Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...pjj_kemenkes
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan anak balita yang menjangkau seluruh sasaran
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...pjj_kemenkes
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan anak balita yang menjangkau seluruh sasaran
1. BAB I
PENDAHULUAN
Pengaruh Edukasi Konselor Laktasi terhadap keberhasilan menyusui di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kabupaten Malinau
LATAR BELAKANG
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik yang diberikan ibu kepada bayi. Ibu yang menyusui
bayinya mendapatkan banyak manfaat, baik bagi bayi yang disusui maupun bagi diri ibu sendiri. Bayi
yang disusui ibunya dalam waktu yang lebih lama memiliki risiko lebih rendah terhadap infeksi
penyakit, mortalitas, maloklusi gigi, dan memiliki tingkat intelegensi yang lebih tinggi dibandingkan
bayi lain yang hanya disusui sebentar atau tidak disusui sama sekali. Menyusui juga memberikan
manfaat bagi ibu seperti pencegahan terhadap kanker payudara, meningkatkan jarak kelahiran antar
anak, dan menurunkan kemungkinan risiko terhadap penyakit diabetes serta kanker ovarium.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga turut mendukung upaya promosi ASI eksklusif selama
enam bulan pertama kehidupan, Namun, cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih rendah, dari target
cakupan nasional. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan ASI Ekslusif di karenakan
pengetahuan ibu terhadap ASI, motivasi ibu terhadap ASI, Pendidikan tentang ASI, pengalaman
menyusui, edukasi. Salah satu faktor yang paling dominan sebagai penyebab rendahnya cakupan ASI
eksklusif adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang menyusui, hal ini yang menyebabkan kurangnya
ibu memberikan makanan tambahan pada bayi sebelum usia 6 bulan, sehingga gagal
mempertahankan ASI eksklusif. Berdasarkan data tersebut, diperlukan edukasi laktasi untuk mencegah
kegagalan pemberian ASI eksklusif.
Aktifitas menyusui bisa memperkuat hubungan antara ibu dan si buah hati. Namun, memang
tak semua ibu dan atau bayinya langsung bisa lancar menjalani proses ini. Harus ada strategi agar bisa
menyusui eksklusif. Edukasi perihal menyusui pun penting bagi sang ibu. "Jangan lupa, lakukan juga
tujuh kontak dengan konselor laktasi untuk mendukung Anda selama masa menyusui. Edukasi
mengenai ASI dan menyusui bisa Anda dapatkan dari para konselor laktasi di fasilitas kesehatan
terdekat, lembaga kesehatan, atau dalam komunitas menyusui. Biasanya, rumah sakit dengan kategori
rumah sakit sayang bayi juga memiliki kelas-kelas edukasi laktasi. Setidaknya yang akan dipelajari di
kelas edukasi laktasi ialah tentang manfaat ASI. Kedua, pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Kemudian, manfaat rawat gabung setelah persalinan atau rooming in. "Perawatan payudara saat
hamil dan menyusui, termasuk cara-cara pijat oksitosin untuk merangsang keluarnya hormon
oksitosin. Lalu, bagaimana pelekatan yang tepat agar proses menyusui berjalan dengan baik,
Selanjutnya, akan diajari juga mengenali berbagai kendala menyusui. Sehingga, apabila Anda
mengalami hal tersebut, Anda bisa tetap tenang sambil mencari solusinya.
2. Disinilah peran edukasi konselor laktasi diterapkan, dimana konelor laktasis akan memberikan
sedukasi tentang keberhasilan dalam menyusui. Edukasi yang diberikan oleh koneselor laktasi tentunta
yang mempunyai kemampuan untuk menerapkan ilmu yang dimiliki oleh konselor, sehingga ilmu yang
didapat dalam mengedukasi pasien menyusi akan berhasil, hal ini juga yang mempengaruhi suatu
keberhasilan edukasi konselor laktasi dalam mengetahui tingkat keberhasilan ibu menyusui.
Dalam menjalankan sebuah edukasi yang dilakukan oleh konselor laktasi tentunya sangat
berhubungan dengan pasien secara dekat dan biasanya pemberian edukasi oleh konselor laktasi
dilakukan dengan berulang ulang sehingga menghasilkan keberhasilan bagi ibu menyusui dan bagi
koneselor itu sendiri. Untuk mendapatkan keberhasilan dalam mengedukasi ibu menyusui melalui
konselor laktasi membutuhkan strategi sendiri, yaitu dengan memberikan sebuag suasana tenang dan
bisa berpikir jernih serta mencari solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh ibu menyusui.
Selain itu, mengenai manajemen ASI Perah (ASIP) terutama bagi ibu menyusui yang bekerja.
Ibu disarankan untuk bertemu dengan tenaga kesehatan atau konselor laktasi setidaknya tujuh kali
selama masa kehamilan dan setelah persalinan," kata dr. Yovita. Ia pun memaparkan tujuh kontak
dengan tenaga kesehatan atau konselor laktasi, yakni saat hamil, membahas keuntungan dan
manajemen menyusui. Kedua, membahas proses menyusui dan kendala-kendala yang mungkin
dihadapi. "Kontak ketiga, setelah melahirkan, bimbingan kontak kulit dini antara ibu dengan bayi saat
IMD. Kontak keempat, 24 jam setelah melahirkan bimbingan posisi menyusui yang baik (posisi tidur
atau duduk) dan membantu pelekatan mulut bayi pada payudara," jelasnya. Kontak selanjutnya, satu
minggu setelah melahirkan dilakukan diskusi mengenai kesulitan atau kendala yang dihadapi. Terakhir,
pada kontak keenam dan ketujuh dilakukan dalam satu dan dua bulan setelah melahirkan. "Untuk
mendiskusikan kesulitan yang mungkin masih dialami oleh ibu menyusui, persiapan kembali bekerja,
bagaimana memerah ASI, penyimpanan dan pemberian ASI perah, dan lainnya," imbuh dia.
Penulisan ini dilakukan melalui empiris di Rumah Sakit Kabupaten Malinau, penulisan ini
dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah ditemukan pada Rumah Sakit Umum Kabupaten
Malinau. Penulisan yang dilakukan berada di wilayah Kerja Rumah Sakit Umum Kabupaten Malinau
dan berfokus pada ibu nifas yang masih perlu belajar mengenai pemberian ASI eksklusif karena
menurut data menyebutkan bahwa banyak ibu yang tidak memiliki pengetahuan edukasi mengenai
3. ASI eksklusif. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus kepada ibu menyusui yang baru belajar menjadi
seorang ibu serta masih memiliki kesempatan untuk mempertahankan pemberian ASI eksklusif
sebelum bayinya berusia lebih dari enam bulan. Untuk itu ibu menyusui perlu mempersiapkan diri
untuk menyambut ASI eksklusif melalui manajamen laktasi. Para ibu menyusui dibangun
pengetahuannya tentang menyusui agar mendorong keberhasilan menyusui secara efektif. Bekal
tersebut mampu membawa ibu untuk sukses mencapai target pemberian ASI eksklusif enam bulan.
Laktasi yang berhasil terlaksana sejak awal dimulai proses menyusui sehingga dapat
mendukung regulasi faktor primer (regulasi produksi susu) yang dibutuhkan oleh bayi. Oleh karena itu,
dibutuhkan perhatian khusus dan berfokus pada peningkatan edukasi menyusui dan dukungan laktasi
lebih awal. Pemberian edukasi melalui promosi atau pendidikan kesehatan adalah bentuk yang tepat
untuk merealisasikan hal tersebut. Edukasi yang diberikan pada akhirnya bukan hanya bersifat
infomasional untuk terapi, namun terlebih penting adalah memberikan kemampuan kepada ibu
menyusui untuk dapat mandiri dalam perawatan kesehatan bagi dirinya serta mampu mengambil
keputusan terhadap masalah kesehatan yang dihadapi. Dengan demikian, pemberian edukasi laktasi
diharapkan dapat memberikan informasi penting tentang laktasi, memandirikan ibu dalam proses
menyusui, dan memampukan ibu mengambil keputusan atas masalah yang terjadi ketika menyusui.
Metode edukasi yang diberikan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya ceramah
dengan menggunakan media seperti booklet. Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa media
booklet dapat meningkatkan pengetahuan kelompok ibu hamil secara signifikan tentang persiapan
laktasi. Penelitian lain juga melaporkan bahwa penggunaan media power point dan modul secara
bersamaan pada saat pemberian edukasi kasehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan peserta.
Berdasarkan data yang diperoleh secara empiris, maka penulisan ini merancang sebuat penelitian
tentang Edukasi Konselor Laktasi terhadap keberhasilan menyusui. Edukasi konselor ini adalah edukasi
konselor terhadap keberhasilan ibu menyusui. Edukasi konselor ini mencakup kegiatan yang
beriorientasi pada pemberian pendidikan kesehatan yang meliputi materi seputar laktasi serta latihan
menyusui secara efektif. Edukasi konselur ini menggunakan media power point, booklet, video edukasi,
demonstrasi serta observasi teknik dan posisi menyusui.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang dapat merumuskan masalah yakni “Bagaimana Peran Edukasi Konselor
Laktasi terhadap keberhasilan ibu menyusui di Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Malinau”.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
4. Penelitian ini untuk mengetahui Peran Edukasi Konselor Laktasi terhadap keberhasilan ibu menyusui
di Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Malinau.
Tujuan Khusus
Mengidentifikasi respon terhadap penerapan Edukasi Konselor Laktasi terhadap keberhasilan ibu
menyusui dalam memberikan ASI eksklusif serta Mengidentifikasi penghambat ibu menyusui dalam
memberikan ASI eksklusif pada bayi.
Maanfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Bagi peneliti sebagai sarana untuk pengembangan ilmu yang di dapat disertai pengalaman nyata
dalam mengedukasi para ibu menyusui yang nantinya dapat digunakan untuk evaluasi pembelajaran.
Manfaat Praktis
Bagi Rumah Sakit
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sebuah edukasi konselor laktasi yang baik dan
benar terhadap ibu menyusui yang bertujuan untuk memperoleh ASI eksklusif dan pelayanan di
RSUD Malinau
Bagi Perawat
Diharapkan hasil penelitian ini menambah informasi dan mampu menerapkan sebuah edukasi
konselor laktasi yang baik terhadap ibu menyusui yang bertujuan untuk memperoleh ASI eksklusif.
Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Sebagai tambahan informasi atau acuan untuk penelitian selanjutnya. Serta menjadi bahan praktik
dan sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan kualitas ibu nifas dalam teknik menyusui
dengan baik dan benar. Serta mampu membagikan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan tentang pengetahuan teknik menyusui.
Manfaat Penulis
Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dan dapat memecahkan permasalahan serta
mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dalam memberikan penerapan edukasi laktasi pada
ibu postpartum tentang teknik menyusui.