SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
KONSULTASI
PUBLIK II
Upaya merumuskan
Strategi pencapaian
Indikator TPB
Wonosobo, 23 Desember 2020
Latar Belakang
• Kondisi pembangunan lingkungan hidup yang perlu berkembang
namun terbatasi sumber daya lingkungan
• Perlunya menjamin terakomodasinya prinsip pembangunan
berkelanjutan dalam penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan
• Perlunya mengevaluasi pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan dan mengakomodasi perkembangannya dalam rencana
pembangunan
Tujuan KLHS RPJMD
Tujuan Penyusunan KLHS RPJMD adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif yang
menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan pembangunan
berkelanjutan ke dalam dokumen RPJMD;
2. Sebagai instrumen untuk menerapkan prinsip berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan dalam penyusunan RPJMD;
3. Memanfaatkan hasil KLHS RPJMD dalam penyusunan dokumen
RPJMD.
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
(KLHS)
Sumber: Pasal 1 angka 10 UU 32/2009
adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program
Tujuan
Pembangunan
Berkelanjutan
Pilar Sosial
1. Tanpa Kemiskinan
2. Tanpa Kelaparan
3. Kehidupan Sehat & Sejahtera
4. Pendidikan Berkualitas
5. Kesetaraan Gender
Pilar Lingkungan
6. Air Bersih & Sanitasi Layak
11. Kota & Pemukiman yang Berkelanjutan
12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab
13. Penanganan Perubahan Iklim
14. Ekosistem Lautan
15. Ekosistem Daratan
Pilar Ekonomi
7. Energi Bersih & Terjangkau
8. Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi
9. Industri, Inovasi, & Infrastruktur
10. Berkurangnya Kesenjangan
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Pilar Hukum & Tata
Kelola
16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh
LINGKUNGAN
EKONOMI
SOSIAL
Pasal 6
HASIL AKHIR KLHS RPJMD?
Rekap kondisi
pencapaian Tujuan
Pembangunan
Berkelanjutan
Untuk melihat posisi
dan menentukan
Langkah pencapaian
TPB
Penjelasan tiap-tiap target
TPB 
https://bit.ly/Metadata
TPB
HASIL AKHIR KLHS RPJMD?
Skenario pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan yang wujud akhirnya berbasis
program/kegiatan/indikator kegiatan  baik
oleh pemerintah maupun oleh non-pemerintah
Tingkat Ketercapaian
Indikator TPB
• Terdapat 215 indicator yang
tercatat bisa diaplikasikan di
Kabupaten Wonosobo
• Indikator ini diperiksa
ketercapaiannya,
ketersediaan data untuk
menentukan tingkat capaian,
maupun kewenangan
No Indikator Jumlah
1 Tercapai 77
2 Tidak Tercapai 38
3 Tidak ada data 82
4 Bukan Kewenangan 18
Total 215
Tercapai
36%
Tidak Tercapai
18%
Tidak ada Data
38%
Bukan
Kewenangan
8%
Tingkat Ketercapaian Indikator TPB
What to do?
• Indikator yang sudah tercapai berarti performa sudah baik dan bisa
melakukan business as usual dengan menjaga performa dan
memperhatikan kualitas dan kinerja lingkungan untuk mencegah degradasi
• Indikator yang tidak tercapai memerlukan evaluasi dalam pelaksanaan
pencapaiannya dan memerlukan strategi dalam pencapaian indicator
tersebut hingga tenggat masa SDGs berakhir
• Indikator yang tidak ada data belum bisa distrategikan sehingga yang
mungkin adalah penyediaan data (salah satunya melalui mainstreaming
indikator TPB/SDGs dalam penyusunan Renstra/RPJM)
• Indikator yang bukan kewenangan dikoordinasikan dengan tingkatan
pemerintah yang memiliki kewenangan
Indikator yang belum tercapai
No Indikator Target
1 PDRB Per Kapita Meningkat jadi
50 juta
2 Jumlah Penduduk Miskin ( 2
indicator)
7-8%
3 Rumah Tangga Miskin yang
penerangan dari utama dari
listrik
100%
4 Proporsi pengeluaran utama
anggaran pemerintah yang
disetujui
Meningkat
5 IRBI Menurun
menjadi 30%
6 DesTaNa yg terbentuk Meningkat
7 Total pendapatan pemerintah
sebagai proporsi PDRB menurut
sumber
Meningkat
No Indikator Target
8 Rasio penerimaan pajak
terhadap PDRB
Di atas 12%
9 Proprosi Anggaran domestik
yang didanai oleh pajak
domestik
Meningkat
10 APM SMP 82.2%
11 APK SD 114,09%
12 APK SMP 106.94%
13 Rata-rata lama sekolah 8,8 tahun
14 Persentase merokok pada umur
< 18 tahun
Menurun
menjadi 5,4%
15 Proporsi peserta SJSN
Kesehatan
Meningkat 95%
16 Angka Kematian Neonatal Menurun
Indikator yang belum tercapai
No Indikator Target
17 Jumlah eliminasi kusta seluruh wilayah
18 Unmet need pelayanan
Kesehatan
Menurun
menjadi 9,91%
19 Cakupan JKN Meningkat 95%
20 Ketersediaan obat dan vaksin di
puskesmas
Meningkat
21 Jumlah rumah tangga penerima
bantuan tunai / PKH
Menurun
22 PPH 92,5
23 Jumlah Wisatawan Manca Meningkat
24 Peserta PROPER yang mencapai
minimal ranking biru
Meningkat
25 Jumlah limbah B3 yang terkelola Meningkat
26 Rumah Tangga dengan akses
sanitasi layak (2 indicator)
100%
No Indikator Target
27 Sampah perkotaan tertangani Di atas 80%
28 Proporsi Anggaran domestik
yang didanai oleh pajak
domestik
Meningkat
29 Jumlah IPLT Meningkat
30 ASFR / Angka kelahiran pada
perempuan 15-19 th (2 indktr)
Menurun
menjadi 38
31 Median usia kawin perempuan
25-49 th
Meningkat
menjadi 21th
32 Perempuan di Kursi parlemen Meningkat
33 Perempuan di posisi managerial Meningkat
34 Rumah tangga dengan akses
minum layak
100 %
35 Proporsi penduduk korban
kejahatan kekerasan
Menurun
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pencapaian TPB
Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan
PDRB per kapita. 1. Kesenjangan desa-kota
2. belum tereksplornya pembangunan dari kacamata
tingkat kesenjangan
3. perlunya penegakan UMR
1. Peningkatan hubungan industrial yang baik
2. pengembangan dan pemerataan pusat kegiatan untuk
meningkatkan kesempatan kerja
3. pendataan indeks kesenjangan secara tabular dan spasial
Persentase penduduk yang
hidup di bawah garis kemiskinan
nasional, menurut jenis kelamin
dan kelompok umur.
1. Belum tercapainya penanganan permasalahan-
permasalahan lain yang menjadi akar kemiskinan
2. terdapat 8 area prioritas penanggulangan
kemiskinan sebagai list permasalahan penyebab
kemiskinan
3. perlunya koordinasi kepedulian dan
komperhensivitas dalam penanggulangan kemiskinan
1. Peningkatan kesempatan kerja
2. peningkatan kualitas pekerjaan
3. peningkatan partisipasi pendidikan
4. pemerataan pusat kegiatan
5. pengembangan strategi / kebijakan berbasis kesenjangan
spasial
6. peningkatan koordinasi dan komperhensivitas antar pihak
dalam pengentasan kemiskinan
7. pelibatan dan penguatan masyarakat terutama yang memiliki
kesempatan lebih untuk berperan dalam pengentasan
kemiskinan
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pencapaian TPB
Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan
Persentase rumah tangga
miskin dan rentan yang
sumber penerangan
utamanya listrik baik dari
PLN dan bukan PLN.
1. Rekayasa penggunaan listrik gratis (pinjam
nama utk listrik gratis)
2. ada kendala subsidi bantuan listrik ESDM
Provinsi yang harus langsung satu kelompok
1. Aplikasi penyediaan listrik untuk rumah tangga miskin
berbasis BNBA di data DTKS
Persentase penduduk yang
hidup di bawah garis
kemiskinan nasional,
menurut jenis kelamin dan
kelompok umur.
1. Belum tercapainya penanganan
permasalahan-permasalahan lain yang menjadi
akar kemiskinan
2. terdapat 8 area prioritas penanggulangan
kemiskinan sebagai list permasalahan
penyebab kemiskinan
3. perlunya koordinasi kepedulian dan
komperhensivitas dalam penanggulangan
kemiskinan
1. Peningkatan kesempatan kerja
2. peningkatan kualitas pekerjaan
3. peningkatan partisipasi pendidikan
4. pemerataan pusat kegiatan
5. pengembangan strategi / kebijakan berbasis
kesenjangan spasial
6. peningkatan koordinasi dan komperhensivitas antar
pihak dalam pengentasan kemiskinan
7. pelibatan dan penguatan masyarakat terutama yang
memiliki kesempatan lebih untuk berperan dalam
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pencapaian TPB
Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan
Indeks Risiko Bencana
Indonesia (IRBI).
Perlunya peningkatan kesadaran aktif
kelompok masyarakat yang tinggal di
kawasan bencana untuk melindungi diri
dari bencana (baik berupa relokasi
maupun peningkatan kapasitas /
ketahanan terhadap bencana)
1. Pengembangan Destana
2. sosialisasi RPB
3. pertimbangan disinsentif bagi warga yang
berada di kawasan rawan bencana
Jumlah desa tangguh
bencana yang terbentuk.
(menunggu kepastian data)
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pencapaian TPB
Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/sederajat.
1. Perbaikan budaya untuk dapat mau
melanjutkan sekolah dibandingkan dengan
bekerja
2. perlunya ada pemerataan pusat kegiatan untuk
dapat lebih lanjut menarik masyarakat ke dalam
lapangan kerja yang mensyaratkan pendidikan
minimal SMA / sederajat
1. Peningkatan minat sekolah pada anak dan orang tua
2. pemerataan pusat kegiatan dalam rangka meningkatkan
lapangan pekerjaan
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SD/MI/sederajat.
Angka sudah baik, upaya selanjutnya adalah
pendataan lebih rinci terkait murid yang umurnya
di atas dan di bawah kelompok umur usia SD
Pendataan murid yang bersekolah di luar usia sekolah
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMP/MTs/sederajat.
1. Perbaikan budaya untuk dapat mau
melanjutkan sekolah dibandingkan dengan
bekerja
2. perlunya ada pemerataan pusat kegiatan untuk
dapat lebih lanjut menarik masyarakat ke dalam
lapangan kerja yang mensyaratkan pendidikan
minimal SMA / sederajat
1. Peningkatan minat sekolah pada anak dan orang tua
2. pemerataan pusat kegiatan dalam rangka meningkatkan
lapangan pekerjaan
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pencapaian TPB
Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan
Rata-rata lama sekolah
penduduk umur ≥15 tahun.
1. Perbaikan budaya untuk dapat mau
melanjutkan sekolah dibandingkan dengan
bekerja
2. perlunya ada pemerataan pusat kegiatan
untuk dapat lebih lanjut menarik masyarakat ke
dalam lapangan kerja yang mensyaratkan
pendidikan minimal SMA / sederajat
1. Peningkatan minat sekolah pada anak dan orang tua
2. pemerataan pusat kegiatan dalam rangka
meningkatkan lapangan pekerjaan
Persentase merokok pada
penduduk umur ≤18 tahun.
1. Adanya budaya merokok pada orang tua
yang berpotensi ditirukan anak
2. Belum adanya pembatasan
penjualan/distribusi rokok pada usia di bawah
18 tahun
1. Gerakan Anti Merokok
2. Penetapan Kawasan Bebas Rokok dan ruang khusus
merokok
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pencapaian TPB
Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan
Proporsi peserta jaminan
kesehatan melalui SJSN
Bidang Kesehatan.
1. Permasalahan data kemiskinan yang
belum menjadi dasar PBI oleh pusat
2. Belum adanya pemahaman masyarakat
terkait manfaat kolektif premi pembayaran
jaminan kesehatan
1. Pemutakhiran data PBI
2. Sosialisasi manfaat kolektif jaminan kesehatan
Angka Kematian Neonatal
(AKN) per 1000 kelahiran
hidup.
1. Perlunya pendampingan dan pendidikan
lebih lanjut terkait perawatan neonatal dan
kesehatan ibu hamil
2. peningkatan fasilitas PONED dan
PONEK
1. Inisiasi gerakan peduli ibu dan anak
2. peningkatan fasilitas kesehatan yang memiliki
PONEK dan PONED
Jumlah kecamatan
dengan eliminasi Kusta.
(data sedang diproses kembali)
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pencapaian TPB
Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan
Unmet need pelayanan
kesehatan.
Potensi keengganan untuk berobat terkait
dengan biaya berobat dan biaya transport
1. Peningkatan kesejahteraan
2. pemerataan fasilitas kesehatan
3. gerakan Desa Tanggap Berobat
4. pemutakhiran data penerima Jaminan
Kesehatan,
Persentase ketersediaan
obat dan vaksin di
Puskesmas.
Terjadi penurunan dari angka 100%
sehingga diasumsikan ada permasalahan
dari sisi logistik
Jumlah rumah tangga
yang mendapatkan
bantuan tunai
bersyarat/Program
Keluarga Harapan.
Terdapat peningkatan pada 2017-2018
diperkirakan karena adanya perbaikan
data masyarakat yang tergolong dalam
penerima bantuan tunai bersyarat / PKH.
Upaya penurunan angka PKH sudah
semakin baik.
1. Pemutakhiran data kepesertaan PKH
2. pengembangan KUBE untuk membantu keluarga
PKH lulus dari program PKH
3. pemberian insentif untuk keluarga yang lepas
dari PKH
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pencapaian TPB
Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan
Kualitas konsumsi pangan
yang diindikasikan oleh skor
Pola Pangan Harapan (PPH)
mencapai; dan tingkat
konsumsi ikan.
Tren dalam pengupayaan PPH sudah semakin
baik, berbagai upaya sudah dilaksanakan dan
variasi jenis pangan sudah disosialisasikan,
sehingga untuk indikator ini lebih pada BAU
Program pemanfaatan pekarangan untuk sumber bahan
pangan
Jumlah wisatawan
mancanegara.
Belum ada upaya segmentasi / penetapan
target pasar wisatawan mancanegara sehingga
upaya untuk spesifik mengundang wisatawan
mancanegara belum maksimal
Pengembangan masterplan pariwisata yang sudah
melakukan segmentasi terhadap calon wisatawan
Jumlah peserta PROPER
yang mencapai minimal
ranking BIRU
Jumlah industri yang wajib PROPER sudah
maksimal (100%), upaya berikutnya adalah
mengajak industri kecil menengah untuk mulai
memikirkan mengenai PROPER, salah satunya
melalui pengembangan insentif
Pengembangan insentif bagi industri kecil menengah
yang mau berpartisipasi pada Pra PROPER
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pencapaian TPB
Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan
Jumlah limbah B3 yang
terkelola dan proporsi limbah
B3 yang diolah sesuai
peraturan perundangan
(sektor industri).
1. Belum ada upaya pemilahn limbah B3 yang
dihasilkan oleh rumah tangga dan usaha
2. angka besaran pada tahun sebelumnya
volatile karena besaran buangan limbah B3
memang tidak konstan
1. Sosialisasi pengelolaan limbah B3 domestik
2. pensyaratan pengelolaan limbah B3 pada sistem
perijinan
3. penyusunan standar teknis pemanfaatan ruang yang
mengatur mengenai B3
Persentase rumah tangga
yang memiliki akses
terhadap layanan sanitasi
layak dan berkelanjutan.
- Akan dimaksimalkan untuk dibantu
penyelesainnya oleh desa yang diikuti dengan
peningkatan kapasitas pengelolaan sanitasi
supaya terjadi keberlanjutan.
- Berbeda-bedanya kondisi kawasan
mengakibatkan penanganan penyediaan
sanitasi memerlukan langkah yang berbeda-
beda.
1. Pengembangan SPALD Komunal
2. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan
sanitasi
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pencapaian TPB
Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan
Persentase sampah
perkotaan yang tertangani.
1. Permasalahan delineasi perkotaan yang
akan ditangani persampahannya
2. terbatasnya TPA
3. upaya pemilahan sampah yang belum diikuti
dengan kapasitas SDM (baik pengetahuan
ataupun motivasi),
4. perlunya mainstreaming pengelolaan
persampahan
1. Perbaikan sistem dalam penanganan persampahan
2. peningkatan kapasitas dan pemberdayaan
masyarakat dalam pengelolaan persampahan
3. Pengarus utamaan pengelolaan persampahan
4. Pengembangan circular economy
Jumlah wilayah yang
ditingkatkan kualitas
pengelolaan lumpur tinja
perkotaan dan dilakukan
pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT).
IPLT baru satu dan sudah bermasalah karena
terkena bencana longsor dari TPA, sedang
diupayakan pengembangan baru, perlu ada
pertimbangan pengembangan IPLT selain di
Wonorejo
1. Pengembangan IPLT baru
2. peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan
sanitasi
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pencapaian TPB
Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan
Angka kelahiran pada
perempuan umur 15-19
tahun (Age Specific Fertility
Rate/ASFR).
1. Perkawinan anak
2. kurang bervariasinya lapangan pekerjaan
3. kemampuan ekonomi yang terbatas
4. kurangnya fasilitasi aktualisasi diri
1. Sosialisasi Perbup Strategi Penanggulangan
Perkawinan Usia Anak
2. Peningkatan Angka Partisipasi Sekolah pada tingkat
SMP (dan SMA)
Median usia kawin pertama
perempuan pernah kawin
umur 25-49 tahun.
1. Perkawinan anak
2. kurang bervariasinya lapangan pekerjaan
3. kemampuan ekonomi yang terbatas
4. kurangnya fasilitasi aktualisasi diri
1. Sosialisasi Perbup Strategi Penanggulangan
Perkawinan Usia Anak
2. Peningkatan Angka Partisipasi Sekolah pada tingkat
SMP (dan SMA)
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam
pencapaian TPB
Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan
Proporsi kursi yang diduduki
perempuan di parlemen
tingkat daerah
Pemahaman responsif gender dan pendidikan
politik pada perempuan yang belum berhasil
1. Pendidikan responsif gender
2. pengembangan role model responsif gender
Proporsi perempuan yang
berada di posisi managerial.
Pemahaman responsif gender dan pendidikan
politik pada perempuan yang belum berhasil
1. Pendidikan responsif gender
2. pengembangan role model responsif gender
Persentase rumah tangga
yang memiliki akses
terhadap layanan sumber air
minum layak.
1. Ketersediaan CAT
2. pengusahaan air yang terbatasi topografi
3. kebutuhan akan sistem lokal / komunal
1. Pengembangan SPAMDes / SPAM Komunal /
PAMSIMAS
2. pembatasan penetapan lokasi sebagai kawasan
peruntukan permukiman jika bermasalah pada supply air
baku setempat
Proporsi penduduk yang
menjadi korban kejahatan
kekerasan dalam 12 bulan
terakhir.
Perlunya upaya aktif dalam memastikan
kesehatan mental warga
1. Pengarus utamaan kesehatan jiwa / mental
2. peningkatan kerukunan masyarakat
Diagram Permasalahan Pencapaian TPB
Kemiskinan
Tingkat Pendidikan
(APM, APK, RLS)
Pendapatan (PDRB
per kapita)
Ketidak merataan
pendapatan
Terganjal akibat pemenuhan
kebutuhan dasar
Kesehatan dan Sarpras
Lingkugnan Kerawanan Bencana (IRBI,
Destana)
Keberlanjutan
Lingkungan
Legitimasi Pemerintah
(proporsi PAD thd PDRB,
realisasi APBD)
Layanan
Kesehatan
Sanitasi
Kelembagaan
Pemerintah
Kemitraan dan
Ketaaan
terhadap Perda
Sosial Budaya dan KB
(Median usia kawin,
ASFR)
Keberpihakan
pada Masyarakat
Kepedulian Terhadap
Lingkungan
Jaminan
kesehatan
Didukung
Kolaborasi
Pemerintah,
Swasta dan
Masyarakat
Strategi Penanganan
• Incremental: menyelesaikan ranting masalah untuk secara bertahap
menyelesaikan akar masalah
• Sistemik: Mengkaitkan antar komponen pohon masalah untuk
menyelesaikan masalah secara sistem
• Kolaboratif: Melakukan proses pemberdayaan masyarakat dan penguatan
kapasitas (empowerment) melalui gotong royong berbasis kepedulian
• Mengutamakan keberlanjutan / sustainability  kondisi lingkungan hidup
seperti apa?
Kajian Muatan
Kajian Muatan adalah serangkaian kajian yang memperhitungkan enam
elemen Lingkungan Hidup yang penting untuk dipertimbangkan dalam
upaya mencapai pembangunan berkelanjutan, meliputi:
1. Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup
2. Dampak dan Resiko Lingkungan Hidup
3. Kinerja Jasa Ekosistem
4. Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam
5. Intensitas dan Tingkat Adapatsi Perubahan Iklim
6. Keanekaragaman Hayati
Kapasitas daya dukung daya tampung
KEMAMPUAN LAHAN
29%
38%
14%
8%
11%
0%
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI
Kelas kemampuan lahan
Intensitas dan macam penggunaan meningkat 
Cagar
alam
Hutan
Penggembalaan Pertanian
Terbat
as
Sedang Intensif
Terbat
as
Sedan
g
Intens
if
Sangat
intensi
f
Hambatan
meningkat
dan pilihan
pengguna
an lahan
berkurang
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Perkiraan Dampak dan
Resiko Lingkungan Hidup
LAHAN KRITIS
34%
7%
53%
6%
Persentase Klasifikasi Lahan Kritis
Agak Kritis Kritis Potensial Kritis Tidak Kritis
Perkiraan Dampak Dan
Resiko Lingkungan Hidup
RAWAN BENCANA
Ancaman
Rangking Paling
Sering terjadi
Rangking Paling
Berdampak
Tanah longsor 1 III
Gas beracun 5 II
Banjir 6 V
Erupsi Gunungapi 7 I
Kebakaran Hutan dan Lahan 3 VI
Kekeringan 4 VII
Puttng Beliung 2 IV
Kinerja Jasa Ekosistem
• Hasil laut, pangan dari hutan (tanaman dan
hewan), hasil pertanian & perkebunan untuk
pangan, hasil peternakan.
23%
5%
20%
45%
7%
Penyediaan Pangan
Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
Kinerja Jasa Ekosistem
Penyediaan air dari tanah (termasuk
kapasitas penyimpanannya), penyediaan
air dari sumber permukaan
46%
10%
4%
28%
12%
Penyediaan Air Bersih
Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
Kinerja Jasa Ekosistem
kemampuan dan kesesuaian lahan yang
tinggi sehingga memberikan dukungan
kehidupan baik secara sosial, ekonomi
maupun budaya
42%
41%
0%
17%
0%
Budaya Ruang Hidup
Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi
Sedang Tinggi
Efisiensi Pemanfaatan SDA
Kemampuan ekosistem dalam memberikan
manfaat kepada manusia dalam
menyediakan sumberdaya genetik.
Sumberdaya genetik tersebut dapat berupa
keanekaragam flora dan fauna.
3%
8%
2%
36%
51%
Penyediaan Sumberdaya Genetik
Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
Efisiensi
Pemanfaatan SDA
Ekosistem memberikan jasa produksi
primer berupa produksi oksigen dan
penyediaan habitat spesies
5%
8%
2%
48%
37%
Pendukung Produksi Primer
Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
Adaptasi terhadap
Perubahan Iklim
Pengaturan suhu, kelembaban dan
hujan, pengendalian gas rumah kaca &
karbon
17%
1%
6%
30%
46%
Pengaturan Iklim
Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
Tingkat Ketahanan Dan
Potensi Keanekaragaman
Hayati
Ekosistem telah memberikan jasa
keanekaragaman hayati (biodiversity)
di antara makhluk hidup dari semua
sumber,
25%
14%
2%
46%
13%
Pendukung Biodiversitas
Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
Apakah Upaya Pencapaian TPB sudah sesuai
dengan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas?
• Pada Konsultasi Publik, telah
dilakukan pengumpulan isu
pembangunan
berkelanjutan
• Isu ini telah disarikan dan
dikelompokkan dalam 10
kelompok isu Pembangunan
Berkelanjutan seperti yang
tertuang di bagian kanan
1. Permasalahan Tata Kota
2. Permasalahan pelayanan pemerintahan
3. Tingginya angka kemiskinan
4. Alih fungsi lahan
5. Pertanian yang kurang ramah lingkungan
6. Terbatasnya dukungan UMKM
7. Kerusakan lingkungan
8. Menurunnya kualitas dan kuantitas air
9. Permasalahan pengolahan limbah, sampah
dan sanitasi
10.Belum termanfaatkannya potensi energi
11.Kerawanan bencana
12.Kemitraan antar daerah
Perbandingan Isu KLHS RPJMD dengan Isu KLHS RTRW
No KLHS RTRW KLHS RPJMD
1 Maraknya kegiatan pertambangan di lereng gunung dan sungai Kerusakan lingkungan, Alih Fungsi Lahan
2 Tingginya angka kemiskinan Tingginya angka kemiskinan
3 Aktivitas pertanian yang tidak memperhatikan kaidah konservasi Pertanian yang kurang ramah lingkungan
4 Intensitas banjir limpasan semakin meningkat Kerusakan lingkungan, Kerawanan Bencana, Alih Fungsi Lahan
5 Menurunnya kualitas dan kuantitas air Menurunnya kualitas dan kuantitas air
6
Kawasan budidaya berada di kawasan rawan bencana
Kerawanan bencana
7 Pengelolaan sampah belum optimal Permasalahan pengolahan limbah, sampah dan sanitasi
8
Pengembangan pariwisata berkelanjutan belum optimal Terbatasnya dukungan pengembangan ekonomi kecil
menengah, Permasalahan Pelayanan Pemerintahan
9 Semrawutnya tata kota pusat pertumbuhan Permasalahan Tata Kota
10 Ketimpangan kawasan perdesaan dan perkotaan Kemitraan antar daerah
11 Sarana dan prasarana transportasi yang kurang memadai -
12 - Belum termanfaatkannya potensi energi
Perbandingan Isu KLHS RPJMD dengan Isu Pencapaian TPB
(Ada dalam file excel)
Keterkaitan dengan Isu COVID-19
Keterkaitan dengan Isu COVID-19
Keterkaitan dengan Isu COVID-19
Keterkaitan dengan Isu COVID-19
Indikator TPB yang akan terhambat oleh isu COVID-19
• PDRB Per Kapita
• Kemiskinan
• Proporsi pendapatan pemerintah dan Pajak terhadap PDRB
• Rumah tangga yang mendapat bantuan tunai bersyarat / PKH
• Jumlah Wisatawan Mancanegara
• Persentase sampah perkotaan
Keterkaitan dengan Isu COVID-19
Indikator TPB yang akan terdukung oleh isu COVID-19
• Peserta Jaminan Kesehatan
• Unmet Need Pelayanan Kesehatan
• Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin
Agenda Acara Hari Ini
• Pengumpulan masukan terhadap penggalian permasalahan dan
gambaran arah kebijakan (alternatif)
• Penyepakatan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas pasca
Konsultasi Publik I (terkait perbedaan isu dengan indikator TPB)
• Penyepakatan dampak COVID-19 terhadap pencapaian indikator TPB
Matur nuwun!

More Related Content

Similar to 20201229023336_532.pptx

Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatTinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatRandy Wrihatnolo
 
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaDampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaAngga Debby Frayudha
 
juknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaan
juknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaanjuknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaan
juknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaanadee49
 
Pengumpulan Data Primer Sanitasi Permukiman
Pengumpulan Data Primer Sanitasi PermukimanPengumpulan Data Primer Sanitasi Permukiman
Pengumpulan Data Primer Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Format Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptx
Format Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptxFormat Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptx
Format Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptxdinkesmitra
 
Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019
Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019
Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019Rusman R. Manik
 
Membangun Kolaborasi & Pemetaan Potensi untuk RB Berdampak
Membangun Kolaborasi &  Pemetaan Potensi untuk  RB BerdampakMembangun Kolaborasi &  Pemetaan Potensi untuk  RB Berdampak
Membangun Kolaborasi & Pemetaan Potensi untuk RB BerdampakTri Widodo W. UTOMO
 
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasianPanduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasianAbdul Kohar
 
3. MATERI SPB 2.1 MEMBACA DASHBOARD SDGs Desa (PIC SDGs).pptx
3. MATERI SPB 2.1 MEMBACA DASHBOARD SDGs Desa (PIC SDGs).pptx3. MATERI SPB 2.1 MEMBACA DASHBOARD SDGs Desa (PIC SDGs).pptx
3. MATERI SPB 2.1 MEMBACA DASHBOARD SDGs Desa (PIC SDGs).pptxmutiaras1
 
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptxPENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptxGrhyssmg
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaSistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaDadang Solihin
 
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docxSKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docxMustani98
 
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi PapuaUpaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papuadaldukpapua
 
BAHAN PBD KEGIATAN ADVOKASI PEMDA .pptx
BAHAN PBD KEGIATAN ADVOKASI PEMDA .pptxBAHAN PBD KEGIATAN ADVOKASI PEMDA .pptx
BAHAN PBD KEGIATAN ADVOKASI PEMDA .pptxAzruddinSitompulSSiM1
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasDadang Solihin
 
IMPLEMENTASI_SAKIP_DINSOS_2018___.PPT
IMPLEMENTASI_SAKIP_DINSOS_2018___.PPTIMPLEMENTASI_SAKIP_DINSOS_2018___.PPT
IMPLEMENTASI_SAKIP_DINSOS_2018___.PPTKhairulAzzam7
 

Similar to 20201229023336_532.pptx (20)

Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatTinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
 
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaDampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
 
juknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaan
juknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaanjuknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaan
juknis pelaksanaan konvergensi stunting yang mencakup berbagai aspek pelaksanaan
 
Pengumpulan Data Primer Sanitasi Permukiman
Pengumpulan Data Primer Sanitasi PermukimanPengumpulan Data Primer Sanitasi Permukiman
Pengumpulan Data Primer Sanitasi Permukiman
 
Format Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptx
Format Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptxFormat Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptx
Format Persentasi Rakorev Sementer I 2021-DPPB.pptx
 
Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019
Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019
Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019
 
Membangun Kolaborasi & Pemetaan Potensi untuk RB Berdampak
Membangun Kolaborasi &  Pemetaan Potensi untuk  RB BerdampakMembangun Kolaborasi &  Pemetaan Potensi untuk  RB Berdampak
Membangun Kolaborasi & Pemetaan Potensi untuk RB Berdampak
 
04 Gubernur Ende
04 Gubernur Ende04 Gubernur Ende
04 Gubernur Ende
 
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasianPanduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
 
3. MATERI SPB 2.1 MEMBACA DASHBOARD SDGs Desa (PIC SDGs).pptx
3. MATERI SPB 2.1 MEMBACA DASHBOARD SDGs Desa (PIC SDGs).pptx3. MATERI SPB 2.1 MEMBACA DASHBOARD SDGs Desa (PIC SDGs).pptx
3. MATERI SPB 2.1 MEMBACA DASHBOARD SDGs Desa (PIC SDGs).pptx
 
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptxPENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
RPJMD prioritas pendidikan.pptx
RPJMD prioritas pendidikan.pptxRPJMD prioritas pendidikan.pptx
RPJMD prioritas pendidikan.pptx
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaSistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
 
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docxSKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
 
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi PapuaUpaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
 
BAHAN PBD KEGIATAN ADVOKASI PEMDA .pptx
BAHAN PBD KEGIATAN ADVOKASI PEMDA .pptxBAHAN PBD KEGIATAN ADVOKASI PEMDA .pptx
BAHAN PBD KEGIATAN ADVOKASI PEMDA .pptx
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
 
kebijakan publik
kebijakan publikkebijakan publik
kebijakan publik
 
IMPLEMENTASI_SAKIP_DINSOS_2018___.PPT
IMPLEMENTASI_SAKIP_DINSOS_2018___.PPTIMPLEMENTASI_SAKIP_DINSOS_2018___.PPT
IMPLEMENTASI_SAKIP_DINSOS_2018___.PPT
 

20201229023336_532.pptx

  • 1. KONSULTASI PUBLIK II Upaya merumuskan Strategi pencapaian Indikator TPB Wonosobo, 23 Desember 2020
  • 2. Latar Belakang • Kondisi pembangunan lingkungan hidup yang perlu berkembang namun terbatasi sumber daya lingkungan • Perlunya menjamin terakomodasinya prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan • Perlunya mengevaluasi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan mengakomodasi perkembangannya dalam rencana pembangunan
  • 3. Tujuan KLHS RPJMD Tujuan Penyusunan KLHS RPJMD adalah sebagai berikut: 1. Melakukan analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif yang menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan pembangunan berkelanjutan ke dalam dokumen RPJMD; 2. Sebagai instrumen untuk menerapkan prinsip berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dalam penyusunan RPJMD; 3. Memanfaatkan hasil KLHS RPJMD dalam penyusunan dokumen RPJMD.
  • 4. KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Sumber: Pasal 1 angka 10 UU 32/2009 adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program
  • 5.
  • 6. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pilar Sosial 1. Tanpa Kemiskinan 2. Tanpa Kelaparan 3. Kehidupan Sehat & Sejahtera 4. Pendidikan Berkualitas 5. Kesetaraan Gender Pilar Lingkungan 6. Air Bersih & Sanitasi Layak 11. Kota & Pemukiman yang Berkelanjutan 12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab 13. Penanganan Perubahan Iklim 14. Ekosistem Lautan 15. Ekosistem Daratan Pilar Ekonomi 7. Energi Bersih & Terjangkau 8. Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi 9. Industri, Inovasi, & Infrastruktur 10. Berkurangnya Kesenjangan 17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan Pilar Hukum & Tata Kelola 16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh LINGKUNGAN EKONOMI SOSIAL
  • 8.
  • 9. HASIL AKHIR KLHS RPJMD? Rekap kondisi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Untuk melihat posisi dan menentukan Langkah pencapaian TPB Penjelasan tiap-tiap target TPB  https://bit.ly/Metadata TPB
  • 10. HASIL AKHIR KLHS RPJMD? Skenario pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang wujud akhirnya berbasis program/kegiatan/indikator kegiatan  baik oleh pemerintah maupun oleh non-pemerintah
  • 11. Tingkat Ketercapaian Indikator TPB • Terdapat 215 indicator yang tercatat bisa diaplikasikan di Kabupaten Wonosobo • Indikator ini diperiksa ketercapaiannya, ketersediaan data untuk menentukan tingkat capaian, maupun kewenangan No Indikator Jumlah 1 Tercapai 77 2 Tidak Tercapai 38 3 Tidak ada data 82 4 Bukan Kewenangan 18 Total 215 Tercapai 36% Tidak Tercapai 18% Tidak ada Data 38% Bukan Kewenangan 8% Tingkat Ketercapaian Indikator TPB
  • 12. What to do? • Indikator yang sudah tercapai berarti performa sudah baik dan bisa melakukan business as usual dengan menjaga performa dan memperhatikan kualitas dan kinerja lingkungan untuk mencegah degradasi • Indikator yang tidak tercapai memerlukan evaluasi dalam pelaksanaan pencapaiannya dan memerlukan strategi dalam pencapaian indicator tersebut hingga tenggat masa SDGs berakhir • Indikator yang tidak ada data belum bisa distrategikan sehingga yang mungkin adalah penyediaan data (salah satunya melalui mainstreaming indikator TPB/SDGs dalam penyusunan Renstra/RPJM) • Indikator yang bukan kewenangan dikoordinasikan dengan tingkatan pemerintah yang memiliki kewenangan
  • 13. Indikator yang belum tercapai No Indikator Target 1 PDRB Per Kapita Meningkat jadi 50 juta 2 Jumlah Penduduk Miskin ( 2 indicator) 7-8% 3 Rumah Tangga Miskin yang penerangan dari utama dari listrik 100% 4 Proporsi pengeluaran utama anggaran pemerintah yang disetujui Meningkat 5 IRBI Menurun menjadi 30% 6 DesTaNa yg terbentuk Meningkat 7 Total pendapatan pemerintah sebagai proporsi PDRB menurut sumber Meningkat No Indikator Target 8 Rasio penerimaan pajak terhadap PDRB Di atas 12% 9 Proprosi Anggaran domestik yang didanai oleh pajak domestik Meningkat 10 APM SMP 82.2% 11 APK SD 114,09% 12 APK SMP 106.94% 13 Rata-rata lama sekolah 8,8 tahun 14 Persentase merokok pada umur < 18 tahun Menurun menjadi 5,4% 15 Proporsi peserta SJSN Kesehatan Meningkat 95% 16 Angka Kematian Neonatal Menurun
  • 14. Indikator yang belum tercapai No Indikator Target 17 Jumlah eliminasi kusta seluruh wilayah 18 Unmet need pelayanan Kesehatan Menurun menjadi 9,91% 19 Cakupan JKN Meningkat 95% 20 Ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas Meningkat 21 Jumlah rumah tangga penerima bantuan tunai / PKH Menurun 22 PPH 92,5 23 Jumlah Wisatawan Manca Meningkat 24 Peserta PROPER yang mencapai minimal ranking biru Meningkat 25 Jumlah limbah B3 yang terkelola Meningkat 26 Rumah Tangga dengan akses sanitasi layak (2 indicator) 100% No Indikator Target 27 Sampah perkotaan tertangani Di atas 80% 28 Proporsi Anggaran domestik yang didanai oleh pajak domestik Meningkat 29 Jumlah IPLT Meningkat 30 ASFR / Angka kelahiran pada perempuan 15-19 th (2 indktr) Menurun menjadi 38 31 Median usia kawin perempuan 25-49 th Meningkat menjadi 21th 32 Perempuan di Kursi parlemen Meningkat 33 Perempuan di posisi managerial Meningkat 34 Rumah tangga dengan akses minum layak 100 % 35 Proporsi penduduk korban kejahatan kekerasan Menurun
  • 15. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pencapaian TPB Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan PDRB per kapita. 1. Kesenjangan desa-kota 2. belum tereksplornya pembangunan dari kacamata tingkat kesenjangan 3. perlunya penegakan UMR 1. Peningkatan hubungan industrial yang baik 2. pengembangan dan pemerataan pusat kegiatan untuk meningkatkan kesempatan kerja 3. pendataan indeks kesenjangan secara tabular dan spasial Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur. 1. Belum tercapainya penanganan permasalahan- permasalahan lain yang menjadi akar kemiskinan 2. terdapat 8 area prioritas penanggulangan kemiskinan sebagai list permasalahan penyebab kemiskinan 3. perlunya koordinasi kepedulian dan komperhensivitas dalam penanggulangan kemiskinan 1. Peningkatan kesempatan kerja 2. peningkatan kualitas pekerjaan 3. peningkatan partisipasi pendidikan 4. pemerataan pusat kegiatan 5. pengembangan strategi / kebijakan berbasis kesenjangan spasial 6. peningkatan koordinasi dan komperhensivitas antar pihak dalam pengentasan kemiskinan 7. pelibatan dan penguatan masyarakat terutama yang memiliki kesempatan lebih untuk berperan dalam pengentasan kemiskinan
  • 16. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pencapaian TPB Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN. 1. Rekayasa penggunaan listrik gratis (pinjam nama utk listrik gratis) 2. ada kendala subsidi bantuan listrik ESDM Provinsi yang harus langsung satu kelompok 1. Aplikasi penyediaan listrik untuk rumah tangga miskin berbasis BNBA di data DTKS Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur. 1. Belum tercapainya penanganan permasalahan-permasalahan lain yang menjadi akar kemiskinan 2. terdapat 8 area prioritas penanggulangan kemiskinan sebagai list permasalahan penyebab kemiskinan 3. perlunya koordinasi kepedulian dan komperhensivitas dalam penanggulangan kemiskinan 1. Peningkatan kesempatan kerja 2. peningkatan kualitas pekerjaan 3. peningkatan partisipasi pendidikan 4. pemerataan pusat kegiatan 5. pengembangan strategi / kebijakan berbasis kesenjangan spasial 6. peningkatan koordinasi dan komperhensivitas antar pihak dalam pengentasan kemiskinan 7. pelibatan dan penguatan masyarakat terutama yang memiliki kesempatan lebih untuk berperan dalam
  • 17. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pencapaian TPB Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). Perlunya peningkatan kesadaran aktif kelompok masyarakat yang tinggal di kawasan bencana untuk melindungi diri dari bencana (baik berupa relokasi maupun peningkatan kapasitas / ketahanan terhadap bencana) 1. Pengembangan Destana 2. sosialisasi RPB 3. pertimbangan disinsentif bagi warga yang berada di kawasan rawan bencana Jumlah desa tangguh bencana yang terbentuk. (menunggu kepastian data)
  • 18. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pencapaian TPB Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/sederajat. 1. Perbaikan budaya untuk dapat mau melanjutkan sekolah dibandingkan dengan bekerja 2. perlunya ada pemerataan pusat kegiatan untuk dapat lebih lanjut menarik masyarakat ke dalam lapangan kerja yang mensyaratkan pendidikan minimal SMA / sederajat 1. Peningkatan minat sekolah pada anak dan orang tua 2. pemerataan pusat kegiatan dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/sederajat. Angka sudah baik, upaya selanjutnya adalah pendataan lebih rinci terkait murid yang umurnya di atas dan di bawah kelompok umur usia SD Pendataan murid yang bersekolah di luar usia sekolah Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/sederajat. 1. Perbaikan budaya untuk dapat mau melanjutkan sekolah dibandingkan dengan bekerja 2. perlunya ada pemerataan pusat kegiatan untuk dapat lebih lanjut menarik masyarakat ke dalam lapangan kerja yang mensyaratkan pendidikan minimal SMA / sederajat 1. Peningkatan minat sekolah pada anak dan orang tua 2. pemerataan pusat kegiatan dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan
  • 19. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pencapaian TPB Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun. 1. Perbaikan budaya untuk dapat mau melanjutkan sekolah dibandingkan dengan bekerja 2. perlunya ada pemerataan pusat kegiatan untuk dapat lebih lanjut menarik masyarakat ke dalam lapangan kerja yang mensyaratkan pendidikan minimal SMA / sederajat 1. Peningkatan minat sekolah pada anak dan orang tua 2. pemerataan pusat kegiatan dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan Persentase merokok pada penduduk umur ≤18 tahun. 1. Adanya budaya merokok pada orang tua yang berpotensi ditirukan anak 2. Belum adanya pembatasan penjualan/distribusi rokok pada usia di bawah 18 tahun 1. Gerakan Anti Merokok 2. Penetapan Kawasan Bebas Rokok dan ruang khusus merokok
  • 20. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pencapaian TPB Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan. 1. Permasalahan data kemiskinan yang belum menjadi dasar PBI oleh pusat 2. Belum adanya pemahaman masyarakat terkait manfaat kolektif premi pembayaran jaminan kesehatan 1. Pemutakhiran data PBI 2. Sosialisasi manfaat kolektif jaminan kesehatan Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup. 1. Perlunya pendampingan dan pendidikan lebih lanjut terkait perawatan neonatal dan kesehatan ibu hamil 2. peningkatan fasilitas PONED dan PONEK 1. Inisiasi gerakan peduli ibu dan anak 2. peningkatan fasilitas kesehatan yang memiliki PONEK dan PONED Jumlah kecamatan dengan eliminasi Kusta. (data sedang diproses kembali)
  • 21. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pencapaian TPB Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan Unmet need pelayanan kesehatan. Potensi keengganan untuk berobat terkait dengan biaya berobat dan biaya transport 1. Peningkatan kesejahteraan 2. pemerataan fasilitas kesehatan 3. gerakan Desa Tanggap Berobat 4. pemutakhiran data penerima Jaminan Kesehatan, Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas. Terjadi penurunan dari angka 100% sehingga diasumsikan ada permasalahan dari sisi logistik Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat/Program Keluarga Harapan. Terdapat peningkatan pada 2017-2018 diperkirakan karena adanya perbaikan data masyarakat yang tergolong dalam penerima bantuan tunai bersyarat / PKH. Upaya penurunan angka PKH sudah semakin baik. 1. Pemutakhiran data kepesertaan PKH 2. pengembangan KUBE untuk membantu keluarga PKH lulus dari program PKH 3. pemberian insentif untuk keluarga yang lepas dari PKH
  • 22. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pencapaian TPB Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi ikan. Tren dalam pengupayaan PPH sudah semakin baik, berbagai upaya sudah dilaksanakan dan variasi jenis pangan sudah disosialisasikan, sehingga untuk indikator ini lebih pada BAU Program pemanfaatan pekarangan untuk sumber bahan pangan Jumlah wisatawan mancanegara. Belum ada upaya segmentasi / penetapan target pasar wisatawan mancanegara sehingga upaya untuk spesifik mengundang wisatawan mancanegara belum maksimal Pengembangan masterplan pariwisata yang sudah melakukan segmentasi terhadap calon wisatawan Jumlah peserta PROPER yang mencapai minimal ranking BIRU Jumlah industri yang wajib PROPER sudah maksimal (100%), upaya berikutnya adalah mengajak industri kecil menengah untuk mulai memikirkan mengenai PROPER, salah satunya melalui pengembangan insentif Pengembangan insentif bagi industri kecil menengah yang mau berpartisipasi pada Pra PROPER
  • 23. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pencapaian TPB Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri). 1. Belum ada upaya pemilahn limbah B3 yang dihasilkan oleh rumah tangga dan usaha 2. angka besaran pada tahun sebelumnya volatile karena besaran buangan limbah B3 memang tidak konstan 1. Sosialisasi pengelolaan limbah B3 domestik 2. pensyaratan pengelolaan limbah B3 pada sistem perijinan 3. penyusunan standar teknis pemanfaatan ruang yang mengatur mengenai B3 Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak dan berkelanjutan. - Akan dimaksimalkan untuk dibantu penyelesainnya oleh desa yang diikuti dengan peningkatan kapasitas pengelolaan sanitasi supaya terjadi keberlanjutan. - Berbeda-bedanya kondisi kawasan mengakibatkan penanganan penyediaan sanitasi memerlukan langkah yang berbeda- beda. 1. Pengembangan SPALD Komunal 2. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sanitasi
  • 24. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pencapaian TPB Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan Persentase sampah perkotaan yang tertangani. 1. Permasalahan delineasi perkotaan yang akan ditangani persampahannya 2. terbatasnya TPA 3. upaya pemilahan sampah yang belum diikuti dengan kapasitas SDM (baik pengetahuan ataupun motivasi), 4. perlunya mainstreaming pengelolaan persampahan 1. Perbaikan sistem dalam penanganan persampahan 2. peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan persampahan 3. Pengarus utamaan pengelolaan persampahan 4. Pengembangan circular economy Jumlah wilayah yang ditingkatkan kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan dilakukan pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). IPLT baru satu dan sudah bermasalah karena terkena bencana longsor dari TPA, sedang diupayakan pengembangan baru, perlu ada pertimbangan pengembangan IPLT selain di Wonorejo 1. Pengembangan IPLT baru 2. peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sanitasi
  • 25. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pencapaian TPB Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR). 1. Perkawinan anak 2. kurang bervariasinya lapangan pekerjaan 3. kemampuan ekonomi yang terbatas 4. kurangnya fasilitasi aktualisasi diri 1. Sosialisasi Perbup Strategi Penanggulangan Perkawinan Usia Anak 2. Peningkatan Angka Partisipasi Sekolah pada tingkat SMP (dan SMA) Median usia kawin pertama perempuan pernah kawin umur 25-49 tahun. 1. Perkawinan anak 2. kurang bervariasinya lapangan pekerjaan 3. kemampuan ekonomi yang terbatas 4. kurangnya fasilitasi aktualisasi diri 1. Sosialisasi Perbup Strategi Penanggulangan Perkawinan Usia Anak 2. Peningkatan Angka Partisipasi Sekolah pada tingkat SMP (dan SMA)
  • 26. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pencapaian TPB Indikator Simpulan Permasalahan Gambaran Arah Kebijakan Proporsi kursi yang diduduki perempuan di parlemen tingkat daerah Pemahaman responsif gender dan pendidikan politik pada perempuan yang belum berhasil 1. Pendidikan responsif gender 2. pengembangan role model responsif gender Proporsi perempuan yang berada di posisi managerial. Pemahaman responsif gender dan pendidikan politik pada perempuan yang belum berhasil 1. Pendidikan responsif gender 2. pengembangan role model responsif gender Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sumber air minum layak. 1. Ketersediaan CAT 2. pengusahaan air yang terbatasi topografi 3. kebutuhan akan sistem lokal / komunal 1. Pengembangan SPAMDes / SPAM Komunal / PAMSIMAS 2. pembatasan penetapan lokasi sebagai kawasan peruntukan permukiman jika bermasalah pada supply air baku setempat Proporsi penduduk yang menjadi korban kejahatan kekerasan dalam 12 bulan terakhir. Perlunya upaya aktif dalam memastikan kesehatan mental warga 1. Pengarus utamaan kesehatan jiwa / mental 2. peningkatan kerukunan masyarakat
  • 27. Diagram Permasalahan Pencapaian TPB Kemiskinan Tingkat Pendidikan (APM, APK, RLS) Pendapatan (PDRB per kapita) Ketidak merataan pendapatan Terganjal akibat pemenuhan kebutuhan dasar Kesehatan dan Sarpras Lingkugnan Kerawanan Bencana (IRBI, Destana) Keberlanjutan Lingkungan Legitimasi Pemerintah (proporsi PAD thd PDRB, realisasi APBD) Layanan Kesehatan Sanitasi Kelembagaan Pemerintah Kemitraan dan Ketaaan terhadap Perda Sosial Budaya dan KB (Median usia kawin, ASFR) Keberpihakan pada Masyarakat Kepedulian Terhadap Lingkungan Jaminan kesehatan Didukung Kolaborasi Pemerintah, Swasta dan Masyarakat
  • 28. Strategi Penanganan • Incremental: menyelesaikan ranting masalah untuk secara bertahap menyelesaikan akar masalah • Sistemik: Mengkaitkan antar komponen pohon masalah untuk menyelesaikan masalah secara sistem • Kolaboratif: Melakukan proses pemberdayaan masyarakat dan penguatan kapasitas (empowerment) melalui gotong royong berbasis kepedulian • Mengutamakan keberlanjutan / sustainability  kondisi lingkungan hidup seperti apa?
  • 29. Kajian Muatan Kajian Muatan adalah serangkaian kajian yang memperhitungkan enam elemen Lingkungan Hidup yang penting untuk dipertimbangkan dalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan, meliputi: 1. Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup 2. Dampak dan Resiko Lingkungan Hidup 3. Kinerja Jasa Ekosistem 4. Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam 5. Intensitas dan Tingkat Adapatsi Perubahan Iklim 6. Keanekaragaman Hayati
  • 30. Kapasitas daya dukung daya tampung KEMAMPUAN LAHAN 29% 38% 14% 8% 11% 0% Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Kelas kemampuan lahan Intensitas dan macam penggunaan meningkat  Cagar alam Hutan Penggembalaan Pertanian Terbat as Sedang Intensif Terbat as Sedan g Intens if Sangat intensi f Hambatan meningkat dan pilihan pengguna an lahan berkurang I II III IV V VI VII VIII
  • 31. Perkiraan Dampak dan Resiko Lingkungan Hidup LAHAN KRITIS 34% 7% 53% 6% Persentase Klasifikasi Lahan Kritis Agak Kritis Kritis Potensial Kritis Tidak Kritis
  • 32. Perkiraan Dampak Dan Resiko Lingkungan Hidup RAWAN BENCANA Ancaman Rangking Paling Sering terjadi Rangking Paling Berdampak Tanah longsor 1 III Gas beracun 5 II Banjir 6 V Erupsi Gunungapi 7 I Kebakaran Hutan dan Lahan 3 VI Kekeringan 4 VII Puttng Beliung 2 IV
  • 33. Kinerja Jasa Ekosistem • Hasil laut, pangan dari hutan (tanaman dan hewan), hasil pertanian & perkebunan untuk pangan, hasil peternakan. 23% 5% 20% 45% 7% Penyediaan Pangan Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
  • 34. Kinerja Jasa Ekosistem Penyediaan air dari tanah (termasuk kapasitas penyimpanannya), penyediaan air dari sumber permukaan 46% 10% 4% 28% 12% Penyediaan Air Bersih Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
  • 35. Kinerja Jasa Ekosistem kemampuan dan kesesuaian lahan yang tinggi sehingga memberikan dukungan kehidupan baik secara sosial, ekonomi maupun budaya 42% 41% 0% 17% 0% Budaya Ruang Hidup Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
  • 36. Efisiensi Pemanfaatan SDA Kemampuan ekosistem dalam memberikan manfaat kepada manusia dalam menyediakan sumberdaya genetik. Sumberdaya genetik tersebut dapat berupa keanekaragam flora dan fauna. 3% 8% 2% 36% 51% Penyediaan Sumberdaya Genetik Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
  • 37. Efisiensi Pemanfaatan SDA Ekosistem memberikan jasa produksi primer berupa produksi oksigen dan penyediaan habitat spesies 5% 8% 2% 48% 37% Pendukung Produksi Primer Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
  • 38. Adaptasi terhadap Perubahan Iklim Pengaturan suhu, kelembaban dan hujan, pengendalian gas rumah kaca & karbon 17% 1% 6% 30% 46% Pengaturan Iklim Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
  • 39. Tingkat Ketahanan Dan Potensi Keanekaragaman Hayati Ekosistem telah memberikan jasa keanekaragaman hayati (biodiversity) di antara makhluk hidup dari semua sumber, 25% 14% 2% 46% 13% Pendukung Biodiversitas Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Tinggi
  • 40. Apakah Upaya Pencapaian TPB sudah sesuai dengan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas? • Pada Konsultasi Publik, telah dilakukan pengumpulan isu pembangunan berkelanjutan • Isu ini telah disarikan dan dikelompokkan dalam 10 kelompok isu Pembangunan Berkelanjutan seperti yang tertuang di bagian kanan 1. Permasalahan Tata Kota 2. Permasalahan pelayanan pemerintahan 3. Tingginya angka kemiskinan 4. Alih fungsi lahan 5. Pertanian yang kurang ramah lingkungan 6. Terbatasnya dukungan UMKM 7. Kerusakan lingkungan 8. Menurunnya kualitas dan kuantitas air 9. Permasalahan pengolahan limbah, sampah dan sanitasi 10.Belum termanfaatkannya potensi energi 11.Kerawanan bencana 12.Kemitraan antar daerah
  • 41. Perbandingan Isu KLHS RPJMD dengan Isu KLHS RTRW No KLHS RTRW KLHS RPJMD 1 Maraknya kegiatan pertambangan di lereng gunung dan sungai Kerusakan lingkungan, Alih Fungsi Lahan 2 Tingginya angka kemiskinan Tingginya angka kemiskinan 3 Aktivitas pertanian yang tidak memperhatikan kaidah konservasi Pertanian yang kurang ramah lingkungan 4 Intensitas banjir limpasan semakin meningkat Kerusakan lingkungan, Kerawanan Bencana, Alih Fungsi Lahan 5 Menurunnya kualitas dan kuantitas air Menurunnya kualitas dan kuantitas air 6 Kawasan budidaya berada di kawasan rawan bencana Kerawanan bencana 7 Pengelolaan sampah belum optimal Permasalahan pengolahan limbah, sampah dan sanitasi 8 Pengembangan pariwisata berkelanjutan belum optimal Terbatasnya dukungan pengembangan ekonomi kecil menengah, Permasalahan Pelayanan Pemerintahan 9 Semrawutnya tata kota pusat pertumbuhan Permasalahan Tata Kota 10 Ketimpangan kawasan perdesaan dan perkotaan Kemitraan antar daerah 11 Sarana dan prasarana transportasi yang kurang memadai - 12 - Belum termanfaatkannya potensi energi
  • 42. Perbandingan Isu KLHS RPJMD dengan Isu Pencapaian TPB (Ada dalam file excel)
  • 46. Keterkaitan dengan Isu COVID-19 Indikator TPB yang akan terhambat oleh isu COVID-19 • PDRB Per Kapita • Kemiskinan • Proporsi pendapatan pemerintah dan Pajak terhadap PDRB • Rumah tangga yang mendapat bantuan tunai bersyarat / PKH • Jumlah Wisatawan Mancanegara • Persentase sampah perkotaan
  • 47. Keterkaitan dengan Isu COVID-19 Indikator TPB yang akan terdukung oleh isu COVID-19 • Peserta Jaminan Kesehatan • Unmet Need Pelayanan Kesehatan • Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin
  • 48. Agenda Acara Hari Ini • Pengumpulan masukan terhadap penggalian permasalahan dan gambaran arah kebijakan (alternatif) • Penyepakatan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas pasca Konsultasi Publik I (terkait perbedaan isu dengan indikator TPB) • Penyepakatan dampak COVID-19 terhadap pencapaian indikator TPB