SlideShare a Scribd company logo
BAB I
LAPORAN PERJALANAN STUDY TOUR KE YOGYAKARTA
Laporan ini kami buat untuk memenuhi syarat ujian semester
pelajaran bahasa Indonesia .
1. Pendahuluan
Yogyakarta merupakan tempat wisata yang terkenal dengan
keindahan dari sejarah-sejarah.selain itu Yogyakarta merupakan kota
pendidikan di sana banyak Universitas yang terkenal.
Budaya khas jawa yang melekat pada masyarakat nya menjadi
keunikan tersendiri sehingga dapat menarik para wisatawan.makanan
khas Yogyakarta yaitu gudeg juga dapat menarik para wisatawan untuk
berkunjung .MTs Nurul Anwar memilih Yogyakarta untuk di jadikan
obyek study tour kami.
2. Tujuan Pelaksanaan
a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kota Yogyakarta.
b. Untuk memenuhi tugas sekolah khususnya pelajaran bahasa
Indonesia.
BAB II
Study wisata MTs Nurul Anwar di laksanakan selam 2 hari pada
tanggal 18-20 Maret 2013 .
A. Jadwal pemberangkatan
1. Pukul 20.00 WIb : berkumpul di depan bengkel H.Uyeh
2. Pukul 20.15 WIb : cek in
3. Pukul 20.30 WIB : perjalanan menuju Yogyakarta
4. Pukul 03.45 WIB : sampai rumah makan sekar panjang
5. Pukul 07.15 WIB : menuju candi Borobudur
6. Pukul 08.30 WIB : samapi di candi Borobudur
7. Pukul 10.30 WIB : menuju museum Dirgantara
8. Pukul 11.55 WIB : sampai di museum
9. Pukul 13.30 WIB : menuju kraton Yogyakarta
10. Pukul 14.00 WIB : tiba di Kraton
11. Pukul 15.00 WIB : keberangkatan menuju Taman Pintar
12. Pukul 15.20 WIB : sampai di Taman Pintar
13. Pukul 16.30 WIB : menuju Malioboro
14. Pukul 18.15 WIB : menuju Ciamis
15. Pukul 03.00 WIB : samapi di Ciamis
B. Lokasi Tempat Karya Wisata
1. Rumah Makan Sekar Panjang
Setelah melakukan perjalananb yang cukup jauh akhirnya
kami tiba juga di tempat peristirahatan yaitu rumah makan
Sekar Panjang . Di rumah makan Sekar Panjang kami
beristirahat untuk sementara terus datang waktu solat
subuh kami semua mandi dulu . Lalu setelah mandi kami
sholat subuh bersama-sama . setelah sholat kita pergi ke
tempat yang sejuk yang sangat indah . pemandangan disana
memang sangat indah karena ada taman , di kelilingi sawah-
sawah dan sungai . Disana pula ada beberapa macam
permainan . pada waktu kita sedang bermain kami di suruh
untuk makan terlebih dahulu . Sesudah makan kita bermain
kembali, dan waktu semakin cepat kami segera menuju mobil
untuk melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur .
2. Candi Borobudur
Sejarah Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini merupakan candi
Buddha terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja
dan termasuk dalam salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Ada
beberapa versi mengenai asal usul nama candi ini. Versi pertama
mengatakan bahwa nama Borobudur berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu “bara” yang berarti “kompleks candi atau
biara” dan “beduhur” yang berarti “tinggi/di atas”.
Versi kedua mengatakan bahwa nama Sejarah Candi
Borobudur kemungkinan berasal dari kata “sambharabudhara”
yang berarti “gunung yang lerengnya berteras-teras”. Versi
ketiga yang ditafsirkan oleh Prof. Dr. Poerbotjoroko
menerangkan bahwa kata Borobudur berasal dari kata “bhoro”
yang berarti “biara” atau “asrama” dan “budur” yang berarti “di
atas”.
Pendapat Poerbotjoroko ini dikuatkan oleh Prof. Dr. W.F.
Stutterheim yang berpendapat bahwa Bodorbudur berarti
“biara di atas sebuah bukit”. Sedangkan, versi lainnya lagi yang
dikemukakan oleh Prof. J.G. de Casparis berdasarkan prasati
Karang Tengah, menyebutkan bahwa Borobudur berasal dari
kata “bhumisambharabudhara” yang berarti “tempat pemujaan
bagi arwah nenek moyang”.
Masih berdasarkan prasasti Karang Tengah dan ditambah
dengan prasasti Kahuluan, J.G. de Casparis dalam disertasinya
tahun 1950 mengatakan bahwa Sejarah Candi
Borobudur diperkirakan didirikan oleh Raja Samaratungga dari
wangsa Sayilendra sekitar tahun Sangkala rasa sagara
kstidhara atau tahun Caka 746 (824 Masehi) dan baru dapat
diselesaikan oleh puterinya yang bernama Dyah Ayu
Pramodhawardhani pada sekitar tahun 847 Masehi. Pembuatan
candi ini menurut prasasti Klurak (784 M) dibantu oleh seorang
guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya dan
seorang pangeran dari Kashmir yang bernama Visvawarma.
Versi Lainnya
Asal Usul Sejarah Borobudur – Candi borobudur merupakan
salah satu obyek wisata yang terkenal di Indonesia yang
terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi
Borobudur didirikan sekitar tahun 800-an Masehi oleh para
penganut agama Buddha Wahayana. Dalam sejarah candi
borobudur, terdapat berbagai teori yang menjelaskan asal usul
nama candi borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa nama
borobudur kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara
yang artinya “gunung” (bhudara) di mana di lereng-lerengnya
terletak teras-teras.
Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan
kata borobudur berasal dari ucapan “para Buddha” yang karena
pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah
bahwa nama ini berasal dari dua kata “bara” dan “beduhur”.
Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula
penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta
yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya
ialah “tinggi”, atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti
“di atas”. Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang
berada di tanah tinggi.
Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk
mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa
Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti
Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri
Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra
bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar
tahun 824 M.
Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa
putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur
diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti
Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah
sima (tanah bebas pajak) oleh Çr? Kahulunan
(Pramudawardhani) untuk memelihara Kam?l?n yang disebut
Bh?misambh?ra. Istilah Kam?l?n sendiri berasal dari kata mula
yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk
memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra.
Casparis memperkirakan bahwa Bh?mi Sambh?ra Bhudh?ra
dalam bahasa sansekerta yang berarti “Bukit himpunan
kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa”, adalah nama asli
Borobudur.
Letak candi ini diatas perbukitan yang terletak di Desa
Borobudur, Mungkid, Magelang atau 42 km sebelah laut kota
Yogyakarta. Dikelilingi Bukit Manoreh yang membujur dari arah
timur ke barat. Sementara di sebelah timur terdapat Gunung
Merapi dan Merbau, serta disebelah barat ada Gunumg Sindoro
dan Gunung Sumbing.
Dibutuhkan tak kurang dari 2 juta balok batu andesit atau
setara dengan 50.000m persegi untuk membangun Candi
Borobudur ini. Berat keseluruhan candi mencapai 3,5 juta ton.
Seperti umumnya bangunan candi, Bororbudur memiliki 3 bagian
bangunan, yaitu kaki, badan dan atas. Bangunan kaki disebut
Kamadhatu, yang menceritakan tentang kesadaran yang
dipenuhi dengan hawa nafsu dan sifat-sifat kebinatangan.
Kemudian Ruphadatu, yang bermakna sebuah tingkatan
kesadaran manusia yang masih terikat hawa nafsu, materi dan
bentuk. Sedangkan Aruphadatu yang tak lagi terikat hawa
nafsu, materi dan bentuk digambarkan dalam bentuk stupa
induk yang kosong. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keinginan
dan kekosongan
3. Museum Dirgantara
Lokasi Museum berada di Jl. Kolonel Sugiyono komplek
Landasan Udara Adisutjipto Yogyakarta, 10 km kearah timur
dari pusat kota atau sebelah timur jembatan laying janti.
Museum ini lebih dikenal dengan nama Museum Dirgantara.
Museum ini menempati area seluas kurang lebih 5 Ha dengan
luas bangunan sebesar 7.600 m2. Museum ini merupakan
museum terbesar dan paling lengkap koleksinya yang
mengiungkap sejarah keberadaan TNI AU di Indonesia.
Museum ini awal mulanya berada di Markas Komando Udara V,
di Jl. Tanah Abang Bukit Jakarta dan telah diresmikan pada
tanggal 4 April 1969 oleh Panglima Angkatan Udara Roesmin
Noerjadin, namun menilik Yogyakarta mempunyai peranan
begitu penting terhadap perkembangan TNI AU terlebih
menjadi pusat latihan bagi para taruna Akademi Udara atau
kawah candradimuka maka Museum Pusat TNI AU ini
dipindahkan ke Yogyakarta digabung dengan Museum Ksatrian
AAU (Akadewmi Angkatan Udara). Dan pada tanggal 29 juni
1978 bertepatan dengan Peringatan Hari Bhakti TNI AU
Museum ini diresmikan oleh Marsekal Ashadi Tjahjadi menjadi
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
Dari waktu ke waktu koleksi museum ini bertambah dan
membuat ruangan museum tidak memadai lagi untuk
menyiompan koleksi koleksi tersebut maka museum kemudian
dipindahkan lagi ke Gudang bekas pabrik gula di Woonocatur
yang masih berada dalam kawasan Landasan Udara Adisutjipto.
Gudang ini dulunya pada saat zaman Jepan digunakan sebagai
hangar pesawat dan gudang senjata. Peresmian tempat yang
baru ini dilakukan oleh Kepala Staff TNI AU , Marsekal TNI
Sukardi pada tanggal 29 Juli 1984.
Koleksi Museum saat ini sudah mencapai ribuan, diantaranya
alutsista (alat Utama Sistem Senjata) dengan banyak ragam,
puluhan model pesawat, radio pemancar dan radar, model
pakaian dinas TNI AU, Diorama dan masih banyak koleksi foto
maupun prasasti yang lain. Memasuki halam museum kita akan
disambut oleh Pesawat tempur A4-E Skyhawk yang dipajang
didepan gedung Museum, ini merupakan koleksi terbaru dari
museum ini. Jenis pesawat ini dimiliki TNI AU sebanyak 37 unit
hingga tahun 2003, yang kemudian beberapa digantikan oleh
jenis pesawat Sukhoi type Su-27SK dan Su-30MK.
Begitu banyaknya koleksi Museum ini maka koleksi Museum ini
dikelompokkan dalam tujuh ruangan yang berbeda yakni
Ruangan Utama, Ruang Kronologi I, Ruang Kronologi II, Ruang
Alutsista, Ruang Paskhas, Ruang Diorama, dan Ruang Minat
Dirgantara.
Begitu memasuki Gedung Museum terdapat 4 patung tokoh
perintis TNI AU yakni, Marsekal Muda Anumerta Agustinus
Adisutjipto, Marsekal Muda Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman
Saleh, Marsekal Muda Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma
dan Marsekal Muda Anumerta Iswahjudi. Selanjutnya
Diruangan Kronologi I anda dapat menyaksikan foto serta
informasi mengenai pembentukan Angkatan Udara Indonesia.
Diantaranya penerbangan perdana pesawat merah putih tanggal
27 Oktober 1945, pembentukan sekolah penerbangan yang
pertama di Maguwo tanggal 7 nopember 1945 yang dipimpin A.
Adisutjipto, Operasi Seroja, pembentukan TRI Angkatan
Udara dan masih banyak koleksi lainnya. Ruangan Selanjutnya
yakni Ruang Paskhas berisi tentang beberapa Pakaian dinas
yang dikenakan TNI AU, baik pakaian tempur, Dinas harian
ataupun pakain tugas penerbangan.
Ruangan berikut dan paling mengesankan adalah ruang alutsista
dimana ditunjukkan beberapa pesawat yang pernaha digunakan
TNI AU diantaranya Pesawat Mustang P51 buatan Amerika
yang sangat tekenal, ada juga pesawat buatan inggris vampire
type DH-115 yang merupakan pesawat jet pertama yang
diterbangkan oleh Letnan Udara I Leo Wattimena pada tahun
1956. Dan yang paling penting adalah replika pesawat Dakota C-
47 yang ditembak oleh Belanda di Daerah Ngotho yang
menewaskan perintis TNI Angkatan Udara kita.
Museum ini dibuka setiap hari kecuali Hari Senin dan hari libur
Nasional Tutup. Pada hari Minggu sampai kamis pukul 08.00
WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB sedangkan hari Jum’at
sampai dengan sabtu dibuka mulai pukul 08.00 WIB sampai
dengan pukul 12.00 WIB. Harga tiket yang diberlakukan untuk
mengunjungi tempat ini ditetapkan sebesar Rp. 3.000,- per
orang
4. Kraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku
Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada
tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah
pesanggarahan[2]
yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini
digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja
Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan
di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan
sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan
Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan
Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar
Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping
KabupatenSleman[3]
.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh
kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara),
Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti,
Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan
Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan)[4][5]
. Selain
itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik
yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan
bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan
suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh
karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu
pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta. Dan untuk
itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan
Dunia UNESCO.
a. Tata Ruang Dan Arsitektur Umum
Arsitek kepala istana ini adalah Sultan Hamengkubuwana I,
pendiri Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Keahliannya
dalam bidangarsitektur dihargai oleh ilmuwan
berkebangsaan Belanda, Theodoor Gautier Thomas
Pigeaud dan Lucien Adam yang menganggapnya sebagai
"arsitek" dari saudara Pakubuwono II Surakarta"[6]
.
Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari keraton
berikut desain dasar landscape kota tua
Yogyakarta[7]
diselesaikan antara tahun 1755-1756.
Bangunan lain di tambahkan kemudian oleh para Sultan
Yogyakarta berikutnya. Bentuk istana yang tampak
sekarang ini sebagian besar merupakan hasil pemugaran dan
restorasi yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono
VIII (bertahta tahun 1921-1939).
b. Tata Ruang
Koridor di Kedhaton dengan latar belakang Gedhong Jene
dan Gedhong Purworetno
Dahulu bagian utama istana, dari utara keselatan, dimulai
dari Gapura Gladhag di utara sampai di Plengkung[8]
Nirboyo
di selatan. Bagian-bagian utama keraton Yogyakarta dari
utara ke selatan adalah: Gapura Gladag-Pangurakan;
Kompleks Alun-alun Ler (Lapangan Utara) dan Mesjid Gedhe
(Masjid Raya Kerajaan); Kompleks Pagelaran, Kompleks Siti
Hinggil Ler, Kompleks Kamandhungan Ler; Kompleks Sri
Manganti; Kompleks Kedhaton; Kompleks Kamagangan;
Kompleks Kamandhungan Kidul; Kompleks Siti Hinggil Kidul
(sekarang disebut Sasana Hinggil); serta Alun-alun Kidul
(Lapangan Selatan) dan Plengkung Nirbaya yang biasa
disebut Plengkung Gadhing[9][10]
.
Bagian-bagian sebelah utara Kedhaton dengan sebelah
selatannya boleh dikatakan simetris. Sebagian besar
bagunan di utara Kompleks Kedhaton menghadap arah utara
dan di sebelah selatan Kompleks Kedhaton menghadap ke
selatan. Di daerah Kedhaton sendiri bangunan kebanyakan
menghadap timur atau barat. Namun demikian ada bangunan
yang menghadap ke arah yang lain.
Selain bagian-bagian utama yang berporos utara-selatan
keraton juga memiliki bagian yang lain. Bagian tersebut
antara lain adalah Kompleks Pracimosono, Kompleks Roto
Wijayan, Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari,
dan Kompleks Istana Putra Mahkota (mula-mula Sawojajar
kemudian di nDalem Mangkubumen). Di sekeliling Keraton
dan di dalamnya terdapat sistem pertahanan yang terdiri
dari tembok/dinding Cepuri dan Baluwerti. Di luar dinding
tersebut ada beberapa bangunan yang terkait dengan
keraton antara lain Tugu Pal Putih, Gedhong Krapyak,
nDalem Kepatihan (Istana Perdana Menteri), dan Pasar
Beringharjo.
c. Arsitektur umum
Secara umum tiap kompleks utama terdiri dari halaman
yang ditutupi dengan pasir dari pantai selatan, bangunan
utama serta pendamping, dan kadang ditanami pohon
tertentu. Kompleks satu dengan yang lain dipisahkan oleh
tembok yang cukup tinggi dan dihubungkan dengan
Regol[11]
yang biasanya bergaya Semar Tinandu[12]
. Daun
pintu terbuat dari kayu jati yang tebal. Di belakang atau di
muka setiap gerbang biasanya terdapat dinding penyekat
yang disebut Renteng atau Baturono. Pada regol tertentu
penyekat ini terdapat ornamen yang khas.
Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam dipadu
dengan ornamen berwarna emas. Warna putih mendominasi
dinding bangunan maupun dinding pemisah kompleks. Lantai
biasanya terbuat dari batu pualam putih atau dari ubin
bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman berpasir.
Pada bangunan tertentu memiliki lantai utama yang lebih
tinggi[13]
. Pada bangunan tertentu dilengkapi dengan batu
persegi yang disebut Selo Gilang tempat menempatkan
singgasana Sultan.
Tiap-tiap bangunan memiliki kelas tergantung pada
fungsinya termasuk kedekatannya dengan jabatan
penggunanya. Kelas utama misalnya, bangunan yang
dipergunakan oleh Sultan dalam kapasitas jabatannya,
memiliki detail ornamen yang lebih rumit dan indah
dibandingkan dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah
kelas bangunan maka ornamen semakin sederhana bahkan
tidak memiliki ornamen sama sekali. Selain ornamen, kelas
bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk bagian
atau keseluruhan dari bangunan itu sendiri.[14]
d. Gladhag-Pangurakan
Gerbang utama untuk masuk ke dalam kompleks Keraton
Yogyakarta dari arah utara adalah Gapura Gladhag dan
Gapura Pangurakan[15]
yang terletak persis beberapa meter
di sebelah selatannya. Kedua gerbang ini tampak seperti
pertahanan yang berlapis[16]
. Pada zamannya konon
Pangurakan merupakan tempat penyerahan suatu daftar
jaga atau tempat pengusiran dari kota bagi mereka yang
mendapat hukuman pengasingan/pembuangan[17]
.
Pangurakan nJawi, dan Gapura Pangurakan Lebet[18]
. Gapura
Gladhag dahulu terdapat di ujung utara Jalan Trikora
(Kantor Pos Besar Yogyakarta dan Bank BNI 46) namun
sekarang ini sudah tidak ada[19]
. Di sebelah selatannya
adalah Gapura Pangurakan nJawi yang sekarang masih
berdiri dan menjadi gerbang pertama jika masuk Keraton
dari utara. Di selatan Gapura Pangurakan nJawi terdapat
Plataran/lapangan Pangurakan yang sekarang sudah menjadi
bagian dari Jalan Trikora. Batas sebelah selatannya adalah
Gapura Pangurakan Lebet yang juga masih berdiri[20]
.
Selepas dari Gapura Pangurakan terdapat Kompleks Alun-
alun Ler.
e. Alun-alun Lor
Tanah lapang, "Alun-alun Lor", di bagian utara kraton
Yogyakarta dengan pohon Ringin Kurung-nya
Alun-alun Lor adalah sebuah lapangan berumput[21]
di bagian
utara Keraton Yogyakarta. Dahulu tanah lapang yang
berbentuk persegi ini dikelilingi oleh dinding pagar yang
cukup tinggi[22]
. Sekarang dinding ini tidak terlihat lagi
kecuali di sisi timur bagian selatan. Saat ini alun-alun
dipersempit dan hanya bagian tengahnya saja yang tampak.
Di bagian pinggir sudah dibuat jalan beraspal yang dibuka
untuk umum.
Di pinggir Alun-alun ditanami deretan pohon Beringin (Ficus
benjamina; famili Moraceae) dan di tengah-tengahnya
terdapat sepasang pohon beringin yang diberi pagar yang
disebut denganWaringin Sengkeran/Ringin Kurung (beringin
yang dipagari). Kedua pohon ini diberi namaKyai
Dewadaru dan Kyai Janadaru[23]
. Pada zamannya selain
Sultan hanyalah Pepatih Dalem [24]
yang boleh
melewati/berjalan di antara kedua pohon beringin yang
dipagari ini. Tempat ini pula yang dijadikan arena rakyat
duduk untuk melakukan "Tapa Pepe"[25]
saat Pisowanan
Ageng[26]
sebagai bentuk keberatan atas kebijakan
pemerintah[27]
. Pegawai /abdi-Dalem Kori akan menemui
mereka untuk mendengarkan segala keluh kesah kemudian
disampaikan kepada Sultan yang sedang duduk di Siti
Hinggil.
Di sela-sela pohon beringin di pinggir sisi utara, timur, dan
barat terdapat pendopo kecil yang disebut
dengan Pekapalan, tempat transit dan menginap para Bupati
dari daerah Mancanegara Kesultanan[28]
. Bangunan ini
sekarang sudah banyak yang berubah fungsi dan sebagian
sudah lenyap. Dahulu dibagian selatan terdapat bangunan
yang sekarang menjadi kompleks yang terpisah, Pagelaran.
Pada zaman dahulu Alun-alun Lor digunakan sebagai tempat
penyelenggaraan acara dan upacara kerajaan yang
melibatkan rakyat banyak. Di antaranya adalah upacara
garebeg serta sekaten, acara watangan serta rampogan
macan, pisowanan ageng, dan sebagainya. Sekarang tempat
ini sering digunakan untuk berbagai acara yang juga
melibatkan masyarakat seperti konser-konser musik,
kampanye, rapat akbar, tempat penyelenggaraan ibadah hari
raya Islam sampai juga digunakan untuk sepak bola warga
sekitar dan tempat parkir kendaraan.
f. Mesjid Gedhe Kasultanan
Kompleks Mesjid Gedhe Kasultanan (Masjid Raya
Kesultanan) atau Masjid Besar Yogyakarta terletak di
sebelah barat kompleks Alun-alun utara. Kompleks yang juga
disebut dengan Mesjid Gedhe Kauman dikelilingi oleh suatu
dinding yang tinggi. Pintu utama kompleks terdapat di sisi
timur. Arsitektur bangunan induk berbentuk tajug persegi
tertutup dengan atap bertumpang tiga. Untuk masuk ke
dalam terdapat pintu utama di sisi timur dan utara. Di sisi
dalam bagian barat terdapat mimbar bertingkat tiga yang
terbuat dari kayu, mihrab(tempat imam memimpin ibadah),
dan sebuah bangunan mirip sangkar yang disebut maksura.
Pada zamannya (untuk alasan keamanan) di tempat ini Sultan
melakukan ibadah. Serambi masjid berbentuk joglo persegi
panjang terbuka. Lantai masjid induk dibuat lebih tinggi dari
serambi masjid dan lantai serambi sendiri lebih tinggi
dibandingkan dengan halaman masjid. Di sisi utara-timur-
selatan serambi terdapat kolam kecil. Pada zaman dahulu
kolam ini untuk mencuci kaki orang yang hendak masuk
masjid.
Di depan masjid terdapat sebuah halaman yang ditanami
pohon tertentu. Di sebelah utara dan selatan halaman (timur
laut dan tenggara bangunan masjid raya) terdapat sebuah
bangunan yang agak tinggi yang dinamakan Pagongan.
Pagongan di timur laut masjid disebut dengan Pagongan Ler
(Pagongan Utara) dan yang berada di tenggara disebut
dengan Pagongan Kidul (Pagongan Selatan). Saat upacara
Sekaten, Pagongan Ler digunakan untuk menempatkan
gamelan sekati Kangjeng Kyai (KK) Naga Wilaga dan
Pagongan Kidul untuk gamelan sekati KK Guntur Madu. Di
barat daya Pagongan Kidul terdapat pintu untuk masuk
kompleks masjid raya yang digunakan dalam upacara Jejak
Boto[29]
pada upacara Sekaten pada tahun Dal. Selain itu
terdapat Pengulon, tempat tinggal resmiKangjeng Kyai
Pengulu[30]
di sebelah utara masjid dan pemakaman tua di
sebelah barat masjid.
g. Kompleks Pagelaran
Bangunan utama adalah Bangsal Pagelaran yang dahulu
dikenal dengan nama Tratag Rambat[31]
. Pada zamannya
Pagelaran merupakan tempat para punggawa kesultanan
menghadap Sultan pada upacara resmi. Sekarang sering
digunakan untuk even-even pariwisata, religi, dan lain-lain
disamping untuk upacara adat keraton. Sepasang Bangsal
Pemandengan terletak di sisi jauh sebelah timur dan barat
Pagelaran. Dahulu tempat ini digunakan oleh Sultan untuk
menyaksikan latihan perang di Alun-alun Lor.
Sepasang Bangsal Pasewakan/Pengapit terletak tepat di sisi
luar sayap timur dan barat Pagelaran. Dahulu digunakan para
panglima Kesultanan menerima perintah dari Sultan atau
menunggu giliran melapor kepada beliau kemudian juga
digunakan sebagai tempat jaga Bupati Anom Jaba[32]
.
Sekarang digunakan untuk kepentingan pariwisata (semacam
diorama yang menggambarkan prosesi adat, prajurit keraton
dan lainnya). Bangsal Pengrawit yang terletak di dalam sayap
timur bagian selatan Tratag Pagelaran dahulu digunakan oleh
Sultan untuk melantik Pepatih Dalem. Saat ini di sisi selatan
kompleks ini dihiasi dengan relief perjuangan Sultan HB
I dan Sultan HB IX. Kompleks Pagelaran ini pernah
digunakan oleh Universitas Gadjah Mada sebelum memiliki
kampus di Bulak Sumur.[33]
.
h. Siti Hinggil Ler
Di selatan kompleks Pagelaran terdapat Kompleks Siti
Hinggil. Kompleks Siti Hinggil secara tradisi digunakan
untuk menyelenggarakan upacara-upacara resmi kerajaan.
Di tempat ini pada 19 Desember 1949 digunakan peresmian
Univ. Gadjah Mada. Kompleks ini dibuat lebih tinggi dari
tanah di sekitarnya dengan dua jenjang untuk naik berada
di sisi utara dan selatan. Di antara Pagelaran dan Siti
Hinggil ditanami deretan pohon Gayam (Inocarpus
edulis/Inocarpus fagiferus; famili Papilionaceae).
Di kanan dan kiri ujung bawah jenjang utara Siti Hinggil
terdapat dua Bangsal Pacikeran yang digunakan oleh abdi-
Dalem Mertolulutdan Singonegoro[34]
sampai sekitar
tahun 1926. Pacikeran barasal dari kata ciker yang berarti
tangan yang putus. Bangunan Tarub Agung terletak tepat di
ujung atas jenjang utara. Bangunan ini berbentuk kanopi
persegi dengan empat tiang, tempat para pembesar transit
menunggu rombongannya masuk ke bagian dalam istana. Di
timur laut dan barat laut Tarub Agung terdapat Bangsal
Kori. Di tempat ini dahulu bertugas abdi-Dalem
Kori dan abdi-Dalem Jaksa yang fungsinya untuk
menyampaikan permohonan maupun pengaduan rakyat
kepada Sultan.
Bangsal Manguntur Tangkil terletak di tengah-tengah Siti
Hinggil di bawah atau di dalam sebuah hall besar terbuka
yang disebut Tratag Sitihinggil[35]
. Bangunan ini adalah
tempat Sultan duduk di atas singgasananya pada saat
acara-acara resmi kerajaan seperti pelantikan Sultan dan
Pisowanan Agung. Di bangsal ini pula pada 17
Desember 1949
Ir. Soekarno dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia
Serikat. Bangsal Witono berdiri di selatan Manguntur
Tangkil. Lantai utama bangsal yang lebih besar dari
Manguntur Tangkil ini dibuat lebih tinggi. Bangunan ini
digunakan untuk meletakkan lambang-lambang kerajaan atau
pusaka kerajaan pada saat acara resmi kerajaan[36]
.
Bale Bang yang terletak di sebelah timur Tratag Siti
Hinggil pada zaman dahulu digunakan untuk menyimpan
perangkat Gamelan Sekati, KK[37]
Guntur Madu dan KK Naga
Wilaga. Bale Angun-angun yang terletak di sebelah barat
Tratag Siti Hinggil pada zamannya merupakan tempat
menyimpan tombak, KK Suro Angun-angun.
i. Kamandhungan Lor
Di selatan Siti Hinggil terdapat lorong yang membujur ke
arah timur-barat. Dinding selatan lorong merupakan dinding
Cepuri dan terdapat sebuah gerbang besar, Regol
Brojonolo, sebagai penghubung Siti Hinggil
dengan Kamandhungan. Di sebelah timur dan barat sisi
selatan gerbang terdapat pos penjagaan. Gerbang ini hanya
dibuka pada saat acara resmi kerajaan dan di hari-hari lain
selalu dalam keadaan tertutup. Untuk masuk ke kompleks
Kamandhungan sekaligus kompleks dalam Keraton sehari-
hari melalui pintuGapura Keben di sisi timur dan barat
kompleks ini yang masing-masing menjadi pintu masing-
masing ke jalan Kemitbumen danRotowijayan.
Kompleks Kamandhungan Ler sering disebut Keben karena
di halamannya ditanami pohon Keben (Barringtonia asiatica;
familiLecythidaceae). Bangsal Ponconiti yang berada di
tengah-tengah halaman merupakan bangunan utama di
kompleks ini. Dahulu (kira-kira sampai 1812) bangsal ini
digunakan untuk mengadili perkara dengan ancaman
hukuman mati dengan Sultan sendiri yang yang memimpin
pengadilan. Versi lain mengatakan digunakan untuk
mengadili semua perkara yang berhubungan dengan keluarga
kerajaan. Kini bangsal ini digunakan dalam acara adat
seperti garebeg dan sekaten. Di selatan bangsal Ponconiti
terdapat kanopi besar untuk menurunkan para tamu dari
kendaraan mereka yang dinamakan Bale Antiwahana. Selain
kedua bangunan tersebut terdapat beberapa bangunan
lainnya di tempat ini.[38]
j. Sri Manganti
Kompleks Sri Manganti terletak di sebelah selatan
kompleks Kamandhungan Ler dan dihubungkan oleh Regol
Sri Manganti. Pada dinding penyekat terdapat
hiasan Makara raksasa. Di sisi barat kompleks
terdapat Bangsal Sri Manganti yang pada zamannya
digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu-tamu
penting kerajaan. Sekarang di lokasi ini ditempatkan
beberapa pusaka keraton yang berupa alat musik gamelan.
Selain itu juga difungsikan untuk penyelenggaraan even
pariwisata keraton.
Bangsal Traju Mas yang berada di sisi timur dahulu menjadi
tempat para pejabat kerajaan saat mendampingi Sultan
dala menyambut tamu. Versi lain mengatakan kemungkinan
tempat ini menjadi balai pengadilan (?). Tempat ini
digunakan untuk menempatkan beberapa pusaka yang antara
lain berupa tandu dan meja hias. Bangsal ini pernah runtuh
pada 27 Mei 2006 akibat gempa bumi yang mengguncang
DIY dan Jawa Tengah. Setelah proses restorasi yang
memakan waktu yang lama akhirnya pada awal tahun 2010
bangunan ini telah berdiri lagi di tempatnya.
Di sebelah timur bangsal ini terdapat dua pucuk meriam
buatan Sultan HB II yang mengapit sebuah prasasti
berbahasa dan berhuruf Cina. Di sebelah timurnya
berdiri Gedhong Parentah Hageng Karaton, gedung
Administrasi Tinggi Istana. Selain itu di halaman ini
terdapat bangsal Pecaosan Jaksa, bangsal Pecaosan
Prajurit, bangsal Pecaosan Dhalang dan bangunan lainnya.[39]
k. Kedhaton
Pintu Gerbang Donopratopo, Kraton Yogyakarta
Di sisi selatan kompleks Sri Manganti berdiri Regol
Donopratopo yang menghubungkan dengan kompleks
Kedhaton. Di muka gerbang terdapat sepasang arca
raksasa Dwarapala yang dinamakan Cinkorobolo disebelah
timur dan Bolobuto di sebelah barat. Di sisi timur terdapat
pos penjagaan. Pada dinding penyekat sebelah selatan
tergantung lambang kerajaan, Praja Cihna[40]
.
Kompleks kedhaton merupakan inti dari Keraton seluruhnya.
Halamannya kebanyakan dirindangi oleh pohon Sawo
kecik (Manilkara kauki; famili Sapotaceae). Kompleks ini
setidaknya dapat dibagi menjadi tiga bagian halaman
(quarter). Bagian pertama adalahPelataran Kedhaton dan
merupakan bagian Sultan. Bagian selanjutnya
adalah Keputren yang merupakan bagian istri (para istri)
dan para puteri Sultan. Bagian terakhir adalah Kesatriyan,
merupakan bagian putra-putra Sultan. Di kompleks ini tidak
semua bangunan maupun bagiannya terbuka untuk umum,
terutama dari bangsal Kencono ke arah barat.
Di bagian Pelataran Kedhaton, Bangsal Kencono (Golden
Pavilion) yang menghadap ke timur merupakan balairung
utama istana. Di tempat ini dilaksanakan berbagai upacara
untuk keluarga kerajaan di samping untuk upacara
kenegaraan. Di keempat sisi bangunan ini terdapat Tratag
Bangsal Kencana yang dahulu digunakan untuk latihan
menari. Di sebelah barat bangsal Kencana terdapat nDalem
Ageng Proboyakso yang menghadap ke selatan. Bangunan
yang berdinding kayu ini merupakan pusat dari Istana
secara keseluruhan. Di dalamnya disemayamkan Pusaka
Kerajaan (Royal Heirlooms), Tahta Sultan, dan Lambang-
lambang Kerajaan (Regalia) lainnya.
Di sebelah utara nDalem Ageng Proboyakso
berdiri Gedhong Jene (The Yellow House) sebuah bangunan
tempat tinggal resmi (official residence) Sultan yang
bertahta. Bangunan yang didominasi warna kuning pada
pintu dan tiangnya dipergunakan sampai Sultan HB IX.
Oleh Sultan HB X tempat yang menghadap arah timur ini
dijadikan sebagai kantor pribadi. Sedangkan Sultan sendiri
bertempat tinggal di Keraton Kilen[41]
. Di sebelah timur laut
Gedhong Jene berdiri satu-satunya bangunan bertingkat di
dalam keraton, Gedhong Purworetno. Bangunan ini didirikan
oleh Sultan HB V dan menjadi kantor resmi Sultan. Gedung
ini menghadap ke arah bangsal Kencana di sebelah
selatannya.
Di selatan bangsal Kencana berdiri Bangsal
Manis menghadap ke arah timur. Bangunan ini dipergunakan
sebagai tempat perjamuan resmi kerajaan. Sekarang
tempat ini digunakan untuk membersihkan pusaka kerajaan
pada bulan Suro[42]
. Bangunan lain di bagian ini
adalah Bangsal Kotak[43]
, Bangsal Mandalasana[44]
, Gedhong
Patehan[45]
, Gedhong Danartapura[46]
, Gedhong
Siliran[47]
, Gedhong Sarangbaya[48]
, Gedhong Gangsa[49]
, dan
lain sebagainya. Di tempat ini pula sekarang berdiri
bangunan baru, Gedhong Kaca sebagai museum Sultan HB
IX.
Keputren merupakan tempat
tinggal Permaisuri dan Selir raja. Di tempat yang memiliki
tempat khusus untuk beribadat [50]
pada zamannya tinggal
para puteri raja yang belum menikah. Tempat ini merupakan
kawasan tertutup sejak pertama kali didirikan hingga
sekarang. Kesatriyan pada zamannya digunakan sebagai
tempat tinggal para putera raja yang belum menikah.
Bangunan utamanya adalah Pendapa Kesatriyan, Gedhong
Pringgandani, dan Gedhong Srikaton. Bagian Kesatriyan ini
sekarang dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan
even pariwisata. Di antara Plataran Kedhaton dan
Kesatriyan dahulu merupakan istal kuda yang dikendarai
oleh Sultan.[51]
l. Kamagangan
Di sisi selatan kompleks Kedhaton terdapat Regol
Kamagangan yang menghubungkan kompleks Kedhaton
dengan kompleks Kemagangan. Gerbang ini begitu penting
karena di dinding penyekat sebelah utara terdapat patung
dua ekor ular yang menggambarkan tahun berdirinya
Keraton Yogyakarta[52]
. Di sisi selatannya pun terdapat dua
ekor ular di kanan dan kiri gerbang yang menggambarkan
tahun yang sama.
Dahulu kompleks Kemagangan digunakan untuk penerimaan
calon pegawai (abdi-Dalem Magang), tempat berlatih dan
ujian serta apel kesetiaan para abdi-Dalem magang.
Bangsal Magangan yang terletak di tengah halaman besar
digunakan sebagai tempat upacaraBedhol Songsong,
pertunjukan wayang kulit yang menandai selesainya seluruh
prosesi ritual di Keraton. Bangunan Pawon Ageng (dapur
istana) Sekul Langgen berada di sisi timur dan Pawon Ageng
Gebulen berada di sisi barat. Kedua nama tersebut mengacu
pada jenis masakan nasi Langgi dan nasi Gebuli. Di sudut
tenggara dan barat daya terdapat Panti Pareden. Kedua
tempat ini digunakan untuk membuat Pareden /
Gunungan pada saat menjelang Upacara Garebeg. Di sisi
timur dan barat terdapat gapura yang masing-masing
merupakan pintu ke jalan Suryoputran dan jalan Magangan.
Di sisi selatan halaman besar terdapat sebuah jalan yang
menghubungkan kompleks Kamagangan dengan Regol
Gadhung Mlati. Dahulu di bagian pertengahan terdapat
jembatan gantung yang melintasi kanal Taman sari yang
menghubungkan dua danau buatan di barat dan timur
kompleks Taman Sari. Di sebelah barat tempat ini terdapat
dermaga kecil yang digunakan oleh Sultan untuk berperahu
melintasi kanal dan berkunjung ke Taman Sari.[53]
m. Kamandhungan Kidul
Di ujung selatan jalan kecil di selatan kompleks Kamagangan
terdapat sebuah gerbang, Regol Gadhung Mlati, yang
menghubungkan kompleks Kamagangan dengan kompleks
Kamandhungan Kidul/selatan. Dinding penyekat gerbang ini
memiliki ornamen yang sama dengan dinding penyekat
gerbang Kamagangan. Di kompleks Kamandhungan Kidul
terdapat bangunan utama Bangsal Kamandhungan. Bangsal
ini konon berasal dari pendapa desa Pandak Karang
Nangka di daerah Sokawati yang pernah menjadi
tempat Sri Sultan Hamengkubuwono I bermarkas saat
perang tahta III. Di sisi selatan Kamandhungan Kidul
terdapat sebuah gerbang, Regol Kamandhungan, yang
menjadi pintu paling selatan dari kompleks cepuri. Di antara
kompleks Kamandhungan Kidul dan Siti Hinggil Kidul
terdapat jalan yang disebut dengan Pamengkang. [54]
n. Siti Hinggil Kidul
Arti dari Siti Hinggil yaitu tanah yang tinggi, siti : tanah
dan hinggil : tinggi. Siti Hinggil Kidul atau yang sekarang
dikenal denganSasana Hinggil Dwi Abad terletak di sebelah
utara alun-alun Kidul. Luas kompleks Siti Hinggil Kidul
kurang lebih 500 meter persegi. Permukaan tanah pada
bangunan ini ditinggikan sekitar 150 cm dari permukaan
tanah di sekitarnya[55]
. Sisi timur-utara-barat dari
kompleks ini terdapat jalan kecil yang disebut
dengan Pamengkang, tempat orang berlalu lalang setiap hari.
Dahulu di tengah Siti Hinggil terdapat pendapa sederhana
yang kemudian dipugar pada 1956 menjadi sebuah Gedhong
Sasana Hinggil Dwi Abad sebagai tanda peringatan 200
tahun kota Yogyakarta.
Siti Hinggil Kidul digunakan pada zaman dulu oleh Sultan
untuk menyaksikan para prajurit keraton yang sedang
melakukan gladi bersih upacara Garebeg, tempat
menyaksikan adu manusia dengan macan (rampogan)[56]
[?]
dan untuk berlatih prajurit perempuan, Langen Kusumo.
Tempat ini pula menjadi awal prosesi perjalanan panjang
upacara pemakaman Sultan yang mangkat ke Imogiri.
Sekarang, Siti Hinggil Kidul digunakan untuk
mempergelarkan seni pertunjukan untuk umum khususnya
wayang kulit, pameran, dan sebagainya.[57]
o. Komplek Belakang
Alun-alun Kidul
Alun-alun Kidul (Selatan) adalah alun-alun di bagian Selatan
Keraton Yogyakarta. Alun-alun Kidul sering pula disebut
sebagaiPengkeran. Pengkeran berasal dari kata pengker
(bentuk krama) dari mburi (belakang). Hal tersebut sesuai
dengan keletakan alun-alun Kidul yang memang terletak di
belakang keraton. Alun-alun ini dikelilingi oleh tembok
persegi yang memiliki lima gapura, satu buah di sisi selatan
serta di sisi timur dan barat masing-masing dua buah.
Di antara gapura utara dan selatan di sisi barat
terdapat ngGajahansebuah kandang guna memelihara gajah
milik Sultan. Di sekeliling alun-alun ditanami pohon mangga
(Mangifera indica; familiAnacardiaceae), pakel (Mangifera
sp; famili Anacardiaceae), dan kuini (Mangifera odoranta;
famili Anacardiaceae). Pohon beringin hanya terdapat dua
pasang. Sepasang di tengah alun-alun yang dinamakan Supit
Urang (harfiah=capit udang) dan sepasang lagi di kanan-kiri
gapura sisi selatan yang dinamakan Wok(dari kata bewok,
harfiaf=jenggot). Dari gapura sisi selatan terdapat
jalan Gadingyang menghubungkan dengan Plengkung
Nirbaya.[58]
p. Plengkung Nirbaya
Plengkung Nirbaya merupakan ujung selatan poros utama keraton.
Dari tempat ini Sultan HB I masuk ke Keraton Yogyakarta pada
saat perpindahan pusat pemerintahan dari Kedhaton Ambar
Ketawang[59]
. Gerbang ini secara tradisi digunakan sebagai rute
keluar untuk prosesi panjang pemakaman Sultan ke Imogiri.
Untuk alasan inilah tempat ini kemudian menjadi tertutup bagi
Sultan yang sedang bertahta.
q. Bagian lain Keraton
Pracimosono
Kompleks Pracimosono merupakan bagian keraton yang
diperuntukkan bagi para prajurit keraton. Sebelum bertugas
dalam upacara adat para prajurit keraton tersebut
mempersiapkan diri di tempat ini. Kompleks yang tertutup
untuk umum ini terletak di sebelah barat Pagelaran dan Siti
Hinggil Lor.[60]
Roto Wijayan
Kompleks Roto Wijayan merupakan bagian keraton untuk
menyimpan dan memelihara kereta kuda. Tempat ini mungkin
dapat disebut sebagai garasi istana. Sekarang kompleks Roto
Wijayan menjadi Museum Kereta Keraton. Di kompleks ini
masih disimpan berbagai kereta kerajaan yang dahulu
digunakan sebagai kendaraan resmi. Beberapa diantaranya
ialah KNy Jimat, KK Garuda Yaksa, dan Kyai Rata Pralaya.
Tempat ini dapat dikunjungi oleh wisatawan.[61]
Kawasan tertutup
Kompleks Tamanan merupakan kompleks taman yang berada di
barat laut kompleks Kedhaton tempat dimana keluarga
kerajaan dan tamu kerajaan berjalan-jalan. Kompleks ini
tertutup untuk umum. Kompleks Panepen merupakan sebuah
masjid yang digunakan oleh Sultan dan keluarga kerajaan
sebagai tempat melaksanakan ibadah sehari-hari dan tempat
Nenepi (sejenis meditasi). Tempat ini juga dipergunakan
sebagai tempat akad nikah bagi keluarga Sultan[62]
. Lokasi ini
tertutup untuk umum. Kompleks Kraton Kilen dibangun
semasa Sultan HB VII. Lokasi yang berada di sebelah barat
Keputren menjadi tempat kediaman resmi Sultan HB X dan
keluarganya. Lokasi ini tertutup untuk umum.[63]
Taman Sari
Kolam Pemandian Umbul Binangun, Taman Sari, Kraton
Yogyakarta
Kompleks Taman Sari merupakan peninggalan Sultan HB I.
Taman Sari (Fragrant Garden) berarti taman yang indah,
yang pada zaman dahulu merupakan tempat rekreasi bagi
sultan beserta kerabat istana. Di kompleks ini terdapat
tempat yang masih dianggap sakral di lingkungan Taman Sari,
yakni Pasareyan Ledoksari tempat peraduan dan tempat
pribadi Sultan. Bangunan yang menarik adalah Sumur
Gumuling yang berupa bangunan bertingkat dua dengan lantai
bagian bawahnya terletak di bawah tanah. Di masa lampau,
bangunan ini merupakan semacam surau tempat sultan
melakukan ibadah. Bagian ini dapat dicapai melalui lorong
bawah tanah. Di bagian lain masih banyak lorong bawah tanah
yang lain, yang merupakan jalan rahasia, dan dipersiapkan
sebagai jalan penyelamat bila sewaktu-waktu kompleks ini
mendapat serangan musuh. Sekarang kompleks Taman Sari
hanya tersisa sedikit saja.[64]
Kadipaten
Kompleks nDalem Mangkubumen merupakan Istana Putra
Mahkota atau dikenal dengan nama Kadipaten (berasal dari
gelar Putra Mahkota: "Pangeran Adipati Anom". Tempat ini
terletak di Kampung Kadipaten sebelah barat laut Taman Sari
dan Pasar Ngasem. Sekarang kompleks ini digunakan sebagai
kampus Univ Widya Mataram. Sebelum menempati nDalem
Mangkubumen, Istana Putra Mahkota berada di Sawojajar,
sebelah selatan Gerbang Lengkung/Plengkung
Tarunasura (Wijilan). Sisa-sisa yang ada antara lain
berupa Masjid Selo yang dulu berada di Sawojajar.[65]
Benteng Baluwerti
Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta merupakan sebuah
dinding yang melingkungi kawasan Keraton Yogyakarta dan
sekitarnya. Dinding ini didirikan atas prakarsa Sultan HB
II ketika masih menjadi putra mahkota pada tahun 1785-
1787. Bangunan ini kemudian diperkuat lagi
sekitar 1809 ketika beliau telah menjabat sebagai Sultan.
Benteng ini memiliki ketebalan sekitar 3 meter dan tinggi
sekitar 3-4 meter. Untuk masuk ke dalam area benteng
tersedia lima buah pintu gerbang lengkung yang disebut
dengan Plengkung, dua diantaranya hingga kini masih dapat
disaksikan. Sebagai pertahanan di keempat sudutnya didirikan
bastion, tiga diantaranya masih dapat dilihat hingga kini.[66]
r. Bagian Lain Yang Terkait
Keraton Yogyakarta juga mempunyai bangunan-bangunan
yang berada di luar lingkungan Keraton itu sendiri.
Bangunan-bangunan tersebut memiliki kaitan yang erat dan
boleh jadi merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
s. Tugu Golong Gilig
Tugu golong gilig atau tugu pal putih (white pole) merupakan
penanda batas utara kota tua Yogyakarta. Semula bangunan
ini berbentuk seperti tongkat bulat (gilig) dengan sebuah
bola (golong) diatasnya. Bangunan ini mengingatkan pada
Washington Monument di Washington DC. Pada tahun 1867
bangunan ini rusak (patah) karena gempa bumi yang juga
merusakkan situs Taman Sari. Pada masa
pemerintahan Sultan HB VII bangunan ini didirikan kembali.
Namun sayangnya dengan bentuk berbeda seperti yang
dapat disaksikan sekarang (Januari 2008). Ketinggiannya
pun dikurangi dan hanya sepertiga tinggi bangunan aslinya.
Lama-kelamaan nama tugu golong gilig dan tugu pal putih
semakin dilupakan seiring penyebutan bangunan ini sebagai
Tugu Yogyakarta.
5. Taman Pintar
Taman Pintar Yogyakarta
Jl. Panembahan Senopati No. 1-3 Yogyakarta INDONESIA
55122 telp: +62-274-583631, 583713 fax: +62-274-583664
Terletak di kawasan pusat Kota Yogyakarta, sebuah wahana
wisata baru untuk anak-anak yakni Taman Pintar dibangun
sebagai wahana ekpresi, apresiasi dan kreasi dalam suasana
yang menyenangkan.
Dengan moto mencerdaskan dan menyenangkan, taman yang
mulai dibangun pada 2003 ini ingin menumbuhkembangkan minat
anak dan generasi muda terhadap sains melalui imajinasi,
percobaan, dan pemainan dalam rangka pengembangan Sumber
Daya Manusia Indonesia yang berkualitas.
Taman Pintar juga ingin mewujudkan salah satu ajaran Ki Hajar
Dewantara yaitu Niteni: Memahami, Niroake: Menirukan, dan
Nambahi: Mengembangkan.
6. Zonasi Taman Pintar
a. Playground:
Daerah
penyambutan dan
permainan serta
sebagai ruang
publik bagi
pengunjung. Pada
daerah ini
disediakan
sejumlah wahana
bermain untuk anak seperti Pipa Bercerita, Parabola
Berbisik, Rumah Pohon, Air Menari, Koridor Air, Desaku
Permai, Spektrum Warna Dinding Berdendang, Sistem
Katrol, Jembatan Goyang, Jungkat-jungkit, Istana Pasir,
Engklek, dan Forum Batu
b. Gedung Heritage:
Daerah ini diperuntukkan bagi pendidikan anak berusia dini
(PAUD), yang terdiri dari anak-anak usia pra-sekolah hingga
TK.
c. Gedung Oval:
Zona ini terdiri dari zona pengenalan lingkungan dan eksibisi
ilmu pengetahuan, zona pemaparan, sejarah, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
d. Gedung Kotak:
Gedung ini terdiri dari tiga lantai yakni lantai pertama zona
sarana pelengkap Taman Pintar yang mencakup ruang
pameran, ruang audiovisual, radio anak Jogja, food court,
dan souvenier counter. Lantai dua zona materi dasar dan
penerapan iptek terdiri dari Indonesiaku, jembatan sains,
teknologi populer, teknologi canggih, dan perpustakaan.
Sedangkan lantai tiga terdiri dari laboratorium sains,
animasi dan tv, dan courses class.
e. Jam buka:
Setiap hari Selasa hingga Minggu pukul 09.00 - 16.00 WIB
(Hari Senin Tutup)
f. Fasilitas:
- Alat peraga iptek interaktif
- ruang pameran dan audiovisual
- Food court
– Mushola
- Toko souvenir
- Pusat Informasi
7. Malioboro
Malioboro membentang di atas sumbu imajiner yang
menghubungkan Kraton Yogyakarta, Tugu dan puncak Gunung
Merapi, jalan ini terbentuk menjadi suatu lokalitas perdagangan
setelah Sri Sultan Hamengku Buwono I mengembangkan sarana
perdagangan melalui sebuah pasar tradisional semenjak tahun
1758. Setelah berlalu 248 tahun, tempat itu masih bertahan
sebagai suatu kawasan perdagangan bahkan menjadi salah satu
ikon Yogyakarta yang dikenal denganMalioboro.
Terletak sekitar 800 meter dari Kraton Yogyakarta, tempat ini
dulunya dipenuhi dengan karangan bunga setiap kali Kraton
melaksanakan perayaan. Malioboro yang dalam bahasa
sansekerta berarti "karangan bunga" menjadi dasar penamaan
jalan tersebut.
Diapit pertokoan, perkantoran, rumah makan, hotel berbintang
dan bangunan bersejarah, jalan yang dulunya sempat menjadi
basis perjuangan saat agresi militer Belanda ke-2 pada tahun
1948 juga pernah menjadi lahan pengembaraan para seniman
yang tergabung dalam komunitasPersada Studi Klub ( PSK )
pimpinan seniman Umbul Landu Paranggi semenjak tahun 1970-
an hingga sekitar tahun 1990.
8. Surga Cinderamata
Menikmati pengalaman berbelanja, berburu cinderamata khas
Jogja, wisatawan bisa berjalan kaki sepanjang bahu jalan yang
berkoridor ( arcade ). Di sini akan ditemui banyak pedagang kaki
lima yang menggelar dagangannya. Mulai dari produk kerajinan
lokal seperti batik, hiasan rotan, wayang kulit, kerajinan bambu (
gantungan kunci, lampu hias dan lain sebagainya ) juga blangkon (
topi khas Jawa / Jogja ) serta barang-barang perak, hingga
pedagang yang menjual pernak pernik umum yang banyak ditemui
di tempat perdagangan lain. Sepanjang arcade, wisatawan selain
bisa berbelanja dengan tenang dalam kondisi cerah maupun
hujan, juga bisa menikmati pengalaman belanja yang
menyenangkan saat menawar harga. Jika beruntung, bisa
berkurang sepertiga atau bahkan separuhnya.
Jangan lupa untuk menyisakan sedikit tenaga. Masih ada pasar
tradisional yang harus dikunjungi. Di tempat yang dikenal
dengan Pasar Beringharjo, selain wisatawan bisa menjumpai
barang - barang sejenis yang dijual di sepanjang arcade, pasar
ini menyediakan beraneka produk tradisional yang lebih lengkap.
Selain produk lokal Jogja, juga tersedia produk daerah tetangga
seperti batik Pekalongan atau batik Solo. Mencari batik tulis
atau batik print, atau sekedar mencari tirai penghias jendela
dengan motif unik serta sprei indah bermotif batik. Tempat ini
akan memuaskan hasrat berbelanja barang - barang unik dengan
harga yang lebih murah.
Berbelanja di kawasan Malioboro serta Beringharjo, pastikan
tidak tertipu dengan harga yang ditawarkan. Biasanya para
penjual menaikkan harga dari biasanya bagi para wisatawan.
9. Benteng Vredeburg dan Gedung Agung
Di penghujung jalan "karangan bunga" ini, wisatawan dapat
mampir sebentar di Benteng Vredeburg yang berhadapan
dengan Gedung Agung. Benteng ini dulunya merupakan basis
perlindungan Belanda dari kemungkinan serangan pasukan Kraton.
Seperti lazimnya setiap benteng, tempat yang dibangun tahun
1765 ini berbentuk tembok tinggi persegi melingkari areal di
dalamnya dengan menara pemantau di empat penjurunya yang
digunakan sebagai tempat patroli.
Sedangkan Gedung Agung yang terletak di depannya pernah
menjadi tempat kediaman Kepala Administrasi Kolonial
Belanda sejak tahun 1946 hingga 1949. Selain itu sempat
menjadi Istana Negara pada masa kepresidenan Soekarno ketika
Ibukota Negara dipindahkan ke Yogyakarta.
10.Lesehan Malioboro
Saat matahari mulai terbenam, ketika lampu - lampu jalan dan
pertokoan mulai dinyalakan yang menambah indahnya suasana
Malioboro, satu persatu lapak lesehan mulai digelar. Makanan
khas Jogja seperti gudeg atau pecel lele bisa dinikmati disini
selain masakan oriental ataupunsea food serta masakan Padang.
Serta hiburan lagu-lagu hits atau tembang kenangan oleh para
pengamen jalanan ketika bersantap.
Bagi para wisatawan yang ingin mencicipi masakan di sepanjang
jalan Malioboro, mintalah daftar harga dan pastikan pada
penjual, untuk menghindari naiknya harga secara tidak wajar.
Mengunjungi Yogyakarta yang dikenal dengan "Museum Hidup
Kebudayaan Jawa", terasa kurang lengkap tanpa mampir ke jalan
yang telah banyak menyimpan berbagai cerita sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia serta dipenuhi dengan beraneka
cinderamata. Surga bagi penikmat sejarah dan pemburu
cinderamata.
BAB III
KESIMPULAN
Berstudy wista ke Yogyakarta memang sangat menyenangkan .
Selain tempat untuk bermain di balik itu semua ternyata terdapat
sejarah-sejarah . di sana tempat-tempatnya memiliki banyak arti . Dan
study tour kali ini dapat menambah wawasan yang luas.
KELOMPOK :
1. SITI SOPIAH
2. AYU SRI WAHYUNI
3. YUYUN YUNINGSIH
4. DESTI TRIANA
5. DADAN RAMDHANI
6. SEPRI SETIADI

More Related Content

What's hot

Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourDede Adi Nugraha
 
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoLaporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Diah Dwi Ammarwati
 
Laporan hasil perjalanan karya tulis ratna
Laporan hasil perjalanan karya tulis ratnaLaporan hasil perjalanan karya tulis ratna
Laporan hasil perjalanan karya tulis ratnaSaeful Muarif
 
Karya Wisata Ke Jakarta
Karya Wisata Ke JakartaKarya Wisata Ke Jakarta
Karya Wisata Ke JakartaLuthfi Naja
 
Contoh Laporan Study Tour I
Contoh Laporan Study Tour IContoh Laporan Study Tour I
Contoh Laporan Study Tour Ilingga prasetyo
 
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
Yeni Rahayu
 
LAPORAN GUA LIANGKABORI
LAPORAN GUA LIANGKABORILAPORAN GUA LIANGKABORI
LAPORAN GUA LIANGKABORI
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (10)

Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study Tour
 
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoLaporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
 
Laporan hasil perjalanan karya tulis ratna
Laporan hasil perjalanan karya tulis ratnaLaporan hasil perjalanan karya tulis ratna
Laporan hasil perjalanan karya tulis ratna
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Karya tulis smp 1 new
Karya tulis smp 1 newKarya tulis smp 1 new
Karya tulis smp 1 new
 
Karya Wisata Ke Jakarta
Karya Wisata Ke JakartaKarya Wisata Ke Jakarta
Karya Wisata Ke Jakarta
 
Nama kelompok
Nama kelompokNama kelompok
Nama kelompok
 
Contoh Laporan Study Tour I
Contoh Laporan Study Tour IContoh Laporan Study Tour I
Contoh Laporan Study Tour I
 
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
 
LAPORAN GUA LIANGKABORI
LAPORAN GUA LIANGKABORILAPORAN GUA LIANGKABORI
LAPORAN GUA LIANGKABORI
 

Viewers also liked

Resume_Timothy_Hicks_2015_03_12
Resume_Timothy_Hicks_2015_03_12Resume_Timothy_Hicks_2015_03_12
Resume_Timothy_Hicks_2015_03_12Timothy Hicks
 
Dublin Port Company - Energy Case Study
Dublin Port Company - Energy Case StudyDublin Port Company - Energy Case Study
Dublin Port Company - Energy Case Study
Codema
 
Integrated systems research for sustainable intensification in smallholder ag...
Integrated systems research for sustainable intensification in smallholder ag...Integrated systems research for sustainable intensification in smallholder ag...
Integrated systems research for sustainable intensification in smallholder ag...
Oyewale Abioye
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentationexapellil
 
赚钱机会 Cn.jaymelee1688.com
赚钱机会 Cn.jaymelee1688.com赚钱机会 Cn.jaymelee1688.com
赚钱机会 Cn.jaymelee1688.com
cnjaymelee
 
European CRE Loan & REO Sales Market Q4 2014
European CRE Loan & REO Sales Market Q4 2014European CRE Loan & REO Sales Market Q4 2014
European CRE Loan & REO Sales Market Q4 2014Sion Owen
 
BSc Tourism Awards
BSc Tourism AwardsBSc Tourism Awards
BSc Tourism Awards
Andreas Walmsley
 
Play Summer
Play SummerPlay Summer
Play Summer
Raymond Red
 
Краткий обзор бизнес-тренинга "Инструменты результативного управления"
Краткий обзор бизнес-тренинга "Инструменты результативного управления"Краткий обзор бизнес-тренинга "Инструменты результативного управления"
Краткий обзор бизнес-тренинга "Инструменты результативного управления"
Мегаполис Персонал
 
EPC in the Irish Prison Service
EPC in the Irish Prison ServiceEPC in the Irish Prison Service
EPC in the Irish Prison Service
Codema
 
2015 Tillen-Farms-Flipbook
2015 Tillen-Farms-Flipbook2015 Tillen-Farms-Flipbook
2015 Tillen-Farms-FlipbookTim Metzger
 
Fire Safety At Work
Fire Safety At WorkFire Safety At Work
Fire Safety At WorkQuick-Test
 
Training for if
Training for ifTraining for if
Training for if
phearun soum
 
UBTI CAPSTONE Brochure
UBTI CAPSTONE BrochureUBTI CAPSTONE Brochure
UBTI CAPSTONE BrochureTodd Hays
 
RT Capabilities Brochure
RT Capabilities BrochureRT Capabilities Brochure
RT Capabilities BrochureEric Wedoe
 
Бизнес-мастерская "ТОП-10" - лучшие бизнес-книги по мнению экспертов
Бизнес-мастерская "ТОП-10" - лучшие бизнес-книги по мнению экспертовБизнес-мастерская "ТОП-10" - лучшие бизнес-книги по мнению экспертов
Бизнес-мастерская "ТОП-10" - лучшие бизнес-книги по мнению экспертов
Мегаполис Персонал
 
Think Energy Ambassador Training at Wood Quay Venue - March 2014
Think Energy Ambassador Training at Wood Quay Venue - March 2014Think Energy Ambassador Training at Wood Quay Venue - March 2014
Think Energy Ambassador Training at Wood Quay Venue - March 2014
Codema
 

Viewers also liked (17)

Resume_Timothy_Hicks_2015_03_12
Resume_Timothy_Hicks_2015_03_12Resume_Timothy_Hicks_2015_03_12
Resume_Timothy_Hicks_2015_03_12
 
Dublin Port Company - Energy Case Study
Dublin Port Company - Energy Case StudyDublin Port Company - Energy Case Study
Dublin Port Company - Energy Case Study
 
Integrated systems research for sustainable intensification in smallholder ag...
Integrated systems research for sustainable intensification in smallholder ag...Integrated systems research for sustainable intensification in smallholder ag...
Integrated systems research for sustainable intensification in smallholder ag...
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
赚钱机会 Cn.jaymelee1688.com
赚钱机会 Cn.jaymelee1688.com赚钱机会 Cn.jaymelee1688.com
赚钱机会 Cn.jaymelee1688.com
 
European CRE Loan & REO Sales Market Q4 2014
European CRE Loan & REO Sales Market Q4 2014European CRE Loan & REO Sales Market Q4 2014
European CRE Loan & REO Sales Market Q4 2014
 
BSc Tourism Awards
BSc Tourism AwardsBSc Tourism Awards
BSc Tourism Awards
 
Play Summer
Play SummerPlay Summer
Play Summer
 
Краткий обзор бизнес-тренинга "Инструменты результативного управления"
Краткий обзор бизнес-тренинга "Инструменты результативного управления"Краткий обзор бизнес-тренинга "Инструменты результативного управления"
Краткий обзор бизнес-тренинга "Инструменты результативного управления"
 
EPC in the Irish Prison Service
EPC in the Irish Prison ServiceEPC in the Irish Prison Service
EPC in the Irish Prison Service
 
2015 Tillen-Farms-Flipbook
2015 Tillen-Farms-Flipbook2015 Tillen-Farms-Flipbook
2015 Tillen-Farms-Flipbook
 
Fire Safety At Work
Fire Safety At WorkFire Safety At Work
Fire Safety At Work
 
Training for if
Training for ifTraining for if
Training for if
 
UBTI CAPSTONE Brochure
UBTI CAPSTONE BrochureUBTI CAPSTONE Brochure
UBTI CAPSTONE Brochure
 
RT Capabilities Brochure
RT Capabilities BrochureRT Capabilities Brochure
RT Capabilities Brochure
 
Бизнес-мастерская "ТОП-10" - лучшие бизнес-книги по мнению экспертов
Бизнес-мастерская "ТОП-10" - лучшие бизнес-книги по мнению экспертовБизнес-мастерская "ТОП-10" - лучшие бизнес-книги по мнению экспертов
Бизнес-мастерская "ТОП-10" - лучшие бизнес-книги по мнению экспертов
 
Think Energy Ambassador Training at Wood Quay Venue - March 2014
Think Energy Ambassador Training at Wood Quay Venue - March 2014Think Energy Ambassador Training at Wood Quay Venue - March 2014
Think Energy Ambassador Training at Wood Quay Venue - March 2014
 

Similar to Bab i

Sejarah Berdirinya Borobudur
Sejarah Berdirinya BorobudurSejarah Berdirinya Borobudur
Sejarah Berdirinya BorobudurFirdika Arini
 
Karya tulis arvina
Karya tulis arvinaKarya tulis arvina
Karya tulis arvina
Arvina Frida Karela
 
Laporan kuliah lapangan Sejarah Candi Prambanan
Laporan kuliah lapangan Sejarah Candi PrambananLaporan kuliah lapangan Sejarah Candi Prambanan
Laporan kuliah lapangan Sejarah Candi Prambanan
Karla Pallevi
 
Halaman pengesahan
Halaman pengesahanHalaman pengesahan
Halaman pengesahan
k1k1t
 
Refleksi antropologi rizky s
Refleksi antropologi rizky sRefleksi antropologi rizky s
Refleksi antropologi rizky sDevy Ramputi
 
Makalah macam macam candi1
Makalah macam macam candi1Makalah macam macam candi1
Makalah macam macam candi1
W.R. Putra
 
Candi borodudur
Candi borodudurCandi borodudur
Afwa candi borobudur
Afwa candi borobudurAfwa candi borobudur
Afwa candi borobudur
Ami Miaww
 
Kaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarahKaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarah
bekti liyasari
 
Kaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarahKaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarah
bekti liyasari
 
Heritages tourism in asia borobudur warisan dunia
Heritages tourism in asia borobudur warisan duniaHeritages tourism in asia borobudur warisan dunia
Heritages tourism in asia borobudur warisan dunia
PandeGede3
 
Analisis candi borobudur
Analisis candi borobudurAnalisis candi borobudur
Analisis candi borobudur
STAB dharma widya
 
MAKALAH SEJARAH BY RAKA.pdf
MAKALAH SEJARAH BY RAKA.pdfMAKALAH SEJARAH BY RAKA.pdf
MAKALAH SEJARAH BY RAKA.pdf
ggtololsia
 
Tour to yogyakarta
Tour to yogyakartaTour to yogyakarta
Laporan karya wisata ilmiah dan budaya ke solo
Laporan karya wisata ilmiah dan budaya ke soloLaporan karya wisata ilmiah dan budaya ke solo
Laporan karya wisata ilmiah dan budaya ke solo
Sunaryanto Mnc
 
Tugas candi sadon
Tugas candi sadonTugas candi sadon
Tugas candi sadon
arifdefri
 
Candi prambanan
Candi prambananCandi prambanan
Candi prambanan
Ezay Ezay
 
Makalah Bahasa Indonesia Keindahan Alam
Makalah Bahasa Indonesia Keindahan AlamMakalah Bahasa Indonesia Keindahan Alam
Makalah Bahasa Indonesia Keindahan Alam
Moh Ali Fauzi
 
Borobudur
BorobudurBorobudur
BorobudurLim Oke
 

Similar to Bab i (20)

Sejarah Berdirinya Borobudur
Sejarah Berdirinya BorobudurSejarah Berdirinya Borobudur
Sejarah Berdirinya Borobudur
 
Karya tulis arvina
Karya tulis arvinaKarya tulis arvina
Karya tulis arvina
 
Laporan kuliah lapangan Sejarah Candi Prambanan
Laporan kuliah lapangan Sejarah Candi PrambananLaporan kuliah lapangan Sejarah Candi Prambanan
Laporan kuliah lapangan Sejarah Candi Prambanan
 
Halaman pengesahan
Halaman pengesahanHalaman pengesahan
Halaman pengesahan
 
Refleksi antropologi rizky s
Refleksi antropologi rizky sRefleksi antropologi rizky s
Refleksi antropologi rizky s
 
Makalah macam macam candi1
Makalah macam macam candi1Makalah macam macam candi1
Makalah macam macam candi1
 
Candi borodudur
Candi borodudurCandi borodudur
Candi borodudur
 
Afwa candi borobudur
Afwa candi borobudurAfwa candi borobudur
Afwa candi borobudur
 
Kaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarahKaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarah
 
Kaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarahKaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarah
 
Heritages tourism in asia borobudur warisan dunia
Heritages tourism in asia borobudur warisan duniaHeritages tourism in asia borobudur warisan dunia
Heritages tourism in asia borobudur warisan dunia
 
Analisis candi borobudur
Analisis candi borobudurAnalisis candi borobudur
Analisis candi borobudur
 
MAKALAH SEJARAH BY RAKA.pdf
MAKALAH SEJARAH BY RAKA.pdfMAKALAH SEJARAH BY RAKA.pdf
MAKALAH SEJARAH BY RAKA.pdf
 
Tour to yogyakarta
Tour to yogyakartaTour to yogyakarta
Tour to yogyakarta
 
Laporan karya wisata ilmiah dan budaya ke solo
Laporan karya wisata ilmiah dan budaya ke soloLaporan karya wisata ilmiah dan budaya ke solo
Laporan karya wisata ilmiah dan budaya ke solo
 
Tugas candi sadon
Tugas candi sadonTugas candi sadon
Tugas candi sadon
 
Candi prambanan
Candi prambananCandi prambanan
Candi prambanan
 
Makalah Bahasa Indonesia Keindahan Alam
Makalah Bahasa Indonesia Keindahan AlamMakalah Bahasa Indonesia Keindahan Alam
Makalah Bahasa Indonesia Keindahan Alam
 
Borobudur
BorobudurBorobudur
Borobudur
 
Tugas sejarah indonesia
Tugas sejarah indonesiaTugas sejarah indonesia
Tugas sejarah indonesia
 

Recently uploaded

Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 

Recently uploaded (20)

Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 

Bab i

  • 1. BAB I LAPORAN PERJALANAN STUDY TOUR KE YOGYAKARTA Laporan ini kami buat untuk memenuhi syarat ujian semester pelajaran bahasa Indonesia . 1. Pendahuluan Yogyakarta merupakan tempat wisata yang terkenal dengan keindahan dari sejarah-sejarah.selain itu Yogyakarta merupakan kota pendidikan di sana banyak Universitas yang terkenal. Budaya khas jawa yang melekat pada masyarakat nya menjadi keunikan tersendiri sehingga dapat menarik para wisatawan.makanan khas Yogyakarta yaitu gudeg juga dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung .MTs Nurul Anwar memilih Yogyakarta untuk di jadikan obyek study tour kami. 2. Tujuan Pelaksanaan a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kota Yogyakarta. b. Untuk memenuhi tugas sekolah khususnya pelajaran bahasa Indonesia.
  • 2. BAB II Study wisata MTs Nurul Anwar di laksanakan selam 2 hari pada tanggal 18-20 Maret 2013 . A. Jadwal pemberangkatan 1. Pukul 20.00 WIb : berkumpul di depan bengkel H.Uyeh 2. Pukul 20.15 WIb : cek in 3. Pukul 20.30 WIB : perjalanan menuju Yogyakarta 4. Pukul 03.45 WIB : sampai rumah makan sekar panjang 5. Pukul 07.15 WIB : menuju candi Borobudur 6. Pukul 08.30 WIB : samapi di candi Borobudur 7. Pukul 10.30 WIB : menuju museum Dirgantara 8. Pukul 11.55 WIB : sampai di museum 9. Pukul 13.30 WIB : menuju kraton Yogyakarta 10. Pukul 14.00 WIB : tiba di Kraton 11. Pukul 15.00 WIB : keberangkatan menuju Taman Pintar 12. Pukul 15.20 WIB : sampai di Taman Pintar 13. Pukul 16.30 WIB : menuju Malioboro 14. Pukul 18.15 WIB : menuju Ciamis 15. Pukul 03.00 WIB : samapi di Ciamis B. Lokasi Tempat Karya Wisata 1. Rumah Makan Sekar Panjang Setelah melakukan perjalananb yang cukup jauh akhirnya kami tiba juga di tempat peristirahatan yaitu rumah makan Sekar Panjang . Di rumah makan Sekar Panjang kami beristirahat untuk sementara terus datang waktu solat subuh kami semua mandi dulu . Lalu setelah mandi kami sholat subuh bersama-sama . setelah sholat kita pergi ke tempat yang sejuk yang sangat indah . pemandangan disana memang sangat indah karena ada taman , di kelilingi sawah- sawah dan sungai . Disana pula ada beberapa macam permainan . pada waktu kita sedang bermain kami di suruh untuk makan terlebih dahulu . Sesudah makan kita bermain kembali, dan waktu semakin cepat kami segera menuju mobil untuk melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur . 2. Candi Borobudur Sejarah Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini merupakan candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja dan termasuk dalam salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Ada
  • 3. beberapa versi mengenai asal usul nama candi ini. Versi pertama mengatakan bahwa nama Borobudur berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “bara” yang berarti “kompleks candi atau biara” dan “beduhur” yang berarti “tinggi/di atas”. Versi kedua mengatakan bahwa nama Sejarah Candi Borobudur kemungkinan berasal dari kata “sambharabudhara” yang berarti “gunung yang lerengnya berteras-teras”. Versi ketiga yang ditafsirkan oleh Prof. Dr. Poerbotjoroko menerangkan bahwa kata Borobudur berasal dari kata “bhoro” yang berarti “biara” atau “asrama” dan “budur” yang berarti “di atas”. Pendapat Poerbotjoroko ini dikuatkan oleh Prof. Dr. W.F. Stutterheim yang berpendapat bahwa Bodorbudur berarti “biara di atas sebuah bukit”. Sedangkan, versi lainnya lagi yang dikemukakan oleh Prof. J.G. de Casparis berdasarkan prasati Karang Tengah, menyebutkan bahwa Borobudur berasal dari kata “bhumisambharabudhara” yang berarti “tempat pemujaan bagi arwah nenek moyang”. Masih berdasarkan prasasti Karang Tengah dan ditambah dengan prasasti Kahuluan, J.G. de Casparis dalam disertasinya tahun 1950 mengatakan bahwa Sejarah Candi Borobudur diperkirakan didirikan oleh Raja Samaratungga dari wangsa Sayilendra sekitar tahun Sangkala rasa sagara kstidhara atau tahun Caka 746 (824 Masehi) dan baru dapat diselesaikan oleh puterinya yang bernama Dyah Ayu Pramodhawardhani pada sekitar tahun 847 Masehi. Pembuatan candi ini menurut prasasti Klurak (784 M) dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya dan seorang pangeran dari Kashmir yang bernama Visvawarma.
  • 4. Versi Lainnya Asal Usul Sejarah Borobudur – Candi borobudur merupakan salah satu obyek wisata yang terkenal di Indonesia yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur didirikan sekitar tahun 800-an Masehi oleh para penganut agama Buddha Wahayana. Dalam sejarah candi borobudur, terdapat berbagai teori yang menjelaskan asal usul nama candi borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa nama borobudur kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara yang artinya “gunung” (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan “para Buddha” yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata “bara” dan “beduhur”. Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah “tinggi”, atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti “di atas”. Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi. Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Çr? Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kam?l?n yang disebut Bh?misambh?ra. Istilah Kam?l?n sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bh?mi Sambh?ra Bhudh?ra dalam bahasa sansekerta yang berarti “Bukit himpunan
  • 5. kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa”, adalah nama asli Borobudur. Letak candi ini diatas perbukitan yang terletak di Desa Borobudur, Mungkid, Magelang atau 42 km sebelah laut kota Yogyakarta. Dikelilingi Bukit Manoreh yang membujur dari arah timur ke barat. Sementara di sebelah timur terdapat Gunung Merapi dan Merbau, serta disebelah barat ada Gunumg Sindoro dan Gunung Sumbing. Dibutuhkan tak kurang dari 2 juta balok batu andesit atau setara dengan 50.000m persegi untuk membangun Candi Borobudur ini. Berat keseluruhan candi mencapai 3,5 juta ton. Seperti umumnya bangunan candi, Bororbudur memiliki 3 bagian bangunan, yaitu kaki, badan dan atas. Bangunan kaki disebut Kamadhatu, yang menceritakan tentang kesadaran yang dipenuhi dengan hawa nafsu dan sifat-sifat kebinatangan. Kemudian Ruphadatu, yang bermakna sebuah tingkatan kesadaran manusia yang masih terikat hawa nafsu, materi dan bentuk. Sedangkan Aruphadatu yang tak lagi terikat hawa nafsu, materi dan bentuk digambarkan dalam bentuk stupa induk yang kosong. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keinginan dan kekosongan 3. Museum Dirgantara Lokasi Museum berada di Jl. Kolonel Sugiyono komplek Landasan Udara Adisutjipto Yogyakarta, 10 km kearah timur dari pusat kota atau sebelah timur jembatan laying janti. Museum ini lebih dikenal dengan nama Museum Dirgantara. Museum ini menempati area seluas kurang lebih 5 Ha dengan luas bangunan sebesar 7.600 m2. Museum ini merupakan museum terbesar dan paling lengkap koleksinya yang mengiungkap sejarah keberadaan TNI AU di Indonesia.
  • 6. Museum ini awal mulanya berada di Markas Komando Udara V, di Jl. Tanah Abang Bukit Jakarta dan telah diresmikan pada tanggal 4 April 1969 oleh Panglima Angkatan Udara Roesmin Noerjadin, namun menilik Yogyakarta mempunyai peranan begitu penting terhadap perkembangan TNI AU terlebih menjadi pusat latihan bagi para taruna Akademi Udara atau kawah candradimuka maka Museum Pusat TNI AU ini dipindahkan ke Yogyakarta digabung dengan Museum Ksatrian AAU (Akadewmi Angkatan Udara). Dan pada tanggal 29 juni 1978 bertepatan dengan Peringatan Hari Bhakti TNI AU Museum ini diresmikan oleh Marsekal Ashadi Tjahjadi menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Dari waktu ke waktu koleksi museum ini bertambah dan membuat ruangan museum tidak memadai lagi untuk menyiompan koleksi koleksi tersebut maka museum kemudian dipindahkan lagi ke Gudang bekas pabrik gula di Woonocatur yang masih berada dalam kawasan Landasan Udara Adisutjipto. Gudang ini dulunya pada saat zaman Jepan digunakan sebagai hangar pesawat dan gudang senjata. Peresmian tempat yang baru ini dilakukan oleh Kepala Staff TNI AU , Marsekal TNI Sukardi pada tanggal 29 Juli 1984. Koleksi Museum saat ini sudah mencapai ribuan, diantaranya alutsista (alat Utama Sistem Senjata) dengan banyak ragam, puluhan model pesawat, radio pemancar dan radar, model pakaian dinas TNI AU, Diorama dan masih banyak koleksi foto maupun prasasti yang lain. Memasuki halam museum kita akan disambut oleh Pesawat tempur A4-E Skyhawk yang dipajang didepan gedung Museum, ini merupakan koleksi terbaru dari museum ini. Jenis pesawat ini dimiliki TNI AU sebanyak 37 unit hingga tahun 2003, yang kemudian beberapa digantikan oleh jenis pesawat Sukhoi type Su-27SK dan Su-30MK. Begitu banyaknya koleksi Museum ini maka koleksi Museum ini dikelompokkan dalam tujuh ruangan yang berbeda yakni Ruangan Utama, Ruang Kronologi I, Ruang Kronologi II, Ruang Alutsista, Ruang Paskhas, Ruang Diorama, dan Ruang Minat Dirgantara. Begitu memasuki Gedung Museum terdapat 4 patung tokoh perintis TNI AU yakni, Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto, Marsekal Muda Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Marsekal Muda Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma
  • 7. dan Marsekal Muda Anumerta Iswahjudi. Selanjutnya Diruangan Kronologi I anda dapat menyaksikan foto serta informasi mengenai pembentukan Angkatan Udara Indonesia. Diantaranya penerbangan perdana pesawat merah putih tanggal 27 Oktober 1945, pembentukan sekolah penerbangan yang pertama di Maguwo tanggal 7 nopember 1945 yang dipimpin A. Adisutjipto, Operasi Seroja, pembentukan TRI Angkatan Udara dan masih banyak koleksi lainnya. Ruangan Selanjutnya yakni Ruang Paskhas berisi tentang beberapa Pakaian dinas yang dikenakan TNI AU, baik pakaian tempur, Dinas harian ataupun pakain tugas penerbangan. Ruangan berikut dan paling mengesankan adalah ruang alutsista dimana ditunjukkan beberapa pesawat yang pernaha digunakan TNI AU diantaranya Pesawat Mustang P51 buatan Amerika yang sangat tekenal, ada juga pesawat buatan inggris vampire type DH-115 yang merupakan pesawat jet pertama yang diterbangkan oleh Letnan Udara I Leo Wattimena pada tahun 1956. Dan yang paling penting adalah replika pesawat Dakota C- 47 yang ditembak oleh Belanda di Daerah Ngotho yang menewaskan perintis TNI Angkatan Udara kita. Museum ini dibuka setiap hari kecuali Hari Senin dan hari libur Nasional Tutup. Pada hari Minggu sampai kamis pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB sedangkan hari Jum’at sampai dengan sabtu dibuka mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Harga tiket yang diberlakukan untuk mengunjungi tempat ini ditetapkan sebesar Rp. 3.000,- per orang 4. Kraton Yogyakarta Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan[2] yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping KabupatenSleman[3] .
  • 8. Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan)[4][5] . Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta. Dan untuk itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. a. Tata Ruang Dan Arsitektur Umum Arsitek kepala istana ini adalah Sultan Hamengkubuwana I, pendiri Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Keahliannya dalam bidangarsitektur dihargai oleh ilmuwan berkebangsaan Belanda, Theodoor Gautier Thomas Pigeaud dan Lucien Adam yang menganggapnya sebagai "arsitek" dari saudara Pakubuwono II Surakarta"[6] . Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari keraton berikut desain dasar landscape kota tua Yogyakarta[7] diselesaikan antara tahun 1755-1756. Bangunan lain di tambahkan kemudian oleh para Sultan Yogyakarta berikutnya. Bentuk istana yang tampak sekarang ini sebagian besar merupakan hasil pemugaran dan restorasi yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono VIII (bertahta tahun 1921-1939). b. Tata Ruang Koridor di Kedhaton dengan latar belakang Gedhong Jene dan Gedhong Purworetno
  • 9. Dahulu bagian utama istana, dari utara keselatan, dimulai dari Gapura Gladhag di utara sampai di Plengkung[8] Nirboyo di selatan. Bagian-bagian utama keraton Yogyakarta dari utara ke selatan adalah: Gapura Gladag-Pangurakan; Kompleks Alun-alun Ler (Lapangan Utara) dan Mesjid Gedhe (Masjid Raya Kerajaan); Kompleks Pagelaran, Kompleks Siti Hinggil Ler, Kompleks Kamandhungan Ler; Kompleks Sri Manganti; Kompleks Kedhaton; Kompleks Kamagangan; Kompleks Kamandhungan Kidul; Kompleks Siti Hinggil Kidul (sekarang disebut Sasana Hinggil); serta Alun-alun Kidul (Lapangan Selatan) dan Plengkung Nirbaya yang biasa disebut Plengkung Gadhing[9][10] . Bagian-bagian sebelah utara Kedhaton dengan sebelah selatannya boleh dikatakan simetris. Sebagian besar bagunan di utara Kompleks Kedhaton menghadap arah utara dan di sebelah selatan Kompleks Kedhaton menghadap ke selatan. Di daerah Kedhaton sendiri bangunan kebanyakan menghadap timur atau barat. Namun demikian ada bangunan yang menghadap ke arah yang lain. Selain bagian-bagian utama yang berporos utara-selatan keraton juga memiliki bagian yang lain. Bagian tersebut antara lain adalah Kompleks Pracimosono, Kompleks Roto Wijayan, Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari, dan Kompleks Istana Putra Mahkota (mula-mula Sawojajar kemudian di nDalem Mangkubumen). Di sekeliling Keraton dan di dalamnya terdapat sistem pertahanan yang terdiri dari tembok/dinding Cepuri dan Baluwerti. Di luar dinding tersebut ada beberapa bangunan yang terkait dengan keraton antara lain Tugu Pal Putih, Gedhong Krapyak, nDalem Kepatihan (Istana Perdana Menteri), dan Pasar Beringharjo.
  • 10. c. Arsitektur umum Secara umum tiap kompleks utama terdiri dari halaman yang ditutupi dengan pasir dari pantai selatan, bangunan utama serta pendamping, dan kadang ditanami pohon tertentu. Kompleks satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang cukup tinggi dan dihubungkan dengan Regol[11] yang biasanya bergaya Semar Tinandu[12] . Daun pintu terbuat dari kayu jati yang tebal. Di belakang atau di muka setiap gerbang biasanya terdapat dinding penyekat yang disebut Renteng atau Baturono. Pada regol tertentu penyekat ini terdapat ornamen yang khas. Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam dipadu dengan ornamen berwarna emas. Warna putih mendominasi dinding bangunan maupun dinding pemisah kompleks. Lantai biasanya terbuat dari batu pualam putih atau dari ubin bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman berpasir. Pada bangunan tertentu memiliki lantai utama yang lebih tinggi[13] . Pada bangunan tertentu dilengkapi dengan batu persegi yang disebut Selo Gilang tempat menempatkan singgasana Sultan. Tiap-tiap bangunan memiliki kelas tergantung pada fungsinya termasuk kedekatannya dengan jabatan penggunanya. Kelas utama misalnya, bangunan yang dipergunakan oleh Sultan dalam kapasitas jabatannya, memiliki detail ornamen yang lebih rumit dan indah dibandingkan dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah kelas bangunan maka ornamen semakin sederhana bahkan tidak memiliki ornamen sama sekali. Selain ornamen, kelas bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk bagian atau keseluruhan dari bangunan itu sendiri.[14] d. Gladhag-Pangurakan Gerbang utama untuk masuk ke dalam kompleks Keraton Yogyakarta dari arah utara adalah Gapura Gladhag dan Gapura Pangurakan[15] yang terletak persis beberapa meter di sebelah selatannya. Kedua gerbang ini tampak seperti pertahanan yang berlapis[16] . Pada zamannya konon Pangurakan merupakan tempat penyerahan suatu daftar jaga atau tempat pengusiran dari kota bagi mereka yang mendapat hukuman pengasingan/pembuangan[17] .
  • 11. Pangurakan nJawi, dan Gapura Pangurakan Lebet[18] . Gapura Gladhag dahulu terdapat di ujung utara Jalan Trikora (Kantor Pos Besar Yogyakarta dan Bank BNI 46) namun sekarang ini sudah tidak ada[19] . Di sebelah selatannya adalah Gapura Pangurakan nJawi yang sekarang masih berdiri dan menjadi gerbang pertama jika masuk Keraton dari utara. Di selatan Gapura Pangurakan nJawi terdapat Plataran/lapangan Pangurakan yang sekarang sudah menjadi bagian dari Jalan Trikora. Batas sebelah selatannya adalah Gapura Pangurakan Lebet yang juga masih berdiri[20] . Selepas dari Gapura Pangurakan terdapat Kompleks Alun- alun Ler. e. Alun-alun Lor Tanah lapang, "Alun-alun Lor", di bagian utara kraton Yogyakarta dengan pohon Ringin Kurung-nya Alun-alun Lor adalah sebuah lapangan berumput[21] di bagian utara Keraton Yogyakarta. Dahulu tanah lapang yang berbentuk persegi ini dikelilingi oleh dinding pagar yang cukup tinggi[22] . Sekarang dinding ini tidak terlihat lagi kecuali di sisi timur bagian selatan. Saat ini alun-alun dipersempit dan hanya bagian tengahnya saja yang tampak. Di bagian pinggir sudah dibuat jalan beraspal yang dibuka untuk umum. Di pinggir Alun-alun ditanami deretan pohon Beringin (Ficus benjamina; famili Moraceae) dan di tengah-tengahnya terdapat sepasang pohon beringin yang diberi pagar yang disebut denganWaringin Sengkeran/Ringin Kurung (beringin yang dipagari). Kedua pohon ini diberi namaKyai Dewadaru dan Kyai Janadaru[23] . Pada zamannya selain Sultan hanyalah Pepatih Dalem [24] yang boleh melewati/berjalan di antara kedua pohon beringin yang dipagari ini. Tempat ini pula yang dijadikan arena rakyat duduk untuk melakukan "Tapa Pepe"[25] saat Pisowanan Ageng[26] sebagai bentuk keberatan atas kebijakan pemerintah[27] . Pegawai /abdi-Dalem Kori akan menemui mereka untuk mendengarkan segala keluh kesah kemudian disampaikan kepada Sultan yang sedang duduk di Siti Hinggil.
  • 12. Di sela-sela pohon beringin di pinggir sisi utara, timur, dan barat terdapat pendopo kecil yang disebut dengan Pekapalan, tempat transit dan menginap para Bupati dari daerah Mancanegara Kesultanan[28] . Bangunan ini sekarang sudah banyak yang berubah fungsi dan sebagian sudah lenyap. Dahulu dibagian selatan terdapat bangunan yang sekarang menjadi kompleks yang terpisah, Pagelaran. Pada zaman dahulu Alun-alun Lor digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara dan upacara kerajaan yang melibatkan rakyat banyak. Di antaranya adalah upacara garebeg serta sekaten, acara watangan serta rampogan macan, pisowanan ageng, dan sebagainya. Sekarang tempat ini sering digunakan untuk berbagai acara yang juga melibatkan masyarakat seperti konser-konser musik, kampanye, rapat akbar, tempat penyelenggaraan ibadah hari raya Islam sampai juga digunakan untuk sepak bola warga sekitar dan tempat parkir kendaraan. f. Mesjid Gedhe Kasultanan Kompleks Mesjid Gedhe Kasultanan (Masjid Raya Kesultanan) atau Masjid Besar Yogyakarta terletak di sebelah barat kompleks Alun-alun utara. Kompleks yang juga disebut dengan Mesjid Gedhe Kauman dikelilingi oleh suatu dinding yang tinggi. Pintu utama kompleks terdapat di sisi timur. Arsitektur bangunan induk berbentuk tajug persegi tertutup dengan atap bertumpang tiga. Untuk masuk ke dalam terdapat pintu utama di sisi timur dan utara. Di sisi dalam bagian barat terdapat mimbar bertingkat tiga yang terbuat dari kayu, mihrab(tempat imam memimpin ibadah), dan sebuah bangunan mirip sangkar yang disebut maksura. Pada zamannya (untuk alasan keamanan) di tempat ini Sultan melakukan ibadah. Serambi masjid berbentuk joglo persegi panjang terbuka. Lantai masjid induk dibuat lebih tinggi dari serambi masjid dan lantai serambi sendiri lebih tinggi dibandingkan dengan halaman masjid. Di sisi utara-timur- selatan serambi terdapat kolam kecil. Pada zaman dahulu kolam ini untuk mencuci kaki orang yang hendak masuk masjid.
  • 13. Di depan masjid terdapat sebuah halaman yang ditanami pohon tertentu. Di sebelah utara dan selatan halaman (timur laut dan tenggara bangunan masjid raya) terdapat sebuah bangunan yang agak tinggi yang dinamakan Pagongan. Pagongan di timur laut masjid disebut dengan Pagongan Ler (Pagongan Utara) dan yang berada di tenggara disebut dengan Pagongan Kidul (Pagongan Selatan). Saat upacara Sekaten, Pagongan Ler digunakan untuk menempatkan gamelan sekati Kangjeng Kyai (KK) Naga Wilaga dan Pagongan Kidul untuk gamelan sekati KK Guntur Madu. Di barat daya Pagongan Kidul terdapat pintu untuk masuk kompleks masjid raya yang digunakan dalam upacara Jejak Boto[29] pada upacara Sekaten pada tahun Dal. Selain itu terdapat Pengulon, tempat tinggal resmiKangjeng Kyai Pengulu[30] di sebelah utara masjid dan pemakaman tua di sebelah barat masjid. g. Kompleks Pagelaran Bangunan utama adalah Bangsal Pagelaran yang dahulu dikenal dengan nama Tratag Rambat[31] . Pada zamannya Pagelaran merupakan tempat para punggawa kesultanan menghadap Sultan pada upacara resmi. Sekarang sering digunakan untuk even-even pariwisata, religi, dan lain-lain disamping untuk upacara adat keraton. Sepasang Bangsal Pemandengan terletak di sisi jauh sebelah timur dan barat Pagelaran. Dahulu tempat ini digunakan oleh Sultan untuk menyaksikan latihan perang di Alun-alun Lor. Sepasang Bangsal Pasewakan/Pengapit terletak tepat di sisi luar sayap timur dan barat Pagelaran. Dahulu digunakan para panglima Kesultanan menerima perintah dari Sultan atau menunggu giliran melapor kepada beliau kemudian juga digunakan sebagai tempat jaga Bupati Anom Jaba[32] . Sekarang digunakan untuk kepentingan pariwisata (semacam diorama yang menggambarkan prosesi adat, prajurit keraton dan lainnya). Bangsal Pengrawit yang terletak di dalam sayap timur bagian selatan Tratag Pagelaran dahulu digunakan oleh Sultan untuk melantik Pepatih Dalem. Saat ini di sisi selatan kompleks ini dihiasi dengan relief perjuangan Sultan HB I dan Sultan HB IX. Kompleks Pagelaran ini pernah digunakan oleh Universitas Gadjah Mada sebelum memiliki kampus di Bulak Sumur.[33] .
  • 14. h. Siti Hinggil Ler Di selatan kompleks Pagelaran terdapat Kompleks Siti Hinggil. Kompleks Siti Hinggil secara tradisi digunakan untuk menyelenggarakan upacara-upacara resmi kerajaan. Di tempat ini pada 19 Desember 1949 digunakan peresmian Univ. Gadjah Mada. Kompleks ini dibuat lebih tinggi dari tanah di sekitarnya dengan dua jenjang untuk naik berada di sisi utara dan selatan. Di antara Pagelaran dan Siti Hinggil ditanami deretan pohon Gayam (Inocarpus edulis/Inocarpus fagiferus; famili Papilionaceae). Di kanan dan kiri ujung bawah jenjang utara Siti Hinggil terdapat dua Bangsal Pacikeran yang digunakan oleh abdi- Dalem Mertolulutdan Singonegoro[34] sampai sekitar tahun 1926. Pacikeran barasal dari kata ciker yang berarti tangan yang putus. Bangunan Tarub Agung terletak tepat di ujung atas jenjang utara. Bangunan ini berbentuk kanopi persegi dengan empat tiang, tempat para pembesar transit menunggu rombongannya masuk ke bagian dalam istana. Di timur laut dan barat laut Tarub Agung terdapat Bangsal Kori. Di tempat ini dahulu bertugas abdi-Dalem Kori dan abdi-Dalem Jaksa yang fungsinya untuk menyampaikan permohonan maupun pengaduan rakyat kepada Sultan. Bangsal Manguntur Tangkil terletak di tengah-tengah Siti Hinggil di bawah atau di dalam sebuah hall besar terbuka yang disebut Tratag Sitihinggil[35] . Bangunan ini adalah tempat Sultan duduk di atas singgasananya pada saat acara-acara resmi kerajaan seperti pelantikan Sultan dan Pisowanan Agung. Di bangsal ini pula pada 17 Desember 1949 Ir. Soekarno dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat. Bangsal Witono berdiri di selatan Manguntur Tangkil. Lantai utama bangsal yang lebih besar dari Manguntur Tangkil ini dibuat lebih tinggi. Bangunan ini digunakan untuk meletakkan lambang-lambang kerajaan atau pusaka kerajaan pada saat acara resmi kerajaan[36] .
  • 15. Bale Bang yang terletak di sebelah timur Tratag Siti Hinggil pada zaman dahulu digunakan untuk menyimpan perangkat Gamelan Sekati, KK[37] Guntur Madu dan KK Naga Wilaga. Bale Angun-angun yang terletak di sebelah barat Tratag Siti Hinggil pada zamannya merupakan tempat menyimpan tombak, KK Suro Angun-angun. i. Kamandhungan Lor Di selatan Siti Hinggil terdapat lorong yang membujur ke arah timur-barat. Dinding selatan lorong merupakan dinding Cepuri dan terdapat sebuah gerbang besar, Regol Brojonolo, sebagai penghubung Siti Hinggil dengan Kamandhungan. Di sebelah timur dan barat sisi selatan gerbang terdapat pos penjagaan. Gerbang ini hanya dibuka pada saat acara resmi kerajaan dan di hari-hari lain selalu dalam keadaan tertutup. Untuk masuk ke kompleks Kamandhungan sekaligus kompleks dalam Keraton sehari- hari melalui pintuGapura Keben di sisi timur dan barat kompleks ini yang masing-masing menjadi pintu masing- masing ke jalan Kemitbumen danRotowijayan. Kompleks Kamandhungan Ler sering disebut Keben karena di halamannya ditanami pohon Keben (Barringtonia asiatica; familiLecythidaceae). Bangsal Ponconiti yang berada di tengah-tengah halaman merupakan bangunan utama di kompleks ini. Dahulu (kira-kira sampai 1812) bangsal ini digunakan untuk mengadili perkara dengan ancaman hukuman mati dengan Sultan sendiri yang yang memimpin pengadilan. Versi lain mengatakan digunakan untuk mengadili semua perkara yang berhubungan dengan keluarga kerajaan. Kini bangsal ini digunakan dalam acara adat seperti garebeg dan sekaten. Di selatan bangsal Ponconiti terdapat kanopi besar untuk menurunkan para tamu dari kendaraan mereka yang dinamakan Bale Antiwahana. Selain kedua bangunan tersebut terdapat beberapa bangunan lainnya di tempat ini.[38]
  • 16. j. Sri Manganti Kompleks Sri Manganti terletak di sebelah selatan kompleks Kamandhungan Ler dan dihubungkan oleh Regol Sri Manganti. Pada dinding penyekat terdapat hiasan Makara raksasa. Di sisi barat kompleks terdapat Bangsal Sri Manganti yang pada zamannya digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu-tamu penting kerajaan. Sekarang di lokasi ini ditempatkan beberapa pusaka keraton yang berupa alat musik gamelan. Selain itu juga difungsikan untuk penyelenggaraan even pariwisata keraton. Bangsal Traju Mas yang berada di sisi timur dahulu menjadi tempat para pejabat kerajaan saat mendampingi Sultan dala menyambut tamu. Versi lain mengatakan kemungkinan tempat ini menjadi balai pengadilan (?). Tempat ini digunakan untuk menempatkan beberapa pusaka yang antara lain berupa tandu dan meja hias. Bangsal ini pernah runtuh pada 27 Mei 2006 akibat gempa bumi yang mengguncang DIY dan Jawa Tengah. Setelah proses restorasi yang memakan waktu yang lama akhirnya pada awal tahun 2010 bangunan ini telah berdiri lagi di tempatnya. Di sebelah timur bangsal ini terdapat dua pucuk meriam buatan Sultan HB II yang mengapit sebuah prasasti berbahasa dan berhuruf Cina. Di sebelah timurnya berdiri Gedhong Parentah Hageng Karaton, gedung Administrasi Tinggi Istana. Selain itu di halaman ini terdapat bangsal Pecaosan Jaksa, bangsal Pecaosan Prajurit, bangsal Pecaosan Dhalang dan bangunan lainnya.[39] k. Kedhaton Pintu Gerbang Donopratopo, Kraton Yogyakarta Di sisi selatan kompleks Sri Manganti berdiri Regol Donopratopo yang menghubungkan dengan kompleks Kedhaton. Di muka gerbang terdapat sepasang arca raksasa Dwarapala yang dinamakan Cinkorobolo disebelah timur dan Bolobuto di sebelah barat. Di sisi timur terdapat pos penjagaan. Pada dinding penyekat sebelah selatan tergantung lambang kerajaan, Praja Cihna[40] .
  • 17. Kompleks kedhaton merupakan inti dari Keraton seluruhnya. Halamannya kebanyakan dirindangi oleh pohon Sawo kecik (Manilkara kauki; famili Sapotaceae). Kompleks ini setidaknya dapat dibagi menjadi tiga bagian halaman (quarter). Bagian pertama adalahPelataran Kedhaton dan merupakan bagian Sultan. Bagian selanjutnya adalah Keputren yang merupakan bagian istri (para istri) dan para puteri Sultan. Bagian terakhir adalah Kesatriyan, merupakan bagian putra-putra Sultan. Di kompleks ini tidak semua bangunan maupun bagiannya terbuka untuk umum, terutama dari bangsal Kencono ke arah barat. Di bagian Pelataran Kedhaton, Bangsal Kencono (Golden Pavilion) yang menghadap ke timur merupakan balairung utama istana. Di tempat ini dilaksanakan berbagai upacara untuk keluarga kerajaan di samping untuk upacara kenegaraan. Di keempat sisi bangunan ini terdapat Tratag Bangsal Kencana yang dahulu digunakan untuk latihan menari. Di sebelah barat bangsal Kencana terdapat nDalem Ageng Proboyakso yang menghadap ke selatan. Bangunan yang berdinding kayu ini merupakan pusat dari Istana secara keseluruhan. Di dalamnya disemayamkan Pusaka Kerajaan (Royal Heirlooms), Tahta Sultan, dan Lambang- lambang Kerajaan (Regalia) lainnya. Di sebelah utara nDalem Ageng Proboyakso berdiri Gedhong Jene (The Yellow House) sebuah bangunan tempat tinggal resmi (official residence) Sultan yang bertahta. Bangunan yang didominasi warna kuning pada pintu dan tiangnya dipergunakan sampai Sultan HB IX. Oleh Sultan HB X tempat yang menghadap arah timur ini dijadikan sebagai kantor pribadi. Sedangkan Sultan sendiri bertempat tinggal di Keraton Kilen[41] . Di sebelah timur laut Gedhong Jene berdiri satu-satunya bangunan bertingkat di dalam keraton, Gedhong Purworetno. Bangunan ini didirikan oleh Sultan HB V dan menjadi kantor resmi Sultan. Gedung ini menghadap ke arah bangsal Kencana di sebelah selatannya.
  • 18. Di selatan bangsal Kencana berdiri Bangsal Manis menghadap ke arah timur. Bangunan ini dipergunakan sebagai tempat perjamuan resmi kerajaan. Sekarang tempat ini digunakan untuk membersihkan pusaka kerajaan pada bulan Suro[42] . Bangunan lain di bagian ini adalah Bangsal Kotak[43] , Bangsal Mandalasana[44] , Gedhong Patehan[45] , Gedhong Danartapura[46] , Gedhong Siliran[47] , Gedhong Sarangbaya[48] , Gedhong Gangsa[49] , dan lain sebagainya. Di tempat ini pula sekarang berdiri bangunan baru, Gedhong Kaca sebagai museum Sultan HB IX. Keputren merupakan tempat tinggal Permaisuri dan Selir raja. Di tempat yang memiliki tempat khusus untuk beribadat [50] pada zamannya tinggal para puteri raja yang belum menikah. Tempat ini merupakan kawasan tertutup sejak pertama kali didirikan hingga sekarang. Kesatriyan pada zamannya digunakan sebagai tempat tinggal para putera raja yang belum menikah. Bangunan utamanya adalah Pendapa Kesatriyan, Gedhong Pringgandani, dan Gedhong Srikaton. Bagian Kesatriyan ini sekarang dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan even pariwisata. Di antara Plataran Kedhaton dan Kesatriyan dahulu merupakan istal kuda yang dikendarai oleh Sultan.[51] l. Kamagangan Di sisi selatan kompleks Kedhaton terdapat Regol Kamagangan yang menghubungkan kompleks Kedhaton dengan kompleks Kemagangan. Gerbang ini begitu penting karena di dinding penyekat sebelah utara terdapat patung dua ekor ular yang menggambarkan tahun berdirinya Keraton Yogyakarta[52] . Di sisi selatannya pun terdapat dua ekor ular di kanan dan kiri gerbang yang menggambarkan tahun yang sama. Dahulu kompleks Kemagangan digunakan untuk penerimaan calon pegawai (abdi-Dalem Magang), tempat berlatih dan ujian serta apel kesetiaan para abdi-Dalem magang.
  • 19. Bangsal Magangan yang terletak di tengah halaman besar digunakan sebagai tempat upacaraBedhol Songsong, pertunjukan wayang kulit yang menandai selesainya seluruh prosesi ritual di Keraton. Bangunan Pawon Ageng (dapur istana) Sekul Langgen berada di sisi timur dan Pawon Ageng Gebulen berada di sisi barat. Kedua nama tersebut mengacu pada jenis masakan nasi Langgi dan nasi Gebuli. Di sudut tenggara dan barat daya terdapat Panti Pareden. Kedua tempat ini digunakan untuk membuat Pareden / Gunungan pada saat menjelang Upacara Garebeg. Di sisi timur dan barat terdapat gapura yang masing-masing merupakan pintu ke jalan Suryoputran dan jalan Magangan. Di sisi selatan halaman besar terdapat sebuah jalan yang menghubungkan kompleks Kamagangan dengan Regol Gadhung Mlati. Dahulu di bagian pertengahan terdapat jembatan gantung yang melintasi kanal Taman sari yang menghubungkan dua danau buatan di barat dan timur kompleks Taman Sari. Di sebelah barat tempat ini terdapat dermaga kecil yang digunakan oleh Sultan untuk berperahu melintasi kanal dan berkunjung ke Taman Sari.[53] m. Kamandhungan Kidul Di ujung selatan jalan kecil di selatan kompleks Kamagangan terdapat sebuah gerbang, Regol Gadhung Mlati, yang menghubungkan kompleks Kamagangan dengan kompleks Kamandhungan Kidul/selatan. Dinding penyekat gerbang ini memiliki ornamen yang sama dengan dinding penyekat gerbang Kamagangan. Di kompleks Kamandhungan Kidul terdapat bangunan utama Bangsal Kamandhungan. Bangsal ini konon berasal dari pendapa desa Pandak Karang Nangka di daerah Sokawati yang pernah menjadi tempat Sri Sultan Hamengkubuwono I bermarkas saat perang tahta III. Di sisi selatan Kamandhungan Kidul terdapat sebuah gerbang, Regol Kamandhungan, yang menjadi pintu paling selatan dari kompleks cepuri. Di antara kompleks Kamandhungan Kidul dan Siti Hinggil Kidul terdapat jalan yang disebut dengan Pamengkang. [54]
  • 20. n. Siti Hinggil Kidul Arti dari Siti Hinggil yaitu tanah yang tinggi, siti : tanah dan hinggil : tinggi. Siti Hinggil Kidul atau yang sekarang dikenal denganSasana Hinggil Dwi Abad terletak di sebelah utara alun-alun Kidul. Luas kompleks Siti Hinggil Kidul kurang lebih 500 meter persegi. Permukaan tanah pada bangunan ini ditinggikan sekitar 150 cm dari permukaan tanah di sekitarnya[55] . Sisi timur-utara-barat dari kompleks ini terdapat jalan kecil yang disebut dengan Pamengkang, tempat orang berlalu lalang setiap hari. Dahulu di tengah Siti Hinggil terdapat pendapa sederhana yang kemudian dipugar pada 1956 menjadi sebuah Gedhong Sasana Hinggil Dwi Abad sebagai tanda peringatan 200 tahun kota Yogyakarta. Siti Hinggil Kidul digunakan pada zaman dulu oleh Sultan untuk menyaksikan para prajurit keraton yang sedang melakukan gladi bersih upacara Garebeg, tempat menyaksikan adu manusia dengan macan (rampogan)[56] [?] dan untuk berlatih prajurit perempuan, Langen Kusumo. Tempat ini pula menjadi awal prosesi perjalanan panjang upacara pemakaman Sultan yang mangkat ke Imogiri. Sekarang, Siti Hinggil Kidul digunakan untuk mempergelarkan seni pertunjukan untuk umum khususnya wayang kulit, pameran, dan sebagainya.[57] o. Komplek Belakang Alun-alun Kidul Alun-alun Kidul (Selatan) adalah alun-alun di bagian Selatan Keraton Yogyakarta. Alun-alun Kidul sering pula disebut sebagaiPengkeran. Pengkeran berasal dari kata pengker (bentuk krama) dari mburi (belakang). Hal tersebut sesuai dengan keletakan alun-alun Kidul yang memang terletak di belakang keraton. Alun-alun ini dikelilingi oleh tembok persegi yang memiliki lima gapura, satu buah di sisi selatan serta di sisi timur dan barat masing-masing dua buah.
  • 21. Di antara gapura utara dan selatan di sisi barat terdapat ngGajahansebuah kandang guna memelihara gajah milik Sultan. Di sekeliling alun-alun ditanami pohon mangga (Mangifera indica; familiAnacardiaceae), pakel (Mangifera sp; famili Anacardiaceae), dan kuini (Mangifera odoranta; famili Anacardiaceae). Pohon beringin hanya terdapat dua pasang. Sepasang di tengah alun-alun yang dinamakan Supit Urang (harfiah=capit udang) dan sepasang lagi di kanan-kiri gapura sisi selatan yang dinamakan Wok(dari kata bewok, harfiaf=jenggot). Dari gapura sisi selatan terdapat jalan Gadingyang menghubungkan dengan Plengkung Nirbaya.[58] p. Plengkung Nirbaya Plengkung Nirbaya merupakan ujung selatan poros utama keraton. Dari tempat ini Sultan HB I masuk ke Keraton Yogyakarta pada saat perpindahan pusat pemerintahan dari Kedhaton Ambar Ketawang[59] . Gerbang ini secara tradisi digunakan sebagai rute keluar untuk prosesi panjang pemakaman Sultan ke Imogiri. Untuk alasan inilah tempat ini kemudian menjadi tertutup bagi Sultan yang sedang bertahta. q. Bagian lain Keraton Pracimosono Kompleks Pracimosono merupakan bagian keraton yang diperuntukkan bagi para prajurit keraton. Sebelum bertugas dalam upacara adat para prajurit keraton tersebut mempersiapkan diri di tempat ini. Kompleks yang tertutup untuk umum ini terletak di sebelah barat Pagelaran dan Siti Hinggil Lor.[60] Roto Wijayan Kompleks Roto Wijayan merupakan bagian keraton untuk menyimpan dan memelihara kereta kuda. Tempat ini mungkin dapat disebut sebagai garasi istana. Sekarang kompleks Roto Wijayan menjadi Museum Kereta Keraton. Di kompleks ini masih disimpan berbagai kereta kerajaan yang dahulu digunakan sebagai kendaraan resmi. Beberapa diantaranya ialah KNy Jimat, KK Garuda Yaksa, dan Kyai Rata Pralaya. Tempat ini dapat dikunjungi oleh wisatawan.[61]
  • 22. Kawasan tertutup Kompleks Tamanan merupakan kompleks taman yang berada di barat laut kompleks Kedhaton tempat dimana keluarga kerajaan dan tamu kerajaan berjalan-jalan. Kompleks ini tertutup untuk umum. Kompleks Panepen merupakan sebuah masjid yang digunakan oleh Sultan dan keluarga kerajaan sebagai tempat melaksanakan ibadah sehari-hari dan tempat Nenepi (sejenis meditasi). Tempat ini juga dipergunakan sebagai tempat akad nikah bagi keluarga Sultan[62] . Lokasi ini tertutup untuk umum. Kompleks Kraton Kilen dibangun semasa Sultan HB VII. Lokasi yang berada di sebelah barat Keputren menjadi tempat kediaman resmi Sultan HB X dan keluarganya. Lokasi ini tertutup untuk umum.[63] Taman Sari Kolam Pemandian Umbul Binangun, Taman Sari, Kraton Yogyakarta Kompleks Taman Sari merupakan peninggalan Sultan HB I. Taman Sari (Fragrant Garden) berarti taman yang indah, yang pada zaman dahulu merupakan tempat rekreasi bagi sultan beserta kerabat istana. Di kompleks ini terdapat tempat yang masih dianggap sakral di lingkungan Taman Sari, yakni Pasareyan Ledoksari tempat peraduan dan tempat pribadi Sultan. Bangunan yang menarik adalah Sumur Gumuling yang berupa bangunan bertingkat dua dengan lantai bagian bawahnya terletak di bawah tanah. Di masa lampau, bangunan ini merupakan semacam surau tempat sultan melakukan ibadah. Bagian ini dapat dicapai melalui lorong bawah tanah. Di bagian lain masih banyak lorong bawah tanah yang lain, yang merupakan jalan rahasia, dan dipersiapkan sebagai jalan penyelamat bila sewaktu-waktu kompleks ini mendapat serangan musuh. Sekarang kompleks Taman Sari hanya tersisa sedikit saja.[64] Kadipaten Kompleks nDalem Mangkubumen merupakan Istana Putra Mahkota atau dikenal dengan nama Kadipaten (berasal dari gelar Putra Mahkota: "Pangeran Adipati Anom". Tempat ini terletak di Kampung Kadipaten sebelah barat laut Taman Sari dan Pasar Ngasem. Sekarang kompleks ini digunakan sebagai kampus Univ Widya Mataram. Sebelum menempati nDalem Mangkubumen, Istana Putra Mahkota berada di Sawojajar, sebelah selatan Gerbang Lengkung/Plengkung Tarunasura (Wijilan). Sisa-sisa yang ada antara lain berupa Masjid Selo yang dulu berada di Sawojajar.[65]
  • 23. Benteng Baluwerti Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta merupakan sebuah dinding yang melingkungi kawasan Keraton Yogyakarta dan sekitarnya. Dinding ini didirikan atas prakarsa Sultan HB II ketika masih menjadi putra mahkota pada tahun 1785- 1787. Bangunan ini kemudian diperkuat lagi sekitar 1809 ketika beliau telah menjabat sebagai Sultan. Benteng ini memiliki ketebalan sekitar 3 meter dan tinggi sekitar 3-4 meter. Untuk masuk ke dalam area benteng tersedia lima buah pintu gerbang lengkung yang disebut dengan Plengkung, dua diantaranya hingga kini masih dapat disaksikan. Sebagai pertahanan di keempat sudutnya didirikan bastion, tiga diantaranya masih dapat dilihat hingga kini.[66] r. Bagian Lain Yang Terkait Keraton Yogyakarta juga mempunyai bangunan-bangunan yang berada di luar lingkungan Keraton itu sendiri. Bangunan-bangunan tersebut memiliki kaitan yang erat dan boleh jadi merupakan bagian yang tidak terpisahkan. s. Tugu Golong Gilig Tugu golong gilig atau tugu pal putih (white pole) merupakan penanda batas utara kota tua Yogyakarta. Semula bangunan ini berbentuk seperti tongkat bulat (gilig) dengan sebuah bola (golong) diatasnya. Bangunan ini mengingatkan pada Washington Monument di Washington DC. Pada tahun 1867 bangunan ini rusak (patah) karena gempa bumi yang juga merusakkan situs Taman Sari. Pada masa pemerintahan Sultan HB VII bangunan ini didirikan kembali. Namun sayangnya dengan bentuk berbeda seperti yang dapat disaksikan sekarang (Januari 2008). Ketinggiannya pun dikurangi dan hanya sepertiga tinggi bangunan aslinya. Lama-kelamaan nama tugu golong gilig dan tugu pal putih semakin dilupakan seiring penyebutan bangunan ini sebagai Tugu Yogyakarta. 5. Taman Pintar Taman Pintar Yogyakarta Jl. Panembahan Senopati No. 1-3 Yogyakarta INDONESIA 55122 telp: +62-274-583631, 583713 fax: +62-274-583664 Terletak di kawasan pusat Kota Yogyakarta, sebuah wahana wisata baru untuk anak-anak yakni Taman Pintar dibangun sebagai wahana ekpresi, apresiasi dan kreasi dalam suasana yang menyenangkan.
  • 24. Dengan moto mencerdaskan dan menyenangkan, taman yang mulai dibangun pada 2003 ini ingin menumbuhkembangkan minat anak dan generasi muda terhadap sains melalui imajinasi, percobaan, dan pemainan dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas. Taman Pintar juga ingin mewujudkan salah satu ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu Niteni: Memahami, Niroake: Menirukan, dan Nambahi: Mengembangkan. 6. Zonasi Taman Pintar a. Playground: Daerah penyambutan dan permainan serta sebagai ruang publik bagi pengunjung. Pada daerah ini disediakan sejumlah wahana bermain untuk anak seperti Pipa Bercerita, Parabola Berbisik, Rumah Pohon, Air Menari, Koridor Air, Desaku Permai, Spektrum Warna Dinding Berdendang, Sistem Katrol, Jembatan Goyang, Jungkat-jungkit, Istana Pasir, Engklek, dan Forum Batu b. Gedung Heritage: Daerah ini diperuntukkan bagi pendidikan anak berusia dini (PAUD), yang terdiri dari anak-anak usia pra-sekolah hingga TK. c. Gedung Oval: Zona ini terdiri dari zona pengenalan lingkungan dan eksibisi ilmu pengetahuan, zona pemaparan, sejarah, ilmu pengetahuan dan teknologi. d. Gedung Kotak: Gedung ini terdiri dari tiga lantai yakni lantai pertama zona sarana pelengkap Taman Pintar yang mencakup ruang pameran, ruang audiovisual, radio anak Jogja, food court, dan souvenier counter. Lantai dua zona materi dasar dan penerapan iptek terdiri dari Indonesiaku, jembatan sains, teknologi populer, teknologi canggih, dan perpustakaan.
  • 25. Sedangkan lantai tiga terdiri dari laboratorium sains, animasi dan tv, dan courses class. e. Jam buka: Setiap hari Selasa hingga Minggu pukul 09.00 - 16.00 WIB (Hari Senin Tutup) f. Fasilitas: - Alat peraga iptek interaktif - ruang pameran dan audiovisual - Food court – Mushola - Toko souvenir - Pusat Informasi 7. Malioboro Malioboro membentang di atas sumbu imajiner yang menghubungkan Kraton Yogyakarta, Tugu dan puncak Gunung Merapi, jalan ini terbentuk menjadi suatu lokalitas perdagangan setelah Sri Sultan Hamengku Buwono I mengembangkan sarana perdagangan melalui sebuah pasar tradisional semenjak tahun 1758. Setelah berlalu 248 tahun, tempat itu masih bertahan sebagai suatu kawasan perdagangan bahkan menjadi salah satu ikon Yogyakarta yang dikenal denganMalioboro. Terletak sekitar 800 meter dari Kraton Yogyakarta, tempat ini dulunya dipenuhi dengan karangan bunga setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Malioboro yang dalam bahasa sansekerta berarti "karangan bunga" menjadi dasar penamaan jalan tersebut. Diapit pertokoan, perkantoran, rumah makan, hotel berbintang dan bangunan bersejarah, jalan yang dulunya sempat menjadi basis perjuangan saat agresi militer Belanda ke-2 pada tahun
  • 26. 1948 juga pernah menjadi lahan pengembaraan para seniman yang tergabung dalam komunitasPersada Studi Klub ( PSK ) pimpinan seniman Umbul Landu Paranggi semenjak tahun 1970- an hingga sekitar tahun 1990. 8. Surga Cinderamata Menikmati pengalaman berbelanja, berburu cinderamata khas Jogja, wisatawan bisa berjalan kaki sepanjang bahu jalan yang berkoridor ( arcade ). Di sini akan ditemui banyak pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya. Mulai dari produk kerajinan lokal seperti batik, hiasan rotan, wayang kulit, kerajinan bambu ( gantungan kunci, lampu hias dan lain sebagainya ) juga blangkon ( topi khas Jawa / Jogja ) serta barang-barang perak, hingga pedagang yang menjual pernak pernik umum yang banyak ditemui di tempat perdagangan lain. Sepanjang arcade, wisatawan selain bisa berbelanja dengan tenang dalam kondisi cerah maupun hujan, juga bisa menikmati pengalaman belanja yang menyenangkan saat menawar harga. Jika beruntung, bisa berkurang sepertiga atau bahkan separuhnya. Jangan lupa untuk menyisakan sedikit tenaga. Masih ada pasar tradisional yang harus dikunjungi. Di tempat yang dikenal dengan Pasar Beringharjo, selain wisatawan bisa menjumpai barang - barang sejenis yang dijual di sepanjang arcade, pasar ini menyediakan beraneka produk tradisional yang lebih lengkap. Selain produk lokal Jogja, juga tersedia produk daerah tetangga seperti batik Pekalongan atau batik Solo. Mencari batik tulis atau batik print, atau sekedar mencari tirai penghias jendela dengan motif unik serta sprei indah bermotif batik. Tempat ini akan memuaskan hasrat berbelanja barang - barang unik dengan harga yang lebih murah. Berbelanja di kawasan Malioboro serta Beringharjo, pastikan tidak tertipu dengan harga yang ditawarkan. Biasanya para penjual menaikkan harga dari biasanya bagi para wisatawan. 9. Benteng Vredeburg dan Gedung Agung Di penghujung jalan "karangan bunga" ini, wisatawan dapat mampir sebentar di Benteng Vredeburg yang berhadapan dengan Gedung Agung. Benteng ini dulunya merupakan basis perlindungan Belanda dari kemungkinan serangan pasukan Kraton. Seperti lazimnya setiap benteng, tempat yang dibangun tahun 1765 ini berbentuk tembok tinggi persegi melingkari areal di
  • 27. dalamnya dengan menara pemantau di empat penjurunya yang digunakan sebagai tempat patroli. Sedangkan Gedung Agung yang terletak di depannya pernah menjadi tempat kediaman Kepala Administrasi Kolonial Belanda sejak tahun 1946 hingga 1949. Selain itu sempat menjadi Istana Negara pada masa kepresidenan Soekarno ketika Ibukota Negara dipindahkan ke Yogyakarta. 10.Lesehan Malioboro Saat matahari mulai terbenam, ketika lampu - lampu jalan dan pertokoan mulai dinyalakan yang menambah indahnya suasana Malioboro, satu persatu lapak lesehan mulai digelar. Makanan khas Jogja seperti gudeg atau pecel lele bisa dinikmati disini selain masakan oriental ataupunsea food serta masakan Padang. Serta hiburan lagu-lagu hits atau tembang kenangan oleh para pengamen jalanan ketika bersantap. Bagi para wisatawan yang ingin mencicipi masakan di sepanjang jalan Malioboro, mintalah daftar harga dan pastikan pada penjual, untuk menghindari naiknya harga secara tidak wajar. Mengunjungi Yogyakarta yang dikenal dengan "Museum Hidup Kebudayaan Jawa", terasa kurang lengkap tanpa mampir ke jalan yang telah banyak menyimpan berbagai cerita sejarah perjuangan Bangsa Indonesia serta dipenuhi dengan beraneka cinderamata. Surga bagi penikmat sejarah dan pemburu cinderamata.
  • 28. BAB III KESIMPULAN Berstudy wista ke Yogyakarta memang sangat menyenangkan . Selain tempat untuk bermain di balik itu semua ternyata terdapat sejarah-sejarah . di sana tempat-tempatnya memiliki banyak arti . Dan study tour kali ini dapat menambah wawasan yang luas. KELOMPOK : 1. SITI SOPIAH 2. AYU SRI WAHYUNI 3. YUYUN YUNINGSIH 4. DESTI TRIANA 5. DADAN RAMDHANI 6. SEPRI SETIADI