SlideShare a Scribd company logo
PENGHAWAAN ALAMI TERKAIT
SISTEM VENTILASI TERHADAP KENYAMANANTERMAL
BANGUNAN RUMAH SUSUN INDUSTRI DALAM
Penyusun :
Fathia Khairunissa Agustin21.2012.046
Arif Kamaludin Firdaus Akbar 21.2012.077
Rahmawati 21.2012.189
Studi Kasus:
Rumah Susun Industri Dalam
Pembimbing :
Nur Laela Latifah, ST,. MT.
AR 413 – Seminar Arsitektur
Semester Genap – Tahun Akademik 2015/2016
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015
Permasalahan Yang Akan Dibahas di Dalam Kajian Ini Meliputi:
Permasalahan Mayor
Apakah Penghawaan Alami Terkait Sistem Ventilasi
Pada Bangunan Rumah Susun Industri Dalam Sudah
Memenuhi Syarat Kenyamanan Termal?
Permasalahan Minor
a. Bagaimana faktor desain ditinjau dari konfigurasi bangunan pada tapak dan tipe unit
hunian berdasarkan dimensi ruang mempengaruhi kenyamanan termal pada bangunan
Rumah Susun Industri Dalam?
b. Bagaimana sistem ventilasi yang ada ditinjau dari orientasi bukaan, lokasi bukaan,
dimensi bukaan, rasio bukaan, tipe bukaan, pengarah bukaan, serta jalur sirkulasi dan
penghalang pada bangunan Rumah Susun Industri Dalam?
c. Bagaimana kenyamanan termal yang terjadi ditinjau dari arah dan kecepatan gerak
udara, suhu udara, kelembapan udara, laju udara (air flow), dan pergantian udara (air
changes) pada bangunan Rumah Susun Industri Dalam?
PERMASALAHAN
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
UNIT VARIABEL
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
FAKTOR DESAIN
Konfigurasi bangunan pada tapak| Tipe Unit Hunian dan Desain Bukaan
FAKTOR KENYAMANAN TERMAL
Arah dan Kecepatan Gerak Udara | Suhu Udara | Kelembapan Udara | Laju Udara (Air Flow) |
Pergantian Udara (Air Changes)
FAKTOR SISTEM VENTILASI
Orientasi Bukaan| Lokasi Bukaan | Dimensi Bukaan | Rasio Bukaan | Tipe Bukaan | Pengarah
Bukaan | Jalur Sirkulasi dan Penghalang
FAKTOR DESAIN
Konfigurasi bangunan pada tapak| Tipe Unit Hunian dan Desain Bukaan
U
⌂
A
C2
C1
B
90°
U
⌂
A
C2
C1
B
overlap
Breez way
FAKTOR DESAIN
Konfigurasi Bangunan pada Tapak
TEORI
Penataan massa bangunan pada tapak:
1. Penataan massa acak
2. Massa bangunan disorder relasi 90
3. Penambahan maju mundur
4. Memperpanjang garis majiner
5. Relasi overlap
Konfigurasi terkait pergerakan udara pada tapak:
1. Konfigurasi bangunan dengan pergerakan udara
2. Konfigurasi bangunan dengan jalur angin
3. Konfigurasi bangunan dengan kecepatan gerak udara
DATA
Terkait pergerakan udara, angin berhembus dari arah Utara
Kawasan Rumah Susun Industri Dalam. Angin terasa pada
lapangan rumah susun, ruang terbuka, dan di antara
bangunan.
ANALISIS
Orderisasi 90° bangunan pada Blok A dan
Blok B. Garis-garis imajiner antara Blok A
dengan Blok B dan C2, serta antara Blok B
dengan Blok C1 dan C2
Pengolahan maju mundur pada bangunan
Blok A dan Blok B. Overlap antara Blok C1
dan C2
Angin berhembus dari arah Utara Kawasan Rumah
Susun Industri Dalam (Jalan Industri Dalam)
sehingga terdapat bayangan angin (leeward) pada
Selatan kawasan
Jarak antar blok menghasilkan jalur angin (breeez
way) merata
Angin yang melalui kawasan secara merata
terhalang oleh bangunan menyebabkan olakan
angin di Selatan bangunan dan menurunkan
kecepatan geraknya.
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
FAKTOR DESAIN
Tipe Unit Hunian dan Desain Bukaan
TEORI
Satu ruang : 18 m2 – 45 m2
Satu kamar tidur : 36 m2 – 54 m2
Dua kamar tidur : 45 m2 – 90 m2
Tiga kamar tidur : 54 m2 – 108 m2
Desain bukaan berdasarkan lokasi:
a. Desain bukaan di dalam bidang
b. Desain bukaan pada sudut
c. Desain bukaan di anatara bidang
DATA
Lantai 1 Lantai 2, 3, dan 4
Keterangan:
K1 = Tipe kecil 1 P1 = Tipe pintu 1
K2 = Tipe kecil 2 PJ = Tipe pintu jendela
B1 = Tipe besar 1 J1 = Tipe jendela 1
B2 = Tipe besar 2 J2 = Tipe jendela 2
B3 = Tipe besar 3 K = Kerawang
ANALISIS
No.
Tipe Unit
Hunian
Dimensi (m) Luas (m2) Jenis Bukaan
1 K1 4,8 x 2,4 11,52 P1, J1
2 K2 4,8 x 2,4 11,52 P1, J1, J2
3 B1 4,8 x 4,8 23,04 P1, J1, K
4 B2 4,8 x 4,8 23,04 P1, J1, J2, K
5 B3 4,8 x 4,8 23,04 P1, PJ, J1, K
No.
Tipe Unit
Hunian
Dimensi (m) Luas (m2)
Luas standar
(m2)
1 K1 4,8 x 2,4 11,52 18 – 45
2 K2 4,8 x 2,4 11,52 18 – 45
3 B1 4,8 x 4,8 23,04 36 – 54
4 B2 4,8 x 4,8 23,04 36 – 54
5 B3 4,8 x 4,8 23,04 36 – 54
Lima tipe unit Rumah Susun Industri Dalam belum dapat memperoleh
kenyamanan termal karena luasannya lebih kecil dari luasan minimal unit
rumah susun dengan aktivitas yang beragam.
Dari lima tipe jenis bukaan hanya satu jenis bukaan yang dapat
mengalirkan udara secara maksimal yaitu jenis bukaan J1 sehingga sulit
diperoleh kenyamanan termal pada unit dengan jenis bukaan lain.
Kisi - kisi
Swing door
Kisi - kisi
P1
PJ
Swing door
Kisi - kisi
Fixed
window
Fixed
window
Casement side
hung
J1
J2
Kisi - kisi
Fixed
window
Lubang-lubang
udara
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
FAKTOR SISTEM VENTILASI
Orientasi Bukaan| Lokasi Bukaan | Dimensi Bukaan | Rasio Bukaan | Tipe Bukaan | Pengarah
Bukaan | Jalur Sirkulasi dan Penghalang
FAKTOR SISTEM VENTILASI
Orientasi Bukaan
1. Orientasi inlet dengan arah gerak udara
TEORI
Perbedaan orientasi inlet terhadap arah angin datang
mengakibatkan perbedaan arah pergerakan udara.
ANALISIS
DATA
Bangunan Rumah Susun Industri Dalam Blok A memiliki orientasi
Barat – Timur dengan muka menghadap Timur. Inlet di dalam unit
Rusun memiliki 4 orientasi, tetapi lebih dominan ke arah Barat dan
Timur.
Angin yang masuk melewati inlet dengan orientasi ke Barat kurang
optimal, sedangkan angin yang masuk melewati inlet dengan
orientasi ke Timur dapat masuk dengan cukup optimal karena
pengarah bukaan menghadap Selatan.
Angin bergerak melewati
bangunan melalui sisi Barat,
Timur, dan koridor
bangunan. Orientasi inlet
yang dominan menghadap
ke arah Barat dan Timur
tegak lurus terhadap arah
angin yang datang pada
bangunan
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
DATA
Pada Rumah Susun Industri Dalam Blok A terdapat 2 tipe
letak inlet dan outlet, yaitu terletak pada dua sisi yang
berhadapan juga sisi yang berhadapan dan bersebelahan.
Kecepatan gerak udara di dalam unit cenderung menurun pada tipe
unit karena angin yang masuk ke dalam unit akan mengenai
dinding kemudian berbelok.
Orientasi Bukaan
2. Orientasi inlet dan outlet dengan kecepatan gerak udara
TEORI
Perbedaan orientasi inlet dan outlet
terhadap arah angin datang
mengakibatkan perbedaan kecepatan
gerak udara.
U U
U
Posisi outlet terhadap inlet sebagai
berikut:
1. Berhadapan
2. Bersebelahan
3. Pada sisi yang sama
ANALISIS
Pergerakan udara pada site merupakan potensi sehingga
penurunan kecepatan gerak udara di dalam unit harus dihindari
U
FAKTOR SISTEM VENTILASI
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
TEORI
Agar arah gerak udara semerata mungkin di dalam ruang maka inlet
dan outlet diletakkan pada posisi yang tepat, sehingga dapat
menghasilkan kenyamanan termal.
ANALISIS
Udara yang dapat masuk ke dalam unit kurang optimal dan memiliki
kecepatan gerak yang kecil mengakibatan efek cross ventilation dan
olakan yang terjadi sangat kecil sehingga kurang mendukung
kenyamanan termal.
Lokasi Bukaan
1. Lokasi inlet dan outlet dengan arah gerak udara
2. Perbedaan elevasi antara inlet dan outlet dengan arah
gerak udara.
TEORI
DATA
Inlet berupa daun jendela memiliki perbedaan elevasi 30 cm
terhadap kisi outlet.
DATA
Pada Rumah Susun Industri Dalam Blok A terdapat 2 tipe lokasi inlet
dan outlet, yaitu pada dua sisi yang berhadapan dan sisi yang
berhadapan juga bersebelahan
ANALISIS
Pada beberapa unit inlet berhadapan dengan outlet tetapi tidak
frontal, oleh karena itu angin tidak langsung bergerak lurus keluar
menuju outlet. Selain itu pada beberapa unit memiliki inlet lebih dari
satu buah sehingga dapat membantu pemerataan aliran udara yang
masuk
Perbedaan elevasi inlet
dan outlet akan
terbentuk cross
ventilation yang
mendukung
kenyamanan termal.
FAKTOR SISTEM VENTILASI
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
TEORI
Makin besar dimensi inlet, laju udara (air flow) dan pergantian udara
(air changes) makin tinggi.
Luas minimal suatu bukaan udara masuk (inlet) pada suatu ruang
adalah:
1.Berdasarkan luas dinding fasad ruang.
40% - 80% luas dinding.
2. Berdasarkan luas ruang.
20% luas ruang.
ANALISIS
Dimensi Bukaan
DATA
Terdapat 5 tipe bukaan pada Blok A
Unit Luas dinding fasad
min (40%-80%)
Luas ruang
min (20%)
K1 12,11 % 7,06 %
K2 4,41 % 7,73 %
B1 9,01 % 10,51 %
B2 6,34 % 7,4 %
B3 6,75 % 7,88 %
Dimensi dan luas bukaan pada semua unit Rumah Susun Industri
Dalam Blok A memiliki persentase di bawah syarat luas minimal
bukaan. Hal tersebut terjadi karena dimensi bukaan udara efektif
yang mengalirkan udara ke dalam unit terlalu kecil dibandingkan
dengan luas fasad dan luas ruang yang ada pada unit. Sedangkan
tipe inlet dominan pada unit adalah jenis fixed yang hanya dapat
mengalirkan udara dari kisi di atas inlet. Kedua hal tersebut
mengakibatkan pergerakan udara yang terjadi di dalam ruang yang
meliputi laju udara (air flow) dan pergantian udara (air changes)
akan rendah sehingga perolehan penghawaan alami pada unit tidak
optimal kurang mendukung kenyamanan termal pada unit.
Uni
t
Luas
dinding
fasad (m2)
Luas
ruang (m2)
Tipe
bukaan
Luas
bukaan
(m2)
K1 6,72 11,52 J1 0,814
K2 20,16 11,52 J1,J2 0,891
B1 26,88 23,04 3x J1 2,422
B2 26,88 23,04 2x J1, J2 1,705
B3 26,88 23,04 2xJ1, PJ 1,817
P1 PJ, J1 J2 K
FAKTOR SISTEM VENTILASI
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
TEORI
Rasio luas bukaan akan
mempengaruhi kecepatan udara
yang masuk ke dalam ruang.
Dengan rasio tertentu antara
luas outlet terhadap luas inlet
diperoleh peningkatan
kecepatan udara yang akan
mendukung kenyamanan termal
(0,6 m/det hingga 1,5 m/det).
Hasil perbandingan rasio inlet dan outlet pada tiap unit di Rumah
Susun Industri Dalam Blok A adalah di bawah 1:1. Perbandingan
rasio tersebut menunjukan tidak terjadinya peningkatan kecepatan
udara yang masuk ke dalam unit. Kecepatan udara yang masuk ke
dalam unit mempengaruhi aliran udara yang baik sehingga kurang
mendukung tercapainya kenyamanan termal pada unit.
Rasio Bukaan
ANALISIS
Bila rasio perbandingan inlet dan outlet di atas 1:1 maka udara di
dalam unit akan mengalami pengingkatan kecepatan gerak
sehingga akan mendukung tercapainya kenyamanan termal pada
unit.
Rasio Peningkatan (%)
1:1 0
1,5:1 17,5
2:1 26
2,5:1 31
3:1 34
3,5:1 36
4:1 37
6:1 38
DATA
Luas outlet = 0,112 m
Unit Luas inlet Luas outlet
K1 J1 = 0,814 P1 = 0,112
K2 J1, J2
Total =0,891
P1 = 0,112
B1 3 x J1 = 2,422 P1 = 0,112
B2 2 x J1, J2
Total = 1,705
P1 = 0,112
B3 2 x J1, PJ
Total = 1,817
P1 = 0,112
Unit Perbandingan
K1 0,138 : 1
K2 0,126 : 1
B1 0,046 : 1
B2 0,066 : 1
B3 0,062 : 1
FAKTOR SISTEM VENTILASI
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
DATA
Rumah Susun Industri Dalam Blok A memiliki 5 jenis bukaan yang
berbeda
Bukaan udara masuk (inlet) pada unit Rusun di dominasi oleh tipe
bukaan fixed sehingga udara hanya dapat masuk dari kisi di atas
bukaan mengakibatkan udara yang masuk ke dalam unit tidak
optimal berpengaruh pada laju udara (air flow) dan pergantian
udara dalam ruang sehingga kurang mendukung kenyamanan
termal pada unit.
Tipe Bukaan
TEORI
Terkait kenyamanan termal, bila kecepatan gerak udara/ angin
adalah potensi maka tipe inlet yang dibutuhkan, yaitu sebagai
berikut:
1. Tipe inlet harus dapat mengarahkan gerak udara dalam
ruang semerata mungkin.
2. Tipe inlet harus optimal dalam mendukung laju udara (air
flow) dan pergantian udara dalam ruang.
3. Tipe inlet harus fleksibel untuk dibuka tutup tergantung
kebutuhan.
P1 PJ, J1 J2 K
P1: Swing door
PJ: Swing door & fixed windows
J1: Casement side hung & fixed windows
J2: Fixed windows
K : Kerawang
ANALISIS
Berikut analisis jenis bukaan pada Rusun:
1. P1: cukup efektif untuk mengalirkan udara ke luar unit
tetapi memiliki dimensi yang kecil.
2. PJ: kurang efektif untuk mengalirkan udara ke dalam unit
karena dimensi bukaannya terlalu kecil yaitu kisi yang
berada di atas inlet.
3. J1: kurang efektif untuk mengalirkan udara ke dalam unit
karena hanya pada bagian bukaan casement side
hung yang efektif mengalirkan udara ke dalam unit
sedangkan pada bukaan bagian fixed udara hanya
dapat mengalir masuk ke unit dari kisi diatas bukaan.
4. J2: kurang efektif untuk mengalirkan udara ke dalam unit
karena tipe bukaannya fixed sehingga udara hanya
dapat mengalir masuk ke unit dari kisi diatas bukaan.
FAKTOR SISTEM VENTILASI
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
FAKTOR DESAIN
Pengarah Bukaan
TEORI
Inlet A dan D : Daun jendela tipe bukaan horizontally
pivoted yang mengarahkan gerak udara ke bawah dan ke
atas
Inlet B : Kisi-kisi yang mengarahkan gerak udara ke atas
Inlet C : Daun jendela tipe bukaan casement top hung
yang mengarahkan gerak udara ke bawah
Inlet A dan B : Kisi-kisi yang mengarahkan gerak udara ke
atas dan ke bawah
Inlet C : Daun jendela tipe bukaan casement top hung
yang mengarahkan gerak udara ke atas.
Inlet D : Lubang pada dinding dengan tambahan tirai
gulung (screen) yang mengarahkan gerak udara ke bawah.
DATA
Pengarah tersebut berupa daun
jendela dengan tipe bukaan
casement side hung dan kisi-kisi.
Tipe bukaan dengan daun
jendela yang dapat dibuka
adalah J1, sedangakan tipe
bukaan yg lain merupakan jenis
fixed sehingga tidak dapat
dibuka. Kisi-kisi ada pada semua
tipe bukaan.
ANALISIS
90°
Jendela fixed
Kisi-kisi
Casement side hung
U
U
Casement side hung yaitu bagian jendela
yang memiliki pengarah yang dapat dibuka
menyamping dengan sudut kemiringan
adalah 90° sehingga udara lurus dapat
berbelok dan masuk ke dalam unit hunian,
jenis ini hanya terdapat pada tipe jendela
J1.
Pengarah pada unit hunian dengan orientasi inlet
menghadap Barat mempersulit udara untuk
masuk ke dalamnya.
Pengarah pada unit hunian dengan orientasi inlet
menghadap Timur akan mempermudah udara
untuk masuk ke dalamnya. Udara lurus akan
menabrak pengarah melintang dan berbelok 90°
sehingga angin yang masuk ke dalam unit hunian
adalah lurus.
Orientasi inlet outlet menghadap barat
Orientasi inlet outlet menghadap timur
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
FAKTOR DESAIN
Jalur Sirkulasi dan Penghalang
TEORI
Pada penghawaan alami, sistem ventilasi meliputi inlet,
outlet, dan jalur sirkulasi antara inlet dan outlet.
Kondisi A : inlet bersebelahan outlet
Kondisi B & C: Outlet bersebelahan
dengan inlet dan penambahan dinding
penghalang
Kondisi D : Outlet bersebelahan dengan
inlet, dinding memanjang di depan inlet
Kondisi E & F : Outlet berhadapan
dengan inlet
DATA
ANALISIS
K1 K2 B1 sekat A B1 sekat B
B2 sekat A B2 sekat B B2 sekat C B2 sekat D
B2 sekat E B3 sekat A B3 sekat B
Lantai 1 Lantai 3 Lantai 4
K1 K2 B1 sekat A B1 sekat B
B2 sekat A B2 sekat B B2 sekat C B2 sekat D
B2 sekat E B3 sekat A B3 sekat B
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
FAKTOR KENYAMANAN TERMAL
Arah dan Kecepatan Gerak Udara | Suhu Udara | Kelembapan Udara | Laju Udara (Air Flow) |
Pergantian Udara (Air Changes)
Lantai 1
ANALISIS
Arah gerak udara pada unit hunian Rumah Susun
Industri Dalam beragam tergantung pada letak inlet
dan outlet yang sejajar atau berlawanan dengan
arah datangnya angin.
LANTAI 1
Kecepatan gerak udara pada Lantai 1 relatif kecil
LANTAI 3
Kecepatan gerak udara pada Lantai 3 beragam
tergantung dari letak unit hunian, apakah dibagian
luarnya terdapat penghalang atau tidak yang
mengakibatkan pembelokan arah gerak dan
penurunan kecepatan udara
LANTAI 4
Kecepatan gerak udara pada Lantai 4 rata-rata
meningkat dibanding Lantai 1 dan Lantai 3
Tabel Kecepatan udara (m/s) Rumah Susun
Industri Dalam Blok A pada tanggal 31 Oktober
2015 pukul 12.00-15.00 dan pukul 15.00-18.00
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
FAKTOR KENYAMANAN TERMAL
Arah dan kecepatan Udara
Lantai 2 dan 4
TEORI
Pergerakan udara yang diharapkan melalui
desain bukaan (opening), yaitu:
1.Arah gerak udara
Udara bergerak semerata mungkin dalam ruang.
Terjadi ventilasi silang (cross ventilation).
2. Kecepatan gerak udara
Udara bergerak dengan kecepatan sesuai kebutuhan yang cukup (0,6 m/s
s/d 1,5 m/s).
Gambar Pergantian udara untuk
memperoleh kenyamanan termal
DATA
0,7
0,6
0,7
1,1
0,8
0,8
ANALISIS
Siang
Pada siang hari paparan sinar matahari
banyak mengenai area sisi Barat
bangunan Blok A Rusun Indal, dimana
terjadi peningkatan suhu udara tiap
lantainya (suhu udara tertinggi lantai
4), karena tidak terhalang oleh
vegetasi dan bangunan sekitar
sehingga matahari memapari langsung
dan suhu udara meningkat
Suhu udara tertinggi siang hari terjadi
pada unit hunian 4.B2A yaitu 28,80C
(sisi Timur bangunan)
Sore
Pada sore hari paparan sinar matahari
mengalami penurunan suhu udara
secara signifikan di seluruh unit hunian
bangunan tersebut.
Suhuudara tertinggi sore hari terjadi
pada unit hunian 3.B1A dan 4.K1A
yaitu 28,40C (sisi Barat bangunan)
Lantai 1
Tabel Kondisi suhu udara (°C) Rumah Susun
Industri Dalam Blok A pada siang (pukul 12.00-
15.00) dan sore (pukul 15.00-18.00).
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
FAKTOR KENYAMANAN TERMAL
Suhu Udara
Lantai 2 dan 4
TEORI
Syarat kondisi ruang agar tercapai kenyamanan termal untuk iklim tropis
basah adalah Suhu udara di antara suhu ideal 24 C < T < 26 C
DATA
28,70
28,80
28,50
28,50
28,70
28,50
30,10
29,70
Tabel Kondisi kelembapan udara (°C) Rumah Susun
Industri Dalam Blok A pada siang (pukul 12.00-
15.00) dan sore (pukul 15.00-18.00).
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
FAKTOR KENYAMANAN TERMAL
Kelembapan Udara
TEORI
Nilai kelembapan udara adalah indikator banyaknya kandungan uap air di udara.
Kelembapan udara yang ideal untuk daerah tropis basah memiliki nilai syarat kenyaman
termal 40% < RH < 60%.
ANALISIS
siang
Pada siang hari paparan sinar matahari
langsung mengenai dalam unit hunian
sehingga kelembapan menurun.
Kelembapan tertinggi siang hari terjadi
pada unit hunian 3.K2B yaitu 53,40%.
Sore
Kelembapan tertinggi terjadi pada sore hari
di semua unit hunian bangunan Blok A
Rusun Indal, karena sinar matahari tidak
langsung memapar kedalam unit hunian
maka terjadi kenaikan kelembapan udara
secara signifikan di seluruh unit hunian
bangunan tersebut.
Kelembapan udara tertinggi sore hari terjadi
pada lantai 1dan 4.K2A yaitu 59,40%.
Kelembapan berbanding terbalik
dengan suhu. Semakin tinggi
kelembapan udara maka semakin
rendah suhu udara begitupun
sebaliknya semakin rendah kelembapan
udara maka semakin tinggi suhu udara.
Lantai 1
Lantai 2 dan 4
DATA
50,20
57,10
47,80
59,30
53,40
57,30
TEORI
Laju udara adalah jumlah unit udara (volume atau berat) per satuan
waktu yang melalui sistem ventilasi.
Kebutuhan laju udara (air flow) ditentukan oleh:
1. Fungsi ruang
2. Kerapatan pengguna ruang
3. Asap rokok
Perolehan laju udara (air flow) ditentukan oleh:
1. Luas inlet (A)
2. Besar kecepatan udara (v)
ANALISIS
Berdasarkan hasil analisis nilai laju udara yang memenuhi standar
kebutuhan laju udara berdasarkan kecepatan gerak udara paling
banyak terjadi pada siang hari. Nilai laju udara tertinggi berada di
lantai 4 karena kecepatan gerak udara pada lantai tersebut cukup
(tidak terhalang vegetasi dan bangunan sekitar), sehingga mudah
memperoleh kenyamanan termal. Laju udara (air flow) kaitannya
dengan kecepatan gerak udara, jika udara tidak bergerak dengan
kecepatan yang cukup maka laju udara tidak dapat memenuhi
syarat minimal kenyamana termal
Q= 0,5682Av
Rumus laju udara
Tabel Perhitungan laju udara (m3/s) Lantai 1, 3, dan 4
Rumah Susun Industri Dalam Blok A pada tanggal 31
Oktober 2015 pukul 12.00–15.00 dan 15.00-18.00
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
FAKTOR KENYAMANAN TERMAL
Laju Udara (Air Flow)
Tabel kebutuhan laju udara ventilasi
Lantai 1
Lantai 3 dan 4
Fungsi Gedung
Kerapatan
Penghunian Per
100 m2 Luas
Lantai (Orang)
Kebutuhan Udara Luar
Satuan
Merokok
Tidak
Merokok
Rumah Tinggal
a. Ruang
duduk
- - 0,30 m3/ min/ kmr
a. Ruang tidur - - 0,30 m3/ min/ kmr
a. Dapur - - 3,00 m3/min/ kmr
a. Toilet - - 1,50 m3/ min/ kmr
a. Koridor - - - -
DATA
0,5550
0,4625
0,3700
0,3238
0,5550
0,3700
TEORI
Air changes/ pergantian udara adalah jumlah pergantian udara yang
terjadi di suatu ruang.
Kebutuhan pergantian udara pada suatu ruang ditentukan oleh:
1. Fungsi ruang
2. Kerapatan pengguna ruang
Perolehan pergantian udara ditentukan oleh:
1. Laju udara (air flow)
2. Volume ruang
ANALISIS
nilai pergantian udara yang memenuhi standar kebutuhan laju
udara berdasarkan kecepatan gerak udara paling banyak terjadi
pada siang hari. Nilai pergantian udara tertinggi berada di lantai 4
karena kecepatan gerak udara dan laju udara (air flow) pada lantai
tersebut cukup (tidak terhalang vegetasi dan bangunan sekitar),
sehingga mudah memperoleh kenyamanan termal.
Tabel Perhitungan pergerakan duara (ACH) Lantai 1, 3, dan 4
Rumah Susun Industri Dalam Blok A pada tanggal 31 Oktober
2015 pukul 12.00–15.00 dan 15.00-18.00
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
FAKTOR KENYAMANAN TERMAL
Pergantian Udara (Air Changes)
DATA
Lantai 1
Lantai 3 dan 4
Rumus pergerakan udara
Jika udara tidak bergerak dengan kecepatan yang cukup, maka laju
udara (air flow) dan pergantian udara per jam (air changes per
hour) tidak dapat memenuhi syarat kenyamaan termal
Tabel kebutuhan pergantian udara per jam
92,9330
72,2589
82,5816
72,2589
154,8887
108,4220
Pergantian
Udara (ACH) pagi
Pergantian
Udara (ACH) sore
KUESIONER
Analisis Data Kuesioner
No Pertanyaan STS TS S SS
1
Jarak Blok A dengan bangunan di sekitarnya terlalu
dekat
0.00% 43.33% 43.33% 13.33%
2
Ukuran unit hunian cukup untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas sehari-hari
3.33% 43.33% 50.00% 3.33%
3
Arah buka jendela memudahkan angin masuk ke
dalam unit hunian
0.00% 0.00% 96.67% 3.33%
4
Lokasi jendela memudahkan angin masuk ke dalam
unit hunian
0.00% 0.00% 96.67% 3.33%
5
Ukuran jendela sudah cukup besar untuk
memenuhi kebutuhan udara pada tiap unitnya
0.00% 3.33% 93.33% 3.33%
6
Jumlah jendela cukup memenuhi kebutuhan udara
pada tiap unitnya
0.00% 3.33% 93.33% 3.33%
7
Jenis jendela cukup untuk mengalirkan udara
masuk dan udara keluar pada unit hunian
0.00% 3.33% 93.33% 3.33%
8
Sekat di dalam unit hunian menghambat alur angin
di dalamnya
3.33% 33.33% 60.00% 3.33%
9
Jendela mempengaruhi suhu udara untuk
mendukung aktivitas di dalam unit hunian
3.33% 0.00% 93.33% 3.33%
10 Sinar matahari siang masuk ke dalam unit hunian 0.00% 3.33% 70.00% 26.67%
11 Sinar matahari sore masuk ke dalam unit hunian 0.00% 16.67% 56.67% 26.67%
12
Jumlah udara yang masuk sudah cukup untuk
mendukung aktivitas di dalam unit hunian pada
siang hari
3.33% 3.33% 86.67% 6.67%
13
Jumlah udara yang masuk ke dalam unit hunian
sudah cukup untuk mendukung aktivitas di dalam
unit hunian pada sore hari
3.33% 3.33% 83.33% 10.00%
14
Udara cepat berganti di dalam unit hunian pada
siang hari
0.00% 0.00% 93.33% 6.67%
15
Udara cepat berganti di dalam unit hunian pada
sore hari
0.00% 3.33% 90.00% 6.67%
16 Suhu sejuk pada siang hari di dalam unit hunian 3.33% 46.67% 46.67% 3.33%
17 Suhu sejuk pada sore hari di dalam unit hunian 3.33% 43.33% 50.00% 3.33%
18 Udara lembap pada siang hari di dalam unit hunian 3.33% 30.00% 63.33% 3.33%
19 Udara lembap pada sore hari di dalam unit hunian 3.33% 33.33% 60.00% 3.33%
20
Angin masuk dengan kecepatan yang cukup pada
siang hari di dalam unit hunian
0.00% 3.33% 90.00% 6.67%
21
Angin masuk dengan kecepatan yang cukup pada
sore hari di dalam unit hunian
0.00% 3.33% 90.00% 6.67%
Dari hasil analisis kuesioner diatas dapat disimpulkan bahwa:
Tidak dapat disimpulkan jarak Blok A dengan bangunan disekitar
Rumah Susun Industri dalam terlalu dekat karena responden
menjawan </ tidak =50%. (pertanyaan no.1)
Penghuni Rumah Susun Industri Dalam setuju bahwa ukuran unit
hunian cukup untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari karena
responden menjawab >/=50% (pertanyaan no.2)
Penghuni Rumah Susun Industri Dalam setuju bahwa faktor sistem
ventilasi terkai arah buka jendela, Lokasi jendela, jumlah jendela, jenis
jendela, dan sekat cukup memenuhi kebutuhan udara di dalam unit
hunian karena jumlah responden yang menjawab setuju >/=50%
(pertanyaan no.3-8)
Penghuni Rumah Susun Industri Dalam setuju bahwa faktor
kenyamanan termal terkait jendela mempengaruhi suhu, sinar
matahari yang masuk siang hari, sinar matahari yang masuk pada sore
hari, jumlah udara yang masuk sing hari, jumlah udara yang masuk
sore hari, udara yang berganti sing hari, udara yang berganti sore hari,
suhu sejuk sore hari, udara lembap siang hari, udara lembap sore hari,
angin masuk dengan kecepat cukup siang hari, dan angin masuk
dengan kecepatan cukup sore hari pada unit hunian mendukung
aktivitas di dalam unit hunian kaarena responden yang menjawab
setuju >/=50% (pertanyaan no.9-15 dan 17-21)
Tidak dapat disimpulkan bahwa suhu sejuk pada siang hari di unit
hunian karena responden menjawab </ tidak =50% (pertanyaan
no.16)
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
PEMBOBOTAN
Variabel Teori Data Analisis
1. Faktor Desain
1.1 Konfigurasi bangunan pada tapak √ √ +++
1.2 Tipe unit hunian dan desain bukaan √ √ ++
2. Faktor sistem ventilasi
2.1 Orientasi bukaan √ √ +
2.2Lokasi bukaan
2.1.1 Lokasi inlet dan outlet √ √ +++
2.1.2 Perbedaan elevasi inlet dan outlet √ √ ++
2.3 Dimensi bukaan √ √ +
2.4 Rasio bukaan √ √ +
2.5 Tipe bukaan √ √ ++
2.6 Pengarah bukaan √ √ ++
2.7 Jalur sirkulasi dan penghalang √ √ +++
3. Faktor kenyamanan termal
3.1 Arah dan kecepatan gerak udara √ √ +++
3.2 Suhu udara √ √ ++
3.3 Kelembapan udara √ √ ++
3.4 Laju udara (air flow) √ √ +
3.5 Pergantian udara (air changes) √ √ +
4. Data kuesioner - √ ++++
Total 15 16 33
Dari hasil perhitungan tabel pembobotan di atas, terdapat total
33 (+) analisis dari jumlah seharusnya 64 (+). Dengan demikian
dapat dihitung seberapa besar bangunan Rumah Susun
Industri Dalam telah memenuhi kriteria kenyamanan termal
bila ditinjau dari aspek faktor desain, faktor sistem ventilasi,
dan faktor kenyamanan termal, dengan perhitungan:
Angka 52% merupakan sejauh mana kenyamanan termal
terpenuhi bila ditinjau dari aspek-aspek tersebut.
33/64 x 100% = 52%
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
Permasalahan Mayor
Apakah Penghawaan Alami Terkait Sistem Ventilasi
Pada Bangunan Rumah Susun Industri Dalam Sudah
Memenuhi Syarat Kenyamanan Termal?
Permasalahan Minor
a. Bagaimana faktor desain ditinjau dari konfigurasi bangunan pada tapak dan tipe unit
hunian berdasarkan dimensi ruang mempengaruhi kenyamanan termal pada bangunan
Rumah Susun Industri Dalam?
b. Bagaimana sistem ventilasi yang ada ditinjau dari orientasi bukaan, lokasi bukaan,
dimensi bukaan, rasio bukaan, tipe bukaan, pengarah bukaan, serta jalur sirkulasi dan
penghalang pada bangunan Rumah Susun Industri Dalam?
c. Bagaimana kenyamanan termal yang terjadi ditinjau dari arah dan kecepatan gerak
udara, suhu udara, kelembapan udara, laju udara (air flow), dan pergantian udara (air
changes) pada bangunan Rumah Susun Industri Dalam?
PERMASALAHAN
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
KESIMPULAN
FAKTOR DESAIN
Meskipun tatanan massa dan pergerakan udara yang melalui bangunan Blok A sudah baik namun luasan unit
dan desain bukaan belum baik dan kurang mendukung kenyamanan termal di dalamnya.
FAKTOR KENYAMANAN TERMAL
Meskipun kelembapan udara bangunan Blok A sudah baik namun arah dan kecepatan udara, suhu udara, laju
udara (air flow), serta pergantian udara (air changes) belum baik dan kurang mendukung kenyamanan termal di
dalamnya.
FAKTOR SISTEM VENTILASI
Secara keseluruhan faktor sistem ventilasi dinijau dari orientasi bukaan, lokasi bukaan, dimensi bukaan, rasio
bukaan, tipe bukaan, pengarah bukaan, dan jalur sirkulasi serta penghalang pada Rumah Susun Industri Dalam
Blok A kurang mendukung untuk mendapatkan kenyamanan termal
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
Permasalahan Minor
Apakah Penghawaan Alami Terkait Sistem Ventilasi
Pada Bangunan Rumah Susun Industri Dalam Sudah
Memenuhi Syarat Kenyamanan Termal?
PERMASALAHAN
AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂
←
Berdasarkan variabel yang dianalisis (52%) penghawaan alami
terkait sistem ventilasi pada bangunan rumah susun industri
dalam sudah memenuhi syarat kenyamanan termal
Permasalahan Mayor

More Related Content

What's hot

Evaluasi termal 2
Evaluasi termal 2Evaluasi termal 2
Evaluasi termal 2
amandacahyani
 
TUGAS PERANCANGAN RUANG DALAM II
TUGAS PERANCANGAN RUANG DALAM IITUGAS PERANCANGAN RUANG DALAM II
TUGAS PERANCANGAN RUANG DALAM II
Grace Katuuk
 
Studi literatur
Studi literaturStudi literatur
Studi literatur
Asep Setiadi
 
Struktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkatStruktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkat
Versa Apriana
 
Utilitas dan Tangga
Utilitas dan TanggaUtilitas dan Tangga
Utilitas dan Tangga
Arsitek 15
 
High rise building
High rise buildingHigh rise building
High rise building
NiarLahay1
 
Pendinginan pasif
Pendinginan pasifPendinginan pasif
Pendinginan pasif
Kansa Amirah Ulfah
 
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
Saskia Oktrifani Sinaga
 
Sistem struktur rangka ruang (space frame)
Sistem struktur rangka ruang (space frame)Sistem struktur rangka ruang (space frame)
Sistem struktur rangka ruang (space frame)
Ratna Dhani
 
Kenyamanan termal pada bangunan
Kenyamanan  termal pada bangunanKenyamanan  termal pada bangunan
Kenyamanan termal pada bangunan
Agus Hendrowibowo
 
analisa.pptx
analisa.pptxanalisa.pptx
analisa.pptx
FILMINDONESIAFILMSUB
 
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAANFISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
Ratna Dhani
 
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi PresedenHUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
Charisma Amanda
 
studio perancangan 2
studio perancangan 2studio perancangan 2
studio perancangan 2
Purwo S
 
kajian presepsi kenyamanan termal pada ruangan ac
kajian presepsi kenyamanan termal pada ruangan ackajian presepsi kenyamanan termal pada ruangan ac
kajian presepsi kenyamanan termal pada ruangan ac
SOESENO Soeseno
 
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe BPerencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Muhammad Zulfikar
 
UTILITAS BANGUNAN_
UTILITAS  BANGUNAN_UTILITAS  BANGUNAN_
UTILITAS BANGUNAN_
SulistianingsihAS
 
Penerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di Bengkulu
Penerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di BengkuluPenerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di Bengkulu
Penerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di Bengkulu
Rabiyatul Adawiyah
 

What's hot (20)

Evaluasi termal 2
Evaluasi termal 2Evaluasi termal 2
Evaluasi termal 2
 
TUGAS PERANCANGAN RUANG DALAM II
TUGAS PERANCANGAN RUANG DALAM IITUGAS PERANCANGAN RUANG DALAM II
TUGAS PERANCANGAN RUANG DALAM II
 
Studi literatur
Studi literaturStudi literatur
Studi literatur
 
Struktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkatStruktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkat
 
Sistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggiSistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggi
 
Utilitas dan Tangga
Utilitas dan TanggaUtilitas dan Tangga
Utilitas dan Tangga
 
High rise building
High rise buildingHigh rise building
High rise building
 
Pendinginan pasif
Pendinginan pasifPendinginan pasif
Pendinginan pasif
 
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
 
Sistem struktur rangka ruang (space frame)
Sistem struktur rangka ruang (space frame)Sistem struktur rangka ruang (space frame)
Sistem struktur rangka ruang (space frame)
 
Kenyamanan termal pada bangunan
Kenyamanan  termal pada bangunanKenyamanan  termal pada bangunan
Kenyamanan termal pada bangunan
 
analisa.pptx
analisa.pptxanalisa.pptx
analisa.pptx
 
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAANFISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
 
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi PresedenHUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
 
studio perancangan 2
studio perancangan 2studio perancangan 2
studio perancangan 2
 
kajian presepsi kenyamanan termal pada ruangan ac
kajian presepsi kenyamanan termal pada ruangan ackajian presepsi kenyamanan termal pada ruangan ac
kajian presepsi kenyamanan termal pada ruangan ac
 
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe BPerencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
 
UTILITAS BANGUNAN_
UTILITAS  BANGUNAN_UTILITAS  BANGUNAN_
UTILITAS BANGUNAN_
 
Arsitektur tropis semester IV
Arsitektur tropis semester IVArsitektur tropis semester IV
Arsitektur tropis semester IV
 
Penerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di Bengkulu
Penerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di BengkuluPenerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di Bengkulu
Penerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di Bengkulu
 

Viewers also liked

ALUN-ALUN SEBAGAI PUSAT KOTA
ALUN-ALUN SEBAGAI PUSAT KOTAALUN-ALUN SEBAGAI PUSAT KOTA
ALUN-ALUN SEBAGAI PUSAT KOTA
Rahmawati Muslan
 
Arsitektur Kontekstual (Gino Feruci dan Ex Hotel Surabaya)
Arsitektur Kontekstual (Gino Feruci dan Ex Hotel Surabaya)Arsitektur Kontekstual (Gino Feruci dan Ex Hotel Surabaya)
Arsitektur Kontekstual (Gino Feruci dan Ex Hotel Surabaya)
Rahmawati Muslan
 
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaanFarmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
Muhammad Munandar
 
RUANG YANG BERCERITA
RUANG YANG BERCERITARUANG YANG BERCERITA
RUANG YANG BERCERITA
Rahmawati Muslan
 
Eco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and RetailEco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and Retail
Rahmawati Muslan
 

Viewers also liked (6)

ALUN-ALUN SEBAGAI PUSAT KOTA
ALUN-ALUN SEBAGAI PUSAT KOTAALUN-ALUN SEBAGAI PUSAT KOTA
ALUN-ALUN SEBAGAI PUSAT KOTA
 
PT. Tasawa at glance
PT. Tasawa at glancePT. Tasawa at glance
PT. Tasawa at glance
 
Arsitektur Kontekstual (Gino Feruci dan Ex Hotel Surabaya)
Arsitektur Kontekstual (Gino Feruci dan Ex Hotel Surabaya)Arsitektur Kontekstual (Gino Feruci dan Ex Hotel Surabaya)
Arsitektur Kontekstual (Gino Feruci dan Ex Hotel Surabaya)
 
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaanFarmakologi Obat saluran-pencernaan
Farmakologi Obat saluran-pencernaan
 
RUANG YANG BERCERITA
RUANG YANG BERCERITARUANG YANG BERCERITA
RUANG YANG BERCERITA
 
Eco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and RetailEco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and Retail
 

Recently uploaded

Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 

Recently uploaded (8)

Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 

Analisis Penghawaan Alami Terkait Sistem Ventilasi Terhadap Kenyamanan Termal Rumah Susun Industri Dalam

  • 1. PENGHAWAAN ALAMI TERKAIT SISTEM VENTILASI TERHADAP KENYAMANANTERMAL BANGUNAN RUMAH SUSUN INDUSTRI DALAM Penyusun : Fathia Khairunissa Agustin21.2012.046 Arif Kamaludin Firdaus Akbar 21.2012.077 Rahmawati 21.2012.189 Studi Kasus: Rumah Susun Industri Dalam Pembimbing : Nur Laela Latifah, ST,. MT. AR 413 – Seminar Arsitektur Semester Genap – Tahun Akademik 2015/2016 AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015
  • 2. Permasalahan Yang Akan Dibahas di Dalam Kajian Ini Meliputi: Permasalahan Mayor Apakah Penghawaan Alami Terkait Sistem Ventilasi Pada Bangunan Rumah Susun Industri Dalam Sudah Memenuhi Syarat Kenyamanan Termal? Permasalahan Minor a. Bagaimana faktor desain ditinjau dari konfigurasi bangunan pada tapak dan tipe unit hunian berdasarkan dimensi ruang mempengaruhi kenyamanan termal pada bangunan Rumah Susun Industri Dalam? b. Bagaimana sistem ventilasi yang ada ditinjau dari orientasi bukaan, lokasi bukaan, dimensi bukaan, rasio bukaan, tipe bukaan, pengarah bukaan, serta jalur sirkulasi dan penghalang pada bangunan Rumah Susun Industri Dalam? c. Bagaimana kenyamanan termal yang terjadi ditinjau dari arah dan kecepatan gerak udara, suhu udara, kelembapan udara, laju udara (air flow), dan pergantian udara (air changes) pada bangunan Rumah Susun Industri Dalam? PERMASALAHAN AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 3. UNIT VARIABEL AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 4. FAKTOR DESAIN Konfigurasi bangunan pada tapak| Tipe Unit Hunian dan Desain Bukaan FAKTOR KENYAMANAN TERMAL Arah dan Kecepatan Gerak Udara | Suhu Udara | Kelembapan Udara | Laju Udara (Air Flow) | Pergantian Udara (Air Changes) FAKTOR SISTEM VENTILASI Orientasi Bukaan| Lokasi Bukaan | Dimensi Bukaan | Rasio Bukaan | Tipe Bukaan | Pengarah Bukaan | Jalur Sirkulasi dan Penghalang
  • 5. FAKTOR DESAIN Konfigurasi bangunan pada tapak| Tipe Unit Hunian dan Desain Bukaan
  • 6. U ⌂ A C2 C1 B 90° U ⌂ A C2 C1 B overlap Breez way FAKTOR DESAIN Konfigurasi Bangunan pada Tapak TEORI Penataan massa bangunan pada tapak: 1. Penataan massa acak 2. Massa bangunan disorder relasi 90 3. Penambahan maju mundur 4. Memperpanjang garis majiner 5. Relasi overlap Konfigurasi terkait pergerakan udara pada tapak: 1. Konfigurasi bangunan dengan pergerakan udara 2. Konfigurasi bangunan dengan jalur angin 3. Konfigurasi bangunan dengan kecepatan gerak udara DATA Terkait pergerakan udara, angin berhembus dari arah Utara Kawasan Rumah Susun Industri Dalam. Angin terasa pada lapangan rumah susun, ruang terbuka, dan di antara bangunan. ANALISIS Orderisasi 90° bangunan pada Blok A dan Blok B. Garis-garis imajiner antara Blok A dengan Blok B dan C2, serta antara Blok B dengan Blok C1 dan C2 Pengolahan maju mundur pada bangunan Blok A dan Blok B. Overlap antara Blok C1 dan C2 Angin berhembus dari arah Utara Kawasan Rumah Susun Industri Dalam (Jalan Industri Dalam) sehingga terdapat bayangan angin (leeward) pada Selatan kawasan Jarak antar blok menghasilkan jalur angin (breeez way) merata Angin yang melalui kawasan secara merata terhalang oleh bangunan menyebabkan olakan angin di Selatan bangunan dan menurunkan kecepatan geraknya. AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 7. FAKTOR DESAIN Tipe Unit Hunian dan Desain Bukaan TEORI Satu ruang : 18 m2 – 45 m2 Satu kamar tidur : 36 m2 – 54 m2 Dua kamar tidur : 45 m2 – 90 m2 Tiga kamar tidur : 54 m2 – 108 m2 Desain bukaan berdasarkan lokasi: a. Desain bukaan di dalam bidang b. Desain bukaan pada sudut c. Desain bukaan di anatara bidang DATA Lantai 1 Lantai 2, 3, dan 4 Keterangan: K1 = Tipe kecil 1 P1 = Tipe pintu 1 K2 = Tipe kecil 2 PJ = Tipe pintu jendela B1 = Tipe besar 1 J1 = Tipe jendela 1 B2 = Tipe besar 2 J2 = Tipe jendela 2 B3 = Tipe besar 3 K = Kerawang ANALISIS No. Tipe Unit Hunian Dimensi (m) Luas (m2) Jenis Bukaan 1 K1 4,8 x 2,4 11,52 P1, J1 2 K2 4,8 x 2,4 11,52 P1, J1, J2 3 B1 4,8 x 4,8 23,04 P1, J1, K 4 B2 4,8 x 4,8 23,04 P1, J1, J2, K 5 B3 4,8 x 4,8 23,04 P1, PJ, J1, K No. Tipe Unit Hunian Dimensi (m) Luas (m2) Luas standar (m2) 1 K1 4,8 x 2,4 11,52 18 – 45 2 K2 4,8 x 2,4 11,52 18 – 45 3 B1 4,8 x 4,8 23,04 36 – 54 4 B2 4,8 x 4,8 23,04 36 – 54 5 B3 4,8 x 4,8 23,04 36 – 54 Lima tipe unit Rumah Susun Industri Dalam belum dapat memperoleh kenyamanan termal karena luasannya lebih kecil dari luasan minimal unit rumah susun dengan aktivitas yang beragam. Dari lima tipe jenis bukaan hanya satu jenis bukaan yang dapat mengalirkan udara secara maksimal yaitu jenis bukaan J1 sehingga sulit diperoleh kenyamanan termal pada unit dengan jenis bukaan lain. Kisi - kisi Swing door Kisi - kisi P1 PJ Swing door Kisi - kisi Fixed window Fixed window Casement side hung J1 J2 Kisi - kisi Fixed window Lubang-lubang udara AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 8. FAKTOR SISTEM VENTILASI Orientasi Bukaan| Lokasi Bukaan | Dimensi Bukaan | Rasio Bukaan | Tipe Bukaan | Pengarah Bukaan | Jalur Sirkulasi dan Penghalang
  • 9. FAKTOR SISTEM VENTILASI Orientasi Bukaan 1. Orientasi inlet dengan arah gerak udara TEORI Perbedaan orientasi inlet terhadap arah angin datang mengakibatkan perbedaan arah pergerakan udara. ANALISIS DATA Bangunan Rumah Susun Industri Dalam Blok A memiliki orientasi Barat – Timur dengan muka menghadap Timur. Inlet di dalam unit Rusun memiliki 4 orientasi, tetapi lebih dominan ke arah Barat dan Timur. Angin yang masuk melewati inlet dengan orientasi ke Barat kurang optimal, sedangkan angin yang masuk melewati inlet dengan orientasi ke Timur dapat masuk dengan cukup optimal karena pengarah bukaan menghadap Selatan. Angin bergerak melewati bangunan melalui sisi Barat, Timur, dan koridor bangunan. Orientasi inlet yang dominan menghadap ke arah Barat dan Timur tegak lurus terhadap arah angin yang datang pada bangunan AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 10. DATA Pada Rumah Susun Industri Dalam Blok A terdapat 2 tipe letak inlet dan outlet, yaitu terletak pada dua sisi yang berhadapan juga sisi yang berhadapan dan bersebelahan. Kecepatan gerak udara di dalam unit cenderung menurun pada tipe unit karena angin yang masuk ke dalam unit akan mengenai dinding kemudian berbelok. Orientasi Bukaan 2. Orientasi inlet dan outlet dengan kecepatan gerak udara TEORI Perbedaan orientasi inlet dan outlet terhadap arah angin datang mengakibatkan perbedaan kecepatan gerak udara. U U U Posisi outlet terhadap inlet sebagai berikut: 1. Berhadapan 2. Bersebelahan 3. Pada sisi yang sama ANALISIS Pergerakan udara pada site merupakan potensi sehingga penurunan kecepatan gerak udara di dalam unit harus dihindari U FAKTOR SISTEM VENTILASI AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 11. TEORI Agar arah gerak udara semerata mungkin di dalam ruang maka inlet dan outlet diletakkan pada posisi yang tepat, sehingga dapat menghasilkan kenyamanan termal. ANALISIS Udara yang dapat masuk ke dalam unit kurang optimal dan memiliki kecepatan gerak yang kecil mengakibatan efek cross ventilation dan olakan yang terjadi sangat kecil sehingga kurang mendukung kenyamanan termal. Lokasi Bukaan 1. Lokasi inlet dan outlet dengan arah gerak udara 2. Perbedaan elevasi antara inlet dan outlet dengan arah gerak udara. TEORI DATA Inlet berupa daun jendela memiliki perbedaan elevasi 30 cm terhadap kisi outlet. DATA Pada Rumah Susun Industri Dalam Blok A terdapat 2 tipe lokasi inlet dan outlet, yaitu pada dua sisi yang berhadapan dan sisi yang berhadapan juga bersebelahan ANALISIS Pada beberapa unit inlet berhadapan dengan outlet tetapi tidak frontal, oleh karena itu angin tidak langsung bergerak lurus keluar menuju outlet. Selain itu pada beberapa unit memiliki inlet lebih dari satu buah sehingga dapat membantu pemerataan aliran udara yang masuk Perbedaan elevasi inlet dan outlet akan terbentuk cross ventilation yang mendukung kenyamanan termal. FAKTOR SISTEM VENTILASI AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 12. TEORI Makin besar dimensi inlet, laju udara (air flow) dan pergantian udara (air changes) makin tinggi. Luas minimal suatu bukaan udara masuk (inlet) pada suatu ruang adalah: 1.Berdasarkan luas dinding fasad ruang. 40% - 80% luas dinding. 2. Berdasarkan luas ruang. 20% luas ruang. ANALISIS Dimensi Bukaan DATA Terdapat 5 tipe bukaan pada Blok A Unit Luas dinding fasad min (40%-80%) Luas ruang min (20%) K1 12,11 % 7,06 % K2 4,41 % 7,73 % B1 9,01 % 10,51 % B2 6,34 % 7,4 % B3 6,75 % 7,88 % Dimensi dan luas bukaan pada semua unit Rumah Susun Industri Dalam Blok A memiliki persentase di bawah syarat luas minimal bukaan. Hal tersebut terjadi karena dimensi bukaan udara efektif yang mengalirkan udara ke dalam unit terlalu kecil dibandingkan dengan luas fasad dan luas ruang yang ada pada unit. Sedangkan tipe inlet dominan pada unit adalah jenis fixed yang hanya dapat mengalirkan udara dari kisi di atas inlet. Kedua hal tersebut mengakibatkan pergerakan udara yang terjadi di dalam ruang yang meliputi laju udara (air flow) dan pergantian udara (air changes) akan rendah sehingga perolehan penghawaan alami pada unit tidak optimal kurang mendukung kenyamanan termal pada unit. Uni t Luas dinding fasad (m2) Luas ruang (m2) Tipe bukaan Luas bukaan (m2) K1 6,72 11,52 J1 0,814 K2 20,16 11,52 J1,J2 0,891 B1 26,88 23,04 3x J1 2,422 B2 26,88 23,04 2x J1, J2 1,705 B3 26,88 23,04 2xJ1, PJ 1,817 P1 PJ, J1 J2 K FAKTOR SISTEM VENTILASI AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 13. TEORI Rasio luas bukaan akan mempengaruhi kecepatan udara yang masuk ke dalam ruang. Dengan rasio tertentu antara luas outlet terhadap luas inlet diperoleh peningkatan kecepatan udara yang akan mendukung kenyamanan termal (0,6 m/det hingga 1,5 m/det). Hasil perbandingan rasio inlet dan outlet pada tiap unit di Rumah Susun Industri Dalam Blok A adalah di bawah 1:1. Perbandingan rasio tersebut menunjukan tidak terjadinya peningkatan kecepatan udara yang masuk ke dalam unit. Kecepatan udara yang masuk ke dalam unit mempengaruhi aliran udara yang baik sehingga kurang mendukung tercapainya kenyamanan termal pada unit. Rasio Bukaan ANALISIS Bila rasio perbandingan inlet dan outlet di atas 1:1 maka udara di dalam unit akan mengalami pengingkatan kecepatan gerak sehingga akan mendukung tercapainya kenyamanan termal pada unit. Rasio Peningkatan (%) 1:1 0 1,5:1 17,5 2:1 26 2,5:1 31 3:1 34 3,5:1 36 4:1 37 6:1 38 DATA Luas outlet = 0,112 m Unit Luas inlet Luas outlet K1 J1 = 0,814 P1 = 0,112 K2 J1, J2 Total =0,891 P1 = 0,112 B1 3 x J1 = 2,422 P1 = 0,112 B2 2 x J1, J2 Total = 1,705 P1 = 0,112 B3 2 x J1, PJ Total = 1,817 P1 = 0,112 Unit Perbandingan K1 0,138 : 1 K2 0,126 : 1 B1 0,046 : 1 B2 0,066 : 1 B3 0,062 : 1 FAKTOR SISTEM VENTILASI AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 14. DATA Rumah Susun Industri Dalam Blok A memiliki 5 jenis bukaan yang berbeda Bukaan udara masuk (inlet) pada unit Rusun di dominasi oleh tipe bukaan fixed sehingga udara hanya dapat masuk dari kisi di atas bukaan mengakibatkan udara yang masuk ke dalam unit tidak optimal berpengaruh pada laju udara (air flow) dan pergantian udara dalam ruang sehingga kurang mendukung kenyamanan termal pada unit. Tipe Bukaan TEORI Terkait kenyamanan termal, bila kecepatan gerak udara/ angin adalah potensi maka tipe inlet yang dibutuhkan, yaitu sebagai berikut: 1. Tipe inlet harus dapat mengarahkan gerak udara dalam ruang semerata mungkin. 2. Tipe inlet harus optimal dalam mendukung laju udara (air flow) dan pergantian udara dalam ruang. 3. Tipe inlet harus fleksibel untuk dibuka tutup tergantung kebutuhan. P1 PJ, J1 J2 K P1: Swing door PJ: Swing door & fixed windows J1: Casement side hung & fixed windows J2: Fixed windows K : Kerawang ANALISIS Berikut analisis jenis bukaan pada Rusun: 1. P1: cukup efektif untuk mengalirkan udara ke luar unit tetapi memiliki dimensi yang kecil. 2. PJ: kurang efektif untuk mengalirkan udara ke dalam unit karena dimensi bukaannya terlalu kecil yaitu kisi yang berada di atas inlet. 3. J1: kurang efektif untuk mengalirkan udara ke dalam unit karena hanya pada bagian bukaan casement side hung yang efektif mengalirkan udara ke dalam unit sedangkan pada bukaan bagian fixed udara hanya dapat mengalir masuk ke unit dari kisi diatas bukaan. 4. J2: kurang efektif untuk mengalirkan udara ke dalam unit karena tipe bukaannya fixed sehingga udara hanya dapat mengalir masuk ke unit dari kisi diatas bukaan. FAKTOR SISTEM VENTILASI AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 15. FAKTOR DESAIN Pengarah Bukaan TEORI Inlet A dan D : Daun jendela tipe bukaan horizontally pivoted yang mengarahkan gerak udara ke bawah dan ke atas Inlet B : Kisi-kisi yang mengarahkan gerak udara ke atas Inlet C : Daun jendela tipe bukaan casement top hung yang mengarahkan gerak udara ke bawah Inlet A dan B : Kisi-kisi yang mengarahkan gerak udara ke atas dan ke bawah Inlet C : Daun jendela tipe bukaan casement top hung yang mengarahkan gerak udara ke atas. Inlet D : Lubang pada dinding dengan tambahan tirai gulung (screen) yang mengarahkan gerak udara ke bawah. DATA Pengarah tersebut berupa daun jendela dengan tipe bukaan casement side hung dan kisi-kisi. Tipe bukaan dengan daun jendela yang dapat dibuka adalah J1, sedangakan tipe bukaan yg lain merupakan jenis fixed sehingga tidak dapat dibuka. Kisi-kisi ada pada semua tipe bukaan. ANALISIS 90° Jendela fixed Kisi-kisi Casement side hung U U Casement side hung yaitu bagian jendela yang memiliki pengarah yang dapat dibuka menyamping dengan sudut kemiringan adalah 90° sehingga udara lurus dapat berbelok dan masuk ke dalam unit hunian, jenis ini hanya terdapat pada tipe jendela J1. Pengarah pada unit hunian dengan orientasi inlet menghadap Barat mempersulit udara untuk masuk ke dalamnya. Pengarah pada unit hunian dengan orientasi inlet menghadap Timur akan mempermudah udara untuk masuk ke dalamnya. Udara lurus akan menabrak pengarah melintang dan berbelok 90° sehingga angin yang masuk ke dalam unit hunian adalah lurus. Orientasi inlet outlet menghadap barat Orientasi inlet outlet menghadap timur AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 16. FAKTOR DESAIN Jalur Sirkulasi dan Penghalang TEORI Pada penghawaan alami, sistem ventilasi meliputi inlet, outlet, dan jalur sirkulasi antara inlet dan outlet. Kondisi A : inlet bersebelahan outlet Kondisi B & C: Outlet bersebelahan dengan inlet dan penambahan dinding penghalang Kondisi D : Outlet bersebelahan dengan inlet, dinding memanjang di depan inlet Kondisi E & F : Outlet berhadapan dengan inlet DATA ANALISIS K1 K2 B1 sekat A B1 sekat B B2 sekat A B2 sekat B B2 sekat C B2 sekat D B2 sekat E B3 sekat A B3 sekat B Lantai 1 Lantai 3 Lantai 4 K1 K2 B1 sekat A B1 sekat B B2 sekat A B2 sekat B B2 sekat C B2 sekat D B2 sekat E B3 sekat A B3 sekat B AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 17. FAKTOR KENYAMANAN TERMAL Arah dan Kecepatan Gerak Udara | Suhu Udara | Kelembapan Udara | Laju Udara (Air Flow) | Pergantian Udara (Air Changes)
  • 18. Lantai 1 ANALISIS Arah gerak udara pada unit hunian Rumah Susun Industri Dalam beragam tergantung pada letak inlet dan outlet yang sejajar atau berlawanan dengan arah datangnya angin. LANTAI 1 Kecepatan gerak udara pada Lantai 1 relatif kecil LANTAI 3 Kecepatan gerak udara pada Lantai 3 beragam tergantung dari letak unit hunian, apakah dibagian luarnya terdapat penghalang atau tidak yang mengakibatkan pembelokan arah gerak dan penurunan kecepatan udara LANTAI 4 Kecepatan gerak udara pada Lantai 4 rata-rata meningkat dibanding Lantai 1 dan Lantai 3 Tabel Kecepatan udara (m/s) Rumah Susun Industri Dalam Blok A pada tanggal 31 Oktober 2015 pukul 12.00-15.00 dan pukul 15.00-18.00 AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ← FAKTOR KENYAMANAN TERMAL Arah dan kecepatan Udara Lantai 2 dan 4 TEORI Pergerakan udara yang diharapkan melalui desain bukaan (opening), yaitu: 1.Arah gerak udara Udara bergerak semerata mungkin dalam ruang. Terjadi ventilasi silang (cross ventilation). 2. Kecepatan gerak udara Udara bergerak dengan kecepatan sesuai kebutuhan yang cukup (0,6 m/s s/d 1,5 m/s). Gambar Pergantian udara untuk memperoleh kenyamanan termal DATA 0,7 0,6 0,7 1,1 0,8 0,8
  • 19. ANALISIS Siang Pada siang hari paparan sinar matahari banyak mengenai area sisi Barat bangunan Blok A Rusun Indal, dimana terjadi peningkatan suhu udara tiap lantainya (suhu udara tertinggi lantai 4), karena tidak terhalang oleh vegetasi dan bangunan sekitar sehingga matahari memapari langsung dan suhu udara meningkat Suhu udara tertinggi siang hari terjadi pada unit hunian 4.B2A yaitu 28,80C (sisi Timur bangunan) Sore Pada sore hari paparan sinar matahari mengalami penurunan suhu udara secara signifikan di seluruh unit hunian bangunan tersebut. Suhuudara tertinggi sore hari terjadi pada unit hunian 3.B1A dan 4.K1A yaitu 28,40C (sisi Barat bangunan) Lantai 1 Tabel Kondisi suhu udara (°C) Rumah Susun Industri Dalam Blok A pada siang (pukul 12.00- 15.00) dan sore (pukul 15.00-18.00). AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ← FAKTOR KENYAMANAN TERMAL Suhu Udara Lantai 2 dan 4 TEORI Syarat kondisi ruang agar tercapai kenyamanan termal untuk iklim tropis basah adalah Suhu udara di antara suhu ideal 24 C < T < 26 C DATA 28,70 28,80 28,50 28,50 28,70 28,50 30,10 29,70
  • 20. Tabel Kondisi kelembapan udara (°C) Rumah Susun Industri Dalam Blok A pada siang (pukul 12.00- 15.00) dan sore (pukul 15.00-18.00). AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ← FAKTOR KENYAMANAN TERMAL Kelembapan Udara TEORI Nilai kelembapan udara adalah indikator banyaknya kandungan uap air di udara. Kelembapan udara yang ideal untuk daerah tropis basah memiliki nilai syarat kenyaman termal 40% < RH < 60%. ANALISIS siang Pada siang hari paparan sinar matahari langsung mengenai dalam unit hunian sehingga kelembapan menurun. Kelembapan tertinggi siang hari terjadi pada unit hunian 3.K2B yaitu 53,40%. Sore Kelembapan tertinggi terjadi pada sore hari di semua unit hunian bangunan Blok A Rusun Indal, karena sinar matahari tidak langsung memapar kedalam unit hunian maka terjadi kenaikan kelembapan udara secara signifikan di seluruh unit hunian bangunan tersebut. Kelembapan udara tertinggi sore hari terjadi pada lantai 1dan 4.K2A yaitu 59,40%. Kelembapan berbanding terbalik dengan suhu. Semakin tinggi kelembapan udara maka semakin rendah suhu udara begitupun sebaliknya semakin rendah kelembapan udara maka semakin tinggi suhu udara. Lantai 1 Lantai 2 dan 4 DATA 50,20 57,10 47,80 59,30 53,40 57,30
  • 21. TEORI Laju udara adalah jumlah unit udara (volume atau berat) per satuan waktu yang melalui sistem ventilasi. Kebutuhan laju udara (air flow) ditentukan oleh: 1. Fungsi ruang 2. Kerapatan pengguna ruang 3. Asap rokok Perolehan laju udara (air flow) ditentukan oleh: 1. Luas inlet (A) 2. Besar kecepatan udara (v) ANALISIS Berdasarkan hasil analisis nilai laju udara yang memenuhi standar kebutuhan laju udara berdasarkan kecepatan gerak udara paling banyak terjadi pada siang hari. Nilai laju udara tertinggi berada di lantai 4 karena kecepatan gerak udara pada lantai tersebut cukup (tidak terhalang vegetasi dan bangunan sekitar), sehingga mudah memperoleh kenyamanan termal. Laju udara (air flow) kaitannya dengan kecepatan gerak udara, jika udara tidak bergerak dengan kecepatan yang cukup maka laju udara tidak dapat memenuhi syarat minimal kenyamana termal Q= 0,5682Av Rumus laju udara Tabel Perhitungan laju udara (m3/s) Lantai 1, 3, dan 4 Rumah Susun Industri Dalam Blok A pada tanggal 31 Oktober 2015 pukul 12.00–15.00 dan 15.00-18.00 AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ← FAKTOR KENYAMANAN TERMAL Laju Udara (Air Flow) Tabel kebutuhan laju udara ventilasi Lantai 1 Lantai 3 dan 4 Fungsi Gedung Kerapatan Penghunian Per 100 m2 Luas Lantai (Orang) Kebutuhan Udara Luar Satuan Merokok Tidak Merokok Rumah Tinggal a. Ruang duduk - - 0,30 m3/ min/ kmr a. Ruang tidur - - 0,30 m3/ min/ kmr a. Dapur - - 3,00 m3/min/ kmr a. Toilet - - 1,50 m3/ min/ kmr a. Koridor - - - - DATA 0,5550 0,4625 0,3700 0,3238 0,5550 0,3700
  • 22. TEORI Air changes/ pergantian udara adalah jumlah pergantian udara yang terjadi di suatu ruang. Kebutuhan pergantian udara pada suatu ruang ditentukan oleh: 1. Fungsi ruang 2. Kerapatan pengguna ruang Perolehan pergantian udara ditentukan oleh: 1. Laju udara (air flow) 2. Volume ruang ANALISIS nilai pergantian udara yang memenuhi standar kebutuhan laju udara berdasarkan kecepatan gerak udara paling banyak terjadi pada siang hari. Nilai pergantian udara tertinggi berada di lantai 4 karena kecepatan gerak udara dan laju udara (air flow) pada lantai tersebut cukup (tidak terhalang vegetasi dan bangunan sekitar), sehingga mudah memperoleh kenyamanan termal. Tabel Perhitungan pergerakan duara (ACH) Lantai 1, 3, dan 4 Rumah Susun Industri Dalam Blok A pada tanggal 31 Oktober 2015 pukul 12.00–15.00 dan 15.00-18.00 AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ← FAKTOR KENYAMANAN TERMAL Pergantian Udara (Air Changes) DATA Lantai 1 Lantai 3 dan 4 Rumus pergerakan udara Jika udara tidak bergerak dengan kecepatan yang cukup, maka laju udara (air flow) dan pergantian udara per jam (air changes per hour) tidak dapat memenuhi syarat kenyamaan termal Tabel kebutuhan pergantian udara per jam 92,9330 72,2589 82,5816 72,2589 154,8887 108,4220 Pergantian Udara (ACH) pagi Pergantian Udara (ACH) sore
  • 23. KUESIONER Analisis Data Kuesioner No Pertanyaan STS TS S SS 1 Jarak Blok A dengan bangunan di sekitarnya terlalu dekat 0.00% 43.33% 43.33% 13.33% 2 Ukuran unit hunian cukup untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari 3.33% 43.33% 50.00% 3.33% 3 Arah buka jendela memudahkan angin masuk ke dalam unit hunian 0.00% 0.00% 96.67% 3.33% 4 Lokasi jendela memudahkan angin masuk ke dalam unit hunian 0.00% 0.00% 96.67% 3.33% 5 Ukuran jendela sudah cukup besar untuk memenuhi kebutuhan udara pada tiap unitnya 0.00% 3.33% 93.33% 3.33% 6 Jumlah jendela cukup memenuhi kebutuhan udara pada tiap unitnya 0.00% 3.33% 93.33% 3.33% 7 Jenis jendela cukup untuk mengalirkan udara masuk dan udara keluar pada unit hunian 0.00% 3.33% 93.33% 3.33% 8 Sekat di dalam unit hunian menghambat alur angin di dalamnya 3.33% 33.33% 60.00% 3.33% 9 Jendela mempengaruhi suhu udara untuk mendukung aktivitas di dalam unit hunian 3.33% 0.00% 93.33% 3.33% 10 Sinar matahari siang masuk ke dalam unit hunian 0.00% 3.33% 70.00% 26.67% 11 Sinar matahari sore masuk ke dalam unit hunian 0.00% 16.67% 56.67% 26.67% 12 Jumlah udara yang masuk sudah cukup untuk mendukung aktivitas di dalam unit hunian pada siang hari 3.33% 3.33% 86.67% 6.67% 13 Jumlah udara yang masuk ke dalam unit hunian sudah cukup untuk mendukung aktivitas di dalam unit hunian pada sore hari 3.33% 3.33% 83.33% 10.00% 14 Udara cepat berganti di dalam unit hunian pada siang hari 0.00% 0.00% 93.33% 6.67% 15 Udara cepat berganti di dalam unit hunian pada sore hari 0.00% 3.33% 90.00% 6.67% 16 Suhu sejuk pada siang hari di dalam unit hunian 3.33% 46.67% 46.67% 3.33% 17 Suhu sejuk pada sore hari di dalam unit hunian 3.33% 43.33% 50.00% 3.33% 18 Udara lembap pada siang hari di dalam unit hunian 3.33% 30.00% 63.33% 3.33% 19 Udara lembap pada sore hari di dalam unit hunian 3.33% 33.33% 60.00% 3.33% 20 Angin masuk dengan kecepatan yang cukup pada siang hari di dalam unit hunian 0.00% 3.33% 90.00% 6.67% 21 Angin masuk dengan kecepatan yang cukup pada sore hari di dalam unit hunian 0.00% 3.33% 90.00% 6.67% Dari hasil analisis kuesioner diatas dapat disimpulkan bahwa: Tidak dapat disimpulkan jarak Blok A dengan bangunan disekitar Rumah Susun Industri dalam terlalu dekat karena responden menjawan </ tidak =50%. (pertanyaan no.1) Penghuni Rumah Susun Industri Dalam setuju bahwa ukuran unit hunian cukup untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari karena responden menjawab >/=50% (pertanyaan no.2) Penghuni Rumah Susun Industri Dalam setuju bahwa faktor sistem ventilasi terkai arah buka jendela, Lokasi jendela, jumlah jendela, jenis jendela, dan sekat cukup memenuhi kebutuhan udara di dalam unit hunian karena jumlah responden yang menjawab setuju >/=50% (pertanyaan no.3-8) Penghuni Rumah Susun Industri Dalam setuju bahwa faktor kenyamanan termal terkait jendela mempengaruhi suhu, sinar matahari yang masuk siang hari, sinar matahari yang masuk pada sore hari, jumlah udara yang masuk sing hari, jumlah udara yang masuk sore hari, udara yang berganti sing hari, udara yang berganti sore hari, suhu sejuk sore hari, udara lembap siang hari, udara lembap sore hari, angin masuk dengan kecepat cukup siang hari, dan angin masuk dengan kecepatan cukup sore hari pada unit hunian mendukung aktivitas di dalam unit hunian kaarena responden yang menjawab setuju >/=50% (pertanyaan no.9-15 dan 17-21) Tidak dapat disimpulkan bahwa suhu sejuk pada siang hari di unit hunian karena responden menjawab </ tidak =50% (pertanyaan no.16) AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 24. PEMBOBOTAN Variabel Teori Data Analisis 1. Faktor Desain 1.1 Konfigurasi bangunan pada tapak √ √ +++ 1.2 Tipe unit hunian dan desain bukaan √ √ ++ 2. Faktor sistem ventilasi 2.1 Orientasi bukaan √ √ + 2.2Lokasi bukaan 2.1.1 Lokasi inlet dan outlet √ √ +++ 2.1.2 Perbedaan elevasi inlet dan outlet √ √ ++ 2.3 Dimensi bukaan √ √ + 2.4 Rasio bukaan √ √ + 2.5 Tipe bukaan √ √ ++ 2.6 Pengarah bukaan √ √ ++ 2.7 Jalur sirkulasi dan penghalang √ √ +++ 3. Faktor kenyamanan termal 3.1 Arah dan kecepatan gerak udara √ √ +++ 3.2 Suhu udara √ √ ++ 3.3 Kelembapan udara √ √ ++ 3.4 Laju udara (air flow) √ √ + 3.5 Pergantian udara (air changes) √ √ + 4. Data kuesioner - √ ++++ Total 15 16 33 Dari hasil perhitungan tabel pembobotan di atas, terdapat total 33 (+) analisis dari jumlah seharusnya 64 (+). Dengan demikian dapat dihitung seberapa besar bangunan Rumah Susun Industri Dalam telah memenuhi kriteria kenyamanan termal bila ditinjau dari aspek faktor desain, faktor sistem ventilasi, dan faktor kenyamanan termal, dengan perhitungan: Angka 52% merupakan sejauh mana kenyamanan termal terpenuhi bila ditinjau dari aspek-aspek tersebut. 33/64 x 100% = 52% AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 25. Permasalahan Mayor Apakah Penghawaan Alami Terkait Sistem Ventilasi Pada Bangunan Rumah Susun Industri Dalam Sudah Memenuhi Syarat Kenyamanan Termal? Permasalahan Minor a. Bagaimana faktor desain ditinjau dari konfigurasi bangunan pada tapak dan tipe unit hunian berdasarkan dimensi ruang mempengaruhi kenyamanan termal pada bangunan Rumah Susun Industri Dalam? b. Bagaimana sistem ventilasi yang ada ditinjau dari orientasi bukaan, lokasi bukaan, dimensi bukaan, rasio bukaan, tipe bukaan, pengarah bukaan, serta jalur sirkulasi dan penghalang pada bangunan Rumah Susun Industri Dalam? c. Bagaimana kenyamanan termal yang terjadi ditinjau dari arah dan kecepatan gerak udara, suhu udara, kelembapan udara, laju udara (air flow), dan pergantian udara (air changes) pada bangunan Rumah Susun Industri Dalam? PERMASALAHAN AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ←
  • 26. KESIMPULAN FAKTOR DESAIN Meskipun tatanan massa dan pergerakan udara yang melalui bangunan Blok A sudah baik namun luasan unit dan desain bukaan belum baik dan kurang mendukung kenyamanan termal di dalamnya. FAKTOR KENYAMANAN TERMAL Meskipun kelembapan udara bangunan Blok A sudah baik namun arah dan kecepatan udara, suhu udara, laju udara (air flow), serta pergantian udara (air changes) belum baik dan kurang mendukung kenyamanan termal di dalamnya. FAKTOR SISTEM VENTILASI Secara keseluruhan faktor sistem ventilasi dinijau dari orientasi bukaan, lokasi bukaan, dimensi bukaan, rasio bukaan, tipe bukaan, pengarah bukaan, dan jalur sirkulasi serta penghalang pada Rumah Susun Industri Dalam Blok A kurang mendukung untuk mendapatkan kenyamanan termal AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ← Permasalahan Minor
  • 27. Apakah Penghawaan Alami Terkait Sistem Ventilasi Pada Bangunan Rumah Susun Industri Dalam Sudah Memenuhi Syarat Kenyamanan Termal? PERMASALAHAN AR 413 Seminar I Studi Kasus : Rumah Susun Industri Dalam I FTSP-Jurusan ArsitekturI ITENAS I 2015 ← ⌂ ← Berdasarkan variabel yang dianalisis (52%) penghawaan alami terkait sistem ventilasi pada bangunan rumah susun industri dalam sudah memenuhi syarat kenyamanan termal Permasalahan Mayor