SlideShare a Scribd company logo
AKTUALISASI NILAI PANCASILA SEBAGAI KUNCI MENGATASI
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA GENERASI MUDA DI INDONESIA
ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya
Yang dibimbing oleh M Januar Ibnu Adham, S.Pd, M.Pd.
Disusun oleh :
1. Carlista Mega Septiani (NPM 1510631050020)
2. Diandra Tri Hardianti (NPM 1510631050031)
Kelas : 5A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGPERBANGSA KARAWANG
2017
AKTUALISASI NILAI PANCASILA SEBAGAI KUNCI MENGATASI
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA GENERASI MUDA DI INDONESIA
Carlista Mega Septiani1, Diandra Tri Hardianti2, M Januar Ibnu Adam3
12Mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3Dosen Mata Kuliah Pendidikan Sosial Budaya Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Singaperbangsa Karawang, Jl. HS Ronggowaluyo, Telukjambe-Karawang
Email: megacarlista@gmail.com, diandratrihardianti@gmail.com
ABSTRAK
Peredaran gelap dan penyalahgunaan napza di Indonesia sudah mencapai tingkatan yang
mengkhawatirkan. Pengguna napza di Indonesia ± mencapai 5,9 juta orang sehingga Indonesia layak
mendapatkan status darurat napza. Maraknya napza akan mengancam masa depan generasi muda
Indonesia. Generasi muda adalah harapan bangsa untuk meneruskan pembangun di Indonesia. Secara
yuridis, instrumen hukum yang mengaturnya baik berupa peraturan perundang-undangan maupun
konvensi yang sudah diratifikasi, sebenarnya sudah jauh dari cukup sebagai dasar pemberantasan dan
penanggulangan penyalahgunaan napza. Tetapi dalam praktek penegakan hukumnya masih terkesan
tidak sungguh-sungguh, karena seringkali pelaku hanya dihukum ringan atau malah dibebaskan begitu
saja. Mengingat peredaran napza sekarang ini sudah begitu merebak, maka upaya penanggulangannya
tidak dapat semata-mata dibebankan kepada pemerintah dan aparat penegak hukum saja, tetapi
merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama. Untuk itu, diperlukan tindakan yang bersifat
solutif dengan mengajak masyarakat Indonesia kembali membumikan Pancasila. Aktualisasi kelima
sila dalam Pancasila secara aplikatif dapat menjadi solusi untuk mengatasi penyalahgunaan napza di
Indonesia.
Kata Kunci : NAPZA , Nilai-nilai Pancasila
ABSTRACT
The illegal trafficking and misappropriation of Napza in Indonesia have reached alarming levels.
Napza users in Indonesia is about ± reach 5.9 million people so that Indonesia deserves emergency
Napza status. The rise of napza will threaten the Indonesia's young generation future. The young
generation is the hope of the nation to continue the builders in Indonesia. Juridically, the legal
instruments that regulate them in the form of laws and regulations that have been ratified, in fact is far
from enough as the basis for the eradication and control of Napza misappropriation. But in practice of
law enforcement still seems not serious, because often the perpetrator is only punished lightly or even
freed just like that. Considering the current circulation of Napza, the prevention efforts can not be
solely borne by the government and law enforcement agencies, but it is our duty and responsibility
together. Therefore, solutive action is needed by inviting the people of Indonesia to repatriate
Pancasila again. Actualization of the five principles in Pancasila applicable can be a solution to
overcome Napza misappropriation in Indonesia.
Keyword : NAPZA ,The Values of Pancasila
PENDAHULUAN
Indonesia adalah sebuah negara yang luas, dengan jumlah penduduk yang padat.
Luasnya wilayah dan jumlahnya penduduk yang sangat besar membuat Indonesia berperan
strategis dalam perdagangan dunia. Oleh karena itu, diharapkan ini membuat perekonomian
Indonesia semakin maju sehingga kesejahteraan hidup masyarakatnya meningkat. Namun,
Indonesia sangat rawan dengan banyaknya kejahatan, misalnya kejahatan internasional yang
salah satunya adalah kejahatan NAPZA(narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Dengan
banyaknya penduduk indonesia dan gaya hidup masyarakatnya yang memiliki daya beli
tinggi, sehingga memberikan banyak peluang beredarnya NAPZA(narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif) dan memberikan kemudahan membeli barang haram tersebut.
Penyalahgunaan dan peredaran NAPZA menjadi masalah serius yang sudah
merajalela ke lapisan masyarakat baik orang tua, anak-anak, dan remaja sehingga sulit untuk
mengontrolnya. Tak jauh berbeda di Indonesia, dimana penegakkan hukum yang sangat kuat
terus dijalankan namun belum mampu menyelesaikan penyalahgunaan narkoba, bahkan
konsumennya cenderung meningkat (Saputra, 2017).
Kejahatan narkoba merupakan kejahatan international. Kejahatan ini melibatkan dana
yang besar , dukungan teknologi yang canggih dan dampak negatif yang luas baik fisik,
psikis, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan(hankam), dan lain sebagainya.
Jika penyalahgunaan NAPZA tidak ditanggulangi dengan baik, maka akan merusak generasi
muda Indonesia. Maka dibutuhkan kerja sana yang baik dari seluruh masyarakat Indonesia
dalam penanggulangan penyalahgunaan NAPZA(narkotika, psikotropika, dan zat adiktif).
Meski ancaman hukuman kepada pelaku dan pengedar narkoba cukup berat (hukuman
penjara minimal 4 tahun dan denda mencapai ratusan juta), realitasnya pelaku narkoba belum
sepenuhnya jera (Saputra, 2017). Hukum tersebut hanya dapat meminimalisir, belum
sepenuhnya berhasil dalam pemberantasan NAPZA. Kasus penyalahgunaan narkoba tiap
tahun pecandu narkoba di Indonesia, terus meningkat. Dari data BNN Pusat, pada lima tahun
lalu, pengguna narkoba di Indonesia ada 1,8 persen. Namun sekarang meningkat menjadi
sekitar 2,2 persen atau 3,8 juta. Ini sangat memprihatinkan.Sebab banyak pecandu yang
belum mau berobat. Ironisnya, para pecandu itu kebanyakan pelajar.
Adanya persoalan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba tidak dapat
terlepaskan dari kegagalan manusia dalam menyerap nilai pancasila sebagai sebuah nilai
luhur bangsa. Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara resmi
tercantum di dalam alenia ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila yang
disahkan sebagai dasar negara yang dipahami sebagai sistem filsafat bangsa yang bersumber
dari nilai-nilai budaya Bangsa. Sebagai ideologi, nilai-nilai Pancasila sudah menjadi budaya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara di Indonesia. Seiring dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini, nilai-nilai luhur Pancasila
diindikasikan mulai dilupakan masyarakat Indonesia. Adapun perilaku yang menyimpang
dari nilai-nilai luhur Pancasila, salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba. Penyimpangan
tersebut tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan ajaran yang terkandung di dalam
Pancasila. Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dapat dijadikan
pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai kemajuan dalam hidup berbangsa
dan bernegara. Sudah selayaknya, bangsa Indonesia mengembangkan dan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan
cita-cita bangsa.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka persoalan narkoba sudah bersifat
darurat mengingat penyebarannya sudah memakan banyak korban dan mengancam
kelangsungan generasi masa depan bangsa. Narkoba menjadi permasalahan bersama semua
elemen bangsa yang membutuhkan kehadiran nilai Pancasila yang bersifat aplikatif.
Berangkat dari masalah itu, tulisan ini akan membahas pentingnya aktualisasi nilai Pancasila
dalam mengatasi penyalahgunaan NAPZA pada generasi muda di Indonesia.
KAJIAN TEORI
A. Nilai-Nilai Pancasila
Muchson AR (Khofianti, 2012), mendefinisikan nilai yang dalam bahasa
Inggrisnya adalah value biasa diartikan sebagai harga, penghargaan, atau taksiran.
Maksudnya adalah harga yang melekat pada sesuatu atau penghargaan terhadap
sesuatu. Sedangkan menurut Kaelan (Khofianti, 2012), nilai itu pada hakekatnya
adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri.
Sesuatu itu mengandung nilai, artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada
sesuatu itu.
Pancasila yang berisi seperangkat nilai-nilai dasar ideal, merupakan komitmen
kebangsaan, identitas bangsa dan menjadi dasar pembangunan karakter
keindonesiaan. Mendasarkan pada perspektif teori fungsionalisme struktural, sebuah
negara bangsa yang majemuk seperti Indonesia membutuhkan nilai bersama yang
dapat dijadikan nilai pengikat integrasi (integrative value), titik temu (common
denominator), jati diri bangsa (national identity) dan sekaligus nilai yang dianggap
baik untuk diwujudkan (ideal value), Menurut Winarno Narmoatmojo (Khofianti,
2012).
Sebagai ideologi nasional, nilai-nilai dasar Pancasila menjadi cita-cita
masyarakat Indonesia yang sekaligus menunjukan karakter bangsa yang hendak
dibangun. Karakter, identitas atau jati diri sebuah bangsa bukanlah sesuatu yang telah
jadi. Karakter adalah hasil konstruksi dan produk dari pembudayaan melalui
pendidikan.
Pancasila mendasari dan menjiwai semua proses penyelenggaraan negara
dalam berbagai bidang serta menjadi rujukan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
bersikap dan bertindak dalam kehidupannya sehari-hari. Pancasila memberikan suatu
arah dan kriteria yang jelas mengenai layak atau tidaknya suatu sikap dan tindakan
yang dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Bagian terpenting penanaman nilai-nilai Pancasila di dunia pendidikan tidak
hanya meliputi materi, tetapi juga sikap-sikap yang dibentuk dalam nilai Pancasila itu
sendiri. Pasalnya, meskipun diberikan mata pelajaran itu, belum tentu anak tersebut
menjadi seorang pancasilais. Saat ini sebagian besar orang hanya mengetahui rambu-
rambu Pancasila, tetapi jarang sekali yang mengamalkan inti dari nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi tersebut.
Menurut Moerdiono (Khofianti, 2012) ada 3 tataran nilai dalam ideologi
Pancasila yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis.
a. Nilai dasar yaitu suatu nilai yang bersifat amat abstrak dan tetap, yang
terlepas dari pengaruh perubahan waktu. Nilai dasar merupakan prinsip,
yang bersifat amat abstrak, bersifat amat umum, tidak terikat oleh waktu
dan tempat, dengan kandungan kebenaran yang bagaikan aksioma. Dari
segi kandungan nilainya, maka nilai dasar berkenaan dengan eksistensi
sesuatu, yang mencakup cita-cita, tujuan, tatanan dasar dan ciri khasnya
b. Nilai instrumental, yaitu suatu nilai yang bersifat kontekstual. Nilai
instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar tersebut, yang
merupakan arahan kinerjanya untuk kurun waktu tertentu dan untuk
kondisi tertentu.
c. Nilai praksis, yaitu nilai yang terkandung dalam kenyataan sehari-hari,
berupa cara bagaimana rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan) nilai
Pancasila. Nilai praksis terdapat pada demikian banyak wujud penerapan
nilai-nilai Pancasila, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik oleh
cabang eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, oleh organisasi kekuatan
sosial politik, oleh organisasi kemasyarakatan, oleh badan-badan ekonomi,
oleh pimpinan kemasyarakatan, bahkan oleh warganegara secara
perseorangan.
B. NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif
lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan
perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan (BNN, 2004).
NAPZA adalah zat yang memengaruhi struktur atau fungsi beberapa bagian
tubuh orang yang mengonsumsinya. Manfaat maupun risiko penggunaan NAPZA
bergantung pada seberapa banyak, seberapa sering, cara menggunakannya, dan
bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang dikonsumsi (Kemenkes RI, 2010).
 Jenis-Jenis NAPZA
NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif
lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok.
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal
dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk
mengobati gangguan jiwa (psyche).
3. Bahan Adiktif
Golongan adiktif adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan.
PEMBAHASAN
A. Konsep Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia yang diwariskan dari para
pendiri bangsa. Pancasila terdiri dari dua kata dalam bahasa Sansekerta, Panca artinya
lima dan Sila berarti prinsip atau asas. Perkataan Pancasila memiliki lima sendi utama
yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. persatuan Indonesia,
4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmata kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini semua tercantum dalam
paragraf keempat dalam pembukaan UUD 1945.
Pancasila, secara filsafat memiliki nilai yang sudah berkembang sejak
Indonesia masih berbentuk kerajaan. Ketika itu nilai adat istiadat, agama, budaya
menyatu dalam satu kesatuan yang membentuk kelahiran Pancasila itu sendiri.
Melalui nilai agama, manusia Indonesia dididik mengenal dan mempercayai
kehidupan ini membutuhkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Tanpa bimbingan
nilai spiritualitas, maka kehidupan seorang manusia akan mengalami kegersangan dan
tidak memiliki panduan hidup. Untuk itu, manusia Indonesia memiliki agama sebagai
pedoman kehidupan dengan adanya kebebasan dari negara untuk memeluk agama dan
kepercayaannya masing-masing.
Selain nilai yang bersifat individu, Pancasila mengandung nilai yang bersifat
kelompok seperti kemanusiaan yang adil dan beradab. Dimana setiap manusia harus
memiliki rasa kemanusiaan terhadap manusia dan alam di sekitarnya.
B. Konsep NAPZA
NAPZA adalah kepanjangan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif
lainnya yang merupakan sekelompok obat, yang berpengaruh pada kerja tubuh,
terutama otak. Satu sisi narkoba merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di
bidang pengobatan, pelayanan kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Namun, di sisi lain dapat menimbulkan ketergantungan apabila dipergunakan tanpa
adanya pengendalian.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan NAPZA(narkotika,
alkohol, psikotropika, dan zat adiktif) sebagai bagian dari narkoba adalah zat
berbahaya yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat mengakibatkan reaksi
kehilangan kesadaran diri dan mati rasa.
C. Aktualisasi Nilai Pancasila Sebagai Kunci Mengatasi Penyalahgunaan NAPZA pada
Generasi Muda Di Indonesia
Dalam mengatasi bahaya narkoba pada masyarakat Indonesia, diperlukan
kesadaran membumikan dan mengaktualisasikan nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat. Gerakan kembali kepada Pancasila perlu dimunculkan mengingat
masalah narkoba muncul disebabkan masyarakat Indonesia mengalami anomi. Kita
sebagai bangsa sudah terlalu jauh meninggalkan nilai budi pekerti Pancasila yang
luhur. Dampak kehilangan nilai Pancasila, kepribadian manusia Indonesia mengalami
kerentanan menghadapi dampak negatif kejahatan antar negara seperti
penyalahgunaan NAPZA.
Nilai Pancasila secara umum dibagi menjadi dua yaitu nilai dasar dan nilai
instrumental. Nilai dasar itu bersifat abstrak dan normatif dimana isinya belum dapat
dioperasionalkan. Untuk dapat bergerak secara operasional dan eksplisit, maka
dibutuhkan penjabaran ke dalam nilai instrumental seperti UUD 1945 dan peraturan
perundang-undangan. Dengan bersumber lima nilai dasar (Nilai Ketuhanan, Nilai
Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai Kerakyatan, Nilai Keadilan) maka dapat dibuat
dan dijabarkan nilai-nilai instrumental (Budiyono, Wawan 2013)
Dalam pandangan Moerdiono (1995/1996 dalam Mulyono, 2010) menjelaskan
adanya 3 tataran nilai dalam ideologi Pancasila.
1) Nilai dasar, yaitu suatu nilai prinsip yang bersifat umum, abstrak dan tetap,
yang terlepas dari pengaruh perubahan waktu dan tempat, dengan kandungan
kebenaran yang bagaikan aksioma. Dari segi kandungan nilainya, maka nilai
dasar berkenaan dengan eksistensi sesuatu, yang mencakup cita-cita, tujuan,
tatanan dasar dan ciri khasnya. Nilai dasar Pancasila ditetapkan para pendiri
negara yang tumbuh dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan
penjajahan dan berasal dari cita-cita yang ditanamkan dalam agama dan tradisi
tentang suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan kebersamaan,
persatuan dan kesatuan seluruh warga masyarakat.
2) Nilai instrumental, yaitu suatu nilai yang bersifat kontekstual. Nilai
instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar yang merupakan arahan
kinerjanya untuk kurun waktu tertentu dan untuk kondisi tertentu. Nilai
instrumental ini dapat dan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Namun
nilai instrumental haruslah mengacu pada nilai dasar yang dijabarkannya.
Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk baru
untuk mewujudkan semangat yang sama, dalam batas-batas yang
dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Dari kandungan nilainya, maka nilai
instrumental merupakan kebijaksanaan, strategi, organisasi, sistem, rencana,
program dan proyek-proyek yang menindaklanjuti nilai dasar tersebut.
Lembaga negara yang berwenang menyusun nilai instrumental adalah MPR,
Presiden, dan DPR.
3) Nilai praksis, yaitu nilai yang terkandung dalam kenyataan sehari-hari, berupa
cara bagaimana rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan) nilai Pancasila.
Nilai praksis terdapat pada banyak wujud penerapan nilai-nilai Pancasila, baik
secara tertulis maupun tidak tertulis, baik cabang eksekutif, legislatif, maupun
yudikatif, oleh organisasi kekuatan sosial politik, organisasi kemasyarakatan,
badan-badan ekonomi, pimpinan kemasyarakatan, bahkan warganegara secara
perseorangan. Dari segi kandungan nilainya, nilai praksis merupakan
gelanggang pertarungan antara idealisme dan realitas.
Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana proses nilai-nilai Pancasila benar-
benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai dari
pimpinan negara, aparatur negara sampai kepada rakyat biasa. Aktualisasi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memerlukan
situasi dan kondisi yang memungkinkan seluruh lapisan masyarakat yang dapat
mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dan dapat terlihat dalam perilaku
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Darmadi: 2013)
Persoalannya bagaimana bentuk konkret aktualisasi nilai Pancasila dalam
mengatasi penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Bagaimanapun lima sila yang ada
perlu diaplikasikan dalam bentuk nilai operasional yang bersifat aplikatif. Peneliti
menilai, ada beberapa bentuk nyata dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila.
Pertama, diperlukan kesadaran setiap manusia Indonesia bahwa narkoba bertentangan
dengan ajaran agama. Semua agama mengajarkan manusia agar hidup sehat,
memperbanyak kebaikan dan menjauhkan diri dari perbuatan yang sia-sia. Maka
sejatinya agama mampu menjadi pedoman hidup agar setiap pemeluknya menjauhi
narkoba yang merusak dan mengancam keberlangsungan hidup individu dan masa
depan bangsa. Konteks ini setiap warga negara Indonesia yang beragama harus
memahami ajaran agamanya dengan lebih mendalam, dimana pada dasarnya setiap
agama menolak narkoba karena mengakibatkan kesengsaraan bagi kehidupan
manusia.
Kedua, menanamkan rasa kemanusiaan dimana setiap manusia Indonesia pada
dasarnya memiliki rasa kasih sayang dan hati nurani yang bersih. Perilaku memakai
narkoba jelas bertentangan dengan nurani dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM)
dimana akibat narkoba pertemanan menjadi renggang, hidup menyendiri sehingga
kehilangan kasih sayang dan pada tahap tertentu harus kehilangan nyawa. Kesadaran
kolektif harus terus ditumbuhkan bahwa narkoba merusak tubuh dan menghilangkan
rasa kemanusiaan.
Ketiga, nilai persatuan Indonesia menekankan proses kerjasama seluruh
elemen bangsa untuk menolak narkoba. Kesediaan bekerjasama berangkat dari
pemikiran bahwa memakai narkoba menandakan hilangnya cinta kepada tanah air.
Para pemakai narkoba hanya mementingkan diri sendiri (egois) dengan mengabaikan
dampak kerusakan sosial terhadap masyarakat di sekitarnya. Penyalahgunaan narkoba
mengakibatkan kecanduan sehingga melahirkan kemalasan dan hidup menyendiri,
sehingga menghilangkan nasionalisme dan kebhinekaan yang ditandai kesiapan hidup
di dunia yang berbeda-beda (heterogen)
Keempat, seorang pengedar narkoba akan memaksakan kehendaknya kepada
pemakai untuk membeli barang haram tersebut. Hal ini bertentangan dengan
semangat sila keempat, dimana setiap manusia memiliki kebebasan untuk memilih di
negara yang demokratis ini. Setiap masalah diupayakan selesai melalui proses
musyawarah, sementara para penjual narkoba tidak mau mengerti proses tersebut.
Mereka hanya mengejar keuntungan finansial tanpa mau peduli melanggar hak orang
lain dan merugikan kepentingan bangsa dan negara. Sehingga tepat kiranya jika ada
kasus pemaksaan kehendak ini, ada warga yang bertindak responsif menangkap
pelaku narkoba di lingkungan sekitarnya.
Kelima, hilangnya kemakmuran dan kesejahteraan disebabkan masyarakat
mengalami kecanduan narkoba yang mengarah kepada hilangnya nyawa manusia.
Narkoba membawa dampak buruk ketergantungan pemakainya kepada “barang
haram” tersebut akibat pemakaian yang berlebihan. Tubuh menjadi rusak karena
secara kesehatan narkoba membuat pemakainya yang sudah kecanduan menjadi
kurus, kehilangan semangat hidup, mudah lupa dan dapat sewaktu-waktu bertindak
anarkis di luar kesadaran dirinya. Selain itu pikiran menjadi tidak fokus sehingga
pekerjaan dan aktivitas kehidupan menjadi kacau dan tidak terencana dengan baik.
Sehingga penting kiranya dibutuhkan kesadaran kolektif dan massif di
lingkungan tempat tinggal kita agar narkoba tidak dibiarkan masuk dengan cara
apapun. Perlu dimunculkan kegiatan positif yang menjauhkan warga dari nakroba
serta tanggung jawab individu untuk saling berpartisipasi aktif dalam mengingatkan
diri, anggota keluarga dan tetangganya agar menjauhi narkoba yang dapat
mengancam kelangsungan masa depan generasi muda dan bangsa Indonesia.
SIMPULAN DAN SARAN
Kita perlu memahami bahwa penyalahgunaan NAPZA adalah musuh bersama
manusia di seluruh dunia termasuk Indonesia. Adanya penyalahgunaan NAPZA
menghasilkan banyak sekali efek buruk seperti memperlebar kesenjangan sosial di
masyarakat, merusak kesehatan tubuh, memperburuk kondisi perekonomian bangsa
dan berdampak kepada lemahnya mental generasi muda.
Untuk itu, diperlukan kesadaran kolektif, terstruktur untuk mengembalikan
nilai Pancasila ke dalam kehidupan dan kepribadian masyarakat Indonesia. Nilai luhur
Pancasila menghendaki warga negara Indonesia yang sehat jasmani dan rohani,
sehingga menjauhi napza sama dengan mengaktualisasikan secara nyata nilai dalam
Pancasila. Cita-cita negara makmur, adil dan sejahtera sesuai yang digariskan
konstitusi termasuk di dalamnya Pancasila hanya dapat tercapai jika masyarakat
menjauhi penyalahgunaan NAPZA dan mendorong warga negara lainnya menolak
penyalahgunaan NAPZA masuk dalam kehidupan pribadi dan lingkungan sekitarnya.
Pancasila harus melekat dalam kepribadian setiap manusia Indonesia. Mereka
yang menjalankan Pancasila bukan sebatas hafalan di ruang kelas, akan mudah
menyadari ada persinggungan yang erat antara Pancasila dan agenda perang terhadap
penyalahgunaan napza. Sebab ditinjau dari kelima sila dalam ajaran luhur ini,
penyalahgunaan napza jelas banyak mengalami pertentangan. Napza adalah musuh
bersama seluruh bangsa Indonesia, sehingga untuk mengusirnya dari bumi Indonesia
membutuhkan partisipasi bersama semua kalangan di Indonesia.
Aktualisasi nilai Pancasila di atas tentu masih bersifat tentatif dan masih dapat
terus dikembangkan secara detil. Nilai Pancasila itu harus diaktualisasikan melalui
proses deseminasi secara serius dan menggunakan pendekatan yang tepat, ilmiah,
rasional dan tidak bersifat indoktrinasi yang menekankan hafalan semata, bukan
praktek nyata (Saputra: 2017). Diperlukan pula kajian bersama dan evaluasi rutin
mengenai rumusan aplikatif yang dapat diterima dan dijalankan semua lapisan
masyarakat Indoensia. Kembali kepada Pancasila adalah solusi dan praktek nyata
mengatasi segala persoalan yang menjerat Indonesia termasuk narkoba di dalamnya.
Maka, Nilai Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan manusia, karena dengan
diterapkannya nilai pancasila manusia dapat mencegah penyalahgunaan NAPZA.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam penyusunan tugas ini, kami memperoleh
bantuan dari berbagi pihak, salah satunya adalah dosen kami Bapak M. Januar Ibnu
Adham. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih. Jurnal ini disusun berkaitan
dengan tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya mengenai Aktualisasi
Nilai Pancasila Sebagai Kunci Mengatasi Penyalahgunaan Napza Pada Generasi
Muda Di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Handaningrum Ratnasari. 2014. Penyalahgunaan Narkoba Sebagai Penyimpangan Nilai
Pancasila.
Khofiyati. 2012. Pembelajaran Nilai-nilai Pancasila Dalam Mata Pembelajaran Pendidikan
Kewarwanegaraan Di SMP. Universitas Negeri Yogyakarta: Tidak
Diterbitkan.
Sholihah. 2013. Efektivitas Program P4GN Terhadap Pencegahan Penyalahgunaan Napza.
Lampung. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 9(1), 153-159.
Wahyono Imron. 2017. Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kegiatan Pembelajaran.
Universitas Negeri Yogyakarta:Tidak diterbitkan.
Immanudin Fitrah. 2012. (https://www.kompasiana.com/fitrah/penyalahgunaan-napza-pada
remaja_55114722a33311e542ba7ea6 diakses pada 30 november pukul
15:47)

More Related Content

What's hot

Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAMImplementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Kartic Muna
 
Laporan Kuliah Tamu Kewarganegaraan
Laporan Kuliah Tamu KewarganegaraanLaporan Kuliah Tamu Kewarganegaraan
Laporan Kuliah Tamu Kewarganegaraan
Linahtadiya Andiani
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiAhmad Dahlan University
 
Model model penanaman nilai
Model model penanaman nilaiModel model penanaman nilai
Model model penanaman nilai
moh arrizanul akbar
 
Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT Andhika Pratama
 
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILALandasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILASatria Manggala
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
Nanda Rahayu
 
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
ciyengaprilorenza
 
Buku pegangan mahasiswa p kn 2011
Buku pegangan mahasiswa p kn 2011Buku pegangan mahasiswa p kn 2011
Buku pegangan mahasiswa p kn 2011Bitzi Adi
 
Senin, 27 April 2015
Senin, 27 April 2015Senin, 27 April 2015
Senin, 27 April 2015suarakarya
 
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiKebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Fenti Anita Sari
 
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB IMAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB Isarinahongland
 

What's hot (14)

Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAMImplementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
 
Laporan Kuliah Tamu Kewarganegaraan
Laporan Kuliah Tamu KewarganegaraanLaporan Kuliah Tamu Kewarganegaraan
Laporan Kuliah Tamu Kewarganegaraan
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
 
Makalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaMakalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasila
 
Peran mahasiswa dalam mencegah korupsi
Peran mahasiswa dalam mencegah korupsiPeran mahasiswa dalam mencegah korupsi
Peran mahasiswa dalam mencegah korupsi
 
Model model penanaman nilai
Model model penanaman nilaiModel model penanaman nilai
Model model penanaman nilai
 
Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT
 
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILALandasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
Ciyeng aprilorenza 20042195 tugas pkn pert 2
 
Buku pegangan mahasiswa p kn 2011
Buku pegangan mahasiswa p kn 2011Buku pegangan mahasiswa p kn 2011
Buku pegangan mahasiswa p kn 2011
 
Senin, 27 April 2015
Senin, 27 April 2015Senin, 27 April 2015
Senin, 27 April 2015
 
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiKebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
 
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB IMAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I
 

Similar to Aktualisasi nilai pancasila sebagai kunci mengatasi penyalahgunaan napza pada generasi muda di indonesia

1 PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx
1 PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx1 PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx
1 PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx
DimasTubagusRI1
 
2017 d nugroho_dwi_cahyono
2017 d nugroho_dwi_cahyono2017 d nugroho_dwi_cahyono
2017 d nugroho_dwi_cahyono
nugrohodwic7
 
tugas pancasila ok.docx
tugas pancasila ok.docxtugas pancasila ok.docx
tugas pancasila ok.docx
FerdyRahmatHidayat
 
Penilitian Asuransi
Penilitian AsuransiPenilitian Asuransi
Penilitian Asuransi
Irawan Cahyadi
 
Implementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenialImplementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenial
EranioMuktiLazuardi
 
Makalah pend.pancasila soni
Makalah pend.pancasila soniMakalah pend.pancasila soni
Makalah pend.pancasila soni
soni eka prasetia
 
Kontribusi Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Penerapan Nilai-Nilai Panc...
Kontribusi Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Penerapan Nilai-Nilai Panc...Kontribusi Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Penerapan Nilai-Nilai Panc...
Kontribusi Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Penerapan Nilai-Nilai Panc...
ReditaVerdiantara
 
2017 d muhammad naufal khalissyarif
2017 d muhammad naufal khalissyarif2017 d muhammad naufal khalissyarif
2017 d muhammad naufal khalissyarif
fazabih kurniansyah
 
Pancasila sebagai paradigma_reformasi
Pancasila sebagai paradigma_reformasiPancasila sebagai paradigma_reformasi
Pancasila sebagai paradigma_reformasi
Oman Syahroni Somad
 
Master buku-pendidikan-anti-korupsi-untuk-perguruan-tinggi-2012 1
Master buku-pendidikan-anti-korupsi-untuk-perguruan-tinggi-2012 1Master buku-pendidikan-anti-korupsi-untuk-perguruan-tinggi-2012 1
Master buku-pendidikan-anti-korupsi-untuk-perguruan-tinggi-2012 1Toto Dwiarso
 
Peran Pemuda Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Modern
Peran Pemuda Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Modern Peran Pemuda Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Modern
Peran Pemuda Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Modern
mitaendah0
 
Model model penanaman nilai
Model model penanaman nilaiModel model penanaman nilai
Model model penanaman nilai
moh arrizanul akbar
 
Karya Tulis SMAN 1 Bawang
Karya Tulis SMAN 1 BawangKarya Tulis SMAN 1 Bawang
Karya Tulis SMAN 1 Bawang
alsalcunsoed
 
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Pendidikan Anti Korupsi untuk PT
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Pendidikan Anti Korupsi untuk PTPendidikan Anti Korupsi - Buku Pendidikan Anti Korupsi untuk PT
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Pendidikan Anti Korupsi untuk PT
Haristian Sahroni Putra
 
4292-8341-1-PB.pdf
4292-8341-1-PB.pdf4292-8341-1-PB.pdf
4292-8341-1-PB.pdf
BagasRizky11
 
pancasila
pancasilapancasila
pancasila
aqilul ghazir
 
ATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMP
ATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMPATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMP
ATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMP
Modul Guruku
 
PPT PANCASILA.pptx
PPT PANCASILA.pptxPPT PANCASILA.pptx
PPT PANCASILA.pptx
prema963237
 
Ancaman Intoleransi Pancasila.pptx
Ancaman Intoleransi Pancasila.pptxAncaman Intoleransi Pancasila.pptx
Ancaman Intoleransi Pancasila.pptx
CacaCacu
 

Similar to Aktualisasi nilai pancasila sebagai kunci mengatasi penyalahgunaan napza pada generasi muda di indonesia (20)

1 PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx
1 PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx1 PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx
1 PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA.pptx
 
Makalah pancasila retna
Makalah pancasila retnaMakalah pancasila retna
Makalah pancasila retna
 
2017 d nugroho_dwi_cahyono
2017 d nugroho_dwi_cahyono2017 d nugroho_dwi_cahyono
2017 d nugroho_dwi_cahyono
 
tugas pancasila ok.docx
tugas pancasila ok.docxtugas pancasila ok.docx
tugas pancasila ok.docx
 
Penilitian Asuransi
Penilitian AsuransiPenilitian Asuransi
Penilitian Asuransi
 
Implementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenialImplementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenial
 
Makalah pend.pancasila soni
Makalah pend.pancasila soniMakalah pend.pancasila soni
Makalah pend.pancasila soni
 
Kontribusi Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Penerapan Nilai-Nilai Panc...
Kontribusi Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Penerapan Nilai-Nilai Panc...Kontribusi Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Penerapan Nilai-Nilai Panc...
Kontribusi Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Penerapan Nilai-Nilai Panc...
 
2017 d muhammad naufal khalissyarif
2017 d muhammad naufal khalissyarif2017 d muhammad naufal khalissyarif
2017 d muhammad naufal khalissyarif
 
Pancasila sebagai paradigma_reformasi
Pancasila sebagai paradigma_reformasiPancasila sebagai paradigma_reformasi
Pancasila sebagai paradigma_reformasi
 
Master buku-pendidikan-anti-korupsi-untuk-perguruan-tinggi-2012 1
Master buku-pendidikan-anti-korupsi-untuk-perguruan-tinggi-2012 1Master buku-pendidikan-anti-korupsi-untuk-perguruan-tinggi-2012 1
Master buku-pendidikan-anti-korupsi-untuk-perguruan-tinggi-2012 1
 
Peran Pemuda Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Modern
Peran Pemuda Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Modern Peran Pemuda Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Modern
Peran Pemuda Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Modern
 
Model model penanaman nilai
Model model penanaman nilaiModel model penanaman nilai
Model model penanaman nilai
 
Karya Tulis SMAN 1 Bawang
Karya Tulis SMAN 1 BawangKarya Tulis SMAN 1 Bawang
Karya Tulis SMAN 1 Bawang
 
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Pendidikan Anti Korupsi untuk PT
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Pendidikan Anti Korupsi untuk PTPendidikan Anti Korupsi - Buku Pendidikan Anti Korupsi untuk PT
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Pendidikan Anti Korupsi untuk PT
 
4292-8341-1-PB.pdf
4292-8341-1-PB.pdf4292-8341-1-PB.pdf
4292-8341-1-PB.pdf
 
pancasila
pancasilapancasila
pancasila
 
ATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMP
ATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMPATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMP
ATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMP
 
PPT PANCASILA.pptx
PPT PANCASILA.pptxPPT PANCASILA.pptx
PPT PANCASILA.pptx
 
Ancaman Intoleransi Pancasila.pptx
Ancaman Intoleransi Pancasila.pptxAncaman Intoleransi Pancasila.pptx
Ancaman Intoleransi Pancasila.pptx
 

Recently uploaded

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 

Recently uploaded (20)

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 

Aktualisasi nilai pancasila sebagai kunci mengatasi penyalahgunaan napza pada generasi muda di indonesia

  • 1. AKTUALISASI NILAI PANCASILA SEBAGAI KUNCI MENGATASI PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA GENERASI MUDA DI INDONESIA ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya Yang dibimbing oleh M Januar Ibnu Adham, S.Pd, M.Pd. Disusun oleh : 1. Carlista Mega Septiani (NPM 1510631050020) 2. Diandra Tri Hardianti (NPM 1510631050031) Kelas : 5A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SINGPERBANGSA KARAWANG 2017
  • 2. AKTUALISASI NILAI PANCASILA SEBAGAI KUNCI MENGATASI PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA GENERASI MUDA DI INDONESIA Carlista Mega Septiani1, Diandra Tri Hardianti2, M Januar Ibnu Adam3 12Mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 3Dosen Mata Kuliah Pendidikan Sosial Budaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Singaperbangsa Karawang, Jl. HS Ronggowaluyo, Telukjambe-Karawang Email: megacarlista@gmail.com, diandratrihardianti@gmail.com ABSTRAK Peredaran gelap dan penyalahgunaan napza di Indonesia sudah mencapai tingkatan yang mengkhawatirkan. Pengguna napza di Indonesia ± mencapai 5,9 juta orang sehingga Indonesia layak mendapatkan status darurat napza. Maraknya napza akan mengancam masa depan generasi muda Indonesia. Generasi muda adalah harapan bangsa untuk meneruskan pembangun di Indonesia. Secara yuridis, instrumen hukum yang mengaturnya baik berupa peraturan perundang-undangan maupun konvensi yang sudah diratifikasi, sebenarnya sudah jauh dari cukup sebagai dasar pemberantasan dan penanggulangan penyalahgunaan napza. Tetapi dalam praktek penegakan hukumnya masih terkesan tidak sungguh-sungguh, karena seringkali pelaku hanya dihukum ringan atau malah dibebaskan begitu saja. Mengingat peredaran napza sekarang ini sudah begitu merebak, maka upaya penanggulangannya tidak dapat semata-mata dibebankan kepada pemerintah dan aparat penegak hukum saja, tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama. Untuk itu, diperlukan tindakan yang bersifat solutif dengan mengajak masyarakat Indonesia kembali membumikan Pancasila. Aktualisasi kelima sila dalam Pancasila secara aplikatif dapat menjadi solusi untuk mengatasi penyalahgunaan napza di Indonesia. Kata Kunci : NAPZA , Nilai-nilai Pancasila ABSTRACT The illegal trafficking and misappropriation of Napza in Indonesia have reached alarming levels. Napza users in Indonesia is about ± reach 5.9 million people so that Indonesia deserves emergency Napza status. The rise of napza will threaten the Indonesia's young generation future. The young generation is the hope of the nation to continue the builders in Indonesia. Juridically, the legal instruments that regulate them in the form of laws and regulations that have been ratified, in fact is far from enough as the basis for the eradication and control of Napza misappropriation. But in practice of law enforcement still seems not serious, because often the perpetrator is only punished lightly or even freed just like that. Considering the current circulation of Napza, the prevention efforts can not be solely borne by the government and law enforcement agencies, but it is our duty and responsibility together. Therefore, solutive action is needed by inviting the people of Indonesia to repatriate Pancasila again. Actualization of the five principles in Pancasila applicable can be a solution to overcome Napza misappropriation in Indonesia. Keyword : NAPZA ,The Values of Pancasila
  • 3. PENDAHULUAN Indonesia adalah sebuah negara yang luas, dengan jumlah penduduk yang padat. Luasnya wilayah dan jumlahnya penduduk yang sangat besar membuat Indonesia berperan strategis dalam perdagangan dunia. Oleh karena itu, diharapkan ini membuat perekonomian Indonesia semakin maju sehingga kesejahteraan hidup masyarakatnya meningkat. Namun, Indonesia sangat rawan dengan banyaknya kejahatan, misalnya kejahatan internasional yang salah satunya adalah kejahatan NAPZA(narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Dengan banyaknya penduduk indonesia dan gaya hidup masyarakatnya yang memiliki daya beli tinggi, sehingga memberikan banyak peluang beredarnya NAPZA(narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) dan memberikan kemudahan membeli barang haram tersebut. Penyalahgunaan dan peredaran NAPZA menjadi masalah serius yang sudah merajalela ke lapisan masyarakat baik orang tua, anak-anak, dan remaja sehingga sulit untuk mengontrolnya. Tak jauh berbeda di Indonesia, dimana penegakkan hukum yang sangat kuat terus dijalankan namun belum mampu menyelesaikan penyalahgunaan narkoba, bahkan konsumennya cenderung meningkat (Saputra, 2017). Kejahatan narkoba merupakan kejahatan international. Kejahatan ini melibatkan dana yang besar , dukungan teknologi yang canggih dan dampak negatif yang luas baik fisik, psikis, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan(hankam), dan lain sebagainya. Jika penyalahgunaan NAPZA tidak ditanggulangi dengan baik, maka akan merusak generasi muda Indonesia. Maka dibutuhkan kerja sana yang baik dari seluruh masyarakat Indonesia dalam penanggulangan penyalahgunaan NAPZA(narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Meski ancaman hukuman kepada pelaku dan pengedar narkoba cukup berat (hukuman penjara minimal 4 tahun dan denda mencapai ratusan juta), realitasnya pelaku narkoba belum sepenuhnya jera (Saputra, 2017). Hukum tersebut hanya dapat meminimalisir, belum sepenuhnya berhasil dalam pemberantasan NAPZA. Kasus penyalahgunaan narkoba tiap tahun pecandu narkoba di Indonesia, terus meningkat. Dari data BNN Pusat, pada lima tahun lalu, pengguna narkoba di Indonesia ada 1,8 persen. Namun sekarang meningkat menjadi sekitar 2,2 persen atau 3,8 juta. Ini sangat memprihatinkan.Sebab banyak pecandu yang belum mau berobat. Ironisnya, para pecandu itu kebanyakan pelajar. Adanya persoalan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba tidak dapat terlepaskan dari kegagalan manusia dalam menyerap nilai pancasila sebagai sebuah nilai luhur bangsa. Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara resmi tercantum di dalam alenia ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila yang disahkan sebagai dasar negara yang dipahami sebagai sistem filsafat bangsa yang bersumber dari nilai-nilai budaya Bangsa. Sebagai ideologi, nilai-nilai Pancasila sudah menjadi budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara di Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini, nilai-nilai luhur Pancasila diindikasikan mulai dilupakan masyarakat Indonesia. Adapun perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai luhur Pancasila, salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba. Penyimpangan tersebut tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan ajaran yang terkandung di dalam Pancasila. Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai kemajuan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Sudah selayaknya, bangsa Indonesia mengembangkan dan mengamalkan
  • 4. nilai-nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka persoalan narkoba sudah bersifat darurat mengingat penyebarannya sudah memakan banyak korban dan mengancam kelangsungan generasi masa depan bangsa. Narkoba menjadi permasalahan bersama semua elemen bangsa yang membutuhkan kehadiran nilai Pancasila yang bersifat aplikatif. Berangkat dari masalah itu, tulisan ini akan membahas pentingnya aktualisasi nilai Pancasila dalam mengatasi penyalahgunaan NAPZA pada generasi muda di Indonesia.
  • 5. KAJIAN TEORI A. Nilai-Nilai Pancasila Muchson AR (Khofianti, 2012), mendefinisikan nilai yang dalam bahasa Inggrisnya adalah value biasa diartikan sebagai harga, penghargaan, atau taksiran. Maksudnya adalah harga yang melekat pada sesuatu atau penghargaan terhadap sesuatu. Sedangkan menurut Kaelan (Khofianti, 2012), nilai itu pada hakekatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai, artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu. Pancasila yang berisi seperangkat nilai-nilai dasar ideal, merupakan komitmen kebangsaan, identitas bangsa dan menjadi dasar pembangunan karakter keindonesiaan. Mendasarkan pada perspektif teori fungsionalisme struktural, sebuah negara bangsa yang majemuk seperti Indonesia membutuhkan nilai bersama yang dapat dijadikan nilai pengikat integrasi (integrative value), titik temu (common denominator), jati diri bangsa (national identity) dan sekaligus nilai yang dianggap baik untuk diwujudkan (ideal value), Menurut Winarno Narmoatmojo (Khofianti, 2012). Sebagai ideologi nasional, nilai-nilai dasar Pancasila menjadi cita-cita masyarakat Indonesia yang sekaligus menunjukan karakter bangsa yang hendak dibangun. Karakter, identitas atau jati diri sebuah bangsa bukanlah sesuatu yang telah jadi. Karakter adalah hasil konstruksi dan produk dari pembudayaan melalui pendidikan. Pancasila mendasari dan menjiwai semua proses penyelenggaraan negara dalam berbagai bidang serta menjadi rujukan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bersikap dan bertindak dalam kehidupannya sehari-hari. Pancasila memberikan suatu arah dan kriteria yang jelas mengenai layak atau tidaknya suatu sikap dan tindakan yang dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagian terpenting penanaman nilai-nilai Pancasila di dunia pendidikan tidak hanya meliputi materi, tetapi juga sikap-sikap yang dibentuk dalam nilai Pancasila itu sendiri. Pasalnya, meskipun diberikan mata pelajaran itu, belum tentu anak tersebut menjadi seorang pancasilais. Saat ini sebagian besar orang hanya mengetahui rambu- rambu Pancasila, tetapi jarang sekali yang mengamalkan inti dari nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi tersebut. Menurut Moerdiono (Khofianti, 2012) ada 3 tataran nilai dalam ideologi Pancasila yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis. a. Nilai dasar yaitu suatu nilai yang bersifat amat abstrak dan tetap, yang terlepas dari pengaruh perubahan waktu. Nilai dasar merupakan prinsip, yang bersifat amat abstrak, bersifat amat umum, tidak terikat oleh waktu dan tempat, dengan kandungan kebenaran yang bagaikan aksioma. Dari segi kandungan nilainya, maka nilai dasar berkenaan dengan eksistensi sesuatu, yang mencakup cita-cita, tujuan, tatanan dasar dan ciri khasnya b. Nilai instrumental, yaitu suatu nilai yang bersifat kontekstual. Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar tersebut, yang merupakan arahan kinerjanya untuk kurun waktu tertentu dan untuk kondisi tertentu.
  • 6. c. Nilai praksis, yaitu nilai yang terkandung dalam kenyataan sehari-hari, berupa cara bagaimana rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan) nilai Pancasila. Nilai praksis terdapat pada demikian banyak wujud penerapan nilai-nilai Pancasila, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik oleh cabang eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, oleh organisasi kekuatan sosial politik, oleh organisasi kemasyarakatan, oleh badan-badan ekonomi, oleh pimpinan kemasyarakatan, bahkan oleh warganegara secara perseorangan. B. NAPZA NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan (BNN, 2004). NAPZA adalah zat yang memengaruhi struktur atau fungsi beberapa bagian tubuh orang yang mengonsumsinya. Manfaat maupun risiko penggunaan NAPZA bergantung pada seberapa banyak, seberapa sering, cara menggunakannya, dan bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang dikonsumsi (Kemenkes RI, 2010).  Jenis-Jenis NAPZA NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok. 1. Narkotika Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. 2. Psikotropika Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche). 3. Bahan Adiktif Golongan adiktif adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan.
  • 7. PEMBAHASAN A. Konsep Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia yang diwariskan dari para pendiri bangsa. Pancasila terdiri dari dua kata dalam bahasa Sansekerta, Panca artinya lima dan Sila berarti prinsip atau asas. Perkataan Pancasila memiliki lima sendi utama yaitu : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa, 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. persatuan Indonesia, 4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmata kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini semua tercantum dalam paragraf keempat dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila, secara filsafat memiliki nilai yang sudah berkembang sejak Indonesia masih berbentuk kerajaan. Ketika itu nilai adat istiadat, agama, budaya menyatu dalam satu kesatuan yang membentuk kelahiran Pancasila itu sendiri. Melalui nilai agama, manusia Indonesia dididik mengenal dan mempercayai kehidupan ini membutuhkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Tanpa bimbingan nilai spiritualitas, maka kehidupan seorang manusia akan mengalami kegersangan dan tidak memiliki panduan hidup. Untuk itu, manusia Indonesia memiliki agama sebagai pedoman kehidupan dengan adanya kebebasan dari negara untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing. Selain nilai yang bersifat individu, Pancasila mengandung nilai yang bersifat kelompok seperti kemanusiaan yang adil dan beradab. Dimana setiap manusia harus memiliki rasa kemanusiaan terhadap manusia dan alam di sekitarnya. B. Konsep NAPZA NAPZA adalah kepanjangan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya yang merupakan sekelompok obat, yang berpengaruh pada kerja tubuh, terutama otak. Satu sisi narkoba merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan, pelayanan kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan ketergantungan apabila dipergunakan tanpa adanya pengendalian. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan NAPZA(narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif) sebagai bagian dari narkoba adalah zat berbahaya yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat mengakibatkan reaksi kehilangan kesadaran diri dan mati rasa. C. Aktualisasi Nilai Pancasila Sebagai Kunci Mengatasi Penyalahgunaan NAPZA pada Generasi Muda Di Indonesia Dalam mengatasi bahaya narkoba pada masyarakat Indonesia, diperlukan kesadaran membumikan dan mengaktualisasikan nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Gerakan kembali kepada Pancasila perlu dimunculkan mengingat masalah narkoba muncul disebabkan masyarakat Indonesia mengalami anomi. Kita sebagai bangsa sudah terlalu jauh meninggalkan nilai budi pekerti Pancasila yang luhur. Dampak kehilangan nilai Pancasila, kepribadian manusia Indonesia mengalami
  • 8. kerentanan menghadapi dampak negatif kejahatan antar negara seperti penyalahgunaan NAPZA. Nilai Pancasila secara umum dibagi menjadi dua yaitu nilai dasar dan nilai instrumental. Nilai dasar itu bersifat abstrak dan normatif dimana isinya belum dapat dioperasionalkan. Untuk dapat bergerak secara operasional dan eksplisit, maka dibutuhkan penjabaran ke dalam nilai instrumental seperti UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan. Dengan bersumber lima nilai dasar (Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai Kerakyatan, Nilai Keadilan) maka dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental (Budiyono, Wawan 2013) Dalam pandangan Moerdiono (1995/1996 dalam Mulyono, 2010) menjelaskan adanya 3 tataran nilai dalam ideologi Pancasila. 1) Nilai dasar, yaitu suatu nilai prinsip yang bersifat umum, abstrak dan tetap, yang terlepas dari pengaruh perubahan waktu dan tempat, dengan kandungan kebenaran yang bagaikan aksioma. Dari segi kandungan nilainya, maka nilai dasar berkenaan dengan eksistensi sesuatu, yang mencakup cita-cita, tujuan, tatanan dasar dan ciri khasnya. Nilai dasar Pancasila ditetapkan para pendiri negara yang tumbuh dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan dan berasal dari cita-cita yang ditanamkan dalam agama dan tradisi tentang suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan kebersamaan, persatuan dan kesatuan seluruh warga masyarakat. 2) Nilai instrumental, yaitu suatu nilai yang bersifat kontekstual. Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar yang merupakan arahan kinerjanya untuk kurun waktu tertentu dan untuk kondisi tertentu. Nilai instrumental ini dapat dan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Namun nilai instrumental haruslah mengacu pada nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama, dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Dari kandungan nilainya, maka nilai instrumental merupakan kebijaksanaan, strategi, organisasi, sistem, rencana, program dan proyek-proyek yang menindaklanjuti nilai dasar tersebut. Lembaga negara yang berwenang menyusun nilai instrumental adalah MPR, Presiden, dan DPR. 3) Nilai praksis, yaitu nilai yang terkandung dalam kenyataan sehari-hari, berupa cara bagaimana rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan) nilai Pancasila. Nilai praksis terdapat pada banyak wujud penerapan nilai-nilai Pancasila, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik cabang eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, oleh organisasi kekuatan sosial politik, organisasi kemasyarakatan, badan-badan ekonomi, pimpinan kemasyarakatan, bahkan warganegara secara perseorangan. Dari segi kandungan nilainya, nilai praksis merupakan gelanggang pertarungan antara idealisme dan realitas. Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana proses nilai-nilai Pancasila benar- benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai dari pimpinan negara, aparatur negara sampai kepada rakyat biasa. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memerlukan situasi dan kondisi yang memungkinkan seluruh lapisan masyarakat yang dapat
  • 9. mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dan dapat terlihat dalam perilaku bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Darmadi: 2013) Persoalannya bagaimana bentuk konkret aktualisasi nilai Pancasila dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Bagaimanapun lima sila yang ada perlu diaplikasikan dalam bentuk nilai operasional yang bersifat aplikatif. Peneliti menilai, ada beberapa bentuk nyata dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila. Pertama, diperlukan kesadaran setiap manusia Indonesia bahwa narkoba bertentangan dengan ajaran agama. Semua agama mengajarkan manusia agar hidup sehat, memperbanyak kebaikan dan menjauhkan diri dari perbuatan yang sia-sia. Maka sejatinya agama mampu menjadi pedoman hidup agar setiap pemeluknya menjauhi narkoba yang merusak dan mengancam keberlangsungan hidup individu dan masa depan bangsa. Konteks ini setiap warga negara Indonesia yang beragama harus memahami ajaran agamanya dengan lebih mendalam, dimana pada dasarnya setiap agama menolak narkoba karena mengakibatkan kesengsaraan bagi kehidupan manusia. Kedua, menanamkan rasa kemanusiaan dimana setiap manusia Indonesia pada dasarnya memiliki rasa kasih sayang dan hati nurani yang bersih. Perilaku memakai narkoba jelas bertentangan dengan nurani dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dimana akibat narkoba pertemanan menjadi renggang, hidup menyendiri sehingga kehilangan kasih sayang dan pada tahap tertentu harus kehilangan nyawa. Kesadaran kolektif harus terus ditumbuhkan bahwa narkoba merusak tubuh dan menghilangkan rasa kemanusiaan. Ketiga, nilai persatuan Indonesia menekankan proses kerjasama seluruh elemen bangsa untuk menolak narkoba. Kesediaan bekerjasama berangkat dari pemikiran bahwa memakai narkoba menandakan hilangnya cinta kepada tanah air. Para pemakai narkoba hanya mementingkan diri sendiri (egois) dengan mengabaikan dampak kerusakan sosial terhadap masyarakat di sekitarnya. Penyalahgunaan narkoba mengakibatkan kecanduan sehingga melahirkan kemalasan dan hidup menyendiri, sehingga menghilangkan nasionalisme dan kebhinekaan yang ditandai kesiapan hidup di dunia yang berbeda-beda (heterogen) Keempat, seorang pengedar narkoba akan memaksakan kehendaknya kepada pemakai untuk membeli barang haram tersebut. Hal ini bertentangan dengan semangat sila keempat, dimana setiap manusia memiliki kebebasan untuk memilih di negara yang demokratis ini. Setiap masalah diupayakan selesai melalui proses musyawarah, sementara para penjual narkoba tidak mau mengerti proses tersebut. Mereka hanya mengejar keuntungan finansial tanpa mau peduli melanggar hak orang lain dan merugikan kepentingan bangsa dan negara. Sehingga tepat kiranya jika ada kasus pemaksaan kehendak ini, ada warga yang bertindak responsif menangkap pelaku narkoba di lingkungan sekitarnya. Kelima, hilangnya kemakmuran dan kesejahteraan disebabkan masyarakat mengalami kecanduan narkoba yang mengarah kepada hilangnya nyawa manusia. Narkoba membawa dampak buruk ketergantungan pemakainya kepada “barang haram” tersebut akibat pemakaian yang berlebihan. Tubuh menjadi rusak karena secara kesehatan narkoba membuat pemakainya yang sudah kecanduan menjadi kurus, kehilangan semangat hidup, mudah lupa dan dapat sewaktu-waktu bertindak
  • 10. anarkis di luar kesadaran dirinya. Selain itu pikiran menjadi tidak fokus sehingga pekerjaan dan aktivitas kehidupan menjadi kacau dan tidak terencana dengan baik. Sehingga penting kiranya dibutuhkan kesadaran kolektif dan massif di lingkungan tempat tinggal kita agar narkoba tidak dibiarkan masuk dengan cara apapun. Perlu dimunculkan kegiatan positif yang menjauhkan warga dari nakroba serta tanggung jawab individu untuk saling berpartisipasi aktif dalam mengingatkan diri, anggota keluarga dan tetangganya agar menjauhi narkoba yang dapat mengancam kelangsungan masa depan generasi muda dan bangsa Indonesia.
  • 11. SIMPULAN DAN SARAN Kita perlu memahami bahwa penyalahgunaan NAPZA adalah musuh bersama manusia di seluruh dunia termasuk Indonesia. Adanya penyalahgunaan NAPZA menghasilkan banyak sekali efek buruk seperti memperlebar kesenjangan sosial di masyarakat, merusak kesehatan tubuh, memperburuk kondisi perekonomian bangsa dan berdampak kepada lemahnya mental generasi muda. Untuk itu, diperlukan kesadaran kolektif, terstruktur untuk mengembalikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan dan kepribadian masyarakat Indonesia. Nilai luhur Pancasila menghendaki warga negara Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, sehingga menjauhi napza sama dengan mengaktualisasikan secara nyata nilai dalam Pancasila. Cita-cita negara makmur, adil dan sejahtera sesuai yang digariskan konstitusi termasuk di dalamnya Pancasila hanya dapat tercapai jika masyarakat menjauhi penyalahgunaan NAPZA dan mendorong warga negara lainnya menolak penyalahgunaan NAPZA masuk dalam kehidupan pribadi dan lingkungan sekitarnya. Pancasila harus melekat dalam kepribadian setiap manusia Indonesia. Mereka yang menjalankan Pancasila bukan sebatas hafalan di ruang kelas, akan mudah menyadari ada persinggungan yang erat antara Pancasila dan agenda perang terhadap penyalahgunaan napza. Sebab ditinjau dari kelima sila dalam ajaran luhur ini, penyalahgunaan napza jelas banyak mengalami pertentangan. Napza adalah musuh bersama seluruh bangsa Indonesia, sehingga untuk mengusirnya dari bumi Indonesia membutuhkan partisipasi bersama semua kalangan di Indonesia. Aktualisasi nilai Pancasila di atas tentu masih bersifat tentatif dan masih dapat terus dikembangkan secara detil. Nilai Pancasila itu harus diaktualisasikan melalui proses deseminasi secara serius dan menggunakan pendekatan yang tepat, ilmiah, rasional dan tidak bersifat indoktrinasi yang menekankan hafalan semata, bukan praktek nyata (Saputra: 2017). Diperlukan pula kajian bersama dan evaluasi rutin mengenai rumusan aplikatif yang dapat diterima dan dijalankan semua lapisan masyarakat Indoensia. Kembali kepada Pancasila adalah solusi dan praktek nyata mengatasi segala persoalan yang menjerat Indonesia termasuk narkoba di dalamnya. Maka, Nilai Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan manusia, karena dengan diterapkannya nilai pancasila manusia dapat mencegah penyalahgunaan NAPZA. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam penyusunan tugas ini, kami memperoleh bantuan dari berbagi pihak, salah satunya adalah dosen kami Bapak M. Januar Ibnu Adham. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih. Jurnal ini disusun berkaitan dengan tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya mengenai Aktualisasi Nilai Pancasila Sebagai Kunci Mengatasi Penyalahgunaan Napza Pada Generasi Muda Di Indonesia.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Handaningrum Ratnasari. 2014. Penyalahgunaan Narkoba Sebagai Penyimpangan Nilai Pancasila. Khofiyati. 2012. Pembelajaran Nilai-nilai Pancasila Dalam Mata Pembelajaran Pendidikan Kewarwanegaraan Di SMP. Universitas Negeri Yogyakarta: Tidak Diterbitkan. Sholihah. 2013. Efektivitas Program P4GN Terhadap Pencegahan Penyalahgunaan Napza. Lampung. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 9(1), 153-159. Wahyono Imron. 2017. Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kegiatan Pembelajaran. Universitas Negeri Yogyakarta:Tidak diterbitkan. Immanudin Fitrah. 2012. (https://www.kompasiana.com/fitrah/penyalahgunaan-napza-pada remaja_55114722a33311e542ba7ea6 diakses pada 30 november pukul 15:47)