1. Penelitian ini bertujuan menguji hubungan antara playfulness, critical mass, trust, normative pressure, ease of use, dan usefulness terhadap intention dan actual use Facebook Fanpage toko konveniensi.
2. Variabel-variabel tersebut diuji menggunakan kuisioner pada 102 responden pengguna aktif internet berusia 18-34 tahun di beberapa toko konveniensi di Jakarta.
3. Hasil penelitian dianalisis menggunakan regresi untuk melihat hubungan antar
2e Colloque international sur les Technologies en Éducation - Montréal 2014 1...D.I.C.S.S. Inc
Conférence sur l'apprentissage numérique au 21 siècle : susciter l'esprit critique des apprenants.
Cforp : Centre franco ontarien de ressources pédagogiques
2e Colloque international sur les Technologies en Éducation - Montréal 2014 1...D.I.C.S.S. Inc
Conférence sur l'apprentissage numérique au 21 siècle : susciter l'esprit critique des apprenants.
Cforp : Centre franco ontarien de ressources pédagogiques
ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI KONSUMEN DI KOMUNITAS MEREK VIRTUAL TERHADAP TI...sayapercha
Perubahan teknologi saat ini mengubah peta interaksi dan strategi pemasaran, dimana salah satunya mengembangkan lebih lanjut strategi relationship marketing, yaitu strategi mempertahankan konsumen dan pangsa pasar yang telah ada atau yang telah didapatkan. Selain itu, karena tingginya biaya dan effort yang dikeluarkan untuk perusahaan untuk mendapatkan konsumen baru, maka perusahaan perlu mempertahankan konsumen yang yang ada tersebut
Komunitas di internet sebagai tempat konsumen untuk berbagi cerita serta berinteraksi dan bersosialisasi tentang suatu hal mengenai produk/merek tertentu.
Dengan melihat keunikan bisnis FOSS (Free Open Source Software) yang tumbuh, berkembang dan didukung penuh oleh komunitas, maka perlu diteliti lebih lanjut perilaku konsumen di komunitas FOSS.
Halo semuanya, selamat datang. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Perilaku Konsumen dan Social Media. Semoga bermanfaat yaa,.
Mohon maaf jika ada kesalahan kata. Karena saya sendiri pun masih dalam proses belajar, jika ada koreksi atau masukan dari teman-teman mohon jika berkenan tinggalkan di dalam komentar dibawah ini. Terima kasih.
"Redaktur yang Tertukar": Ketika Media Online Menjual Berita via Media Sosial dyama khazim Setyadi
Abstract
In the midst of the use of social media for marketing communications activities, media are no less fierce to
communicate their news product through social media such as Facebook, Twitter and Youtube. This paper
investigates how an online media manages its marketing communication to 'sell' the news through social
media. Using a qualitative case study method with Viva.co.id as an object, this research found that the news
marketing communication strategy through social media has changed the constellation of management in
media organization as well as the mindset of managers in managing media marketing communication. First,
the position of editors that usually (or at least attempted to) free from marketing (business) interests bias in
moving their professional wheel, in the context of marketing communication management through social
media is incorporated into the marketing division. Second, the manager also interprets the news as a
product that should have a selling value, so that the process and the editorial policy should also pay
attention to the implications of marketing. With reflective analysis, this research is useful as a mirror to look
at and reflect the conditions and developments of media industry today in the flood of communication
activities via social media and the growth of online-based media.
Abstrak
Di tengah maraknya penggunaan media sosial untuk aktivitas komunikasi pemasaran, media pun tak kalah
sengitnya mengomunikasikan produk-produk beritanya melalui media sosial seperti Facebook, Twitter dan
Youtube. Tulisan ini menelusuri bagaimana sebuah media online mengelola komunikasi pemasarannya
untuk ‘menjual’ berita melalui media sosial. Menggunakan metode studi kasus kualitatif dengan obyek riset
Viva.co.id, riset ini menemukan bahwa strategi komunikasi pemasaran berita melalui media sosial telah
mengubah konstelasi manajemen dalam organisasi media serta mindset pengelola dalam mengelola
komunikasi pemasaran media. Pertama, posisi redaksi yang biasanya (atau setidaknya diupayakan) steril
dari bias kepentingan pemasaran (bisnis) dalam menggerakkan roda profesionalnya, dalam konteks
manajemen komunikasi pemasaran melalui media sosial justru disatukan dalam divisi pemasaran. Kedua,
pengelola juga memaknai berita sebagai produk yang harus memiliki nilai jual, sehingga proses dan
kebijakan redaksional harus memerhatikan pula implikasi pemasarannya. Disertai analisis reflektif, riset ini
bermanfaat sebagai cermin untuk melihat dan merefleksi kondisi dan perkembangan permediaan dewasa
ini di tengah meruahnya aktivitas komunikasi melalui media sosial dan tumbuh-suburnya media-media
berbasis online.
Keywords: Social media, online media, editor, marketing communication management
Seri buku literasi digital media sosial untuk advokasi publikliterasi digital
Media sosial kini memegang peran penting dalam advokasi kegiatan publik dan mendorong inisiasi gerakan sosial. Buku ini menyajikan panduan bagi organisasi masyarakat sipil (CSO) dan komunitas di Indonesia untuk membangun kapasitas dan kapabilitas yang memadai dalam menyusun strategi, menyiapkan taktik dan melakukan aksi yang efektif dalam memaksimalkan media sosial agar memberikan dampak yang tepat sasaran.
Analisis faktor yang mempengaruhi keinginan membeli pada mobile adevertising ...
110118 Presentasion Proposal Thesis Print
1. Kenapa join FacebookFanpage?Efek dari kesenangan, jumlah pengguna dan kepercayaan pada Facebook Fanpage Convenience Store Reggy 19090009 UniversitasPelitaHarapan Januari 2011
2. Fenomena Pertumbuhan yang cepatpadapenggunaSocial Network Sites telahmenarikperhatianparapemasardanpengiklandariperusahaan-perusahaan yang menginginkanadanyapeningkatanexposure kepadakonsumensertauntukmeningkatkanloyalitasmerek Pemasarberharapbahwaparapenggunasitusiniakanmembeliprodukperusahaan, memberikanposting komentar yang baikpadahalaman web perusahaan, asosiasidanrekan-rekanmereka, sertadapatmenyediakaninformasi yang bergunamengenai trend yang terjadisertainformasiproduk
6. Indonesia Trend Jan 2010http://www.greyreview.com/2010/01/26/twitter-in-asia-total-users-by-country/ Pengguna Twitter di Indonesia yang sudahmencapai 6 jutapenggunamenempatkan Indonesia diposisike 6 duniadanpertamadi Asia, menjadikan Indonesia (Jakarta) menjadiibukota Twitter di Asiahttp://www.sysomos.com/insidetwitter/geography
9. Indonesia Trend Konsumenmuda Indonesia adalahmobiledanup to date Di dalam era web 2.0 yang paling digemariolehgenerasimudasaatiniadalah game online, Social Network Sites (Friendster, MySpace, and Facebook), Micro Blogs (Twitter and Plurk) dan Blogs sepertiwordpress TeknologiInformasitelahmembuatgenerasimudadiduniauntukberpikirsama, Hal inijugaterbuktipadapengusahadaneksekutifmudadi Indonesia, dimanacaraberkomunikasidanbekerjamerekasemakin lama semakinmiripdenganpengusahadaneksekutifmuda Negara lain didunia (TutiSunario, Indonesia Digest) http://www.budpar.go.id/page.php?ic=611&id=2013
10. Indonesia Trend Transformasi Centro Memasuki Online Marketing & Social Media Website ituidentikdenganrumah, jadikalausudahmemilikirumah yang cantikpastikitaharusmemilikikendaraan-kendaraanuntukbisamembawapengunjungkerumahkita. Dan Social Media iniadalahkendaraan-kendaraan yang sangat powerful danefektifdalammenyampaikanpesandanbahkanmembawa traffic untukberkunjungke “rumah” Centro. Selainsebagai “kendaraan”, Social Media adalahsebuahfenomena marketing dimanamelalui media inibisamenembussemuatahapan “Purchasing Funnel/Customer Buying Process” mulaidaritahap Awareness sampaidengantahap Advocacy. Dan dengan social media ini pun kamibisalebihmenciptakan engagement dengan customer. (Scesilia Febiana, selaku Marketing Communication Manager Centro) October 14, 2010, TuhuNugrahaDewanto http://virtual.co.id/blog/internet-marketing/transformasi-centro-memasuki-online-marketing-social-media/
11. Indonesia Trend In depth Interview Fenomenadi Indonesia bahwapemasarsekarangbisamenggunakan media social network untuksalahsatustrategimerekadalamberpromosidanmedekatkandirikekonsumenmereka Social network sudahmenjadibagiandarigayahidupmasyarakat Indonesia padaumumnya, merekamaumencariinformasimengenaiproduk yang merekasukadanberbagiketeman-temansertalingkungansekitarmereka Pemasar yang melakukanpromosilewat media social network khususnyaFacebookFanpagebisamenjadikan media inisebagaisaranasosialiasiinformasiprodukdan promo sertameningkatkankomunikasiduaarahdanmendapatkan feedback darikonsumen. Adaberbagaifaktor yang mempengaruhiseseorang join keFacebookFanpage: kesenangan, jumlahpengguna, kepercayaan, pendapatorang lain, kemudahandankegunaan
12. LatarBelakangPermasalahan ApakahadahubungandariPlayfulness, Critical Mass, Trust, Normative pressure, Ease of use, dan Usefulness padaFacebookFanpageConvenience store terhadapintention to use yang manaakanberpengaruhlangsungterhadapactual use FacebookFanpageConvenience Store tersebut
13. PenelitianSebelumnya PenelitianterdahuludilakukanolehSledgianowskidanKulviwat (2009), yang merupakanreplikasipenelitian yang penelitilakukansaatinimengenaiUsing Social Network Sites: The Effect of Playfulness, Critical mass and Trust in a Hedonic Context Membahasmengenaimotivasi internal individu di dalam niatnya menggunakan teknologi Social network sites (Friendster, Facebook, My Space) danpenggunaan yang sesungguhnya Variabel-variabelyang digunakandalampenelitianiniadalah: Playfulness, Critical Mass,Trust, Normative pressure, Ease of use, Usefulness, intention to use dan actual use.
14. TujuanPenelitian Melakukanpengujiandalamkontekshedonikpadasitusjejaring social FacebookFanpageConvenience store, hubunganantarakepercayaan (trust) dirasakandalamsitusini, persepsipengguna yang kritisterhadappenggunaansecaramasal (Critical mass) olehpengguna yang sukamenggunakansitusini, kesenangan (playfulness) yang dirasakanterhadapsitus, kegunaan (usefulness) yang dirasakandarisitus, kemudahan (ease of use) yang dirasakan, niatpenggunauntukmenggunakan (intention to use), danpenggunaan yang sebenarnya (actual usage) dariSocial Network Sites FacebookFanpageConvenience store.
15. LandasanTeori Technology Acceptance Model (TAM) Davis (1989), dibentukuntukmenjelaskanperilakupenggunaanteknologi. Original TAM mengusulkanbahwaintention untukmenggunakanteknologisangatsignifikandipengaruhiolehkepercayaanpenggunaakankemudahan (ease of use), dankegunaan (usefulness) yang dirasakandariteknologi Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Venkatesh et al (2003), UTAUT mengusulkanbahwaperilakuintention danperilakupenggunaandipengaruhiolehekspektasikinerja (termasukkegunaan yang dirasakan), ekspektasiusaha (termasukkemudahan yang dirasakan), pengaruhsosial (normasubjektifatautekanannormatif), dankondisi yang memfasilitasi (termasukorganisasidandukunganteknisuntukmenggunakanteknologi) Playfulness,Davis et al (1992), konsep enjoyment berartisejauhmanaaktivitasmenggunakanKomputerdianggapmenyenangkandalamdirinyasendiri, terlepasdarisegalaakibatkinerja yang dapatdiantasipasi Van derHeijden (2004) “User Acceptance of Hedonic Information System”, menemukanbahwauntukTeknologiinformasi yang digunakanpadakonteks hedonic, kesenangan (enjoyment) dankemudahan (ease of use) yang dirasakanadalahpenentu yang kuatdariniatuntukmenggunakan (intention to use) dibandingkankegunaan (usefulness) yang diasakan Critical Mass & Trust Critical mass dipandangsebagaideterminanpentinguntukinovasi diffusion of communication (Van Slyke, 2007), Computer based communication technologies telahmenjadisangatpentingbagikomunikasi personal danorganisasi. Salahsatufaktorpenting yang berhubungandenganadposidaninovasidifusikomunikasiadalah critical mass Kepercayaanadalahsebuahharapanbahwasetiaporangmemilihuntukpercayatidakakanbersikapmencarikesempatandenganmengambilkeuntungandarisituasiini. Iniadalahkeyakinanseseorangbahwapihak lain akanberperilakudapatdiandalkan, etika, dansosialdengancara yang sesuai(Gefen, 2003), Trust jugatelahdikonseptualisasisebagaikepercayaanumumdidalampenyedialayanan internet yang memberihasilpadabehavioral intention
16. Konsep Model Model tersebutakanmenjelaskanbagaimanaefekdariplayfulness, trust, critical mass, normative pressure, perceived ease of use, dan perceived usefulness terhadapseberapabesarakanmempengaruhiniatseseoranguntukmenggunakanFacebookFanpageConvenience store, sertaefekdariniattersebutterhadappenggunaansecaralangsungFacebookFanpageConvenience store. SNSA (Social Network Site Adaptation Model) terdiridarienamfaktorpenentumotivasidanfaktor yang menentukan intension user untukmenggunakan , danpadagilirannyamerupakanpenentupenggunaanaktual SNS
17.
18.
19.
20. Lucas and spitlermenemukanbahwatekanandariorang lain yang signifikanadalahprediktorsignifikandariindividu yang akanmenggunakanteknologiinformasi H4: normative pressure padaFacebookFanpageConvenience store mempunyaiefekpositifpada intention to use FacebookFanpageConvenience store
21.
22.
23. Sheppard et al (1988), niat (intention) adalahprediksi yang baikperilaku (behavior)
24. TAM Davis et al (1989), behavior intentionsecarasignifikanberhubungandenganpenggunaandanmengkonfirmasikanbahwapenggunaankomputerdapatdiprediksidariniat (intention)
26. MetodePenelitian PenentuanLokasiPenelitian Penelitianiniakandilakukanpadabeberapatoko convenience yang adadi Jakarta, denganpopulasidansampeldaritoko-tokotersebut Penentuan Data danSumber Data Data primer, dimana data tersebut akan diambil dari sumber pertama, melalui pemilihan narasumber yang tepat yang akan menjadi responden dalam penelitian ini Responden yang memilikikriteriatertentuseperti yang berusiaantara 18 - 34 tahun, merupakanpenggunaaktif Internet, dantergabungatau tau mengenaiFacebookFanpage MetodePengumpulan Data Kuisioner (close question dan item-item nyamenggunakanskalaLikert) dilokasi-lokasi convenience store yang sudahditentukanolehpeneliti. Penelitiakanmenyebarkankuisionerkepadapengunjungtoko-tokotersebutdanmelakukanpengumpulan data yang sudahselesaidiisi MetodePenarikanSampel Judgemental sampling, masyarakat yang akandijadikansampelataukriteriaresponden yang ditelitisudahditentukandariawalkriterianya Penentuanjumlahsampel 102 orang SkalaPengukuranLikert Scale yang didisain untuk memeriksa seberapa kuat subjek setuju atau tidaksetujudenganpernyataanpadaskala lima poin “sangattidaksetuju” – “tidaksetuju” – “raguragu” – “setuju” – “sangatsetuju” Pengolahan Data UjiValiditasmenggunakan construct validity yang mengukurbagaimanahasilyang didapatkan dari pengukuran cocok dengan teori dimana pengujiantersebutdibentuk UjireliabilitasmenggunakanmetodeCronbachα. Andalatautidaknyasuatu data dapatdilihatdari data yang dihasilkan, dimanabilaα mendekatiangka 1 (satu) maka data tersebutdianggaphandal
27. MetodePenelitian Analisis Data Padapenelitianiniakandilakukananalisamenggunakanregresi, dimanateknikpengukuranregresiakanmelihathubunganantara variable Model Regresi Model regresi yang terbentukberdasarkan model penelitianinididalamkonteksFacebookFanpageConvenience Store akanmenjelaskanefekdariperceived ease of use mempengaruhiperceived usefulness, lalu Intention to use dipengaruhioleh perceived playfulness, critical mass, trust, normative pressure, perceived ease of use, dan perceived usefulness, sertabagaimanaintention use tersebutakanmempengaruhiactual use dariFacebookFanpageConvenience Store PU = β0 + β1 PEU + ℮ INT = β0 + β1 PP + β2 CM + β3 PT + β4 NP + β5 PEU + β6 PU + ℮ AU = β0 + β1 INT + ℮ Beta koefisiendari variable-variabel yang disebutkanadalah: PP = Playfulness CM = Critical Mass PT = Trust NP = Normative Pressure PEU = Perceived Ease of Use PU = Perceived Usefulness INT = Intention to Use AU = Actual Use
Editor's Notes
Davis “Perceived usefulness, perceived ease of use, and User Acceptance of Information Technology”, p.329, 330, 332, 334For instance, users are often willing to cope with some difficulty of use in a system that provides critically needed functionality. Although difficulty of use can discourage adoption of an otherwise useful system, no amount of ease of use can compensate for a system that does not perform a useful functionperceived usefulness is a strong correlate of user acceptance and should not be ignored by those attempting to design or implement successful systems.From a causal perspective, the regression results suggest that ease of use may be an antecedent to usefulness, rather than a parallel, direct determinant of usage. The significant pairwise correlation between ease of use and usage all but vanishes when usefulness is controlled for. This, coupled with a significant ease of use-usefulness correlation is exactly the pattern one would expect if usefulness mediated between ease of use and usage (e.g., J.A. Davis, 1985). That is, the results are consistent with an ease of use - > usefulness - > usage chain of causality. These results held both for pooled observations and for each individual system (Table 8). The causal influence of ease of use on usefulness makes sense conceptually, too. All else being equal, the easier a system is to interact with, the less effort needed to operate it, and the more effort one can allocate to other activities (Radner and Rothschild, 1975), contributing to overall job pertormance.It should be emphasized that perceived usefulness and ease of use are people's subjective appraisal of pertormance and effort, respectively, and do not necessarily reflect objective realityUTAUT, p. 467, 460,