Tiga kesalahan umum dalam sholat yang dijelaskan dokumen tersebut adalah:
1. Melafadzkan niat secara lisan ketika sholat.
2. Membaca doa tanpa menggerakkan bibir.
3. Bergabung dengan imam ketika ia sudah ruku' dengan hanya satu takbir.
Ash-Sholatu miftakhul jannah: "Sholat itu kunci memasuki pintu surga". (Hadis) Maka, usahakan selalu belajar terus untuk memperbaiki sholat kita agar mendekati cara sholat yang benar. Wallahua'lam
Ash-Sholatu miftakhul jannah: "Sholat itu kunci memasuki pintu surga". (Hadis) Maka, usahakan selalu belajar terus untuk memperbaiki sholat kita agar mendekati cara sholat yang benar. Wallahua'lam
Dipaparkan.. khas kepada Peserta yang menyertai Ceramah/ Kuliah saya dan kepada tatapan umum.. ambillah intipatinya dan perkukuhkan..
Atas Permintaan saudara/ri sekalian saya telah menukar "setting" untuk didownload harap kepada yang berminat tu boleh lah mendownloadnya.. sekali lagi saya nyatakan pada page kedua "Asal usul Solat" bukannya rakaat tetapi waktu.. tolong take note.. Tk
1. 13 Kesalahan dalam Sholat yang Sering Terjadi
Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya
Robbul ‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad
shallallahu ‘alaihi was sallam.
Tak ayal lagi dan merupakan sebuah hal yang diketahui bersama bahwa sholat memiliki
keagungan yang sangat tinggi dalam islam. Bersamaan dengan itu tak jarang kita lihat berbagai
praktek sholat yang salah dikerjakan oleh sebagian kaum muslimin. Oleh karena itulah banyak
kalangan para ulama’ menulis kitab yang berhubungan dengan kesalahan yang terjadi dalam
sholat. Semisal apa yang ditulis Syaikh Masyhur Hasan Alu Salman dan Abdul Aziz bin Abdur
Rahman al Musanid. Hal ini menunjukkan perhatian mereka tentang masalah yang dihadapi
kaum muslimin dan bukti kalau hal tersebut benar-benar melanda di hampir semua penjuru
dunia.
Untuk itulah kami nukilkan sebagian kesalahan tersebut yang sering kami lihat terjadi di sekitar
kita dan bagaimana sikap yang benar.
Kesalahan :
[1]. Melafadzkan niat dalam sholat, seperti ucapan sebagian orang ketika hendak mengangkat
tabirotul ihrom
“Aku berniat mengerjakan sholat dzuhur empat roka’at secara berjama’ah karena mengharapkan
(ridho) Allah Ta’ala”[1].
Koreksi :
Sesungguhnya niat sebuah amalan letaknya di hati dan tidak boleh dilafadzkan. Syaikhul Islam
Ahmad bin Taimiyah rohimahullah memiliki pembahasan yang bagus seputar masalah ini.
Diantara pembahasan beliau, beliau mengatakan, “Sesungguhnya melafadzkan niat merupakan
salah satu bentuk lemahnya cara berfikir dan lemahnya pengetahuan agama seseorang. Hal ini
juga termasuk bid’ah yang buruk”. [Majmu’ Fatawa hal. 227-258/XXII].
Kesalahan :
[2]. Sebagaian orang yang mengerjakan sholat mencukupkan diri membaca surat Al Fatihah dan
surat lain setelahnya di dalam hati dan tidak menggerakkan bibirnya. Hal yang demikian ini juga
dikerjakan sebagaian orang ketika membaca dzikir/bacaan ruku’, i’tidal, sujud dan dzikir lainnya
dalam sholat.
Koreksi :
2. Sudah seharusnya seorang yang sedang mengerjakan sholat membaca surat Al Fatihah, surat lain
setelahnya dengan menggerakkan bibirnya agar ia (dirinya sendiri[2]) bisa mendengar apa yang
dibacanya. Hal yang demikian ini juga seharusnya dikerjakan juga pada dzikir/bacaan ruku’,
i’tidal, sujud dan dzikir lainnya dalam sholat.
Kesalahan :
[3]. Seorang yang datang ke mesjid untuk melakukan sholat berjama’ah. Ketika itu ia mendapati
imam telah ruku’ kemudian ia langsung ruku’ bersama imam setelah melakukan satu takbir
saja[3].
Koreksi :
Jika seorang yang datang ke mesjid untuk melakukan sholat berjama’ah ketika itu imam sudah
ruku’ maka hendaklah ia ruku’ bersama imam setelah melakukan dua takbir dengan niat (di
dalam hatinya) takbir yang pertama adalah takbirotul ihrom dan yang kedua adalah takbirotul
intiqol untuk ruku’[4].
Kesalahan :
[4]. Tidak mengangkat tangan pada saat dimana terdapat hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was
sallam yang menyebutkan disunnahkan mengangkat tangan ketika itu.
Koreksi :
Merupakan bentuk mengikuti cara sholat Rosulullah shallallahu ‘alaihi was sallam ketika kita
mengangat tangan dimana beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengangkat tangan, semisal
ketika takbirotul ihrom, ketika hendak ruku’, ketika berdiri dari ruku’, ketika berdiri setelah
tasyahud awal dan terkadang[5] ketika hendak berdiri dari sujud.
Kesalahan :
[5]. Menunda-nunda takbirotul ihrom (bersama imam).
Koreksi :
Datang ke mesjid sebelum imam melakukan takbirotul ihrom untuk sholat jama’ah memiliki
banyak keutamaan, terutama untuk melakukan ibadah sunnah semisal sholat tahiyatul mesjid,
sholat rowatib atau membaca ayat-ayat Al Qur’an serta dapat takbirotul ihrom bersama imam.
Hal ini juga merupakan bukti yang menunjukkan benarnya iman dan kecintaan terhadap sholat.
Sedangkan datang ke mesjid dengan menunda-nunda keberangkatan sehingga tidak dapat
melakukan takbirotul ihrom bersama imam merupakan bentuk merasa berat terhadap sholat dan
akan kehilangan kebaikan yang sangat banyak dan yang lebih disayangkan lagi adalah jika
sampai ketinggalan rokaat yang banyak dan hal ini sering terjadi. Maka hal ini adalah perkara
yang diinginkan syaithon untuk memburu orang-orang yang lemah imannya dan agar mereka
terjauhkan dari kebaikan. Maka sudah sepantasnya kita menghindari hal ini.
3. Kesalahan :
[6]. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri namun meletakkan kedua (terlalu) dekat dengan
leher.
Koreksi :
Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan ditempatkan di dada[6]. Adapun
menempatkannya di dekat leher maka hal ini adalah merupakan salah satu bentuk berlebih-
lebihan dan memberat-beratkan diri.
Kesalahan :
[7]. Sebagian orang ketika hendak melaksanakan sholat subuh, hal ini lebih terlihat lagi pada saat
pelaksanaan sholat tarawih pada bulan Romadhon bersandar di tiang-tiang mesjid yang ada di
belakangnya. Kemudian ia barulah akan berdiri ketika imam hendak ruku’.
Koreksi :
Sudah seharusnya hal ini ditinggalkan. Sebagian ulama’ mengatakan hal ini tidaklah boleh
dikerjakan bahkan rokaat yang ia kerjakan demikianpun tidak teranggap/tidak sah. Namun sangat
disayangkan hal ini banyak terjadi.
Kesalahan :
[8]. Berlomba-lomba (agar mendahului imam) ruku’ dengan imam.
Koreksi :
Adalah suatu hal yang terlarang mendahului imam dalam bentuk apapun. Karena imam itu
diangkat untuk diikuti. Sehingga makmum tidaklah boleh ruku’ kecuali imam telah sempurna
ruku’.
Kesalahan :
[9]. Sebagian kaum muslimin ketika bangkit/berdiri dari ruku’ mereka mengangkat tangannya
seperti mengangkat tangan ketika berdo’a yaitu mengarahkan telapak tangannya ke arah langit
sedangkan punggung tangannya menghadap ke arah bawah serta menengadahkan pandangan
mereka ke arah langit.
Koreksi :
Mengangkat tangan yang disyari’atkan ketika bangkit/berdiri dari ruku’ adalah mengangkatnya
sejajar kedua telinga tanpa menyentuhnya atau sejajar kedua pundak, posisi kedua telapak tangan
dan menjadikan punggung telapak tangannya mengarah ke langit dan telapak tangannya
mengarah ke bawah[7].
4. Kesalahan :
[10]. Menunda-nunda bangun/bangkit dari ruku’ semisal ketika imam telah bangkit/bangun dari
ruku’ (dengan sempurna -ed.) sedangkan makmum masih ruku’.
Koreksi :
Makmum tidaklah boleh menunda-nunda gerakan dari gerakan imam dalam gerakan-gerakan
sholat. Jika imam telah bangkit dari ruku’ maka makmum (seharusnya) langsung mengikutinya
bangkit dari ruku’.
Kesalahan :
[11]. Sebagian orang yang sholat jika masuk ke mesjid dan imam sedang bangkit dari ruku’ atau
sedang sujud sebagian orang menunggu imam tasyahud atau menunggu imam bangkit berdiri.
Koreksi :
Jika makmum masuk ke mesjid sudah sepantasnya ia mengikuti gerakan imam bagaimanapun
gerakan yang sedang dilakukan imam ketika itu[8]. Meskipun ketika itu imam sedang dalam
keadaan sujud, atau bangkit dari ruku’ dan semisal itu.
Kesalahan :
[12]. Tidak meluruskan punggung ketika ruku’ padahal ia mampu melakukannya.
Koreksi :
Seharusnya ketika ruku’ seorang yang mampu keadaan punggungnya harus lurus seperti
lurusnya punggung jika diletakkan wadah air yang berisi air dan airnya tidak tumpah (tetap pada
posisinya).
Kesalahan :
[13]. Sujud dengan menempelkan dahi saja ke tempat sujud tanpa mengikut sertakan hidung
padahal tidak dalam keadaan darurat.
Koreksi :
Sujud harus dengan menempelkan dahi dan hidung ke tempat sujud bersamaan.
Demikianlah pembahasan singkat seputar masalah kesalahan sholat yang sering kali terjadi,
mudah-mudahan kita dapat memperoleh faidah dari pembahasan ini. Amin
5. Sigambal,
Diantara waktu maghrib dan isya’ bersama istri tercinta
Aditya Budiman bin Usman
10 Maret 2011 M.
[1] Semisal lafadz niat di atas lafadz niat yang banyak berkembang di daerah penulis yaitu,
“(Aku berniat) mengerjakan sholat dzuhur empat roka’at sebagai makmum (karena mengaharap
ridho) Allah Ta’ala”.
[2] Peringatan : Hal ini tidaklah membenarkan amalan sebagian orang yang ingin menerpkan
hal ini namun dengan membaca keras sehingga bukan hanya dirinya yang dapat mendengar
bacaannya namun orang lain juga bisa mendengarkan bacaannya. Sehingga akhirnya
mengganggu orang lain yang juga mengerjakan sholat. (ed.)
[3] Boleh jadi takbirotul ihrom saja atau malah yang lebih parah hanya takbir intiqol/tabir untuk
perpindahan gerakan saja. (ed.)
[4] Syaikh Abdur Rohman bin Jibrin Ro’ahullah menambahkan, “Akan tetapi jika tidak mungkin
baginya melakukan dua takbir maka satu kali saja sudah cukup (dengan niat takbirotul ihrom)
dan gugur baginya takbir yang kedua/intiqol untuk ruku’”.
[5] Sebuah kesalahan juga jika setiap kali hendak berdiri dari sujud mengangkat tangan. (ed.)
[6] Batas masih termasuk dada ialah bagiat di atas pusar.
[7] Syaikh al Albaniy rohimahullah menyebutkan cara mengangkat tangan ketika bangkit/berdiri
dari ruku’ adalah sama seperti takbirotul ihrom yaitu mengarahkan jari-jarinya lurus ke atas.
[Lihat Shifat Sholat Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam oleh al Albaniy rohimahullah hal. 118,
76, terbitan Maktabah Ma’arif, Riyadh cetakan ke-3].
[8] Namun harus mengikuti apa yang disebutkan dalam point 3 pada tulisan ini. (ed.)