Dokumen ini membahas tentang angka kejadian bullying pada remaja di 5 kabupaten di Jawa Barat. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada remaja di Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung dan Garut. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak berasal dari Kabupaten Sukabumi sedangkan yang paling sering mengalami bullying lebih dari 3 kali berasal dari Kabupaten Sukabumi dan
MAKALAH ANGKA KEJADIAN BULLYING PADA REMAJA DI 5 KABUPATEN DI PROVINSI JAWA B...MuchamadSidiq1
1. Angka kejadian bullying pada remaja di 5 kabupaten di Jawa Barat tergolong tinggi, dengan jumlah responden tertinggi berasal dari Kabupaten Sukabumi.
2. Responden yang tidak pernah mengalami bullying paling banyak berasal dari Kabupaten Sukabumi, sementara yang pernah sekali berasal dari Kabupaten Bandung.
3. Hasil penelitian diharapkan meningkatkan kesadaran orang tua dan guru terhadap bullying agar tanggapan terhad
Bullying yang terjadi di kalangan remaja dapat berdampak negatif secara psikologis. Faktor lingkungan seperti keluarga dan sekolah berperan dalam munculnya bullying. Bullying berakibat stres dan isolasi sosial bagi korban remaja.
Makalah ini membahas tentang perilaku bullying di sekolah sebagai masalah sosial. Terdapat berbagai bentuk bullying seperti kontak fisik, nonverbal, pelecehan seksual. Penyebabnya adalah faktor keluarga, individu, dan sekolah seperti perlakuan kasar orang tua, temperamen anak, serta rendahnya pengawasan sekolah. Bullying berdampak buruk bagi korban dan pelaku.
MAKALAH ANGKA KEJADIAN BULLYING PADA REMAJA DI 5 KABUPATEN DI PROVINSI JAWA B...MuchamadSidiq1
1. Angka kejadian bullying pada remaja di 5 kabupaten di Jawa Barat tergolong tinggi, dengan jumlah responden tertinggi berasal dari Kabupaten Sukabumi.
2. Responden yang tidak pernah mengalami bullying paling banyak berasal dari Kabupaten Sukabumi, sementara yang pernah sekali berasal dari Kabupaten Bandung.
3. Hasil penelitian diharapkan meningkatkan kesadaran orang tua dan guru terhadap bullying agar tanggapan terhad
Bullying yang terjadi di kalangan remaja dapat berdampak negatif secara psikologis. Faktor lingkungan seperti keluarga dan sekolah berperan dalam munculnya bullying. Bullying berakibat stres dan isolasi sosial bagi korban remaja.
Makalah ini membahas tentang perilaku bullying di sekolah sebagai masalah sosial. Terdapat berbagai bentuk bullying seperti kontak fisik, nonverbal, pelecehan seksual. Penyebabnya adalah faktor keluarga, individu, dan sekolah seperti perlakuan kasar orang tua, temperamen anak, serta rendahnya pengawasan sekolah. Bullying berdampak buruk bagi korban dan pelaku.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan unsur-unsur bullying, sejarah bullying, penelitian tentang bullying, bentuk-bentuk kekerasan gender di sekolah, aturan perlindungan anak dari kekerasan di sekolah, dan langkah-langkah pencegahan bullying di sekolah.
Panduan pencegahan dan penangan perundunganDaly Indra
Panduan ini memberikan penjelasan tentang perundungan (bullying) di sekolah, termasuk pengertian, jenis, penyebab, dan dampak negatifnya. Tujuan panduan ini adalah sebagai pedoman bagi sekolah dalam mencegah dan menangani peristiwa bullying. Perundungan dapat berdampak buruk bagi korban, pelaku, dan saksi, seperti depresi, kecemasan, masalah kesehatan, serta perilaku negatif di masa depan.
Dokumen tersebut membahas tentang bullying pada remaja dan upaya pencegahan serta penanganannya. Jenis bullying meliputi verbal, fisik, relasional, dan elektronik. Dampaknya berupa gangguan mental, isolasi sosial, bahkan bunuh diri bagi korban. Upaya penanganan meliputi kebijakan sekolah dan program anti-bullying, sedangkan pencegahannya dengan pengarahan dini, dukungan orang tua, dan pengembangan kurikulum.
LAPORAN KEGIATAN PENCEGAHAN PERUNDUNGAN (BULLYING).pdfuswah22
Laporan ini memberikan ringkasan program pencegahan perundungan yang dilaksanakan di SMK Kesehatan Bakti Nusantara Gorontalo tahun 2019. Program tersebut meliputi sosialisasi bahaya bullying, pelaksanaan pendidikan karakter harian, dan evaluasi tahunan untuk menanamkan rasa saling menghormati di kalangan siswa.
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan bullying di sekolah, meliputi pengertian dan jenis bullying, dampaknya, penyebabnya, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan guru dan sekolah untuk mencegah bullying seperti membangun iklim sekolah yang positif dan menerapkan pembelajaran sosial emosional.
Menjelaskan tentang Kenakalan Remaja di masa kini, seperti tawuran dan geng motor, dll. Menjelaskan pengertian masa remaja, pengertian kenakalan remaja, pengertian tawuran menurut KBBI dan wikipedia, latar belakang tawuran, dinamika tawuran remaja, analisis mengenai tawuran, berita mengenai tawuran, dampak tawuran dalam masyarakat, peran ilmu sosiologi dalam kehidupan masyarakat, kesimpulan, dan saran.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan unsur-unsur bullying, sejarah bullying, penelitian tentang bullying, bentuk-bentuk kekerasan gender di sekolah, aturan perlindungan anak dari kekerasan di sekolah, dan langkah-langkah pencegahan bullying di sekolah.
Panduan pencegahan dan penangan perundunganDaly Indra
Panduan ini memberikan penjelasan tentang perundungan (bullying) di sekolah, termasuk pengertian, jenis, penyebab, dan dampak negatifnya. Tujuan panduan ini adalah sebagai pedoman bagi sekolah dalam mencegah dan menangani peristiwa bullying. Perundungan dapat berdampak buruk bagi korban, pelaku, dan saksi, seperti depresi, kecemasan, masalah kesehatan, serta perilaku negatif di masa depan.
Dokumen tersebut membahas tentang bullying pada remaja dan upaya pencegahan serta penanganannya. Jenis bullying meliputi verbal, fisik, relasional, dan elektronik. Dampaknya berupa gangguan mental, isolasi sosial, bahkan bunuh diri bagi korban. Upaya penanganan meliputi kebijakan sekolah dan program anti-bullying, sedangkan pencegahannya dengan pengarahan dini, dukungan orang tua, dan pengembangan kurikulum.
LAPORAN KEGIATAN PENCEGAHAN PERUNDUNGAN (BULLYING).pdfuswah22
Laporan ini memberikan ringkasan program pencegahan perundungan yang dilaksanakan di SMK Kesehatan Bakti Nusantara Gorontalo tahun 2019. Program tersebut meliputi sosialisasi bahaya bullying, pelaksanaan pendidikan karakter harian, dan evaluasi tahunan untuk menanamkan rasa saling menghormati di kalangan siswa.
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan bullying di sekolah, meliputi pengertian dan jenis bullying, dampaknya, penyebabnya, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan guru dan sekolah untuk mencegah bullying seperti membangun iklim sekolah yang positif dan menerapkan pembelajaran sosial emosional.
Menjelaskan tentang Kenakalan Remaja di masa kini, seperti tawuran dan geng motor, dll. Menjelaskan pengertian masa remaja, pengertian kenakalan remaja, pengertian tawuran menurut KBBI dan wikipedia, latar belakang tawuran, dinamika tawuran remaja, analisis mengenai tawuran, berita mengenai tawuran, dampak tawuran dalam masyarakat, peran ilmu sosiologi dalam kehidupan masyarakat, kesimpulan, dan saran.
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
Angka kejadian bullying pada remaja di 5 kabupaten di jawa barat
1. ANGKA KEJADIAN BULLYING PADA REMAJA DI 5 KABUPATEN DI JAWA
BARAT
BAB I
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana perubahan
secara fisik dan psikologis berkembang (Monks, 2014). Masa remaja terdapat gejala yang
disebut gejala negative phase. Gejala ini banyak terjadi pada remaja awal, diantaranya
keinginan untuk menyendiri, berkurang kemampuan untuk bekerja, kegelisahan, kepekaan
perasaan, pertentangan sosial dan rasa kurang percaya diri. Dari beberapa gejala Negative
phase diatas yang paling menonjol dialami masa remaja adalah rasa kurang percaya diri
(Hurlock,2004). Rendahnya rasa percaya diri dapat menyebabkan depresi, bunuh diri, dan
masalah penyesuaian diri lainnya. Tingkat percaya diri yang rendah berhubungan dengan
proses perpindahan sekolah atau kehidupan keluarga yang sulit, atau dengan kejadian-kejadian
yang membuatnya tertekan, masalah yang muncul dalam remaja akan menjadi lebih meningkat
(Santrock, 2003). Menurut Sejiwa (2008) kurangnya rasa percaya diri merupakan dampak yang
terjadi bila seseorang mendapatkan perilaku bullying dari temannya
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan terjadi berulang-ulang
untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina dan tidak bisa membela
diri sendiri (Sejiwa, 2008).Menurut Rigby (2007) bullying merupakan hasrat untuk menyakiti.
Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi membuat orang lain menderita. Aksi ini dilakukan secara
langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, berulang,
dan dilakukan dengan perasaan senang. Bullying merupakan salah satu bentuk perilaku agresi
yang memiliki dampak jangka pendek maupun jangka panjang.
KONSEP DASAR BULLYING
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan terjadi berulang-ulang
untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina dan tidak bisa membela
diri sendiri (Sejiwa, 2008).Menurut Rigby (2007) bullying merupakan hasrat untuk menyakiti.
Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi membuat orang lain menderita. Aksi ini dilakukan secara
langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, berulang,
dan dilakukan dengan perasaan senang. Bullying merupakan salah satu bentuk perilaku agresi
yang memiliki dampak jangka pendek maupun jangka panjang.
2. BAB II
DATA DAN GRAFIK
ANGKA KEJADIAN BULLYING PADA REMAJA DI 5 KABUPATEN DI JAWA BARAT
Kota/Kabupaten Tidak Pernah Sekali 2-3 kali > 3 kali Total
Kab. Bogor 379 169 119 71 738
Kab. Sukabumi 398 158 147 87 790
Kab. Cianjur 271 133 107 72 583
Kab. Bandung 384 214 117 69 784
Kab. Garut 326 142 121 82 671
3. BAB III
INTERPRETASI GRAFIK
Berdasarkan grafik jumlah responden terbanyak terdapat di Kabupaten Sukabumi dengan
jumlah 790 responden, sementara di Kabupaten Bandung terdapat 784 responden, diposisi
ketiga Kabupaten Bogor dengan jumlah responden 738, disusul Kabupaten Garut dengan 671
responden dan terakhir Kabupaten Cianjur dengan 583 responden.
Responden yang mengatakan tidak pernah mengalami bullying terbanyak terdapat di
Kabupaten Sukabumi dengan jumlah 398 responden, sementara di posisi kedua terbanyak yaitu
Kabupaten Bandung dengan jumlah 384 responden, disusul Kabupaten Bogor dengan jumlah
379 responden, ditempat keempat yaitu Kabupaten Garut dengan jumlah 326 responden dan
terakhir Kabupaten Cianjur dengan jumlah 271 responden.
Responden yang mengatakan pernah sekali mengalami bullying terbanyak terjadi di Kabupaten
Bandung dengan jumlah 214 responden, disusul dengan Kabupaten Bogor dengan jumlah 169
responden, ditempat ketiga yaitu Kabupaten Sukabumi dengan jumlah 158 responden,
kemudian Kabupaten Garut dengan jumlah 142 responden dan terakhir Kabupaten Cianjur
dengan jumlah 133 responden.
Responden yang mengatakan 2-3 kali mengalami bullying terbanyak terdapat di Kabupaten
Sukabumi dengan jumlah 147 responden, kemudian Kabupaten Garut dengan jumlah 121
responden, kemudian Kabupaten Bogor dengan 119 responden, selanjutnya Kabupaten
Bandung dengan jumlah 117 responden, dan terakhir Kabupaten Cianjur dengan jumlah 107.
Responden yang mengatakan lebih dari 3 kali mengalami bullying terbanyak terdapat di
Kabupaten Sukabumi dengan jumlah 87 reponden, kemudian di Kabupaten Garut dengan
jumlah 82 respoden, disusul oleh Kabupaten Cianjur dengan jumlah 72 responden, selanjutnya
Kabupaten Bogor dengan 71 responden dan Kabupaten Bandung dengan jumlah 69 orang.
4. BAB IV
KESIMPULAN
Masalah bullying di pada adalah tanggung jawab semua pihak baik itu orang tua, sekolah
maupun pemerintah. Kegiatan bullying di sekolah merupakan satu masalah besar yang harus
diatasi karena seharusnya sekolah melindungi siswanya dari tindakan kekerasan dalam bentuk
apapun, dan menjadi wadah untuk pembentukan akal, moral dan karakter yang diperlukan
untuk membangun masyarakat Indonesia yang sehat, berbudaya dan berteknologi tinggi.