Dokumen tersebut membahas tentang pedoman keselamatan pasien di klinik. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang:
1) Latar belakang perlunya keselamatan pasien di klinik
2) Tujuan dan ruang lingkup dari pedoman keselamatan pasien
3) Beberapa sasaran utama keselamatan pasien seperti mencegah kesalahan identifikasi dan pemberian obat serta mengurangi risiko infeksi.
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
Dokumen tersebut berisi pedoman lengkap tentang monitoring efek samping obat bagi tenaga kesehatan di Indonesia, mencakup tujuan, ruang lingkup, definisi istilah, cara pelaporan efek samping obat, informasi yang dibutuhkan dalam pelaporan, dan analisis kausalitas efek samping."
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Tata Naipospos
Tiga metode utama surveilans penyakit mulut dan kuku menurut standar Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) adalah surveilans klinis, virulogis, dan serologis. Surveilans klinis melibatkan pelaporan kasus mencurigakan oleh peternak dan dokter hewan serta pemeriksaan klinis untuk konfirmasi. Surveilans virulogis digunakan untuk isolasi virus dan karakterisasi epidemiologi. Sedangkan surveilans serologis bert
Dokumen tersebut membahas tentang surveilans dalam praktik kebidanan. Surveilans didefinisikan sebagai proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara sistematis dan terus-menerus untuk mengambil tindakan. Tujuan surveilans meliputi memonitor penyakit, mengevaluasi program pencegahan, mengidentifikasi kelompok risiko tinggi, dan memprediksi epidemi. Terdapat berbagai jenis surveilans seperti individu, peny
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman keselamatan pasien di klinik. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang:
1) Latar belakang perlunya keselamatan pasien di klinik
2) Tujuan dan ruang lingkup dari pedoman keselamatan pasien
3) Beberapa sasaran utama keselamatan pasien seperti mencegah kesalahan identifikasi dan pemberian obat serta mengurangi risiko infeksi.
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
Dokumen tersebut berisi pedoman lengkap tentang monitoring efek samping obat bagi tenaga kesehatan di Indonesia, mencakup tujuan, ruang lingkup, definisi istilah, cara pelaporan efek samping obat, informasi yang dibutuhkan dalam pelaporan, dan analisis kausalitas efek samping."
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Tata Naipospos
Tiga metode utama surveilans penyakit mulut dan kuku menurut standar Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) adalah surveilans klinis, virulogis, dan serologis. Surveilans klinis melibatkan pelaporan kasus mencurigakan oleh peternak dan dokter hewan serta pemeriksaan klinis untuk konfirmasi. Surveilans virulogis digunakan untuk isolasi virus dan karakterisasi epidemiologi. Sedangkan surveilans serologis bert
Dokumen tersebut membahas tentang surveilans dalam praktik kebidanan. Surveilans didefinisikan sebagai proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara sistematis dan terus-menerus untuk mengambil tindakan. Tujuan surveilans meliputi memonitor penyakit, mengevaluasi program pencegahan, mengidentifikasi kelompok risiko tinggi, dan memprediksi epidemi. Terdapat berbagai jenis surveilans seperti individu, peny
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthAnggita Dewi
Tiga sistem utama yang digunakan untuk memantau penyakit menular di Indonesia adalah EWARS untuk kesehatan manusia, iSIKHNAS untuk kesehatan hewan, dan kerja sama antara berbagai kementerian untuk memantau penyakit zoonosis secara terpadu.
Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah sistem pengendalian infeksi yang terukur untuk menilai kepatuhan kontrol infeksi di lapangan berdasarkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. ICRA mencakup penilaian beberapa aspek penting kontrol infeksi seperti kepatuhan cuci tangan, pencegahan penyebaran infeksi, dan pengelolaan resistensi antibiotik. ICRA bertujuan mencegah infeksi dan meningkatkan mutu pelayan
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Dokumen tersebut membahas tentang vaksinasi, termasuk pengertian vaksin, manfaat vaksin bagi anak, keluarga dan negara, jenis-jenis vaksin yang umum digunakan seperti vaksin hidup dan vaksin yang tidak aktif, bahan dan proses pembuatan vaksin, serta pentingnya pemberian vaksin secara teratur pada anak.
Modul ini membahas tentang monitoring efek samping setelah imunisasi (KIPI) vaksin polio inaktif. Tujuannya adalah mengidentifikasi dan melaporkan KIPI sesuai prosedur. KIPI dapat terjadi akibat vaksin, kesalahan prosedur, kebetulan, reaksi suntikan, atau tidak diketahui. KIPI harus dilaporkan jika berat atau serius, menyebabkan rawat inrum, cacat permanen, ancaman nyawa
Uji klinis merupakan penelitian eksperimental terencana yang dilakukan pada manusia untuk menguji keamanan dan efektivitas obat, prosedur, atau intervensi lainnya. Terdapat empat fase uji klinis yang meliputi pengujian pada skala kecil hingga besar untuk menilai outcome kesehatan dan efek samping. Faktor seperti bias, confounder, dan effect modifier perlu dicegah untuk memperoleh hasil uji klinis yang valid.
Dokumen tersebut membahas pentingnya vaksinasi, termasuk pengertian vaksin, tujuan vaksinasi COVID-19 untuk mengurangi penularan dan kematian, manfaat vaksinasi seperti merangsang kekebalan tubuh dan mengurangi risiko infeksi, serta efek samping yang mungkin timbul dari vaksinasi.
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Tata Naipospos
Surveilans berbasis risiko merupakan pendekatan surveilans yang memanfaatkan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit untuk mengoptimalkan deteksi penyakit dengan mengambil sampel dari populasi berisiko tinggi. Pendekatan ini lebih efisien dibandingkan surveilans representatif karena fokus pada kelompok ternak yang berisiko tinggi terhadap penyakit.
Menurut World Health Organization (WHO), farmakovigilans
didefinisikan sebagai ilmu atau aktivitas yang berkaitan
dengan deteksi, penilaian, pemahaman dan pencegahan
efek samping obat atau berbagai masalah lain yang
berkaitan dengan pemakaian obat. Tujuan dan ruang
lingkup farmakovigilans sangat luas dan mencakup beberapa
komponen seperti medication error, obat palsu dan tanpa
izin edar (counterfeit and unauthorized medicine), kurang
berkhasiat (lack of efficacy), interaksi obat (drug interaction),
serta peresepan obat yang tidak rasional.
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi, pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pasien dengan masalah kesehatan reproduksi seperti infeksi, gangguan fertilitas, dan klimakterium. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pendekatan diagnosis dan penatalaksanaan berbagai kondisi tersebut serta asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi untuk memastikan pemulihan pasien.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
More Related Content
Similar to 12. Studi Post Marketing Safety Surveilance Vaksin COVID-19.pptx
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthAnggita Dewi
Tiga sistem utama yang digunakan untuk memantau penyakit menular di Indonesia adalah EWARS untuk kesehatan manusia, iSIKHNAS untuk kesehatan hewan, dan kerja sama antara berbagai kementerian untuk memantau penyakit zoonosis secara terpadu.
Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah sistem pengendalian infeksi yang terukur untuk menilai kepatuhan kontrol infeksi di lapangan berdasarkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. ICRA mencakup penilaian beberapa aspek penting kontrol infeksi seperti kepatuhan cuci tangan, pencegahan penyebaran infeksi, dan pengelolaan resistensi antibiotik. ICRA bertujuan mencegah infeksi dan meningkatkan mutu pelayan
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Dokumen tersebut membahas tentang vaksinasi, termasuk pengertian vaksin, manfaat vaksin bagi anak, keluarga dan negara, jenis-jenis vaksin yang umum digunakan seperti vaksin hidup dan vaksin yang tidak aktif, bahan dan proses pembuatan vaksin, serta pentingnya pemberian vaksin secara teratur pada anak.
Modul ini membahas tentang monitoring efek samping setelah imunisasi (KIPI) vaksin polio inaktif. Tujuannya adalah mengidentifikasi dan melaporkan KIPI sesuai prosedur. KIPI dapat terjadi akibat vaksin, kesalahan prosedur, kebetulan, reaksi suntikan, atau tidak diketahui. KIPI harus dilaporkan jika berat atau serius, menyebabkan rawat inrum, cacat permanen, ancaman nyawa
Uji klinis merupakan penelitian eksperimental terencana yang dilakukan pada manusia untuk menguji keamanan dan efektivitas obat, prosedur, atau intervensi lainnya. Terdapat empat fase uji klinis yang meliputi pengujian pada skala kecil hingga besar untuk menilai outcome kesehatan dan efek samping. Faktor seperti bias, confounder, dan effect modifier perlu dicegah untuk memperoleh hasil uji klinis yang valid.
Dokumen tersebut membahas pentingnya vaksinasi, termasuk pengertian vaksin, tujuan vaksinasi COVID-19 untuk mengurangi penularan dan kematian, manfaat vaksinasi seperti merangsang kekebalan tubuh dan mengurangi risiko infeksi, serta efek samping yang mungkin timbul dari vaksinasi.
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Tata Naipospos
Surveilans berbasis risiko merupakan pendekatan surveilans yang memanfaatkan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit untuk mengoptimalkan deteksi penyakit dengan mengambil sampel dari populasi berisiko tinggi. Pendekatan ini lebih efisien dibandingkan surveilans representatif karena fokus pada kelompok ternak yang berisiko tinggi terhadap penyakit.
Menurut World Health Organization (WHO), farmakovigilans
didefinisikan sebagai ilmu atau aktivitas yang berkaitan
dengan deteksi, penilaian, pemahaman dan pencegahan
efek samping obat atau berbagai masalah lain yang
berkaitan dengan pemakaian obat. Tujuan dan ruang
lingkup farmakovigilans sangat luas dan mencakup beberapa
komponen seperti medication error, obat palsu dan tanpa
izin edar (counterfeit and unauthorized medicine), kurang
berkhasiat (lack of efficacy), interaksi obat (drug interaction),
serta peresepan obat yang tidak rasional.
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi, pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pasien dengan masalah kesehatan reproduksi seperti infeksi, gangguan fertilitas, dan klimakterium. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pendekatan diagnosis dan penatalaksanaan berbagai kondisi tersebut serta asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi untuk memastikan pemulihan pasien.
Similar to 12. Studi Post Marketing Safety Surveilance Vaksin COVID-19.pptx (20)
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
12. Studi Post Marketing Safety Surveilance Vaksin COVID-19.pptx
1. Kelompok 4_Kelas A
Studi post
marketing safety
surveilance vaksin
COVID-19
PENTINGNYA UJI KLINIS DAN STUDI
FARMAKOEPIDEMIOLOGI UNTUK VAKSIN COVID-19
2. Anggota Kelompok
● Hisvia Putri Maharani 24041119069
● Intan Lestari 24041119071
● Lubiana Salwaa 24041119075
● Lulu Nur Lutfiah 24041119076
● Melisa Amelia Putri 24041119077
● Mila Rahmalia Mulyana 24041119078
● Muhammad Naufal Zain Zidan 24041119079
● Nabilla Az-Zahra 24041119080
● Puput Putri Anunda 24041119082
● Putri Antiyani Utami 24041119083
● R Asri Nurhanifah 24041119085
4. Pendahuluan
Uji klinis wajib dilakukan untuk lisensi
vaksin demi menjamin keamanan
dan efikasi (kemanjuran). Setelah
pemasaran, penting dilakukan studi
post marketing surveillance untuk
menemukan efek samping lain atau
baru di populasi yang lebih besar
dan jangka waktu lebih panjang
demi menjamin efektifitas dan
keamanan vaksin yang selalu
terjamin.
5. Pengembangan vaksin : 15 tahun , praklinis 5-10 tahun (desain dan
penemuan); uji klinis fase I sekitar 3 tahun (10-100peserta); fase II
sekitar 2-3 tahun (100-1000 peserta); fase III sekitar 3 tahun (3000-
50.000 peserta). Akhir uji coba fase III – BLA (biological license
application) diajukan dan ditinjau oleh otoritas – vaksin disahkan –
pengembangan skala besar dimulai
Pengembangan vaksin pandemi COVID-19 bisa memakan waktu
yang dipercepat dari 10 bulan menjadi 18 bulan, pengujian praklinis
dan fase I memakan waktu sekitar 6-9 bulan, fase II dan III juga
memakan waktu 6-9 bulan sebelum diberikan izin darurat.
Proses penemuan dihilangkan karena pengalaman yang didapat
dari pengembangan awal vaksin untuk severe acute respiratory
syndrome (SARS-CoV) and the Middle East Respiratory Syndrome
Coronavirus (MERS-CoV).
7. Pemantauan keamanan vaksin adalah proses berkelanjutan yang
kompleks.
Keamanan vaksin harus proaktif, tepat waktu, dan dilakukan
dengan ketelitian dan objektivitas.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), efek samping setelah
imunisasi (adverse events following immunization (AEFI)) adalah
setiap kejadian medis yang tidak diinginkan setelah imunisasi, dan
yang tidak selalu memiliki hubungan sebab akibat dengan
penggunaan vaksin. Efek samping dapat berupa tanda yang tidak
diinginkan atau tidak disengaja, temuan laboratorium yang
abnormal, gejala, atau penyakit.
Metode utama untuk pengamatan efek samping yang timbul
setelah imunisasi: Pengamatan pasif ,pengamatan aktif,
pemantauan kejadian kohort (cohort event monitoring), dan
sentinel.
9. Sistem pasif paling banyak digunakan untuk mengumpulkan AEFI
(adverse event following immunization) , kejadian buruk yang
menjadi perhatian khusus (AESI: adverse events of particular
interest)
Untuk memantau keamana vaksin dibutuhkan keterlibatan dari
semua pihak yang berkepentingan, sistem harus mencakup
pengumpulan data dan alat pelaporan setelah pemberitahuan,
investigasi, analisis, penilaian kausalitas, dan komunikasi.
Sinyal keamanan : "Informasi tentang efek samping baru atau
kejadian yang berpotensi disebabkan oleh obat, dan memerlukan
penyelidikan lebih lanjut." –EMA (European Medicines Agency)
10. Sistem pengamatan pasif digunakan secara bebas untuk mendeteksi
sinyal kejadian tak terduga yang mungkin terkait dengan vaksinasi.
Sistem pengamatan ini tidak mahal untuk diaplikasikan atau
dioperasikan tetapi memiliki keterbatasan. Tidak dapat mennetukan
kejadian tersebut terjadi disebabkan karena vaksin atau hal lain (seperti
kurangnya kelompok pembanding, ada banyak potensi bias hingga
definisi kasus yang tidak memadai. Laporan pasif juga rentan
disalahartikan public yang menganggap bahwa efek samping yang
dilaporkan disebabkan oleh vaksin.
AEFI terkait vaksinasi kemungkinan besar akan dilaporkan jika terjadi
dekat dengan waktu vaksinasi, sedangkan kejadian yang jauh dari waktu
vaksinasi mungkin tidak dilaporkan meskipun terkait secara kausal.
Risiko vaksin harus dilihat bersamaan dengan manfaatnya, dan rasio
risiko-manfaat dapat bervariasi.
Catatan : Meskipun mRNA, adenovirus, dan konstruksi nanopartikel
protein adjuvanted semuanya memiliki profil keamanan yang sesuai,
vaksin virus utuh yang tidak aktif secara signifikan kurang reaktogenik
secara lokal dan sistemik. Reaksinya terutama ringan sampai sedang,
dan menghilang dalam beberapa hari. Inilah mengapa efektifitas
12. • Dalam pengawasan aktif, staff yang ditunjuk untuk mengunjungi
fasilitas Kesehatan, berkomunikasi dengan penyedia layanan
Kesehatan, meninjau catatan pasien, mendeteksi kemungkinan
kasus AESI, serta mengumpulkan dan menganalisis data
menggunakan protocol standard.
• Keuntungan sistem ini : sensitivitas lebih tingggi, dapat
digunakan untuk deteksi sinyal, menentukan laju suatu peristiwa
dalam populasi yang sudah ditentukan dan menentukan risiko
relative dari peristiwa tersebut.
• Memerlukan sumber daya, memakan waktu, cakupan yang
lebih rendah serta rentan terhadap bias.
• Observer blind-study ini melakukan tugas berupa mengukur,
merekam dan menilai perubahan pada peserta penelitian dan
digunakan untuk mengetahui kelompok mana yang termasuk
dalam subjek yang dapat membiaskan pengamatan peneliti.
14. Deteksi dan manajemen sinyal
(adanya AE: adverse effect)
melewati beberapa tahapan
sebelum dikonfirmasi, termasuk
dengan deteksi dan pelaporan,
validasi, konformasi, analisis atau
prioritas, penilaian dan
rekomendasi tindakan.
Pada saat meneliti peristiwa
yang terjadi setelah minum
vaksin atau obat, sinyal ini
mungkin akan muncul dari
asosiasi yang diamati dan
dipelajari lebih lanjut agar tidak
selalu dianggap sebagai
masalah keamanan produk.
15. AESI adalah peristiwa signifikan secara medis
yang telah ditentukan sebelumnya yang dapat
dikaitkan secara kausal dengan produk vaksin
yang perlu dipantau dan dikonfirmasi dengan
cermat melalui studi khusus lebih lanjut.
AESI vaksin COVID-19 dirancang untuk
menemukan kejadian spesifik menggunakan
serangkaian kriteria untuk melihat apakah
mereka memiliki keterkait dengan vaksinasi
COVID-19 atau tidak.
Daftar AESI mencakup semua sistem tubuh,
termasuk manifestasi imunologi, kardiovaskular,
neurologis, muskuloskeletal, dan dermatologis
serta definisi kasus terkait dan strategi
pengawasan. Anafilaksis, vaskulitis, miokarditis,
kejang umum, dan meningoensefalitis adalah
beberapa kondisi yang tercantum.
16. AESI membutuhkan studi post marketing
(fase 4) dan dievaluasi juga dalam uji
coba pra klinis dan klinis khususnya pada
uji coba fase 3.
Penafsiran efek samping karena
vaksinasi seringkali disalahartikan karena
vaksin tersebut yang dianggap tidak
aman. Padahal efek samping tersebut
belum tentu disebabkan karena
vaksinnya, melainkan dapat dipengaruhi
oleh penyakit alami lainnya. inilah
mengapa Interaksi antara penyakit alami
dan vaksin perlu dipelajari untuk
keamanan pada populasi dengan beban
penyakit alami yang rendah selama
pengembangan vaksin dan uji klinis.
18. • Kualitas, efektivitas dan keamanan pasca pemasaran
vaksinCOVID-19 harus sebanding dengan uji klinis pre-
marketingnya.
• Rencana manajemen risiko (RMP) merupakan
persyaratan dalam proses izin edar. RMP mengidentifikasi
potensi risiko kritis, risiko substansial yang teridentifikasi,
dan informasi yang hilang yang didokumentasikan
selama proses izin edar.
• WHO merupakan salah satu mitra terpenting bagi
negara-negara dalam menyebarkan dan mempelajari
keamanan vaksin COVID-19 selain mitra nasional,
regional, dan internasional lainnya.
• Laporan terkait AEFI dikirim ke VigiBase® (international
adverse event database).
• Salah satu cara penyampaian data keamanan adalah
melalui SmPC yang meliputi : kontra indikasi (4.3),
peringatan khusus dan tindakan pencegahan
penggunaan (4.4), interaksi dengan produk obat lain
(4.5), kesuburan(reproduksi), kehamilan, dan menyusui (
20. Daftar Pustaka
● Albalawi, O. M., Alomran, M. I., Alsagri, G. M., Althunian, T. A., &
Alshammari, T. M. (2022). Analyzing the U.S. Post-marketing
safety surveillance of COVID-19 vaccines. Saudi Pharmaceutical
Journal, 30(2), 180–184.
https://doi.org/10.1016/j.jsps.2021.12.008
● Younus, M. M., & Al-Jumaili, A. A. (2021). An Overview of COVID-
19 Vaccine Safety and Post-marketing Surveillance Systems.
INNOVATIONS in Pharmacy, 12(4), 8.
https://doi.org/10.24926/iip.v12i4.4294
● Steinke, D. (2020). Pharmacoepidemiology
Pharmacoepidemiology defined.