Alasan Tak Jadi Kuliah ke Luar Negeri

1. Alasan Tak Jadi Kuliah ke Luar Negeri
Kalau ditanya kenapa aku tidak jadi lanjut kuliah ke luar negeri.
Pertama. Aku mau perhatikan dan bantu keluargaku. Aku menyesal. Karena ambisi mau imbangi
tante, tulang dan rekan-rekan yang lain, aku jadi lupa hal yang paling penting dalam hidup. Aku
jadi lupa keluarga dan lebih mengutamakan diri. Hanya mau cari kesombongan diri. Parahnya
lagi, aku lupa sama Bapak Yehuwa dan mau menonjolkan diri biar dipuji-puji orang.
Lalu aku ingat pelajaran Alkitab bahwa kesombongan mendahului kehancuran, dan semangat
keangkuhan mendahului tersandung kata Amsal 16:18. Bapak Yehuwa sangat benci orang yang
suka meninggikan diri kata Amsal 8:13.
Kedua. Aku merasa bodoh dan malu saat lihat saudara/i begitu peduli dengan sepupuku Andre
Sinaga. Adekku itu ada kurangnya. Aku sering mendapat aduan dia diperlakukan buruk oleh
teman sekolah dan tetangganya. Lalu aku heran, ada Saksi Yehuwa yang perlakukan Andre
sangat baik. Mereka bantu Andre belajar Alkitab, memperlakukannya dengan sangat baik.
Bahkan antar jemput Andre pulang-pergi ke perhimpunan. Gak hanya perhatian, mereka juga
kerap berikan kebutuhan Andre. Aku malu sekali saat tahu fakta itu. Masakkan aku sebagai
kakak sepupu sibuk urusin diri sendiri saat orang lain begitu peduli sama adekku itu.
Aku sadar cara berpikirku sudah sangat keliru. Itu bersumber dari pendidikan sekolah yang
ajarkan aku untuk lomba-lomba jadi no 1. Ya, sekolah, kampus dan instansi pendidikan tinggi
terus mendorong semangat dan ambisi untuk jadi paling terdepan. Akibatnya, tak ada yang mau
kalah. Makanya lalu-lintas macet parah. Apalagi di Medan ini, macet parah! Gitu juga dengan
antrian, tidak tertib. Karena semua bersumber dari pendidikan yang salah kaprah! Beda banget
dengan ajaran Yesus yang selalu utamakan untuk mengalah dan mengasihi sesama. Terbukti
juganya ajaran Yesus yang paling benar. Bisa mendatangkan kebahagian, kedamaian dan
ketertiban dunia.
Ketiga. Setelah ku riset di berbagai sumber misalnya publikasi Menara Pengawal dan Sadarlah,
ternyata dimana pun Umat Yehuwa berada, mereka tidak berkekurangan. Tak soal di negeri
mana mereka tinggal. Bahkan Umat Yehuwa terus kaya dan diberkati bila mereka
mengutamakan Kerajaan Allah. Sadarlah aku betapa bodohnya cara berpikirku selama ini.
Ku pikir, "Ah..keluar negerilah dulu aku kumpulkan uang biar bisa dipakai untuk di Medan ini.
Biar keren ditengok orang aku bisa lanjut sekolah di luar negeri".
Eh tahu-tahu, ternyata saudara/i kami dari luar negeri malah berlomba-lomba datang ke
kampungku. Bahagia pula mereka membagikan Kabar Baik Kerajaan Allah di sini. Bah, sudah
salah cara berpikirku selama ini! Ah...tak jadilah aku lanjut S2 bah. Ku lamar sajalah sekolah
yang ditawarkan Bapak Jahowa samaku.
Ku lamarlah karier rohani jadi Perintis Biasa biar bisa Sekolah Dinas Perintis. Ku tengok bahagia
kali para perintis sekalipun dompet mereka tipis. Kerjaan mereka menginjil terus. Tapi bisa pula
wajah mereka enak dan sedap dipandang. Ah...mau ku saranilah kawan-kawanku yang mau

2. ambil S1, S2 dsb, gak usah lagi lanjut sekolah untuk dunia ini. Lamar sajalah sekolah punya
Bapak Jahowa. Kalau total tulus sayang sama Bapak Jahowa, apa yang enggak bisa dikasih
Bapak Sorgawi kita itu.
Tengok dan buktikanlah! Rumus bahagia itu tetap saja Kisah Para Rasul 20:35, Matius 6:33,
Amsal 28:20, Pengkhotbah 7:1, dan ayat-ayat lain dari Alkitab. Seorang pemazmur menulis,
”Bahagialah umat yang Allahnya Yehuwa!” (Mz. 144:15) Itu sudah terbukti! Yehuwa adalah
Allah yang bahagia, jadi umat-Nya pun bahagia. Selain itu, mereka bahagia karena suka
memberi. (Kis. 20:35) Umat Allah tidak seperti orang-orang yang mencintai diri sendiri, yang
hanya memikirkan apa yang bisa mereka terima.
Keempat. Gitu banyak sumber daya alam melimpah di negeri ini. Sampai-sampai negara asing
rebutan mau kuasai negara ini. Para investor pun berlomba-lomba nanam modal di sini. Ngapain
pulak awak pergi ke negeri orang mau jadi pelajar. Ah...untunglah awak belajar Alkitab. Sudut
pandang awak jadi lebih luas. Awak tak terperangkap dengan jebakan Setan yang mencekik.
Buat hari-hari awak berlalu sia-sia.
(Tengok kelenlah betapa saudari kita dari luar negeri sangat peduli dan sayang sama adek
sepupuku itu. Gak jadilah aku ke luar negeri bah. Aku sayang sama adekku itu)