SlideShare a Scribd company logo
Jurnal Bisnis Indonesia (JBI)
Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat
83
OPTIMALISASI MANAJEMEN PHBS PADA SANTRI DI SMP IT
AL-HIDAYAH BOGOR TAHUN 2019
Marina Ery Setiawati1, Ulya Qoulan Karima2
FIKES UPN “Veteran” Jakarta1
, FIKES UPN “Veteran” Jakarta 2
,
Email korespondensi: 1
marinaerysetiawati@ymail.com
2
ulyaqoulankarima@upnvj.ac.id
Abstract
Scabies remains one of the most common of skin diseases seen in developing countries. The
prevalence of scabies in Islamic boarding schools is still high because it allows the students to
live together in one place which is a factor in the consideration of the vulnerability of this
population to scabies transmission. Prevention of scabies can be done through improvement
of Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) which has the various aspects about personal
hygiene, environmental hygiene, and healthy behaviour. This counseling aimed to provide
information knowledge about PHBS especially in the prevention of scabies in SMP IT Al-
Hidayah Bogor 2019. Counseling was carried out for 40 minutes using power point media. We
assessed the increasing of knowledge before and after counseling with the quetionnaire of pre-
test and post-test consisted of 10 questions. Total number of 82 students were included but only
62 students completed the questionnaire. There is a significant difference between knowledge
before and after counseling (p value: 0,000), with the mean score of pre-test was 58.41, and
the mean score of post-test was 79.86. There is need to increase health promotion regarding
PHBS in other densely populated such as orphanages, use different method of counseling to
assess which method is more effective in increasing the knowledge, and pay more attention of
how to get complete questionnaire.
Key words: Counseling, PHBS, scabies, SMP IT Al-Hidayah Bogor
Abstrak
Kudis tetap menjadi salah satu penyakit kulit yang paling umum terlihat di negara-negara
berkembang. Prevalensi skabies di pesantren masih tinggi karena memungkinkan siswa untuk
hidup bersama di satu tempat yang merupakan faktor dalam pertimbangan kerentanan populasi
ini terhadap penularan skabies. Pencegahan skabies dapat dilakukan melalui peningkatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang memiliki berbagai aspek tentang kebersihan
pribadi, kebersihan lingkungan, dan perilaku sehat. Konseling ini bertujuan untuk memberikan
informasi tentang PHBS terutama dalam pencegahan skabies di Al-Hidayah Bogor IT Middle
2019. Konseling dilakukan selama 40 menit menggunakan media power point. Kami menilai
peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah konseling dengan kuesioner pre-test dan post-
test yang terdiri dari 10 pertanyaan. Jumlah total 82 siswa dimasukkan tetapi hanya 62 siswa
yang mengisi kuesioner. Ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan
sesudah konseling (nilai p: 0,000), dengan skor rata-rata pre-test adalah 58,41, dan skor rata-
rata post-test adalah 79,86. Ada kebutuhan untuk meningkatkan promosi kesehatan tentang
PHBS di populasi padat lainnya seperti panti asuhan, menggunakan metode konseling yang
Jurnal Bisnis Indonesia (JBI)
Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat
84
berbeda untuk menilai metode mana yang lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan, dan
lebih memperhatikan cara mendapatkan kuesioner lengkap.
Kata kunci: Konseling, PHBS, scabies, Sekolah Menengah IT Al-Hidayah Bogor
Jurnal Bisnis Indonesia (JBI)
Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat
85
PENDAHULUAN
Skabies merupakan salah satu
jenis penyakit kulit infeksi yang
disebabkan oleh tungau Sarcoptes
scabiei. Di Indonesia, skabies sering
dikenal sebagai penyakit kudis,
penyakit gudig pada orang Jawa,
penyakit budug pada orang Sunda.
Sarcoptes scabiei berasal dari phylum
Arthopoda, kelas Arachinida, ordo
Acarina, family Srcoptidae genus
Sarcopes (Mading dan Sopi, 2015).
Ada 4 tanda kardinal pada skabies
yaitu: gatal pada malam hari (pruritus
nokturna), menyerang manusia secara
berkelompok, ditemukan terowongan
(kunikulus) pada tempat predileksi, dan
ditemukan tungau. Diagnosis dapat
dibuat dengan menemukan 2 dari 4
tanda kardinal tersebut. Tempat
predileksi biasanya di tempat dengan
stratum korneum yang tipis yaitu: sela
jari tangan, pergelangan tangan bagian
volar, siku, lipat ketiak, areola mame,
umbilikus, bokong, genitalia eksterna
(pria) dan perut bagian bawah. Pada
bayi dapat menyerang telapak tangan
dan telapak kaki (Daili dkk, 2015).
Menurut Centers for Diseases Control
(CDC) tahun 2017, beberapa faktor
dapat menunjang perkembangan
penyakit skabies antara lain: sosial
ekonomi yang rendah, higiene yang
buruk, hubungan seksual yang sifatnya
promiskuitas. Penularan skabies
dengan dua cara yaitu kontak langsung
dan tidak langsung. Kontak langsung
yakni kontak kulit langsung yang terus
menerus dengan penderita skabies
maupun hewan yang tertular skabies.
Kontak tidak langsung dengan
penderita melalui penggunaan handuk
bersamaan, sprei tempat tidur, dan
segala hal yang dimiliki penderita
skabies.
Review terbaru dari World Health
Organization Departement of Child
and Adolescent Health and
Development menunjukkan bahwa
skabies merupakan penyakit endemis
yang banyak terdapat di daerah
beriklim tropis dan subtropis (Steer
dkk, 2009). Kejadian skabies sering di
jumpai di daerah tropis pada
masyarakat yang tinggal di daerah
dengan tingkat higiene, sanitasi dan
ekonomi rendah (Mading dan Sopi,
2015). Tidak ada data yang lengkap
mengenai kejadian skabies di banyak
negara, namun dengan data yang
tersedia, dapat menunjukkan bahwa
rata-rata prevalensi pada anak-anak
adalah 5-10% (Hay dkk, 2012)
Skabies merupakan salah satu penyakit
kulit yang paling sering ditemukan di
negara berkembang. Di Indonesia
prevalensi skabies tiap daerah
bervariasi. Di Pulau Jawa skabies di
temukan pada daerah kumuh dan
pondok pesantren sedangkan di
beberapa daerah lain penyakit ini juga
bisa di temukan di keluarga miskin dan
lembaga permasyarakatan.
Skabies sering diabaikan karena tidak
mengancam jiwa sehingga
penanganannya rendah, namun
sebenarnya skabies kronis dan berat
dapat menimbulkan komplikasi yang
Jurnal Bisnis Indonesia (JBI)
Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat
86
berbahaya. Skabies menimbulkan
ketidanyamanan karena lesi yang
sangat gatal. Akibatnya, penderita
sering menggaruk dan mengakibatkan
infeksi sekunder terutama oleh bakteri
Group A Streptococci (GAS) serta
Staphylococcus aureus. Komplikasi
akibat infeksi sekunder GAS dan S.
Aureus membuat beban penykit
menjadi lebih besar terkait dengan
penyakit lanjutan nephritis, rheumatoid
fever, dan sepsis di negara berkembang
(Hay dkk, 2012). Selain itu tingginya
angka kejadian skabies di pesantren
berdampak pada kualitas hidup seperti
santri merasa terganggzu dalam belajar,
malu terhadap penyakitnya, dan
membatasi kesibukannya sehingga
produktivitas menurun.
Penyakit ini ditemukan di kampung-
kampung, rumah penjara, asrama dan
panti asuhan dengan sanitasi lingkungan
yang jelek. Penyakit skabies dapat terjadi
pada satu keluarga, tetangga yang
berdekatan, bahkan bisa terjadi di seluruh
kampung (Mading dan Sopi, 2015).
Penyakit skabies akan berkembang
pesat jika kondisi lingkungan buruk dan
tidak didukung oleh perilaku hidup
bersih dan sehat. Selain itu
penyebarannya akan lebih mudah
dalam suatu kelompok yang padat
populasi dan tinggal bersama-sama
dalam jangka waktu yang lama.
Pondok pesantren adalah sekolah Islam
dengan sistem asrama dan pelajarnya
disebut sebagai santri. Pelajaran yang
diberikan adalah pengetahuan umum
dan agaman tetapi dititikberatkan pada
agama Islam (Haningsih, 2008). Hal ini
berarti pondok pesantren
memungkinkan santrinya untuk tinggal
bersama-sama dalam satu tempat yang
merupakan salah satu faktor
pertimbangan rentannya populasi ini
terhadap penularan skabies. Selain itu
pondok pesantren mempunyai kegiatan
yang padat, baik kegiatan formal
maupun non-formal, sehingga
berpotensi munculnya perilaku kurang
memperhatikan kebersihan diri dan
kebersihan lingkungan.
Penelitian yang dilakukan oleh
Ratnasari dan Sungkar tahun 2012
tentang prevalensi skabies dan faktor-
faktor yang berhubungan di salah satu
pesantren di Jakarta Timur,
menemukan bahwa prevalensi skabies
mencapai 51,6%.
Penelitian yang dilakukan oleh
Adriansyah (2017) tentang keterkaitan
antara sanitasi Pondok Pesantren
dengan kejadian penyakit yang dialami
santri di Pondok Pesantren Sunan
Drajat menemukan bahwa dari 94 santri
putra sebagai responden, ditemukan
proporsi terbanyak kasus penyakit
adalah skabies (25,5%), diikuti oleh
gastritis (21,3%), ISPA (21,3%),
dermatitis (6,4%), anemia (4,3%),
konjuntivitis (4,3%), thypus (4,3%),
dan penyakit lainnya di bawah 4%.
Saran dari penelitian ini adalah
dibutuhkan penongkatan kuantitas dan
kualitas sanitasi pondok pesantren
untuk meningkatkan derajat kesehatan
santri.
Jurnal Bisnis Indonesia (JBI)
Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat
87
Pada tahun ini SMPIT Al-Hidayah
sebagai lembaga pendidikan berbasis
pesantren diketahui mempunyai angka
kejadian skabies sekitar 10-12%
(komite sekolah SMPIT Al-Hidayah,
2019).
Pengobatan skabies, mudah dilakukan
dengan cure rate yang tinggi, namun
jika tidak secara masal dan serentak,
maka rekurensi segera terjadi. Dengan
demikian, pengobatan skabies harus
diikuti dengan penyuluhan kesehatan
agar santri dapat mencegah rekurensi
skabies. Pencegahan dapat dilakukan
dengan penyuluhan tentang skabies,
penemuan dan pengobatan penderita
serta menjaga sanitasi lingkungan dan
perilaku hidup bersih dan sehat
(Mading dan Sopi, 2015).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang,
keluarga,kelompok atau masyarakat
mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat. Dengan
demikian, PHBS mencakup beratus-
ratus bahkan mungkin beribu-ribu
perilaku yang harus dipraktikkan dalam
rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Nomor:
2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
Dalam penelitian Fatmawati dan
Saputra (2016) mengenai PHBS santri
Pondok Pesantren As’ad dan Pondok
Pesantren Al Hidayah di Kota Jambi,
terdapat 48,1% santri yang dengan
PHBS kurang baik di Pesantren As’ad,
dan 32,3% santri yang dengan PHBS
kurang baik di Pesantren Al-Hidayah.
Penelitian ini merekomendasikan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang
PHBS melalui penyuluhan.
Dengan suatu upaya tergorganisir
melalui manajemen PHBS, diharapkan
praktik PHBS di SMPIT Al-Hidayah,
Bogor Tahun 2019 dapat meningkat.
Penyuluhan mengenai optimalisasi
manajemen PHBS untuk cegah skabies
perlu terus diupayakan karena angka
kejadiannya yang cukup sering di
lingkungan pesantren. Hal ini menjadi
pertimbangan tim untuk memberikan
penyuluhan agar mitra mampu secara
mandiri untuk melakukan upaya
pencegahan.
Berdasarkan uraian latar belakang
tersebut, maka tim pengabdian
masyarakat bermaksud mengadakan
kegiatan penyuluhan PHBS di SMPIT
Al-Hidayah, Bogor. Melalui kegiatan
ini, diharapkan pengetahuan santri
terhadap PHBS terutama untuk
pencegahan skabies dapat meningkat.
METODE PELAKSANAAN
Sasaran peserta penyuluhan
adalah seluruh santri mulai dari kelas
VII, VIII, dan IX. Metode yang
digunakan dalam kegaitan Program
Pengabdian Kepada Masyarakat ini
adalah:
Jurnal Bisnis Indonesia (JBI)
Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat
88
a. Melakukan audiensi kepada kepala
SMPIT Al-Hidayah Bogor untuk
mengetahui profil civitas
akademika yang ada di lingkungan
sekolah, baik tenaga pendidik,
tenaga kependidikan dan para
santri.
b. Memberikan pre-test/kuesioner
kepada para peserta, hal ini
dilakukan untuk mengetahui dan
mengukur sejauh mana
pengetahuan peserta tentang
infeksi dan pencegahan skabies,
serta manajemen PHBS yang baik
sebelum dilakukan penyuluhan.
Soal yang diberikan berjumlah 10
soal dalam bentuk pilihan ganda.
Apabila peserta mampu menjawab
semua jawaban dengan benar,
maka skor maksimal adalah 100.
c. Melakukan penyuluhan dalam
bentuk ceramah selama 40 menit,
dengan media berupa power point.
Materi penyuluhan secara garis
besar dibagi menjadi subtopik
besar yaitu definisi PHBS, aspek
PHBS, tatanan PHBS, PHBS di
institusi pendidikan, risiko
kesehatan pada kelompok di
lingkungan pesantren, dan
informasi mengenai skabies
(definisi, morfologi, data angka
kejadian skabies di pesantren,
penularan, gejala dan tanda,
pencegahan)
d. Memberikan post-test/kuesioner
kepada peserta, hal ini dilakukan
untuk mengetahui dan mengukur
pengetahuan peserta tentang
infeksi dan pencegahan skabies,
serta manajemen PHBS yang baik
setelah penyuluhan. Soal yang
diberikan berjumlah 10 soal dalam
bentuk pilihan ganda. Apabila
peserta mampu menjawab semua
jawaban dengan benar, maka skor
maksimal adalah 100.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah awal kegiatan berupa
penyampaian gagasan pelaksanaan
pengabdian masyarakat dalam bentuk
penyuluhan kepada Ketua Komite
Sekolah SMPIT Al-Hidayah Bogor,
berjalan dengan lancar. Pihak komite
sekolah dan jajarannya serta siswa siap
menerima kedatangan tim pengabdian
masyarakat. Pihak sekolah telah
menyiapkan waktu khusus agar para
siswa dapat mendengarkan materi
penyuluhan.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian
berupa penyuluhan di SMPIT Al-
Hidayah, Bogor, secara umum berjalan
dengan baik. Kegiatan penyuluhan
dilaksanakan pada Kamis, 4 Juli 2019,
pukul 10.00-12.00 di masjid SMPIT
Al-Hidayah, dengan media power
point, LCD, proyektor, dan didukung
pengeras suara. Tempat penyuluhan ini
cukup kondusif dan suara penyuluh
dapat terdengar dengan jelas dengan
adanya pengeras suara. Respon santri
cukup baik.
Peserta penyuluhan adalah seluruh
siswa yang ada di SMPIT Al-Hidayah,
Bogor sebanyak 82 siswa putra mulai
dari kelas VII, VIII, dan IX. Materi
Jurnal Bisnis Indonesia (JBI)
Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat
89
penyuluhan secara garis besar dibagi
menjadi subtopik besar yaitu definisi
PHBS, aspek PHBS, tatanan PHBS,
PHBS di institusi pendidikan, risiko
kesehatan pada kelompok di
lingkungan pesantren, dan informasi
mengenai skabies (definisi, morfologi,
data angka kejadian skabies di
pesantren, penularan, gejala dan tanda,
pencegahan). Materi penyuluhan dibuat
se-sederhana mungkin agar siswa
mudah mengerti, dan mencakup banyak
aspek dari PHBS.
Pelaksanaan kegiatan
penyuluhan diawali dengan
pembukaan, pengisian kuesioner untuk
pre-test selama 10 menit, penyuluhan
selama 40 menit, tanya jawab selama
10 menit, dan pengisian kuesioner
untuk post-test selama 10 menit.
Dalam publikasi hasil penelitian
dan pengabdian masyarakat oleh
Nuraini dan Wijayanti (2016) tentang
penyuluhan PHBS di Pondok Pesantren
Nurul Islam Jember, dinyatakan bahwa
metode penyuluhan yang digunakan
adalah dengan menggunakan sarana
power-point selama 90 menit
menggunakan inovasi pemberian lagu-
lagu menarik yang berkaitan dengan
PHBS dengan tujuan mudah dicerna
dan diingat oleh peserta.
Untuk mengevaluasi adanya
peningkatan dari pengetahuan dan
sikap antara sebelum dan sesudah
penyuluhan. Sebelum penyuluhan
dimulai, peserta diminta mengisi pre-
test untuk mengukur pengetahuan yang
berjumlah 10 butir. Setelah
penyuluhan, peserta diminta mengisi
post-test selama 10 menit untuk
mengukur pengetahuan dengan soal
yang sama. Soal yang diberikan
berjumlah 10 dalam bentuk pilihan
ganda. Apabila peserta mampu
menjawab semua jawaban dengan
benar, maka skor maksimal adalah 100.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Peserta
Berdasarkan Karakteristik Faktor
Sosial Demografi
Sosial Demografi Jumlah
N %
Umura
12 Tahun 16 22,2
13 Tahun 20 27,8
14 Tahun 29 40,3
15 Tahun 6 8,3
16 Tahun 1 1,4
Mean (SD) 13,39 (0,972)
Median (Range) 13,50 (12-16)
Kelasb
VII 23 29,5
VIII 25 32,1
IX 30 38,5
a
Missing 10, b
Missing 4
Sumber: (Olah data pengabdi, 2019)
Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa dari
segi umur, karena sasaran penyuluhan ini
adalah pelajar setingkat SMP, maka
distribusi umur cenderung homogen yaitu
berkisar antara 12-16 tahun. Proporsi umur
tertinggi adalah 14 tahun (40,3%) dan
terendah adalah 16 tahun (1,4%). Pada saat
penyuluhan dilakukan, total santri yang
terdaftar di SMP IT Al-Hidayah Bogor
sebanyak 82 santri dan seluruhnya
merupakan santri putra. Kelas VII
sebanyak 23 santri (29,5%), kelas VIII
sebanyak 25 santri (32,1%), dan kelas IX
sebanyak 30 santri (38,5%).
Jurnal Bisnis Indonesia (JBI)
Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat
90
Tabel 2. Perbedaan Rata-Rata
Pengetahuan Antara Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan
N Mean SD P
value
Pre
test
67 60,15 18,63
0,000
Post
test
67 80,30 20,89
Sumber: (Olah data pengabdi, 2019)
Berdasarkan Tabel 2, ada
perbedaan bermakna antara
pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan (p value < 0,05), dengan
nilai rata-rata pengetahuan pre test
adalah 60,15 dan rata-rata pengetahuan
post test adalah 80,30.
Tabel 3. Proporsi Jawaban
Benar Antara Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan
N
o
Pertanyaa
n
Pre
test
Post
testc
Benar Benar
N % N %
1 PHBS
merupakan
singkatan
dari...
8 9,8 48 69,
6
2 PHBS
dapat
diterapkan
dalam
lingkungan.
..
69 84,
1
61 88,
4
3 Contoh
PHBS
adalah...
60 73,
2
54 78,
3
4 Skabies
adalah
penyakit
kulit yang
50 61,
0
64 92,
8
disebabkan
oleh...
5 Skabies
dalam
masyarakat
sering
dikenal
dengan
nama...
45 54,
9
50 72,
5
6 Gejala
gatal-gatal
yang
dialami
penderita
skabies
terutama
terjadi pada
saat...
71 86,
6
68 98,
6
7 Gejala
skabies
adalah...
40
a
50,
0
4
7
68,
1
8 Berdasarka
n dari
jumlah
manusia
yang
terserang,
biasanya
skabies
menyerang
manusia
secara...
22
a
27,
5
52 75,
4
9 Penularan
skabies
dapat
terjadi
melalui...
42
b
53,
2
49 71,
0
10 Kutu
skabies
dapat
dilihat
dengan...
68
b
86,
1
67 97,
1
a
Missing 2, b
Missing 3, c
Missing 13
Sumber: (Olah data pengabdi, 2019)
Berdasarkan Tabel 3, jika dilihat dari
proporsi jawaban yang benar antara pre
test dan post test, pada semua aspek
pertanyaan, menunjukkan peningkatan
proporsi jawaban yang benar.
Jurnal Bisnis Indonesia (JBI)
Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat
91
Pada saat sesi pengisian soal post-test,
13 santri tidak mengikuti sesi ini,
sehingga dari 82 total santri, hanya 69
santri yang melengkapi soal post test.
Penelitian yang dilakukan oleh
Astuti dkk (2016) tentang promosi
kesehatan, PHBS pada 30 siswi di salah
satu pondok pesantren putri yang berada di
wilayah Kecamatan Mranggen Kabupaten
Demak menunjukkan bahwa hasil pre-test
pengetahuan tentang PHBS dan rumah
sehat, diperoleh nilai terendah 33, nilai
tertinggi 87, rata-rata 55,1, dan simpangan
baku 13,4. Sedangkan hasil post-test
diperoleh nilai terendah 53, tertinggi 93,
rata-rata 84,4, dan simpangan baku 10,1.
Penelitian yang dilakukan oleh
Lewa dan Ramadhan (2015) tentang
pengetahuan dan sikap santri tentang
PHBS dengan tindakan penerapan
PHBS di Pondok Pesantren Amanah
Putra Poso menunjukkan bahwa dari 60
santri sebagai sampel, proporsi umur
tertinggi adalah 12 tahun (43,3%),
santri dengan pengetahuan kurang baik
sebesar 25%, santri dengan sikap
negatif sebesar 33,3%, santri dengan
tindakan negartif sebesar 18,3%.
Dalam publikasi hasil penelitian
dan pengabdian masyarakat oleh
Wijayanti, Nuraini, dan Deharja
(2016), tentang pengaruh penyuluhan
PHBS terhadap pengetahuan siswa di
SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk
terhadap 127 siswa, dengan metode
pre-test dan post-test menunjukkan
bahwa dengan uji Wilcoxon, terdapat
perbedaan tingkat pengetahuan siswa
sebelum dan setelah kegiatan
penyuluhan (p value < 0,05). Nilai rata-
rata pre-test yaitu 10,86 dan post-test
12,31.
KESIMPULAN
Dari hasil evaluasi pre test dan
post test, dapat disimpulkan ada
perbedaan bermakna antara
pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan (p value < 0,05), dengan
nilai rata-rata pengetahuan pre test
adalah 60,15 dan rata-rata
pengetahuan post test adalah 80,30.
Jika dilihat dari proporsi jawaban
yang benar antara pre test dan post
test, pada semua aspek pertanyaan,
menunjukkan peningkatan proporsi
jawaban benar. Saran untuk kegiatan
penyuluhan serupa, perlu ada kontrol
yang baik mengenai kelengkapan
pengisian kuesioner untuk
meminimalisir missing data, perlu
dilakukan penilaian status kesehatan
santri terutama untuk penyakit-
penyakit yang sering muncul di
lingkungan pesantren, dan
menggunakan beberapa metode
penyuluhan untuk dibandingkan
efektivitasnya. Kegiatan pengabdian
masyarakat berupa penyuluhan
dengan topik serupa bisa dilakukan di
lingkungan padat penduduk lainnya
seperti pesantren, panti asuhan, dll.
REFERENSI
Astuti, R., Mifbakhuddin, Nurullita, U.,
Larasaty, N. D., Prasetio, D. B.
2016. Promosi kesehatan,
perilaku hidup bersih dan sehat di
Jurnal Bisnis Indonesia (JBI)
Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat
92
pondok pesantren. The 4th
University Research: ISSN 2407-
9189
Adriansyah, A. A. 2017. Keterkaitan
antara sanitasi pondok pesantren
dengan kejadian penyakit yang
dialami santri di pondok
pesantren sunan drajat. MTPH
Journal. Vol. 01, No. 01.
Lewa, A. F., Ramadhan, K. 2015.
Pengetahuan dan sikap santri
tentang PHBS dengan tindakan
penerapan PHBS di pondok
pesantren amanah putra poso.
Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 1,
No. 19: 935-1014, eISSN: 2527-
7170
Ratnasari, A.F., Sungkar, S. 2014.
Prevalensi skabies dan faktor-
faktor yang berhubungan di
pesantren X, Jakarta Timur. eJKI:
Vol. 2. No. 1, April 2014
Haningsih, S. 2008. Peran strategis
pesantren, madrasah dan sekolah
Islam di Indonesia. El-Tarbawi:
Jurnal Pendidikan Islam, No. 1
Vol. 1. 2008.
Nuraini, N., Wijayanti, R.A. 2016.
Penyuluhan perilaku hidup bersih
dan sehat di pondok pesantren
Nurul Islam Jember. Seminar
Hasil dan Pengabdian
Masyarakat Dana BOPTN:
ISBN: 978-602-14917-3-7.
Wijayanti, R.A., Nuraini, N., Deharja,
A. 2016. Pengaruh penyuluhan
perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) terhadap pengetahuan
siswa di SMP Islam mahfilud
duror jelbuk. Seminar Hasil dan
Pengabdian Masyarakat Dana
BOPTN: ISBN: 978-602-14917-
3-7.
Mading, M., Sopi, I.I.P.B. 2015. Kajian
aspek epidemiologi skabies pada
manusia. Jurnal Penyakit
Bersumber Binatang. Vol. 2, No.
2.
Fatmawati, T.Y, Saputra, N.E. 2016.
Perilaku hidup bersih dan sehat
santri pondok pesantren as’ad dan
pondok pesantren al hidayah.
Jurnal Psikologi Jambi. Vol. 1,
No. 1: 29-35
Daili, E. S., Menaldi, S.L., dan Wisnu,
I.M. 2005. Penyakit kulit yang
umum di Indonesia. PT Medical
Multimedia Indonesia: ISBN
979-99294-1-5
Steer, A.C, et al. 2009. High burden of
impetigo and scabies in a tropical
country. Plos: Volume 3, Issue 6
Hay, R.J, et al. 2012. Scabies in the
developing world- its prevalence,
complications, and management.
Clinical Microbiology and
Infection, Volume 18 Number 4.
CDC. 2017. Scabies.
https://www.cdc.gov/parasites/sc
abies/fact_sheet.html. Diakses
tanggal 1 April 2019.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Nomor:
2269/MENKES/PER/XI/2011
tentang Pedoman Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)

More Related Content

Similar to 1742-5259-1-SM.pdf

BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
FendiDoank
 
makalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxmakalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docx
AyuAndira59
 
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasiJurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
nrukmana rukmana
 
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
STISIPWIDURI
 
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdfJURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
sriwahyuni25836
 
gunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdf
gunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdfgunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdf
gunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdf
sasiaprianti
 
Modul pengendalian
Modul pengendalianModul pengendalian
Modul pengendalian
dian sutrisni
 
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN ATURAN KEKARANTINAAN TERHADAP...
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN ATURAN KEKARANTINAAN TERHADAP...HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN ATURAN KEKARANTINAAN TERHADAP...
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN ATURAN KEKARANTINAAN TERHADAP...
abdulaziz15068
 
Tugas dekan penyakit dbd
Tugas dekan penyakit dbdTugas dekan penyakit dbd
Tugas dekan penyakit dbddenis41
 
PPT KTI DEDE MITHA REVISI.pptx
PPT KTI DEDE MITHA REVISI.pptxPPT KTI DEDE MITHA REVISI.pptx
PPT KTI DEDE MITHA REVISI.pptx
JaidiJai
 
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 192. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
PusdiklatKKB
 
59022671 bab-i-sd-v
59022671 bab-i-sd-v59022671 bab-i-sd-v
59022671 bab-i-sd-v
Kartikasari Irdan
 
Epidemiologi Gizi.pdf
Epidemiologi Gizi.pdfEpidemiologi Gizi.pdf
Epidemiologi Gizi.pdf
AhmadIskandar39
 
116-220-1-SM.pdf
116-220-1-SM.pdf116-220-1-SM.pdf
116-220-1-SM.pdf
sultansahrir1
 
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balitaJurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
nrukmana rukmana
 
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
PusdiklatKKB
 
JURNAL PENGABDIAN.pdf
JURNAL PENGABDIAN.pdfJURNAL PENGABDIAN.pdf
JURNAL PENGABDIAN.pdf
Rskn1
 
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
PusdiklatKKB
 
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masa Pandemi Di Sekolah.pptx
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masa Pandemi Di Sekolah.pptxPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masa Pandemi Di Sekolah.pptx
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masa Pandemi Di Sekolah.pptx
AhmadAzizyAssoffah
 

Similar to 1742-5259-1-SM.pdf (20)

BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
makalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxmakalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docx
 
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasiJurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
 
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
 
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdfJURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
 
gunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdf
gunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdfgunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdf
gunawan,+Journal+manager,+3.+Artikel+Dewa+Ayu+(Fix).pdf
 
Kmb ( pakudin )
Kmb ( pakudin )Kmb ( pakudin )
Kmb ( pakudin )
 
Modul pengendalian
Modul pengendalianModul pengendalian
Modul pengendalian
 
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN ATURAN KEKARANTINAAN TERHADAP...
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN ATURAN KEKARANTINAAN TERHADAP...HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN ATURAN KEKARANTINAAN TERHADAP...
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN ATURAN KEKARANTINAAN TERHADAP...
 
Tugas dekan penyakit dbd
Tugas dekan penyakit dbdTugas dekan penyakit dbd
Tugas dekan penyakit dbd
 
PPT KTI DEDE MITHA REVISI.pptx
PPT KTI DEDE MITHA REVISI.pptxPPT KTI DEDE MITHA REVISI.pptx
PPT KTI DEDE MITHA REVISI.pptx
 
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 192. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
 
59022671 bab-i-sd-v
59022671 bab-i-sd-v59022671 bab-i-sd-v
59022671 bab-i-sd-v
 
Epidemiologi Gizi.pdf
Epidemiologi Gizi.pdfEpidemiologi Gizi.pdf
Epidemiologi Gizi.pdf
 
116-220-1-SM.pdf
116-220-1-SM.pdf116-220-1-SM.pdf
116-220-1-SM.pdf
 
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balitaJurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
 
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
 
JURNAL PENGABDIAN.pdf
JURNAL PENGABDIAN.pdfJURNAL PENGABDIAN.pdf
JURNAL PENGABDIAN.pdf
 
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
 
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masa Pandemi Di Sekolah.pptx
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masa Pandemi Di Sekolah.pptxPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masa Pandemi Di Sekolah.pptx
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masa Pandemi Di Sekolah.pptx
 

Recently uploaded

Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 

Recently uploaded (20)

Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 

1742-5259-1-SM.pdf

  • 1. Jurnal Bisnis Indonesia (JBI) Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat 83 OPTIMALISASI MANAJEMEN PHBS PADA SANTRI DI SMP IT AL-HIDAYAH BOGOR TAHUN 2019 Marina Ery Setiawati1, Ulya Qoulan Karima2 FIKES UPN “Veteran” Jakarta1 , FIKES UPN “Veteran” Jakarta 2 , Email korespondensi: 1 marinaerysetiawati@ymail.com 2 ulyaqoulankarima@upnvj.ac.id Abstract Scabies remains one of the most common of skin diseases seen in developing countries. The prevalence of scabies in Islamic boarding schools is still high because it allows the students to live together in one place which is a factor in the consideration of the vulnerability of this population to scabies transmission. Prevention of scabies can be done through improvement of Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) which has the various aspects about personal hygiene, environmental hygiene, and healthy behaviour. This counseling aimed to provide information knowledge about PHBS especially in the prevention of scabies in SMP IT Al- Hidayah Bogor 2019. Counseling was carried out for 40 minutes using power point media. We assessed the increasing of knowledge before and after counseling with the quetionnaire of pre- test and post-test consisted of 10 questions. Total number of 82 students were included but only 62 students completed the questionnaire. There is a significant difference between knowledge before and after counseling (p value: 0,000), with the mean score of pre-test was 58.41, and the mean score of post-test was 79.86. There is need to increase health promotion regarding PHBS in other densely populated such as orphanages, use different method of counseling to assess which method is more effective in increasing the knowledge, and pay more attention of how to get complete questionnaire. Key words: Counseling, PHBS, scabies, SMP IT Al-Hidayah Bogor Abstrak Kudis tetap menjadi salah satu penyakit kulit yang paling umum terlihat di negara-negara berkembang. Prevalensi skabies di pesantren masih tinggi karena memungkinkan siswa untuk hidup bersama di satu tempat yang merupakan faktor dalam pertimbangan kerentanan populasi ini terhadap penularan skabies. Pencegahan skabies dapat dilakukan melalui peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang memiliki berbagai aspek tentang kebersihan pribadi, kebersihan lingkungan, dan perilaku sehat. Konseling ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang PHBS terutama dalam pencegahan skabies di Al-Hidayah Bogor IT Middle 2019. Konseling dilakukan selama 40 menit menggunakan media power point. Kami menilai peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah konseling dengan kuesioner pre-test dan post- test yang terdiri dari 10 pertanyaan. Jumlah total 82 siswa dimasukkan tetapi hanya 62 siswa yang mengisi kuesioner. Ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah konseling (nilai p: 0,000), dengan skor rata-rata pre-test adalah 58,41, dan skor rata- rata post-test adalah 79,86. Ada kebutuhan untuk meningkatkan promosi kesehatan tentang PHBS di populasi padat lainnya seperti panti asuhan, menggunakan metode konseling yang
  • 2. Jurnal Bisnis Indonesia (JBI) Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat 84 berbeda untuk menilai metode mana yang lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan, dan lebih memperhatikan cara mendapatkan kuesioner lengkap. Kata kunci: Konseling, PHBS, scabies, Sekolah Menengah IT Al-Hidayah Bogor
  • 3. Jurnal Bisnis Indonesia (JBI) Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat 85 PENDAHULUAN Skabies merupakan salah satu jenis penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Di Indonesia, skabies sering dikenal sebagai penyakit kudis, penyakit gudig pada orang Jawa, penyakit budug pada orang Sunda. Sarcoptes scabiei berasal dari phylum Arthopoda, kelas Arachinida, ordo Acarina, family Srcoptidae genus Sarcopes (Mading dan Sopi, 2015). Ada 4 tanda kardinal pada skabies yaitu: gatal pada malam hari (pruritus nokturna), menyerang manusia secara berkelompok, ditemukan terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi, dan ditemukan tungau. Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut. Tempat predileksi biasanya di tempat dengan stratum korneum yang tipis yaitu: sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku, lipat ketiak, areola mame, umbilikus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki (Daili dkk, 2015). Menurut Centers for Diseases Control (CDC) tahun 2017, beberapa faktor dapat menunjang perkembangan penyakit skabies antara lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas. Penularan skabies dengan dua cara yaitu kontak langsung dan tidak langsung. Kontak langsung yakni kontak kulit langsung yang terus menerus dengan penderita skabies maupun hewan yang tertular skabies. Kontak tidak langsung dengan penderita melalui penggunaan handuk bersamaan, sprei tempat tidur, dan segala hal yang dimiliki penderita skabies. Review terbaru dari World Health Organization Departement of Child and Adolescent Health and Development menunjukkan bahwa skabies merupakan penyakit endemis yang banyak terdapat di daerah beriklim tropis dan subtropis (Steer dkk, 2009). Kejadian skabies sering di jumpai di daerah tropis pada masyarakat yang tinggal di daerah dengan tingkat higiene, sanitasi dan ekonomi rendah (Mading dan Sopi, 2015). Tidak ada data yang lengkap mengenai kejadian skabies di banyak negara, namun dengan data yang tersedia, dapat menunjukkan bahwa rata-rata prevalensi pada anak-anak adalah 5-10% (Hay dkk, 2012) Skabies merupakan salah satu penyakit kulit yang paling sering ditemukan di negara berkembang. Di Indonesia prevalensi skabies tiap daerah bervariasi. Di Pulau Jawa skabies di temukan pada daerah kumuh dan pondok pesantren sedangkan di beberapa daerah lain penyakit ini juga bisa di temukan di keluarga miskin dan lembaga permasyarakatan. Skabies sering diabaikan karena tidak mengancam jiwa sehingga penanganannya rendah, namun sebenarnya skabies kronis dan berat dapat menimbulkan komplikasi yang
  • 4. Jurnal Bisnis Indonesia (JBI) Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat 86 berbahaya. Skabies menimbulkan ketidanyamanan karena lesi yang sangat gatal. Akibatnya, penderita sering menggaruk dan mengakibatkan infeksi sekunder terutama oleh bakteri Group A Streptococci (GAS) serta Staphylococcus aureus. Komplikasi akibat infeksi sekunder GAS dan S. Aureus membuat beban penykit menjadi lebih besar terkait dengan penyakit lanjutan nephritis, rheumatoid fever, dan sepsis di negara berkembang (Hay dkk, 2012). Selain itu tingginya angka kejadian skabies di pesantren berdampak pada kualitas hidup seperti santri merasa terganggzu dalam belajar, malu terhadap penyakitnya, dan membatasi kesibukannya sehingga produktivitas menurun. Penyakit ini ditemukan di kampung- kampung, rumah penjara, asrama dan panti asuhan dengan sanitasi lingkungan yang jelek. Penyakit skabies dapat terjadi pada satu keluarga, tetangga yang berdekatan, bahkan bisa terjadi di seluruh kampung (Mading dan Sopi, 2015). Penyakit skabies akan berkembang pesat jika kondisi lingkungan buruk dan tidak didukung oleh perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu penyebarannya akan lebih mudah dalam suatu kelompok yang padat populasi dan tinggal bersama-sama dalam jangka waktu yang lama. Pondok pesantren adalah sekolah Islam dengan sistem asrama dan pelajarnya disebut sebagai santri. Pelajaran yang diberikan adalah pengetahuan umum dan agaman tetapi dititikberatkan pada agama Islam (Haningsih, 2008). Hal ini berarti pondok pesantren memungkinkan santrinya untuk tinggal bersama-sama dalam satu tempat yang merupakan salah satu faktor pertimbangan rentannya populasi ini terhadap penularan skabies. Selain itu pondok pesantren mempunyai kegiatan yang padat, baik kegiatan formal maupun non-formal, sehingga berpotensi munculnya perilaku kurang memperhatikan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari dan Sungkar tahun 2012 tentang prevalensi skabies dan faktor- faktor yang berhubungan di salah satu pesantren di Jakarta Timur, menemukan bahwa prevalensi skabies mencapai 51,6%. Penelitian yang dilakukan oleh Adriansyah (2017) tentang keterkaitan antara sanitasi Pondok Pesantren dengan kejadian penyakit yang dialami santri di Pondok Pesantren Sunan Drajat menemukan bahwa dari 94 santri putra sebagai responden, ditemukan proporsi terbanyak kasus penyakit adalah skabies (25,5%), diikuti oleh gastritis (21,3%), ISPA (21,3%), dermatitis (6,4%), anemia (4,3%), konjuntivitis (4,3%), thypus (4,3%), dan penyakit lainnya di bawah 4%. Saran dari penelitian ini adalah dibutuhkan penongkatan kuantitas dan kualitas sanitasi pondok pesantren untuk meningkatkan derajat kesehatan santri.
  • 5. Jurnal Bisnis Indonesia (JBI) Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat 87 Pada tahun ini SMPIT Al-Hidayah sebagai lembaga pendidikan berbasis pesantren diketahui mempunyai angka kejadian skabies sekitar 10-12% (komite sekolah SMPIT Al-Hidayah, 2019). Pengobatan skabies, mudah dilakukan dengan cure rate yang tinggi, namun jika tidak secara masal dan serentak, maka rekurensi segera terjadi. Dengan demikian, pengobatan skabies harus diikuti dengan penyuluhan kesehatan agar santri dapat mencegah rekurensi skabies. Pencegahan dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang skabies, penemuan dan pengobatan penderita serta menjaga sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (Mading dan Sopi, 2015). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga,kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, PHBS mencakup beratus- ratus bahkan mungkin beribu-ribu perilaku yang harus dipraktikkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dalam penelitian Fatmawati dan Saputra (2016) mengenai PHBS santri Pondok Pesantren As’ad dan Pondok Pesantren Al Hidayah di Kota Jambi, terdapat 48,1% santri yang dengan PHBS kurang baik di Pesantren As’ad, dan 32,3% santri yang dengan PHBS kurang baik di Pesantren Al-Hidayah. Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pengetahuan tentang PHBS melalui penyuluhan. Dengan suatu upaya tergorganisir melalui manajemen PHBS, diharapkan praktik PHBS di SMPIT Al-Hidayah, Bogor Tahun 2019 dapat meningkat. Penyuluhan mengenai optimalisasi manajemen PHBS untuk cegah skabies perlu terus diupayakan karena angka kejadiannya yang cukup sering di lingkungan pesantren. Hal ini menjadi pertimbangan tim untuk memberikan penyuluhan agar mitra mampu secara mandiri untuk melakukan upaya pencegahan. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka tim pengabdian masyarakat bermaksud mengadakan kegiatan penyuluhan PHBS di SMPIT Al-Hidayah, Bogor. Melalui kegiatan ini, diharapkan pengetahuan santri terhadap PHBS terutama untuk pencegahan skabies dapat meningkat. METODE PELAKSANAAN Sasaran peserta penyuluhan adalah seluruh santri mulai dari kelas VII, VIII, dan IX. Metode yang digunakan dalam kegaitan Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah:
  • 6. Jurnal Bisnis Indonesia (JBI) Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat 88 a. Melakukan audiensi kepada kepala SMPIT Al-Hidayah Bogor untuk mengetahui profil civitas akademika yang ada di lingkungan sekolah, baik tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan para santri. b. Memberikan pre-test/kuesioner kepada para peserta, hal ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana pengetahuan peserta tentang infeksi dan pencegahan skabies, serta manajemen PHBS yang baik sebelum dilakukan penyuluhan. Soal yang diberikan berjumlah 10 soal dalam bentuk pilihan ganda. Apabila peserta mampu menjawab semua jawaban dengan benar, maka skor maksimal adalah 100. c. Melakukan penyuluhan dalam bentuk ceramah selama 40 menit, dengan media berupa power point. Materi penyuluhan secara garis besar dibagi menjadi subtopik besar yaitu definisi PHBS, aspek PHBS, tatanan PHBS, PHBS di institusi pendidikan, risiko kesehatan pada kelompok di lingkungan pesantren, dan informasi mengenai skabies (definisi, morfologi, data angka kejadian skabies di pesantren, penularan, gejala dan tanda, pencegahan) d. Memberikan post-test/kuesioner kepada peserta, hal ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur pengetahuan peserta tentang infeksi dan pencegahan skabies, serta manajemen PHBS yang baik setelah penyuluhan. Soal yang diberikan berjumlah 10 soal dalam bentuk pilihan ganda. Apabila peserta mampu menjawab semua jawaban dengan benar, maka skor maksimal adalah 100. HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah awal kegiatan berupa penyampaian gagasan pelaksanaan pengabdian masyarakat dalam bentuk penyuluhan kepada Ketua Komite Sekolah SMPIT Al-Hidayah Bogor, berjalan dengan lancar. Pihak komite sekolah dan jajarannya serta siswa siap menerima kedatangan tim pengabdian masyarakat. Pihak sekolah telah menyiapkan waktu khusus agar para siswa dapat mendengarkan materi penyuluhan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian berupa penyuluhan di SMPIT Al- Hidayah, Bogor, secara umum berjalan dengan baik. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada Kamis, 4 Juli 2019, pukul 10.00-12.00 di masjid SMPIT Al-Hidayah, dengan media power point, LCD, proyektor, dan didukung pengeras suara. Tempat penyuluhan ini cukup kondusif dan suara penyuluh dapat terdengar dengan jelas dengan adanya pengeras suara. Respon santri cukup baik. Peserta penyuluhan adalah seluruh siswa yang ada di SMPIT Al-Hidayah, Bogor sebanyak 82 siswa putra mulai dari kelas VII, VIII, dan IX. Materi
  • 7. Jurnal Bisnis Indonesia (JBI) Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat 89 penyuluhan secara garis besar dibagi menjadi subtopik besar yaitu definisi PHBS, aspek PHBS, tatanan PHBS, PHBS di institusi pendidikan, risiko kesehatan pada kelompok di lingkungan pesantren, dan informasi mengenai skabies (definisi, morfologi, data angka kejadian skabies di pesantren, penularan, gejala dan tanda, pencegahan). Materi penyuluhan dibuat se-sederhana mungkin agar siswa mudah mengerti, dan mencakup banyak aspek dari PHBS. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan diawali dengan pembukaan, pengisian kuesioner untuk pre-test selama 10 menit, penyuluhan selama 40 menit, tanya jawab selama 10 menit, dan pengisian kuesioner untuk post-test selama 10 menit. Dalam publikasi hasil penelitian dan pengabdian masyarakat oleh Nuraini dan Wijayanti (2016) tentang penyuluhan PHBS di Pondok Pesantren Nurul Islam Jember, dinyatakan bahwa metode penyuluhan yang digunakan adalah dengan menggunakan sarana power-point selama 90 menit menggunakan inovasi pemberian lagu- lagu menarik yang berkaitan dengan PHBS dengan tujuan mudah dicerna dan diingat oleh peserta. Untuk mengevaluasi adanya peningkatan dari pengetahuan dan sikap antara sebelum dan sesudah penyuluhan. Sebelum penyuluhan dimulai, peserta diminta mengisi pre- test untuk mengukur pengetahuan yang berjumlah 10 butir. Setelah penyuluhan, peserta diminta mengisi post-test selama 10 menit untuk mengukur pengetahuan dengan soal yang sama. Soal yang diberikan berjumlah 10 dalam bentuk pilihan ganda. Apabila peserta mampu menjawab semua jawaban dengan benar, maka skor maksimal adalah 100. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Peserta Berdasarkan Karakteristik Faktor Sosial Demografi Sosial Demografi Jumlah N % Umura 12 Tahun 16 22,2 13 Tahun 20 27,8 14 Tahun 29 40,3 15 Tahun 6 8,3 16 Tahun 1 1,4 Mean (SD) 13,39 (0,972) Median (Range) 13,50 (12-16) Kelasb VII 23 29,5 VIII 25 32,1 IX 30 38,5 a Missing 10, b Missing 4 Sumber: (Olah data pengabdi, 2019) Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa dari segi umur, karena sasaran penyuluhan ini adalah pelajar setingkat SMP, maka distribusi umur cenderung homogen yaitu berkisar antara 12-16 tahun. Proporsi umur tertinggi adalah 14 tahun (40,3%) dan terendah adalah 16 tahun (1,4%). Pada saat penyuluhan dilakukan, total santri yang terdaftar di SMP IT Al-Hidayah Bogor sebanyak 82 santri dan seluruhnya merupakan santri putra. Kelas VII sebanyak 23 santri (29,5%), kelas VIII sebanyak 25 santri (32,1%), dan kelas IX sebanyak 30 santri (38,5%).
  • 8. Jurnal Bisnis Indonesia (JBI) Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat 90 Tabel 2. Perbedaan Rata-Rata Pengetahuan Antara Sebelum dan Sesudah Penyuluhan N Mean SD P value Pre test 67 60,15 18,63 0,000 Post test 67 80,30 20,89 Sumber: (Olah data pengabdi, 2019) Berdasarkan Tabel 2, ada perbedaan bermakna antara pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p value < 0,05), dengan nilai rata-rata pengetahuan pre test adalah 60,15 dan rata-rata pengetahuan post test adalah 80,30. Tabel 3. Proporsi Jawaban Benar Antara Sebelum dan Sesudah Penyuluhan N o Pertanyaa n Pre test Post testc Benar Benar N % N % 1 PHBS merupakan singkatan dari... 8 9,8 48 69, 6 2 PHBS dapat diterapkan dalam lingkungan. .. 69 84, 1 61 88, 4 3 Contoh PHBS adalah... 60 73, 2 54 78, 3 4 Skabies adalah penyakit kulit yang 50 61, 0 64 92, 8 disebabkan oleh... 5 Skabies dalam masyarakat sering dikenal dengan nama... 45 54, 9 50 72, 5 6 Gejala gatal-gatal yang dialami penderita skabies terutama terjadi pada saat... 71 86, 6 68 98, 6 7 Gejala skabies adalah... 40 a 50, 0 4 7 68, 1 8 Berdasarka n dari jumlah manusia yang terserang, biasanya skabies menyerang manusia secara... 22 a 27, 5 52 75, 4 9 Penularan skabies dapat terjadi melalui... 42 b 53, 2 49 71, 0 10 Kutu skabies dapat dilihat dengan... 68 b 86, 1 67 97, 1 a Missing 2, b Missing 3, c Missing 13 Sumber: (Olah data pengabdi, 2019) Berdasarkan Tabel 3, jika dilihat dari proporsi jawaban yang benar antara pre test dan post test, pada semua aspek pertanyaan, menunjukkan peningkatan proporsi jawaban yang benar.
  • 9. Jurnal Bisnis Indonesia (JBI) Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat 91 Pada saat sesi pengisian soal post-test, 13 santri tidak mengikuti sesi ini, sehingga dari 82 total santri, hanya 69 santri yang melengkapi soal post test. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti dkk (2016) tentang promosi kesehatan, PHBS pada 30 siswi di salah satu pondok pesantren putri yang berada di wilayah Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak menunjukkan bahwa hasil pre-test pengetahuan tentang PHBS dan rumah sehat, diperoleh nilai terendah 33, nilai tertinggi 87, rata-rata 55,1, dan simpangan baku 13,4. Sedangkan hasil post-test diperoleh nilai terendah 53, tertinggi 93, rata-rata 84,4, dan simpangan baku 10,1. Penelitian yang dilakukan oleh Lewa dan Ramadhan (2015) tentang pengetahuan dan sikap santri tentang PHBS dengan tindakan penerapan PHBS di Pondok Pesantren Amanah Putra Poso menunjukkan bahwa dari 60 santri sebagai sampel, proporsi umur tertinggi adalah 12 tahun (43,3%), santri dengan pengetahuan kurang baik sebesar 25%, santri dengan sikap negatif sebesar 33,3%, santri dengan tindakan negartif sebesar 18,3%. Dalam publikasi hasil penelitian dan pengabdian masyarakat oleh Wijayanti, Nuraini, dan Deharja (2016), tentang pengaruh penyuluhan PHBS terhadap pengetahuan siswa di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk terhadap 127 siswa, dengan metode pre-test dan post-test menunjukkan bahwa dengan uji Wilcoxon, terdapat perbedaan tingkat pengetahuan siswa sebelum dan setelah kegiatan penyuluhan (p value < 0,05). Nilai rata- rata pre-test yaitu 10,86 dan post-test 12,31. KESIMPULAN Dari hasil evaluasi pre test dan post test, dapat disimpulkan ada perbedaan bermakna antara pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p value < 0,05), dengan nilai rata-rata pengetahuan pre test adalah 60,15 dan rata-rata pengetahuan post test adalah 80,30. Jika dilihat dari proporsi jawaban yang benar antara pre test dan post test, pada semua aspek pertanyaan, menunjukkan peningkatan proporsi jawaban benar. Saran untuk kegiatan penyuluhan serupa, perlu ada kontrol yang baik mengenai kelengkapan pengisian kuesioner untuk meminimalisir missing data, perlu dilakukan penilaian status kesehatan santri terutama untuk penyakit- penyakit yang sering muncul di lingkungan pesantren, dan menggunakan beberapa metode penyuluhan untuk dibandingkan efektivitasnya. Kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan dengan topik serupa bisa dilakukan di lingkungan padat penduduk lainnya seperti pesantren, panti asuhan, dll. REFERENSI Astuti, R., Mifbakhuddin, Nurullita, U., Larasaty, N. D., Prasetio, D. B. 2016. Promosi kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat di
  • 10. Jurnal Bisnis Indonesia (JBI) Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat 92 pondok pesantren. The 4th University Research: ISSN 2407- 9189 Adriansyah, A. A. 2017. Keterkaitan antara sanitasi pondok pesantren dengan kejadian penyakit yang dialami santri di pondok pesantren sunan drajat. MTPH Journal. Vol. 01, No. 01. Lewa, A. F., Ramadhan, K. 2015. Pengetahuan dan sikap santri tentang PHBS dengan tindakan penerapan PHBS di pondok pesantren amanah putra poso. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 1, No. 19: 935-1014, eISSN: 2527- 7170 Ratnasari, A.F., Sungkar, S. 2014. Prevalensi skabies dan faktor- faktor yang berhubungan di pesantren X, Jakarta Timur. eJKI: Vol. 2. No. 1, April 2014 Haningsih, S. 2008. Peran strategis pesantren, madrasah dan sekolah Islam di Indonesia. El-Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, No. 1 Vol. 1. 2008. Nuraini, N., Wijayanti, R.A. 2016. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren Nurul Islam Jember. Seminar Hasil dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN: ISBN: 978-602-14917-3-7. Wijayanti, R.A., Nuraini, N., Deharja, A. 2016. Pengaruh penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap pengetahuan siswa di SMP Islam mahfilud duror jelbuk. Seminar Hasil dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN: ISBN: 978-602-14917- 3-7. Mading, M., Sopi, I.I.P.B. 2015. Kajian aspek epidemiologi skabies pada manusia. Jurnal Penyakit Bersumber Binatang. Vol. 2, No. 2. Fatmawati, T.Y, Saputra, N.E. 2016. Perilaku hidup bersih dan sehat santri pondok pesantren as’ad dan pondok pesantren al hidayah. Jurnal Psikologi Jambi. Vol. 1, No. 1: 29-35 Daili, E. S., Menaldi, S.L., dan Wisnu, I.M. 2005. Penyakit kulit yang umum di Indonesia. PT Medical Multimedia Indonesia: ISBN 979-99294-1-5 Steer, A.C, et al. 2009. High burden of impetigo and scabies in a tropical country. Plos: Volume 3, Issue 6 Hay, R.J, et al. 2012. Scabies in the developing world- its prevalence, complications, and management. Clinical Microbiology and Infection, Volume 18 Number 4. CDC. 2017. Scabies. https://www.cdc.gov/parasites/sc abies/fact_sheet.html. Diakses tanggal 1 April 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)