Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaUlfah Hanum
Peraturan ini mengatur tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peraturan ini mengatur tata cara peredaran melalui penyaluran dan penyerahan, serta persyaratan izin untuk produksi, impor, dan penyaluran narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi.
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarUlfah Hanum
[Ringkasan]
Peraturan ini mengatur tentang pengawasan pengelolaan obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi di fasilitas pelayanan kefarmasian. Fasilitas pelayanan kefarmasian meliputi apotek, instalasi farmasi rumah sakit, instalasi farmasi klinik, puskesmas, dan toko obat. Peraturan ini mengatur persyaratan obat yang diedarkan harus memiliki izin edar dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi di AKBID HARAPAN MULYA PONOROGO tahun 2017.
2. Mata kuliah Farmakologi tersebut memiliki 2 SKS yang terdiri dari 1 SKS teori dan 1 SKS praktikum.
3. Dokumen tersebut juga membahas tentang konsep dasar farmakologi, jenis-jenis obat, dan penggolongan obat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi di AKBID HARAPAN MULYA PONOROGO tahun 2017.
2. Mata kuliah Farmakologi tersebut memiliki 2 SKS yang terdiri dari 1 SKS teori dan 1 SKS praktikum.
3. Dokumen tersebut juga membahas tentang konsep dasar farmakologi, jenis-jenis obat, dan penggolongan obat.
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaUlfah Hanum
Peraturan ini mengatur tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peraturan ini mengatur tata cara peredaran melalui penyaluran dan penyerahan, serta persyaratan izin untuk produksi, impor, dan penyaluran narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi.
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarUlfah Hanum
[Ringkasan]
Peraturan ini mengatur tentang pengawasan pengelolaan obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi di fasilitas pelayanan kefarmasian. Fasilitas pelayanan kefarmasian meliputi apotek, instalasi farmasi rumah sakit, instalasi farmasi klinik, puskesmas, dan toko obat. Peraturan ini mengatur persyaratan obat yang diedarkan harus memiliki izin edar dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi di AKBID HARAPAN MULYA PONOROGO tahun 2017.
2. Mata kuliah Farmakologi tersebut memiliki 2 SKS yang terdiri dari 1 SKS teori dan 1 SKS praktikum.
3. Dokumen tersebut juga membahas tentang konsep dasar farmakologi, jenis-jenis obat, dan penggolongan obat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi di AKBID HARAPAN MULYA PONOROGO tahun 2017.
2. Mata kuliah Farmakologi tersebut memiliki 2 SKS yang terdiri dari 1 SKS teori dan 1 SKS praktikum.
3. Dokumen tersebut juga membahas tentang konsep dasar farmakologi, jenis-jenis obat, dan penggolongan obat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi yang diampu oleh Yitania Sari di Akbid Harapan Mulya Ponorogo pada semester 2.
2. Mata kuliah tersebut membahas konsep dasar farmakologi, jenis-jenis obat, dan penggolongan obat berdasarkan berbagai kriteria.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang pedoman akademik mata kuliah
Dokumen tersebut membahas penggolongan obat berdasarkan undang-undang di Indonesia, termasuk obat bebas terbatas, obat bebas, obat keras, narkotika, psikotropika, dan obat herbal. Obat-obat tersebut memiliki ketentuan yang berbeda terkait kebutuhan resep dokter dan lokasi penjualan yang diizinkan.
Dokumen tersebut merangkum pengertian dan jenis-jenis penggolongan obat menurut peraturan kesehatan di Indonesia. Terdapat tujuh jenis penggolongan obat, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat narkotika, obat jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Setiap jenis obat memiliki kriteria dan contohnya masing-masing.
Makalah ini membahas zat adiktif dan psikotropika, termasuk definisi, dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi, serta cara pencegahan penyalahgunaannya. Zat-zat ini dapat merusak fungsi organ tubuh dan memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi, sehingga diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk mencegah penyalahgunaannya.
Dokumen tersebut membahas penggolongan obat menurut pemerintah Indonesia yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika serta penjelasan mengenai masing-masing golongan tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang obat dan peran obat dalam pelayanan kesehatan. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian obat, bahan obat, penggolongan obat, peran obat, parameter farmakologi seperti farmakokinetika dan farmakodinamika, macam bentuk obat beserta tujuan penggunaannya, terapi obat pada pasien khusus, serta penggolongan obat berdasarkan saluran tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, dan pengaruh berbagai narkoba bagi tubuh. Terdapat empat jenis utama narkoba yaitu opioid, ganja, kokain, dan amfetamin yang masing-masing memiliki pengaruh jangka pendek dan panjang terhadap tubuh. Dokumen juga menjelaskan sanksi hukum bagi tindakan terkait narkoba sesuai undang-undang.
Pelayanan kefarmasian di apotek meliputi pengkajian resep, dispensing obat, pelayanan informasi obat, dan pemantauan terapi obat. Dokumen ini juga membahas tentang swamedikasi atau pengobatan sendiri dengan obat-obat tertentu untuk kondisi minor seperti demam, diare, dan alergi. Ada beberapa ketentuan untuk melakukan swamedikasi seperti obat tidak boleh memberikan risiko, tidak memerlukan alat khusus, dan efe
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi yang diampu oleh Yitania Sari di Akbid Harapan Mulya Ponorogo pada semester 2.
2. Mata kuliah tersebut membahas konsep dasar farmakologi, jenis-jenis obat, dan penggolongan obat berdasarkan berbagai kriteria.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang pedoman akademik mata kuliah
Dokumen tersebut membahas penggolongan obat berdasarkan undang-undang di Indonesia, termasuk obat bebas terbatas, obat bebas, obat keras, narkotika, psikotropika, dan obat herbal. Obat-obat tersebut memiliki ketentuan yang berbeda terkait kebutuhan resep dokter dan lokasi penjualan yang diizinkan.
Dokumen tersebut merangkum pengertian dan jenis-jenis penggolongan obat menurut peraturan kesehatan di Indonesia. Terdapat tujuh jenis penggolongan obat, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat narkotika, obat jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Setiap jenis obat memiliki kriteria dan contohnya masing-masing.
Makalah ini membahas zat adiktif dan psikotropika, termasuk definisi, dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi, serta cara pencegahan penyalahgunaannya. Zat-zat ini dapat merusak fungsi organ tubuh dan memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi, sehingga diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk mencegah penyalahgunaannya.
Dokumen tersebut membahas penggolongan obat menurut pemerintah Indonesia yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika serta penjelasan mengenai masing-masing golongan tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang obat dan peran obat dalam pelayanan kesehatan. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian obat, bahan obat, penggolongan obat, peran obat, parameter farmakologi seperti farmakokinetika dan farmakodinamika, macam bentuk obat beserta tujuan penggunaannya, terapi obat pada pasien khusus, serta penggolongan obat berdasarkan saluran tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, dan pengaruh berbagai narkoba bagi tubuh. Terdapat empat jenis utama narkoba yaitu opioid, ganja, kokain, dan amfetamin yang masing-masing memiliki pengaruh jangka pendek dan panjang terhadap tubuh. Dokumen juga menjelaskan sanksi hukum bagi tindakan terkait narkoba sesuai undang-undang.
Pelayanan kefarmasian di apotek meliputi pengkajian resep, dispensing obat, pelayanan informasi obat, dan pemantauan terapi obat. Dokumen ini juga membahas tentang swamedikasi atau pengobatan sendiri dengan obat-obat tertentu untuk kondisi minor seperti demam, diare, dan alergi. Ada beberapa ketentuan untuk melakukan swamedikasi seperti obat tidak boleh memberikan risiko, tidak memerlukan alat khusus, dan efe
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2. PERATURANPERUNDANGAN
1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2023 tentang Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2023 tentang Perubahan
Penggolongan Narkotika
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2013 tentang Impor dan
Ekspor Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi
3. pengertiannARKOTIKA,pSIKOTROPIKA DANPREKURSOR
FARMASI
Bahan atau zat yang dapat mempengaruhi kejiwaan atau psikologi seseorang serta
dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Zat-zat tersebut dibagi
menjadi tiga, yaitu :
a. Narkotika
b. Psikotropika
c. Prekursor Farmasi
4.
5.
6. Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
1. Golongan I: hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan. Contohnya
DMA (dimethoxy-alpha-methylphenethylamine) , LSD (Lysergic Acid
Diethylamide), STP (Serenity, Tranquility and Peace), dan ekstasi.
2. Golongan II: digunakan dalam ilmu pengobatan dan terapi kesehatan, serta bisa
berpotensi memicu sindrom ketergantungan. Contohnya amfetamin,
metamfetamin, dan metakualon.
3. Golongan III: untuk pengobatan, sering digunakan dalam terapi medis,
pengembangan ilmu pengetahuan, serta memicu sindrom ketergantungan
dalam kategori sedang. Contohnya lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
4. Golongan IV: Jenis psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan
digunakan secara luas sebagai terapi kesehatan, pengembangan ilmu
pengetahuan serta berpotensi menyebabkan ketergantungan dalam kategori
ringan. Contohnya nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.
psikotropika
7.
8. prekursorfarmasi
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula
atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai
bahan baku/penolong untuk keperluan proses
produksi Industri Farmasi atau produk antara,
produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung
ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine /
phenylpropanolamine, ergotamin, ergometrine,
atau kalium permanganat
11. 1. Faktor lingkungan : ekanan sosial,
keluarga yang kurang harmonis,
pergaulan dengan teman sebaya yang
menggunakan obat terlarang
2. Faktor sosial : stigmatisasi terhadap
penggunaan napza, adanya perbedaan
gender dan ras
3. Faktor psikologis : rendahnya harga diri,
depresi, dan kecemasan
4. Faktor lainnya : riwayat
penyalahgunaan obat-obatan terlarang
di masa lalu, adanya gangguan
kesehatan mental, kurangnya
keterampilan interpersonal
faktorresiko penyalahgunaannARKOTIKA,pSIKOTROPIKA
DANPREKURSORFARMASI
12. efekpenyalahgunaan nARKOTIKA, pSIKOTROPIKA
DAN PREKURSOR FARMASI
Gangguan mental Kerusakan organ
tubuh
Gangguan kognitif Masalah sosial danhukum
Penyalahgunaan
napza dapat
menyebabkan
gangguan mental
seperti depresi,
kecemasan, psikosis,
dan bisa
memperburuk
gangguan mental
yang sudah ada.
Pemakaian obat-obatan
terlarang secara rutin
dapat menyebabkan
kerusakan organ tubuh,
terutama hati dan ginjal.
Penggunaan narkoba
yang disuntikkan juga
dapat menyebabkan
infeksi HIV, hepatitis, dan
endokarditis.
Kondisi ini dapat
menyebabkan
gangguan kognitif
seperti kehilangan
memori jangka
pendek, kesulitan
berkonsentrasi, dan
gangguan fungsi
eksekutif.
Seseorang yang menggunakan
obat-obat terlarang dapat
memicu sederet masalah.
Contohnya seperti masalah
keuangan, masalah dalam
pekerjaan, dan konflik dalam
hubungan interpersonal.
Mereka juga punya
kecenderungan untuk
berkonflik dengan hukum