1. Obat untuk mata ada yang diminum selain yang diteteskan langsung ke dalam bola mata. Yang
diteteskan ke dalam bola mata ada yang dalam bentuk cairan, krim, dan salep. Isi obatnya sama,
namun bentuk sediaannya yang berbeda.
Obat mata sendiri ada beragam. Ada yang untuk sekadar rnernbersihkan mata, ada yang untuk
meredakan infeksi, selain untuk penyakit mata khusus, seperti bola mata bertekanan tinggi
(glaucoma), lensa mata keruh (cataract), atau ada reaksi otoimun (autoimmune diseases) pada
bola mata sehingga terbentuk peradangan pada iris orang-orangan mata.
Tidak semua obat mata dijual bebas. Sebagian beau ditebus dengan resep dokter. Obat mata yang
dijual bebas bukan berarti boleh seenaknya dipakai. Kebanyakan obat mata tanpa resep dokter
hanya untuk membersihkan mata, atau sebagai antisepsis mata belaka. Bila mata kemasukan
debu atau kotoran, obat mata warung boleh digunakan. Tidak boleh apabila mata merah
terinfeksi.
Mata merah
Pemakaian obat mats yang salah alamat bukan saja tidak menyembuhkan penyakit matanya,
bisajadi malah terjadi penyulit. Mata merah bertambah parah bila diberi obat tetes mata warung.
Mata merah sendiri juga bukan hanya satu jenisnya. Selain infeksi, baik oleh virus, kuman, atau
jamur, mata juga bisa merah kalau mengidap glaucoma, alergi, atau terkena trauma.
Obat tetes mata sebaiknya tidak disimpan dan langsung dibuang walaupun belum habis. Selain
sudah berubah sifat khasiatnya, obat tetes mata yang berisi antibiotika, mungkin sudah tercemar
bibit penyakit matanya pada saat-saat orang memakainya (ujung botol obat matanya menyentuh,
atau tersentuh bola mata, bulu mata, yang sedang ada bibit penyakitnya). Oleh karenanya, tidak
setiap mata merah sama jenis penyakitnya, obat matanya pun belum tentu sama. Pemakaian obat
mata yang salah alamat tidak boleh terjadi. Sayang kalau mata menjadi rusak, cacat, mungkin
terancam kebutaan hanya gara-gara sembrono memakai obat mata swamedikasi.
Obat tetes mata atau Guttae Opthalmicae adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi,
digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak
mata dan bola mata. (FI III, hal 10).
Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat,
nilai isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet, sterilisasi dan kemasan yang
tepat. Zat tambahan yang biasa dipakai adalah dapar pH, pengatur tonisitas (NaCl), pengatur
viskositas (contoh PEG, PVP), pengatur tegangan permukaan, dan pengawet
Cairan mata isotonik dengan darah dan nilai isotonisitasnya sama dengan larutan NaCl P 0,9 %.
Tujuan penggunaan dapar pH adalah untuk mencegah kenaikan pH yang disebabkan oleh
pelepasan lambat ion hidroksil dari wadah kaca. Kenaikan pH dapat mengganggu kelarutan dan
stabilitas obat. Garam alkaloid paling efektif pada pH optimal untuk pembentukan basa bebas
tidak terdisosiasi. Tetapi pada pH ini obat mungkin menjadi tidak stabil, sehingga pH harus
diatur dan dipertahankan tetap dengan penambahan dapar. Air mata mempunyai kapasitas dapar
yang baik. Obat mata akan merangsang pengeluaran air mata dan penetralan akan terjadi dengan
cepat asalkan kapasitas dapar larutan obat tersebut kecil (jumlah mol asam dan basa konjugat
2. dari pendapar kecil). Garam alkaloid bersifat asam lemah dan kapasitas daparnya lemah. Satu
atau dua tetes larutan obat mata ini akan dinaikkan pHnya oleh air mata
Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada rongga sinus. Sinus atau sering pula disebut dengan sinus
paranasalis adalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di sekitar
wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak. Rongga ini berjumlah empat pasang kiri
dan kanan. Sinus frontalis terletak di bagian dahi, sedangkan sinus maksilaris terletak di belakang pipi.
Tetes Telinga:
•Berbaring / tengadahkan kepala sehingga telinga yang akan diobati menghadap ke atas.
•Kocok botol untuk mencampur obat telinga dengan baik.
•(Untuk orang dewasa ) : Tarik daun telinga keatas dan kebelakang untuk meluruskan liang telinga.
•( Untuk anak – anak ) : Tarik daun telinga kebawah dan kebelakang.
•Teteskan obat tetes telinga sebanyak yang dianjurkan ke liang telinga.
•Telinga tetap menghadap keatas sampai 5 menit agar cairan obat masuk ke telinga
Tetes Hidung :
•Bersihkan hidung dengan cara mengeluarkan ingus
•Kocok obat hidung
•Tengadahkan kepala sambil duduk/berdiri/berbaring telentang dengan kepala tergantung dipinggir
tempat tidur
•Masukkan aplikator sekitar 1 cm kedalam hidung tanpa menyentuh sisi dalam hidung
•Teteskan sejumlah yang dianjurkan
•Tetaplah tengadah sampai 1-2 menit supaya obat merata keseluruh bagian hidung
Semprotan Hidung :
•Bersihkan hidung
•Kocok kuat –kuat obat untuk meratakan aerosol
•Tengadahkan sedikt kepala
•Tutup satu cuping hidung dengan jari, dan masukkan ujung botol semrot kedalam cuping hidung
satunya
•Aktifkan semprotan hidung, dan pada saat yang sama, tarik napas perlahan melalui cuping hidung.
Hembuskan napas melalui mulut
•Ulangi untuk cuping hidung yang sebelahnya
•Bersihkan ujung alat yang masuk kehidung sebelum ditutup kembali
Tetes Mata :
•Cuci tangan
3. •Kocok supaya tetes mata tercampur dengan baik
•Tengadahkan kepala dan lihat keatas
•Pegang alat penetes sedekat mungkin dengan kantong pelupuk mata bawah tanpa menyentuhnya
•Teteskan 1 tetes kedalam kantong mata, dan tutup mata perlahan – lahan untuk mencegah jangan
sampai obat menetes keluar mata
•Terus tutup mata sampai 1-2 menit sambil lubang air mata ditekan sedikit. Apabila harus meneteskan
obat lain, tunggu 5 menit sebelum kembali meneteskan obat kedalam mata.
Cara Menggunakan Obat Tetes Telinga
1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun.
2. Pastikan kondisi ujung botol atau pipet tetes tidak rusak.
3. Bersihkan telinga bagian luar dengan menggunakan air hangat atau kain lembab dengan hatihati, kemudian dikeringkan.
4. 4. Hangatkan obat tetes telinga dengan memegang botolnya menggunakan tangan selama
beberapa menit. Kocok botol obat tetes.
5. Miringkan kepala sehingga telinga yang akan diberikan obat menghadap ke atas.
A. Untuk dewasa: tarik daun telinga ke atas dan ke belakang untuk meluruskan saluran
telinganya.
B. Untuk anak <3 tahun: tarik daun telinga ke bawah dan ke belakang untuk meluruskan saluran
telinganya.
6. Teteskan obat sesuai dengan dosis pemakaian pada lubang telinga. Pertahankan posisi kepala
2-3 menit. Tekan secara lembut kulit penutup kecil telinga atau gunakan kapas steril untuk
menyumbat lubang telinga agar obat dapat mencapai dasar saluran telinga.
5. 7. Pasang kembali tutup botol tetes telinga dengan rapat, jangan menyeka atau membilas ujung
botol tetes.
8. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang mungkin menempel.
. By thieneetnt Tetes Telinga • Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang
digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain,
tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air (FI III). • Tetes telinga adalah
bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada telinga dengan cara diteteskan atau
dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin
telinga) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit (Ansel) • Tetes telinga adalah
bahan obat yang dimasukkan ke dalam saluran telinga, yang dimaksudkan untuk efek lokal,
dimana bahan – bahan obat tersebut dapat berupa anestetik lokal, peroksida, bahan – bahan
antibakteri dan fungisida, yang berbentuk larutan, digunakan untuk membersihkan,
menghangatkan, atau mengeringkan telinga bagian luar. • Tetes telinga adalah bentuk dari obat
yang digunakan untuk mengobati dan mencegah infeksi telinga, khususnya infeksi pada telinga
bagian luar dan saluran telinga (otitis eksterna). Anatomi dan Fisiologi telinga Telinga manusia
terdiri dari 3 bagian : telinga luar, tengah, dan dalam. 1. Telinga bagian luar, tengah dan koklea
pada telinga bagian dalam merupakan alat –alat pendengaran, sedangkan saluran semisirkularis
dan bagian-bagian lain pada telinga dalam mengontrol keseimbangan. Telinga luar terdiri dari
daun telinga dan saluran pendengaran luar; suara masuk ke dalam saluran hingga sampai ke
gendang telinga. Saluran pendengaran merupakan rongga pada tubuh manusia yang hanya
dilapisi dengan jaringan epidermis (kulit). Saluran eksternal mempunyai panjang kira-kira 2,6
cm, dan pembengkakan pada saluran telinga ini akan terasa sangat menyakitkan karena tidak ada
jaringan sub kutan untuk mengurangi tekanan dan peregangan kulit. Infeksi telinga bagian luar
(otitis eksterna) biasanya meliputi sakit ketika menarik atau memindahkan cuping telinga, dan
mungkin pula terjadi pengaliran lilin telinga. Kadang – kadang diperlukan untuk memindahkan
kotoran dan lilin telinga (serumen) dengan membasuh saluran telinga dan kemudian
6. menambahkan larutan asam (asam asetat atau aluminium asetat yang diencerkan) untuk
menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.
2. By thieneetnt 2. Telinga tengah terdiri dari gendang telinga dan rongga timpani. Lubang
timpani adalah kantung yang berisi udara yang mengandung tulang – tulang pendengaran, yaitu
maleus, inkus, dan stapes. Rongga ini dihubungkan ke faring melalui saluran eustachius yang
berfungsi menjaga tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga agar tetap berada dalam
kesetimbangan. Infeksi telinga tengah biasanya bersamaan dengan infeksi pada bagian
nasofaring melalui saluran eustachius. Pembengkakan pada telinga tengah disebut sebagai otitis
media. 3. Telinga bagian dalam atau labirin merupakan rangkaian kompleks dari saluran –
saluran yang berisi cairan yang dalam sebagian besar berperan mengontrol keseimbangan
seseorang. Serumen (DOM King : 153-154) Serumen (lilin telinga) adalah campuran dari sekret
kelenjar sebaseus dan serumen. Kelenjar ini terletak pada 1 cm bagian luar pada saluran telinga.
Lilin telinga terdiri dari lipid, asam – asam lemak, mukoprotein, alcohol lilin, dan bahan – bahan
lipofilik lainnya. Serumen berfungsi sebagai lubrikan dan perlindungan dan menyingkirkan debu,
dan benda – benda asing lainnya yang masuk ke dalam saluran eksternal. Normalnya, serumen
itu kering dan keluar dari telinga, tetapi serumen dapat terakumulasi menjadi bentuk yang
kompak dan kemungkinan dapat menutup saluran telinga. Infeksi telinga luar dapat disebabkan
oleh beberapa hal, antara lain kelembaban yang cukup tinggi, adanya sel – sel epithelium, dan
kondisi pH yang alkali yang menyediakan kondisi yang ideal untuk pertumbuhan
mikroorganisme pada rongga yang hangat ini. Beberapa flora yang terdapat pada telinga luar
adalah Micrococci (aureus dan ulbus) dan Corynebacteria. Kurang dari 1 % dari telinga normal
mengandung Pseudomonas aeruginosa. Ketika sel epitel mengalami luka, infeksi dapat timbul,
terutama sekali ketika telinga berada dalam kondisi yang lembab. Infeksi telinga luar (otitis
eksternal) dapat diobati dengan kortikosteroid (suspensi atau larutan) dalam propilen glikol dan
polietilen glikol. Penggunaan bahan ini juga kadang bersamaan dengan antibiotik yang selektif
berdasarkan aktivitasnya melawan Pseudomonas aeruginosa. Infeksi telinga tengah (DOM
Martin : 910) Pembengkakan pada telinga tengah biasanya bersamaan dengan pembengkakan
rongga hidung yang terhubung melalui saluran eustachius. Infeksi ini biasanya sangat sakit dan
diikuti dengan kehilangan pendengaran secara parsial dan demam. Penggunaan antibiotik
membawa perubahan yang sangat luar biasa dalam pengobatan otitis media. Bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi ini antara lain Proteus dan Pseudomonas.
3. By thieneetnt Preparat untuk melepaskan kotoran telinga (Ansel : 567) Kotoran telinga
adalah campuran sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea dari saluran telinga bagian luar.
Tumpukan kotoran telinga yang berlebihan dalam telinga dapat menimbulkan gatal, rasa sakit,
gangguan pendengaran dan merupakan penghalang bagi pemeriksaan secara otologik. Telah
bertahun-tahun minyak mineral encer, minyak nabati, dan hydrogen peroksida digunakan untuk
melunakkan kotoran telinga yang terjepit agar dapat dikeluarkan. Baru-baru ini, larutan surfaktan
sintetik dikembangkan untuk aktivitas cerumenolitik dalam melepaskan lilin telinga. Salah satu
bahan ini, kondensat dari trietanolamin polipeptida oleat, dalam perdagangan diformulasikan
dalam propilen glikol, yang digunakan sebagai pengemulsi kotoran telinga sehingga membantu
pengeluarannya. Tata cara dalam membuang lilin atau kotoran telinga biasanya dimulai dengan
menempatkan larutan otik pada saluran telinga dengan posisi kepala pasien miring 45o , lalu
memasukkan gumpalan kapas untuk menahan obat dalam telinga selama 15 – 30 menit, disusul
dengan menyemprot saluran telinga dengan air hangat perlahan-lahan memakai penyemprot
7. telinga dari karet yang lunak. Preparat telinga untuk antiinfeksi, antiradang, dan analgetik (Ansel
: 568) Obat-obat yang digunakan pada permukaan bagian luar telinga untuk melawan infeksi
adalah zat – zat seperti kloramfenikol, kolistin sulfat, neomisin, polimiksin B sulfat dan nistatin.
Pada umumnya zat – zat ini diformulasikan ke dalam bentuk tetes telinga (larutan atau suspensi)
dalam gliserin anhidrida atau propilen glikol. Pembawa yang kental ini memungkinkan kontak
antara obat dengan jaringan telinga yang lebih lama. Selain itu karena sifat higroskopisnya,
memungkinkan menarik kelembaban dari jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan
membuang lembab yang tersedia untuk proses kehidupan mikroorganisme yang ada. Untuk
membantu mengurangi rasa sakit yang sering menyertai infeksi telinga, beberapa preparat otik
antiinfeksi juga mengandung bahan analgetika seperti antipirin dan anestetika local seperti
lidokain dan benzokain. pH optimum untuk larutan berair yang digunakan pada telinga utamanya
adalah dalam pH asam. Fabricant dan Perlstein menemukan range pH antara 5 – 7,8. keefektifan
obat telinga sering bergantung pada pH-nya. Larutan alkali biasanya tidak diinginkan karena
tidak fisiologis dan menyediakan media yang subur untuk penggandaan infeksi. Ketika pH
telinga berubah dari asam menjadi alkali, bakteri dan fungi akan tumbuh lebih cepat. Sering
perbedaan dalam keefektifan antara dua obat yang sama itu adalah karena kenyataan bahwa yang
satu asam sedangkan yang lainnya basa (Scoville’s : 257) Larutan untuk telinga biasanya
memakai wadah botol drop dan harus jernih atau dalam bentuk suspensi yang seragam
(Scoville’s : 257)