SlideShare a Scribd company logo
Sistem Ekonomi dan Peranan Pemerintah
• Sistem Ekonomi adalah kumpulan berbagai
unsur ekonomi yang bekerja sama dan saling
berinterakksi dalam mengelola sumber daya,
sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal
dan tercapai kemakmurab
• Bentuk Bentuk Sistem Ekonomi:
1. Sistem Ekonomi Kapitalis.
2. Sistem Ekonomi Sosialis.
3. Sistem Ekonomi Campuran.
Sistem Ekonomi
• Prinsip Dasar Ekonomi Kapitalis.
– Semua kegiatan perekonomian direncanakan dan
diatur oleh sektor swasta.
– Pengelolaan sumber daya dalam kegiatan ekonomi
diselenggarakan oleh sektor swata melalui mekanisme
pasar.
– Kelemahan Sistem Kapitalis :
• sering menimbulkan: In effeciency, In Equity dan Instability.
– Keunggulan Sistem Kapitalis, kegiatan ekonomi lebih
mendorong produkstivitas dan effeciency.
Sistem Ekonomi
• Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Sosialis
– Seluruh kegiatan ekonomi direncanakan dan diatur
oleh pemerintah.
– Pengelolaan sumber daya dalam kegiatan ekonomi
diatur dan diselenggarakan oleh Pemerintah.
– Kelemahan Sistem Sosialis, keterbatasan kebebasan
individu dalam kegiatan ekonomi akan menghambat
Produktivitas.
– Lemahnya daya saing Individu pelaku ekonomi
– Keunggulan sistem ini, kegiatan ekonomi lebih
menjamin terjadinya pemerataan dan keadilan
Sistem Ekonomi
• Sistem Ekonomi Campuran.
– Seluruh Kegiatan Ekonomi direncanakan dan
diatur oleh pemerintah dan sektor swata.
– Pengelolaan sumber daya dalam kegiatan ekonomi
diselenggarakan melalui kombinasi kekuatan
mekanisme pasar dan campur tangan pemerintah
melalui kebijakan ekonomi makro.
MARKET FAILURE
MARKET ECONOMY
and
DOKTRIN EKONOMI PASAR:
• Pada tahun 1900an muncul doktrin “Laissez-faire”, artinya :
leave us alone (biarkan aku sendiri), atau “holds that
government interfere as little as possible in economic”. Ini
adalah doktrin kebebasan ekonomi (sistem ekonomi pasar);
• Sistem ekonomi pasar melahirkan kegagalan pasar ( market
failur ) yaitu siatuasi dimana pasar gagal mengalokasikan
sumberdaya secara efesien (market failures), seperti :
ineffiency, inequality, macroeconomic problems, etc)
• Karena terjadi kegagalan pasar, maka setelah tahun 1900an
muncul “welfate state”, yaitu sebuah doktrin yang
menghendaki perlunya campur tangan pemerintah dalam
perekonomian. Misalnya : pajak, subsidi, JPS, pensiun, dst.
MARKET ECONOMY AND MARKET FAILURES
SISTEM EKONOMI
PASAR MELAHIRKAN
KEGAGALAN PASAR
(MARKET FAILURES),
KARENA EKONOMI
DISERAHKAN KE
SWASTA (INDIVIDU)
MACAM-MACAM KEGAGALAN PASAR, YAITU:
I. INEFFICIENCY:
1. Monopoly
2. Monopsony
3. Exsternalities
4. Public goods
5. Assymetric informations
6. Principal-agent problem (agency
dilemma): Masalah yang muncul
ketika seseorang yang mewakili
orang lain (agent) terjadi
perbedaan pendapat dengan orang
yang diwakilinya (principal). Ini bisa
karena conflict interest
II. INEQUALITY:
Ketidakmerataan
(ketimpangan sosial ekonomi)
III. MACROECONOMIC PROBLEMS:
1. High inflation and unemployment
2. Slow of economic growth
SISTEM EKONOMI PASAR
MELAHIRKAN KEGAGALAN
PASAR (MARKET FAILURES),
KARENA EKONOMI
DISERAHKAN KE SWASTA
(INDIVIDU)
MARKET FAILURE
• Kegagalan pasar seringkali menuntut
campur tangan (intervensi) pemerintah.
Tujuan campur tangan tersebut antara
lain:
• Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap
individu dapat terwujud dan eksploitasi
dapat dihindarkan;
• Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan,
terutama perusahaan besar yang dapat
mempengaruhi pasar, agar mereka tidak
menjalankan praktik monopoli yang
merugikan;.
9/12/2022
Antu Panini Murshid--Principles of
Macroeconomics
9
MARKET FAILURE
• Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan
mengalami perkembangan secara teratur dan
stabil
• Menyediakan barang publik untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat; dan
• Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi
yang merugikan masyarakat dapat dihindari atau
dikurangi
9/12/2022
Antu Panini Murshid--Principles of
Macroeconomics
10
Sistem Pembayaran
dan
Alat Pembayaran
Sistem Pembayaran Dan Alat Pembayaran
Pembayaran merupakan salah satu aktivitas penting pada
setiap transaksi dalam kegiatan ekonomi.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat,
semakin banyak dan semakin besarnya nilai transaksi serta
risiko, dibutuhkan adanya sistem pembayaran dan alat
pembayaran yang cepat, lancar dan aman.
A. SISTEM PEMBAYARAN
1. Sistem Pembayaran adalah aktivitas
pemindahan dana guna memenuhi suatu
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan
ekonomi.
– Pembayaran ini terjadi setiap hari, melibatkan ribuan
transaksi ekonomi yang beraneka ragam, seperti
seperti jual beli barang dan jasa, pembelian dan
pelunasan kredit, melibatkan miliaran rupiah dengan
berbagai alat pembayaran seperti pembayaran tunai
dengan uang kartal, Cheque, Bilyet Giro, Wesel dan
lain-lain.
2. Lembaga yang Terkait dalam Sistem
Pembayaran di Indonesia
• Pelaksanaan sistem pembayaran melibatkan lembaga-
Jembaga yang secara langsung maupun tidak langsung
berperan dalam penyelenggaraan sistem pembayaran.
Secara umum, lembaga-Iembaga yang terlibat dalam
sistem pembayaran meliputi antara lain bank sentral,
bank Umum, dan lembaga bukan bank, seperti kantor
pos, lembaga kliring, pasar modal, lembaga penerbit
kartu kredit, lembaga penyedia jasa jaringan
komunikasi dibidang sistem pembayaran, dan lembaga
terkait sistem pembayaran lainnya.
• Masing-masing lembaga tersebut mempunyai peranan
yang berbeda dalam penyelenggaraan sistem
pembayaran.
3. Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian
• Peran sistem pembayaran dalam perekonomian semakin hari
semakin penting seiring dengan semakin meningkatnya volume dan
nilai transaksi, serta sejalan dengan pesatnya perkembangan
teknologi.
• Dengan semakin meningkatnya transaksi dalam kegiatan ekonomi
maka risiko yang ditimbulkan menjadi semakin besar. Oleh karena
itu adanya gangguan pada sistem perekonomian dapat
membahayakan stabilitas sistem dan pasar keuangan secara
keseluruhan.
• Akibatnya dapat disimpulkan bahwa peranan sistem pembayaran
sangat penting dalam suatu perekonomian. Sistem pembayaran
akan berperan sebagai penjaga stabilitas keuangan dan perbankan,
sebagai sarana transmisi kebijakan moneter; serta sebagai alat
untuk meningkatkan efisiensi ekonomi suatu negara. Untuk itu,
sistem pembayaran perlu diatur dan diawasi dengan baik agar
sistem pembayaran berjalan dengan aman dan lancar.
4. Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran
• Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah.
• Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud
diatas, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai
berikut :
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran;
c. Mengatur dan mengawasi Bank.
Prinsip Kebijakan Sistem Pembayaran
• Dalam menjalankan mandat tersebut, Bank
Indonesia mengacu pada empat prinsip
kebijakan sistem pembayaran,
1. Keamanan,
2. Efisiensi,
3. Kesetaraan akses dan
4. Perlindungan konsumen
Prinsip Kebijakan Sistem Pembayaran
1. Prinsip Keaman berarti segala risiko dalam sistem
pembayaran seperti risiko likuiditas, risiko kredit, risiko
fraud harus dapat dikelola dan dimitigasi dengan baik oleh
setiap penyelenggaraan sistem pembayaran.
2. Prinsip efisiensi menekankan bahwa penyelanggaran
sistem pembayaran harus dapat digunakan secara luas
sehingga biaya yang ditanggung masyarakat akan lebih
murah karena meningkatnya skala ekonomi.
3. Prinsip kesetaraan akses yang mengandung arti bahwa
Bank Indonesia tidak menginginkan adanya praktek
monopoli pada penyelenggaraan suatu sistem yang dapat
menghambat pemain lain untuk masuk.
4. Prinsip Perlindungan artinya kewajiban seluruh
penyelenggara sistem pembayaran untuk memperhatikan
aspek-aspek perlindungan konsumen.
B. UANG
1. Pengertian Uang adalah segala sesuatu yang
merupakan media pertukaran atau alat
pembayaran yang diterima secara umum.
Semula uang merupakan komoditi, kemudian berevolusi
dalam bentuk mata uang kertas dan cek. Tetapi
bagaimanapun bentuk uang itu secara hakikat sama saja,
sebagai alat pembayaran dalam pertukaran baik barang
maupun jasa. Sistem keuangan modern kita sekarang ini
menggunakan mata uang, cek, mesin uang otomatis
(ATM). Sistem ini tidak muncul dalam sesaat tetapi
berevolusi sepanjang masa.
FUNGSI UANG
1. Sebagai alat tukar (medium of exchange) artinya dengan adanya
uang akan mempermudah pertukaran. Dengan uang pertukaran
tidak lagi harus menggunakan barang pula melainkan digantikan
dengan uang. Sehingga kendala-kendala dalam barter bisa diatasi
dengan adanya uang.
2. Sebagai satuan hitung (unit of account) disini uang berfungsi
sebagai penentu nilai berbagai macam barang/jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan
menghitung besar kecilnya pinjaman.
3. Sebagai alat penyimpan nilai (store of value) disini uang
berfungsi sebagai pengalih daya beli dari masa sekarang ke masa
yang akan datang. Ketika seorang penjual saat ini menerima
sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang
dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk
digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
Syarat Uang sbg Alat Tukar
• Uang dapat diberlakukan sebagai alat tukar
dalam per ekonomian, uang harus memenuhi
dua syarat sekaligus:
– Pertama, uang harus dapat memuaskan keinginan
orang yang memilikinya. Syarat ini disebut syarat
psikologis.
– Kedua, syarat yang berkaitan dengan kondisi fisik
dan teknis uang, yang disebut dengan syarat
teknis.
Syarat teknis uang meliputi
1. Tahan Lama. Tahan lama dalam artian tidak mudah rusak.
2. Nilainya Stabil. Nilainya stabil dalam artian nilai sekarang
sama dengan nilai yang akan datang. Dengan demikian
masyarakat percaya bahwa menyimpan uang tidak akan
merugikan.
3. Mudah Dibawa-bawa. Mudah dibawa-bawa dalam artian
jika melakukan transaksi dalam jumlah yang besar pemilik
uang tidak mengalami kesulitan dalam pembayaran.
4. Dapat Dibagi-bagi. Dapat dibagi-bagi dalam artian pada
saat melakukan transaksi sekecil apapun uang mempunyai
pecahan dan nilainya tidak berkurang.
5. Jumlahnya mencukupi. Jumlahnya mencukupi dalam
artian jumlah yang diperlukan dapat mendukung seluruh
transaksi yang terjadi.
SejarahUang
Uang adalah produk yang dihasilkan oleh perekonomian itu
sendiri. Semakin maju suatu perekonomian semakin
membutuhkan sarana pertukaran yang mampu melayani
perekonomian itu sendiri. Dan sejarah Uang itu sendiri
melewati beberapa tahapan:
1. Pra Barter
2. Barter
3. Uang Benda
4. Uang Logam
5. Uang Tanda
6. Uang Kertas
7. Uang Giral ( Demand Deposit )
Uang Kertas
• Untuk menyelesaikan transaksi-transaksi dalam jumlah
yang besar penggunaan uang yang terbuat dan logam mulia
banyak mengalami kesulitan, antara lain:
a. membawa uang logam dalam jumlah besar merupakan beban
berat.
b. memerlukan biaya transportasi yang besar dan risiko yang
tinggi.
c. persediaan logam emas tidak mencukupi lagi untuk volume
perdagangan yang semakin besar.
Dengan berlakunya uang kertas terdapat beberapa keuntungan
yang dapat diperoleh antara lain:
a. biaya pembuatan uang kertas relatif murah dibandingkan mencetak
uang logam,
b. pengiriman uang kertas dalam jumlah besar lebih mudah,
c. penggunaan logam mulia dapat lebih meluas,
d. penambahan jumlah uang sesuai keperluan dapat dilaksanakan
dengan cepat, sehingga tidak mengganggu pasar.
Uang Giral ( Demand Deposit )
• Uang giral adalah uang yang dimiliki
masyarakat dalam bentuk simpanan
(deposito) di bank yang dapat ditarik setiap
saat sesuai kebutuhan dengan menggunakan
cek, bilyet giro, dan perintah pembayaran
(telegraphic transfer).
• Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu
saja, sehingga masyarakat mempunyai hak
untuk menolak jika ia tidak mau barang atau
jasa yang diberikannya dibayar dengan uang
ini.
Terbentuknya Uang Giral
1. Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam
rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima
buku cek dan buku giro bilyet. Uang tersebut sewaktu-
waktu dapat diambil atau penyetor menerima
pembayaran utang dari debitur melalui bank. Penerimaan
piutang itu oleh bank dibukukan dalam rekening koran
orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary
deposit.
2. Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat
diciptakan dengan cara menjual surat berharga ke bank,
selanjutnya bank membukukan hasil penjualan surat
berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara
ini disebut derivative deposit.
3. Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening
koran dan dapat diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut
dengan loan deposit.
Redenominasi
Mata Uang Rupiah
Topik Pembahasan
1. Latar Belakang
2. Implikasi dari Denominasi Rupiah Dewasa
Ini
3. Redenominasi
4. Motivasi Redenominasi Rupiah
5. Tantangan Redenominasi Rupiah
6. Simpulan dan Rekomendasi Kebijakan
Latar Belakang
• Dengan semakin berkembangnya perekonomian,
jumlah digit mata uang Rupiah yg digunakan dlm
transaksi dan pencatatan data statistik akan semakin
bertambah. Saat ini, digit mata uang Rupiah
merupakan yang terbesar kedua di dunia. Kebutuhan
mata uang berdenominasi lebih besar akan
meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang
semakin tumbuh dan berkembang. Kondisi tersebut
akan mengakibatkan inefesiensi dalam
perekonomian, ketidaknyamanan orang
menggunakan rupiah, serta kendala teknis dalam
transaksi non tunai dan kegiatan ekonomi pada
umumnya. Hal tsb menjadi dasar pertimbangan
perlunya dilakukan redenominasi rupiah
Definisi Redenominasi
• Redenominasi mata uang Rupiah adalah proses
menyederhanakan penyebutan / penulisan denominasi (pecahan)
Rupiah dengan cara menghilangkan sejumlah angka nol tanpa
mengurangi daya beli atau nilai mata uang tersebut.
• Redenominasi berbeda dengan sanering
• Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui
pemotongan nilai uang karena harga-harga barang tidakmengalami
perubahan, sehingga daya beli efektif masyarakatmenurun.
• Sanering pernah dilakukan Indonesia tahun 1959, nilai uang kertas diturunkan
dari Rp 1.000,- menjadi Rp100,- dan dari Rp500,- menjadi Rp 50,- sehingga harga-
harga barang mengalami kenaikan yang tajam. Kebijakan sanering saat itu
ditujukan untuk mengurangi jumlah uang beredar akibat melonjaknya harga-harga
barang dan jasa.
Imflikasi Redeniminasi Rupiah
• Inefisiensi perekonomian,
terutama sebagai akibat:
1. Waktu dan biaya transaksi cukup besar.
2. Kebutuhan pengembangan infrastruktur
untuk sistem pembayaran non-tunai
dimasa mendatang dengan biaya yang
cukup signifikan.
3. Meningkatnya biaya pengadaan uang
baru dgn pecahan yg lebih besar untuk
mengakomodasi kebutuhan pembayaran
tunai yang semakin meningkat.
• Aspek psikologis, terutama sebagai
akibat:
1. Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang
asing termasuk yang terendah diantara
negara ASEAN.
2. Nilai riil uang rupiah sangat rendah diukur
dari transaksi untuk membiayai keperluan
masyarakat sehari-hari.
• Banyaknya digit angka menimbulkan
kendala teknis, terutama pada
1. alat transaksi yang digunakan sehari-
hari seperti: argo taxi dan pompa bensin,
mesin kasir.
2. beban penyimpanan, pengolahan
dan pelaporan data.
• Kendala penyajian data secara angka penuh
• a.l. data PDB mencapai 16 digit.
• 3. penyesuaian
sistem aplikasi dari waktu kewaktu.
• Terdapat transaksi dengan jumlah digit
melebihi maksimal 14 digit yg tersedia
dalam aplikasi sehingga harus dilakukan
pemecahan transaksi.
Efisiensi perekonomian terjadi pada
banyak aspek, a.l: sistem pembayaran
lebih efisien, harga-harga yang
tercantum lebih sederhana, proses
pencatatan, penyimpanan, pengelolaan,
dan pelaporan data dalam laporan
keuangan/ statistik lebih pendek, cepat,
dan dapat disajikan dalam angka penuh,
dan dalam aspek Teknologi Informasi,
redenominasi akan mengurangi
penyesuaian software dan hardware
yang diperlukan terkait keterbatasan
software dan hardware tersebut dalam
mengakomodir digit angka yang semakin
besar.
Berkurangnya hambatan / kendala teknis
berupa risiko kemungkinan kesalahan manusia
dalam proses pembukuan transaksi atau
kegiatan statistiklainnya.
Untuk mengatasi tantangan dan kendala teknis, meningkatkan efisiensi
perekonomian, serta memupuk kebanggan nasional akan mata uang rupiah maka
diperlukan kebijakan redenominasi mata uang Rupiah.
Persepsi/kepercayaan masyarakat lebih
tinggi terhadap uangRupiah:
• harga berubah pada kisaran yang lebih
sempit
• mendukung upaya mengarahkan ekspektasi
inflasi ke level yang lebih rendah,
• mengurangi risiko currency substitution. Hal
ini mendukung nilai Rupiah yang lebih stabil,
• Mendukung kesetaraan ekonomi dg kawasan
dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN2015.
Motivasi Pelaksanaan Redenominasi Rupiah
7
Prasyarat dan Tantangan Pelaksanaan
Redenominasi Rupiah
Kunci keberhasilan programredenominasi:
1. Stabilitas makroekonomi.
2. Dukungan yang penuh dari seluruh lapisan masyarakattermasuk
pemerintah, parlemen, otoritas terkait, dan pelakubisnis.
3. Tersedianya landasan hukum yang cukup kuat yangmengatur
redenominasi.
4. Sosialisasi kepada publik dan edukasi yang intensif agar:
tidak terjadi kenaikan harga-harga secara berlebihan akibat tindakan
pelaku ekonomi yang memanfaatkan struktur pasar oligopolistik
untuk sejumlah barang kebutuhan pokok masyarakat.
program redenominasi tidak dianggap sebagai program sanering,
seperti yang pernah dilakukan Indonesia pada 1965.
5. Pemilihan waktu pelaksanaan yang tepat
Redenominasi dilakukan apabila seluruh prasyarat yang diperlukan
bagi keberhasilan program redenominasi telahterpenuhi.
Mekanisme Pelaksanaan Redenominasi
• Pada prinsipnya akan dilakukan penggantian mata
uang Rupiah lama dengan Rupiah baru. Seluruh aset
dan kewajiban dalam Rupiah lama (termasuk
tabungan di bank), harga-harga jual beli, sewa, dan
kontrak (termasuk upah dan gaji) akan di
redenominasikan dengan menghilangkan angka nol
misalnya sebanyak 3 buah.
• Pada masa transisi harga-harga akan dinyatakan
dalam 2 pecahan mata uang Rupiah lama dan
Rupiah batu dan setiap orang dapat menentukan
akan membayar dalam uang Rupiah lama atau
Rupiah baru.
Ilustrasi Penyederhanaan Nominal Rupiah
Ilustrasi Kesetaraan Harga
11
Tahapan kebijakan redenominasi
• Tahap penyiapan a.l. penyusunan blue print langkah-langkah pelaksanaan, dasar
hukum yg kuat (dapat berupa UU) atau produk hukum lainnya untuk pelaksanaan
program redenominasi, evaluasi atas sistem pembayaran, sistem akuntansi dan TI.
Penyusunan strategi komunikasi & sosialisasi kepada Pemerintah & stakeholders serta
edukasi kepada masyarakat luas. Rencana pencetakan uang & strategi distribusinya. dll.
• Tahap pemantapan a.l. meliputi: pelaksanaan komunikasi & koordinasi dg
Pemerintah, sosialisasi kepada stakeholders & edukasi kepada masyarakat luas.
Penyesuaian infrastruktur sistem pembayaran, akuntansi & TI. Dll
• Tahap implementasi dan transisi: penerbitan uang baru bersama-sama dg tetap
berlakunya uang lama (dual circulation); penerapan dual price tagging serta penarikan
uang lama secara bertahap sesuai kebutuhan perekonomian. penerapan dual book
entry/pelaporan apabila diperlukan dll.
• Tahap phasing out a.l.: penarikan uang lama dan pernyataan tidak berlakunya uang
lama serta penggunaan uang baru sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah.
Secara garis besar, pengalaman beberapa negara yang telah melaksanakan
redenominasi menempuh beberapa tahapan yang dibagi dalam 4 (empat)
tahapan besar,yaitu:
Agar tahapan ini berjalan lancar, kegiatan ini merupakan satu kesatuan dg
kegiatan Pemerintah yang dikoordinasikan dg erat serta mendapat
dukungan dari seluruh lapisanmasyarakat.
Kesimpulan
12
1. Kita membutuhkan Redenominasi. Dengan proyeksi perekonomian
Indonesia yang tumbuh pesat, banyaknya jumlah digit denominasi
Rupiah dalam jangka panjang akan menyebabkan kegiatan ekonomi yg
kurang efisien, ketidaknyamanan secara psikologis bagi masyarakat
dalam melakukan transaksi tunai, dan menimbulkan kendala teknis.
Kebijakan redenominasi merupakan salah satu alternatif untuk
meningkatkan efisiensi perekonomian, meningkatkan kebanggaan nasional
akan mata uang rupiah, dan mengatasi berbagai kendala teknis.
2. Saat ini waktu yang tepat. Dari sisi makroekonomi, perkiraan kondisi
makroekonomi yg terjaga hingga tahun 2014, khususnya path inflasi
yang menurun dan pertumbuhan yang meningkat, memberikan ruang
yang kondusif dan timing yang tepat untuk pelaksanaan redenominasi
mata uangRupiah.
3. Risiko-risiko harus di mitigasi. Terutama risiko ketidakpastian
ekonomi global maupun kondisi sosial politik di dalam negeri dan
utamanya dukungan penuh darimasyarakat
Rekomendasi
13
1. Redenominasi menjadi Komitmen Nasional. Koordinasi ygbaik dg
Pemerintah diperlukan untuk menyusun program stabilisasi
makroekonomi yang terpadu shg stabilitas perekonomian dapatterjaga
s.d. 2014 sehingga kondusif bagi pelaksanaan redenominasi Rupiah.
Selain itu, dukungan politis dari DPR juga perlu digalang utk
menciptakan kondisi sosial politik yg kondusif selain dukungan dari
masyarakat luas. Persiapan yang matang serta penanganan mitigasi
risiko yang komprehensif juga perlu dilakukan untuk mendukung
keberhasilan programredenominasi.
2. Masih perlu dilakukan kajian lanjutan yang lebih mendalam dengan
dukungan data dan informasi yang lebih komprehensif, termasukmelalui
survei terhadap masyarakat luas, perbankan dan sektor keuangan, serta
lembaga terkaitlainnya.
3. Komunikasi dan Sosialisasi intensif kepada seluruh lapisan
masyarakat.
APBN
INDONESIA
1. PENGERTIAN APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, selanjutnya disebut APBN.
Adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan
negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
APBN ini merupakan rencana kerja pemerintahan
Negara dalam rangka meningkatkan hasil-hasil
pembangunan secara berkesinambungan serta
melaksanakan desentralisasi fiskal.
2. TUJUAN APBN
• Tujuan APBN adalah sebagai pedoman
penerimaan dan pengeluaran negara
dalam melaksanakan kegiatan kenegaraan
untuk meningkatkan produksi dan
kesempatan kerja, dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kemakmuran bagi masyarakat.
3. FUNGSI APBN
Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan
ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan ekonomi anggaran
berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas
perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka
mencapai tujuan bernegara. Dengan demikian APBN
melaksanakan beberapa fungsi antara lain :
 Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara
menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja
pada tahun yang bersangkutan.
 Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran
negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
FUNGSI APBN
 Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa
anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
 Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran
negara harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
 Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan
anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan.
 Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran
pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.
4. PRINSIP PENYUSUNAN APBN
a. Prinsip Penyusunan APBN Berdasarkan Aspek Pendapatan
– Intensifikasi penerimaan anggaran dalam hal jumlah dan
kecepatan penyetoran.
– Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara,
misalnya sewa atas penggunaan barang-barang milik negara.
– Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara
dari denda yang telah dijanjikan.
b. Prinsip Penyusunan APBN Berdasarkan Aspek Pengeluaran
– Hemat, tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan
teknis yang disyaratkan.
– Terarah, terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan.
– Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri
dengan memperhatikan kemampuan/potensi nasional.
5. AZAS PENYUSUNAN APBN
5. Azas Penqusunan APBN
– Penyusunan program pembangunan tahunan dituangkan
dalam APBN dengan berazaskan:
– Kemandirian, artinya sumber penerimaan dalam negeri
semakin ditingkatkan.
– Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas.
– Penajaman prioritas pembangunan.
6. Landasan Hukum APBN
– UUD 1945 pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
– Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
7. PENYUSUNAN APBN
Dalam menyusun anggaran, penyusunan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)
dihadapkan dengan berbagai ketidak pastian. Setidaknya
terdapat enam sumber ketidakpastian yang berpengaruh
besar dalam penentuan volume APBN yakni
a. harga minyak bumi di pasar internasional;
b. kuota produksi minyak mentah yang ditentukan OPEC;
c. pertumbuhan ekonomi;
d. inflasi;
e. suku bunga; dan
f. nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD).
8. Pertanggungjawaban Pengelolaan
APBN
8. Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan
Negara
• Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara adalah penyampaian laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang
memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan
disusun dengan mengikuti standar akuntansi
pemerintah yang telah diterima secara umum.
SUMBER PENERIMAAN NEGARA
Sumber Penerimaan Dan Pengeluaran Negara
• Secara garis besar APBN terdiri dari 5 (lima)
komponen utama yaitu :
a. Pendapatan Negara dan Hibah;
b. Belanja Negara;
c. Keseimbangan Primer;
d. Surplus/Defisit Anggaran; dan
e. Pembiayaan.
STRUKTUR APBN INDONESIA
APBN secara lebih rinci adalah sebagai berikut
I. Pendapatan Negara dan Hibah
a. Penerimaan Dalam Negeri
Penerimaan Perpajakan
Penerimaan Negara Bukan Pajak
b. Hibah
II. Belanja Negara
A. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat
- Pengeluaran Rutin
- Pengeluaran Pembangunan
B. Anggaran Belanja Untuk Daerah
- Dana Perimbangan
- Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang
III. Keseimbangan Primer
IV. Surplus/Defisit Anggaran
V. Pembiayaan
A. Pembiayaan Dalam Negeri
B. Pembiayaan Luar Negeri

More Related Content

Similar to 109601_Sis Ekonomi dan Uang ( SESI 6 DAN 7 ).pptx

Bahan ajar baru
Bahan ajar baruBahan ajar baru
Bahan ajar baru260890unil
 
Pengertian sistem pembayaran
Pengertian sistem pembayaranPengertian sistem pembayaran
Pengertian sistem pembayaran
Padlika Garmabar
 
Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran
Sistem Pembayaran dan Alat PembayaranSistem Pembayaran dan Alat Pembayaran
Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran
Sameranti
 
Sistem pembayaran dan alat pembayaran
Sistem pembayaran dan alat pembayaranSistem pembayaran dan alat pembayaran
Sistem pembayaran dan alat pembayaran
kusnullatifah
 
Sistem dan Alat Pembayaran - Ekonomi
Sistem dan Alat Pembayaran - EkonomiSistem dan Alat Pembayaran - Ekonomi
Sistem dan Alat Pembayaran - Ekonomi
Kiki Budi Setiawan
 
Tugas Eko12,Karina Widya Sari ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran...
Tugas Eko12,Karina Widya Sari ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran...Tugas Eko12,Karina Widya Sari ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran...
Tugas Eko12,Karina Widya Sari ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran...
karinaws
 
Tugas Eko12,Aida Saskia ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN ...
Tugas Eko12,Aida Saskia ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN ...Tugas Eko12,Aida Saskia ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN ...
Tugas Eko12,Aida Saskia ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN ...
Aidaaa04
 
Tugas Eko12,Amelia Nur Oktaviani ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembaya...
Tugas Eko12,Amelia Nur Oktaviani ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembaya...Tugas Eko12,Amelia Nur Oktaviani ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembaya...
Tugas Eko12,Amelia Nur Oktaviani ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembaya...
Amel999
 
Tugas Eko12,Evi Lutfiyah ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN...
Tugas Eko12,Evi Lutfiyah ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN...Tugas Eko12,Evi Lutfiyah ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN...
Tugas Eko12,Evi Lutfiyah ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN...
evilutfiyah11
 
Tugas Eko12,Elina Sarastuti ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,S...
Tugas Eko12,Elina Sarastuti ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,S...Tugas Eko12,Elina Sarastuti ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,S...
Tugas Eko12,Elina Sarastuti ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,S...
elinaaast
 
Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...
Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...
Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...
Yulis6161
 
TUGAS EKO 12, AMAR ABDILLAH PASYA, RANTI PUSRIANA, BANK SENTRAL INDONESIA, SM...
TUGAS EKO 12, AMAR ABDILLAH PASYA, RANTI PUSRIANA, BANK SENTRAL INDONESIA, SM...TUGAS EKO 12, AMAR ABDILLAH PASYA, RANTI PUSRIANA, BANK SENTRAL INDONESIA, SM...
TUGAS EKO 12, AMAR ABDILLAH PASYA, RANTI PUSRIANA, BANK SENTRAL INDONESIA, SM...
Amar Pasya
 
TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL I MADE ADITYA X IPA 3 PPT.
TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL I MADE ADITYA X IPA 3 PPT.TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL I MADE ADITYA X IPA 3 PPT.
TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL I MADE ADITYA X IPA 3 PPT.
MadeAditya4
 
Ekonomi12, Enno Tegar DS, Ranti , BANK SENTRAL ,SMAN 12 TANGERANG, 2017
Ekonomi12, Enno Tegar DS, Ranti , BANK SENTRAL ,SMAN 12 TANGERANG, 2017Ekonomi12, Enno Tegar DS, Ranti , BANK SENTRAL ,SMAN 12 TANGERANG, 2017
Ekonomi12, Enno Tegar DS, Ranti , BANK SENTRAL ,SMAN 12 TANGERANG, 2017
enno tegar dwi saputra
 
TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL RAFI JUNIARTO X IPA 3 PPT.
TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL RAFI JUNIARTO X IPA 3 PPT.TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL RAFI JUNIARTO X IPA 3 PPT.
TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL RAFI JUNIARTO X IPA 3 PPT.
Rafi Juniarto
 
Bab 6 Sistem Pembmmmmmmmmmmmmmmmmayaran.pdf
Bab 6 Sistem Pembmmmmmmmmmmmmmmmmayaran.pdfBab 6 Sistem Pembmmmmmmmmmmmmmmmmayaran.pdf
Bab 6 Sistem Pembmmmmmmmmmmmmmmmmayaran.pdf
RayyanStudio
 
Sistem dan Alat pembayaran (Ekonomi).pdf
Sistem dan Alat pembayaran (Ekonomi).pdfSistem dan Alat pembayaran (Ekonomi).pdf
Sistem dan Alat pembayaran (Ekonomi).pdf
MuhamadArga
 
6 isu isu ekonomi
6 isu isu ekonomi6 isu isu ekonomi
6 isu isu ekonomi
Angeline Line
 

Similar to 109601_Sis Ekonomi dan Uang ( SESI 6 DAN 7 ).pptx (20)

Bahan ajar baru
Bahan ajar baruBahan ajar baru
Bahan ajar baru
 
Pengertian sistem pembayaran
Pengertian sistem pembayaranPengertian sistem pembayaran
Pengertian sistem pembayaran
 
Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran
Sistem Pembayaran dan Alat PembayaranSistem Pembayaran dan Alat Pembayaran
Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran
 
Sistem pembayaran dan alat pembayaran
Sistem pembayaran dan alat pembayaranSistem pembayaran dan alat pembayaran
Sistem pembayaran dan alat pembayaran
 
Sistem dan Alat Pembayaran - Ekonomi
Sistem dan Alat Pembayaran - EkonomiSistem dan Alat Pembayaran - Ekonomi
Sistem dan Alat Pembayaran - Ekonomi
 
Tugas Eko12,Karina Widya Sari ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran...
Tugas Eko12,Karina Widya Sari ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran...Tugas Eko12,Karina Widya Sari ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran...
Tugas Eko12,Karina Widya Sari ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran...
 
Tugas Eko12,Aida Saskia ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN ...
Tugas Eko12,Aida Saskia ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN ...Tugas Eko12,Aida Saskia ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN ...
Tugas Eko12,Aida Saskia ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN ...
 
Tugas Eko12,Amelia Nur Oktaviani ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembaya...
Tugas Eko12,Amelia Nur Oktaviani ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembaya...Tugas Eko12,Amelia Nur Oktaviani ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembaya...
Tugas Eko12,Amelia Nur Oktaviani ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembaya...
 
Tugas Eko12,Evi Lutfiyah ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN...
Tugas Eko12,Evi Lutfiyah ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN...Tugas Eko12,Evi Lutfiyah ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN...
Tugas Eko12,Evi Lutfiyah ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,SMAN...
 
Tugas Eko12,Elina Sarastuti ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,S...
Tugas Eko12,Elina Sarastuti ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,S...Tugas Eko12,Elina Sarastuti ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,S...
Tugas Eko12,Elina Sarastuti ,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat Pembayaran,S...
 
Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...
Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...
Tugas Eko12,Yulistiana Nurdinati Amanah,Ranti Pusriana S.pd,Sistem Dan Alat P...
 
TUGAS EKO 12, AMAR ABDILLAH PASYA, RANTI PUSRIANA, BANK SENTRAL INDONESIA, SM...
TUGAS EKO 12, AMAR ABDILLAH PASYA, RANTI PUSRIANA, BANK SENTRAL INDONESIA, SM...TUGAS EKO 12, AMAR ABDILLAH PASYA, RANTI PUSRIANA, BANK SENTRAL INDONESIA, SM...
TUGAS EKO 12, AMAR ABDILLAH PASYA, RANTI PUSRIANA, BANK SENTRAL INDONESIA, SM...
 
TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL I MADE ADITYA X IPA 3 PPT.
TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL I MADE ADITYA X IPA 3 PPT.TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL I MADE ADITYA X IPA 3 PPT.
TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL I MADE ADITYA X IPA 3 PPT.
 
Ekonomi12, Enno Tegar DS, Ranti , BANK SENTRAL ,SMAN 12 TANGERANG, 2017
Ekonomi12, Enno Tegar DS, Ranti , BANK SENTRAL ,SMAN 12 TANGERANG, 2017Ekonomi12, Enno Tegar DS, Ranti , BANK SENTRAL ,SMAN 12 TANGERANG, 2017
Ekonomi12, Enno Tegar DS, Ranti , BANK SENTRAL ,SMAN 12 TANGERANG, 2017
 
TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL RAFI JUNIARTO X IPA 3 PPT.
TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL RAFI JUNIARTO X IPA 3 PPT.TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL RAFI JUNIARTO X IPA 3 PPT.
TUGAS EKONOMI BANK CENTRAL RAFI JUNIARTO X IPA 3 PPT.
 
Sistem pembayaran kls x
Sistem pembayaran kls xSistem pembayaran kls x
Sistem pembayaran kls x
 
Bab 6 Sistem Pembmmmmmmmmmmmmmmmmayaran.pdf
Bab 6 Sistem Pembmmmmmmmmmmmmmmmmayaran.pdfBab 6 Sistem Pembmmmmmmmmmmmmmmmmayaran.pdf
Bab 6 Sistem Pembmmmmmmmmmmmmmmmmayaran.pdf
 
Economi
EconomiEconomi
Economi
 
Sistem dan Alat pembayaran (Ekonomi).pdf
Sistem dan Alat pembayaran (Ekonomi).pdfSistem dan Alat pembayaran (Ekonomi).pdf
Sistem dan Alat pembayaran (Ekonomi).pdf
 
6 isu isu ekonomi
6 isu isu ekonomi6 isu isu ekonomi
6 isu isu ekonomi
 

Recently uploaded

Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
IGNATIUSOKIDEWABRATA
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
MohammadAthianManan
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
tikasianturi1410
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 

Recently uploaded (17)

Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 

109601_Sis Ekonomi dan Uang ( SESI 6 DAN 7 ).pptx

  • 1. Sistem Ekonomi dan Peranan Pemerintah • Sistem Ekonomi adalah kumpulan berbagai unsur ekonomi yang bekerja sama dan saling berinterakksi dalam mengelola sumber daya, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dan tercapai kemakmurab • Bentuk Bentuk Sistem Ekonomi: 1. Sistem Ekonomi Kapitalis. 2. Sistem Ekonomi Sosialis. 3. Sistem Ekonomi Campuran.
  • 2. Sistem Ekonomi • Prinsip Dasar Ekonomi Kapitalis. – Semua kegiatan perekonomian direncanakan dan diatur oleh sektor swasta. – Pengelolaan sumber daya dalam kegiatan ekonomi diselenggarakan oleh sektor swata melalui mekanisme pasar. – Kelemahan Sistem Kapitalis : • sering menimbulkan: In effeciency, In Equity dan Instability. – Keunggulan Sistem Kapitalis, kegiatan ekonomi lebih mendorong produkstivitas dan effeciency.
  • 3. Sistem Ekonomi • Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Sosialis – Seluruh kegiatan ekonomi direncanakan dan diatur oleh pemerintah. – Pengelolaan sumber daya dalam kegiatan ekonomi diatur dan diselenggarakan oleh Pemerintah. – Kelemahan Sistem Sosialis, keterbatasan kebebasan individu dalam kegiatan ekonomi akan menghambat Produktivitas. – Lemahnya daya saing Individu pelaku ekonomi – Keunggulan sistem ini, kegiatan ekonomi lebih menjamin terjadinya pemerataan dan keadilan
  • 4. Sistem Ekonomi • Sistem Ekonomi Campuran. – Seluruh Kegiatan Ekonomi direncanakan dan diatur oleh pemerintah dan sektor swata. – Pengelolaan sumber daya dalam kegiatan ekonomi diselenggarakan melalui kombinasi kekuatan mekanisme pasar dan campur tangan pemerintah melalui kebijakan ekonomi makro.
  • 6. DOKTRIN EKONOMI PASAR: • Pada tahun 1900an muncul doktrin “Laissez-faire”, artinya : leave us alone (biarkan aku sendiri), atau “holds that government interfere as little as possible in economic”. Ini adalah doktrin kebebasan ekonomi (sistem ekonomi pasar); • Sistem ekonomi pasar melahirkan kegagalan pasar ( market failur ) yaitu siatuasi dimana pasar gagal mengalokasikan sumberdaya secara efesien (market failures), seperti : ineffiency, inequality, macroeconomic problems, etc) • Karena terjadi kegagalan pasar, maka setelah tahun 1900an muncul “welfate state”, yaitu sebuah doktrin yang menghendaki perlunya campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Misalnya : pajak, subsidi, JPS, pensiun, dst. MARKET ECONOMY AND MARKET FAILURES
  • 7. SISTEM EKONOMI PASAR MELAHIRKAN KEGAGALAN PASAR (MARKET FAILURES), KARENA EKONOMI DISERAHKAN KE SWASTA (INDIVIDU) MACAM-MACAM KEGAGALAN PASAR, YAITU: I. INEFFICIENCY: 1. Monopoly 2. Monopsony 3. Exsternalities 4. Public goods 5. Assymetric informations 6. Principal-agent problem (agency dilemma): Masalah yang muncul ketika seseorang yang mewakili orang lain (agent) terjadi perbedaan pendapat dengan orang yang diwakilinya (principal). Ini bisa karena conflict interest
  • 8. II. INEQUALITY: Ketidakmerataan (ketimpangan sosial ekonomi) III. MACROECONOMIC PROBLEMS: 1. High inflation and unemployment 2. Slow of economic growth SISTEM EKONOMI PASAR MELAHIRKAN KEGAGALAN PASAR (MARKET FAILURES), KARENA EKONOMI DISERAHKAN KE SWASTA (INDIVIDU)
  • 9. MARKET FAILURE • Kegagalan pasar seringkali menuntut campur tangan (intervensi) pemerintah. Tujuan campur tangan tersebut antara lain: • Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat terwujud dan eksploitasi dapat dihindarkan; • Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik monopoli yang merugikan;. 9/12/2022 Antu Panini Murshid--Principles of Macroeconomics 9
  • 10. MARKET FAILURE • Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan secara teratur dan stabil • Menyediakan barang publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan • Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari atau dikurangi 9/12/2022 Antu Panini Murshid--Principles of Macroeconomics 10
  • 12. Sistem Pembayaran Dan Alat Pembayaran Pembayaran merupakan salah satu aktivitas penting pada setiap transaksi dalam kegiatan ekonomi. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, semakin banyak dan semakin besarnya nilai transaksi serta risiko, dibutuhkan adanya sistem pembayaran dan alat pembayaran yang cepat, lancar dan aman.
  • 13. A. SISTEM PEMBAYARAN 1. Sistem Pembayaran adalah aktivitas pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. – Pembayaran ini terjadi setiap hari, melibatkan ribuan transaksi ekonomi yang beraneka ragam, seperti seperti jual beli barang dan jasa, pembelian dan pelunasan kredit, melibatkan miliaran rupiah dengan berbagai alat pembayaran seperti pembayaran tunai dengan uang kartal, Cheque, Bilyet Giro, Wesel dan lain-lain.
  • 14. 2. Lembaga yang Terkait dalam Sistem Pembayaran di Indonesia • Pelaksanaan sistem pembayaran melibatkan lembaga- Jembaga yang secara langsung maupun tidak langsung berperan dalam penyelenggaraan sistem pembayaran. Secara umum, lembaga-Iembaga yang terlibat dalam sistem pembayaran meliputi antara lain bank sentral, bank Umum, dan lembaga bukan bank, seperti kantor pos, lembaga kliring, pasar modal, lembaga penerbit kartu kredit, lembaga penyedia jasa jaringan komunikasi dibidang sistem pembayaran, dan lembaga terkait sistem pembayaran lainnya. • Masing-masing lembaga tersebut mempunyai peranan yang berbeda dalam penyelenggaraan sistem pembayaran.
  • 15. 3. Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian • Peran sistem pembayaran dalam perekonomian semakin hari semakin penting seiring dengan semakin meningkatnya volume dan nilai transaksi, serta sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi. • Dengan semakin meningkatnya transaksi dalam kegiatan ekonomi maka risiko yang ditimbulkan menjadi semakin besar. Oleh karena itu adanya gangguan pada sistem perekonomian dapat membahayakan stabilitas sistem dan pasar keuangan secara keseluruhan. • Akibatnya dapat disimpulkan bahwa peranan sistem pembayaran sangat penting dalam suatu perekonomian. Sistem pembayaran akan berperan sebagai penjaga stabilitas keuangan dan perbankan, sebagai sarana transmisi kebijakan moneter; serta sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi ekonomi suatu negara. Untuk itu, sistem pembayaran perlu diatur dan diawasi dengan baik agar sistem pembayaran berjalan dengan aman dan lancar.
  • 16. 4. Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran • Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. • Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud diatas, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut : a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter; b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; c. Mengatur dan mengawasi Bank.
  • 17. Prinsip Kebijakan Sistem Pembayaran • Dalam menjalankan mandat tersebut, Bank Indonesia mengacu pada empat prinsip kebijakan sistem pembayaran, 1. Keamanan, 2. Efisiensi, 3. Kesetaraan akses dan 4. Perlindungan konsumen
  • 18. Prinsip Kebijakan Sistem Pembayaran 1. Prinsip Keaman berarti segala risiko dalam sistem pembayaran seperti risiko likuiditas, risiko kredit, risiko fraud harus dapat dikelola dan dimitigasi dengan baik oleh setiap penyelenggaraan sistem pembayaran. 2. Prinsip efisiensi menekankan bahwa penyelanggaran sistem pembayaran harus dapat digunakan secara luas sehingga biaya yang ditanggung masyarakat akan lebih murah karena meningkatnya skala ekonomi. 3. Prinsip kesetaraan akses yang mengandung arti bahwa Bank Indonesia tidak menginginkan adanya praktek monopoli pada penyelenggaraan suatu sistem yang dapat menghambat pemain lain untuk masuk. 4. Prinsip Perlindungan artinya kewajiban seluruh penyelenggara sistem pembayaran untuk memperhatikan aspek-aspek perlindungan konsumen.
  • 19. B. UANG 1. Pengertian Uang adalah segala sesuatu yang merupakan media pertukaran atau alat pembayaran yang diterima secara umum. Semula uang merupakan komoditi, kemudian berevolusi dalam bentuk mata uang kertas dan cek. Tetapi bagaimanapun bentuk uang itu secara hakikat sama saja, sebagai alat pembayaran dalam pertukaran baik barang maupun jasa. Sistem keuangan modern kita sekarang ini menggunakan mata uang, cek, mesin uang otomatis (ATM). Sistem ini tidak muncul dalam sesaat tetapi berevolusi sepanjang masa.
  • 20. FUNGSI UANG 1. Sebagai alat tukar (medium of exchange) artinya dengan adanya uang akan mempermudah pertukaran. Dengan uang pertukaran tidak lagi harus menggunakan barang pula melainkan digantikan dengan uang. Sehingga kendala-kendala dalam barter bisa diatasi dengan adanya uang. 2. Sebagai satuan hitung (unit of account) disini uang berfungsi sebagai penentu nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. 3. Sebagai alat penyimpan nilai (store of value) disini uang berfungsi sebagai pengalih daya beli dari masa sekarang ke masa yang akan datang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
  • 21. Syarat Uang sbg Alat Tukar • Uang dapat diberlakukan sebagai alat tukar dalam per ekonomian, uang harus memenuhi dua syarat sekaligus: – Pertama, uang harus dapat memuaskan keinginan orang yang memilikinya. Syarat ini disebut syarat psikologis. – Kedua, syarat yang berkaitan dengan kondisi fisik dan teknis uang, yang disebut dengan syarat teknis.
  • 22. Syarat teknis uang meliputi 1. Tahan Lama. Tahan lama dalam artian tidak mudah rusak. 2. Nilainya Stabil. Nilainya stabil dalam artian nilai sekarang sama dengan nilai yang akan datang. Dengan demikian masyarakat percaya bahwa menyimpan uang tidak akan merugikan. 3. Mudah Dibawa-bawa. Mudah dibawa-bawa dalam artian jika melakukan transaksi dalam jumlah yang besar pemilik uang tidak mengalami kesulitan dalam pembayaran. 4. Dapat Dibagi-bagi. Dapat dibagi-bagi dalam artian pada saat melakukan transaksi sekecil apapun uang mempunyai pecahan dan nilainya tidak berkurang. 5. Jumlahnya mencukupi. Jumlahnya mencukupi dalam artian jumlah yang diperlukan dapat mendukung seluruh transaksi yang terjadi.
  • 23. SejarahUang Uang adalah produk yang dihasilkan oleh perekonomian itu sendiri. Semakin maju suatu perekonomian semakin membutuhkan sarana pertukaran yang mampu melayani perekonomian itu sendiri. Dan sejarah Uang itu sendiri melewati beberapa tahapan: 1. Pra Barter 2. Barter 3. Uang Benda 4. Uang Logam 5. Uang Tanda 6. Uang Kertas 7. Uang Giral ( Demand Deposit )
  • 24. Uang Kertas • Untuk menyelesaikan transaksi-transaksi dalam jumlah yang besar penggunaan uang yang terbuat dan logam mulia banyak mengalami kesulitan, antara lain: a. membawa uang logam dalam jumlah besar merupakan beban berat. b. memerlukan biaya transportasi yang besar dan risiko yang tinggi. c. persediaan logam emas tidak mencukupi lagi untuk volume perdagangan yang semakin besar. Dengan berlakunya uang kertas terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh antara lain: a. biaya pembuatan uang kertas relatif murah dibandingkan mencetak uang logam, b. pengiriman uang kertas dalam jumlah besar lebih mudah, c. penggunaan logam mulia dapat lebih meluas, d. penambahan jumlah uang sesuai keperluan dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga tidak mengganggu pasar.
  • 25. Uang Giral ( Demand Deposit ) • Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) di bank yang dapat ditarik setiap saat sesuai kebutuhan dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan perintah pembayaran (telegraphic transfer). • Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang diberikannya dibayar dengan uang ini.
  • 26. Terbentuknya Uang Giral 1. Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku giro bilyet. Uang tersebut sewaktu- waktu dapat diambil atau penyetor menerima pembayaran utang dari debitur melalui bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan dalam rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit. 2. Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara menjual surat berharga ke bank, selanjutnya bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit. 3. Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.
  • 28. Topik Pembahasan 1. Latar Belakang 2. Implikasi dari Denominasi Rupiah Dewasa Ini 3. Redenominasi 4. Motivasi Redenominasi Rupiah 5. Tantangan Redenominasi Rupiah 6. Simpulan dan Rekomendasi Kebijakan
  • 29. Latar Belakang • Dengan semakin berkembangnya perekonomian, jumlah digit mata uang Rupiah yg digunakan dlm transaksi dan pencatatan data statistik akan semakin bertambah. Saat ini, digit mata uang Rupiah merupakan yang terbesar kedua di dunia. Kebutuhan mata uang berdenominasi lebih besar akan meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin tumbuh dan berkembang. Kondisi tersebut akan mengakibatkan inefesiensi dalam perekonomian, ketidaknyamanan orang menggunakan rupiah, serta kendala teknis dalam transaksi non tunai dan kegiatan ekonomi pada umumnya. Hal tsb menjadi dasar pertimbangan perlunya dilakukan redenominasi rupiah
  • 30. Definisi Redenominasi • Redenominasi mata uang Rupiah adalah proses menyederhanakan penyebutan / penulisan denominasi (pecahan) Rupiah dengan cara menghilangkan sejumlah angka nol tanpa mengurangi daya beli atau nilai mata uang tersebut. • Redenominasi berbeda dengan sanering • Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang karena harga-harga barang tidakmengalami perubahan, sehingga daya beli efektif masyarakatmenurun. • Sanering pernah dilakukan Indonesia tahun 1959, nilai uang kertas diturunkan dari Rp 1.000,- menjadi Rp100,- dan dari Rp500,- menjadi Rp 50,- sehingga harga- harga barang mengalami kenaikan yang tajam. Kebijakan sanering saat itu ditujukan untuk mengurangi jumlah uang beredar akibat melonjaknya harga-harga barang dan jasa.
  • 31. Imflikasi Redeniminasi Rupiah • Inefisiensi perekonomian, terutama sebagai akibat: 1. Waktu dan biaya transaksi cukup besar. 2. Kebutuhan pengembangan infrastruktur untuk sistem pembayaran non-tunai dimasa mendatang dengan biaya yang cukup signifikan. 3. Meningkatnya biaya pengadaan uang baru dgn pecahan yg lebih besar untuk mengakomodasi kebutuhan pembayaran tunai yang semakin meningkat. • Aspek psikologis, terutama sebagai akibat: 1. Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing termasuk yang terendah diantara negara ASEAN. 2. Nilai riil uang rupiah sangat rendah diukur dari transaksi untuk membiayai keperluan masyarakat sehari-hari. • Banyaknya digit angka menimbulkan kendala teknis, terutama pada 1. alat transaksi yang digunakan sehari- hari seperti: argo taxi dan pompa bensin, mesin kasir. 2. beban penyimpanan, pengolahan dan pelaporan data. • Kendala penyajian data secara angka penuh • a.l. data PDB mencapai 16 digit. • 3. penyesuaian sistem aplikasi dari waktu kewaktu. • Terdapat transaksi dengan jumlah digit melebihi maksimal 14 digit yg tersedia dalam aplikasi sehingga harus dilakukan pemecahan transaksi.
  • 32. Efisiensi perekonomian terjadi pada banyak aspek, a.l: sistem pembayaran lebih efisien, harga-harga yang tercantum lebih sederhana, proses pencatatan, penyimpanan, pengelolaan, dan pelaporan data dalam laporan keuangan/ statistik lebih pendek, cepat, dan dapat disajikan dalam angka penuh, dan dalam aspek Teknologi Informasi, redenominasi akan mengurangi penyesuaian software dan hardware yang diperlukan terkait keterbatasan software dan hardware tersebut dalam mengakomodir digit angka yang semakin besar. Berkurangnya hambatan / kendala teknis berupa risiko kemungkinan kesalahan manusia dalam proses pembukuan transaksi atau kegiatan statistiklainnya. Untuk mengatasi tantangan dan kendala teknis, meningkatkan efisiensi perekonomian, serta memupuk kebanggan nasional akan mata uang rupiah maka diperlukan kebijakan redenominasi mata uang Rupiah. Persepsi/kepercayaan masyarakat lebih tinggi terhadap uangRupiah: • harga berubah pada kisaran yang lebih sempit • mendukung upaya mengarahkan ekspektasi inflasi ke level yang lebih rendah, • mengurangi risiko currency substitution. Hal ini mendukung nilai Rupiah yang lebih stabil, • Mendukung kesetaraan ekonomi dg kawasan dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN2015. Motivasi Pelaksanaan Redenominasi Rupiah
  • 33. 7 Prasyarat dan Tantangan Pelaksanaan Redenominasi Rupiah Kunci keberhasilan programredenominasi: 1. Stabilitas makroekonomi. 2. Dukungan yang penuh dari seluruh lapisan masyarakattermasuk pemerintah, parlemen, otoritas terkait, dan pelakubisnis. 3. Tersedianya landasan hukum yang cukup kuat yangmengatur redenominasi. 4. Sosialisasi kepada publik dan edukasi yang intensif agar: tidak terjadi kenaikan harga-harga secara berlebihan akibat tindakan pelaku ekonomi yang memanfaatkan struktur pasar oligopolistik untuk sejumlah barang kebutuhan pokok masyarakat. program redenominasi tidak dianggap sebagai program sanering, seperti yang pernah dilakukan Indonesia pada 1965. 5. Pemilihan waktu pelaksanaan yang tepat Redenominasi dilakukan apabila seluruh prasyarat yang diperlukan bagi keberhasilan program redenominasi telahterpenuhi.
  • 34. Mekanisme Pelaksanaan Redenominasi • Pada prinsipnya akan dilakukan penggantian mata uang Rupiah lama dengan Rupiah baru. Seluruh aset dan kewajiban dalam Rupiah lama (termasuk tabungan di bank), harga-harga jual beli, sewa, dan kontrak (termasuk upah dan gaji) akan di redenominasikan dengan menghilangkan angka nol misalnya sebanyak 3 buah. • Pada masa transisi harga-harga akan dinyatakan dalam 2 pecahan mata uang Rupiah lama dan Rupiah batu dan setiap orang dapat menentukan akan membayar dalam uang Rupiah lama atau Rupiah baru.
  • 37. 11 Tahapan kebijakan redenominasi • Tahap penyiapan a.l. penyusunan blue print langkah-langkah pelaksanaan, dasar hukum yg kuat (dapat berupa UU) atau produk hukum lainnya untuk pelaksanaan program redenominasi, evaluasi atas sistem pembayaran, sistem akuntansi dan TI. Penyusunan strategi komunikasi & sosialisasi kepada Pemerintah & stakeholders serta edukasi kepada masyarakat luas. Rencana pencetakan uang & strategi distribusinya. dll. • Tahap pemantapan a.l. meliputi: pelaksanaan komunikasi & koordinasi dg Pemerintah, sosialisasi kepada stakeholders & edukasi kepada masyarakat luas. Penyesuaian infrastruktur sistem pembayaran, akuntansi & TI. Dll • Tahap implementasi dan transisi: penerbitan uang baru bersama-sama dg tetap berlakunya uang lama (dual circulation); penerapan dual price tagging serta penarikan uang lama secara bertahap sesuai kebutuhan perekonomian. penerapan dual book entry/pelaporan apabila diperlukan dll. • Tahap phasing out a.l.: penarikan uang lama dan pernyataan tidak berlakunya uang lama serta penggunaan uang baru sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah. Secara garis besar, pengalaman beberapa negara yang telah melaksanakan redenominasi menempuh beberapa tahapan yang dibagi dalam 4 (empat) tahapan besar,yaitu: Agar tahapan ini berjalan lancar, kegiatan ini merupakan satu kesatuan dg kegiatan Pemerintah yang dikoordinasikan dg erat serta mendapat dukungan dari seluruh lapisanmasyarakat.
  • 38. Kesimpulan 12 1. Kita membutuhkan Redenominasi. Dengan proyeksi perekonomian Indonesia yang tumbuh pesat, banyaknya jumlah digit denominasi Rupiah dalam jangka panjang akan menyebabkan kegiatan ekonomi yg kurang efisien, ketidaknyamanan secara psikologis bagi masyarakat dalam melakukan transaksi tunai, dan menimbulkan kendala teknis. Kebijakan redenominasi merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan efisiensi perekonomian, meningkatkan kebanggaan nasional akan mata uang rupiah, dan mengatasi berbagai kendala teknis. 2. Saat ini waktu yang tepat. Dari sisi makroekonomi, perkiraan kondisi makroekonomi yg terjaga hingga tahun 2014, khususnya path inflasi yang menurun dan pertumbuhan yang meningkat, memberikan ruang yang kondusif dan timing yang tepat untuk pelaksanaan redenominasi mata uangRupiah. 3. Risiko-risiko harus di mitigasi. Terutama risiko ketidakpastian ekonomi global maupun kondisi sosial politik di dalam negeri dan utamanya dukungan penuh darimasyarakat
  • 39. Rekomendasi 13 1. Redenominasi menjadi Komitmen Nasional. Koordinasi ygbaik dg Pemerintah diperlukan untuk menyusun program stabilisasi makroekonomi yang terpadu shg stabilitas perekonomian dapatterjaga s.d. 2014 sehingga kondusif bagi pelaksanaan redenominasi Rupiah. Selain itu, dukungan politis dari DPR juga perlu digalang utk menciptakan kondisi sosial politik yg kondusif selain dukungan dari masyarakat luas. Persiapan yang matang serta penanganan mitigasi risiko yang komprehensif juga perlu dilakukan untuk mendukung keberhasilan programredenominasi. 2. Masih perlu dilakukan kajian lanjutan yang lebih mendalam dengan dukungan data dan informasi yang lebih komprehensif, termasukmelalui survei terhadap masyarakat luas, perbankan dan sektor keuangan, serta lembaga terkaitlainnya. 3. Komunikasi dan Sosialisasi intensif kepada seluruh lapisan masyarakat.
  • 41. 1. PENGERTIAN APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN. Adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN ini merupakan rencana kerja pemerintahan Negara dalam rangka meningkatkan hasil-hasil pembangunan secara berkesinambungan serta melaksanakan desentralisasi fiskal.
  • 42. 2. TUJUAN APBN • Tujuan APBN adalah sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara dalam melaksanakan kegiatan kenegaraan untuk meningkatkan produksi dan kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bagi masyarakat.
  • 43. 3. FUNGSI APBN Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan ekonomi anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Dengan demikian APBN melaksanakan beberapa fungsi antara lain :  Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.  Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
  • 44. FUNGSI APBN  Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.  Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.  Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.  Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
  • 45. 4. PRINSIP PENYUSUNAN APBN a. Prinsip Penyusunan APBN Berdasarkan Aspek Pendapatan – Intensifikasi penerimaan anggaran dalam hal jumlah dan kecepatan penyetoran. – Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara, misalnya sewa atas penggunaan barang-barang milik negara. – Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dari denda yang telah dijanjikan. b. Prinsip Penyusunan APBN Berdasarkan Aspek Pengeluaran – Hemat, tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. – Terarah, terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan. – Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan/potensi nasional.
  • 46. 5. AZAS PENYUSUNAN APBN 5. Azas Penqusunan APBN – Penyusunan program pembangunan tahunan dituangkan dalam APBN dengan berazaskan: – Kemandirian, artinya sumber penerimaan dalam negeri semakin ditingkatkan. – Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas. – Penajaman prioritas pembangunan. 6. Landasan Hukum APBN – UUD 1945 pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 – Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
  • 47. 7. PENYUSUNAN APBN Dalam menyusun anggaran, penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dihadapkan dengan berbagai ketidak pastian. Setidaknya terdapat enam sumber ketidakpastian yang berpengaruh besar dalam penentuan volume APBN yakni a. harga minyak bumi di pasar internasional; b. kuota produksi minyak mentah yang ditentukan OPEC; c. pertumbuhan ekonomi; d. inflasi; e. suku bunga; dan f. nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD).
  • 48. 8. Pertanggungjawaban Pengelolaan APBN 8. Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Negara • Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum.
  • 49. SUMBER PENERIMAAN NEGARA Sumber Penerimaan Dan Pengeluaran Negara • Secara garis besar APBN terdiri dari 5 (lima) komponen utama yaitu : a. Pendapatan Negara dan Hibah; b. Belanja Negara; c. Keseimbangan Primer; d. Surplus/Defisit Anggaran; dan e. Pembiayaan.
  • 50. STRUKTUR APBN INDONESIA APBN secara lebih rinci adalah sebagai berikut I. Pendapatan Negara dan Hibah a. Penerimaan Dalam Negeri Penerimaan Perpajakan Penerimaan Negara Bukan Pajak b. Hibah II. Belanja Negara A. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat - Pengeluaran Rutin - Pengeluaran Pembangunan B. Anggaran Belanja Untuk Daerah - Dana Perimbangan - Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang III. Keseimbangan Primer IV. Surplus/Defisit Anggaran V. Pembiayaan A. Pembiayaan Dalam Negeri B. Pembiayaan Luar Negeri