Dokumen tersebut membahas berbagai topologi jaringan komputer yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan jaringan lokal (LAN), termasuk topologi bus, star, ring, tree, mesh, dan lainnya. Setiap topologi memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada biaya, kecepatan, ukuran jaringan, dan faktor lainnya.
Dokumen tersebut merangkum analisis dan perancangan jaringan komputer dua lantai dengan delapan jaringan dan pembuatan virtual access point. Dilakukan pembagian alamat IP, pengaturan router, dan pengujian konektivitas antarjaringan dan akses internet.
Dokumen ini membahas fungsi-fungsi tanggal dan waktu dalam Microsoft Excel seperti DAY, DAYS360, dan EOMONTH. Fungsi DAY mengembalikan angka hari dalam sebuah tanggal. Fungsi DAYS360 menghitung jumlah hari antara dua tanggal berdasarkan tahun dengan 360 hari. Sedangkan fungsi EOMONTH mengembalikan tanggal terakhir bulan tertentu dari suatu tanggal awal.
Dokumen tersebut membahas berbagai topologi jaringan komputer yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan jaringan lokal (LAN), termasuk topologi bus, star, ring, tree, mesh, dan lainnya. Setiap topologi memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada biaya, kecepatan, ukuran jaringan, dan faktor lainnya.
Dokumen tersebut merangkum analisis dan perancangan jaringan komputer dua lantai dengan delapan jaringan dan pembuatan virtual access point. Dilakukan pembagian alamat IP, pengaturan router, dan pengujian konektivitas antarjaringan dan akses internet.
Dokumen ini membahas fungsi-fungsi tanggal dan waktu dalam Microsoft Excel seperti DAY, DAYS360, dan EOMONTH. Fungsi DAY mengembalikan angka hari dalam sebuah tanggal. Fungsi DAYS360 menghitung jumlah hari antara dua tanggal berdasarkan tahun dengan 360 hari. Sedangkan fungsi EOMONTH mengembalikan tanggal terakhir bulan tertentu dari suatu tanggal awal.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi data dan file serta organisasi file dalam sistem komputer. Ada tiga kelompok data yaitu data tetap, tak tetap, dan yang bertambah menurut waktu. Ada sembilan jenis file dan empat model akses file."
Makalah ini membahas sistem transmisi data dan keuntungan sistem komunikasi digital. Sistem transmisi merupakan proses penyebaran energi dari satu titik ke titik lain, contohnya transmisi listrik dan sinyal radio. Sistem komunikasi digital memiliki keuntungan seperti kemudahan persinyalan, regenerasi sinyal, dan multipleksing dibandingkan sistem analog karena sifat digitalnya.
Proposal ini merangkum rencana pembuatan jaringan kantor untuk PT Putra Mutiara Bersama dengan menggunakan jaringan Local Area Network (LAN) dengan topologi tree untuk memudahkan berbagi data dan komunikasi. Rencana ini mencakup perancangan hardware dan software, penempatan perangkat, konfigurasi jaringan, serta biaya yang dibutuhkan.
Makalah ini membahas tentang jaringan komputer dan konsep dasarnya. Jaringan komputer memungkinkan berbagi sumber daya seperti printer dan aplikasi antar komputer. Ada beberapa topologi jaringan seperti bintang, cincin, pohon dan bus. Makalah ini juga membahas sistem operasi peer-to-peer dan client-server serta jenis-jenis jaringan seperti LAN, WAN dan internet.
IPv6 dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan alokasi alamat IPv4 akibat jumlah alamat IPv4 yang terbatas. IPv6 memiliki panjang alamat 128 bit sehingga dapat mengalokasikan jumlah alamat yang jauh lebih besar dibanding IPv4. Metode transisi dari IPv4 ke IPv6 dilakukan secara bertahap dengan beberapa metode seperti dual stack, tunneling, dan translasi.
Makalah ini membahas tentang routing dinamis dan protokol routing dinamis. Routing dinamis merupakan mekanisme penentuan rute secara otomatis berdasarkan informasi yang diperbarui secara terus menerus mengikuti perubahan topologi jaringan. Beberapa protokol routing dinamis yang dijelaskan meliputi RIP, IGRP, OSPF, EIGRP, dan BGP beserta kelebihan dan kekurangannya.
Dokumen tersebut membahas tentang set instruksi (instruction set) yang merupakan kumpulan lengkap instruksi yang dapat dimengerti oleh CPU. Terdapat penjelasan mengenai jenis-jenis instruksi, operand, operasi, teknik pengalamatan, serta format set instruksi.
Dokumen tersebut berisi tiga daftar riwayat hidup yang mencakup identitas pribadi, latar belakang pendidikan, dan pekerjaan tiga orang yaitu Maulidar, Maulina SE, dan Bina Hayati SE.
NFA dan DFA merupakan dua jenis mesin pengenal pola yang berbeda. NFA bersifat non-deterministik sehingga satu keadaan dapat memiliki lebih dari satu keadaan berikutnya, sedangkan DFA bersifat deterministik dengan satu keadaan memiliki satu keadaan berikutnya. NFA lebih mudah dibuat dibanding DFA namun setiap NFA dapat diubah menjadi DFA.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara routing static dan dynamic. Routing static merupakan konfigurasi routing secara manual, sedangkan dynamic merupakan konfigurasi secara otomatis berdasarkan pertukaran informasi antar router. Dokumen juga membahas protokol-protokol routing dynamic seperti RIP, OSPF, EIGRP, dan contoh penerapan static dan dynamic routing dalam jaringan.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara routing static dan dynamic. Routing static merupakan konfigurasi routing secara manual, sedangkan dynamic merupakan konfigurasi secara otomatis berdasarkan pertukaran informasi antar router. Dokumen juga membahas protokol-protokol routing dynamic seperti RIP, OSPF, EIGRP, dan contoh penerapan static dan dynamic routing dalam jaringan.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi data dan file serta organisasi file dalam sistem komputer. Ada tiga kelompok data yaitu data tetap, tak tetap, dan yang bertambah menurut waktu. Ada sembilan jenis file dan empat model akses file."
Makalah ini membahas sistem transmisi data dan keuntungan sistem komunikasi digital. Sistem transmisi merupakan proses penyebaran energi dari satu titik ke titik lain, contohnya transmisi listrik dan sinyal radio. Sistem komunikasi digital memiliki keuntungan seperti kemudahan persinyalan, regenerasi sinyal, dan multipleksing dibandingkan sistem analog karena sifat digitalnya.
Proposal ini merangkum rencana pembuatan jaringan kantor untuk PT Putra Mutiara Bersama dengan menggunakan jaringan Local Area Network (LAN) dengan topologi tree untuk memudahkan berbagi data dan komunikasi. Rencana ini mencakup perancangan hardware dan software, penempatan perangkat, konfigurasi jaringan, serta biaya yang dibutuhkan.
Makalah ini membahas tentang jaringan komputer dan konsep dasarnya. Jaringan komputer memungkinkan berbagi sumber daya seperti printer dan aplikasi antar komputer. Ada beberapa topologi jaringan seperti bintang, cincin, pohon dan bus. Makalah ini juga membahas sistem operasi peer-to-peer dan client-server serta jenis-jenis jaringan seperti LAN, WAN dan internet.
IPv6 dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan alokasi alamat IPv4 akibat jumlah alamat IPv4 yang terbatas. IPv6 memiliki panjang alamat 128 bit sehingga dapat mengalokasikan jumlah alamat yang jauh lebih besar dibanding IPv4. Metode transisi dari IPv4 ke IPv6 dilakukan secara bertahap dengan beberapa metode seperti dual stack, tunneling, dan translasi.
Makalah ini membahas tentang routing dinamis dan protokol routing dinamis. Routing dinamis merupakan mekanisme penentuan rute secara otomatis berdasarkan informasi yang diperbarui secara terus menerus mengikuti perubahan topologi jaringan. Beberapa protokol routing dinamis yang dijelaskan meliputi RIP, IGRP, OSPF, EIGRP, dan BGP beserta kelebihan dan kekurangannya.
Dokumen tersebut membahas tentang set instruksi (instruction set) yang merupakan kumpulan lengkap instruksi yang dapat dimengerti oleh CPU. Terdapat penjelasan mengenai jenis-jenis instruksi, operand, operasi, teknik pengalamatan, serta format set instruksi.
Dokumen tersebut berisi tiga daftar riwayat hidup yang mencakup identitas pribadi, latar belakang pendidikan, dan pekerjaan tiga orang yaitu Maulidar, Maulina SE, dan Bina Hayati SE.
NFA dan DFA merupakan dua jenis mesin pengenal pola yang berbeda. NFA bersifat non-deterministik sehingga satu keadaan dapat memiliki lebih dari satu keadaan berikutnya, sedangkan DFA bersifat deterministik dengan satu keadaan memiliki satu keadaan berikutnya. NFA lebih mudah dibuat dibanding DFA namun setiap NFA dapat diubah menjadi DFA.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara routing static dan dynamic. Routing static merupakan konfigurasi routing secara manual, sedangkan dynamic merupakan konfigurasi secara otomatis berdasarkan pertukaran informasi antar router. Dokumen juga membahas protokol-protokol routing dynamic seperti RIP, OSPF, EIGRP, dan contoh penerapan static dan dynamic routing dalam jaringan.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara routing static dan dynamic. Routing static merupakan konfigurasi routing secara manual, sedangkan dynamic merupakan konfigurasi secara otomatis berdasarkan pertukaran informasi antar router. Dokumen juga membahas protokol-protokol routing dynamic seperti RIP, OSPF, EIGRP, dan contoh penerapan static dan dynamic routing dalam jaringan.
Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Routing adalah proses pengiriman data antar host di jaringan yang berbeda melalui router dengan menggunakan tabel routing. Ada tiga jenis routing yaitu static, default, dan dynamic routing, dimana dynamic routing lebih fleksibel karena secara otomatis mengupdate tabel berdasarkan perubahan topologi jaringan. Contoh protokol dynamic routing adalah RIP, OSPF, EIGRP, dan EGP.
Makalah ini membahas tentang routing dan protokol routing yang digunakan untuk mengirimkan data antar jaringan komputer melalui router. Secara garis besar membahas tentang routing statis dan dinamis serta beberapa protokol routing populer seperti RIP, OSPF, EIGRP.
Dokumen ini membandingkan dua protokol routing utama, yaitu OSPF dan RIP. Ia menjelaskan konsep dasar routing dan jenis-jenisnya, serta karakteristik masing-masing protokol routing. Dokumen ini juga menganalisis topologi jaringan dan konfigurasi perangkat jaringan yang digunakan dalam pengujian kedua protokol tersebut.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum jaringan komputer tentang konfigurasi protokol routing Open Shortest Path First (OSPF) menggunakan Packet Tracer. Mahasiswa melakukan konfigurasi OSPF pada topologi jaringan yang terdiri dari beberapa router dan menguji konfigurasi tersebut dengan perintah show.
Dokumen tersebut membahas protokol routing antara lain RIP, OSPF, EIGRP, dan BGP yang digunakan untuk menentukan jalur paket antar sistem otonom dan internet. Protokol interior seperti RIP dan OSPF digunakan untuk pertukaran informasi routing di dalam sistem otonom, sedangkan BGP digunakan untuk pertukaran informasi antar sistem otonom di internet.
Protokol routing OSPF digunakan untuk mengkonfigurasi routing dinamis antar dua router dengan menggunakan konsep area dan algoritma Dijkstra untuk menentukan jalur terpendek. Konfigurasi OSPF pada dua router meliputi konfigurasi interface fisik dan loopback, serta parameter OSPF seperti area dan jaringan yang diikuti.
Makalah ini membahas tentang routing dan macam-macam routing pada jaringan komputer. Secara singkat, routing adalah proses penentuan jalur terbaik untuk mengirimkan paket data dari sumber ke tujuan melalui router. Ada dua jenis routing, yaitu static routing yang menentukan jalur secara manual, dan dynamic routing yang menentukan jalur secara otomatis berdasarkan informasi dari router lain. Contoh protokol dynamic routing adalah RIP, OSPF, IGRP,
Rangkuman singkat dokumen tersebut adalah:
1. Router berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan dan membagi alamat IP, dengan bekerja pada lapisan jaringan OSI
2. Ada beberapa jenis router seperti router perangkat keras, router aplikasi, dan router PC
3. Fungsi utama router adalah mentransmisikan informasi antar jaringan dengan mengacu pada tabel routing
Dokumen tersebut membahas tentang protokol routing, yang merupakan aturan untuk menukar informasi routing antar router guna membentuk tabel routing agar paket data dapat diarahkan dengan benar ke tujuan. Protokol routing dibagi menjadi interior dan eksterior, serta berdasarkan operasi routing menjadi distance vector dan link state.
RIP merupakan protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung. Lalu, router selanjutnya akan memberikan informasi ke router selanjutnya yang terhubung langsung dengan router tersebut. Adapun informasi yang diberikan dalam protokol RIP yaitu : host, network, subnet, dan route default.
1. Mahasiswa membuat laporan tentang konfigurasi routing static dan default routing menggunakan perangkat Packet Tracer. Beberapa percobaan meliputi pengaturan alamat IP, subnet mask, dan gateway; pengaturan tabel routing; serta pengujian konektivitas antar komputer.
1. Dokumen tersebut membahas beberapa protokol routing utama termasuk Distance Vector seperti RIP dan Link State seperti OSPF beserta karakteristik dan perbandingannya. 2. Terdapat pembahasan mengenai Interior Gateway Protocol seperti IGRP, EIGRP, dan OSPF yang biasanya digunakan untuk routing internal. 3. Dokumen ini juga membedakan Interior Routing Protocol dan Exterior Routing Protocol seperti BGP yang digunakan untuk routing antar sistem otonom.
Dokumen ini memberikan pengantar tentang jaringan komputer dan materi-materi yang akan dibahas meliputi pengenalan jaringan komputer, hardware, topologi, protokol TCP/IP, routing, alamat IP, dan protokol aplikasi. Juga membahas konsep dasar routing, jenis-jenis routing, tabel routing, protokol routing seperti RIP dan OSPF, serta sistem nama domain (DNS).
Similar to Analisis dan Perancangan Jaringan Satu Gedung Empat Lantai menggunakan teknik routing Dynamic Routing / OSPF dan Fitur HotSpot (20)
Dokumen ini berisi rancangan jaringan komputer untuk menghubungkan 3 gedung dengan 4 lantai setiap gedung. Satu gedung berisi data center yang akan melayani 30 aplikasi dengan spesifikasi tertentu. Rancangan menggunakan topologi ring untuk koneksi antar router dan gedung. Dilengkapi alokasi alamat IP dan penjelasan singkat komponen jaringan serta aplikasi yang digunakan.
Makalah ini merangkum perancangan jaringan komputer untuk gedung dua lantai dengan delapan ruangan. Jaringan dirancang menggunakan subnetting kelas C dengan delapan subnet dan alamat IP yang dialokasikan untuk setiap ruangan. Konfigurasi mikrotik dan tabel routing dijelaskan secara detail untuk mengimplementasikan jaringan yang dirancang.
Analisis dan Perancangan Jaringan Satu Gedung Empat Lantai menggunakan teknik routing Dynamic Routing / OSPF dan Fitur HotSpot
1. MAKALAH
ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER
“Analisis dan Perancangan Jaringan Satu Gedung Empat Lantai menggunakan
teknik routing Dynamic Routing / OSPF dan Fitur HotSpot”
OLEH
KELOMPOK 2:
Rika Pertiwi 1202176
Laila Hidayati 1202211
Fadel Muhammad 1202208
Rizki Huda Pratama 1202196
Adiyaksa Fahmi Marat 1202189
Fadhli 1202214
Bagus Kurniawan 1202193
Siti Muthmainnah 1202179
Anisa Novia Sari 1202184
Ivani Poetri 1202198
Wina Fransiska 1202203
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
2. A. TUJUAN
Mahasiswa memahami dan mampu merancang sebuah jaringan pada sebuah gedung yang
terdiri dari 4 lantai dengan dua ruangan pada setiap lantai dengan menggunakan teknik
peroutingan Dynamic Routing / OSPF dan terdapat Fitur HotSpot.
B. ANALISIS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
1. Personal Komputer / Laptop / Notebook yang memiliki NIC
2. Kabel UTP (Cross-Over dan Straight-through) dengan konektor RJ45
3. MikroTik RouterBoard, 5 buah router, dimana satu router untuk menjadi router utama
dan empat router lagi sebagai router utama dimasing-masing lantainya.
4. Aplikasi WinBox
5. Akses ke jaringan Public, dapat menggunakan modem ataupun jaringan internet
kampus.
C. MATERI SINGKAT
Routing memegang peranan penting dalam suatu network terutama dalam mengatur
jalur data dari suatu komputer ke komputer lain. Perangkat yang bertugas mengatur
routing disebut ROUTER. Salah satu router yang paling banyak dipakai adalah MikroTik,
karena dipandang mudah dalam pengoperasiannya dan kebutuhan hardware yang relative
rendah.
Ada beberapa mekanisme routing, diantaranya:
a. Dynamic Routing / OSPF
OSPF(Open Shortest Path First) adalah routing protocol yang dikembangkan
untuk internet protokol (IP) yang berdasarkan pada pemilihan jalur yang dilalui
paket data yang terdekat. OSPF adalah link state routing protokol yang digunakan
untuk mengirim LSAs ke semua router di hirarki area yang sama. sebagai OSPF
router, link state mengumpulkan informasi, mereka menggunakan algoritma
SPF(sort path first) untuk menghitung jalur terpendek ke setiap nodenya.
Cara Penentuan Jalur terbaiknya dengan menggunakan nilai metric. metric
berdasarkan nilai OSPF cost = 10^8/nilai bandwidth terendah dalam bps. routing
update hanya akan dikirim ketika ada perubahan link up atau down. dan yang
membedakan ospf dengan routing-routing lain, pada ospf tedapat penggunaan
area-area.
Ada dua tipe hirarki dalam OSPF:
Transit Area (Backbone or area 0)
Regular areas (nonbackbone areas)
Area karakteristik OSPF:
Meminimalisir routing table.
Jika ada perubahan dalam satu area tidak akan mempengaruhi area lain,
karena LSA flooding hanya dikirim ke satu area tersebut.
Fitur :
OSPF adalah routing protocol yang hanya bekerja membedakan antara
media lain.
OSPF mendukung operasi yang melewati tiga tipe jaringan: Broadcast
Multi access, Point-to-Point, Nonbroadcast Multiaccess.
OSPF Interface secara default:
3. Mode OSPF pada Frame Relay main interface adalah non-broadcast
Mode OSPF pada Point-to multipoint subinterface adalah non-broadcast.
Mode OSPF pada Point-to-point Sub-interface mode adalah Point -to-point
Di dalam OSPF ada beberapa router type;
1. Internal Router = Semua interface nya berdampingan pada area yang sama.
2. Backbone Router = Biasa dikenal dengan area 0, Router Utama.
3. Area Border Router(ABR) = Router yang terkoneksi dua atau lebih area ospf.
4. Autonomous System Boundary Router (ASBR) = router akan disebut ASBR
jika router ini terkoneksi dua atau lebih area, dan ada routingan lain yang di
redirect/ di inject ke dalam ospf.
b. BGP (Border Gateway Protocol)
BGP(Border Gateway Protocol) merupakan inti dari protocol routing di internet.
protocol ini menjadi backbone dari jaringan internet di dunia. BGP merupakan
routing protocol. BGP dijelaskan dalam RFC4271. BGP bekerja dengan cara
memetakan sebuah ip table network yang menunjukkan ke jaringan yang dapat
dicapai antar AS(Autonomous System). BGP digambarkan sebagai sebuah
protocol path vector. BGP tidak menggunakan Metrik IGP(Interior Gateway
Protocol) tradisional, tapi membuat keputusan routing berdasarkan path, netwok
polices dan rule set.
Berikut Penjelasan Attribut BGP:
Aggregator = ID dan AS dari Router yang melakukan summarisasi.
AS Patch = adalah List Autonomous system yang akan di advertise.
Atomic Aggregate = termasuk kedalam AS-AS yang akan di drop karena
untuk route aggregation.
Cluster ID = Asal Cluster.
Community = Route Tag.
Local Preference , Metric untuk internal neighbors yang digunakan untuk
mencapai internal destination (Default 100).
Multiple Exit Discriminator(MED), metric untuk external neighbors untuk
mencapai external destination (Default 100).
Next Hop = peer eksternal dalam neighbor AS
Origin = Type router dasarnya (IGP,EGP,atau tidak diketahui dari asalnya)
Weight = Cisco Proprietary, tidak dikomunikasikan dengan peer ( default
nya 0).
BGP mendukung class-inter-domain dan menggunakan route aggregation untuk
mengurangi table routing. BGP diciptakan sebagai pengganti rotuing EGP yang
mengijinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada jaringan
backbone saja.
BGP Attribute Type :
Well-known Mandatory = Harus di ada di semua BGP router, ada di semua
BGP update dan dapat melewati semua BGP router. contoh = AS path, origin
dan next hop.
4. Well-known discretionary : Akan ada kalau di configurasikan = Local
Preference.
Optional Transitive : kalau attribute itu tidak di kenali maka attribute nya akan
dilewatkan. contoh = aggregator, community.
Optional Non-transitive: kalau attribute itu tidak dikenali maka attribute itu
akan di drop. contoh = Multi-exit Discriminator(MED), Originator ID.
noted : kata mandatory = kalau diartikan pasti ada di semua router
BGP.
5. D. LANGKAH KERJA
TOPOLOGI
Rancanglah jaringan sebagaimana topologi berikut:
TOPOLOGI
LANTAI 4
LANTAI 3
LANTAI 2
LANTAI 1
INTERNET
Eth1
Eth1
Eth1
Eth1
Eth1
Eth1
Eth1
Eth1
Eth2
Eth2
Eth2
Eth2
Eth2
Eth3
Eth3
Eth3
Eth 4
Eth4
Eth4
Eth 5Eth3
6. KETERANGAN TOPOLOGI:
Garis Merah ( ) : Penghubung router utama dengan jaringan internet
Garis Kuning ( ) : Penghubung antar router backbone di masing masing lantai
Garis Hitam ( ) : Penghubung antar router dilantai yang sama
Router ( ) : Sebagai Router Utama pembangun jaringan satu gedung
Router ( ) : Sebagai Router Utama/ backbone di tiap lantai
Eth1 , Eth2, Eth3, Eth4, Eth5
ALOKASI ALAMAT IP
A. JARINGAN BACKBONE (ROUTER UTAMA)
Yang dimaksud sebagai jaringan backbone pada jaringan ini adalah jaringan –jaringan yang
menghubungkan antara router utama ke router-router masing-masing lantai dan koneksi antar
router-router setiap lantai sehingga membentuk topologi mesh.
Dari topologi jaringan diatsa maka akan terbentuk 11 segment jaringan, yaitu:
a. Segment 1 (RU dan R1) dengan NetAddress :192.168.1.0 /30
Interface Eth5 pada RU : 192.168.1.1 /30
Interface Eth1 pada R1 : 192.168.1.2 /30
b. Segment 2 (RU dan R2) dengan NetAddress :192.168.2.0 /30
Interface Eth2 pada RU : 192.168.2.1 /30
Interface Eth1 pada R2 : 192.168.2.2 /30
c. Segment 3 (RU dan R3) dengan NetAddress :192.168.3.0 /30
Interface Eth3 pada RU : 192.168.3.1 /30
Interface Eth1 pada R3 : 192.168.3.2 /30
d. Segment 4 (RU dan R4) dengan NetAddress :192.168.4.0 /30
Interface Eth4 pada RU : 192.168.4.1 /30
Interface Eth1 pada R4 : 192.168.4.2 /30
e. Segment 5 (R1 dan R2) dengan NetAddress :192.168.5.0 /30
Interface Eth3 pada R1 : 192.168.5.1 /30
Interface Eth3 pada R2 : 192.168.5.2 /30
f. Segment 6 (R2 dan R3) dengan NetAddress :192.168.6.0 /30
Interface Eth4 pada R2 : 192.168.6.1 /30
7. Interface Eth4 pada R3 : 192.168.6.2 /30
g. Segment 7 (R3 dan R4) dengan NetAddress :192.168.7.0 /30
Interface Eth3 pada R3 : 192.168.7.1 /30
Interface Eth3 pada R4 : 192.168.7.2 /30
h. Segment 8 (R1 dan Client1) dengan NetAddress :192.168.8.0 /30
Interface Eth2 pada R1 : 192.168.8.1 /30
Interface Eth1 pada Client1 : 192.168.8.2 /30
i. Segment 9 (R2 dan Client2) dengan NetAddress :192.168.9.0 /30
Interface Eth2 pada R2 : 192.168.9.1 /30
Interface Eth1 pada Client2 : 192.168.9.2 /30
j. Segment 10 (R3 dan Client3) dengan NetAddress :192.168.10.0 /30
Interface Eth2 pada RU : 192.168.10.1 /30
Interface Eth1 pada R1 : 192.168.10.2 /30
k. Segment 11 (R4 dan Client4) dengan NetAddress :192.168.11.0 /30
Interface Eth2 pada RU : 192.168.11.1 /30
Interface Eth1 pada R1 : 192.168.11.2 /30
Interface-interface yang terdapat di ROUTER UTAMA (RU) adalah
1) Eth2 : 192.168.2.1 /30
2) Eth3 : 192.168.3.1 /30
3) Eth4 : 192.168.4.1 /30
4) Eth5 : 192.168.1.1 /30
B. JARINGAN SETIAP LANTAI
a. Jaringan di Lantai 1
Lantai satu memiliki sebuah Router (R1) yang memiliki 3 buah interface yang mana satu
terhubung ke router utama, satu terhubung ke router 2 dan satu lagi terhubung ke client. Maka
interface jaringan yang akan terbentuk adalah:
a. Eth1 : 192.168.1.2 /30
b. Eth2 : 192.168.8.1 /30
c. Eth3 : 192.168.5.1 /30
b. Jaringan di lantai 2
Lantai dua memiliki sebuah Router (R2) yang memiliki 4 buah interface yang mana satu
terhubung ke router utama, satu terhubung ke router 1, satu terhubung ke router 3 dan satu
lagi terhubung ke client. Maka interface jaringan yang akan terbentuk adalah:
a. Eth1 : 192.168.2.2 /30
b. Eth2 : 192.168.9.1 /30
8. c. Eth3 : 192.168.5.2 /30
d. Eth4 : 192.168.6.1 /30
c. Jaringan di lantai 3
Lantai tiga memiliki sebuah Router (R3) yang memiliki 4 buah interface yang mana satu
terhubung ke router utama, satu terhubung ke router 2, satu terhubung ke router 4 dan satu
lagi terhubung ke client. Maka interface jaringan yang akan terbentuk adalah:
a. Eth1 : 192.168.3.2 /30
b. Eth2 : 192.168.10.1 /30
c. Eth3 : 192.168.7.1 /30
d. Eth4 : 192.168.6.2 /30
d. Jaringan di lantai 4
Lantai empat memiliki sebuah Router (R4) yang memiliki 3 buah interface yang mana satu
terhubung ke router utama, satu terhubung ke router 3 dan satu lagi terhubung ke client. Maka
interface jaringan yang akan terbentuk adalah:
a. Eth1 : 192.168.4.2 /30
b. Eth2 : 192.168.11.1 /30
c. Eth3 : 192.168.7.2 /30
LANGKAH KERJA SETTING ROUTING OSPF
1. Hubungkan masing-masing router sesuai dengan topologi.
2. Jalankan Aplikasi WinBox pada masing-masing PC. Setiap satu router dikonfigurasi oleh satu
PC / laptop.
3. Reset-configuration masing-masing router
4. Atur masing-masing alamat IP pada router ditiap lantai gedung sesuai dengan topologi.
Dengan cara pilih menu “IP”, klik “Addresses”
5. Lalu, klik ikon “Tambah” untuk menginisialisasikan alamat IP pada masing-masing ethernet
(Eth) yang telah diatur sesuai dengan topologi. Perhatikan alamat IP harus sesuai dengan
Interface (Eth). (Lihat topologi dan Alokasi Alamat IP)
9. 6. Lakukan secara benar untuk masing-masing router ditiap lantai.
7. Kemudian setelah alamat IP untuk setiap interface telah diinisialisasikan, maka kita akan
mensetting dynamic routing / ospf.
8. Caranya, pilih menu “Routing” pada WinBox, kemudian klik “OSPF”.
9. Setelah muncul jendela OSPF, maka pilih tab “Network”
10. Kemudian, klik ikon “Tambah” kemudian masukkan Net Address jaringan yang terhubung
secara langsung ke interface pada masing-masing Router. Contohnya pada setting ospf router
1, maka net address yang kita daftarkan adalah 192.168.1.0 dan 192.168.5.0. karena pada
router 1 ada dua interface yang terhubung ke router lainnya pada jaringan utama yaitu : Eth1
= 192.168.1.2 dan Eth3 = 192.168.5.1.
11. Lalu untuk mengetes apakah ospf berjalan atau tidak yaitu dengan cara pilih menu “Tools”
lalu klik “TraceRouter”. Setelah itu muncul jendela Trace Router
12. Pada baris “Traceroute to” ketikkan alamat IP yang ingin dituju. Kemudian klik “start”
10. 13. Maka, bila mekanisme ini berhasil, akan ditampilkan jalur-jalur yang dapat dilewati paket
data menuju alamat yang kita tuju tadi.
LANGKAH KERJA SETTING HOTSPOT
1. Lakukan akses ke router utama (RU) dengan Aplikasi WinBox.
2. Kemudian tentukan interface mana yang akan disetting menjadi interface public, biasanya Eth
1 yang akan menghubungkan ke internet. Dan interface Eth 2, Eth 3, Eth 4 dan Eth 5 yang
dipakai sebagai interface lokal, yang akan dikonfigurasi menjadi hostspot.
3. Setelah itu pada Winbox, pilih menu “IP”, klik “Hotspot”.
4. Lalu muncul jendela hotspot. Kemudian pada tab “Servers” klik tombol Hotspot Setup.
5. Pilih Interface yang akan dijadikan sebagai interface jaringan Hotspot.
11. 6. Setting Hotspot Address, masukkan IP address sesuai kebutuhan, klik Next.
7. Tentukan batasan IP DHCP. IP pada range tersebut akan dijadikan sebagai IP dynamic yang
diberi secara otomatis pada client, klik Next
8. Pada jendela Sertifikat, pilih “None” klik next.
9. Setting SMTP Server, biarkan 0.0.0.0 klik next
10. Konfigurasi DNS Server. Kita pakai DNS Google 8.8.8.8
12. 11. DNS Name untuk hotspot yang dibuat, bisa juga dikosongkan.
12. Konfigurasi Hotspot selesai, klik OK.
13. Menambah User Baru
Untuk menambah atau mendaftarkan user baru, dapat dilakukan melalui WinBox pilih IP |
Hotspot |User, Klik tanda tambah.
Masukkan nama user dan password, lalu klik OK. Lakukan cara yang sama untuk
mendaftarkan user-user yang dibolehkan akses ke hotspot.
14. Menambah User dengan profil yang berbeda
Mikrotik hotspot memberikan untuk mengkonfigurasi user dengan profile yang berbeda,
misalnya ada 2 profile user VIP dan Biasa. Dimana VIP memperoleh kecepatan akses yang
lebih dari user Biasa, meskipun sama-sama
menggunakan faslitas hotspot yang sama.
.
13. a. Setup profile dapat dilakukan dengan cara memilih menu IP | Hotspot |
User Profiles |
Pada rate limit, isi 64k/20k 200k/200k 100k/40k 20/24 7 20k/20k. Nilai ini disesuaikan
dengan kebijan IT pada instansi tempat membangun hotspot.
Berikut format pengisiannya :
x1k/y1k : Rate (TX rate/ RX rate misal : 128k/1024k)
x2k/y2k : Burst Rate (misal : 256k/2048k)
x3k/y3k : Burst Threshold (misal : 160k/1280k)
x5/y5 : Burst Time (dalam detik misal : 60/60)
P : Prioritas (nilai 1-8), 1 adalah prioritas utama
x6k/y6k : Minimum rate: (i.e 32k/256k)
- Penambahan User baru
Pada Winbox, klik IP | Hotspot | User |
Name : Isikan nama User
Password : masukkan password User
Profile : pilih profile dari user yang akan dibuat.
Lebih lengkapnya mengenai New Hotspot User, lihat gambar berikut :
14. 15. Melihat hasil konfigurasi
a. Halaman Login
Jika konfigurasi sukses, setiap user yang akan browsing internet akan di redirect ke
halaman login seperti gambar berikut :