SlideShare a Scribd company logo
1 of 240
Download to read offline
HENRI WIBOWO, ST, ME
2022
 Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara (PPPU)
 Penanggung Jawab Operasional Instalasi Pengendalian
(POIPU)
BIODATA
Nama
Pendidikan
Pekerjaan
: HENRI WIBOWO, ST. ME
: - S1 Teknik Lingkungan
- S2 Ekonomika Pembangunan
: 1). Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi (PPLH & PPNS)
2). Dosen : Universitas Batanghari Jambi
Fakultas Teknik Kaprodi Teknik Lingkungan
3) Asesor Aktif LH di LSP Lalinsa & LHN
4) Anggota Komisi Penilai Amdal Kota Jambi (AMDAL A, B, C )
5) Narasumber di Berbagai LPK Bidang LH
3
Sertifikat
Kompetensi
HENRI WIBOWO, ST, ME
2022
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP
DASAR HUKUM
 UU No. 32 TH 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
 UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
 PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelengaraan
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
 PermenLHK No 11 Tahun 2021 tentang baku mutu
pembakaran dalam (genset)
Tujuan Pelatihan
Meningkatkan kompetensi peserta pelatihan
dibidang Pengendalian Pencemaran Udara serta
membantu peserta pelatihan dalam
mempersiapkan diri mengikuti Uji Kompetensi
Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran
Udara sesuai P.6/Menlhk/ Setjen/ Kum.1/2/2018
• Menuju Uji Kompetensi 2020
1. Dasar Hukum
• Menuju Uji Kompetensi 2020
PERATURAN PERUNDANGAN PPU
 UU 32/2009 tentang Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
 PP 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
 KEPMENLH No:KEP-13/MENLH/1995 tentang Baku Mutu
Emisi Sumber Tidak Bergerak.
 KEPKA-BAPEDAL No. 205/1996 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Pencemaran Udara
 KEPMENLH 48/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
 KEPMENLH 49/1996 tentang Baku Mutu Getaran
 KEPMENLH 50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat
Kebauan.
 Permen LH No. 07/2007 tentang Baku Mutu Emisi Tidak
Bergerak bagi Ketel Uap
 PermenLH 17 tahun 2008 Baku mutu Emisi untuk Industri
Keramik
 Permen LH No. 13/2009 tentang Baku Mutu Emisi Tidak
Bergerak bagi Usaha dan/atau Minyak dan Gas
PERATURAN PERUNDANGAN PPU
 PERMENLH 12/2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian
Pencemaran Udara di Daerah
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha Dan/Atau
Kegiatan Pertambangan
 KepmenLH 70 tahun 2016 Baku Mutu emisi dan atau Kegiatan
Pengolahan Sampah Secara Thermal
 PermenLHK 19 Tahun 2017 Baku mutu Emisi Sumber tidak
bergerak bagi Industri dan atau kegiatan Industri Semen
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.6/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2018 Tentang Standar
Dan Sertifikasi Kompetensi Penanggung Jawab Operasional
Instalasi Pengendalian Pencemaran Udara Dan Penanggung Jawab
Pengendalian Pencemaran Udara
 Permenlhk No P.15 2019 Baku Mutu Emisi Pembangkit Listrik
Tenaga Termal
 P.17/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2019 tentangbaku Mutu Emisi Bagi
Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri pupuk dan Industri Amonium
Nitrat
 PERMENLHK 1 Tahun 2021 Tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
 PERMENLHK 11 Tahun 2021 Tentang Baku Mutu Emisi Dengan
POIPPU
Penanggung Jawab
Operasional Instalasi
Pengendalian
Pencemaran Udara adalah
personil yang memiliki tugas
dan tanggung jawab terhadap
penyusunan rencana,
pengoperasian dan
pengoptimasian pengoperasian
peralatan pengendalian
pencemaran udara, perawatan
peralatan pengendalian
pencemaran udara, serta
melaksanakan tanggap darurat
dalam pengendalian
pencemaran udara.
PPPU
Penanggung Jawab
Pengendalian
Pencemaran Udara
adalah personil yang memiliki kewenangan dan
tanggung jawab teknis terhadap pencegahan
dan penanggulangan pencemaran udara yang
disebabkan oleh usaha dan/kegiatan tersebut,
khususnya yang berasal dari emisi udara
sumber tidak bergerak, dengan garis besar
tugas antara lain: menilai potensi pencemaran
udara dari usaha dan atau kegiatan, menyusun
strategi dan rencana kegiatan pemantauan dan
operasional alat pengendali pencemaran udara
serta mengkoordinasi kegiatan pemantauan
pencemaran udara, operasional pemeliharaan
alat, dan pengendali pencemaran udara.
UNIT KOMPETENSI PENANGGUNGAJWAB
OPERATOR PPU
1. Pengenalan Hukum Lingkungan
• Menuju Uji Kompetensi 2020
Pasal 20 Ayat (3)
Setiap orang diperbolehkan
untuk membuang limbah ke
media lingkungan hidup dengan
persyaratan:
• memenuhi baku mutu
lingkungan hidup
• mendapat izin dari
Menteri,Gubernur, atau
bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya
UU
32/2009
PERLINDUNGAN
DAN
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
HIDUP
PPPU & POIPPU memiliki
fungsi strategis dalam
mendukung perusahaan agar
selalu memenuhi baku mutu
udara dan ketentuan teknis
yang berlaku
15
UU 32/2009 PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 65 (1)
Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia.
VS
Pasal 67
Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup.
Pasal 33 ayat 4 UUD 1945: “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
Prinsip Dasar Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Menjaga lingkungan hidup (Udara, Air, Lahan dan Laut) tetap
dalam kondisi baik dan sehat untuk aktivitas kehidupan
seluruh warga negara;
2. Memastikan segala kegiatan perekonomian (seperti
Pertanian, Perkebunan, Hutan Tanaman Industri &
Pertambangan) dilakukan secara berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
Pasal 28 H ayat 1 UUD 1945: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”
Perlindungan & Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH)
PPLH --- 6 P
1. Upaya sistematis &
Terpadu
2. Melestarikan fungsi LH;
3. Mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau
perusakan LH
Perencanaan
Pemanfaatan
Pengendalian
Pemeliharaan
Pengawasan
Penegakan Hukum
1
2
3
4
5
6
M e l I p u t I
UU 32/2009
PERLINDUNGAN
DAN
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
HIDUP
Pasal 20 Ayat (3)
Setiap orang diperbolehkan
untuk membuang limbah ke
media lingkungan hidup dengan
persyaratan:
a. memenuhi baku mutu
lingkungan hidup
b. mendapat persetujuan dari
Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah
memperpendek birokrasi perizinan memperkuat penegakan hukum
Dalam UU 32/2009 ada
4 tahapan :
1. Proses Dokumen
lingkungan (Amdal,
UKL/UPL)
2. Persetujuan
Lingkungan
3. Izin Lingkungan
4. Izin Usaha
menjadi
Menjadi 3 tahapan :
1. Proses Dokumen
lingkungan (Amdal,
UKL/UPL)
2. Persetujuan
Lingkungan
3. Perizinan Berusaha
Jika ada
pelangaran, yang
akan terkena
adalah Izin
Lingkungan. Selama
Izin Usaha tdk
dicabut, maka
kegiatan dapat
tetap berjalan
menjadi
Jika ada pelanggaran,
yang akan terkena
konsekuensi adalah
Izin utamanya yaitu
Perizinan Berusaha
MELINDUNGI KUALITAS LINGKUNGAN DAN MEMPERMUDAH KEGIATAN BERUSAHA
UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja:
Perizinan Berusaha
Izin Lingkungan
Izin Mendirikan
Bangunan
Izin Usaha
Izin PPLH
Andalalin
Izin Lokasi
Kondisi Eksisting
Persyaratan dan
kewajiban Aspek
Lingkungan
“Diintegrasikan”
“Izin Lingkungan tidak dihilangkan namun tujuan dan fungsinya diintegrasikan ke dalam
Perizinan Berusaha”
Pasal 1 dan 37 UU CK
Perizinan
Berusaha
“Semangat UU Cipta Kerja adalah
Penyederhanaan Regulasi Perizinan”
“Pelaku Usaha tidak perlu
mengurus banyak Perizinan, Cukup mengurus
Perizinan Berusaha
20
PP 22 tahun 2021 Lampiran XV
• Penghentian
• Remediasi
• Rehabilitasi
• Restorasi
Penanggulangan
Pemulihan
Pencegahan
Pengendalian
Pengendalian
Pencemaran/
Kerusakan LH
13 Instrumen : KLHS, Tata Ruang, BML, KBKL,
AMDAL, UKL/ UPL, Perizinan, ekonomi LH, Per-
UU, Anggaran basis lingk, analisis risiko, audit, dll
• Informasi
• Isolasi
• Penghentian
• Cara lain sesuai
perkembangan
iptek
3
2
1
Pemerintah,
Pemerintah Daerah,
Penanggung Jawab
Usaha/Kegiatan
Pasal 13
Baku mutu
lingkungan
hidup
meliputi:
 baku mutu air;
 baku mutu air limbah;
 baku mutu air laut;
 baku mutu udara ambien;
 baku mutu emisi;
 baku mutu gangguan; dan
 baku mutu lain sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pemeliharaan
Lingkungan Hidup
Pencadangan
Sumber Daya Alam
Pelestarian
Fungsi Atmosfir
Konservasi
Sumber Daya Alam
1
2
3
Pengendalian
Pencemaran/
Kerusakan LH
Pemeliharaan
• Mitigasi &
Adaptasi
Perubahan Iklim
• Perlindungan
Lapisan Ozon
• Perlindungan
terhadap Hujan
Asam
• Perlindungan,
Pengawetan, &
4
• Tidak dpt dikelola
dlm jangka wkt
tertentu
Pengawasan Lingkungan Hidup
(Pasal 71 – 75)
Menteri
Gubernur
Bupati/Walikota
(sesuai kewenangannya)
• PUU Bidang PPLH
Tingkat
Ketaatan
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Menetapkan Pejabat
Pengawas
Lingkungan Hidup
Pengawasan
dapat mendelegasikan
kewenangannya
dalam melakukan
pengawasan kepada
pejabat/instansi teknis
yang bertanggung
jawab di bidang
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup
a
b
c
• Izin Lingkungan
5
Pemantauan
Meminta Keterangan
Membuat Catatan
Membuat Salinan Dokumen
Memasuki tempat tertentu
Memotret
Membuat rekaman audio visual
Mengambil sampel
Memeriksa peralatan
Memeriksa instalasi/Alat Transportasi
Menghentikan pelanggaran tertentu
Kewenangan
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
(Pasal 74)
PENYELESAIAN
SENGKETA LH
DI PENGADILAN
PENYELESAIAN
SENGKETA LH
DI LUAR
PENGADILAN
U U
PPLH
SANKSI
PIDANA
SANKSI
ADMINISTRASI
Penegakan Hukum Lingkungan
6
PENCEMARAN
3 10
4 12
5 15
3 10
4 12
5 15
M
I
N
M
A
X
MASUK ATAU DIMASUK
KANNYA MAHLUK HI
DUP, ZAT, ENERGI DAN/
ATAU KOMPONEN
LAIN KEDALAM LH OLEH
KGT MANUSIA
SHG MELAMPAUI BMLH
YG TELAH DITETAPKAN
(Pasal 1 ayat (14))
BAKU MUTU
LINGKUNGAN
BM Air imbah
BM emisi
BM Gangguan
BM AIR
BM AIR LAUT
BM UDARA AMBIEN
PP
Pasal 20 ayat
(4)
PP  Pasal
20 ayat (3)
SETIAP ORANG
DILARANG
MELAKUKAN PENC
& PERUSAKAN
(Psl : 69 ayat (1) a.
Paling lama 3
tahun dan 3 M
 (pasal 100
ayat 1)
Apabila sanksi
adm tidak
dipatuhi serta
pelanggaran lebih
dari satu kali 
Pasal 100 ayat (2)
Sengaja
(Psl 98)
Lalai
(psl
99)
BAKU
MUTU
LUKA
MATI
SANKSI DENDA
M
I
N
M
A
X
1 3
2 6
3 9
1 3
2 6
3 9
BAKU
MUTU
LUKA
MATI
4. Pendahuluan
• Menuju Uji Kompetensi 2020
PENCEMARAN UDARA
Pencemaran Udara adalah masuk atau dimasukkannya
zat, energi, dan/atau komponen lainnya ke dalam Udara
Ambien oleh kegiatan manusia sehingga melampaui
Baku Mutu Udara Ambien yang telah ditetapkan.
(PP No. 22 thn 2021)
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
(UU 32/2009, Pasal 1, Ayat 14)
Baku mutu lingkungan hidup meliputi:
a. baku mutu air;
b. baku mutu air limbah;
c. baku mutu air laut;
d. baku mutu udara ambien;
e. baku mutu emisi;
f. baku mutu gangguan (Kebauan, Kebisingan,
Getaran); dan
g. baku mutu lain sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAKU MUTU EMISI
SUMBER TIDAK BERGERAK
Baku Mutu Emisi adalah nilai
Pencemar Udara maksimum
yang diperbolehkan masuk atau
Dimasukkan ke dalam Udara
Ambien
(PP No. 22 Tahun 2021)
BAKU MUTU AMBIEN
Baku Mutu Udara Ambien
adalah nilai Pencemar Udara
yang ditenggang
keberadaannya dalam Udara
Ambien
(PP 22 tahun 2021)
UDARA AMBIEN
Udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan
troposfir yang berada di dalam wilayah yuridifikasi
Republik Indonesia yang dibutuhkan dan
mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup
dan unsur lingkungan hidup lainnya.
EMISI
Emisi adalah Pencemar Udara yang
dihasilkan dari kegiatan manusia yang
masuk dan/atau dimasukkannya
ke dalam udara, mempunyai dan atau tidak
mempunyai potensi Pencemaran Udara.
(PP 22/2021)
SO2
NOx
H2SO4
HNO3
CO HC
O3
PM10
Klasifikasi Udara
Sumber: http://www.thebiganswer.info/air-pollution.jpg
PENGELOMPOKAN
SUMBER
PENCEMARAN
UDARA
Sumber bergerak (kendaraan
bermotor)
Sumber bergerak spesifik (kereta
api, pesawat terbang, kapal laut &
kendaraan berat)
Sumber tidak bergerak (industri)
Sumber tidak bergerak spesifik
(kebakaran hutan/lahan,
pembakaran sampah)
Sumber: http://www.nature.nps.gov/air/AQBasics/images/types_of_sources_02-2012.jpg
Pencemaran Udara
Sumber Bergerak
(Transportasi)
43
46
Pencemaran Udara
Sumber Tidak Bergerak
(Point Sources)
Kegiatan Proyek
Tahap Konstruksi
Dampak Kes & Lingk, Diklat PPU Feb
2011
Fugitive Emission Tambang Batu Bara
• Emisi Fugitif adalah
Emisi yang secara
teknis tidak dapat
melewati cerobong,
ventilasi atau system
pembuangan Emisi
yang setara
Sumber-
Sumber
Fugitive
Emission
Sektor
Migas
Polutan dalam
Gas Buang
• Hidrokarbon (HC)
• Karbon Monoksida (CO)
• Oksida Nitrogen (NOx)
• Oksida Sulfur (SOx)
• Partikulat (debu) dalam
pengukuran debu dikenal
dengan PM10 dan PM2.5
HC, CO, SOx, NOx, Partikulat
52
SUMBER
KEGIATAN YANG
MENGHASILKAN
EMISI
SUMBER TIDAK
BERGERAK
No SUMBER JENIS KEGIATAN/USAHA
1. Boiler Seluruh jenis Kegiatan/usaha
2. Genzet Seluruh jenis Kegiatan/usaha
3. Diesel Engine Seluruh jenis Kegiatan/usaha
4. Uap Proses Produksi Seluruh jenis Kegiatan/usaha
5. Flare dari Proses
Produksi:
Eksplorasi dan Produksi Migas
; Pengilangan LNG Dan LPG
Terpadu ; Pengilangan Minyak
Bumi
6. Gathering Station Gas
Vent dari Proses
Produksi
Eksplorasi dan Produksi Migas
7. Gas Processing Plant
dari Proses Produksi
Eksplorasi dan Produksi Migas
; Pengilangan LNG Dan LPG
Terpadu
8, Gas Vent on Glycol
Dehidration Unit dari
Proses Produksi
Eksplorasi dan Produksi Migas
9. Storage Vessel dari
Proses Produksi
Eksplorasi dan Produksi Migas
Jenis Jenis emisi:
• EMISI NORMAL :
berasal dari sumber-sumber yang terkontrol dan
disalurkan melalui cerobong sehingga dapat diukur atau
dipantau besarannya
• EMISI ABNORMAL
berasal dari sumber-sumber titik kecil, yaitu yang berasal
dari emisi fugitive, proses start up, shutdown, dan
perawatan. Sumber ini lebih sulit dikontrol dan diukur
• EMISI SEMENTARA/AKSIDENTAL
berasal dari kebocoran dan tumpahan kecil; ledakan
dan kebakaran
(PERMENLH_12_2010)
Pengendalian pencemaran udara (Untuk memperoleh kualitas udara yang dapat diterima,
sangat penting untuk meminimisasi polutan dengan Better Acceptable Technology Economic
Acceptable (BATEA)
Sumber tidak
bergerak
Penghapusan
pengoperasian secara
keseluruhan/sebagian
Modifikasi pabrik
Relokasi
pabrik
Penerapan
teknologi
pengendalian
yang tepat
Cyclone, EP,
Scrubber dll
•Alokasi daerah akan tercemar
•Pembatasan tingkat tercemar
• Membuat peraturan tentang
izin konstruksi baru yang akan
dijalankan
•Mengisolasi daerah sekitar
sumber agar
tidak dihuni
Menambah satu
atau lebih proses
langkah
Mengganti/hila
ngin proses
potensial
menimbulkan
pencemaran
Input
(Raw
material)
Out put
PPU untuk Industri
Proses
PPU di Input : - Mengunakan BBM low sulfur
- Menggunakan BBG (Bahan Bakar Gas)
- Menggunakan Bahan Bakar rendah heavy metal
PPU di proses :
Menggunakan Teknologi ramah lingkungan contoh Gasifikasi pirolisis atau
desulfurisasi
PPU di out put :
Untuk mengurangi PM dengan EP(Elekrostatik Precipitator), Bag Filter,
CycloneUntuk mengurangi SO2 dengan FGD (Flue Gas Desulfurisasi)
Udara
Ambien
Boiler
plywood
Boiler pabrik
gula
Genset
Refinery
Petro
kimia
Sumber Emisi Pembangkit Listrik
Tenaga Thermal
a) Proses produksi; dan
b) Pengoperasian mesin
penunjang produksi.
Sumber Emisi Kegiatan Pengangkutan,
Penyimpanan, Serta Niaga Minyak dan Gas
bersumber dari:
a. proses pembakaran yang berasal dari mesin
pembakar dalam; dan
b. fugitive yang meliputi emisi akibat kebocoran
dari katup, flensa, pompa, kompresor, alat
pelepas tekanan, kebocoran dari peralatan
proses produksi dan komponen-komponennya,
serta emisi dari tangki timbun dan instalasi
pengolahan air limbah.
SUMBER EMISI, PARAMETER POLUSI UDARA DAN REGULASI DI AGROINDUSTRI
Industri Besi
dan Baja
Industri
Semen
Industri Pulp dan
Kertas
PEMERIKSAAN SUMBER EMISI UDARA
Skema proses produksi tekstil
64
Kapas / Rayon
Pembersihan
Sizing
Tenun / Rajut
Serat Sintetis
Pemintalan
Desizing
Scouring
Merserisasi
Bleaching
Dying / Printing
Sizing
Finishing
Tekstil
Sizing
Tenun / Rajut
Desizing
Scouring
Boil - Off
Sumber dan Jenis Limbah
pada Industri Tekstil
65
Proses
Jenis Limbah
Air Limbah Limbah Padat Emisi Udara
1 Pembersihan - kotoran serat,
lemak, minyak,
potongan daun
debu
2 Pemintalan - serat –off-size debu
3 Sizing sisa larutan - -
4 Tenun - sisa benang debu
5 Desizing sisa kanji, larutan,
penghilang kanji, air
pembilas
- -
6 Scouring sisa larutan NaOH,
kotoran, lemak, lilin
- -
7 Merserisasi sisa larutan NaOH, air
larutan sisa pembilas
8 Bleaching sisa pemutih - uap air + soda
abu/peroksida
9 Pewarnaan sisa dyes, kanji, zat
kimia lain
- -
10 Finishing sisa resin, softener,
silikon, fungisida
- -
Pengelompokan Karakteristik Pencemar Udara
dibagi dalam 3 jenis Parameter:
1. Karakteristik Partikel
√ Solid: debu, smoke, fumes, fly ash √ Liquid: mist, spra
2. Karakteristik Kimia
a.Organik
 Hidrokarbon: Hexana, benzena, ethlena, methana, butana,
butadiena
 Aldhehide dan keton : Formaldehyde, acetone
 Organik lainnya: Alkohol, chlorinated hydrocarbon
b.Anorganik
 Oksida karbon : CO, CO2 √ Oksida Sulfur : SO2, SO3
 Oksida Nitrogen : NO2, NO,N2O √ anorganik lainnya : H2S, HF, NH4
3. Karakteristik Biologi
 protozoa, bakteri, virus, fungi, spora, pollen, alga. Umumnya berusia
sebentar karena tidak adanya nutrient.
• Dust adalah partikel padat, berukuran 1 – 10.000 um terjadi
karena proses pemotongan, gerinda atau proses penanganan
batubara, semen dll.
• Smoke adalah partikel padat halus, berukuran 0,5 – 1 um
terjadi dari pembakaran yang tidak sempurna bahan organic.
• Fumes adalah partikel padat halus berukuran antara 0,03 – 0,3
um. Terbentuk dari kondensasi uap bahan padat. Alami
(natural)
Karakteristik Bahan Pencemar
PARTIKULAT
– Flay ash adalah merupakan bahan yang tidak
terbakar dari hasil pembakaran batubara. Halus
seperti dust berukuran antara 1 – 1.000 um, seperti
smoke karena dari hasil pembakaran dan seperti
fumes karena mengandung logam/mineral yang
tidak ikut terbakar.
– Mist adalah partikel cair yang terjadi karena
kondensasi uap, disperse cairan atau reaksi kimia
seperti terjadinya kabut asam sulphur. Berukuran
lebih kecil dari 10 um.
– Spray. Adalah partikel cair yang terbentuk dari
penyemprotan cairan seperti pestisida, berukuran
antara 10 – 1.000 um. )
– Hasil pembakaran BB Sulfur
– Gas berat, tak berwarna, berbau tajam
– Mudah bereaksi dengan air
– Korosif dan Iritatif
– Terdeteksi ( bau ) pada 0,5 ppm
Sulfur Dioksida
Karbon dan Karbon Oksida
 Hasil pembakaran
 Unsur non metal
 Dalam bentuk partikel dan gas
 Partikel Jelaga
 Gas CO
GAS / UAP
• Hasil pembakaran
• Proses radiasi sinar Matahari
• Dekomposisi bahan organic
Nitrogen Oksida
Hidrogen Fluorida
 Terbentuk dalam kebanyakan Clay atau tanah liat
dengan konsentrasi antara 20 – 1000 ppm.
 Pembakaran dalam tungku keramik atau batubata
akan menghasilkan Hirogen Flourida ( HF ).
Karakteristik Pencemaran Udara
Berdasarkan Proses Produksinya
Karakteristik sumber pencemar mempertimbangkan
hal - hal sbb:
Jenis kegiatan atau industri
proses produksi,
bahan bakar yang digunakan
bahan baku dan bahan penunjang yang digunakan
Baku Mutu Genset / Mesin Pembakaran Dalam sesuai
PERMENLH 13/2009
Unit Kompetensi - 01
Menilai Tingkat Pencemaran Udara dari Emisi
(Untuk PPPU dan POIPPU)
Konsentrasi
 Beban
Menilai Tingkat Pencemaran Udara dari Emisi
Keputusan Kepala Bapedal No. 205 Tahun 1996 tentang
Pedoman
Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber TidakBergerak
Persyaratan lainnya yang wajib dilaksanakan oleh setiap penanggung jawab
usaha dan/atau
kegiatan, antaralainmeliputi:
Periode pemantauan;
Penetapan lokasi pemantau emisi dan udara ambien;
Pemasangan alatpemantauankualitas udara emisi (CEM);
Pengambilan contoh ujidan analisis kualitas emisi gas buang;
Persyaratan cerobong,meliputi:
 Pengaturan cerobong.
 Lubang sampling.
 Sarana pendukung.
 Unit pengendalian pencemaran udara, meliputi:
 Electrostatic Precipitator.
 Siklon.
 Pengumpul proses basah (Wet Process Collector)
 Cartridge Collector
 Baghouse.
PERSYARATAN CEROBONG
Tinggi cerobong sebaiknya 2-2.5 kali tinggi bangunan
sekitar
Kecepatan aliran gas dari cerobong sebaiknya lebih
besar dari 20 m/detik untuk menghindari turbulensi
Warna cerobong harus mencolok
Setiap cerobong di beri nomor
PERSYARATAN TEKNIS
Setiap penanggungjawab jenis kegiatan wajib
memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
membuat cerobong emisi yang dilengkapi dengan sarana pendukung dan alat
pengaman;
memasang alat ukur pemantauan yang meliputi kadar dan laju alir volume
untuk setiap cerobong emisi
yang tersedia serta alat ukur arah dan kecepatan angin;
melakukan pencatatan harian hasil emisi yang dikeluarkan dari setiap
cerobong emisi;
menyampaikan laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud kepada
Gubernur dengan tembusan
kepada Kepala badan sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan;
melaporkan kepada Gubernur serta Kepala Badan apabila ada kejadian
tidak normal dan/atau dalam keadaan darurat yang mengakibatkan baku
mutu emisi dilampaui
PERSYARATAN TEKNIS
wajib memasang Continuous Emissions Monitoring (CEM) pada
cerobong tertentu yang pelaksanaanya dikonsultasikan dengan
Menteri dan bagi cerobong yang tidak dipasang peralatan CEM
wajib dilakukan pengukuran manual dalam waktu 6 (enam)
bulan sekali (industri pupuk, semen, besi baja, pulp dan
kertas, minyak dan gas);
wajib menyampaikan laporan hasil pemantauan secara
manual
setiap 6 (enam) bulan sekali dan 3 bulan sekali dariperalatan
CEM kepada Gubernur/Bupati/Walikota tembusan kepada
Menteri;
dilarang melakukan pembakaran terbuka (open Burning)dari
Burn pit
wajib melakukan pengelolaan terhadap sumber-sumber yang
berpotensi
sebagai sumber fugitive emission.
KEWAJIBAN MEMANTAU
TAHAPAN PEMANTAUAN UDARA EMISI
KEWAJIBAN ISOKINETIK
Laporan Pemantauan
SARANA PENDUKUNG PENGUJIAN
• Lubang Sampling (Min. 2 Bh.)
- Diameter 10 cm
- Posisi tegak lurus
- Pelat Flange
• Lantai kerja + pagar pengaman
• Tangga + selubung pengaman
• Catu daya
Persyaratan Sarana Pendukung
Tangga besi dan selubung pengaman terbuat dari besi
Lantai kerja:
Dapat mendukung beban minimal 500kg
Keleluasan kerja bagi minimal 3org
Lebar lantai kerja 1.2meter
Tinggi pagar pengaman 1meter
Dilengkapi dengan kontrol pengangkat alat pengambilsample
Stop kontak 220V, 30A singel phase
Penempatan sumber aliran listrik dekat dengan lubang
sample
PERSYARATAN CEROBONG & LUBANG
SAMPLING
 Harus mempunyai lubang
sampling 1 atau lebih
 Lubang sampling harus
terletak di Posisi antara 8
D dan 2 D
 Ukuran diameter lubang
sampling 3 – 3,5 inchi
 Tersedia tangga untuk naik
 Tersedia platform (tempat
kerja),
 Tersedia alat pengangkut
peralatan
 Tersedia pagar pengamanan
 Tersedia sumber listrik
17
FASILITAS LUBANG SAMPLING EMISI CEROBONG
PENEMPATAN SAMPLING HOLE
Pada Berbagai Bentuk Cerobong
8D
2D
8De
2De
8D
2D
8De
2De
De=2 x d x D / (D+d)
D
d
De=2LW/(L+W)
L
W
D = Diameter Dalam
Diameter Ekivalen
 Cerobong dengan diamater berbeda
De = 2 x d x D / ( D + d )
De : diameter ekivalen
D : diameter bagian bawah
d : diameter bagian atas
 Cerobong berbentuk persegi panjang
De = 2 LW / (L + W)
De : diameter ekivalen
L : panjang penampang cerobong
W : lebar penampang cerobong
Silentser
2 D 8 D
8 D
2 D
Genset /
Boiler
Genset /
Boiler
Silentser
Silentser
8 D
2 D
Genset /
Boiler
Genset /
Boiler
Silentser
cm
cm
cm
Penempatan Lubang Sampling Pada Cerobong
DATA PENDUKUNG
• Jenis Proses
• Bahan baku Proses
• Kapasitas maks terpasang
• Kapasitas operasi saat itu
• Diagram alir proses
• Jenis/tipe alat pengendali
• SOP Operator
Tehnik Pengujian
Isokinetic
-
• Tehnik Pengujian dimana kecepatan
aliran dalam cerobong sama dengan
kecepatan dalam pengambilan
sampel.
SAMPLING GASPADASISTEMTUBING
STACKTERLALUDEKATDENGANPROSES
12
2
C
O
L
L
E
C
T
O
R F
L
O
WM
E
T
E
R V
A
C
C
U
U
MP
U
M
P
Pengumpulan
Sampel
Pengukuran
Laju Alir
Penghisapan
Udara
Sampling
gas
Manual
12
4
Otomatik
(direct reading)
SAMPLINGPARTIKULAT
METODAUSEPA
Alat ukur otomatis
untuk pengujian
kadar gas emisi
sumber tidak
bergerak
SEBAGAI ALAT BANTU PPLH
DALAM INSPEKSI LAPANGAN
45
47
PENGGUNAAN RINGLEMANN CHART
UNTUK
PEMANTAUAN OPASITAS EMISI
CEROBONG
Sistem Pemantauan emisi secara kontinu (CEM)
Beban Emisi adalah jumlah Pencemar Udara
yang dibuang oleh suatu Usaha dan/atau
Kegiatan ke Udara Ambien
PP 22/2021
RUMUS PERHITUNGAN BEBAN PENCEMARAN
a) Kriteria existing: mengukur konsentrasi parameter (baku mutu)
b) Kriteria terbaru: mengukur laju alir dan menghitung beban
C = Q = v x A
dimana:
E = Beban pencemaran (kg/tahun)
C = konsentrasi terkoreksi (mg/Nm3)
Q = laju alir emisi volumetric (m3/detik)
Op.Hrs = waktu operasi sumber emisi (jam/tahun)
0,0036 = faktor konversi dari mg/detik ke kg/jam
)
%
21
(
)
%
21
(
2
2
terukur
bm
O
O
Cterukur



E = C x Q x [Op.Hrs] x 0,0036
Cterukur = konsentrasi emisi sebelum dikoreksi
dengan O2 (mg/Nm3)
O2bm = koreksi O2 yang ditetapkan dalam
baku mutu (%)
O2terukur = oksigen hasil pengukuran emisi (%)
v = laju alir (m/detik)
A = luas penampang cerobong (m2)
Mengoperasikan alat Pengendali Pencemaran Udara
dari Emisi
Mengoperasikan alat
Pengendali
Pencemaran Udara
dari Emisi
Alat Pengendali Pencemaran Udara
Electrostatic Precipitator, bekerja berdasarkan medan
magnet.
Efisiensi 99.9% untuk seluruh ukuran partikel.
Siklon, Penangkap debu yang bekerja berdasarka sentrifugal
Wet Process Collector,
Wet Scrubber, kelembaban debu dikumpulkan pada settlingpond
Pengumpul cair
, berakumulasi kemudia dicurahkan kedalamdasar
precipitator
Catridge Collector, menggunakan lipatan filter sekitar 2-3
pasang
Bag house, pengumpul debu kering (fabric filter collector)
Wet Scrubber
Baghouse
Filter
Bag House
Filter
Cerobong
Canopy
Sistem Pengendalian Pencemaran Udara di
Pabrik Peleburan
Bag House Filter Pabrik Peleburan
Debu dari Bag House Filter
Cyclone
Wet Scrubber
Electrostatic Presipitator
DUST COLLECTOR
Formulir
Pemantauan
Alat
Pengendali
Pencemaran
Udara
Electric
Precipitator
Formulir Pemantauan Alat Pengendali
Pencemaran Udara
Siklon (Centrifugal Collector)
Formulir
Pemantauan
Alat Pengendali
Pencemaran
Udara
Particulate
Scrubber
Formulir
Pemantauan
Alat
Pengendali
Pencemaran
Udara
Fabric
Filter/Bag
House
Pencatatan
Kejadian
Tidak
Normal
• Frekuensi kejadian
• Lama kejadian
• Efek pada emisi
• Cara meminimalkan
kelebihan emisi
Latihan
• Jelaskan tipe alat pengendali yang ada di
perusahaan Saudara dan buatkan gambar alat
pengendali tersebut
• Jelaskan cara kerja alat pengendali pencemaran
udara yang ada di perusahaan saudara
• Jelaskan SOP pengoperasian alat pengendali
pencemaran udara yang ada di perusahaan
saudara
• Peraturan terkait dengan Baku Mutu emisi gas
buangnya
Melakukan Perawatan Peralatan Pengendali Pencemaran
Udara dari Emisi
Melakukan Perawatan
Peralatan Pengendali
Pencemaran Udara dari
Emisi
Melakukan
Perawatan
Peralatan
Pengendali
Pencemaran
Udara dari Emisi
Menyusun rencana
Perawatan alat pengendali
pencemaran udara dari emisi
Melakukan perawatan alat
pengendali pencemaran
udara
Melaporkan hasil kegiatan
perawatan peralatan
pengendali udara emisi
UNIT KOMPETENSI
E.390000.009.01
Menyusun
rencana
Perawatan alat
pengendali
pencemaran
udara dari
emisi
Frekuensi perawatan peralatan
pengendali pencemaran udara dari emisi
ditentukan berdasarkan beban kerja dan
spesifikasi alat
Jadwal perawatan peralatan pengendali
pencemaran udara disusun sesuai
kebutuhan
Indikator kinerja peralatan pengendali
pencemaran udara ditentukan
berdasarkan efisiensi pengolahan yang
dihasilkan
Log book perawatan peralatan
pengendali pencemaran udara dibuat
sesuai kebutuhan
UNIT KOMPETENSI
E.390000.009.01
ELEMEN KOMPETENSI -1
Melaksanakan
Perawatan alat
pengendali
pencemaran
udara dari
emisi
Perawatan peralatan pengendali
pencemaran udara dari emisi
dilaksanakan sesuai prosedur
Kinerja unit peralatan pengendali
pencemaran udara di bawah kriteria
diperbaiki sesuai prosedur
Perbaikan dilaksanakan terhadap unit
unit yang mengalami kerusakan kecil
Log book perawatan peralatan
pengendali pencemaran udara diisi
sesuai prosedur
Data hasil perawatan dan perbaikan
peralatan pengendali pencemar udara
dari emisi dilaporkan sesuai prosedur
UNIT KOMPETENSI
E.390000.008.01
ELEMEN KOMPETENSI -2
Melaporkan
hasil kegiatan
perawatan
peralatan
pengendali
pencemaran
udara emisi
Hasil kegiatan perawatan peralatan
pengendali pencemaran udara dari emisi
disusun sesuai prosedur
Laporan hasil kegiatan perawatan
peralatan pengendali pencemaran udara
dari emisi dikomunikasikan sesuai
prosedur
ELEMEN KOMPETENSI -3
UNIT KOMPETENSI
E.390000.008.01
Pemeliharaan yang
bersifat preventif lebih
efisien dan ekonomis
daripada perbaikan
pasca kerusakan, serta
membuat proses
produksi berjalan lancar.
Prosedur
Operasional
dan
Pemeliharaan
Alat
• Deteksi dini adanya
malfungsi
• Prediksi dan pencegahan
kegagalan peralatan
• Mengidentifikasi dan
memperbaiki masalah yang
terjadai
• Menghindari adanya
kerusakan alat
• Menurunkan emisi
Sistem
pemeliharaan
inspeksi
untuk
pengendalian
pencemaran
udara PLTD
meliputi
pemeriksaan
pada:
• Infiltrasi udara (Process equipment,
Breaching and ducts, Access doors and
panels, expansion joints)
• Induced-draft fan (Vibration, bearing
temperature, Bearing lubrication,
Coupling Lubrication, V-belt condition,
Motor bearing lubrication, Foundation
bolts, variable speed drive)
• Thermal insulation (Integrity, cold spot)
• Dampers (Fungsi dan lubrikasi)
• Temperature elements (Thermocouples,
pyrometers, hot wires)
• Pressure Sensors (taps and lines,
transmitter)
Hal penting yang yang harus diperhatikan dalam Perawatan
genset
• Mengoperasikan genset sesuai buku petunjuk
operasional
• Jaga sirkulasi udara dalam ruang genset
Hindari beban berlebih (Overload)
• Peletakkan kedudukan genset
• Jauhkan genset dari tempat basah dan lembab
• Menjaga kebersihan genset
• Matikan genset pada keadaan abnormal
• Pasang kabel-kabel dengan baik dan benar
• Jangan sentuh terminal tegangan keluaran (output)
• Berhati-hatilah terhadap bahaya kebakaran
Pemeliharaan Genset
Pemeliharaan 2 Mingguan
Pemeliharaan Bulanan
Pemeliharaan 3 Bulanan
Pemeliharaan 6 Bulanan
Pemeliharaan 12 Bulanan
Pemeliharaan 2 (dua) Mingguan:
• Pengecekan kapasitas radiator
• Pengecekan kapasitas oli mesin
• Pengecekan konektor dan kabel
accumulator/battery
• Pengecekan persediaan bahan bakar
• Pembersihan unit genset
• Pembersihan ruang genset
• Running test genset selama 15 menit
Pemeliharaan Bulanan
• Pengecekan air
accumulator/battery
Pengecekan V-Belt
• Pengecekan control indicator
genset
• Pengecekan instalasi kabel
panel DC
Pemeliharaan 3 Bulanan
• Pembersihan filter
udara
• Pembuangan endapan
pada tangki bahan
bakar
• Pengecekan system
Charging Accu.
Pemeliharaan 6 Bulanan:
• Ganti Oli Mesin
• Ganti Filter Oli
Pemeliharaan 12 Bulanan:
• Ganti filter bahan bakar
• Ganti filter udara
Proses pembakaran dalam ruang bakar mesin terjadi dengan
adanya pencampuran bahan bakar solar dengan udara
(oksigen) dan dipantik oleh busi. Dengan mengganti filter
udara diharapkan dapat menjaga kebersihan udara yang
masuk ke ruang bakar mesin genset sehingga pembakaran
dapat terjadi dengan sempurna. Dengan pembakaran
sempurna selain bisa memperbaiki baku mutu gas buang
genset, mengurangi pemborosan bahan bakar, juga yang
terpenting adalah mesin genset dapat beroperasi secara
optimal.
• Ganti air radiator
• Pengecekan grounding
LATIHAN
• Jelaskan SOP perawatan alat pengendali
pencemaran udara yang ada di perusahaan
saudara
Mengidentifikasi Bahaya Dalam Pengendalian
Pencemaran Udara dari Emisi
Mengidentifikasi
Bahaya Dalam
Pengendalian
Pencemaran Udara dari
Emisi
Melakukan Tindakan K3 terhadap Bahaya
dalam Pengendalian Pencemaran Udara dari
Emisi
Melakukan Tindakan K3
terhadap Bahaya dalam
Pengendalian Pencemaran
Udara dari Emisi
POTENSI BAHAYA
I. BAHAYA FISIK POTENSIAL
IV. Bahaya
Ergonomis
Potensial
• Ergonomi adalah bidang studi multidisiplin yang mempelajari
prinsip-prinsip dalam mendesain peralatan, mesin, proses dan
tempat kerja yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan
manusia yang menggunakannya. Gerakan yang berulang atau
posisi yang menetap selama bekerja dapat menimbulkan cedera.
• Karena itu, konsep ergonomis diterapkan dalam pekerjaan guna
menghindari cedera fisik yang terjadi dalam pekerjaan. Misalnya,
posisi duduk, mengetik, jarak antar-layar dan mata, mengangkat
barang, dan memegang alat. Gejala yang paling sering muncul
akibat tidak ergonomis posisi kita saat bekerja adalah pegel linu,
nyeri sendi, dan pinggang.
Jenis dan Dampak Negatif Pencemaran Udara
• Menuju Uji Kompetensi 2020
204
Jenis Pencemaran Udara
Berdasarkan proses terbentuknya zat
pencemar
1.Pencemar primer
• Diemisikan langsung oleh sumber
pencemar (CO, NO, NO2, SO2, partikel, Pb).
2.Pencemar sekunder
• Terbentuk karena reaksi antar zat di udara
(Oksidan, NO2, SO3, HNO3, H2SO4, PANs
Peroxyacyl Nitrates, dll)
Pencemar Udara Primer & Sekunder
Sumber: http://www.newsustainabilityinc.com/wp-content/uploads/2014/07/slide_8.jpg
Dampak Pencemaran Udara terhadap Lingkungan dan
Kesehatan
The Great Smog of '52 or Big Smoke in London
http://images.china.cn/attachement/jpg/site1007/20130819/00114320db41137bdb2e06.jpg
http://en.wikipedia.org/wiki/Great_Smog#/media/File:Nelson%27s_Column_during_the_Great_Smog_of_1952.jpg
4,000 orang meninggal
100,000 sakit oleh
dampak asap kabut
pada saluran
pernapasan
The beginning of modernization in Kitakyushu
Operation of Yahata ironworks
(Japanese first national ironworks) was started in 1901.
Yahata-Shiroyama area blanketed by smoke
Tobata-ku (1950’s)
80t/km2・amount
of monthly dust fall
Sumber:
http://scienceunraveled.com/wp-content/uploads/2013/08/AirpollutionpathwaysUSEPA1.jpg
213
Cara Masuknya Zat Pencemar Udara ke
dalam Tubuh Manusia
Langsung
– pernafasan (inhalation) dan
– kontak kulit (dermal),
Tidak langsung
melalui rantai makanan zat pencemar udara
yang terdeposisi dalam air dan tanah, kemudian
diserap oleh tumbuhan dan hewan dan akhirnya
dikonsumsi oleh manusia (misalnya logam
berat).
214
DAMPAK PENCEMARAN UDARA THD MANUSIA
Gangguan kesehatan
– Sakit, baik yang akut maupun yang khronis
– Penyakit yang tersembunyi, yang dapat
memperpendek umur, menghambat pertumbuhan
dan perkembangan.
– Mengganggu fungsi fisiologis:
• Paru
• Syaraf
• Transport oksigen oleh hemoglobin
• Kemampuan sensorik
Gangguan Aktivitas
– Aktivitas atlet
– Aktivitas motorik
– Aktivitas belajar
– Penimbunan bahan berbahaya dalam tubuh
– Rasa tidak nyaman karena faktor bau dan kotor
215
PM 10 & PM 2.5
Sumber:
http://images.china.cn/attachement/jpg/site1007/20120606/0014222d985011390b892e.jpg
Sumber:
http://static.bitlanders.com/users/galleries//285465/image4_fa_rszd.jpg
PM 10 & PM 2.5 dalam saluran pernafasan
PM 2.5 di Dalam Paru Paru
Sumber: https://www.scmp.com/sites/default/files/2014/05/30/b64599363210863345f49d18130c4088.jpg
219
Dampak terhadap flora & fauna
– Perubahan morfologi, pigmen, dan
kerusakan fisiologi sel tumbuhan terutama
pada daun.
– Mempengaruhi pertumbuhan
– Mempengaruhi proses reproduksi.
– Mempengaruhi komposisi komunitas
flora/fauna.
– Terjadi akumulasi bahan pencemar pada
jenis tertentu.
220
Dampak Terhadap Atmosfer
• Gangguan jarak pandang (visibility)
• Memberikan warna tertentu pada atmosfer
• Mempengaruhi struktur awan
• Mempengaruhi kesaman air hujan hujan
asam
• Mempercepat pemanasan global
221
INDUSTRI, LALIN,
PEMBAKARAN
STASIONER, DSB.
PEMUKIMAN 10 KM
HUTAN
SOx OKSIDASI H2SO4 / H2SO3
NOx OKSIDASI HNO3
PARTIKEL
HUJAN ASAM
100 KM 1000 KM
HUJAN
ASAM
222
Kerusakan Hutan Oleh Hujan Asam
Dampak Kes & Lingk, Diklat
PPU Feb 2011
223
Kabut Asap, Palangkaraya
Jumat, 28 Agustus 2009
224
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
terhadap sarana/prasarana
• Gedung, rumah prasarana
lain cepat kotor dan kusam
(meningkatnya biaya
pemeliharaan
pembersihan, pengecatan
dan pelapisan semakin
sering)
• Kerusakan bahan metal
karena korosi
225
DAMPAK TERHADAP ESTETIKA
Menyebabkan timbulnya bau,
adanya lapisan debu dan jelaga,
perubahan warna pada cat serta
rusaknya berbagai fasilitas oleh
korosi.
Pengelolaan
Emisi Fugitif
dilakukan
melalui:
• pelaksanaan tata graha
(house keeping) yang
baik;
• perawatan dan inspeksi
peralatan secara
berkala;
• pelaksanaan proses
produksi sesuai
prosedur operasional
standar; dan
• pencatatan upaya
penanggulangan fugitif
yang telah dilakukan
Pengelolaan Emisi Fugitif
merupakan bagian dari
pelaksanaan keselamatan
dan kesehatan kerja usaha
dan/atau kegiatan industry
pembangkit tenaga listrik
termal
Pengelolaan sarana bagi
cerobong Emisi yang
dilengkapi dengan
fasilitas lift sebagaimana
wajib:
• melakukan perawatan secara
berkala dalam menunjang
keselamatan kerja; dan
• menyediakan peralatan tanggap
darurat dan alat bantu pernafasan
yang tersimpan dalam lift.
Dalam melakukan
penanggulangan Keadaan
Darurat penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan wajib
• Memiliki struktur organisasi dan mekanisme
penanganan keadaan darurat;
• Memiliki prosedur untuk menganalisa resiko,
respon terhadap keadaan darurat dan
pemulihan pasca kondisi darurat;
• Memiliki rencana, program, prosedur tanggap
darurat, pelatihan, evaluasi, dan
penyempurnaan rencana tanggap darurat;
• Memiliki peralatan dan sistem komunikasi
penanganan keadaan darurat; dan
• Melaksanakan penanggulangan keadaan
darurat sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan termasuk kegiatan penyelamatan
dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta
pemulihan prasarana dan sarana.
Dalam hal terjadi Keadaan Darurat,
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
wajib melaporkan terjadinya Keadaan
Darurat kepada Menteri, gubernur, dan
bupati/wali kota, sesuai kewenangannya
dalam bentuk
• Laporan tertulis pendahuluan paling
lambat 1 x 24 (satu kali dua puluh
empat) jam sejak terjadinya keadaan
darurat;
• Laporan perkembangan penanganan
kejadian secara periodik paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
minggu sampai kondisi terkendali
dan selesai; dan
• Laporan tertulis secara lengkap
disampaikan paling lambat 5 (lima)
hari kerja sejak laporan
perkembangan selesai dilaksanakan
40 -
INCIDENT & ACCIDENT REPORT
INCIDENT & ACCIDENT REPORT
INCIDENT & ACCIDENT REPORT
UNIT KOMPETENSI PENAGGGUNGJAWAB
OPERASIONAL PENCEMARAN UDARA
UNIT KOMPETENSI PENAGGGUNGJAWAB PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA
5. Tips dan Trik lulus sertifikasi BNSP
1) Percaya diri, beri impresi kepada asesor bahwa Saudara memang berkompeten di bidang operasional instalasi
pengolahan air limbah dan sehari-hari bekerja dibidang ini.
2) Berikan laporan kerja yang baik pada saat pemberkasan, khususnya terkait operasional alat PPU, yang biasa
dilakukan di tempat kerja (Contoh laporan operasional, maintenance, logbook operasional)
3) Kerjakan test tertulis dengan baik, gunakan bahasa sendiri (jangan copas), usahakan mengingat semua soal
yang ditanyakan, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagian besar akan ditanyakan kembali pada saat
test wawancara
4) Jika mengalami kesulitan dalam menjawab tes tertulis, setelah selesai mengerjakan, usahakan bertanya
kepada trainer atau rekan kerja sebagai bahan dalam memberikan jawaban pada saat wawancara.
5) Pada saat wawancara, jika tidak memahami pertanyaan yang diberikan oleh asesor, jangan sungkan untuk
menanyakan kembali.
6) Kondisikan SOP (Standard Operasional Prosedur) untuk operasional alat
PPU, tanggap darurat PPU, dan Maintenance telah Saudara baca dan
pahami dengan baik sebagai bahan dalam menjawab pertanyaan dari
asesor.
7) Pahami resiko/potensi bahaya ditempat kerja (PPU) dan Tindakan K3 yang
diperlukan.
8) Usahakan hafal parameter uji Kualitas udara emisi dan peraturannya / Baku
Mutunya (siapkan salah satu hasil uji laboratorium di dekat meja) agar
Saudara dapat menjawab pertanyaan terkait tingkat pencemaran (apakah
selama ini memenuhi baku mutu atau tidak)
T E R I M A K A S I H
S A L A M K O M P E T E N
S E M O G A S U K S E S !

More Related Content

What's hot

Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)Joy Irman
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Joy Irman
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumJoy Irman
 
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3Instansi
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Heri Romansyah
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Joy Irman
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahJoy Irman
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
 
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) SampahRehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampahinfosanitasi
 
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdfRincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdfssuserc7b49e
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahinfosanitasi
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku Utama
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku UtamaPedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku Utama
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku UtamaLestari Rachmawati
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site systemJoy Irman
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
 
Pengolahan leachate
Pengolahan leachatePengolahan leachate
Pengolahan leachateinfosanitasi
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Joy Irman
 
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Anggi Nurbana Wahyudi
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site systemJoy Irman
 

What's hot (20)

Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (On-site)
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
 
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air Limbah
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
 
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) SampahRehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
 
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdfRincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku Utama
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku UtamaPedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku Utama
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku Utama
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
 
Pengolahan leachate
Pengolahan leachatePengolahan leachate
Pengolahan leachate
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
 
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
 

Similar to Materi penanggungjawab pengendalian pencemaran udara

UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHWahyu Ojan
 
asas-asas pengetahuan lingkungan
asas-asas pengetahuan lingkunganasas-asas pengetahuan lingkungan
asas-asas pengetahuan lingkunganthiarramadhan
 
dampak pencemaran lingkungan air tahu.pdf
dampak pencemaran lingkungan air tahu.pdfdampak pencemaran lingkungan air tahu.pdf
dampak pencemaran lingkungan air tahu.pdfJOJONAGA
 
Implementasi Bandar Udara Ramah Lingkungan (ECO Airport).pdf
Implementasi Bandar Udara Ramah Lingkungan (ECO Airport).pdfImplementasi Bandar Udara Ramah Lingkungan (ECO Airport).pdf
Implementasi Bandar Udara Ramah Lingkungan (ECO Airport).pdfFerryAmsarTaunaBandu
 
Materi DLH Jatim -Apindo.ppt
Materi DLH Jatim -Apindo.pptMateri DLH Jatim -Apindo.ppt
Materi DLH Jatim -Apindo.pptHRDLasmono
 
2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias
2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias
2_AMDAL and ANDAL Procedures and criteriasEkaOnwardana
 
Sosialisasi Persetujuan Lingkungan_18102023
Sosialisasi Persetujuan Lingkungan_18102023Sosialisasi Persetujuan Lingkungan_18102023
Sosialisasi Persetujuan Lingkungan_18102023DediPurwanto28
 
materi-kuliah-hk-lingkungan.pptx
materi-kuliah-hk-lingkungan.pptxmateri-kuliah-hk-lingkungan.pptx
materi-kuliah-hk-lingkungan.pptxSyaniaBO1
 
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH Anjas Asmara, S.Si
 
1. Proses PL Kegiatan Industri Pengolahan Ikan.pdf
1. Proses PL Kegiatan Industri Pengolahan Ikan.pdf1. Proses PL Kegiatan Industri Pengolahan Ikan.pdf
1. Proses PL Kegiatan Industri Pengolahan Ikan.pdfAlfinToplerSilitonga
 
DASAR REGULASI AMDAL.pptx
DASAR REGULASI AMDAL.pptxDASAR REGULASI AMDAL.pptx
DASAR REGULASI AMDAL.pptxNendiSubakti2
 
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptxMateri Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptxssuser8a9432
 
Kebijakan Konservasi
Kebijakan KonservasiKebijakan Konservasi
Kebijakan KonservasiWiraDharma12
 
Kebijakan KL-PL November 2020.pptx
Kebijakan KL-PL November 2020.pptxKebijakan KL-PL November 2020.pptx
Kebijakan KL-PL November 2020.pptxUtamiRizki4
 
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)Muhammad Kennedy Ginting
 

Similar to Materi penanggungjawab pengendalian pencemaran udara (20)

UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
 
Dhika
DhikaDhika
Dhika
 
AMDAL
AMDALAMDAL
AMDAL
 
asas-asas pengetahuan lingkungan
asas-asas pengetahuan lingkunganasas-asas pengetahuan lingkungan
asas-asas pengetahuan lingkungan
 
dampak pencemaran lingkungan air tahu.pdf
dampak pencemaran lingkungan air tahu.pdfdampak pencemaran lingkungan air tahu.pdf
dampak pencemaran lingkungan air tahu.pdf
 
AMDAL
AMDALAMDAL
AMDAL
 
Implementasi Bandar Udara Ramah Lingkungan (ECO Airport).pdf
Implementasi Bandar Udara Ramah Lingkungan (ECO Airport).pdfImplementasi Bandar Udara Ramah Lingkungan (ECO Airport).pdf
Implementasi Bandar Udara Ramah Lingkungan (ECO Airport).pdf
 
Materi DLH Jatim -Apindo.ppt
Materi DLH Jatim -Apindo.pptMateri DLH Jatim -Apindo.ppt
Materi DLH Jatim -Apindo.ppt
 
2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias
2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias
2_AMDAL and ANDAL Procedures and criterias
 
Sosialisasi Persetujuan Lingkungan_18102023
Sosialisasi Persetujuan Lingkungan_18102023Sosialisasi Persetujuan Lingkungan_18102023
Sosialisasi Persetujuan Lingkungan_18102023
 
materi-kuliah-hk-lingkungan.pptx
materi-kuliah-hk-lingkungan.pptxmateri-kuliah-hk-lingkungan.pptx
materi-kuliah-hk-lingkungan.pptx
 
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
 
1. Proses PL Kegiatan Industri Pengolahan Ikan.pdf
1. Proses PL Kegiatan Industri Pengolahan Ikan.pdf1. Proses PL Kegiatan Industri Pengolahan Ikan.pdf
1. Proses PL Kegiatan Industri Pengolahan Ikan.pdf
 
Arti dan peran amdal
Arti dan peran amdalArti dan peran amdal
Arti dan peran amdal
 
DASAR REGULASI AMDAL.pptx
DASAR REGULASI AMDAL.pptxDASAR REGULASI AMDAL.pptx
DASAR REGULASI AMDAL.pptx
 
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptxMateri Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
 
Kebijakan Konservasi
Kebijakan KonservasiKebijakan Konservasi
Kebijakan Konservasi
 
Ppp
PppPpp
Ppp
 
Kebijakan KL-PL November 2020.pptx
Kebijakan KL-PL November 2020.pptxKebijakan KL-PL November 2020.pptx
Kebijakan KL-PL November 2020.pptx
 
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
 

Materi penanggungjawab pengendalian pencemaran udara

  • 1. HENRI WIBOWO, ST, ME 2022  Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara (PPPU)  Penanggung Jawab Operasional Instalasi Pengendalian (POIPU)
  • 2. BIODATA Nama Pendidikan Pekerjaan : HENRI WIBOWO, ST. ME : - S1 Teknik Lingkungan - S2 Ekonomika Pembangunan : 1). Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi (PPLH & PPNS) 2). Dosen : Universitas Batanghari Jambi Fakultas Teknik Kaprodi Teknik Lingkungan 3) Asesor Aktif LH di LSP Lalinsa & LHN 4) Anggota Komisi Penilai Amdal Kota Jambi (AMDAL A, B, C ) 5) Narasumber di Berbagai LPK Bidang LH
  • 4. HENRI WIBOWO, ST, ME 2022 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
  • 5. DASAR HUKUM  UU No. 32 TH 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup  UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja  PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelengaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup  PermenLHK No 11 Tahun 2021 tentang baku mutu pembakaran dalam (genset)
  • 6. Tujuan Pelatihan Meningkatkan kompetensi peserta pelatihan dibidang Pengendalian Pencemaran Udara serta membantu peserta pelatihan dalam mempersiapkan diri mengikuti Uji Kompetensi Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara sesuai P.6/Menlhk/ Setjen/ Kum.1/2/2018 • Menuju Uji Kompetensi 2020
  • 7. 1. Dasar Hukum • Menuju Uji Kompetensi 2020
  • 8. PERATURAN PERUNDANGAN PPU  UU 32/2009 tentang Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja  PP 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.  KEPMENLH No:KEP-13/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.  KEPKA-BAPEDAL No. 205/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara  KEPMENLH 48/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan  KEPMENLH 49/1996 tentang Baku Mutu Getaran  KEPMENLH 50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan.  Permen LH No. 07/2007 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak bagi Ketel Uap  PermenLH 17 tahun 2008 Baku mutu Emisi untuk Industri Keramik  Permen LH No. 13/2009 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak bagi Usaha dan/atau Minyak dan Gas
  • 9. PERATURAN PERUNDANGAN PPU  PERMENLH 12/2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah  Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pertambangan  KepmenLH 70 tahun 2016 Baku Mutu emisi dan atau Kegiatan Pengolahan Sampah Secara Thermal  PermenLHK 19 Tahun 2017 Baku mutu Emisi Sumber tidak bergerak bagi Industri dan atau kegiatan Industri Semen  Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.6/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2018 Tentang Standar Dan Sertifikasi Kompetensi Penanggung Jawab Operasional Instalasi Pengendalian Pencemaran Udara Dan Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara  Permenlhk No P.15 2019 Baku Mutu Emisi Pembangkit Listrik Tenaga Termal  P.17/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2019 tentangbaku Mutu Emisi Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri pupuk dan Industri Amonium Nitrat  PERMENLHK 1 Tahun 2021 Tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup  PERMENLHK 11 Tahun 2021 Tentang Baku Mutu Emisi Dengan
  • 10. POIPPU Penanggung Jawab Operasional Instalasi Pengendalian Pencemaran Udara adalah personil yang memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap penyusunan rencana, pengoperasian dan pengoptimasian pengoperasian peralatan pengendalian pencemaran udara, perawatan peralatan pengendalian pencemaran udara, serta melaksanakan tanggap darurat dalam pengendalian pencemaran udara.
  • 11. PPPU Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara adalah personil yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab teknis terhadap pencegahan dan penanggulangan pencemaran udara yang disebabkan oleh usaha dan/kegiatan tersebut, khususnya yang berasal dari emisi udara sumber tidak bergerak, dengan garis besar tugas antara lain: menilai potensi pencemaran udara dari usaha dan atau kegiatan, menyusun strategi dan rencana kegiatan pemantauan dan operasional alat pengendali pencemaran udara serta mengkoordinasi kegiatan pemantauan pencemaran udara, operasional pemeliharaan alat, dan pengendali pencemaran udara.
  • 13. 1. Pengenalan Hukum Lingkungan • Menuju Uji Kompetensi 2020
  • 14. Pasal 20 Ayat (3) Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan hidup dengan persyaratan: • memenuhi baku mutu lingkungan hidup • mendapat izin dari Menteri,Gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya UU 32/2009 PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PPPU & POIPPU memiliki fungsi strategis dalam mendukung perusahaan agar selalu memenuhi baku mutu udara dan ketentuan teknis yang berlaku
  • 15. 15 UU 32/2009 PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 65 (1) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia. VS Pasal 67 Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
  • 16. Pasal 33 ayat 4 UUD 1945: “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional Prinsip Dasar Pengelolaan Lingkungan Hidup 1. Menjaga lingkungan hidup (Udara, Air, Lahan dan Laut) tetap dalam kondisi baik dan sehat untuk aktivitas kehidupan seluruh warga negara; 2. Memastikan segala kegiatan perekonomian (seperti Pertanian, Perkebunan, Hutan Tanaman Industri & Pertambangan) dilakukan secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pasal 28 H ayat 1 UUD 1945: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”
  • 17. Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) PPLH --- 6 P 1. Upaya sistematis & Terpadu 2. Melestarikan fungsi LH; 3. Mencegah terjadinya pencemaran dan/atau perusakan LH Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian Pemeliharaan Pengawasan Penegakan Hukum 1 2 3 4 5 6 M e l I p u t I
  • 18. UU 32/2009 PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 20 Ayat (3) Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan hidup dengan persyaratan: a. memenuhi baku mutu lingkungan hidup b. mendapat persetujuan dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
  • 19. memperpendek birokrasi perizinan memperkuat penegakan hukum Dalam UU 32/2009 ada 4 tahapan : 1. Proses Dokumen lingkungan (Amdal, UKL/UPL) 2. Persetujuan Lingkungan 3. Izin Lingkungan 4. Izin Usaha menjadi Menjadi 3 tahapan : 1. Proses Dokumen lingkungan (Amdal, UKL/UPL) 2. Persetujuan Lingkungan 3. Perizinan Berusaha Jika ada pelangaran, yang akan terkena adalah Izin Lingkungan. Selama Izin Usaha tdk dicabut, maka kegiatan dapat tetap berjalan menjadi Jika ada pelanggaran, yang akan terkena konsekuensi adalah Izin utamanya yaitu Perizinan Berusaha MELINDUNGI KUALITAS LINGKUNGAN DAN MEMPERMUDAH KEGIATAN BERUSAHA UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja:
  • 20. Perizinan Berusaha Izin Lingkungan Izin Mendirikan Bangunan Izin Usaha Izin PPLH Andalalin Izin Lokasi Kondisi Eksisting Persyaratan dan kewajiban Aspek Lingkungan “Diintegrasikan” “Izin Lingkungan tidak dihilangkan namun tujuan dan fungsinya diintegrasikan ke dalam Perizinan Berusaha” Pasal 1 dan 37 UU CK Perizinan Berusaha “Semangat UU Cipta Kerja adalah Penyederhanaan Regulasi Perizinan” “Pelaku Usaha tidak perlu mengurus banyak Perizinan, Cukup mengurus Perizinan Berusaha 20
  • 21. PP 22 tahun 2021 Lampiran XV
  • 22.
  • 23.
  • 24. • Penghentian • Remediasi • Rehabilitasi • Restorasi Penanggulangan Pemulihan Pencegahan Pengendalian Pengendalian Pencemaran/ Kerusakan LH 13 Instrumen : KLHS, Tata Ruang, BML, KBKL, AMDAL, UKL/ UPL, Perizinan, ekonomi LH, Per- UU, Anggaran basis lingk, analisis risiko, audit, dll • Informasi • Isolasi • Penghentian • Cara lain sesuai perkembangan iptek 3 2 1 Pemerintah, Pemerintah Daerah, Penanggung Jawab Usaha/Kegiatan Pasal 13
  • 25. Baku mutu lingkungan hidup meliputi:  baku mutu air;  baku mutu air limbah;  baku mutu air laut;  baku mutu udara ambien;  baku mutu emisi;  baku mutu gangguan; dan  baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • 26. Pemeliharaan Lingkungan Hidup Pencadangan Sumber Daya Alam Pelestarian Fungsi Atmosfir Konservasi Sumber Daya Alam 1 2 3 Pengendalian Pencemaran/ Kerusakan LH Pemeliharaan • Mitigasi & Adaptasi Perubahan Iklim • Perlindungan Lapisan Ozon • Perlindungan terhadap Hujan Asam • Perlindungan, Pengawetan, & 4 • Tidak dpt dikelola dlm jangka wkt tertentu
  • 27. Pengawasan Lingkungan Hidup (Pasal 71 – 75) Menteri Gubernur Bupati/Walikota (sesuai kewenangannya) • PUU Bidang PPLH Tingkat Ketaatan USAHA DAN/ATAU KEGIATAN Menetapkan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Pengawasan dapat mendelegasikan kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup a b c • Izin Lingkungan 5
  • 28. Pemantauan Meminta Keterangan Membuat Catatan Membuat Salinan Dokumen Memasuki tempat tertentu Memotret Membuat rekaman audio visual Mengambil sampel Memeriksa peralatan Memeriksa instalasi/Alat Transportasi Menghentikan pelanggaran tertentu Kewenangan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (Pasal 74)
  • 29. PENYELESAIAN SENGKETA LH DI PENGADILAN PENYELESAIAN SENGKETA LH DI LUAR PENGADILAN U U PPLH SANKSI PIDANA SANKSI ADMINISTRASI Penegakan Hukum Lingkungan 6
  • 30. PENCEMARAN 3 10 4 12 5 15 3 10 4 12 5 15 M I N M A X MASUK ATAU DIMASUK KANNYA MAHLUK HI DUP, ZAT, ENERGI DAN/ ATAU KOMPONEN LAIN KEDALAM LH OLEH KGT MANUSIA SHG MELAMPAUI BMLH YG TELAH DITETAPKAN (Pasal 1 ayat (14)) BAKU MUTU LINGKUNGAN BM Air imbah BM emisi BM Gangguan BM AIR BM AIR LAUT BM UDARA AMBIEN PP Pasal 20 ayat (4) PP  Pasal 20 ayat (3) SETIAP ORANG DILARANG MELAKUKAN PENC & PERUSAKAN (Psl : 69 ayat (1) a. Paling lama 3 tahun dan 3 M  (pasal 100 ayat 1) Apabila sanksi adm tidak dipatuhi serta pelanggaran lebih dari satu kali  Pasal 100 ayat (2) Sengaja (Psl 98) Lalai (psl 99) BAKU MUTU LUKA MATI SANKSI DENDA M I N M A X 1 3 2 6 3 9 1 3 2 6 3 9 BAKU MUTU LUKA MATI
  • 31. 4. Pendahuluan • Menuju Uji Kompetensi 2020
  • 32. PENCEMARAN UDARA Pencemaran Udara adalah masuk atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lainnya ke dalam Udara Ambien oleh kegiatan manusia sehingga melampaui Baku Mutu Udara Ambien yang telah ditetapkan. (PP No. 22 thn 2021) Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. (UU 32/2009, Pasal 1, Ayat 14)
  • 33. Baku mutu lingkungan hidup meliputi: a. baku mutu air; b. baku mutu air limbah; c. baku mutu air laut; d. baku mutu udara ambien; e. baku mutu emisi; f. baku mutu gangguan (Kebauan, Kebisingan, Getaran); dan g. baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • 34. BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK Baku Mutu Emisi adalah nilai Pencemar Udara maksimum yang diperbolehkan masuk atau Dimasukkan ke dalam Udara Ambien (PP No. 22 Tahun 2021)
  • 35. BAKU MUTU AMBIEN Baku Mutu Udara Ambien adalah nilai Pencemar Udara yang ditenggang keberadaannya dalam Udara Ambien (PP 22 tahun 2021)
  • 36. UDARA AMBIEN Udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yuridifikasi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.
  • 37.
  • 38. EMISI Emisi adalah Pencemar Udara yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara, mempunyai dan atau tidak mempunyai potensi Pencemaran Udara. (PP 22/2021) SO2 NOx H2SO4 HNO3 CO HC O3 PM10
  • 40.
  • 41. PENGELOMPOKAN SUMBER PENCEMARAN UDARA Sumber bergerak (kendaraan bermotor) Sumber bergerak spesifik (kereta api, pesawat terbang, kapal laut & kendaraan berat) Sumber tidak bergerak (industri) Sumber tidak bergerak spesifik (kebakaran hutan/lahan, pembakaran sampah)
  • 44.
  • 45.
  • 46. 46 Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak (Point Sources)
  • 47. Kegiatan Proyek Tahap Konstruksi Dampak Kes & Lingk, Diklat PPU Feb 2011
  • 49. • Emisi Fugitif adalah Emisi yang secara teknis tidak dapat melewati cerobong, ventilasi atau system pembuangan Emisi yang setara
  • 51.
  • 52. Polutan dalam Gas Buang • Hidrokarbon (HC) • Karbon Monoksida (CO) • Oksida Nitrogen (NOx) • Oksida Sulfur (SOx) • Partikulat (debu) dalam pengukuran debu dikenal dengan PM10 dan PM2.5 HC, CO, SOx, NOx, Partikulat 52
  • 53. SUMBER KEGIATAN YANG MENGHASILKAN EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK No SUMBER JENIS KEGIATAN/USAHA 1. Boiler Seluruh jenis Kegiatan/usaha 2. Genzet Seluruh jenis Kegiatan/usaha 3. Diesel Engine Seluruh jenis Kegiatan/usaha 4. Uap Proses Produksi Seluruh jenis Kegiatan/usaha 5. Flare dari Proses Produksi: Eksplorasi dan Produksi Migas ; Pengilangan LNG Dan LPG Terpadu ; Pengilangan Minyak Bumi 6. Gathering Station Gas Vent dari Proses Produksi Eksplorasi dan Produksi Migas 7. Gas Processing Plant dari Proses Produksi Eksplorasi dan Produksi Migas ; Pengilangan LNG Dan LPG Terpadu 8, Gas Vent on Glycol Dehidration Unit dari Proses Produksi Eksplorasi dan Produksi Migas 9. Storage Vessel dari Proses Produksi Eksplorasi dan Produksi Migas
  • 54. Jenis Jenis emisi: • EMISI NORMAL : berasal dari sumber-sumber yang terkontrol dan disalurkan melalui cerobong sehingga dapat diukur atau dipantau besarannya • EMISI ABNORMAL berasal dari sumber-sumber titik kecil, yaitu yang berasal dari emisi fugitive, proses start up, shutdown, dan perawatan. Sumber ini lebih sulit dikontrol dan diukur • EMISI SEMENTARA/AKSIDENTAL berasal dari kebocoran dan tumpahan kecil; ledakan dan kebakaran (PERMENLH_12_2010)
  • 55.
  • 56. Pengendalian pencemaran udara (Untuk memperoleh kualitas udara yang dapat diterima, sangat penting untuk meminimisasi polutan dengan Better Acceptable Technology Economic Acceptable (BATEA) Sumber tidak bergerak Penghapusan pengoperasian secara keseluruhan/sebagian Modifikasi pabrik Relokasi pabrik Penerapan teknologi pengendalian yang tepat Cyclone, EP, Scrubber dll •Alokasi daerah akan tercemar •Pembatasan tingkat tercemar • Membuat peraturan tentang izin konstruksi baru yang akan dijalankan •Mengisolasi daerah sekitar sumber agar tidak dihuni Menambah satu atau lebih proses langkah Mengganti/hila ngin proses potensial menimbulkan pencemaran
  • 57. Input (Raw material) Out put PPU untuk Industri Proses PPU di Input : - Mengunakan BBM low sulfur - Menggunakan BBG (Bahan Bakar Gas) - Menggunakan Bahan Bakar rendah heavy metal PPU di proses : Menggunakan Teknologi ramah lingkungan contoh Gasifikasi pirolisis atau desulfurisasi PPU di out put : Untuk mengurangi PM dengan EP(Elekrostatik Precipitator), Bag Filter, CycloneUntuk mengurangi SO2 dengan FGD (Flue Gas Desulfurisasi) Udara Ambien
  • 59.
  • 60. Sumber Emisi Pembangkit Listrik Tenaga Thermal a) Proses produksi; dan b) Pengoperasian mesin penunjang produksi.
  • 61. Sumber Emisi Kegiatan Pengangkutan, Penyimpanan, Serta Niaga Minyak dan Gas bersumber dari: a. proses pembakaran yang berasal dari mesin pembakar dalam; dan b. fugitive yang meliputi emisi akibat kebocoran dari katup, flensa, pompa, kompresor, alat pelepas tekanan, kebocoran dari peralatan proses produksi dan komponen-komponennya, serta emisi dari tangki timbun dan instalasi pengolahan air limbah.
  • 62. SUMBER EMISI, PARAMETER POLUSI UDARA DAN REGULASI DI AGROINDUSTRI
  • 63. Industri Besi dan Baja Industri Semen Industri Pulp dan Kertas PEMERIKSAAN SUMBER EMISI UDARA
  • 64. Skema proses produksi tekstil 64 Kapas / Rayon Pembersihan Sizing Tenun / Rajut Serat Sintetis Pemintalan Desizing Scouring Merserisasi Bleaching Dying / Printing Sizing Finishing Tekstil Sizing Tenun / Rajut Desizing Scouring Boil - Off
  • 65. Sumber dan Jenis Limbah pada Industri Tekstil 65 Proses Jenis Limbah Air Limbah Limbah Padat Emisi Udara 1 Pembersihan - kotoran serat, lemak, minyak, potongan daun debu 2 Pemintalan - serat –off-size debu 3 Sizing sisa larutan - - 4 Tenun - sisa benang debu 5 Desizing sisa kanji, larutan, penghilang kanji, air pembilas - - 6 Scouring sisa larutan NaOH, kotoran, lemak, lilin - - 7 Merserisasi sisa larutan NaOH, air larutan sisa pembilas 8 Bleaching sisa pemutih - uap air + soda abu/peroksida 9 Pewarnaan sisa dyes, kanji, zat kimia lain - - 10 Finishing sisa resin, softener, silikon, fungisida - -
  • 66. Pengelompokan Karakteristik Pencemar Udara dibagi dalam 3 jenis Parameter: 1. Karakteristik Partikel √ Solid: debu, smoke, fumes, fly ash √ Liquid: mist, spra 2. Karakteristik Kimia a.Organik  Hidrokarbon: Hexana, benzena, ethlena, methana, butana, butadiena  Aldhehide dan keton : Formaldehyde, acetone  Organik lainnya: Alkohol, chlorinated hydrocarbon b.Anorganik  Oksida karbon : CO, CO2 √ Oksida Sulfur : SO2, SO3  Oksida Nitrogen : NO2, NO,N2O √ anorganik lainnya : H2S, HF, NH4 3. Karakteristik Biologi  protozoa, bakteri, virus, fungi, spora, pollen, alga. Umumnya berusia sebentar karena tidak adanya nutrient.
  • 67. • Dust adalah partikel padat, berukuran 1 – 10.000 um terjadi karena proses pemotongan, gerinda atau proses penanganan batubara, semen dll. • Smoke adalah partikel padat halus, berukuran 0,5 – 1 um terjadi dari pembakaran yang tidak sempurna bahan organic. • Fumes adalah partikel padat halus berukuran antara 0,03 – 0,3 um. Terbentuk dari kondensasi uap bahan padat. Alami (natural) Karakteristik Bahan Pencemar PARTIKULAT
  • 68. – Flay ash adalah merupakan bahan yang tidak terbakar dari hasil pembakaran batubara. Halus seperti dust berukuran antara 1 – 1.000 um, seperti smoke karena dari hasil pembakaran dan seperti fumes karena mengandung logam/mineral yang tidak ikut terbakar. – Mist adalah partikel cair yang terjadi karena kondensasi uap, disperse cairan atau reaksi kimia seperti terjadinya kabut asam sulphur. Berukuran lebih kecil dari 10 um. – Spray. Adalah partikel cair yang terbentuk dari penyemprotan cairan seperti pestisida, berukuran antara 10 – 1.000 um. )
  • 69. – Hasil pembakaran BB Sulfur – Gas berat, tak berwarna, berbau tajam – Mudah bereaksi dengan air – Korosif dan Iritatif – Terdeteksi ( bau ) pada 0,5 ppm Sulfur Dioksida Karbon dan Karbon Oksida  Hasil pembakaran  Unsur non metal  Dalam bentuk partikel dan gas  Partikel Jelaga  Gas CO GAS / UAP
  • 70. • Hasil pembakaran • Proses radiasi sinar Matahari • Dekomposisi bahan organic Nitrogen Oksida Hidrogen Fluorida  Terbentuk dalam kebanyakan Clay atau tanah liat dengan konsentrasi antara 20 – 1000 ppm.  Pembakaran dalam tungku keramik atau batubata akan menghasilkan Hirogen Flourida ( HF ).
  • 71. Karakteristik Pencemaran Udara Berdasarkan Proses Produksinya Karakteristik sumber pencemar mempertimbangkan hal - hal sbb: Jenis kegiatan atau industri proses produksi, bahan bakar yang digunakan bahan baku dan bahan penunjang yang digunakan
  • 72. Baku Mutu Genset / Mesin Pembakaran Dalam sesuai PERMENLH 13/2009
  • 73.
  • 74.
  • 75.
  • 76.
  • 77.
  • 78.
  • 79.
  • 80.
  • 81.
  • 82.
  • 83.
  • 84.
  • 85.
  • 86.
  • 87.
  • 88.
  • 89.
  • 90. Unit Kompetensi - 01 Menilai Tingkat Pencemaran Udara dari Emisi (Untuk PPPU dan POIPPU) Konsentrasi  Beban
  • 91. Menilai Tingkat Pencemaran Udara dari Emisi
  • 92.
  • 93.
  • 94.
  • 95. Keputusan Kepala Bapedal No. 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber TidakBergerak Persyaratan lainnya yang wajib dilaksanakan oleh setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan, antaralainmeliputi: Periode pemantauan; Penetapan lokasi pemantau emisi dan udara ambien; Pemasangan alatpemantauankualitas udara emisi (CEM); Pengambilan contoh ujidan analisis kualitas emisi gas buang; Persyaratan cerobong,meliputi:  Pengaturan cerobong.  Lubang sampling.  Sarana pendukung.  Unit pengendalian pencemaran udara, meliputi:  Electrostatic Precipitator.  Siklon.  Pengumpul proses basah (Wet Process Collector)  Cartridge Collector  Baghouse.
  • 96. PERSYARATAN CEROBONG Tinggi cerobong sebaiknya 2-2.5 kali tinggi bangunan sekitar Kecepatan aliran gas dari cerobong sebaiknya lebih besar dari 20 m/detik untuk menghindari turbulensi Warna cerobong harus mencolok Setiap cerobong di beri nomor
  • 97. PERSYARATAN TEKNIS Setiap penanggungjawab jenis kegiatan wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: membuat cerobong emisi yang dilengkapi dengan sarana pendukung dan alat pengaman; memasang alat ukur pemantauan yang meliputi kadar dan laju alir volume untuk setiap cerobong emisi yang tersedia serta alat ukur arah dan kecepatan angin; melakukan pencatatan harian hasil emisi yang dikeluarkan dari setiap cerobong emisi; menyampaikan laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud kepada Gubernur dengan tembusan kepada Kepala badan sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan; melaporkan kepada Gubernur serta Kepala Badan apabila ada kejadian tidak normal dan/atau dalam keadaan darurat yang mengakibatkan baku mutu emisi dilampaui
  • 98. PERSYARATAN TEKNIS wajib memasang Continuous Emissions Monitoring (CEM) pada cerobong tertentu yang pelaksanaanya dikonsultasikan dengan Menteri dan bagi cerobong yang tidak dipasang peralatan CEM wajib dilakukan pengukuran manual dalam waktu 6 (enam) bulan sekali (industri pupuk, semen, besi baja, pulp dan kertas, minyak dan gas); wajib menyampaikan laporan hasil pemantauan secara manual setiap 6 (enam) bulan sekali dan 3 bulan sekali dariperalatan CEM kepada Gubernur/Bupati/Walikota tembusan kepada Menteri; dilarang melakukan pembakaran terbuka (open Burning)dari Burn pit wajib melakukan pengelolaan terhadap sumber-sumber yang berpotensi sebagai sumber fugitive emission.
  • 103.
  • 104.
  • 105.
  • 106.
  • 107. SARANA PENDUKUNG PENGUJIAN • Lubang Sampling (Min. 2 Bh.) - Diameter 10 cm - Posisi tegak lurus - Pelat Flange • Lantai kerja + pagar pengaman • Tangga + selubung pengaman • Catu daya
  • 108. Persyaratan Sarana Pendukung Tangga besi dan selubung pengaman terbuat dari besi Lantai kerja: Dapat mendukung beban minimal 500kg Keleluasan kerja bagi minimal 3org Lebar lantai kerja 1.2meter Tinggi pagar pengaman 1meter Dilengkapi dengan kontrol pengangkat alat pengambilsample Stop kontak 220V, 30A singel phase Penempatan sumber aliran listrik dekat dengan lubang sample
  • 109. PERSYARATAN CEROBONG & LUBANG SAMPLING  Harus mempunyai lubang sampling 1 atau lebih  Lubang sampling harus terletak di Posisi antara 8 D dan 2 D  Ukuran diameter lubang sampling 3 – 3,5 inchi  Tersedia tangga untuk naik  Tersedia platform (tempat kerja),  Tersedia alat pengangkut peralatan  Tersedia pagar pengamanan  Tersedia sumber listrik
  • 110.
  • 111.
  • 112. 17 FASILITAS LUBANG SAMPLING EMISI CEROBONG
  • 113. PENEMPATAN SAMPLING HOLE Pada Berbagai Bentuk Cerobong 8D 2D 8De 2De 8D 2D 8De 2De De=2 x d x D / (D+d) D d De=2LW/(L+W) L W D = Diameter Dalam
  • 114. Diameter Ekivalen  Cerobong dengan diamater berbeda De = 2 x d x D / ( D + d ) De : diameter ekivalen D : diameter bagian bawah d : diameter bagian atas  Cerobong berbentuk persegi panjang De = 2 LW / (L + W) De : diameter ekivalen L : panjang penampang cerobong W : lebar penampang cerobong
  • 115. Silentser 2 D 8 D 8 D 2 D Genset / Boiler Genset / Boiler Silentser
  • 116. Silentser 8 D 2 D Genset / Boiler Genset / Boiler Silentser cm cm cm
  • 117. Penempatan Lubang Sampling Pada Cerobong
  • 118. DATA PENDUKUNG • Jenis Proses • Bahan baku Proses • Kapasitas maks terpasang • Kapasitas operasi saat itu • Diagram alir proses • Jenis/tipe alat pengendali • SOP Operator
  • 119. Tehnik Pengujian Isokinetic - • Tehnik Pengujian dimana kecepatan aliran dalam cerobong sama dengan kecepatan dalam pengambilan sampel.
  • 120.
  • 125.
  • 127.
  • 128. Alat ukur otomatis untuk pengujian kadar gas emisi sumber tidak bergerak
  • 129. SEBAGAI ALAT BANTU PPLH DALAM INSPEKSI LAPANGAN 45
  • 131. Sistem Pemantauan emisi secara kontinu (CEM)
  • 132.
  • 133.
  • 134. Beban Emisi adalah jumlah Pencemar Udara yang dibuang oleh suatu Usaha dan/atau Kegiatan ke Udara Ambien PP 22/2021
  • 135. RUMUS PERHITUNGAN BEBAN PENCEMARAN a) Kriteria existing: mengukur konsentrasi parameter (baku mutu) b) Kriteria terbaru: mengukur laju alir dan menghitung beban C = Q = v x A dimana: E = Beban pencemaran (kg/tahun) C = konsentrasi terkoreksi (mg/Nm3) Q = laju alir emisi volumetric (m3/detik) Op.Hrs = waktu operasi sumber emisi (jam/tahun) 0,0036 = faktor konversi dari mg/detik ke kg/jam ) % 21 ( ) % 21 ( 2 2 terukur bm O O Cterukur    E = C x Q x [Op.Hrs] x 0,0036 Cterukur = konsentrasi emisi sebelum dikoreksi dengan O2 (mg/Nm3) O2bm = koreksi O2 yang ditetapkan dalam baku mutu (%) O2terukur = oksigen hasil pengukuran emisi (%) v = laju alir (m/detik) A = luas penampang cerobong (m2)
  • 136. Mengoperasikan alat Pengendali Pencemaran Udara dari Emisi
  • 138.
  • 139.
  • 140. Alat Pengendali Pencemaran Udara Electrostatic Precipitator, bekerja berdasarkan medan magnet. Efisiensi 99.9% untuk seluruh ukuran partikel. Siklon, Penangkap debu yang bekerja berdasarka sentrifugal Wet Process Collector, Wet Scrubber, kelembaban debu dikumpulkan pada settlingpond Pengumpul cair , berakumulasi kemudia dicurahkan kedalamdasar precipitator Catridge Collector, menggunakan lipatan filter sekitar 2-3 pasang Bag house, pengumpul debu kering (fabric filter collector)
  • 141.
  • 142.
  • 143.
  • 144.
  • 145.
  • 146.
  • 149. Bag House Filter Cerobong Canopy Sistem Pengendalian Pencemaran Udara di Pabrik Peleburan
  • 150. Bag House Filter Pabrik Peleburan Debu dari Bag House Filter
  • 153.
  • 154.
  • 156. Formulir Pemantauan Alat Pengendali Pencemaran Udara Siklon (Centrifugal Collector)
  • 159. Pencatatan Kejadian Tidak Normal • Frekuensi kejadian • Lama kejadian • Efek pada emisi • Cara meminimalkan kelebihan emisi
  • 160. Latihan • Jelaskan tipe alat pengendali yang ada di perusahaan Saudara dan buatkan gambar alat pengendali tersebut • Jelaskan cara kerja alat pengendali pencemaran udara yang ada di perusahaan saudara • Jelaskan SOP pengoperasian alat pengendali pencemaran udara yang ada di perusahaan saudara • Peraturan terkait dengan Baku Mutu emisi gas buangnya
  • 161. Melakukan Perawatan Peralatan Pengendali Pencemaran Udara dari Emisi
  • 163. Melakukan Perawatan Peralatan Pengendali Pencemaran Udara dari Emisi Menyusun rencana Perawatan alat pengendali pencemaran udara dari emisi Melakukan perawatan alat pengendali pencemaran udara Melaporkan hasil kegiatan perawatan peralatan pengendali udara emisi UNIT KOMPETENSI E.390000.009.01
  • 164. Menyusun rencana Perawatan alat pengendali pencemaran udara dari emisi Frekuensi perawatan peralatan pengendali pencemaran udara dari emisi ditentukan berdasarkan beban kerja dan spesifikasi alat Jadwal perawatan peralatan pengendali pencemaran udara disusun sesuai kebutuhan Indikator kinerja peralatan pengendali pencemaran udara ditentukan berdasarkan efisiensi pengolahan yang dihasilkan Log book perawatan peralatan pengendali pencemaran udara dibuat sesuai kebutuhan UNIT KOMPETENSI E.390000.009.01 ELEMEN KOMPETENSI -1
  • 165. Melaksanakan Perawatan alat pengendali pencemaran udara dari emisi Perawatan peralatan pengendali pencemaran udara dari emisi dilaksanakan sesuai prosedur Kinerja unit peralatan pengendali pencemaran udara di bawah kriteria diperbaiki sesuai prosedur Perbaikan dilaksanakan terhadap unit unit yang mengalami kerusakan kecil Log book perawatan peralatan pengendali pencemaran udara diisi sesuai prosedur Data hasil perawatan dan perbaikan peralatan pengendali pencemar udara dari emisi dilaporkan sesuai prosedur UNIT KOMPETENSI E.390000.008.01 ELEMEN KOMPETENSI -2
  • 166. Melaporkan hasil kegiatan perawatan peralatan pengendali pencemaran udara emisi Hasil kegiatan perawatan peralatan pengendali pencemaran udara dari emisi disusun sesuai prosedur Laporan hasil kegiatan perawatan peralatan pengendali pencemaran udara dari emisi dikomunikasikan sesuai prosedur ELEMEN KOMPETENSI -3 UNIT KOMPETENSI E.390000.008.01
  • 167. Pemeliharaan yang bersifat preventif lebih efisien dan ekonomis daripada perbaikan pasca kerusakan, serta membuat proses produksi berjalan lancar.
  • 168. Prosedur Operasional dan Pemeliharaan Alat • Deteksi dini adanya malfungsi • Prediksi dan pencegahan kegagalan peralatan • Mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang terjadai • Menghindari adanya kerusakan alat • Menurunkan emisi
  • 169. Sistem pemeliharaan inspeksi untuk pengendalian pencemaran udara PLTD meliputi pemeriksaan pada: • Infiltrasi udara (Process equipment, Breaching and ducts, Access doors and panels, expansion joints) • Induced-draft fan (Vibration, bearing temperature, Bearing lubrication, Coupling Lubrication, V-belt condition, Motor bearing lubrication, Foundation bolts, variable speed drive) • Thermal insulation (Integrity, cold spot) • Dampers (Fungsi dan lubrikasi) • Temperature elements (Thermocouples, pyrometers, hot wires) • Pressure Sensors (taps and lines, transmitter)
  • 170.
  • 171. Hal penting yang yang harus diperhatikan dalam Perawatan genset • Mengoperasikan genset sesuai buku petunjuk operasional • Jaga sirkulasi udara dalam ruang genset Hindari beban berlebih (Overload) • Peletakkan kedudukan genset • Jauhkan genset dari tempat basah dan lembab • Menjaga kebersihan genset • Matikan genset pada keadaan abnormal • Pasang kabel-kabel dengan baik dan benar • Jangan sentuh terminal tegangan keluaran (output) • Berhati-hatilah terhadap bahaya kebakaran
  • 172. Pemeliharaan Genset Pemeliharaan 2 Mingguan Pemeliharaan Bulanan Pemeliharaan 3 Bulanan Pemeliharaan 6 Bulanan Pemeliharaan 12 Bulanan
  • 173. Pemeliharaan 2 (dua) Mingguan: • Pengecekan kapasitas radiator • Pengecekan kapasitas oli mesin • Pengecekan konektor dan kabel accumulator/battery • Pengecekan persediaan bahan bakar • Pembersihan unit genset • Pembersihan ruang genset • Running test genset selama 15 menit
  • 174. Pemeliharaan Bulanan • Pengecekan air accumulator/battery Pengecekan V-Belt • Pengecekan control indicator genset • Pengecekan instalasi kabel panel DC
  • 175. Pemeliharaan 3 Bulanan • Pembersihan filter udara • Pembuangan endapan pada tangki bahan bakar • Pengecekan system Charging Accu.
  • 176. Pemeliharaan 6 Bulanan: • Ganti Oli Mesin • Ganti Filter Oli
  • 177. Pemeliharaan 12 Bulanan: • Ganti filter bahan bakar • Ganti filter udara Proses pembakaran dalam ruang bakar mesin terjadi dengan adanya pencampuran bahan bakar solar dengan udara (oksigen) dan dipantik oleh busi. Dengan mengganti filter udara diharapkan dapat menjaga kebersihan udara yang masuk ke ruang bakar mesin genset sehingga pembakaran dapat terjadi dengan sempurna. Dengan pembakaran sempurna selain bisa memperbaiki baku mutu gas buang genset, mengurangi pemborosan bahan bakar, juga yang terpenting adalah mesin genset dapat beroperasi secara optimal. • Ganti air radiator • Pengecekan grounding
  • 178. LATIHAN • Jelaskan SOP perawatan alat pengendali pencemaran udara yang ada di perusahaan saudara
  • 179. Mengidentifikasi Bahaya Dalam Pengendalian Pencemaran Udara dari Emisi
  • 181. Melakukan Tindakan K3 terhadap Bahaya dalam Pengendalian Pencemaran Udara dari Emisi
  • 182. Melakukan Tindakan K3 terhadap Bahaya dalam Pengendalian Pencemaran Udara dari Emisi
  • 183.
  • 184.
  • 185.
  • 186.
  • 188. I. BAHAYA FISIK POTENSIAL
  • 189.
  • 190.
  • 191.
  • 192.
  • 193.
  • 194. IV. Bahaya Ergonomis Potensial • Ergonomi adalah bidang studi multidisiplin yang mempelajari prinsip-prinsip dalam mendesain peralatan, mesin, proses dan tempat kerja yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia yang menggunakannya. Gerakan yang berulang atau posisi yang menetap selama bekerja dapat menimbulkan cedera. • Karena itu, konsep ergonomis diterapkan dalam pekerjaan guna menghindari cedera fisik yang terjadi dalam pekerjaan. Misalnya, posisi duduk, mengetik, jarak antar-layar dan mata, mengangkat barang, dan memegang alat. Gejala yang paling sering muncul akibat tidak ergonomis posisi kita saat bekerja adalah pegel linu, nyeri sendi, dan pinggang.
  • 195.
  • 196.
  • 197.
  • 198.
  • 199.
  • 200.
  • 201.
  • 202.
  • 203. Jenis dan Dampak Negatif Pencemaran Udara • Menuju Uji Kompetensi 2020
  • 204. 204 Jenis Pencemaran Udara Berdasarkan proses terbentuknya zat pencemar 1.Pencemar primer • Diemisikan langsung oleh sumber pencemar (CO, NO, NO2, SO2, partikel, Pb). 2.Pencemar sekunder • Terbentuk karena reaksi antar zat di udara (Oksidan, NO2, SO3, HNO3, H2SO4, PANs Peroxyacyl Nitrates, dll)
  • 205. Pencemar Udara Primer & Sekunder Sumber: http://www.newsustainabilityinc.com/wp-content/uploads/2014/07/slide_8.jpg
  • 206. Dampak Pencemaran Udara terhadap Lingkungan dan Kesehatan
  • 207. The Great Smog of '52 or Big Smoke in London http://images.china.cn/attachement/jpg/site1007/20130819/00114320db41137bdb2e06.jpg http://en.wikipedia.org/wiki/Great_Smog#/media/File:Nelson%27s_Column_during_the_Great_Smog_of_1952.jpg 4,000 orang meninggal 100,000 sakit oleh dampak asap kabut pada saluran pernapasan
  • 208. The beginning of modernization in Kitakyushu Operation of Yahata ironworks (Japanese first national ironworks) was started in 1901.
  • 211.
  • 213. 213 Cara Masuknya Zat Pencemar Udara ke dalam Tubuh Manusia Langsung – pernafasan (inhalation) dan – kontak kulit (dermal), Tidak langsung melalui rantai makanan zat pencemar udara yang terdeposisi dalam air dan tanah, kemudian diserap oleh tumbuhan dan hewan dan akhirnya dikonsumsi oleh manusia (misalnya logam berat).
  • 214. 214 DAMPAK PENCEMARAN UDARA THD MANUSIA Gangguan kesehatan – Sakit, baik yang akut maupun yang khronis – Penyakit yang tersembunyi, yang dapat memperpendek umur, menghambat pertumbuhan dan perkembangan. – Mengganggu fungsi fisiologis: • Paru • Syaraf • Transport oksigen oleh hemoglobin • Kemampuan sensorik Gangguan Aktivitas – Aktivitas atlet – Aktivitas motorik – Aktivitas belajar – Penimbunan bahan berbahaya dalam tubuh – Rasa tidak nyaman karena faktor bau dan kotor
  • 215. 215
  • 216. PM 10 & PM 2.5 Sumber: http://images.china.cn/attachement/jpg/site1007/20120606/0014222d985011390b892e.jpg
  • 218. PM 2.5 di Dalam Paru Paru Sumber: https://www.scmp.com/sites/default/files/2014/05/30/b64599363210863345f49d18130c4088.jpg
  • 219. 219 Dampak terhadap flora & fauna – Perubahan morfologi, pigmen, dan kerusakan fisiologi sel tumbuhan terutama pada daun. – Mempengaruhi pertumbuhan – Mempengaruhi proses reproduksi. – Mempengaruhi komposisi komunitas flora/fauna. – Terjadi akumulasi bahan pencemar pada jenis tertentu.
  • 220. 220 Dampak Terhadap Atmosfer • Gangguan jarak pandang (visibility) • Memberikan warna tertentu pada atmosfer • Mempengaruhi struktur awan • Mempengaruhi kesaman air hujan hujan asam • Mempercepat pemanasan global
  • 221. 221 INDUSTRI, LALIN, PEMBAKARAN STASIONER, DSB. PEMUKIMAN 10 KM HUTAN SOx OKSIDASI H2SO4 / H2SO3 NOx OKSIDASI HNO3 PARTIKEL HUJAN ASAM 100 KM 1000 KM HUJAN ASAM
  • 223. Dampak Kes & Lingk, Diklat PPU Feb 2011 223 Kabut Asap, Palangkaraya Jumat, 28 Agustus 2009
  • 224. 224 DAMPAK PENCEMARAN UDARA terhadap sarana/prasarana • Gedung, rumah prasarana lain cepat kotor dan kusam (meningkatnya biaya pemeliharaan pembersihan, pengecatan dan pelapisan semakin sering) • Kerusakan bahan metal karena korosi
  • 225. 225 DAMPAK TERHADAP ESTETIKA Menyebabkan timbulnya bau, adanya lapisan debu dan jelaga, perubahan warna pada cat serta rusaknya berbagai fasilitas oleh korosi.
  • 226. Pengelolaan Emisi Fugitif dilakukan melalui: • pelaksanaan tata graha (house keeping) yang baik; • perawatan dan inspeksi peralatan secara berkala; • pelaksanaan proses produksi sesuai prosedur operasional standar; dan • pencatatan upaya penanggulangan fugitif yang telah dilakukan
  • 227. Pengelolaan Emisi Fugitif merupakan bagian dari pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja usaha dan/atau kegiatan industry pembangkit tenaga listrik termal
  • 228. Pengelolaan sarana bagi cerobong Emisi yang dilengkapi dengan fasilitas lift sebagaimana wajib: • melakukan perawatan secara berkala dalam menunjang keselamatan kerja; dan • menyediakan peralatan tanggap darurat dan alat bantu pernafasan yang tersimpan dalam lift.
  • 229. Dalam melakukan penanggulangan Keadaan Darurat penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib • Memiliki struktur organisasi dan mekanisme penanganan keadaan darurat; • Memiliki prosedur untuk menganalisa resiko, respon terhadap keadaan darurat dan pemulihan pasca kondisi darurat; • Memiliki rencana, program, prosedur tanggap darurat, pelatihan, evaluasi, dan penyempurnaan rencana tanggap darurat; • Memiliki peralatan dan sistem komunikasi penanganan keadaan darurat; dan • Melaksanakan penanggulangan keadaan darurat sesuai dengan prosedur yang ditetapkan termasuk kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
  • 230. Dalam hal terjadi Keadaan Darurat, penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melaporkan terjadinya Keadaan Darurat kepada Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota, sesuai kewenangannya dalam bentuk • Laporan tertulis pendahuluan paling lambat 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak terjadinya keadaan darurat; • Laporan perkembangan penanganan kejadian secara periodik paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu sampai kondisi terkendali dan selesai; dan • Laporan tertulis secara lengkap disampaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak laporan perkembangan selesai dilaksanakan
  • 231.
  • 232.
  • 233. 40 -
  • 238. UNIT KOMPETENSI PENAGGGUNGJAWAB PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
  • 239. 5. Tips dan Trik lulus sertifikasi BNSP 1) Percaya diri, beri impresi kepada asesor bahwa Saudara memang berkompeten di bidang operasional instalasi pengolahan air limbah dan sehari-hari bekerja dibidang ini. 2) Berikan laporan kerja yang baik pada saat pemberkasan, khususnya terkait operasional alat PPU, yang biasa dilakukan di tempat kerja (Contoh laporan operasional, maintenance, logbook operasional) 3) Kerjakan test tertulis dengan baik, gunakan bahasa sendiri (jangan copas), usahakan mengingat semua soal yang ditanyakan, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagian besar akan ditanyakan kembali pada saat test wawancara 4) Jika mengalami kesulitan dalam menjawab tes tertulis, setelah selesai mengerjakan, usahakan bertanya kepada trainer atau rekan kerja sebagai bahan dalam memberikan jawaban pada saat wawancara. 5) Pada saat wawancara, jika tidak memahami pertanyaan yang diberikan oleh asesor, jangan sungkan untuk menanyakan kembali. 6) Kondisikan SOP (Standard Operasional Prosedur) untuk operasional alat PPU, tanggap darurat PPU, dan Maintenance telah Saudara baca dan pahami dengan baik sebagai bahan dalam menjawab pertanyaan dari asesor. 7) Pahami resiko/potensi bahaya ditempat kerja (PPU) dan Tindakan K3 yang diperlukan. 8) Usahakan hafal parameter uji Kualitas udara emisi dan peraturannya / Baku Mutunya (siapkan salah satu hasil uji laboratorium di dekat meja) agar Saudara dapat menjawab pertanyaan terkait tingkat pencemaran (apakah selama ini memenuhi baku mutu atau tidak)
  • 240. T E R I M A K A S I H S A L A M K O M P E T E N S E M O G A S U K S E S !