1. Dokumen tersebut membahas tentang fungsi biologi protein dan klasifikasi lipid. Protein dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan fungsinya seperti enzim, transporter, struktural dan lainnya. Lipid dibagi menjadi trigliserida, fosfolipid dan jenis lainnya.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Lehninger (1990) protein dengan deret asam-asam amino tertentu
memungkinkan molekul ini menjalankan berbagai fungsi tertentu. Secara garis besar berdasar
fungsi biologinya protein dibagi menjadi beberapa golongan (tabel 5).
Enzim. Protein yang mempunyai kekhususan tinggi dan paling bervariasi adalah
protein yang mempunyai aktivitas katalisa yakni enzim. Hampir semua reaksi biomolekul
organik didalam sel dikatalisa oleh enzim. Ada sekitar 2.000 jenis enzim yang mempunyai
reaksi katalisa berbeda ditemukan dalam berbagai bentuk kehidupan (Lehninger, 1990). Pada
perkembangannya enzim dapat diisolasikan dengan berbagai tingkat kemurnian dan
dikristalisasikan yang akhirnya diperjual belikan secara umum. Ada beberapa enzim yang
dipergunakan secara umum pada kehidupan sehari-hari, misal enzim papain digunakan untuk
melunakkan daging dan enzim renin untuk proses fermentasi pembuatan keju (Page, 1985).
Lipida (dari kata Yunani, Lipos, lemak) dikenal oleh masyarakat awam sebagai
minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Istilah "lipida"
mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofob, yang esensial
dalam menyusun struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida tidak
larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti
eter atau kloroform.
Lipid digolongkan menurut karakteristik kelarutannya. Lipid didefinisikan sebagai zat yang
tidak larut dalam air, yang dapat diekstrak dari sel melalui pelarut organik seperti eter dan
benzen. Lipid yang ditemukan dalam tubuh manusia dapat di bagi ke dalam empat kelas
menurut struktur molekulnya, yaitu lemak, phosfolipid, malam (lilin), dan steroid.
B. TUJUAN
Untuk Mengetahui Fungsi Biologi Protein, Sifat asam amino, Klasifikasi Lipid, Sifat Asam
Lemak, dan Reaksi penting asam lemak.
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
1. FUNGSI BIOLOGI PROTEIN
Protein transpor. Protein transpor adalah protein yangberfungsi sebagai pengangkutan dari zat
makanan (Page, 1985). Protein transpor di dalam plasma darah mengikat dan membawa
molekul atau ion spesifik dari satu organ ke organ lain. Misal, haemoglobin pada sel darah
merah mengikat oksigen ketika darah melalui paru-paru dan membawanya ke jarinagn perifer
dan oksigen dipergunakan untuk melakukan oksidasi nutrien yang menghasilkan energi.
Plasma darah mengandung lipoprotein (LDL, HDL, VLDL) yang membawa lipid dari hati ke
organ lain (Lehninger, 1990).
Protein nutrien dan penyimpan. Protein penyimpan mempunyai fungsi sebagai penyimpan
dari zat makanan (Page, 1985). Beberapa biji dari tanaman berfungsi menyimpan protein
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio tanaman, misal biji gandum, beras dan jagung.
Ovalbumin protein utama pada putih telur dan kasein protein utama pada susu, juga
merupakan contoh protein penyimpan yang diperlukan oleh pertumbuhan anaknya. Protein
feritin merupakan protein jaringan hewan penyimpan besi (Lehninger, 1990).
Protein kontraktil atu motil. Protein kontraktil berfungsisebagai mekanik atau penggerak
(Page, 1985). Protein kontraktil mempunyai kemampuan untuk berkonstraksi, mengubah
bentuk atau bergerak. Aktin dan miosin merupakan protein filamen yang berfungsi di dalam
sel kontraktil otot rangka dan banyak sel bukan otot. Tubulin akan membentuk mikrotubul
yang merupakan komponen penting dari flagela dan silia yang berfungsi untuk penggerak sel
(Lehninger, 1990).
Protein struktural. Protein struktural berfungsi sebagai struktur penyusun dari struktur biologi
(Page, 1985). Protein struktural mempunyai peran sebagai filamen, kabel atau lembaran
penyanggah untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Kolagen merupakan
komponen utama dari urat dan tulang rawan yang mempunyai daya tegang yang amat tinggi.
Elastin merupakan protein pada persendian yang mampu merenggang kedua dimensi. Keratin
terdapat pada rambut, kuku dan bulu burung merupakan protein yang tidak larut dan liat
(Lehninger, 1990).
Protein pertahanan. Protein pertahanan berfungsi sebagai perlindungan bagi kekebalan tubuh
dan darah (Page, 1985). Protein ini mempertahankan organisme dalam melawan serangan
oleh spesies lain atau melindungi dari luka. Imunoglobin merupakan protein khusus yang
3. 3
dibuat di limposit bersifat dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan
bakteri, virus atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan trombin berguna untuk
pembekuan darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular,
toksin bakteri dan risin (protein tumbuhan beracun) berfungsi didalam pertahanan tubuh
(Lehninger, 1990).
Protein pengatur. Protein pengatur berfungsi sebagai pengatur dari metabolisme sel (Page,
1985). Diantara jenis protein ini ada yang berfungsi sebagai hormon misal insulin yang
mengatur metabolisme gulapituitari (hormon pertumbuhan) dan paratiroid mengatur transpor
Ca dan fosfat, prorein represor mengatur biosintesa enzim sel bakteri (Lehninger, 1990).
Macam protein berdasarkan susunan asam aminonya
Suhardjo dan kusharto (1992) menggolongkan protein berdasarkan macam asam amino yang
membentuknya menjadi 3 golongan sebagai berikut:
Protein sempurna (complete protein). Protein sempurna yaitu protein yang mengandung
asam-asam amino esensial lengkap baik macam atau jumlahnya. Asam amino ini dapat
menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kehidupan jaringan yang ada. Umumnya pada
protein hewani merupakan protein sempurna dan mempunyai nilai biologis yang tinggi, misal
kasein pada susu dan albumin pada putih telur.
Protein tidak sempurna (incomplete protein). Protein tidak sempurna tidak mengandung atau
sangat sedikit berisi satu atau lebih asam-asam amino esensial, sehingga tidak dapat
menjamin pertumbuhan dan pertahanan jaringan. Contoh dari protein ini adalah zein protein
dari jagung dan protein nabati lainnya.
Protein kurang sempurna (partially complete protein). Protein ini mengandung asam-asam
amino lengkap tetapi beberapa diantaranya berjumlah sedikit. Protein ini dapat menjamin
pertumbuhan tetapi tidak dapat menjamin pertahanan kehidupan jaringan. Contoh: legumin
pada kacang-kacangan dan gliadin pada gandum.
Lemak
Lemak atau lipida adalah senyawa organik berminyak yang tidak larut dalam air, yang dapat
diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar seperti kloroform dan eter. Kebanyakan
lipida dibangun oleh komponen yang bernama asam lemak yaitu asam organik berantai
panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24, mempunyai gugus karboksil tunggal
dan ekor hidrokarbon non polar yang panjang. Ekor hidrokarbon ini mentyebabkan lipida
bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak (Lehninger, 1990).
4. 4
Dalam pangan dikenal lemak dan dan minyak. Pada suhu kamar (23oC) lemak bersifat padat
dan minyak bersifat cair. Lemak pada umumnya mengandung asam lemak jenuh tinggi
sedang minyak cenderung mengandung asam lemak berikatan rangkap (Suhardjo dan
Kusharto, 1992).
Menurut Page (1985) ada beberapa jenis lipida atau lemak utama dan menggambarkan klas-
klas senyawa yang banyak berbeda yang termasuk golongan lipida, yaitu:
1. Asam lemak: asam karboksilat alifatik berantai panjang.
2. Alkohol lemak: alkohol alifatik berantai panjang.
3. Lipida netral:
a. Gliserol mono, di- dan tri-asil (ester dengan gliserol).
b. Eter gliserol.
c. Malam: ester dengan asam lemak dengan sembarang alkohol selaingliserol.
4. Fosfogliserida: turunan asam fosfatida (banyak bertalian dengan membran).
5. Spingolipida: pada umumnya bertalian dengan aringan sistem syaraf.
6. Terpena: termasuk berbagai senyawa tak jenuh seperti minyak-minyak esensial dan zat
aroma, vitamin A,
pigmen visual dari retina dan klorofil.
7. Steroida: senyawa alisiklik berlingkar campuran termasuk kolesterol dan hormon
steroida.
8. Lipida terkonjugasikan:
a. Lipoprotein (larut dalam air).
b. Proteolipida (tak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak).
c. Lipopolisakarida.
9. Prostaglandin: lipida yang dihasilkan dari asam poli lemak tak jenuh yang berak- tivitas
biologik tinggi.
10. Hidrokarbon: hodrokarbon-hidrokarbon jenuh dan tak jenuh terdapat dimana saja di
alam.
5. 5
2. SIFAT ASAM AMINO
1. Sifat amfoter (amfiprotik)
a. Asam amino dengan gugus karboksil menyebabkan sifat asam karena gugus [-COOH]
dapat melepas ion H+ membentuk COO.
b. Asam amino dengan gugus amino menyebabkan sifat basa karena gugus [-NH2] dapat
melepas ion H+ membentuk – NH3+
c. Sifat senyawa demikian disebut amfoter (bereaksi baik dengan asam maupun basa)
d. Pembentukan ion tersebut disebut dengan ion zwitter.
Asam amino bersifat amfoter, maka:
1. jika direaksikan dengan asam, maka asam amino akan menjadi suatu kation.
2. jika direaksikan dengan basa, maka asam amino akan menjadi suatu anion.
2. Sifat optis aktif
Semua senyawa asam amino mempunyai atom C asimetris (spiral) sehingga bersifat optis
aktif, artinya dapat memutar bidang polarisasi kecuali glisin.
Glisin adalah satu-satunya asam amino yang tidak bersifat optis aktif.
3. KLASIFIKASI LIPID
1. LIPID
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber
energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh
diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa
disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi.
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel,
sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi
rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh.
2. KLASIFIKASI LIPID
2.2.1 Lemak/Trigliserida
Lemak merupakan estergliserol yang terbentuk dari dua jenis molekul yang lebih kecil
melalui reaksi dehidrasi. Lemak tersusun dari dua jenis molekul, yaitu gliserol dan asam
lemak. Dalam pembentukan lemak, tiga asam lemak masing- masing berikatan dengan
gliserol melalui ikatan ester, suatu ikatan antara gugus hidroksil dengan gugus karboksil.
Karena itu, lemak disebut juga triasilgliserol; di samping nama lain trigliserida. Asam lemak
pada dalam suatu molekul lemak bisa sama ketiga-tiganya (seperti pada contoh gambar di
bawah), atau bisa terdiri atas dua atau tiga jenis asam lemak yang berlainan.
6. 6
- Gliserol
Gliserol merupakan sejenis alkohol yang memiliki tiga karbon, yang masing-masingnya
mengandung sebuah gugus hidroksil.
- Asam Lemak
Asam lemak adalah asam karboksilat dengan jumlah atom karbon banyak. Biasanya asam
lemak mengandung 4 – 24 atom karbon, dan mempunyai satu gugus karboksil. Bagian alkil
dari asam lemak bersifat nonpolar, sedangkan gugus karboksil bersifat polar. Bila bagian alkil
asam lemak mengandung ikatan rangkap, dinamakan asam lemak tak jenuh.Contohnya asam
oleat. Sebaliknya, bila tidak memiliki ikatan rangkap dinamakan asam lemak jenuh, seperti
pada asam stearat dan asam palmitat. Ester gliserol yang terbentuk dari asam lemak tak jenuh
dinamakan minyak, sedangkan yang berasal dari asam lemak jenuh dinamakan lemak. Titik
leleh lemak lebih tinggi daripada minyak, sehingga minyak cenderung mencair pada suhu
kamar.
2.2.2 Fosfolipid
Phosfolipid serupa dengan lemak, yaitu merupakan suatu ester gliserol, tetapi, phosfolipid
hanya mengandung dua asam lemak, yang terikat pada atom C nomor 1 dan nomor 2 dari
gliserol, sedangkan atom C nomor tiga diesterkan oleh asam phosfat, yang telah mengikat
gugus alkohol jenis lain, seperti kolin, etanolamin, serin, dan inositol. Karena itu, phosfolipid
diberi nama menurut gugus alkohol yang terikat pada asam phosfatnya, misalnya
phosfatidilkolin (gugus alkohol mengikat kolin), phosfatidil etanolamin (mengikat
etanolamin), phosfatidil serin, dan nama lainnya. Struktur umum dari phosfolipid ditunjukkan
pada gambar berikut:
Akibat atom karbon nomor 3 mengikat gugus phosfat menimbulkan sifat dualisme dari
phosfolipid. Dua rantai panjang dari asam lemak yang terikat pada ke-dua atom karbon
bersifat nonpolar, sedangkan atom ketiga mengikat gugus phosfat yang polar. Akibat
dualisme ini, phosfolipid cenderung membentuk bilayer (lapis ganda) di dalam larutan air
dengan ekor (rantai asam lemak) mengarah ke bagian dalam dan kepala (gugus phosfat) yang
polar mengarah ke bagian luar atau larut dalam air, seperti ditunjukkan pada gambar 18.10.
prilaku ini sama dengan anion asam lemak (sabun), membentuk misel.
Phosfolipid membentuk bagian signifikan dari membran sel. Gambar berikut menunjukkan
membran sel dalam bentuk bilayer phosfolipid dengan protein terbesar didalamnya. Membran
sel yang pertama berfungsi untuk mencegah kerja sel dari cairan ekstraselular di sekitarnya.
Fungsi lapisan kedua untuk memberikan jalan bagi nutrien dan bahan kimia lain yang
diperlukan agar masuk kedalam sel, sementara produk yang sudah tidak diperlukan harus
dapat dikeluarkan dalam sel.
7. 7
2.2.3 Malam/Lilin
Jenis yang mirip dengan fosfolipid dan lemak adalah malam (waxe) merupakan suatu ester
yang mirip dengan fosfolipid. Perbedaannya, malam melibatkan alkohol monohidroksi dalam
gliserolnya dengan rantai panjang. Malam merupakan lapisan pelindung pada buah- buahan
dan daun-daunan, juga disekresi oleh serangga. Misalnya sekresi kelenjar lebah, adalah
golongan mirisil palmitat.
2.2.4 Steroid
Steroid adalah golongan lipid yang mempunyai karakteristik dari jenis struktur penyatuan
cincin karbon. Steroid tidak mengandung asam lemak ataupun gliserol, karenanya tidak dapat
mengalami penyabunan. Steroid meliputi empat golongan, yaitu kolesterol, hormon,
adrenokortikoid, hormon seksual, dan asam empedu.
Kolesterol ditemukan dalam semua organisme dan merupakan bahan awal untuk
pembentukan asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D. Walaupun kolesterol esensial
bagi mahluk hidup, tapi berimplikasi terhadap pembentukan ‘plek’ pada dinding pembuluh
nadi (suatu proese yang disebut arteosclerosis, atau pengerasan pembuluh), bahkan dapat
mengakibatkan penyumbatan. Gejala ini penting terutama dalam pembuluh yang memasok
darah ke jantung. Penyumbatan pada pembuluh ini menimbulkan kerusakan jantung, yang
pada gilirannya dapat menimbulkan kematian akibat serangan jantung.
Hormon adrenokortikoid disintesis dalam kelenjar adrenalin, yang terlibat dalam pengaturan
air dan keseimbangan elektrolit, serta dalam metabolisme protein dan karbohidrat. Misalnya,
kortisol memperlambat penyusunan protein sehingga asam amino normal yang dipakai untuk
tujuan ini dapat digunakan oleh hati untuk mensintesis glukosa ekstra.
Hormon seks yang penting pada laki-laki adalah testoteron, hormon ini yang mengendalikan
pertumbuhan reproduksi organ dan rambut, serta untuk mengembangkan struktur otot dan
suara khas laki-laki. Terdapat dua jenis hormon seks perempuan, terutama progesteron dan
golongan estrogen, salah satunya adalah estradiol. Hormon-hormon ini menyebabkan
perubahan berkala dalam sel telur dan uterus yang bertanggung jawab terhadap daur
menstruasi. Selama kehamilan, progesteron berada pada tingkat yang tinggi, dan
dipertahankan untuk mencegah ovulation. Dan sebagai kendali terhadap kelahiran
menggunakan progesteron jenis tertentu yang disebut etinodiol diasetat.
8. 8
4. SIFAT ASAM LEMAK
Suatu asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan karboksil
terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam. Walaupun asam
lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat-atau enam- adalah lazim
ditemukan, namun triasilgliserolutama ditemukan pada tumbuh-tumbuhan memiliki asam
lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak
jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak
jenuh memiliki satu atau lebih ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi
geometris cis. Asam lemak tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda
(masing-masing, asam lemak monoenoat dan dienoat); namun, asam lemak olefinik dengan
tiga (trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan secara alamiah
(Armstrong, 1995).
Molekul asam lemak memiliki daerah hidrofobik dan daerah hidrofilik sekaligus. Dua sifat
yang saling bertolak belakang dalam satu molekul inilah yang umumnya mendasari berbagai
fungsi biologis lipid. Ekor hidrokarbon asam lemak cenderung saling berkumpul sedemikian
rupa sehingga hanya sedikit saja berhubungan dengan air.. Sebaliknya, gugus karboksilnya,
karena bersifat polar, cenderung untuk berhubungan dengan lingkungan sekitar yang
terutama terdiri atas air (Gilvery and Goldstein, 1996).
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi
sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta
keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Rumus pH untuk asam lemah
pada umumnya telah dikemukakan oleh Henderson-Hasselbach. Asam lemak dapat bereaksi
dengan basa, membentuk garam.
5. REAKSI PENTING ASAM LEMAK
1. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida, menjadi
bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut
interifikasi. Atau penukaran ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi Fiedel-
Craft.
Reaksi yang terjadi dalam esterifikasi
2. Hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam- asam lemak
bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Ini
terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
Reaksi yang terjadi dalam hidrolisis.
9. 9
3. Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan basa kepada trigliserida.
Bila penyabunan telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol
dipulihkan dengan penyulingan.
Reaksi yang terjadi dalam penyabunan
4. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam
lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai , minyak didinginkan dan
katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis
atau kera , tergantung pada derajat kejenuhan. Minyak tumbuhan yang cair dapat tumbuh
menjadi lemak padat dengan cara ini. Hidrogenasi dilakukan pada suhu 2000 C dengan
katalisator nikel.
5. Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester. Reaksi pembentukan
ini adalah
6. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada
lemak atau minyak.
7. Adisi Iodium
Iodium dapat mengadisi ikatan tidak jenuh dalam lemak. Derajat ketidakjenuhan
lemak dapat dicari dari bilangan iodiumnya, yaitu jumlah garam iodium yang dapat bereaksi
dengan 10 gr minyak atau lemak.
8. Pembentukan Akrolein
Bila lemak dipanaskan pada suhu tinggi, maka akan terurai. Gliserol yang terbebas
diubah menjadi akrolein, yaitu suatu aldehid tidak jenuh dengan bau tajam. Dalam
laboratorium akrolein dilakukan dengan memanaskan lemak dengan dehidrator seperti
KHSO4.
10. 10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Lehninger (1990) protein dengan deret asam-asam amino tertentu memungkinkan
molekul ini menjalankan berbagai fungsi tertentu. Secara garis besar berdasar fungsi
biologinya protein dibagi menjadi beberapa golongan.
Suatu asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan
karboksil terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam.
Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat-atau enam-
adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserolutama ditemukan pada tumbuh-tumbuhan
memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan panjang 14 hingga 22
karbon.
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai
sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam
tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa
disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi.
12. 12
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan
sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga
selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua Nabi SAW, kepada keluarganya, kepada para
sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya.
makalah ini penulis membahas mengenai “BIOKIMIA”, dengan makalah ini penulis
mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.
Raha, Februari 2015
Penyusun
13. 13
DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................. i
Daftar isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 2
1. Fungsi biologi protein............................................................................ 2
2. Sifat asam amino................................................................................... 5
3. Klasifikasi lipid.................................................................................... 5
4. Sifat asam lemak................................................................................... 8
5. Reaksi penting asam lemak.................................................................... 8
BAB III PENUTUP...................................................................................... 10
A. Kesimpulan......................................................................................10
ii