Contoh laporan lokakarya pendidikan guru penggerakWinaldiSatria
Laporan kegiatan lokakarya 1 program pendidikan guru penggerak bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan lokakarya telah dilaksanakan dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku. Lokakarya dilakukan berdasarkan petunjuk moderasi yang tersedia. Lokakarya 1 memuat tentang kegiatan pendampingan calon guru penggerak tentang membuat dan membentuk komunitas praktisi
2. Umi Muawanah, dkk.
KONSEP DASAR
AKUNTANSI DAN
PELAPORAN
KEUANGAN
JILID 3
SMK
I HAND
UR AY
W
T A
U
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
N
T
I
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
3. Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
KONSEP DASAR
DASAR
AKUNTANSI DAN
AKUNTANSI DAN
PELAPORAN
PELAPORAN
KEUANG
ANGAN
KEUANGAN
JILID 3
Untuk SMK
Penulis : Umi Muawanah
Fahmi Poernawati
Perancang Kulit : TIM
Ukuran Buku : 17,6 × 25 cm
MUA MUAWANAH, Umi
k Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Jilid 3 untuk SMK/
oleh Umi Muawanah, Fahmi Poernawati ------ Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
x, 234 hlm
Daftar Pustaka : hlm 627–628
Daftar Istilah : hlm 629–632
ISBN : 978-602-8320-51-1
978-602-8320-54-2
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
Dicetak oleh:
PT MACANAN JAYA CEMERLANG
Jalan Ki Hajar Dewantoro Klaten Utara,
Klaten 57438, PO Box 181
Telp. (0272) 322440, Fax. (0272) 322603
E-mail: macanan@ygy.centrin.net.id
4. KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku
kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran
kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit
didapatkan di pasaran.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun
2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh
penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para
pendidik dan peserta didik SMK.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak,
dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan
yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan
lebih memudahkan bagi masyarakat khususnya para pendidik dan peserta didik
SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri
untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para
peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan
buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu
ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, 17 Agustus 2008
Direktur Pembinaan SMK
iii
6. KATA PENGANTAR
P
uji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas dapat
diselesaikannya penulisan buku akuntansi ini. Buku ini merupakan buku
pelajaran akuntansi bagian 3 (tiga) yang melengkapi keberadaan buku
1 (satu) dan buku 2 (dua). Buku 3 (tiga) ini berisi tentang konsep yang mendasari
perlakuan akuntansi atas suatu transaksi. Perlakuan akuntansi yang dimaksud
meliputi: (1) pengakuan, (2) pengukuran, dan (3) penyajian dalam laporan
keuangan.
Berbeda dengan buku 1 (satu) dan buku 2 (dua) yang keduanya lebih menitik
beratkan pada pembahasan tentang siklus akuntansi, buku 3 (tiga) ini akan
membantu para siswa atau pembaca lainnya untuk lebih memahami bagaimana
suatu transaksi itu harus diakui, dinilai atau diukur, dan disajikan dalam laporan
keuangan. Dengan demikian diharapkan bahwa para siswa dan pembaca
lainnya akan lebih dapat mendalami pelajaran akuntansi mulai dari pemahaman
terhadap siklus akuntansi (mulai dari proses pencatatan transaksi sampai
dengan menyusun laporan keuangan) hingga pemahaman terhadap konsep
dasar akuntansi keuangan.
Penulis berharap bahwa buku ini bisa digunakan oleh berbagai pihak, oleh
karena itu penyampaian materi dalam buku inipun disusun secara sederhana.
Dan dalam menyusun buku ini, penulis beranggapan bahwa para pembaca
belum pernah mempelajari konsep dasar akuntansi keuangan.
Tujuan ditulisnya buku ini untuk: (1) memberikan pemahaman terhadap
bagaimana sebuah transaksi harus dicatat dalam buku jurnal, (2) memberikan
penjelasan tentang bagaimana kita akan memberikan nilai atau angka terhadap
suatu transaksi, dan (3) bagaimana suatu akun dapat disajikan dalam suatu
laporan keuangan.
Pemahaman tentang proses akuntansi yang terangkai dalam siklus
akuntansi dalam suatu perusahaan sebagaimana yang telah dibahas pada buku
1 (satu) dan buku 2 (dua) lebih difokuskan pada proses pencatatannya hingga
disusun sebuah laporan keuangan. Sedangkan pada buku 3 (tiga) ini, siswa
dan para pembaca lainnya diajak untuk mempelajari mulai dari pencatatan,
pemberian nilai sampai dengan penyajian sebuah akun dalam laporan
keuangan. Dengan demikian diharapkan bahwa para siswa dan pembaca
lainnya akan lebih memahami tahapan-tahapan dalam mempelajari akuntansi
keuangan pada tingkat dasar secara menyeluruh.
v
7. Rancangan pada buku ini diharapkan bisa dipelajari oleh para pembaca
secara umum dan para siswa SMK secara khusus secara mandiri. Oleh karena
itu, seperti pada buku 1 (satu) dan buku 2 (dua), maka pada buku 3 (tiga) ini pun
dilengkapi dengan sejumlah bahan pertanyaan, latihan, dan soal pada setiap
akhir bab. Hal ini dimaksudkan untuk dapat didiskusikan atau dikerjakan secara
mandiri. Dengan cara ini diharapkan para siswa atau pembaca dapat menguasai
konsep teori pada bab yang bersangkutan dengan lebih baik.
Penulis menyadari bahwa buku ini masih memiliki banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat berterimakasih apabila pembaca
bersedia memberikan kritik dan saran, sehingga dapat digunakan untuk
penyempurnaan pada edisi berikutnya.
Harapan penulis adalah semoga buku ini bisa melengkapi dua buku
sebelumnya dan dapat digunakan sebagai bahan untuk memahami pelajaran
akuntansi tingkat dasar secara menyeluruh, bagi siswa SMK program keahlian
akuntansi se Indonesia dan pembaca lainnya.
Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada
semua pihak yang telah membantu mulai dari menyiapkan materi buku ini hingga
penyelesaian buku ini.
Semoga bermanfaat!
Penulis
vi
8. DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
BAB 1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AKUNTANSI 399
A. Pendahuluan 399
B. Pengertian Akuntansi 400
C. Pengguna Akuntansi 401
D. Karakteristik Perusahaan 403
E. Bidang-Bidang Akuntansi 406
F. Profesi di Bidang Akuntansi 408
G. Jenis-Jenis Laporan Keuangan 409
Soal-Soal Latihan Bab 1 415
BAB 2 KERANGKA DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 417
A. Pendahuluan 417
B. Pengertian dan Manfaat Kerangka Dasar 417
C. Tujuan Laporan Keuangan 419
D. Asumsi Dasar 420
E. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan 423
F. Unsur-Unsur Laporan Keuangan 424
G. Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan 427
Soal-Soal Latihan Bab 2 432
BAB 3 KAS 433
A. Pendahuluan 433
B. Pengertian Kas 433
C. Komposisi Kas 434
D. Manajemen dan Pengendalian Kas 435
E. Kas Kecil 438
F. Rekonsiliasi Laporan Bank 444
Soal-Soal Latihan Bab 3 452
BAB 4 PIUTANG 457
A. Pengertian Piutang 457
B. Klasifikasi Piutang 457
C. Pengakuan Piutang Usaha (Account Receivable) 458
D. Penilaian Piutang Usaha 459
vii
9. E. Penagihan Piutang yang Telah Dihapuskan 464
F. Disposisi Piutang 465
G. Piutang Wesel (Wesel Tagih) 468
H. Pencatatan Piutang Wesel (Wesel Tagih) 469
I. Penilaian Piutang Wesel (Wesel Tagih) 471
J. Mendiskontokan Wesel 471
Soal-Soal Latihan Bab 4 478
BAB 5 PERSEDIAAN 485
A. Pengertian 485
B. Jenis-jenis Persediaan 485
C. Pengukuran Persediaan 486
D. Sistem Pencatatan Persediaan 487
E. Penentuan Kuantitas Persediaan 491
F. Penilaian Persediaan 493
G. Perbandingan Metode Penentuan Biaya Persediaan
dan Pengaruhnya terhadap Laporan Keuangan 508
H. Metode Penilaian Persediaan Selain Harga Pokok 509
Soal-Soal Latihan Bab 5 511
BAB 6 INVESTASI JANGKA PENDEK 517
A. Pengertian Investasi dan Tujuan Investasi 517
B. Klasifikasi Investasi Saham 518
C. Investasi dalam Saham 518
D. Pengukuran dan Pencatatan Investasi Lancar 519
E. Penilaian Investasi Saham (Pelaporan pada
Nilai Terendah antara Biaya dan Nilai Pasar) 521
F. Investasi Lancar Obligasi 523
Soal-Soal Latihan Bab 6 525
BAB 7 ASET TETAP 527
A. Penilaian Aset Tetap 527
B. Akun-Akun yang Tergolong Aset Tetap 528
C. Penentuan Harga Pokok Berbagai Jenis Aset Tetap
dengan Cara Membeli 529
D. Penentuan Harga Pokok Aset Tetap
dengan Cara Membangun Sendiri 538
E. Penyajian Aset Tetap di Laporan Keuangan 539
Soal-Soal Latihan Bab 7 541
viii
10. BAB 8 PENYUSUTAN ASET TETAP 545
A. Pendahuluan 545
B. Faktor-faktor Perhitungan Penyusutan 545
C. Metode-metode Penyusutan 547
D. Penyajian Penyusutan Aset Tetap di Laporan Keuangan 555
Soal-Soal Latihan Bab 8 558
BAB 9 KEWAJIBAN 561
A. Pengertian Kewajiban 561
B. Kewajiban Lancar 562
C. Jenis-Jenis Kewajiban Lancar 563
D. Penyajian Kewajiban di Laporan Keuangan 573
Soal-Soal Latihan Bab 9 574
BAB 10 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 577
A. Pengertian Kewajiban Jangka Panjang 577
B. Jenis-Jenis Kewajiban/Utang Jangka Panjang 577
Soal-Soal Latihan Bab 10 592
BAB 11 EKUITAS 595
A. Jenis-Jenis Ekuitas dan Sumber Perubahannya 595
B. Perlakuan Akuntansi dan Pelaporan Saham 600
C. Perlakuan Akuntansi dan Pelaporan Laba Ditahan
dan Dividen 607
Soal-Soal Latihan Bab 11 612
BAB 12 PENGAKUAN PENDAPATAN 615
A. Pengertian Pendapatan 615
B. Pengakuan Pendapatan 616
C. Pengukuran Pendapatan 617
D. Penyimpangan dari Dasar Penjualan 618
Soal-Soal Latihan Bab 12 625
DAFTAR PUSTAKA 627
DAFTAR ISTILAH 629
ix
12. BAB 1
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
AKUNTANSI
A. Pendahuluan
Apakah Anda mengenal akuntansi? Jika ya, apakah akuntansi itu? Siapa
sajakah yang memerlukan? Dan siapakah yang menghasilkan? Seringkali
kita sulit menjawab pertanyaan itu, meskipun dalam kehidupan sehari-hari
banyak individu atau organisasi usaha yang telah menerapkan dan
menggunakan akuntansi untuk mengambil keputusan yang penting.
Misalkan orang tua Anda mempunyai 2 (dua) orang anak yaitu Anda
dan kakak Anda. Kebetulan tahun ini Anda harus melanjutkan ke sekolah
menengah dan kakak Anda harus melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi.
Untuk membuat keputusan menyekolahkan lebih lanjut Anda dan kakak
Anda, orang tua Anda tentu membutuhkan informasi tentang besarnya biaya
sekolah dan biaya kuliah yang harus ditanggung sampai Anda berdua lulus.
Orang tua Anda juga membutuhkan informasi berapa penghasilan yang
dimiliki tiap bulan, berapa jumlah tabungan yang sudah mereka miliki, apakah
mereka perlu membeli sepeda motor baru untuk Anda atau kakak saudara?
Contoh lain, dalam dunia bisnis misalnya sering kita melihat sebuah
bank menerima permohonan pengajuan kredit dari calon nasabahnya dan
bank harus memutuskan apakah permohonan itu harus dipenuhi atau harus
ditolak. Untuk memutuskannya, bank memerlukan informasi seberapa
besar kemampuan usaha calon nasabahnya, seberapa besar aset
399
13. yang dimiliki yang akan dijadikan jaminan, besarnya kewajiban saat ini yang
dimiliki nasabahnya.
Untuk informasi yang berkaitan dengan biaya kuliah, jumlah penghasilan,
jumlah tabungan, biaya untuk pembelian kendaraan dan informasi sejenis
tersebut, apakah bisa disebut dengan informasi akuntansi? Dan untuk
informasi tentang jumlah aset, jumlah utang, pendapatan dan laba usaha
dari calon nasabahnya itu apakah bisa disebut sebagai informasi akuntansi?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, marilah kita pahami
lebih dahulu beberapa konsep yang berkaitan dengan akuntansi.
B. Pengertian Akuntansi
Akuntansi didefinisikan dari
dua sudut pandang, yaitu dari
Akuntansi dapat didefinisikan dari dua sudut
sudut pemakai jasa dan dari pandang, yaitu definisi dari sudut pemakai
proses kegiatannya.
jasa akuntansi dan dari sudut proses kegiatannya.
Dari sudut pandang pemakai, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu
disiplin ilmu yang menyediakan informasi berupa pelaporan keuangan yang
diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan
ekonomi dan kondisi perusahaan. Dalam pengertian ini, akuntansi adalah
suatu aktivitas jasa yang berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif
entitas ekonomi (usaha) terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan
untuk berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam
menentukan pilihan di antara serangkaian tindakan-tindakan alternatif yang
ada.
Dari sudut pandang kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai
proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, pelaporan dan
penganalisaan data keuangan suatu organisasi (perusahaan).
400
14. C. Pengguna Akuntansi
Akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak yang berkepentingan sebagai
bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan ekonomi baik pihak in-
ternal maupun pihak eksternal yang menyelenggarakan kegiatan akuntansi.
Beberapa pengguna informasi akuntansi meliputi:
1. Pemilik/Owners/Investor
Informasi akuntansi diperlukan baik oleh calon investor atau investor.
Calon investor perlu melakukan analisis risiko dan hasil pengembalian
yang diharapkan dapat diterima dari rencana penanaman modal yang
akan dilakukan. Setelah menjadi investor mereka perlu untuk
memonitoring kinerja perusahaan. Investor melakukan kegiatan baik
perencanaan dan monitoring investasinya melalui analisis laporan
keuangan perusahaan.
2. Kreditur
Kreditur membutuhkan informasi untuk menilai kemampuan debitur atau
calon debitur untuk memenuhi kewajiban pembayaran pokok pinjaman
dan bunganya. Kemampuan untuk mengembalikan pinjaman ini sangat
tergantung pada besarnya keuntungan (laba) dan arus kas yang
dihasilkan dari kegiatan operasi perusahaan debitur. Melalui analisis
laporan keuangan perusahaan debitur, kreditur dapat mengetahui
kondisi di atas.
3. Karyawan
Karyawan berkepentingan untuk mengetahui profitabilitas dan stabilitas
perusahaan dimana mereka bekerja karena kelangsungan hidupnya
sangat tergantung kondisi perusahaan tersebut termasuk pula jaminan
hidup setelah mereka pensiun. Akuntansi dapat memberikan informasi
yang diperlukan oleh karyawan tersebut.
401
15. 4. Pelanggan
Pelanggan mempunyai kepentingan dengan kelangsungan hidup
perusahaan terutama mereka yang sangat membutuhkan produk produk
perusahaan dalam jangka panjang dan sulit untuk digantikan oleh produk
perusahaan lainnya.
5. Pemerintah
Salah satu sumber pendapatan pemerintah adalah dari sektor pajak.
Perusahaan merupakan salah satu wajib pajak. Pemerintah
berkepentingan untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan
untuk menetapkan jenis pajak dan besarnya kewajiban pajak yang harus
ditanggung dan dibayar oleh perusahaan tersebut.
6. Pemasok
Pemasok atau supplier berkepentingan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk memenuhi utang atas pembelian barang atau jasa
dari mereka pada saat jatuh tempo. Informasi akuntansi dapat
memberikan (gambaran) tentang besarnya aset lancar yang dapat
menjamin pembayaran utang utang di atas.
7. Manajer
Manajer adalah orang yang diberi wewenang oleh pemilik untuk
mengoperasikan perusahaan. Untuk itu manajer membutuhkan informasi
akuntansi guna perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan.
8. Masyarakat
Laporan keuangan dapat menyediakan informasi kecenderungan (trend)
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya. Informasi ini berguna untuk menilai kontribusi perusahaan
terhadap ekonomi nasional misalnya jumlah orang yang
402
16. dipekerjakan, jumlah modal yang ditanamkan dalam
perusahaan.
D. Karakteristik Perusahaan
Secara umum perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki
sumber daya (input) seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk
menghasilkan barang atau jasa (output) yang akan dijual kepada pelanggan.
Pelanggan perusahaan dapat berupa individu atau perusahaan lain yang
membeli barang atau jasa yang ditukar dengan uang atau barang lain yang
berharga.
Tujuan perusahaan umumnya adalah untuk mendapatkan laba tetapi
ada juga perusahaan yang mempunyai tujuan untuk kemaslahatan bagi
masyarakat. Perusahaan yang mempunyai tujuan bukan untuk mendapatkan
laba disebut perusahaan nirlaba.
1. Jenis-Jenis Perusahaan
Berdasarkan karakteristik jenis usahanya, perusahaan diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur.
Perusahaan Jasa adalah
a. Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang
perusahaan yang meng- menghasilkan jasa dan bukan barang atau
hasilkan jasa dan bukan
barang atau produk untuk produk untuk pelanggan. Berikut contoh nama
pelanggan. perusahaan jasa dan jenis jasa yang ditawar-
kan kepada pelanggan.
Nama Perusahaan Jenis Jasa
Garuda Air Lines Transportasi
Hotel Santika Hotel dan Penginapan
Telkom Telekomunikasi
Disney Hiburan
Bank BNI Keuangan
403
17. Perusahaan dagang adalah
b. Perusahaan Dagang merupakan perusahaan
perusahaan yang kegiatan yang kegiatan usahanya adalah membeli
usahanya adalah membeli
barang dagangan dari pe- barang dagangan dari pemasok (supplier)
masok (supplier) kemudian kemudian menjual kembali kepada pelanggan.
menjual kembali kepada
pelanggan Berikut contoh nama perusahaan dagang dan
jenis produk yang ditawarkan kepada pe-
langgan.
Nama Perusahaan Produk
Matahari Dept Store Barang-barang konsumsi
Toko Buku Gramedia Buku-buku & bahan bacaan
Galeri Batik Keris Pakaian
Hero Super Market Barang-barang konsumsi
Perusahaan manufaktur c. Perusahaan Manufaktur merupakan per-
adalah perusahaan yang usahaan yang kegiatan usahanya adalah
kegiatan usahanya adalah
membeli bahan baku (input) membeli bahan baku (input) kemudian meng-
kemudian mengubahnya ubahnya menjadi barang yang dijual kepada
menjadi barang yang dijual
kepada pelanggan pelanggan. Berikut contoh nama perusahaan
manufaktur dan jenis produk yang ditawarkan-
nya.
Nama Perusahaan Produk
Coca Cola Minuman
Boeing Pesawat terbang
Nike Pakaian & sepatu olahraga
Sony Televisi, Stereo, dll
Indofood Makanan
Sido Muncul Jamu dan obat-obatan
404
18. 2. Jenis-Jenis Organisasi Perusahaan
Selain terdapat beberapa jenis usaha pada suatu perusahaan, dalam
praktik sering kita jumpai klasifikasi perusahaan berdasarkan bentuk
badan hukumnya. Terdapat tiga bentuk perusahaan berdasarkan badan
hukumnya, yaitu perusahaan perseorangan, perusahaan persekutuan
dan perusahaan perseroan.
Perusahaan perorangan a. Perusahaan Perorangan adalah perusahaan
adalah perusahaan yang yang modalnya dimiliki oleh satu orang pemilik.
modalnya dimiliki oleh satu
orang pemilik Pemilik umumnya merangkap juga sebagai
manajer.
Contoh perusahaan perorangan adalah usaha kecil atau UKM (Usaha
Kecil Menengah) seperti bengkel, binatu (laundry), salon kecantikan,
rumah makan, persewaan komputer dan internet.
Perusahaan persekutuan b. Perusahaan Persekutuan adalah perusaha-
adalah perusahaan yang an yang modalnya dimiliki oleh dua orang atau
modalnya dimiliki oleh dua
orang atau lebih untuk lebih untuk menyelenggarakan usaha dengan
menyelenggarakan usaha nama bersama. Perusahaan persekutuan yang
dengan nama bersama.
banyak dijumpai dalam dunia bisnis di Indo-
nesia adalah Firma dan CV.
Perusahaan perseroan (kor- c. Perusahaan Perseroan (Korporasi) adalah
porasi) adalah perusahaan
yang modalnya terdiri atas
perusahaan yang modalnya terdiri atas saham-
saham-saham. saham. Setiap pemegang saham adalah
pemilik perusahaan. Pemegang saham dapat
perorangan atau perusahaan lain.
Perseroan dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah
sebagai suatu badan hukum yang terpisah dari pemiliknya.
Pemegang saham bertanggung jawab terbatas sebesar
405
19. saham yang dimilikinya. Perusahaan perseroan dibedakan menjadi dua
yaitu perseroan tertutup (PT) dan perseroan terbuka (PTbk). Perbedaaan
kedua perseroan adalah dapat tidaknya saham perusahaan tersebut
diperjualbelikan secara umum melalui pasar sekuritas (Bursa Efek).
E. Bidang-Bidang Akuntansi
Dalam praktik sehari-hari akan ditemukan bidang-bidang
Pada umumnya ada dua spesialisasi akuntansi. Umumnya terdapat dua
bidang akuntansi, yaitu bidang yang lazim ditemukan yaitu bidang
akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Namun demikian bidang bidang akuntansi dapat meliputi:
1. Akuntansi Keuangan merupakan bidang akuntansi terutama yang
berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan yang
ditujukan terutama kepada pihak-pihak eksternal perusahaan seperti
investor, kreditor, lembaga pemerintah, pelanggan, pemasok dan
masyarakat.
2. Akuntansi Manajemen merupakan bidang akuntansi yang termasuk di
dalamnya akuntansi keuangan dan data-data keuangan estimasian yang
berguna bagi manajer untuk menjalankan operasi perusahaan sehari-
hari dan merencanakan masa depan operasi perusahaan.
3. Akuntansi Biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen yang
berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan biaya biaya perusahaan.
Akuntansi biaya ini bermanfaat bagi manajemen untuk merencanakan
dan mengendalikan biaya biaya perusahaan.
4. Perpajakan merupakan bidang akuntansi yang berhubungan
dengan perencanaan penghitungan, pencatatan dan pelaporan pajak-
pajak yang menjadi kewajiban perusahaan untuk dibayarkan kepada
406
20. pemerintah berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang
berlaku.
5. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Auditing) merupakan bidang
akuntansi yang berhubungan dengan pemeriksaan kewajaran
pencatatan dan pelaporan keuangan yang disusun dan dipublikasikan
oleh manajemen perusahaan.
6. Penganggaran merupakan bidang akuntansi yang berhubungan
dengan penyusunan rencana secara terinci untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan perusahaan seperti penjualan, biaya, aset dan laba.
7. Perancangan Sistem Informasi merupakan bidang akuntansi yang
meliputi kegiatan identifikasi kebutuhan informasi untuk kepentingan
internal maupun eksternal yang akan membantu manajemen untuk
mengawasi dan mengendalikan jalannya operasi perusahaan.
8. Pemeriksaan Internal merupakan bidang akuntansi yang berhubungan
dengan kegiatan pemeriksaan efisiensi dan efektivitas operasi
perusahaan dan untuk menjamin bahwa para karyawan dan bagian
bagian dari perusahaan telah melaksanakan prosedur dan rencana yang
ditetapkan manajemen.
9. Akuntansi Pemerintahan atau Sektor Publik merupakan bidang
akuntansi yang berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan
keuangan pada organisasai pemerintahan atau organisasi yang
memberikan jasa publik.
10. Konsultasi Manajemen merupakan jasa yang dapat diberikan oleh
akuntan selain yang berhubungan dengan akuntansi seperti studi
kelayakan, susunan organisasi, analisis data ekonomi dan lain-lain.
407
21. F. Profesi di Bidang Akuntansi
Dalam praktik sehari hari banyak ditemukan berbagai macam profesi
akuntansi. Profesi ini berkaitan dengan jasa yang dapat diberikan oleh
akuntan pada berbagai bidang akuntansi sebagaimana dijelaskan di atas.
Profesi akuntansi meliputi:
Profesi Akuntan
1 . Akuntan Publik 1. Akuntan Publik yaitu akuntan yang memberi-
2 . Akuntan Manajemen
3 . Akuntan pemerintah
kan jasa terutama kepada publik (masyarakat),
4 . Konsultan manajemen seperti jasa pemeriksaan laporan
keuangan (auditing), perpajakan dan konsultasi manajemen.
Untuk dapat berprofesi sebagai akuntan publik seseorang harus lulus
dari Perguruan Tinggi jenjang strata satu (S1) akuntansi, lulus dari
pendidikan profesi akuntansi dan bersertifikasi sebagai akuntan publik
melalui ujian sertifikasi akuntan publik (USAP).
2. Akuntan Manajemen (Akuntan Internal) adalah akuntan yang
memberikan jasa untuk kepentingan manajemen perusahaan tertentu.
Bidang pekerjaan akuntan ini meliputi perencanaan dan pengendalian
biaya, penganggaran, perancangan sistem infomasi dan pemeriksaan
internal. Jika mereka bekerja di pabrik mereka disebut akuntan biaya
atau akuntan industri. Jika mereka bekerja sebagai kepala bagian
akuntansi sering disebut kontroler.
3. Akuntan Pemerintah adalah akuntan yang memberikan jasa atau bekerja
pada organisasi pemerintahan.
4. Konsultan Manajemen adalah akuntan yang memberikan jasa konsultasi
untuk menajemen misalnya konsultasi mengenai perpajakan, konsultasi
mengenai kelayakan rencana investasi dan perancangan sistem
informasi manajemen.
408
22. G. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan Sesuai dengan definisi akuntansi sebagai
laporan laba rugi, laporan suatu kegiatan yang meliputi proses pencatatan
ekuitas, neraca, laporan arus
kas, catatan atas laporan sampai dengan penganalisaan data-data
keuangan
keuangan perusahaan, produk (output) yang
dihasilkan kegiatan tersebut berupa
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan ini terdiri dari pelaporan
keuangan yang khusus digunakan untuk kepentingan internal perusahaan
saja dan juga pelaporan keuangan yang ditujukan untuk kepentingan pihak
eksternal perusahaan.
Jenis pelaporan keuangan berikut ini dapat dikategorikan sebagai
pelaporan keuangan yang terutama ditujukan untuk kepentingan pihak
eksternal perusahaan. Meskipun demikian pihak internal juga
memerlukannya. Pelaporan keuangan ini lazim disebut dengan laporan
keuangan, yang meliputi:
1. Laporan Laba Rugi yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi
tentang hasil kegiatan operasi perusahaan (laba atau rugi) selama satu
kurun waktu (periode) tertentu.
2. Laporan Ekuitas yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi
tentang perubahan ekuitas pemilik atau modal selama kurun waktu
(periode) tertentu.
3. Neraca yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang aset,
kewajiban dan ekuitas perusahaan pada saat (tanggal) tertentu.
4. Laporan Arus Kas yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi
tentang penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama kurun
waktu (periode) tertentu.
5. Catatan atas Laporan Keuangan yaitu berupa informasi
baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan yang
409
23. bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang kebijakan kebijakan
akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, rincian pos pos laporan
keuangan, penjelasan kontrak-kontrak utang perusahaan dan lain-lain.
Contoh laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan
ekuitas, neraca, laporan arus kas untuk perusahaan perseroan terbuka dapat
dilihat pada beberapa ilustrasi di halaman berikutnya.
Ilustrasi 1.1: Neraca
PT. Purnama Retailindo Tbk
Neraca Konsolidasi
31 Maret 2006
(dalam rupiah)
Aset
Aset Lancar
Kas dan setara kas 53.143.262.436
Piutang usaha
Pihak hubungan Istimewa 770.443.430
Pihak ketiga 24.467.314.099
Lain-lain 21.221.651.967
Persediaan 4.302.771.245
Pajak Pertambahan nilai dibayar dimuka 9.702.262.721
Biaya dibayar dimuka 3.752.002.779
Aset lancar lainnya 339.915.406.219
Aset Tetap
Aset pajak tangguhan – bersih 7.042.631.897
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
Penyusutan sejumlah Rp.236.626.170.338 pada tahun 2006
Penyusutan sejumlah Rp.194.336.406.269 pada tahun 2005 374.065.251.297
Biaya Ditangguhkan – bersih 3.503.423.387
Taksiran tagihan pajak penghasilan 3.126.984.848
Lain-lain 1.889.537.639
Jumlah aktiva tidak lancar 359.627.829.068
Jumlah Aset 729.543.626.287
410
24. PT. Purnama Retailindo Tbk
(Neraca Konsolidasi Lanjutan)
31 Maret 2006
(dalam rupiah)
Kewajiban dan Ekuitas
Kewajiban Lancar
Utang Bank 78.192.285.991
Utang Usaha
Pihak hubungan Istimewa 10.079.184.569
Pihak ketiga 138.001.136.320
Lain-lain 8.150.581.787
Biaya masih harus dibayar 8.736.180.118
Utang Pajak 4.642.615.004
Bagian utang sewa guna usaha yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 207.186.547
Jumlah Kewajiban Lancar 248.009.170.336
Kewajiban Tidak lancar
Utang pihak pihak hubungan istimewa 12.646.234.513
Kewajiban pajak tangguhan – bersih -
Utang sewa guna usaha setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun 141.581.587
Utang obligasi 123.500.455.289
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja 24.879.637.835
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 161.879.909.224
Hak Minoritas atas Aktiva bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi 380.964.625
Ekuitas
Modal saham – nilai nominal Rp.500 per saham
Modal dasar -1.260.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh -468.000.000
Saham 234.000.000.000
Tambahan modal disetor 2.793.867.217
Selisih nilai transaksi restrukrisasi entitas sepengendali 1.222.902.201
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan ( 230.758.341 )
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 2.500.000.000
Belum ditentukan penggunaannya 79.697.750.025
Jumlah Ekuitas – Bersih 319.983.761.102
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 729.543.535.287
411
25. Ilustrasi 1.2: Laporan Laba Rugi
PT. Purnama Retailindo Tbk
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
Bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2006
(dalam rupiah)
Penjualan Bersih 766.106.112.313
Harga Pokok Penjualan 713.553.176.089
Laba Kotor 52.552.936.224
Beban Usaha
Penjualan 39.469.145.237
Umum dan administrasi 12.620.619.336
Jumlah Beban Usaha 52.089.764.573
Laba Usaha 463.171.651
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Penghasilan sewa dan promosi 5.798.157.843
Penghasilan bunga 204.526.189
Beban keuangan ( 8.129.990.149 )
Lain-lain – bersih 953.383.596
Penghasilan (Beban) Lain-Lain – Bersih ( 1.173.912.521 )
Laba Sebelum Pajak Penghasilan ( 710.740.870 )
Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Tahun Berjalan 63.584.250
Tangguhan 899.074.500
Manfaat Pajak Penghasilan – Bersih 835.490.250
Laba sebelum Hak Minoritas atas Rugi (Laba) Bersih Anak Perusahaan yang
Dikonsolidasi 124.749.380
Hak Minoritas atas Rugi (Laba) Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi ( 14.836.325 )
Laba Bersih 109.913.325
Laba per Saham Dasar 0.23
412
26. Iluistrasi 1.3: Laporan Ekuitas
PT. Purnama Retailindo Tbk
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
Bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2006
(dalam rupiah)
Selisih nilai Saldo laba
Modal di- Selisih transaksi Jumlah ekuitas–
Tambahan modal transaksi Belum
tempatkan perubahan ekuitas Telah ditentukan bersih
disetor restrukrisasi entitas anak perusahaan ditentukan
dan disetor penuh penggunaannya
sepengendali penggunaannya
Saldo 1 Januari
2005 234.000.000.000 2.793.867.217 1.222.902.201 (230.758.341) 2.500.000.000 79.587.836.970 319.873.848.047
Pembagian dividen
kas - - - - - - -
Pembentukan
cadangan umum - - - - - - -
Saldo 31 Maret
2005 234.000.000.000 2.793.867.217 1.222.902.201 (230.758.341) 2.500.000.000 79.897.750.025 319.983.761.102
413
27. Ilustrasi 1.4: Laporan Arus Kas
PT. Purnama Retailindo Tbk
Laporan Arus Kas Konsolidasi
Bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2006
(disajikan dalam rupiah)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan 763.687.700.846
Pembayaran kas kepada pemasok (737.836.899.555 )
Pembayaran kas untuk gaji dan tunjangan kesejahteraan ( 28.064.898.737 )
Penerimaan penghasilan sewa dan promosi 5.437.105.593
Penghasilan bunga 204.526.189
Pembayaran :
Beban Usaha ( 14.930.494.820 )
Baban Keuangan ( 8.052.057.537 )
Pajak penghasilan ( 491.838.719 )
Penerimaan kegiatan usaha lainnya ( 10.574.342.695 )
Kas Bersih yang diperoleh (digunakan) untuk aktivitas operasi ( 30.621.199.435 )
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Hasil Penjualan aktiva tetap 258.914.880
Perolehan aktiva tetap ( 4.848.803.077 )
Penambahan biaya ditangguhkan ( 95.000.000 )
Kas Bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi ( 4.084.888.197 )
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Penerimaan (pembayaran) utang bank 43.192.285.991
Pembayaran utang pihak hubungan istimewa ( 6.077.868.585 )
Pembayaran utang sewa guna usaha ( 99.182.061 )
Penerimaan bersih dari penerbitan obligasi -
Pembayaran dividen kas -
Kas Bersih yang diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 37.015.235.345
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas 1.709.147.713
Kas dan Setara Kas Awal Periode 51.434.114.723
Kas dan Setara Kas Akhir Periode 53.143.262.436
414
28. Soal-Soal Latihan Bab 1
I. PERTANYAAN
1. Jelaskan definisi akuntansi!
2. Jelaskan jenis jenis perusahaan!
a. berdasarkan karakteristik usahanya
b. berdasarkan bentuk badan hukum perusahaannya
3. Jelaskan bidang bidang akuntansi!
4. Jelaskan profesi di bidang akuntansi!
5. Sebutkan dan jelaskan jenis laporan keuangan!
I. TUGAS KHUSUS
Kumpulkan klipping tentang laporan keuangan perusahaan untuk setiap
jenis perusahaan berdasarkan karakteristik usahanya dan badan
hukum organisasinya.
415
30. BAB 2
KERANGKA DASAR
AKUNTANSI KEUANGAN
A. Pendahuluan
Laporan keuangan perusahaan umumnya disusun berdasarkan prinsip
prinsip akuntansi yang berterima umum untuk industri dimana perusahaan
itu dikategorikan. Prinsip prinsip akuntansi berterima umum tersebut
mencakup semua standar serta interpretasi yang dikeluarkan oleh badan
penyusun standar. Misalnya untuk perusahaan perbankan, laporan
keuangannya harus disusun sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi untuk
industri perbankan, untuk perusahaan tambang maka laporan keuangannya
harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi untuk industri
pertambangan. Penerapan prinsip-prinsip ini harus dilakukan agar pemakai
laporan keuangan bisa membandingkan kondisi perusahaan satu sama
lainnya dalam industri yang sama sehingga dapat menilai kelebihan dan
kekurangan masing-masing perusahaan. Jika demikian maka akan
memudahkan pemakai laporan keuangan dalam membuat keputusan.
Prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum atau sering disebut
dengan standar akuntansi keuangan tadi disusun berdasarkan kerangka
pemikiran yang berisi tentang penjelasan penjelasan atau konsep konsep
dasar mengapa dan bagaimana seharusnya laporan keuangan dibuat
dengan menetapkan kriteria kriteria tertentu agar tujuan yang diinginkan atas
penyusunan laporan keuangan dapat tercapai.
B. Pengertian dan Manfaat Kerangka Dasar
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang
berterima umum yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan praktek
pelaporan keuangan disusun berdasarkan kerangka pemikiran berupa konsep
konsep dasar yang berhubungan dengan laporan keuangan tersebut.
Kumpulan dari konsep-konsep dasar yang melandasi penyusunan dan
417
31. penyajian laporan keuangan ini disebut dengan istilah kerangka dasar
akuntansi keuangan atau kerangka konseptual akuntansi keuangan. Menurut
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), kerangka dasar ini disebut dengan istilah
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keungan yang
didefinisikan sebagai konsep-konsep pemikiran yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal.
(IAI, 2004, hal. 1)
Kerangka dasar ini diperlukan mengingat manfaatnya yaitu:
1. Kerangka dasar akan memberikan definisi yang luas mengenai tujuan,
istilah serta konsep-konsep yang terdapat dalam praktek penyusunan
dan penyajian laporan keuangan saat ini. Penentuan definisi, istilah,
tujuan dan konsep dasar maka kerangka dasar dapat memberikan
penjelasan mengenai batas batas akuntansi dan pelaporan keuangan.
Dengan demikian akan memberikan kesamaan pemahaman antara
penyusun maupun pemakai dalam menginterpretasikan laporan
keuangan.
2. Kerangka dasar berguna untuk pengembangan standar baru dan
peninjauan atas standar yang pernah ada. Hal ini disebabkan oleh
lingkungan usaha yang selalu berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan
lingkungan usaha secara otomotis akan menimbulkkan berbagai jenis
transaksi baru yang memerlukan pengaturan cara melaporkan dan
menyajikannya dalam laporan keuangan.
3. Kerangka dasar juga bermanfaat untuk memilih metode yang paling tepat
untuk pelaporan aktivitas perusahaan. Hal ini disebabkan standar untuk
penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang ada menyediakan
lebih dari satu pilihan pelaporan untuk transaksi tertentu.
IAI (2004, hal. 1) menyatakan bahwa tujuan kerangka dasar penyusunan
dan penyajian laporan keuangan adalah untuk digunakan sebagai acuan
bagi:
1. Komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelakasanaan
tugasnya.
2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi
yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan.
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
418
32. 4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar
akuntansi keuangan.
C. Tujuan Laporan Keuangan
Penetapan tujuan laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting
sebelum laporan keuangan itu disusun dan disajikan untuk kepentingan
berbagai pihak yang membutuhkannya. Penetapan tujuan laporan keuangan
meliputi kegiatan kegiatan seperti mengidentifaksi siapa pemakai laporan
keuangan, mengidentifikasi keputusan apa saja yang dilakukan oleh
pemakai laporan keuangan dan kebutuhan informasinya baik jenis maupun
banyaknya. Dengan mengetahui tujuan laporan keuangan akuntan dapat
menentukan kriteria kriteria yang diperlukan untuk menghasilkan cara-cara
terbaik dalam melaporkan informasi yang dicantumkan dalam laporan
keuangan tersebut. Dengan demikian laporan keuangan akan berdayaguna
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan pemakainya.
Terdapat berbagai rumusan tujuan laporan keuangan. Menurut FASB
(1979, 16-21) tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi:
1. yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang
aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi, serta
kredit
2. yang berguna untuk investor yang ada dan yang potensial, kreditur yang
ada dan yang potensial serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah,
waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan
3. yang menunjukkan tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap
sumber daya tersebut dan perubahan di dalamnya.
Tujuan laporan keuangan Sedangkan rumusan tujuan pelaporan keuangan
adalah menyediakan sebagaimana tercantum dalam Kerangka Dasar
informasi yang menyangkut Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan (IAI, 2004, hal. 4) adalah sebagai berikut: Tujuan
suatu perusahaan yang laporan keuangan adalah m e n y e d i a k a n
bermanfaat bagi sejumlah informasi yang menyangkut posisi
besar pemakai dalam peng-
ambilan keputusan ekonomi. keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan y a n g
419
33. bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca. Informasi
kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Informasi perubahan posisi
keuangan disajikan dalam laporan tersendiri. (IAI, 2004, hal.4)
D. Asumsi Dasar
Asumsi dasar menggambarkan aspek lingkungan dimana akuntansi atau
laporan keuangan itu berada. Menurut FASB terdapat empat asumsi dasar
yang mendasari struktur akuntansi yaitu: 1) entitas ekonomi (economic en-
tity), 2) kelangsungan hidup (going concern), 3) unit moneter (monetery unit/
unit of measure), dan 4) periodisitas (periodicity). Empat asumsi dasar ini
sebagaimana dalam ilustrasi 2.1.
Ilustrasi 2.1: Asumsi Dasar yang Digunakan dalam Akuntansi
Entitas Ekonomi Unit Moneter
Pengukuran Upah dan Gaji
▲
▲
▲
▲
▲
kepuasan yang dibayar-
pekerja kan
Persentase dari
Jumlah pekerja
pekerja inter-
nasional
Kejadian ekonomi dapat di- Hanya data transaksi yang pantas dinyatakan dalam
identifikasikan dengan satuan uang yang harus dicantumkan dalam catatan
pertanggungjawaban unit akuntansi dari entitas ekonomi
Periodisitas Kelangsungan Hidup
Saat Sekarang
Masa Depan
Umur ekonomis suatu bisnis dapat Perusahaan akan menjalankan operasinya dalam waktu
dibagi kedalam periode waktu yang cukup lama untuk menjaga operasinya yang sudah
tertentu berjalan saat ini
420
34. 1. Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi ini mengandung arti bahwa perusahaan dipandang sebagai
sebuah unit usaha yang berdiri sendiri terpisah dari pemiliknya dan dari
kesatuan usaha lainnya dimana akuntansi itu berada. Artinya akuntansi
hanya akan melaporkan aktivitas ekonomis yang dialami perusahaan
itu sendiri bukan melaporkan aktivitas ekonomi pemiliknya sehingga ada
pemisahan yang jelas antara perusahaan dengan pemiliknya. Demikian
pula misalnya aktivitas dan unsur unsur perusahaan X dapat dibedakan
dengan
aktivitas dan unsur unsur perusahaan Y sehingga dimungkinkan untuk
menilai atau membandingkan kinerja kedua perusahaan tersebut untuk
mengetahui mana yang mempunyai kinerja yang lebih baik dikarenakan
setiap perusahaan akan melaporkan aktivitas usahanya sendiri-sendiri.
Asumsi ini tidak hanya berlaku untuk memisahkan atau
membedakan aktivitas antar dua perusahaan, antar perusahaan dengan
pemiliknya, antar perusahaan dengan pemiliknya tetapi juga bisa
digunakan untuk memisahkan individu, sebuah departemen atau divisi
atau sebuah industri secara keseluruhan sebagai satu entitas tersendiri.
2. Asumsi Kelangsungan Hidup
Asumsi ini mengandung arti bahwa setiap perusahaan akan memiliki
umur yang panjang atau tidak akan dilikuidasi di masa yang akan datang
untuk memenuhi tujuan dan komitmen mereka, meskipun pada
kenyataannya umur perusahaan adalah tidak pasti berapa lama.
Asumsi ini berpengaruh terhadap prinsip penilaian atas pos pos
laporan keuangan misalnya aset dimana aset umumnya dinilai dengan
menggunakan prinsip biaya historis daripada menggunakan nilai
likuidasi.
Asumsi ini tidak akan berlaku jika suatu entitas usaha didirikan
dengan batasan umur yang telah ditetapkan.
3. Asumsi Unit Moneter
Asumsi ini mengandung arti bahwa setiap transaksi yang terjadi
akan dicatat dengan menggunakan satuan uang (unit moneter)
meskipun dapat dicatat dengan menggunakan satuan ukuran yang lain.
Misalnya jika perusahaan membeli sebidang tanah, m a k a
perusahaan sebetulnyan dapat mencatat aset tersebut dengan
m e n g g u n a k a n ukuran meter persegi katakanlah 500 meter
421
35. persegi. Tetapi perusahaan dapat pula mencatatnya dengan
menggunakan satuan ukuran yang lain yaitu dengan satuan uang,
katakanlah sebesar harga perolehannya Rp. 400 juta.
Penggunaan asumsi ini memungkinkan semua aset, kewajiban,
modal, pendapatan dan biaya untuk dicatat dengan satuan ukuran yang
sama atau seragam. Sedangkan satuan uang (unit moneter) yang
digunakan untuk pencatatan dan pelaporannya tergantung pada mata
uang negara dimana perusahaan itu berada. Misalnya kalau perusahaan
itu di Indonesia menggunakan rupiah, tetapi jika di Amerika menggunakan
dollar Amerika. (US dollar).
4. Asumsi Periodisitas
Asumsi ini menyatakan bahwa laporan keuangan harus disusun dan
disajikan secara periodik. Asumsi ini diterapkan karena perusahaan di-
anggap beroperasi secara terus menerus dalam jangka waktu yang tidak
terbatas. Kalau ada pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai
posisi keuangan dan kinerja perusahaan, sebetulnya cara yang paling
akurat adalah dengan menghentikan aktivitas operasi perusahaan
tersebut dalam jangka waktu tertentu. Cara ini tentu saja tidak mungkin
dilakukan, mengingat pihak-pihak yang membutuhkan informasi tadi
harus segera dipenuhi untuk membuat keputusan. Untuk itu aktivitas
ekonomi sebuah perusahaan harus dapat dipisahkan ke dalam periode
waktu yang ditetapkan batasannya, misalnya tahunan, semesteran atau
bulanan. Oleh karena itu akuntansi atau laporan keuangan dapat disusun
dan disajikan secara periodik untuk memberikan informasi baik posisi
keuangan maupun kinerja perusahaan.
Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(IAI, 2004, hal.6) menetapkan dua asumsi dasar yaitu:
1. Dasar Akrual
Asumsi ini mengandung arti bahwa pengaruh transaksi dan peristiwa
lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara
kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode bersangkutan.
422
36. 2. Kelangsungan Usaha
Asumsi ini memiliki arti bahwa perusahaan diasumsikan akan
beroperasi terus di masa depan tanpa batasan, tidak bermaksud atau
berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan
mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang
digunakan harus diungkapkan.
E. Karakateristik Kualitatif Laporan Keuangan
Produk dari akuntansi adalah informasi kuantitatif yang bersifat keuangan.
Informasi akan mempunyai nilai kegunaan yang tinggi untuk pengambilan
keputusan jika memenuhi kriteria kualitas informasi yang baik. Kualitas
informasi akuntansi ini dikenal dengan istilah karakteristik kualitatif laporan
keuangan.
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat (4)
karakteristik kualitatif pokok yaitu, 1) dapat dipahami, 2) relevan, 3) keandalan
dan 4) dapat dibandingkan (IAI, 2004, hal.7)
1. Dapat Dipahami
Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus mudah
dipahami oleh pemakai. Untuk menunjang pemahaman pemakai atas
laporan keuangan, pemakai harus memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi ke-
putusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaianya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan.
423
37. 4. Dapat dibandingkan
Agar lebih bermanfaat laporan keuangan perusahaan memiliki sifat
dapat diperbandingkan. Perbandingan dapat dilakukan antar periode
untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan
perusahaan. Perbandingan dapat pula dilakukan antar perusahaan
sejenis untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan secara relatif.
F. Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Informasi tentang posisi keuangan suatu perusahaan dapat dilihat pada
neraca sedangkan informasi tentang kinerja perusahaan dapat dilihat pada
laporan laba rugi. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan posisi
keuangan maupun kinerja perusahaan perlu diketahui terlebih dahulu isi
atau kandungan informasi apa saja yang ada pada kedua jenis laporan
keuangan tersebut. Isi atau kandungan informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan tersebut akan disusun berdasarkan kriteria tertentu
sehingga membentuk kelompok-kelompok. Setiap kelompok ini disebut
dengan unsur-unsur laporan keuangan. Setiap kelompok diberi istilah dan
definisi. Istilah istilah ini merupakan bahasa bisnis atau jargon akuntansi.
Misalnya dalam neraca terdapat tiga kelompok besar yaitu aset, kewajiban
dan ekuitas. Sedangakn di dalam laporan laba rugi dikenal dua kelompok
besar yaitu penghasilan dan beban.
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(IAI, 2004, hal.12-20) ditetapkan bahwa unsur yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban dan
ekuitas. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan
laba rugi adalah penghasilan dan beban.
1. Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh
Aset adalah sumber daya
yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa
perusahaan sebagai akibat lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Aset
dari mana manfaat ekonomi di
masa depan diharapkan akan
digolongkan menjadi aset lancar, aset tetap dan
diperoleh perusahaan. aset lain-lain.
424
38. Aset lancar adalah kas dan aset lain yang diperkirakan dapat
dikonversi menjadi uang kas, dijual atau dikonsumsi baik dalam jangka
waktu satu tahun atau dalam siklus operasi, mana yang lebih panjang.
Aturan pada umumnya juga menyebutkan bahwa jika suatu aset dapat
diubah menjadi kas atau digunakan untuk membayar kewajiban lancar
dalam jangka waktu satu tahun atau siklus operasi, mana yang lebih
panjang maka aset itu diklasifikasi sebagai lancar.
Aset tetap adalah aset dimiliki tidak untuk dijual kembali, digunakan
untuk operasi perusahaan dan mempunyai manfaat ekonomis lebih dari
satu tahun atau siklus operasi normal.
Aset lain-lain adalah aset yang tidak memenuhi sifat sebagai aset
lancar dan aset tetap.
2. Kewajiban
Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul
akibat dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang
mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban digolongkan menjadi
kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang dan kewajiban
lain-lain.
Kewajiban merupakan utang Kewajiban jangka pendek atau kewajiban
perusahaan masa kini yang lancar adalah kewajiban yang diperkirakan dapat
timbul akibat dari peristiwa
masa lalu, penyelesaiannya
dilikuidasi atau dilunasi dalam jangka waktu satu
diharapkan mengakibatkan tahun atau kurang baik melalui penggunaan aset
arus keluar dari sumber daya lancar ataupun dengan penciptaan kewajiban
perusahaan yang
mengandung manfaat
lancar lain.
ekonomi. Kewajiban jangka panjang adalah
kewajiban yang diperkirakan secara layak
akan dilikuidasi atau dilunasi dalam jangka waktu
lebih dari satu tahun. Kewajiban lain lain adalah kewajiban yang tidak
memenuhi sifat baik sebagai kewajiban jangka pendek ataupun sebagai
kewajiban jangka panjang.
425
39. 3. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas aset
Ekuitas adalah hak residual
atas aset perusahaan setelah
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
dikurangi semua kewajiban. Ekuitas biasanya disebut juga dengan net
assets (aset bersih). Untuk p e r u s a h a a n
perorangan ekuitas mencerminkan modal yang
diinvestasikan oleh pemiliknya ke dalam perusahaan yang dia dirikan.
Ekuitas untuk perusahaan persekutuan terdiri dari modal yang
ditanamkan oleh sekutu-sekutu yang mendirikan perusahaan. Modal
perseroan terdiri dari saham saham yang dimiliki oleh investor
perusahaan tersebut. Sedangkan untuk koperasi ekuitas terdiri dari
simpanan anggota.
4. Penghasilan (Income)
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan
aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Penghasilan (income) meliputi:
Penghasilan (income) adalah a. Pendapatan (revenue) timbul dari pelaksanaan
kenaikan manfaat ekonomi aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal
selama suatu periode dengan sebutan antara lain penjualan, peng-
akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau hasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalty dan
penambahan aset atau sewa.
penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan b. Keuntungan (gains) timbul dan tidak timbul dari
ekuitas yang tidak berasal pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa.
dari kontribusi penanam
modal Keuntungan (gains) mencerminkan kenaikan
manfaat ekonomi. Contoh pos yang
timbul dalam penghasilan aset tak lancar akibat penilaian kembali atau
pelepasan investasi.
426
40. 5. Beban (Expenses)
Beban (expenses) adalah
Beban (expenses) adalah penurunan
penurunan manfaat ekonomi manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
selama suatu periode dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset
akuntansi dalam bentuk arus
keluar atau berkurangnya
atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
aset atau terjadinya penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
kewajiban yang pembagian kepada penanam modal.
mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian
kepada penanam modal.
Beban mencakup:
a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan biasa
meliputi misalnya beban pokok penjualan, gaji, penyusutan. Beban
ini berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan
setara kas, persediaan dan aset tetap.
b. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang
mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan
yang biasa. Contoh misalnya kerugian akibat kebakaran, bencana
alam dan penurunan nilai aset.
G. Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Setiap transaksi yang terjadi akan dicatat dengan cara mendebit atau
mengkredit akun-akun tertentu disertai dengan nilainya. Misalnya jika
perusahaan menjual barang dagangannya secara tunai senilai Rp. 200.000,
maka akun yang didebit adalah kas dan akun yang dikredit adalah penjualan
dengan nilai masing-masing Rp. 200.000. Akun kas merupakan salah satu
pos laporan keuangan yang masuk dalam kelompok aset sedangkan akun
penjualan merupakan salah satu pos laporan keuangan yang masuk dalam
kelompok penghasilan.
Untuk bisa menentukan akun apa yang harus didebit atau
dikredit perlu dianalisa terlebih dahulu dampak transaksi tersebut
apakah mempengaruhi unsur unsur laporan keuangan seperti aset,
kewajiban, ekuitas, pendapatan atau modal. Tentu saja penetapan
unsur mana yang dipengaruhi oleh transaksi harus didasarkan
427
41. pada definisi dari masing-masing unsur serta kriteria lainnya yang
ditetapkan.
Proses pencatatan ini melibatkan dua kegiatan yaitu penentuan pos-
pos laporan keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi dan penentuan nilai
untuk setiap pos tersebut. Proses penentuan pos-pos ini dikenal dengan
istilah pengakuan (recognation) sedangkan proses penentuan nilainya
dikenal dengan istilah pengukuran (measurement).
Definisi pengakuan dan pengukuran menurut Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
Pengakuan (recognition) Pengakuan (recognition) merupakan proses
merupakan proses
pembentukan suatu pos yang pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi
memenuhi definisi unsur serta unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan
kriteria pengakuan yang
dikemukakan dalam definisi dalam definisi unsur-unsur laporan keuangan baik
unsur-unsur laporan
keuangan baik dalam neraca
dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan
atau laporan laba rugi. dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik
dalam bentuk kata-kata maupun dalam jumlah
uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau
Pengukuran adalah proses
laporan laba rugi. (IAI, 2004, hal.20).
penetapan jumlah uang untuk
mengakui dan memasukkan Pengukuran adalah proses penetapan jumlah
setiap unsur laporan uang untuk mengakui dan memasukkan setiap
keuangan dalam neraca dan
laporan laba rugi. unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan
laba rugi (IAI, 2004, hal.23).
1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
a. Pengakuan Aset
Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aset
tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
428
42. b. Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligasi) sekarang dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
c. Pengakuan Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan
manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan
aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan
andal.
d. Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung
antara biaya yang timbul dan pos penghasilan yang diperoleh. Proses
yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching
of cost with revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban
secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung atau
bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama.
2. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Berikut adalah berbagai dasar pengukuran laporan keuangan (IAI,
2004, hal. 24)
a. Biaya Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat
sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obli-
gation) atau dalam keadaan tertentu (misal pajak penghasilan) dalam
jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
429
43. Contoh: Misalkan PT. Cendekia Purnama membeli mesin dengan
harga beli Rp25.000.000,-, sedangkan untuk mempersiapkan mesin
agar dapat dioperasikan perusahaan harus mengeluarkan biaya
pemasangan Rp. 2.000.000,-. Maka mesin sebagai aset perusahaan
akan dicatat sebesar biaya perolehannya atau biaya historis yang
dikeluarkan pada saat perolehannya yang mencerminkan seluruh
pengeluaran kas yang dibayar untuk memperoleh aset (mesin)
tersebut yaitu Rp. 27.000.000.
b. Biaya Kini (Current Cost)
Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas seharusnya bila
aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang. Kewajiban
dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak
didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
Contoh: Misalkan PT Kartika Jaya memiliki kendaraan berupa
mobil Panther yang diperoleh tahun 2003 dengan harga perolehan
historisnya Rp. 150.000.000,-. Berapa nilai mobil tersebut jika
perusahaan akan mencantumkannya dalam laporan keuangan untuk
periode tahun 2007?
Jika menggunakan dasar biaya historis maka mobil akan
dilaporkan nilainya sebesar Rp. 150.000.000,-, tetapi jika
menggunakan biaya kini (current cost) nilai mobil yang dicantumkan
dalam laporan keuangan adalah sebesar kas yang seharusnya
dikeluarkan saat ini untuk mendapatkan mobil Panther yang sama
kondisinya dengan mobil Panther yang dimiliki oleh perusahaan,
misalnya Rp. 105.000.000,-, maka nilai mobil Panther PT Kartika Jaya
adalah Rp. 105.000.000,- yang mencerminkan biaya kini.
c. Nilai Realisasi/Penyelesaian (Realizable/Settlement Value)
Aset dinyatakan dalam jumlah kas (setara kas) yang dapat
diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal
(orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian
yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal.
430
44. Contoh: Misalkan perusahaan Ceria Purnama mempunyai utang
dagang kepada pemasoknya yang akan jatuh tempo tiga bulan yang
akan datang sejak tanggal pembeliannya sebesar Rp. 250.000,-.
Maka kewajiban berupa utang dagang tersebut akan dicatat sebesar
jumlah kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan
dibayarkan oleh perusahaan tiga bulan yang akan datang untuk
menyelesiakan kewajibannya yaitu sebesar Rp. 250.000,-.
d. Nilai Sekarang (Present Value)
Aset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan
yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban
dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih masa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan
untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
Contoh: perusahaan Indah Sari menerbitkan obligasi dengan nilai
nominal Rp. 1.000.000.000,- yang jatuh tempo 5 tahun. Utang obligasi
ini akan dicatat sebesar nilai sekarang atau present value dari
pembayaran bunga dan pokoknya misalnya setelah dilakukan
penghitungan nilainya menjadi Rp. 1.100.000.000,-. Maka utang
obligasi akan dicatat sebesar Rp. 1.100.000.000,-.
Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan perusahaan dalam
penyusunan laporan kuangan adalah biaya historis dan dasar pengukuran
lain untuk pos-pos terterntu seperti untuk persediaan, selain biaya historis
bisa menggunakan metode lower of cost or net realizable value.
431
45. Soal-Soal Latihan Bab 2
PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kerangka dasar akuntansi keuangan!
2. Jelaskan apa manfaat dari kerangka dasar akuntansi keuangan!
3. Jelaskan tujuan dari laporan keuangan!
4. Jelaskan bagaimana proses untuk menetapkan tujuan dari laporan
keuangan!
5. Sebutkan dan jelaskan asumsi dasar yang digunakan untuk penyusunan
dan penyajian laporan keuangan!
6. Sebutkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan karakteristik kualitatif
laporan keuangan!
7. Sebutkan unsur-unsur dari laporan keuangan!
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengakuan unsur laporan keuangan
dan jelaskan pula pengakuan untuk setiap unsur laporan keuangan!
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengukuran unsur laporan keuangan
dan jelaskan jenis-jenis pengukuran yang disebutkan dalam kerangka dasar
akuntansi keuangan!
10. Jika Anda telah memahami siklus akuntansi, jelaskan pada proses atau
tahapan mana yang menunjukkan penerapan pengakuan dan pengukuran
unsur laporan keuangan itu dilakukan.
432
46. BAB 3
KAS
A. Pendahuluan
Aset merupakan sumberdaya penting yang diperlukan oleh perusahaan
untuk menjalankan aktivitas usahanya. Kas merupakan jenis aset yang
paling cepat dapat dikonversi menjadi aset lainnya. Kas juga berguna untuk
segera memenuhi kewajiban perusahaan yang jatuh tempo. Sehingga
ketersediaan kas dalam jumlah yang cukup akan menentukan likuiditas
perusahaan. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu
mempengaruhi kas.
B. Pengertian Kas
Kas adalah alat pertukaran
Kas adalah aset yang paling likuid. Kas
dan dasar pengukuran merupakan alat pertukaran dan juga digunakan
yang digunakan dalam
akuntansi sebagai dasar pengukuran dalam akuntansi. Agar
dapat dilaporkan sebagai ”kas” pos bersangkutan
harus siap tersedia untuk pembayaran kewajiban lancar dan harus bebas
dari ikatan kontraktual yang membatasi penggunaannya dalam pemenuhan
utang.
Ibarat seorang manusia, kas merupakan darah yang akan mengalir di
tubuh perusahaan, kas akan memberikan dukungan makanan terhadap
seluruh operasional bagian tubuh perusahaan. Jika kas yang mengalir
mengalami gangguan, maka opersional perusahaan pun juga akan dapat
terganggu. Begitu pentingnya kas bagi sebuah perusahaan atau bisnis, maka
kas merupakan aset yang paling likuid diantara aset-aset lainnya, dan
senantiasa diletakkan di bagian yang paling atas di neraca perusahaan.
433
47. C. Komposisi Kas
Yang termasuk dalam kas menurut pengertian akuntansi adalah alat
pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima
sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya.
Kas adalah alat pertukaran
yang dapat diterima untuk Termasuk dalam pengertian kas adalah
pelunasan utang dan
dapat diterima sebagai
simpanan dalam bank dalam bentuk tabungan,
suatu setoran ke bank deposito maupun giro atau tempat-tempat lain yang
dengan jumlah sebesar
nominalnya. dapat diambil sewaktu-waktu.
Kas terdiri dari:
1. uang kertas
2. uang logam
3. cek yang belum disetorkan
4. simpanan dalam bentuk giro atau bilyet
5. rekening tabungan
6. traveller’s checks
7. cek kasir (cashier’s cheks)
8. wesel bank (bank draft)
9. money order
10. kas kecil
11. uang kembalian
12. kas yang ada di cabang cabang tetap
Yang tidak termasuk kas meliputi:
1. Cek Mundur (Post Dated Checks)
Cek mundur tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal di mana cek
tadi dapat diuangkan.
2. Bon Utang
Bon utang diperlakukan sebagai piutang.
3. Uang Muka Perjalanan
434
48. Uang muka perjalanan diperlakukan sebagai piutang jika uang muka
tersebut akan ditagih dari karyawan atau dikurangkan dari gajinya.
4. Perangko Pos
Perangko pos diperlakukan sebagai persediaan perlengkapan (supplies)
kantor atau toko atau sebagai beban dibayar dimuka.
5. Dana kas untuk tujuan khusus misalnya dana yang disisihkan untuk
pembayaran utang obligasi.
D. Manajemen dan Pengendalian Kas
Prinsip pengendalian internal terhadap kas menetapkan bahwa harus
ada pemisahan fungsi-fungsi yang berhubungan dengan pengelolaan kas
yaitu pemisahan antara fungsi penyimpanan, pelaksana dan pencatatan.
Jelasnya harus dipisahkan misalnya fungsi penerimaan, pengeluaran,
penyimpanan dan pencatatan (akuntansi) kas. Mengapa pengendalian kas
penting?
Alasannya adalah pertama, kas merupakan satu satunya aset yang
mempunyai sifat segera dapat dikonversikan menjadi jenis aset lain. Kas ini
mudah digelapkan dan dipindahtangankan dan hampir secara universal
diinginkan setiap orang. Kedua, jumlah kas yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan harus diatur secara seksama sehingga tidak terlalu banyak atau
terlalu sedikit yang tersedia pada setiap saat. Jika terjadi kelebihan (idle
cash) perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh penghasilan
jika kas tersebut dapat diinvestasikan, sehingga sering dikatakan tidak
produktif. Tetapi jika kekurangan kas akan menyebabkan perusahaan
kesulitan likuiditasnya.
Selain pemisahan fungsi penerimaan dan pengeluaran serta
penyimpanan, pengendalian internal terhadap kas dapat dilakukan dengan
menerapkan sistem berikut ini:
435
49. 1. Penggunaan Rekening Bank
Kas yang dimiliki oleh perusahaan tidak semuanya disimpan di dalam
perusahaan, tetapi disimpan di bank (rekening bank). Simpanan di bank
yang memenuhi kriteria sebagai kas misalnya tabungan dan giro.
Rekening bank yang dimiliki perusahaan bisa lebih dari satu bank.
2. Transfer Dana Elektronik (TDE)
Pemindahan dana dari satu pihak kepada pihak lainnya tidak selalu
menggunakan media kertas misalnya jika kita mau mengirimkan uang
ke pemasok kita harus datang ke bank dengan mengisi formulir
pengiriman uang. Metode yang memanfaatkan teknologi seperti telepon,
telegraf, komputer, satelit atau peralatan elektronik lainnya dapat dengan
mudah digunakan untuk memindahkan dana dari satu pihak ke pihak
lainnya.
3. Sistem Kas Kecil
Untuk pembayaran dalam jumlah yang kecil seperti bayar makan
siang, ongkos taksi, sumbangan, beli perlengkapan kantor yang kecil
kecil, tidak mungkin dilakukan dengan mengeluarkan cek. Oleh karena
itu perusahaan harus menyediakan dana sebagai kas kecil untuk
memenuhi kebutuhan di atas.
4. Proteksi Fisik atas Saldo Kas
Tidak hanya melalui pemisahan fungsi penerimaan, pengeluaran
dan pencatatan saja yang diperlukan dalam pengendalian terhadap kas,
tetapi juga perlu melindungi secara fisik kas yang disimpan di
perusahaan (cash on hand) dan kas di bank. Perlindungan secara fisik
dilakukan dengan menyediakan lemari besi, peti penyimpanan atau laci
kas yang terkunci.
436
50. 5. Rekonsiliasi Saldo Bank
Karena uang perusahaan ada yang disimpan di bank, dan seringkali
terjadi perbedaan dan keterlambatan informasi mengenai mutasi kas di
bank maka secara periodik perlu dilakukan pencocokan antar catatan
menurut bank dan menurut perusahaan untuk menentukan saldo yang
benar pada tanggal tertentu misal pada tanggal pelaporan keuangan.
Pengendalian internal penerimaan kas. Penerimaan uang dalam suatu
perusahaan bisa berasal dari beberapa sumber-sumber lain dari penjualan
tunai, pelunasan piutang atau dari pinjaman. Prosedur-prosedur
pengawasan yang dapat digunakan antara lain:
a. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas
dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.
b. Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi
pencatatan kas.
c. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan
pencatatan kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas.
Pengendalian internal pengeluaran kas. Pengeluaran uang dalam suatu
perusahaan itu adalah untuk membayar bermacam-macam transaksi.
Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan ketat, seringkali jumlah
pengeluaran diperbesar dan selisihnya digelapkan. Beberapa prosedur
pengawasan yang penting adalah sebagai berikut:
a. Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk
pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.
b. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.
437
51. c. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti (dokumen-
dokumen) yang lengkap atau dengan kata lain digunakan system voucher.
d. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti
pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang
mencatat pengeluaran kas.
e. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu.
f. Diharuskan membuat laporan kas harian.
E. Kas Kecil
Dana kas kecil adalah uang kas yang di-
Dana kas kecil adalah sediakan untuk membayar pengeluaran-penge-
uang kas yang disediakan
untuk membayar luaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak
pengeluaran-pengeluaran ekonomis bila dibayar dengan cek. Dalam hubung-
yang jumlahnya relatif kecil
dan tidak ekonomis bila annya dengan kas kecil, ada 2 metode yang dapat
dibayar dengan cek.
digunakan, yaitu imprest system dan metode
fluktuasi.
1. Sistem Imprest
Di dalam sistem ini jumlah dalam rekening kas kecil selalu tetap,
yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk
membentuk dana kas kecil. Oleh kasir kas kecil, cek tadi diuangkan ke
dalam bank dan uangnya digunakan untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran kecil. Setiap kali melakukan pembayaran kasir kas kecil
harus membuat bukti pengeluaran harus disimpan bersama dengan sisa
uang yang ada dalam peti kas (cash box).
Apabila jumlah kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode,
kasir kas kecil akan minta pengisian kembali kas kecilnya sebesar jumlah
yang sudah dibayar dari kas kecil. Dengan cara ini jumlah uang dalam
kas kecil kembali lagi seperti semula.
438
52. Pada waktu meminta pengisian kembali, kasir kas kecil akan
menyerahkan bukti-bukti pengeluaran dan menerima cek sebesar
pengeluaran yang sudah dibayar. Pengisian kembali ini dicatat dengan
mendebit rekening yang sesuai untuk masing-masing pengeluaran yang
dasarnya adalah bukti-bukti pengeluaran dan kreditnya kas. Dengan cara
ini saldo rekening kas kecil tidak akan berubah. Yang membuat jurnal
adalah bagian akuntansi.
Untuk mengetahui sisa uang yang ada dalam kas kecil, kasir kas
kecil bisa membuat catatan kas kecil. Tetapi perlu diketahui bahwa
catatan kasir kas kecil tadi bukannya buku jurnal tetapi merupakan
catatan intern untuk kasir kas kecil.
Untuk memberikan ilustrasi bagaimana penerapan sistem imprest
untuk dana kas kecil ini kita mari kita lihat contoh dibawah ini.
Misalnya PT Bahagia Sejati pada tanggal 1 Maret 2007 membentuk
dana kas kecil sebesar Rp. 2.000.000,-. Pengeluaran kas kecil sampai
tanggal 25 Maret 2007 sebesar Rp. 1.750.000,- dengan rincian sebagai
berikut:
Beban Rupa-rupa R p 150.000,00
Beban Listrik R p 170.000,00
Uang Makan Lembur R p 325.000,00
Beban Telpon R p 280.000,00
Sumbangan R p 175.000,00
Supplies Kantor R p 300.000,00
Ongkos Taxi R p 350.000,00
Pada tanggal 26 Maret 2007 dilakukan pengisian kembali sebesar
Rp. 1.750.000,00.
Transaksi-transaksi di atas akan dicatat dalam buku jurnal sebagai
berikut:
439
53. Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
2007 Dana Kas Kecil Rp 2.000.000
1 Maret Kas Rp 2.000.000
(Pembentukan dana kas kecil)
1–25 Maret Tidak ada jurnal
25 Maret Biaya rupa-rupa Rp 150.000
Beban Listrik 170.000
Uang makan lembur 325.000
Beban Telpon 280.000
Sumbangan 175.000
Supplies kantor 300.000
Ongkos taksi 350.000
Kas Rp 1.750.000
(Pengisian kembali kas kecil)
Jika perusahaan akan menyusun laporan keuangannya per 31 Maret
2007 dan sampai dengan tanggal tersebut belum dilakukan pengisian
kembali, maka saldo kas kecil tinggal Rp. 250.000,-. Sedangkan
pengeluaran-pengeluaran untuk berbagai macam biaya belum dicatat.
Jika demikian maka perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian
pada tanggal 31 Maret 2007 untuk mencatat pengeluaran pengeluaran
tersebut. Adapun jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
2007 Biaya rupa-rupa Rp 150000
31 Maret Listrik 170.000
Uang makan lembur 325.000
Telpon 280.000
Sumbangan 175.000
Supplies kantor 300.000
Ongkos taksi 350.000
Kas Rp 1.750.000
(Penyesuaian)
Memasuki awal periode pembukuan berikutnya yaitu periode April
2007 maka pada tanggal 1 April 2007 akan dibuat jurnal penyesuaian
kembali dengan tujuan agar saldo kas kecil
440
54. kembali seperti semula dan baru dilakukan pencatatan pengeluaran
yang telah terjadi pada tanggal pengisian kembali.
Jurnal penyesuaian kembali yang dibuat tanggal 1 April 2007 adalah
sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
2007 Kas Rp 1.750.000
31 Maret Biaya rupa-rupa Rp 150.000
Listrik 170.000
Uang makan lembur 325.000
Telpon 280.000
Sumbangan 175.000
Supplies kantor 300.000
Ongkos taksi 350.000
(Penyesuaian kembali)
Perusahaan sewaktu-waktu bisa menentukan jumlah dana kas kecil
menjadi lebih kecil atau lebih besar daripada saldo biasanya.
Jika perusahaan memutuskan untuk menurunkan saldo kas kecil
yang semula Rp. 200.000,- menjadi Rp. 150.000,-, maka penurunan kas
kecil akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
2007 Kas Rp 50.000
31 Maret Kas Kecil Rp 50.000
(Pengisian kembali dengan
menurunkan saldo kas kecil)
Sebaliknya jika perusahaan memutusakan untuk meningkatkan
saldo kas kecil dari Rp. 200.000,- menjadi Rp. 250.000,-, maka
peningkatan kas kecil akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
2007 Kas Kecil Rp 50.000
31 Maret Kas Rp 50.000
(Pengisian kembali dengan
menaikkan saldo kas kecil)
441
55. Setelah dilakukan pencatatan pengurangan atau penambahan kas
kecil ini maka kas kecil akan menunjukkan saldonya yang baru.
2. Metode Fluktuasi
Dalam metode fluktuasi jumlah saldo kas kecil berubah-ubah atau
berfluktuasi setelah dilakukan pengisian kembali. Artinya saldo awal
setelah pembentukan akan berbeda dibandingkan dengan saldo setelah
pengisian kembali. Hal inilah yang membedakannya dengan sitem
imprest.
Penggunaan metode fluktuasi dan prosedur pencatatannya
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada saat pembentukan dana kas kecil akan dilakukan pencatatan
dengan mendebit akun kas kecil dan mengkredit akun kas
b. Setiap ada pengeluaran kas kecil langsung dilakukan pencatatan
dengan mendebit akun biaya dan mengkredit akun kas kecil
c. Pengisian kembali dapat dilakukan sebesar jumlah yang sama, lebih
besar ataupun lebih kecil seperti pada saat pembentukan tanpa
memperhatikan berapa kas kecil yang sudah dikeluarkan.
Berikut ilustrasi dari penggunaan metode fluktuasi pada suatu
perusahaan. Misal PT Bahagia Sejati pada tanggal 1 Maret 2007
membentuk dana kas kecil sebesar Rp. 2.000.000,-. Pengeluaran kas
kecil sampai tanggal 25 Maret 2007 sebesar Rp. 1.750.000,- dengan
rincian sebagai berikut:
2 Maret Beban Rupa-rupa R p 150.000,00
5 Maret Beban Listrik R p 170.000,00
1 5 Maret Uang Makan Lembur R p 325.000,00
1 7 Maret Beban Telpon R p 280.000,00
1 8 Maret Sumbangan R p 175.000,00
2 2 Maret Supplies Kantor R p 300.000,00
2 5 Maret Ongkos Taksi R p 350.000,00
442