Dokumen tersebut membahas tentang kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia. Secara singkat, dokumen menyatakan bahwa meski ekonomi Indonesia tumbuh pesat, jumlah orang miskin masih sangat besar dan ketimpangan semakin melebar. Dokumen juga mengkritik pendekatan pemerintah dalam menangani kemiskinan yang hanya berfokus pada program-program kecil skala individual.
2. UKURAN KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN
• Pertanyaan yang patut diajukan untuk pembangunan
sebuah negara adalah :
Apa yang terjadi dengan kemiskinan?
Apa yang terjadi dengan pengangguran?
Apa yang terjadi dengan kesenjangan?
• Jika satu atau dua dari persoalan utama ini makin buruk,
apalagi ketiganya, sangatlah aneh bila ini disebut
“pembangunan” meski pendapatan per kapita berlipat.
Dudley Seers (1972)
3. INDONESIA BERKELIMPAHAN ?
• Indonesia’s Future: A Golden opportunity (The
Economist, 2009)
• Indonesia emerges as an economic model (NY Times,
2010)
• Indonesian wealth increasing 5 times, the fastest of
the world in this decade (Global Wealth Report, 2010)
• Apartemen mewah terjual hanya dalam 2 jam (Detik,
1/8/11)
• Indonesia pasar terbesar Blackberry di Asia Pasifik
• Hampir sejuta mobil & 8 juta sepeda motor terjual
(2011)
4. MEREKA YANG SUPER KAYA
• Tahun 2008-2011 : kekayaan 40 orang
terkaya naik lebih dari 4 kali lipat
• Tahun 2010 : Kekayaan 40 orang terkaya
setara dengan kepemilikan 60 juta
penduduk.
• Tahun 2011 : Kekayaan 40 orang terkaya
setara dengan kepemilikan 85 juta
penduduk.
6. “Angka Akrobatik”
Pengangguran
• Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat
pengangguran terbuka di Indonesia pada
Februari 2012 mencapai 7,61 juta orang atau
6,32%. Jumlah ini mengalami penurunan 6%
dibanding Februari 2011 yang sebesar 8,12
juta orang.
7.
8.
9.
10. LINGKARAN SETAN KEMISKINAN
DAYA BELI
PENGETAHUAN PENDIDIKAN &
RENDAH INFORMASI
RENDAH
PRODUKSI PENDAPATAN
RENDAH RENDAH
KINERJA
RENDAH
KESEHATAN MISKIN
RENDAH
PRODUKSI
KONSUMSI RENDAH
STATUS GIZI RENDAH
RENDAH
TABUNGAN
RENDAH
PAPAN, PRASARANA
SARANA DASAR KIM MODAL
RENDAH KECIL
11. KARAKTER EKONOMI
MODAL SOSIAL RACUN SOSIAL
Kekayaan alam untuk Penjualan asset negara
rakyat
Sistem bagi hasil Sistem riba
12. KARAKTER PENDIDIKAN
MODAL SOSIAL RACUN SOSIAL
Pendidikan untuk Cenderung pribadi
bermanfaat bagi
masyarakat
Murah – tanggung jawab Mahal – persaingan
negara
Guru sebagai teladan Guru hilang keteladanan
13. KARAKTER POLITIK
MODAL SOSIAL RACUN SOSIAL
Pelayan masyarakat / Pengkhianat Rakyat
Negarawan
Cita-cita kesejahteraan Tidak jelas
rakyat-wong cilik
14. KARAKTER SOSIAL
MODAL SOSIAL RACUN SOSIAL
Gotong royong 2L – 2G
Hukum ditegakkan Hukum dibeli
Saling hormat dan Benci dan dendam
memahami
15. KARAKTER PERSONAL
MODAL RACUN
Jujur, amanah Curang, khianat, koruptor
Disiplin, etos tinggi, sungguh-2 Malas, lemah, asal-asalan
Berbuat baik, kepentingan bersama Egois, kepentingan sendiri
Konsisten, komitmen Plin plan, menyepelekan
Ksatria, bertanggung jawab Pengecut, lempar tanggung jawab
Heroik, epos kepahlawanan Pecundang, mengorbankan pihak lain
Adil Dzalim
Berupaya benar Tak peduli kebenaran
Pemimpin Pengekor
16. PROGRAM PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
=
“GLOBALISASI KEMISKINAN”
• Bahasa ringkas penggulangan kemiskinan di
Indonesia biasanya diwakili dengan frasa
’pengembangan masyarakat’, ’pemberdayaan
masyarakat’ atau’kemandirian masyarakat’.
• Kepustakaan perihal pengembangan masyarakat
sebagai usaha penanggulangan kemiskinan
khususnya melalui strategi pemberdayaan
masyarakat, kini didominasi oleh Bank Dunia.
17. • Pengikat keseluruhan proyek pemberdayaan
masyarakat oleh Bank Dunia dan lembaga-lembaga
donor negara kapitalis digolongkan ke dalam pola
pembangunan berbasis keputusan masyarakat
(community driven development, atau sering disingkat
sebagai CDD).
• Dalam kalimat mudahnya pendekatan CDD dalam
pemberdayaan masyarakat bermaksud untuk
meningkatkan kemampuan individu dan kelompok
masyarakat agar dapat bersaing dalam pasar bebas
(“masyarakat diminta mengurus dirinya sendiri dan
ketika berdaya menjadi sasaran pasar produk kapitalis)
18. Kuantitas kecil
Sebarannya terbatas
Faktor Individu & tidak
kompleks
Solusi Individual
Reformatif
Kuantitas besar
Sebarannya meluas
Faktor sosial & kompleks
Solusi Sistemik
Ideologis
19. RENUNGAN
ظهرب لالفْحَسدادب ف يب لالبرب ولالبحرب
ِ ِرْ ْحَ ِّ ْحَ ِرْ ْحَ ِرْ ب ِ ْحَ ْحَ ْحَ ِرْ ْحَ ُ ب
بمداب كسبتب أ ْحَيد يب لالنداسب
ِ َّ ب ِ ب ِ ْحَ ْحَ ْحَ ْحَ ِرْ ِرْ ب
ليذيقهمب بعضب لالذ يب عملاولاب
ُ ِ ْحَ ب ِ ب ِ ُ ب ِ ْحَ ُ ِرْ ْحَ ِرْ ْحَ َّ ب
disebabkan karena perbuatan tangan ْ ِرmanusi, ل
ْحَعلهمب يرجعاونب ب
َْحَ َّ ُ ْحَ ِرْ ب ِ ُ ْح
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
[41/]لالروم
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar Rum: 41)
20.
21. Penyimpangan dan
Penyebab pelanggaran terhadap
Syariah
Nampak
Kerusakan
Kembali kepada
Solusi Syariah & Khilafah
22. Menghilangkan segera faktor-faktor
yang membuat membengkaknya
ekonomi balon dan tidak bergeraknya
sektor riil, yakni praktik judi dan
ekonomi ribawi. Dalam konteks
ekonomi, pelarangan bunga bank
(riba) dan judi (dalam bursa saham
yang disebut oleh Maurice Alaise
sebagai a big casino), dipastikan akan
meningkatkan velocity of money, yang
pada gilirannya akan melancarkan
distribusi kekayaan.
23. Mengatur aspek kepemilikan
harta. Dalam Islam, barang-barang
yang menjadi kebutuhan umum
seperti ESDM, sda, air, dan lainnya
sesungguhnya adalah milik rakyat
yang harus dikelola negara untuk
kesejahteraan rakyat.
24. Dalam konteks kebutuhan rakyat
akan layanan pendidikan dan
kesehatan, Islam mewajibkan
negara menjamin kebutuhan
tersebut.
25. ولو أن أه اَ القر ى ء امنو ا و اتقو ا لفتحن ا
َ اَ اَ َنْ اَ َّ اَ َنْل َنْ اوُ اَ اَ اَ اوُ اَ َّ اَ َنْ اَ اَ اَ َنْ ا
ْعليهم برك ات من السم اء و األرض و اَكنَن
ِ اَ اَ َنْ ْنِ َنْ اَ اَ اَ ٍ ْنِ اَ َّ اَ ْنِ اَ َنْ اَ َنْ ْنِ اَل ْن
َ اَ َّ اوُ اَ اَ اَ َنْ اَ اوُ َنْ ْنِ اَ اَ اوُ اَ َنْ ْنِ اوُ ا
كذبو ا فأخذن اهم بم ا ك انو ا يكسبون
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertaqwa, pastilah Kami melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya” (TQS. Al A’raf [7] : 96).