ini terus dipertahankan, maka pada
tahun 2030 capaian Indonesia diprediksi dapat menyamai OECD.
Hasil pengukuran capaian peserta didik berdasar UN ternyata selaras dengan capaian
PISA. Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah
dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) seperti
menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu peserta didik harus
dibiasakan dengan soal-soal yang berorientasi HOTS. Penyelesaian soal HOTS ini
harus didukung dengan pembelajaran yang membiasakan peserta didik dalam
8. 2
penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Sehingga diharapkan peserta didik
mampu dan terbiasa untuk berpikir kritis.
Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa adalah
menyelenggarakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP).
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan,
maka pelaksanaan Program PKB melalui PKP harus mempertimbangkan pendekatan
kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan
kelompok kerja guru, yang selama ini dilakukan melalui gugus atau rayon, dapat
terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi
memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan
terdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-
rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi dilaksanakan oleh Direktorat Teknis
di lingkungan GTK sementara kegiatan Pembekalan Instruktur Kab./Kota dan Guru Inti
dilaksanakan oleh UPT di lingkungan GTK (PPPPTK dan LP3TKKPTK). Dalam
pelaksanaannya, diperlukan buku pegangan sebagai acuan.
B. Jenis Kegiatan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran (PKP) berbasis zonasi ini meliputi dua jenis kegiatan, yaitu
kegiatan In dan On. Adapun pada kegiatan In, peserta PKP dibimbing dalam
pembuatan perangkat pembelajaran berbasis HOTS dan penerapan keterampilan
abad 21. Sedangkan kegiatan On, peserta PKP menerapkan praktik pembelajaran
sesuai perangkat yang dibuat. Kegiatan On yang dilaporkan dalam best practice ini
adalah unit pembelajaran pada mata pelajaran Teknik Pengolahan Audio Video
dengan materi Alur Proses Pembuatan Video Pendek dan Perangkat Lunak Pengolah
Video SMK jurusan Multimedia di kelas XII.
9. 3
C. MANFAAT KEGIATAN
Adapun manfaat dari kegiatan PKP berbasis zonasi adalah:
1. Membiasakan guru untuk membuat pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
penilaiannya
2. Membiasakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat meningkatkan
kompetensinya, khususnya dalam penyelesaian soal-soal HOTS pada Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
3. Memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi
akademik
4. Memberikan acuan kepada pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi
akademik dan manajerial
10. 4
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan Dan Sasaran
Setelah mengikuti kegiatan PKP ini, peserta diharapkan mampu menganalisis
dan melaksanakan strategi mengajar peserta Program PKP sesuai dengan aktivitas
pembelajaran yang telah dirancang sehingga membantu tercapainya kompetensi
peserta PKP dalam mengembangkan desain pembelajaran dan penilaian berorientasi
Higher Order Thinking Skills/HOTS yang terintegrasi 5 (lima) unsur utama
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan literasi dalam rangka mencapai
Kecakapan Abad 21. Adapun sasaran yang dituju pada kegiatan program Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran (PKP) adalah guru mata pelajaran Teknik Pengolahan
Audio Video pada jenjang SMK di Kota Banjarbaru.
Penulisan best practice ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan yang
dilakukan penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi HOTS. Sasaran
pelaksanaan kegiatan ini adalah siswa kelas XII jurusan Multimedia jenjang Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di semester ganjil. Peserta didik yang terlibat dalam
kegiatan ini berjumlah 29 orang.
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan/ materi yang digunakan dalam kegiatan best practice ini adalah materi
Alur Proses Pembuatan Video Pendek dan Perangkat Lunak Pengolah Video mata
pelajaran Teknik Pengolahan Audio Video kelas XII jurusan Multimedia di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dengan unit pembelajaran yang dipilih adalah Alur Proses
Pembuatan Video Pendek dan Perangkat Lunak Pengolah Video. Rincian Kompetensi
Dasar (KD) dari kedua unit pembelajaran tersebut sebagai berikut:
Nomor
KD
Kompetensi Dasar (KD) Materi
3.5
Menerapkan penyuntingan video dengan menggunakan
perangkat lunak pengolah video
Perangkat
Lunak
11. 5
4.5
Menyunting video dengan menggunakan perangkat lunak
pengolah video
Pengolah
Video.
3.8 Mendiskusikan alur proses pembuatan video pendek Alur Proses
Pembuatan
Video
Pendek
4.8
Melakukan proses pembuatan video pendek (video profile,
fitur dan video pendek lainnya)
Tabel 1. Kompetensi Dasar dari kedua unit pembelajaran
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah menerapkan
pembelajaran Teknik Pengolahan Audio Video dengan model pembelajaran Prjoect
Based Learning. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice yang
telah dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang sesuai dan
dapat diterapkan dalam pembelajaran Teknik Pengolahan Audio Video.
Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas XII jurusan Multimedia,
penulis memilih subtema Fitur-fitur Adobe Premiere Pro pada unit
pembelajaran Perangkat Lunak Pengolah Video yang tertuang dalam
pasangan KD 3.5 dan 4.5. Sedangkan pada unit pembelajaran Alur Proses
Pembuatan Video Pendek dipilih subtema pembuatan Storyboard yang
tertulis di pasangan KD 3.8 dan 4.8.
2. Perumusan indikator pencapaian kompetensi
Perumusan indikator pencapaian kompetensi dapat dilihat pada tabel
berikut:
No KOMPETENSI
DASAR
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.5 Menganalisis
proses
penyuntingan video
dengan
IPK Penunjang:
3.5.1 Mengkategorikan fitur-fitur aplikasi
penyuntingan video
IPK Kunci:
12. 6
menggunakan
perangkat lunak
pengolah video
3.5.2 Menganalisis fungsi tool perangkat
lunak pengolahan video
4.5 Menyunting video
dengan
menggunakan
perangkat lunak
pengolah video
IPK Penunjang:
4.5.1 Menunjukkan cara kerja tool perangkat
lunak pengolah video dalam
menyunting video
IPK Kunci:
4.5.2 Melakukan penyuntingan video
menggunakan perangkat lunak
pengolah video.
3.8 Mendiskusikan alur
proses pembuatan
video pendek
IPK Penunjang:
3.8.1 Memahami alur proses pembuatan
video pendek
IPK Kunci:
3.8.2 Merancang scenario dan storyboard
video pendek
4.8 Melakukan proses
pembuatan video
pendek (video
profile, fitur dan
video pendek
lainnya)
IPK Penunjang:
4.8.1 Menunjukkan alur proses pembuatan
video pendek
IPK Kunci:
4.8.2 Membuat video dengan menerapkan
alur proses pembuatan video pendek
Tabel 2. Indikator pencapaian kompetensi
3. Pemilihan model pembelajaran
Model pembelajaran yang dipilih dan dirasa cocok untuk kedua unit
pembelajaran ini adalah Prjoect Based Learning (PjBL).
4. Merencanakan kegiatan pembelajaran
Merencanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan
13. 7
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintaks PjBL. Berikut ini
rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model
PjBL.
DESKRIPSI KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU
Pendahulua
n
Orientasi
▪ Mengawali pembelajaran dengan memberi salam,
menyapa, bersyukur, dan berdoa.
▪ Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
▪ Memeriksa kehadiran peserta didik.
Apersepsi
▪ Mengaitkan materi kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan materi sebelumnya
▪ Menyampaikan referensi sumber belajar
Motivasi
▪ Menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat
materi pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
15 Menit
Kegiatan
Inti
1. Peserta didik diberi pertanyaan mendasar tentang
aplikasi penyuntingan video untuk memusatkan
perhatian peserta didik pada materi yang akan
dipelajari
2. Peserta didik mengamati materi yang diambil dari
situs youtube yang telah disajikan dalam
powerpoint.
3. Peserta didik mencoba langsung secara praktek
materi yang telah ditampilkan menggunakan
aplikasi penyunting video Adobe Premiere Pro.
105 Menit
14. 8
4. Peserta didik diberi kesempatan untuk membuat
kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari
3-4 orang setiap kelompok.
5. Setiap kelompok diberikan LKPD, bahan ajar
berupa modul dan bahan praktik yang dibagikan
oleh guru.
6. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi
memahami modul dan menentukan project
penyuntingan video menggunakan aplikasi Adobe
Premiere Pro dengan bimbingan guru.
7. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi
untuk menyusun penjadwalan proses produksi
penyuntingan video dengan menggunakan
aplikasi Adobe Premiere Pro.
8. Peserta didik secara berkelompok melakukan
pencarian referensi melalui Youtube atau Google
tentang ide dalam proses penyuntingan video
menggunakan aplikasi pengolah video.
9. Peserta didik secara berkelompok melakukan
proses penyuntingan video menggunakan aplikasi
pengolah video.
10. Peserta didik secara berkelompok
mepresentasikan hasil kerja kelompok yang telah
dikerjakan dalam LKPD.
11. Kelompok mendapat reward/apresiasi dari guru
terhadap hasil kerja kelompok.
12. Peserta didik bersama guru melakukan evaluasi
terhadap aktivitas pembelajaran dengan
mengerjakan soal HOTS nerupa soal uraian untuk
mengetahui sampai mana pemahaman peserta
didik terhadap materi yang telah dipelajari.
15. 9
Penutup
Refleksi
▪ Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-
butir simpulan mengenai materi pembelajaran yang
telah dipelajari
▪ Guru bersama-sama peserta didik melakukan
identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan
pembelajaran melalui refleksi
Tindak Lanjut
▪ Guru menginformasikan tentang materi
pembelajaran yang akan datang.
▪ Guru menutup pembelajaran dengan menyisipkan
pesan-pesan moral.
Do’a dan Salam
▪ Pembelajaran ditutup dengan doa bersama.
15 Menit
DESKRIPSI KEGIATAN PEMBELAJARAN Waktu
Pendahulua
n
Orientasi
▪ Mengawali pembelajaran dengan memberi salam,
menyapa, bersyukur, dan berdoa.
▪ Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
▪ Memeriksa kehadiran peserta didik.
Apersepsi
▪ Mengaitkan materi kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan materi sebelumnya
▪ Menyampaikan referensi sumber belajar
Motivasi
▪ Menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat
materi pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
15 Menit
16. 10
Kegiatan
Inti
1. Peserta didik diberi pertanyaan mendasar tentang
proses alur pembuatan video pendek untuk
memusatkan perhatian peserta didik pada materi
yang akan dipelajari
2. Peserta didik mengamati materi yang telah
disajikan dalam powerpoint.
3. Peserta didik mencoba langsung secara praktek
materi yang telah ditampilkan dengan
menggunakan https://app.makestoryboard.com/
4. Peserta didik diberi kesempatan untuk membuat
kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari 3-
4 orang setiap kelompok.
5. Setiap kelompok diberikan LKPD, bahan ajar berupa
modul dan bahan praktik yang dibagikan oleh guru.
6. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi
memahami LKPD dan modul guna menentukan
project pembuatan video pendek yang akan
dibuatkan storyboardnya.
7. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi untuk
menyusun penjadwalan proses produksi dan
storyboard dengan menggunakan aplikasi
Microsoft Word dan situs
https://app.makestoryboard.com/.
8. Peserta didik mencoba langsung secara praktek
membuat video pendek denganmengikuti alur
storyboard yang telah dibuat menggunakan
aplikasi adobe premiere pro untuk memberikan
pengalaman.
9. Peserta didik secara berkelompok melakukan
pencarian referensi melalui youtube atau google
tentang bagaiamana membuat video pendek
dengan menerapkan alur proses produksi.
105 Menit
17. 11
10.Peserta didik secara berkelompok melakukan proses
pembuatan video pendek menggunakan aplikasi
adobe premiere pro.
11.Peserta didik secara berkelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok yang telah
dikerjakan dalam LKPD.
12.Kelompok mendapat reward/apresiasi dari guru
terhadap hasil kerja kelompok.
13.Peserta didik bersama guru melakukan evaluasi
terhadap aktivitas pembelajaran dengan
mengerjakan soal HOTS nerupa soal uraian untuk
mengetahui sampai mana pemahaman peserta
didik terhadap materi yang telah dipelajari.
Penutup
Refleksi
▪ Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-
butir simpulan mengenai materi pembelajaran yang
telah dipelajari
▪ Guru bersama-sama peserta didik melakukan
identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan
pembelajaran melalui refleksi
Tindak Lanjut
▪ Guru menginformasikan tentang materi
pembelajaran yang akan datang.
▪ Guru menutup pembelajaran dengan menyisipkan
pesan-pesan moral.
Do’a dan Salam
▪ Pembelajaran ditutup dengan doa bersama.
15 Menit
Tabel 3. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
18. 12
5. Penyusunan perangkat pembelajaran
Berdasarkan hasil Lembar Kerja (LK) 1 sampai 5 yang dikerjakan pada
kegiatan In dengan bimbingan guru inti, maka dapat dibuat perangkat
pembelajaran meliputi Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar
berupa Modul, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan Instrumen Penilaian.
RPP disusun dengan mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK), dan kecakapan abad 21.
D. Alat, Bahan dan Instrumen
Alat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPP ini
adalah:
1. Perangkat Komputer
2. Headset
3. Aplikasi Adobe Premiere
4. LCD Proyektor
5. PowerPoint
6. Microsoft Word
7. LKPD
8. Modul
9. Situs https://app.makestoryboard.com/
10. Gambar Illustrasi
11. Video
Sedangkan instrumen yang digunakan pada pelaksanaan best practice ini
adalah:
1. Instrumen untuk melihat hasil belajar peserta didik menggunakan tes tulis
uraian.
2. Instrumen penilaian sikap berupa penilaian observasi.
3. Instrumen penilaian keterampilan berupa penilaian unjuk kerja dan
penilaian proyek.
19. 13
E. Waktu Dan Tempat Kegiatan
Kegiatan best practice untuk subtema Fitur-fitur Adobe Premiere Pro pada unit
pembelajaran Perangkat Lunak Pengolah Video dan pada unit pembelajaran Alur
Proses Pembuatan Video Pendek dipilih subtema pembuatan Storyboard. Kegiatan
best practice ini dilaksanakan pada tanggal 05 November 2019 bertempat di SMK
Negeri 4 Banjarbaru kelas XII Multimedia.
20. 14
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil Kegiatan
Adapun hasil dari kegiatan best practice dirincikan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran Teknik Pengolahan Audio Video yang dilakukan
dengan menerapkan model pembelajaran Prjoect Based Learning
berlangsung aktif. Peserta didik lebih aktif dengan berdiskusi dengan teman
kelompok. Hal ini disebabkan karena aktifitas pembelajaran yang dirancang
sesuai sintaks PjBL mengharuskan peserta didik aktif berdiskusi selama
proses pembelajaran untuk menyelsaikan proyek.
2. Pembelajaran Teknik Pengolahan Audio Video yang dilakukan dengan
menerapkan model pembelajaran Prjoect Based Learning meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer knowledge. Pada
kegiatan pembelajaran peserta didik diminta secara berkelompok
menentukan ide proyek, pembuatan jadwal proses pengerjaan proyek,
mencari referensi sebagai guna mencarri solusi untuk menyelesaikan proyrk,
melakukan proses pembuatan proyek sesuai dengan tema yang telah
disepakati Bersama teman kelompok serta menyajikan hasil proyek yang
telah dikerjakan dengan presentasi.
3. Penerapan model pembelajaran Prjoect Based Learning meningkatkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
partisipasi peserta didik dalam berdiskusi dengan teman kelompok dan aktif
bertanya kepada guru dan menanggapi topik yang dibahas dalam
pembelajaran. Melalui bantuan pengamatan di LKPD peserta didik
diharuskan untuk berpikir kritis dalam menuliskan kesimpulan dengan
mengaitkan hasil proyek yang telah dikerjakan.
B. Masalah Yang Dihadapi Dan Solusi
Adapun masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran di kelas di
antaranya:
21. 15
1. Kemampuan dan daya tangkap peserta didik masih kurang, sedangkan
pembelajaran berorientasi HOTS mengharuskan peserta didik untuk berpikir
tingkat tinggi.
2. Sebagian besar peserta didik masih kesulitan dalam memecahkan soal
berorientasi HOTS secara mandiri yang diberikan guru. Peserta didik masih
kesulitan dalam menganalisis maksud dari soal HOTS tersebut.
3. Peserta didik yang terbiasa dengan metode ceramah merasa asing dengan
model pembelajaran berintegrasi HOTS dan kemampuan abad 21 serta
literasi dan PPK ini. Sehingga proses pembelajaran masih cukup banyak
bertumpu kepada guru.
Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa hal yang bisa diupayakan sebagai
berikut:
1. Guru bisa membantu mencarikan beberapa sumber informasi dari beberapa
referensi yang berkaitan dengan pembelajaran agar tidak hanya terfokus
pada buku pegangan guru.
2. Guru meningkatkan kemampuan dan daya tangkap peserta didik dengan
metode pembelajaran yang lebih bervariatif dan lebih banyak menggunakan
praktik dibandingkan pembelajaran berbasis konsep.
3. Guru mengajarkan pada peserta didik tentang bagaimana cara menganalisis
soal berorientasi HOTS melalui tanya jawab dan penugasan.
4. Guru membimbing peserta didik di awal pembelajaran namun setelah peserta
didik dianggap sudah cukup dengan bimbingan yang diberikan maka guru
sebaiknya membiarkan peserta didik meneruskan pembelajaran secara
mandiri maupun secara berkelompok dengan teman sebaya.
22. 16
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran Teknik Pengolahan Audio Video dengan model pembelajaran
Prjoect Based Learning layak dijadikan best practice pada pembelajaran
berorientasi HOTS untuk membiasakan peserta didik berpikir kritis dalam
menyelesaikan masalah. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran
PjBL dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan
transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan membiasakan peserta didik untuk
berdiskusi.
2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara sistematis
dan cermat, membuat pembelajaran Teknik Pengolahan Audio Video tidak
sekedar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, dan
kecakapan abad 21.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik pada kegiatan best practice dengan model
pembelajaran Prjoect Based Learning (PJBL) yang belum sempurna ini dapat
dirincikan rekomendasi yang relevan sebagai berikut:
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa
dan buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi
pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa
dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran
lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dalam belajar, tidak terbatas pada hapalan teori. Kemampuan belajar
dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih
mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah,
23. 17
seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan
bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik ini akan menambah wawasan
guru lain tentang pembelajaran HOTS.
24. 18
DAFTAR PUSTAKA
Afandi & Sajidan. (2017). Stimulasi Keterampilan Tingkat Tinggi. UNSPRESS.
Akinoglu, O.,& Tandogan, O.R, (2006). The Effect of Problem Based Learning in Science
Education Student’s Academic Achievement, Attitude and Concept Learning.
Eurasia Journal of Mathematics, Science &Technology Education, 3 (1): 71-81.
Amir, T.M, (2009). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning: Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Arends, R.I. (2012). Learning to Teach. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Jan, K. & Derrick, B. (2007). Creative Thinking Technique. Australia
Lewis, A., & Smith, D. (1993). Defining High Order Thinking. Theory into Practice,
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013, kemendikbud, 2015
Siti Zubaidah. 2016. Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan Melalui
Pembelajaran