1. sekedar sharing buat yg moslem
"Kerja itu cuma selingan, Untuk menunggu waktu shalat..."
Ketika Pak Heru, atasan saya, memerintahkan untuk mencari klien yang
bergerak di bidang interior, seketika pikiran saya sampai kepada Pak Azis.
Meskipun hati masih meraba-raba, apa mungkin Pak Azis mampu membuat kios
internet, dalam bentuk serupa dengan anjungan tunai mandiri dan dari
kayu pula, dengan segera saya menuju ke bengkel workshop Pak Azis.
Setelah beberapa kali keliru masuk jalan, akhirnya saya menemukan
bengkel Pak Azis, yang kini ternyata sudah didampingi sebuah masjid. Pak Azispun
tampak awet muda, sama seperti dulu, hanya pakaiannya yang sedikit
berubah. Kali ini dia selalu memakai kopiah putih. Rautnya cerah, fresh,
memancarkan kesan tenang dan lebih santai. Beungeut wudhu-an ( wajah sering wudhu), kata
orang sunda. Selalu bercahaya.
Hidayah Allah ternyata telah sampai sejak lama, jauh sebelum Pak Azis berkecimpung dalam
berbagai dinamika kegiatan Islam. Hidayah itu bermula dari peristiwa angin puting-beliung,
yang tiba-tiba menyapu seluruh atap bengkel workshop-nya, pada suatu malam kira-kira
lima tahun silam. "Atap rumah saya tertiup angin sampai tak tersisa satupun. Terbuka semua."
cerita Pak Azis."Padahal nggak ada hujan, nggakada tanda-tanda bakal ada angin besar. Angin
berpusar itupun cumasebentar saja."
Batin Pak Azis bergolak setelah peristiwa itu. Walau uang dan pekerjaan masih terus mengalir
kepadanya, Pak Azis tetap merasa gelisah, stres & selalu tidak tenang. "Seperti orang patah hati,
Ndra. Makan tidak enak,tidur juga susah."cerita Pak Azis lagi.
Lama-kelamaan Pak Azis menjadi tidak betah tinggal di rumah dan stres.
Padahal, sebelum kejadian angin puting-beliung yang anehnya hanya mengenai
bengkel workshop merangkap rumahnya saja, Pak Azis merasa hidupnya sudah sempurna. Dari
desainer grafis hingga jadi arsitek. Dengankeserbabisaannya itu, pak Azis merasa puas dan
bangga, karena punya penghasilan tinggi. Tapisetelah peristiwa angin puting-beliung itu, pak
Azis kembali bangkrut, beliau bertanya dalam hati : "apa sih yang kurang" apa salahku " ?
Akhirnya pak Azis menekuni ibadah secara mendalam "Seperti musafir atau
walisongo, saya mendatangi masjid-masjid di malam hari. Semua masjid
besar dan beberapa masjid di pelosok Bandung ini, sudah pernah saya inapi."
Setahun lebih cara tersebut ia jalani, sampai kemudian akhirnya saya
bisa tidur normal, bisa menikmati pekerjaan dan keseharian seperti
sediakala.
"Bahkan lebih tenang dan santai daripada sebelumnya."
"Lebih tenang ? Memang Pak Azis dapet hikmah apa dari tidur di masjid
itu?"
"Di masjid itu 'kan tidak sekedar tidur, Ndra. Kalau ada shalat malam,
2. kita dibangunkan, lalu pergi wudhu dan tahajjud. Karena terbiasa, tahajjud
juga jadi terasa enak.
Malah nggak enak kalau tidak shalat malam, dan shalat-shalat wajib yang
lima itu jadi kurang enaknya, kalau saya lalaikan. Begitu, Ndra."
"Sekarang tidak pernah terlambat atau bolong shalat-nya, Pak Azis ?"
"Alhamdulillah. Sekarang ini saya menganggap bhw yg utama itu adalah
shalat. Jadi, saya dan temen-temen menganggap kerja itu cuma sekedar
selingan aja."
"Selingan ?"
"Ya, selingan yang berguna. Untuk menunggu kewajiban shalat, Ndra."
Untuk beberapa lama saya terdiam, sampai kemudian adzan ashar mengalun
jelas dari masjid samping rumah Pak Azis. Pak Azis mengajak saya untuk
segera pergi mengambil air wudhu, dan saya lihat para pekerjanyapun
sudah pada pergi ke samping rumah, menuju masjid. Bengkel workshop itu
menjadi
lengang seketika. Sambil memandang seluruh ruangan bengkel, sambil
berjalan menuju masjid di samping workshop, terus terngiang-ngiang di benak
saya
"Kerja itu cuma selingan, Ndra. Untuk menunggu waktu shalat..."
Sepulangnya dari tempat workshop, sambil memandang sibuknya lalu lintas
di jalan raya, saya merenungi apa yang tadi dikatakan oleh Pak Azis.
Sungguh trenyuh saya, bahwa setelah perenungan itu, saya merasa sebagai
orang
yang sering berlaku sebaliknya. Ya, saya lebih sering menganggap shalat
sebagai waktu rehat, cuma selingan, malah saya cenderung lebih mementingkan
pekerjaan kantor. Padahal sholat yang akan bantu kita nantinya...(sungguh
saya orang yang
merugi..)
Kadang-kadang waktu shalat dilalaikan sebab pekerjaan belum selesai, atau
rapat dengan klien dirasakan tanggung untuk diakhiri.
Itulah penyebab dari kegersangan hidup saya selama ini. Saya lebih semangat
dan habis-habisan berjuang meraih dunia, daripada mempersiapkan bekal
terbaik untuk kehidupan kekal di akhirat nanti.
padahal dunia ini akan saya tinggalkan..juga .kenapa saya begitu bodoh..
Saya lupa, bahwa shalat adalah yang utama.
Mulai saat itu saya berjanji untuk mulai shalat di awal waktu. .
Kalau Anda tidak mengirimkan email ini ke temen Anda..ya ga papa sih.
Cuma kalo dikirim mungkin ada gunanya bagi mereka gitu loh.