Dokumen tersebut menjelaskan berbagai instrumen lingkungan hidup sesuai Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, termasuk KLHS, tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, Amdal, UKL-UPL, perizinan, instrumen ekonomi, peraturan berbasis lingkungan hidup, anggaran berbasis lingkungan hidup, analisis risiko lingkungan hidup, dan audit lingkungan hidup.
2. Instrumen lingkungan
Instrumen-instrumen yang disebut dalam Pasal 14 UUPPLH
adalah:
1. Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS),
2. tata ruang,
3. baku mutu lingkungan hidup,
4. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,
5. Amdal,
6. UKL-UPL,
7. perizinan,
8. instrumen ekonomi,
9. peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup,
10. anggaran berbasis lingkungan hidup,
11. analisis risiko lingkungan hidup,
12. audit lingkungan hidup.
3. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS)
• Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 1 butir 10
UUPPLH adalah “rangkaian analisis sistematis,
menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/ atau kebijakan, rencana dan/ atau
program”. KLHS merupakan intrumen yang tidak
dikenal dalam UULH 1997 dan UULH 1982, sehingga ia
dapat dikatakan bahwa instrumen-instrumen yang
sebelumnya ada tidak mampu mencegah dan
mengatasi timbulnya masalah-masalah lingkungan
hidup.
4. Baku mutu lingkungan hidup
Pengertian baku mutu lingkungan hidup adalah “ukuran batas atau
kadar makhluk hidup, zat energi, atau komponen lain yang ada atau
harus ada dan/ atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup”. Baku mutu lingkungan hidup merupakan
instrumen untuk mengukur terjadinya pencemaran lingkungan.
Baku mutu lingkungan terdiri atas:
• Baku mutu air;
• Baku mutu air limbah;
• Baku mutu air laut;
• Baku mutu udara ambien;
• Baku mutu emisi;
• Baku mutu gangguan;
• Baku mutu lain sesuai dengan perkembanagn ilmu teknologi.
5. Kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup
• Pengertian kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 1 butir 15 adalah
“ukuran batas perubahan sifat fisik, kimia, dan/ atau
hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang oleh
lingkungan hidup untuk dapat tetap melestarikannya”.
Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup merupakan
instrumen untuk menentukan terjadinya kerusakan
lingkungan hidup. Kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup meliputi kriteria baku ekosistem dan kriteria
baku kerusakan akibat perubahan iklim. Kriteria baku
kerusakan ekosistem meliputi:
6. Lanjutan. . .
• Kriteria baku kerusakan tanah untuk produksi
biomassa;
• Kriteria baku kerusakan terumbu karang;
• Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang
berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan;
• Kriteria baku kerusakan mangrove;
• Kriteria baku kerusakan padang lamun;
• Kriteria baku kerusakan gambut;
• Kriteria baku kerusakan karst;
• Kriteria baku kerusakan ekosistem lain sesuai
perkembangan ilmu dan teknologi.