SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
Publik Cemas 
dengan 
Pemerintahan yang 
Terbelah 
LSI DENNY JA 
Oktober 2014
Mayoritas Publik Cemas dengan 
Pemerintahan yang Terbelah 
• Kalah lagi dalam pemilihan pimpinan MPR, Koalisi Jokowi-JK (Koalisi Indonesia Hebat) 
kalah telak 5-0 dari Koalisi Merah Putih. Kekalahan dalam voting penentuan pimpinan 
MPR merupakan kekalahan beruntun yang telah dialami Koalisi Indonesia Hebat. 
Sebelumnya Koalisi Indonesia Hebat juga kalah dalam voting Undang-Undang MD3, 
pengesahan Tatib DPR, pemilihan pimpinan DPR, dan pengesahan UU PIlkada DPRD. 
• Koalisi Merah Putih yang mayoritas di parlemen dan “menyapu bersih” pimpinan DPR 
maupun MPR memunculkan fenomena yang sering diistilahkan dalam ilmu politik 
sebagai pemerintahan terbelah “divided government”. Dimana pemerintahan di 
eksekutif dan eksekutif tidak dikuasai oleh koalisi partai yang sama. Eskekutif dikuasai 
koalisi partai pemerintah yaitu Koalisi Indonesia Hebat. Sementara legislatif 
(parlemen) dikuasai koalisi partai oposisi yaitu Koalisi Merah Putih. 
• Fenomena “pemerintahan terbelah” ini mencemaskan publik. Survei LSI terbaru 
menunjukan bahwa mayoritas publik khawatir dengan kondisi pemerintahan yang 
terbelah. Sebanyak 77.25 % publik menyatakan mereka khawatir dengan kondisi 
pemerintahan yang terbelah. Dan hanya 17.46 % yang menyatakan tidak khawatir 
dengan fenomena ini.
• Demikian salah satu temuan survei Lingkaran Survei Indonesia – Denny JA. LSI Denny 
JA kembali mengadakan survei khusus merespon kondisi politik nasional pasca 
pilpres. 
• Survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 6 – 7 Oktober 2014. Survei 
menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden dan 
margin of error sebesar +/- 2,9 %. Survei dilaksanakan di 33 propinsi di Indonesia. 
Kami juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis 
media, FGD, dan in depth interview. 
• Kekhawatiran publik terhadap “pemerintah terbelah” merata di semua segmen 
masyarakat. Rata-rata di semua segmen masyarakat, tingkat kekhawatiran terhadap 
kondisi pemerintahan ini berkisar di antara 73 % sampai dengan 87 %. Namun 
publik yang perpendidikan tinggi, tinggal di kota, tingkat ekonomi menengah atas 
dan laki-laki lebih khawatir dengan kondisi politik ini dibandingkan dengan mereka 
yang tinggal di desa, wong cilik, perempuan, dan berpendidikan rendah. 
• Publik yang tinggal di kota, berpendidikan tinggi dan berekonomi menengah atas 
lebih banyak mengakses berita politik dari berbagai jenis media (termasuk media 
sosial) sehingga kekhawatiran mereka lebih tinggi.
• Publik laki-laki lebih tinggi prosentasenya yang khawatir dengan kondisi 
pemerintahan ini dibanding publik perempuan, karena umumnya lak-laki memiliki 
intensitas lebih tinggi mengikuti berita politik dan mendiskusikannya. 
• Begitupun dengan pemilih partai politik di Pemilu 2014. Tak hanya pemilih yang 
partainya masuk dalam Koalisi Indonesia Hebat yang khawatir, namun juga 
pendukung koalisi partai Koalisi Merah Putih pun khawatir dengan kondisi 
pemerintahan yang terbelah. Namun jika dibuat rata-rata, prosentase pendukung 
pemilih koalisi Indonesi Hebat lebih tinggi tingkat kekhawatirannya dibanding 
dengan pendukung koalisi Merah Putih. Rata-rata antara 79 % sampai dengan 87 % 
pemilih partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat menyatakan khawatir 
dengan kondisi pemerintahan yang terbelah. Sementara antara 67 % sampai dengan 
74 % pemilih partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih yang menyatakan 
khawatir. 
• Dari hasil analisis media yang dilakukan LSI Denny JA, dunia usaha pun khawatir. Dari 
berbagai berita media menunjukan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 
melemah pasca pemilihan pimpinan DPR. Pelaku investasi khawatir dengan kondisi 
politik nasional yang terbelah ke dalam dua kutub utama yang nantinya akan 
menyulitkan pemerintahan Jokowi-JK.
***** 
• Dalam praktik politik dan pemerintahan di dunia, fenomena “pemerintahan 
terbelah” memang bukan hal baru. Di Amerika Serikat (AS) yang demokrasi telah 
mapan, fenomena pemerintahan terbelah seringkali terjadi. Misalnya Partai 
Demokrat menjadi pemenang pemilu presiden dan menguasai pemerintahan 
eksekutif, namun parlemennya (House of Representative dan Senate) dikuasai oleh 
Partai Republik. Atau sebaliknya. Kondisi ini di Amerika Serikat merupakan hal yang 
lumrah dan seringkali diyakini justru memperkuat check and balances antara 
eksekutif dan legislatif. 
• Namun fenomena pemerintahan terbelah di Indonesia pasca pemilu 2014 ini, tak 
bisa disamakan dengan Amerika Serikat. Di Amerika, kondisi pemerintahan 
terbelah tak bermasalah karena publik di luar partai (kekuatan civil society & 
economic society) sangat kuat untuk membuat partai bertindak rasional dalam 
membuat kebijakan. Kebijakan yang menjadi kehendak umum publik selalu 
dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan. 
• Sementara di Indonesia, publik di luar partai masih lemah. Politisi dan partai politik 
pun masih sering mengabaikan kehendak mayoritas publik. Pemerintahan yang 
terbelah menjadi riskan jika kultur yang dominan masih “money politics” dan 
politik balas dendam.
***** 
• Mengapa publik khawatir dengan kondisi pemerintahan yang terbelah ini? Dari 
hasil riset kualitatif, yaitu melalui in-depth interview dan focus group disscussion 
(FGD) ada dua alasan utama yang paling mengemuka. 
• Pertama, publik khawatir pemerintahan baru Jokowi-JK tak bisa fokus bekerja 
mengurus rakyat karena tak didukung oleh parlemen yang dikuasai oleh koalisi 
oposisi. Fungsi kontrol, legislasi, dan anggaran (budgeting) yang dimiliki DPR, 
mengharuskan pemerintah memperoleh dukungan parlemen. Belum lagi 
pemilihan jabatan-jabatan kenegaraan lainnya yang harus memperoleh 
persetujuan DPR (misalnya pemilihan Kapolri, Panglima TNI, dan lainnya). 
• Kedua, publik khawatir dengan kondisi politik 5 tahun mendatang yang hanya 
akan dipenuhi oleh konflik politik elit. Publik inginkan konflik elit, yang seperti 
gamblang terlihat dalam pemilihan pimpinan DPR dan MPR , segera berakhir. 
Publik inginkan pemerintah dan DPR dapat bekerja sama dalam mengurus rakyat. 
Sehingga kondisi politik Indonesia dalam 5 tahun mendatang tidak gaduh dan 
stabil.
• Dengan kondisi pemerintahan yang terbelah dan kuatnya koalisi partai opisisi di 
parlemen, Jokowi potensial menjadi presiden terlemah dalam sejarah politik 
Indonesia. LSI Denny JA mencatat ada 3 alasan penjelas mengapa Jokowi potensial 
menjadi presiden terlemah. 
• Pertama, parlemen dikuasai oleh oposisi yang sangat “hostile” ke Jokowi. Total kursi 
Koalisi Merah Putih, yang terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, PAN, PKS, dan PPP 
ditambah dengan Partai Demokrat, di DPR adalah 353 kursi (63 %). Sementara total 
kursi Koalisi Indonesia Hebat di DPR adalah 207 kursi (37 %). 
• Kedua, tak ada satupun partai politik yang dikontrol langsung oleh Jokowi. 
Sebelumnya mulai dari Presiden Soekarno sampai Presiden SBY selalu ada partai 
politik yang dikontrol langsung oleh Presiden. PDIP dikontrol Megawati, bukan 
Jokowi 
• Ketiga, Jokowi menang dengan dukungan yang tidak mutlak. Hanya berselisih tipis 
dengan Prabowo Subianto. Jokowi menang Pilpres 2014 dengan dukungan sebesar 
53.15 %, sementara dukungan terhadap Prabowo Subianto sebesar 46.85 %. Dengan 
dukungan yang berselisih tipis, dukungan terhadap Jokowi potensial dengan cepat 
berubah jika ada kebijakan publik yang tidak popular. Salah satu kebijakan publik 
yang harus diambil oleh Jokowi-JK di masa awal pemerintahannya adalah kenaikan 
harga BBM. Jika BBM dinaikan di masa awal pemerintahan Jokowi-JK, maka 
dukungan terhadap pemerintahan baru akan menurun drastis.
***** 
• Saat ini, posisi Jokowi dan koalisinya masih diuntungkan dengan persepsi dan 
dukungan publik yang menilai bahwa Koalisi Indonesia Hebat sebagai koalisi yang 
sikap dan kebijakannya selaras dengan kepentingan rakyat. Survei LSI Denny JA 
menunjukan bahwa sebesar 63.02 % publik menyatakan Koalisi Indonesia Hebat 
lebih memperjuangkan kepentingan rakyat. Hanya 32.96 % yang menyatakan 
Koalisi Merah Putih yang lebih memperjuangkan kepentingan rakyat. 
• Namun posisi pemerintahan baru Jokowi akan makin lemah jika Koalisi Merah 
Putih (KMP) melakukan manuver politik di parlemen mendukung kebijakan yang 
popular sehingga menarik simpati publik. Salah satu putusan DPR yang dinanti 
oleh publik adalah persetujuan DPR terhadap Perppu Pilkada Langsung. Jika Koalisi 
Merah Putih balik arah dan mendukung Perppu Presiden SBY, maka simpati publik 
terhadap koalisi ini pun naik. Survei LSI Denny JA menunjukan bahwa simpati 
publik terhadap kedua koalisi di parlemen yaitu KIH dan KMP akan berimbang jika 
akhirnya KMP mendukung Perppu Pilkada Langsung. Mereka yang menyatakan 
KMP dan koalisi Indonesia Hebat sama-sama berjasa mengembalikan pilkada 
langsung dipilih rakyat sebesar 67.80 %.
• Koalisi Indonesia Hebat dan Jokowi harus mengambil langkah-langkah strategis 
dan cepat untuk bisa mengubah konstelasi politik. Kondisi pemerintahan yang 
terbelah jangan sampai menjadikan Jokowi sebagai presiden terlemah dalam 
sejarah politik Indonesia. 
• LSI merekomendasikan tiga hal untuk mengubah konstelasi politik ini. 
• Pertama, semua pendukung dan pimpinan partai Koalisi Indonesia Hebat secara 
gradual benar-benar menjadikan Jokowi sebagai komando tertinggi. Jangan pernah 
lagi menyebut Jokowi yang menjadi presiden Indonesia dengan sebutan “petugas 
partai”. 
• Kedua, dengan insentif politik yang dibolehkan dalam sistem demokrasi, Jokowi 
dan KIH harus secepatnya merangkul dua partai politik lagi untuk bergabung 
dengan koalisi pemerintahan. Itu agar koalisi Jokowi menguasaii mayoritas 
legislatif. 
• Ketiga, harus ada komunikasi dan kerjasama politik antara dua tokoh penting yaitu 
Megawati dan SBY. Megawati sebaiknya menemui sendiri SBY bukan lagi 
utusannya.
Kamis, 9 Oktober 2014 
Lingkaran Survei Indonesia - Denny JA 
Narasumber : Adjie Alfaraby (0811.16.14.14 / 0812.811.21.696) 
Moderator : Fitri Hari (0813.80140260) 
Tim Riset Nasional LSI : Adjie Alfaraby, Ardian Sopa, Ade Mulyana, Rully Akbar, 
Fitri Hari, Dewi Arum.
Prediksi Survei Yang Diiklankan 
Sebelum PILEG 2014 
NAMA PARTAI PREDIKSI LSI* HASIL KPU 
Track Record LSI 
TERBUKTI/TIDAK 
TERBUKTI 
PDIP DIATAS 16% 18.95% TERBUKTI 
GOLKAR DIATAS 16% 14.75% *Selisih 1,3% 
GERINDRA 8-16% 11.81% TERBUKTI 
DEMOKRAT 8-16% 10.19% TERBUKTI 
PKB 3,5%-8% 9.04% * Selisih 1.05% 
PAN 3,5%-8% 7.59% TERBUKTI 
PKS 3,5%-8% 6.79% TERBUKTI 
NASDEM 3,5%-8% 6.72% TERBUKTI 
PPP 3,5%-8% 6.53% TERBUKTI 
HANURA 3,5%-8% 5.26% TERBUKTI 
PBB TIDAK LOLOS PT 1.46% TERBUKTI 
PKPI TIDAK LOLOS PT 0.91% TERBUKTI 
Dimuat, antara lain di Rakyat Merdeka 8 April 2014, hal 12 
Sehari Sebelum PILEG 
Hanya 2 partai dari 12 partai yang selisih 1.3% 11
Track Record LSI 
Prediksi Survei Yang Diiklankan 
Sebelum PILPRES 2009 
12 
Dimuat di KOMPAS pada tanggal 3 Juli 2009 halaman 3. 
Tepat 5 hari sebelum Pemilihan Presiden 2009. 
DUKUNGAN 
PEMILIH 
SURVEI LSI 
AWAL JUNI 
2009 
SURVEI LSI 
AKHIR JUNI 
2009 
PREDIKSI PEMENANG 
PILPRES 2009 
HASIL KPU 
DI ATAS 50% 
SBY-BOEDIONO 
SBY-BOEDIONO 
SBY-BOEDIONO TERBUKTI 
30%-50% - - - 
- 
DI BAWAH 
30% 
MEGA-PRABOWO 
JK-WIRANTO 
MEGA-PRABOWO 
JK-WIRANTO 
- 
TERBUKTI
Track Record LSI 
Quick Count Paling Akurat 
Pasangan 
Capres- 
Cawapres 
Quick Count LSI 
(Data 100 %) 
Hasil Resmi KPU 
22 Juli 2014 
Prabowo-Hatta 46. 70 % 46. 85 % 
Jokowi-JK 53. 30 % 53. 15 % 
*Simpangan baku antara hasil KPU vs LSI hanya 0. 15 %
14 
METODOLOGI SURVEI 
Pengumpulan Data : 6 – 7 Oktober 2014 
• Quickpoll (smartphone LSI) 
• Metode sampling : multistage random sampling 
• Jumlah responden : 1200 responden 
• Margin of error : ±2.9 % 
Survei dilengkapi dengan Riset Kualitatif 
• FGD di tujuh ibu kota propinsi terbesar 
• In Depth Interview 
• Analsis media nasional 
Semua pemilih di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk 
terpilih menjadi responden
Mayoritas Publik Cemas Pemerintahan Terbelah 
Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi 
Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. 
Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? 
Kategori % 
Sangat khawatir, cukup khawatir 77. 25 % 
Kurang khawatir, tidak khawatir 
17. 46 % 
sama sekali 
Tidak Tahu/Tidak Jawab 5. 29 % 
Hanya 17.46% publik yang menyatakan tak cemas
Publik Laki-Laki Lebih Khawatir 
Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi 
Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. 
Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? 
Gender Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ 
Laki-laki 50 % 78. 72 % 12. 77 % 8. 51 % 
Perempuan 50 % 76. 04 % 21. 88 % 2. 08 % 
Baik laki-laki maupun 
perempuan diatas 
75 %yang khawatir 
Publik Laki-Laki Lebih Intens mengikuti berita politik dan 
mendiskusikanya
Publik Di Kota Lebih Khawatir 
Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi 
Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. 
Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? 
Status 
Wilayah 
Base Khawatir Tidak 
Khawatir 
TT/TJ 
Desa 75.89 % 75. 51 % 16. 33 % 8. 16 % 
Kota 24.11 % 78. 01 % 17. 73 % 4. 26 % 
Publik di Kota lebih intens dan variatif dalam 
mengakses berita politik (termasuk social 
media)
Publik Ekonomi Atas Lebih Khawatir 
Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi 
Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. 
Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? 
Tingkat Pendapatan Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ 
Menengah – Bawah 45.89 % 73. 78 % 22. 33 % 3. 88 % 
Menengah 29.11 % 76. 19 % 14. 29 % 9. 52 % 
Menengah Atas 24.63 % 85. 83 % 14. 17 % 0. 00 % 
Di semua segmen ekonomi diatas 70 %yang khawatir
Publik Berpendidikan Tinggi Lebih Khawatir 
Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi 
Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. 
Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? 
Tingkat Pendidikan Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ 
Tamat SLTP ke bawah 48.13 % 65. 79 % 23. 68 % 10. 53 % 
Tamat SLTA ke bawah 38.43 % 76.06 % 19. 72 % 4. 23 % 
Tamat D3/S1/diatasnya 13.44 % 83. 33 % 12. 50 % 4. 17 % 
Di semua segmen pendidikan diatas 65 %yang khawatir
Pendukung Koalisi Merah Putih Pun Khawatir 
Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi 
Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. 
Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? 
Partai Politik Khawatir Tidak 
Khawatir 
TT/TJ 
Golkar 71. 64 % 18.58 % 9. 77 % 
Demokrat 67. 06 % 23. 84 % 9. 10 % 
Gerindra 67. 53 % 26. 60 % 5. 87 % 
PKS 74. 74 % 21. 58 % 3. 68 % 
PAN 74. 97 % 22. 25 % 2. 78 % 
PPP 73. 78 % 22. 25 % 3. 97 % 
Rata-rata pendukung Koalisi Merah Putih diatas 67 %yang khawatir
Konstituen Koalisi Indonesia Hebat Lebih Khawatir 
Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi 
Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. 
Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? 
Pilihan Partai 
Pileg 2014 
Khawatir Tidak 
Khawatir 
TT/TJ 
PDIP 87. 46 % 9. 97 % 2. 57 % 
PKB 82. 22 % 16. 73 % 1. 06 % 
HANURA 79. 60 % 18. 38 % 2. 02 % 
NASDEM 79. 85 % 16. 40 % 3. 75 % 
Rata-rata pendukung Koalisi Indonesia Hebat diatas 79 % yang 
khawatir
Pendukung Prabowo-Hatta Pun Khawatir 
Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi 
Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. 
Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? 
Pilihan Capres 
9 Juli 2014 
Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ 
Prabowo-Hatta 71. 96 % 21. 63 % 6. 41 % 
Jokowi - JK 83. 06 % 15. 46 % 1. 48 % 
Hanya 21.63 % pendukung Prabowo-Hatta yang menyatakan 
tidak khawatir
Pelaku Usaha Pun Khawatir 
Dari berbagai berita media 
menunjukan bahwa Indeks Harga 
Saham Gabungan (IHSG) melemah 
pasca pemilihan pimpinan DPR. 
Pelaku investasi khawatir dengan 
kondisi politik nasional yang 
terbelah ke dalam dua kutub 
utama yang nantinya akan 
menyulitkan pemerintahan Jokowi- 
JK.
Pemerintahan Terbelah di Indonesia, 
Berbeda dengan Amerika 
Seringkali di Amerika Serikat, Partai 
Demokrat menguasai eksekutif 
namun Partai Republik menguasai 
Legislatif. Atau sebaliknya. 
Meski di AS terjadi “divided 
government” namun publik di luar 
partai sangat kuat. Partai akhirnya 
bertindak rasional. Di Indonesia, 
publik di luar partai masih lemah. 
Kultur yang dominan masih 
“money politics” dan politik balas 
dendam
Mengapa publik cemas? 
Pertama, publik khawatir 
banyak kebijakan 
pemerintahan baru terganggu 
karena tak didukung DPR. 
Kedua, publik khawatir politik 
nasional dalam 5 tahun 
mendatang gaduh dan tak stabil.
Jokowi Potensial Jadi Presiden Terlemah ? 
Pertama, parlemen dikuasai oleh 
oposisi yang sangat “hostile” ke 
Jokowi. 
Kedua, tak ada satupun partai 
politik yang dikontrol langsung oleh 
Jokowi. 
Ketiga, Jokowi menang dengan 
dukungan yang tidak mutlak. 
Hanya berselisih tipis dengan 
Prabowo Subianto. Bisa cepat 
berubah, jika ada kebijakan tak 
populer, seperti menaikkan BBM
Pamor KMP Berimbang dengan KIH 
Jika Dukung Perppu Langsung 
Q : Presiden SBY telah mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) Pilkada Langsung 
yang telah membatalkan UU Pilkada DPRD yang disahkan DPR. Namun Perppu ini harus mendapat 
persetujuan DPR untuk menjadi UU. Jika DPR setuju terhadap Perppu Pilkada langsung tersebut, menurut 
bapak/ibu koalisi partai manakah yang dinilai paling berjasa? 
Kategori % 
Kedua koalisi sama sama 
berjasa 
67. 80 % 
Hanya salah satu koalisi 
yang berjasa 
31 20 % 
Tidak Tahu/Tidak Jawab 1. 00 % 
Jika mendukung Perppu Pilkada Langsung, Pamor KMP Naik. Namun 
masih seimbang dengan pamor KIH.
3 REKOMENDASI LSI DENNY JA 
Pertama, KIH harus menjadikan Jokowi 
komando tertinggi. Jokowi jangan lagi 
disebut atau diperlakukan sebagai 
“petugas partai.” 
Kedua, Jokowi dan KIH harus secepatnya 
merangkul dua partai politik lagi untuk 
bergabung dengan koalisi pemerintahan 
dengan insentif politik tertentu, agar 
mereka mayoritas di legislatif 
Ketiga, Megawati sebaiknya menemui 
sendiri SBY bukan lagi utusannya. SBY 
sepantasnya bernegosiasi langsung 
dengan Megawati, bukan utusannya.
Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

More Related Content

Viewers also liked

Head to head jokowi vs prabowo di 3 hari yang menentukan
Head to head jokowi vs prabowo di 3 hari yang menentukanHead to head jokowi vs prabowo di 3 hari yang menentukan
Head to head jokowi vs prabowo di 3 hari yang menentukanReza Yunanto
 
Berebut Dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar
Berebut Dukungan di 5 Kantong Suara TerbesarBerebut Dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar
Berebut Dukungan di 5 Kantong Suara TerbesarReza Yunanto
 
Feb 2014 Kekuatan Partai Makin Terfragmentasi
Feb 2014 Kekuatan Partai Makin TerfragmentasiFeb 2014 Kekuatan Partai Makin Terfragmentasi
Feb 2014 Kekuatan Partai Makin Terfragmentasijoaquimrohi
 
Hasil Rilis Surnas LSI, Temuan Survei 10-18 Januari 2015_Parpol di Mata Publik+
Hasil Rilis Surnas LSI, Temuan Survei 10-18 Januari  2015_Parpol di Mata Publik+Hasil Rilis Surnas LSI, Temuan Survei 10-18 Januari  2015_Parpol di Mata Publik+
Hasil Rilis Surnas LSI, Temuan Survei 10-18 Januari 2015_Parpol di Mata Publik+threeandra MLC
 
Survei SMRC: Keyakinan Publik Atas Pemerintahan Jokowi, Tinggi
Survei SMRC: Keyakinan Publik Atas Pemerintahan Jokowi, TinggiSurvei SMRC: Keyakinan Publik Atas Pemerintahan Jokowi, Tinggi
Survei SMRC: Keyakinan Publik Atas Pemerintahan Jokowi, TinggiMuchlis Rofik
 
HASIL SURVEI √ox Populi Survey
HASIL SURVEI √ox Populi Survey HASIL SURVEI √ox Populi Survey
HASIL SURVEI √ox Populi Survey bumnbersatu
 
Hasil Survei Nasional LSI-INDIKATOR tentang Kesenjangan Pendapatan di Indones...
Hasil Survei Nasional LSI-INDIKATOR tentang Kesenjangan Pendapatan di Indones...Hasil Survei Nasional LSI-INDIKATOR tentang Kesenjangan Pendapatan di Indones...
Hasil Survei Nasional LSI-INDIKATOR tentang Kesenjangan Pendapatan di Indones...threeandra MLC
 
10 Ways to Create Picture Perfect Posts on Instagram
10 Ways to Create Picture Perfect Posts on Instagram10 Ways to Create Picture Perfect Posts on Instagram
10 Ways to Create Picture Perfect Posts on InstagramPeg Fitzpatrick
 

Viewers also liked (9)

Head to head jokowi vs prabowo di 3 hari yang menentukan
Head to head jokowi vs prabowo di 3 hari yang menentukanHead to head jokowi vs prabowo di 3 hari yang menentukan
Head to head jokowi vs prabowo di 3 hari yang menentukan
 
Berebut Dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar
Berebut Dukungan di 5 Kantong Suara TerbesarBerebut Dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar
Berebut Dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar
 
Feb 2014 Kekuatan Partai Makin Terfragmentasi
Feb 2014 Kekuatan Partai Makin TerfragmentasiFeb 2014 Kekuatan Partai Makin Terfragmentasi
Feb 2014 Kekuatan Partai Makin Terfragmentasi
 
Hasil Rilis Surnas LSI, Temuan Survei 10-18 Januari 2015_Parpol di Mata Publik+
Hasil Rilis Surnas LSI, Temuan Survei 10-18 Januari  2015_Parpol di Mata Publik+Hasil Rilis Surnas LSI, Temuan Survei 10-18 Januari  2015_Parpol di Mata Publik+
Hasil Rilis Surnas LSI, Temuan Survei 10-18 Januari 2015_Parpol di Mata Publik+
 
Survei SMRC: Keyakinan Publik Atas Pemerintahan Jokowi, Tinggi
Survei SMRC: Keyakinan Publik Atas Pemerintahan Jokowi, TinggiSurvei SMRC: Keyakinan Publik Atas Pemerintahan Jokowi, Tinggi
Survei SMRC: Keyakinan Publik Atas Pemerintahan Jokowi, Tinggi
 
HASIL SURVEI √ox Populi Survey
HASIL SURVEI √ox Populi Survey HASIL SURVEI √ox Populi Survey
HASIL SURVEI √ox Populi Survey
 
Hasil Survei Nasional LSI-INDIKATOR tentang Kesenjangan Pendapatan di Indones...
Hasil Survei Nasional LSI-INDIKATOR tentang Kesenjangan Pendapatan di Indones...Hasil Survei Nasional LSI-INDIKATOR tentang Kesenjangan Pendapatan di Indones...
Hasil Survei Nasional LSI-INDIKATOR tentang Kesenjangan Pendapatan di Indones...
 
Social Media Campaign Trend in Indonesia
Social Media Campaign Trend in IndonesiaSocial Media Campaign Trend in Indonesia
Social Media Campaign Trend in Indonesia
 
10 Ways to Create Picture Perfect Posts on Instagram
10 Ways to Create Picture Perfect Posts on Instagram10 Ways to Create Picture Perfect Posts on Instagram
10 Ways to Create Picture Perfect Posts on Instagram
 

Similar to Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Hasil survey ines_pilrpes
Hasil survey ines_pilrpesHasil survey ines_pilrpes
Hasil survey ines_pilrpesindonesianes
 
Kelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptxKelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptxSnn27
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kitamusniumar
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kitamusniumar
 
Tugas_Pkn_Pertemuan 1.pdf
Tugas_Pkn_Pertemuan 1.pdfTugas_Pkn_Pertemuan 1.pdf
Tugas_Pkn_Pertemuan 1.pdfDoniGorio
 
Tugas powerpoint seppty warbianti
Tugas powerpoint seppty warbiantiTugas powerpoint seppty warbianti
Tugas powerpoint seppty warbiantiRoad Hog
 
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan IndonesiaHubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan IndonesiaWildanAhmil1
 
Macam macam demokrasi yang pernah berlaku di indonesia (
Macam macam demokrasi yang pernah berlaku di indonesia (Macam macam demokrasi yang pernah berlaku di indonesia (
Macam macam demokrasi yang pernah berlaku di indonesia (Murnila_Wati
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaWarnet Raha
 
Kaderisasi dalam Partai Politik
Kaderisasi dalam Partai PolitikKaderisasi dalam Partai Politik
Kaderisasi dalam Partai PolitikLestari Moerdijat
 
Mendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasa
Mendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasaMendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasa
Mendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasaSweet Angel Weismann
 
Burhanuddin Muhtadi "Divided Government Tantangan Pemerintahan Jokowi-JK"
Burhanuddin Muhtadi "Divided Government Tantangan Pemerintahan Jokowi-JK"Burhanuddin Muhtadi "Divided Government Tantangan Pemerintahan Jokowi-JK"
Burhanuddin Muhtadi "Divided Government Tantangan Pemerintahan Jokowi-JK"threeandra MLC
 

Similar to Publik Cemas Pemerintahan Terbelah (20)

Pengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesiaPengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesia
 
Golongan putih
Golongan putihGolongan putih
Golongan putih
 
Hasil survey ines_pilrpes
Hasil survey ines_pilrpesHasil survey ines_pilrpes
Hasil survey ines_pilrpes
 
Kelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptxKelompok 5 HTN.pptx
Kelompok 5 HTN.pptx
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
 
Tugas_Pkn_Pertemuan 1.pdf
Tugas_Pkn_Pertemuan 1.pdfTugas_Pkn_Pertemuan 1.pdf
Tugas_Pkn_Pertemuan 1.pdf
 
Laporan Media Monitoring Capres Periode 24 - 30 Mei 2014
Laporan Media Monitoring Capres Periode 24 - 30 Mei 2014Laporan Media Monitoring Capres Periode 24 - 30 Mei 2014
Laporan Media Monitoring Capres Periode 24 - 30 Mei 2014
 
Partisipasi politik
Partisipasi politikPartisipasi politik
Partisipasi politik
 
Tugas powerpoint seppty warbianti
Tugas powerpoint seppty warbiantiTugas powerpoint seppty warbianti
Tugas powerpoint seppty warbianti
 
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan IndonesiaHubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
Hubungan dan Birokrasi dalam Pemerintahan Indonesia
 
Macam macam demokrasi yang pernah berlaku di indonesia (
Macam macam demokrasi yang pernah berlaku di indonesia (Macam macam demokrasi yang pernah berlaku di indonesia (
Macam macam demokrasi yang pernah berlaku di indonesia (
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
Kaderisasi dalam Partai Politik
Kaderisasi dalam Partai PolitikKaderisasi dalam Partai Politik
Kaderisasi dalam Partai Politik
 
Mendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasa
Mendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasaMendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasa
Mendagri partisipasi pilpres 70 persen sudah luar biasa
 
Burhanuddin Muhtadi "Divided Government Tantangan Pemerintahan Jokowi-JK"
Burhanuddin Muhtadi "Divided Government Tantangan Pemerintahan Jokowi-JK"Burhanuddin Muhtadi "Divided Government Tantangan Pemerintahan Jokowi-JK"
Burhanuddin Muhtadi "Divided Government Tantangan Pemerintahan Jokowi-JK"
 
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
 
Makalah pemilu
Makalah pemiluMakalah pemilu
Makalah pemilu
 

Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

  • 1. Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah LSI DENNY JA Oktober 2014
  • 2. Mayoritas Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah • Kalah lagi dalam pemilihan pimpinan MPR, Koalisi Jokowi-JK (Koalisi Indonesia Hebat) kalah telak 5-0 dari Koalisi Merah Putih. Kekalahan dalam voting penentuan pimpinan MPR merupakan kekalahan beruntun yang telah dialami Koalisi Indonesia Hebat. Sebelumnya Koalisi Indonesia Hebat juga kalah dalam voting Undang-Undang MD3, pengesahan Tatib DPR, pemilihan pimpinan DPR, dan pengesahan UU PIlkada DPRD. • Koalisi Merah Putih yang mayoritas di parlemen dan “menyapu bersih” pimpinan DPR maupun MPR memunculkan fenomena yang sering diistilahkan dalam ilmu politik sebagai pemerintahan terbelah “divided government”. Dimana pemerintahan di eksekutif dan eksekutif tidak dikuasai oleh koalisi partai yang sama. Eskekutif dikuasai koalisi partai pemerintah yaitu Koalisi Indonesia Hebat. Sementara legislatif (parlemen) dikuasai koalisi partai oposisi yaitu Koalisi Merah Putih. • Fenomena “pemerintahan terbelah” ini mencemaskan publik. Survei LSI terbaru menunjukan bahwa mayoritas publik khawatir dengan kondisi pemerintahan yang terbelah. Sebanyak 77.25 % publik menyatakan mereka khawatir dengan kondisi pemerintahan yang terbelah. Dan hanya 17.46 % yang menyatakan tidak khawatir dengan fenomena ini.
  • 3. • Demikian salah satu temuan survei Lingkaran Survei Indonesia – Denny JA. LSI Denny JA kembali mengadakan survei khusus merespon kondisi politik nasional pasca pilpres. • Survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 6 – 7 Oktober 2014. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden dan margin of error sebesar +/- 2,9 %. Survei dilaksanakan di 33 propinsi di Indonesia. Kami juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan in depth interview. • Kekhawatiran publik terhadap “pemerintah terbelah” merata di semua segmen masyarakat. Rata-rata di semua segmen masyarakat, tingkat kekhawatiran terhadap kondisi pemerintahan ini berkisar di antara 73 % sampai dengan 87 %. Namun publik yang perpendidikan tinggi, tinggal di kota, tingkat ekonomi menengah atas dan laki-laki lebih khawatir dengan kondisi politik ini dibandingkan dengan mereka yang tinggal di desa, wong cilik, perempuan, dan berpendidikan rendah. • Publik yang tinggal di kota, berpendidikan tinggi dan berekonomi menengah atas lebih banyak mengakses berita politik dari berbagai jenis media (termasuk media sosial) sehingga kekhawatiran mereka lebih tinggi.
  • 4. • Publik laki-laki lebih tinggi prosentasenya yang khawatir dengan kondisi pemerintahan ini dibanding publik perempuan, karena umumnya lak-laki memiliki intensitas lebih tinggi mengikuti berita politik dan mendiskusikannya. • Begitupun dengan pemilih partai politik di Pemilu 2014. Tak hanya pemilih yang partainya masuk dalam Koalisi Indonesia Hebat yang khawatir, namun juga pendukung koalisi partai Koalisi Merah Putih pun khawatir dengan kondisi pemerintahan yang terbelah. Namun jika dibuat rata-rata, prosentase pendukung pemilih koalisi Indonesi Hebat lebih tinggi tingkat kekhawatirannya dibanding dengan pendukung koalisi Merah Putih. Rata-rata antara 79 % sampai dengan 87 % pemilih partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat menyatakan khawatir dengan kondisi pemerintahan yang terbelah. Sementara antara 67 % sampai dengan 74 % pemilih partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih yang menyatakan khawatir. • Dari hasil analisis media yang dilakukan LSI Denny JA, dunia usaha pun khawatir. Dari berbagai berita media menunjukan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pasca pemilihan pimpinan DPR. Pelaku investasi khawatir dengan kondisi politik nasional yang terbelah ke dalam dua kutub utama yang nantinya akan menyulitkan pemerintahan Jokowi-JK.
  • 5. ***** • Dalam praktik politik dan pemerintahan di dunia, fenomena “pemerintahan terbelah” memang bukan hal baru. Di Amerika Serikat (AS) yang demokrasi telah mapan, fenomena pemerintahan terbelah seringkali terjadi. Misalnya Partai Demokrat menjadi pemenang pemilu presiden dan menguasai pemerintahan eksekutif, namun parlemennya (House of Representative dan Senate) dikuasai oleh Partai Republik. Atau sebaliknya. Kondisi ini di Amerika Serikat merupakan hal yang lumrah dan seringkali diyakini justru memperkuat check and balances antara eksekutif dan legislatif. • Namun fenomena pemerintahan terbelah di Indonesia pasca pemilu 2014 ini, tak bisa disamakan dengan Amerika Serikat. Di Amerika, kondisi pemerintahan terbelah tak bermasalah karena publik di luar partai (kekuatan civil society & economic society) sangat kuat untuk membuat partai bertindak rasional dalam membuat kebijakan. Kebijakan yang menjadi kehendak umum publik selalu dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan. • Sementara di Indonesia, publik di luar partai masih lemah. Politisi dan partai politik pun masih sering mengabaikan kehendak mayoritas publik. Pemerintahan yang terbelah menjadi riskan jika kultur yang dominan masih “money politics” dan politik balas dendam.
  • 6. ***** • Mengapa publik khawatir dengan kondisi pemerintahan yang terbelah ini? Dari hasil riset kualitatif, yaitu melalui in-depth interview dan focus group disscussion (FGD) ada dua alasan utama yang paling mengemuka. • Pertama, publik khawatir pemerintahan baru Jokowi-JK tak bisa fokus bekerja mengurus rakyat karena tak didukung oleh parlemen yang dikuasai oleh koalisi oposisi. Fungsi kontrol, legislasi, dan anggaran (budgeting) yang dimiliki DPR, mengharuskan pemerintah memperoleh dukungan parlemen. Belum lagi pemilihan jabatan-jabatan kenegaraan lainnya yang harus memperoleh persetujuan DPR (misalnya pemilihan Kapolri, Panglima TNI, dan lainnya). • Kedua, publik khawatir dengan kondisi politik 5 tahun mendatang yang hanya akan dipenuhi oleh konflik politik elit. Publik inginkan konflik elit, yang seperti gamblang terlihat dalam pemilihan pimpinan DPR dan MPR , segera berakhir. Publik inginkan pemerintah dan DPR dapat bekerja sama dalam mengurus rakyat. Sehingga kondisi politik Indonesia dalam 5 tahun mendatang tidak gaduh dan stabil.
  • 7. • Dengan kondisi pemerintahan yang terbelah dan kuatnya koalisi partai opisisi di parlemen, Jokowi potensial menjadi presiden terlemah dalam sejarah politik Indonesia. LSI Denny JA mencatat ada 3 alasan penjelas mengapa Jokowi potensial menjadi presiden terlemah. • Pertama, parlemen dikuasai oleh oposisi yang sangat “hostile” ke Jokowi. Total kursi Koalisi Merah Putih, yang terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, PAN, PKS, dan PPP ditambah dengan Partai Demokrat, di DPR adalah 353 kursi (63 %). Sementara total kursi Koalisi Indonesia Hebat di DPR adalah 207 kursi (37 %). • Kedua, tak ada satupun partai politik yang dikontrol langsung oleh Jokowi. Sebelumnya mulai dari Presiden Soekarno sampai Presiden SBY selalu ada partai politik yang dikontrol langsung oleh Presiden. PDIP dikontrol Megawati, bukan Jokowi • Ketiga, Jokowi menang dengan dukungan yang tidak mutlak. Hanya berselisih tipis dengan Prabowo Subianto. Jokowi menang Pilpres 2014 dengan dukungan sebesar 53.15 %, sementara dukungan terhadap Prabowo Subianto sebesar 46.85 %. Dengan dukungan yang berselisih tipis, dukungan terhadap Jokowi potensial dengan cepat berubah jika ada kebijakan publik yang tidak popular. Salah satu kebijakan publik yang harus diambil oleh Jokowi-JK di masa awal pemerintahannya adalah kenaikan harga BBM. Jika BBM dinaikan di masa awal pemerintahan Jokowi-JK, maka dukungan terhadap pemerintahan baru akan menurun drastis.
  • 8. ***** • Saat ini, posisi Jokowi dan koalisinya masih diuntungkan dengan persepsi dan dukungan publik yang menilai bahwa Koalisi Indonesia Hebat sebagai koalisi yang sikap dan kebijakannya selaras dengan kepentingan rakyat. Survei LSI Denny JA menunjukan bahwa sebesar 63.02 % publik menyatakan Koalisi Indonesia Hebat lebih memperjuangkan kepentingan rakyat. Hanya 32.96 % yang menyatakan Koalisi Merah Putih yang lebih memperjuangkan kepentingan rakyat. • Namun posisi pemerintahan baru Jokowi akan makin lemah jika Koalisi Merah Putih (KMP) melakukan manuver politik di parlemen mendukung kebijakan yang popular sehingga menarik simpati publik. Salah satu putusan DPR yang dinanti oleh publik adalah persetujuan DPR terhadap Perppu Pilkada Langsung. Jika Koalisi Merah Putih balik arah dan mendukung Perppu Presiden SBY, maka simpati publik terhadap koalisi ini pun naik. Survei LSI Denny JA menunjukan bahwa simpati publik terhadap kedua koalisi di parlemen yaitu KIH dan KMP akan berimbang jika akhirnya KMP mendukung Perppu Pilkada Langsung. Mereka yang menyatakan KMP dan koalisi Indonesia Hebat sama-sama berjasa mengembalikan pilkada langsung dipilih rakyat sebesar 67.80 %.
  • 9. • Koalisi Indonesia Hebat dan Jokowi harus mengambil langkah-langkah strategis dan cepat untuk bisa mengubah konstelasi politik. Kondisi pemerintahan yang terbelah jangan sampai menjadikan Jokowi sebagai presiden terlemah dalam sejarah politik Indonesia. • LSI merekomendasikan tiga hal untuk mengubah konstelasi politik ini. • Pertama, semua pendukung dan pimpinan partai Koalisi Indonesia Hebat secara gradual benar-benar menjadikan Jokowi sebagai komando tertinggi. Jangan pernah lagi menyebut Jokowi yang menjadi presiden Indonesia dengan sebutan “petugas partai”. • Kedua, dengan insentif politik yang dibolehkan dalam sistem demokrasi, Jokowi dan KIH harus secepatnya merangkul dua partai politik lagi untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan. Itu agar koalisi Jokowi menguasaii mayoritas legislatif. • Ketiga, harus ada komunikasi dan kerjasama politik antara dua tokoh penting yaitu Megawati dan SBY. Megawati sebaiknya menemui sendiri SBY bukan lagi utusannya.
  • 10. Kamis, 9 Oktober 2014 Lingkaran Survei Indonesia - Denny JA Narasumber : Adjie Alfaraby (0811.16.14.14 / 0812.811.21.696) Moderator : Fitri Hari (0813.80140260) Tim Riset Nasional LSI : Adjie Alfaraby, Ardian Sopa, Ade Mulyana, Rully Akbar, Fitri Hari, Dewi Arum.
  • 11. Prediksi Survei Yang Diiklankan Sebelum PILEG 2014 NAMA PARTAI PREDIKSI LSI* HASIL KPU Track Record LSI TERBUKTI/TIDAK TERBUKTI PDIP DIATAS 16% 18.95% TERBUKTI GOLKAR DIATAS 16% 14.75% *Selisih 1,3% GERINDRA 8-16% 11.81% TERBUKTI DEMOKRAT 8-16% 10.19% TERBUKTI PKB 3,5%-8% 9.04% * Selisih 1.05% PAN 3,5%-8% 7.59% TERBUKTI PKS 3,5%-8% 6.79% TERBUKTI NASDEM 3,5%-8% 6.72% TERBUKTI PPP 3,5%-8% 6.53% TERBUKTI HANURA 3,5%-8% 5.26% TERBUKTI PBB TIDAK LOLOS PT 1.46% TERBUKTI PKPI TIDAK LOLOS PT 0.91% TERBUKTI Dimuat, antara lain di Rakyat Merdeka 8 April 2014, hal 12 Sehari Sebelum PILEG Hanya 2 partai dari 12 partai yang selisih 1.3% 11
  • 12. Track Record LSI Prediksi Survei Yang Diiklankan Sebelum PILPRES 2009 12 Dimuat di KOMPAS pada tanggal 3 Juli 2009 halaman 3. Tepat 5 hari sebelum Pemilihan Presiden 2009. DUKUNGAN PEMILIH SURVEI LSI AWAL JUNI 2009 SURVEI LSI AKHIR JUNI 2009 PREDIKSI PEMENANG PILPRES 2009 HASIL KPU DI ATAS 50% SBY-BOEDIONO SBY-BOEDIONO SBY-BOEDIONO TERBUKTI 30%-50% - - - - DI BAWAH 30% MEGA-PRABOWO JK-WIRANTO MEGA-PRABOWO JK-WIRANTO - TERBUKTI
  • 13. Track Record LSI Quick Count Paling Akurat Pasangan Capres- Cawapres Quick Count LSI (Data 100 %) Hasil Resmi KPU 22 Juli 2014 Prabowo-Hatta 46. 70 % 46. 85 % Jokowi-JK 53. 30 % 53. 15 % *Simpangan baku antara hasil KPU vs LSI hanya 0. 15 %
  • 14. 14 METODOLOGI SURVEI Pengumpulan Data : 6 – 7 Oktober 2014 • Quickpoll (smartphone LSI) • Metode sampling : multistage random sampling • Jumlah responden : 1200 responden • Margin of error : ±2.9 % Survei dilengkapi dengan Riset Kualitatif • FGD di tujuh ibu kota propinsi terbesar • In Depth Interview • Analsis media nasional Semua pemilih di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden
  • 15. Mayoritas Publik Cemas Pemerintahan Terbelah Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Kategori % Sangat khawatir, cukup khawatir 77. 25 % Kurang khawatir, tidak khawatir 17. 46 % sama sekali Tidak Tahu/Tidak Jawab 5. 29 % Hanya 17.46% publik yang menyatakan tak cemas
  • 16. Publik Laki-Laki Lebih Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Gender Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ Laki-laki 50 % 78. 72 % 12. 77 % 8. 51 % Perempuan 50 % 76. 04 % 21. 88 % 2. 08 % Baik laki-laki maupun perempuan diatas 75 %yang khawatir Publik Laki-Laki Lebih Intens mengikuti berita politik dan mendiskusikanya
  • 17. Publik Di Kota Lebih Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Status Wilayah Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ Desa 75.89 % 75. 51 % 16. 33 % 8. 16 % Kota 24.11 % 78. 01 % 17. 73 % 4. 26 % Publik di Kota lebih intens dan variatif dalam mengakses berita politik (termasuk social media)
  • 18. Publik Ekonomi Atas Lebih Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Tingkat Pendapatan Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ Menengah – Bawah 45.89 % 73. 78 % 22. 33 % 3. 88 % Menengah 29.11 % 76. 19 % 14. 29 % 9. 52 % Menengah Atas 24.63 % 85. 83 % 14. 17 % 0. 00 % Di semua segmen ekonomi diatas 70 %yang khawatir
  • 19. Publik Berpendidikan Tinggi Lebih Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Tingkat Pendidikan Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ Tamat SLTP ke bawah 48.13 % 65. 79 % 23. 68 % 10. 53 % Tamat SLTA ke bawah 38.43 % 76.06 % 19. 72 % 4. 23 % Tamat D3/S1/diatasnya 13.44 % 83. 33 % 12. 50 % 4. 17 % Di semua segmen pendidikan diatas 65 %yang khawatir
  • 20. Pendukung Koalisi Merah Putih Pun Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Partai Politik Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ Golkar 71. 64 % 18.58 % 9. 77 % Demokrat 67. 06 % 23. 84 % 9. 10 % Gerindra 67. 53 % 26. 60 % 5. 87 % PKS 74. 74 % 21. 58 % 3. 68 % PAN 74. 97 % 22. 25 % 2. 78 % PPP 73. 78 % 22. 25 % 3. 97 % Rata-rata pendukung Koalisi Merah Putih diatas 67 %yang khawatir
  • 21. Konstituen Koalisi Indonesia Hebat Lebih Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Pilihan Partai Pileg 2014 Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ PDIP 87. 46 % 9. 97 % 2. 57 % PKB 82. 22 % 16. 73 % 1. 06 % HANURA 79. 60 % 18. 38 % 2. 02 % NASDEM 79. 85 % 16. 40 % 3. 75 % Rata-rata pendukung Koalisi Indonesia Hebat diatas 79 % yang khawatir
  • 22. Pendukung Prabowo-Hatta Pun Khawatir Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih. Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini? Pilihan Capres 9 Juli 2014 Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ Prabowo-Hatta 71. 96 % 21. 63 % 6. 41 % Jokowi - JK 83. 06 % 15. 46 % 1. 48 % Hanya 21.63 % pendukung Prabowo-Hatta yang menyatakan tidak khawatir
  • 23. Pelaku Usaha Pun Khawatir Dari berbagai berita media menunjukan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pasca pemilihan pimpinan DPR. Pelaku investasi khawatir dengan kondisi politik nasional yang terbelah ke dalam dua kutub utama yang nantinya akan menyulitkan pemerintahan Jokowi- JK.
  • 24. Pemerintahan Terbelah di Indonesia, Berbeda dengan Amerika Seringkali di Amerika Serikat, Partai Demokrat menguasai eksekutif namun Partai Republik menguasai Legislatif. Atau sebaliknya. Meski di AS terjadi “divided government” namun publik di luar partai sangat kuat. Partai akhirnya bertindak rasional. Di Indonesia, publik di luar partai masih lemah. Kultur yang dominan masih “money politics” dan politik balas dendam
  • 25. Mengapa publik cemas? Pertama, publik khawatir banyak kebijakan pemerintahan baru terganggu karena tak didukung DPR. Kedua, publik khawatir politik nasional dalam 5 tahun mendatang gaduh dan tak stabil.
  • 26. Jokowi Potensial Jadi Presiden Terlemah ? Pertama, parlemen dikuasai oleh oposisi yang sangat “hostile” ke Jokowi. Kedua, tak ada satupun partai politik yang dikontrol langsung oleh Jokowi. Ketiga, Jokowi menang dengan dukungan yang tidak mutlak. Hanya berselisih tipis dengan Prabowo Subianto. Bisa cepat berubah, jika ada kebijakan tak populer, seperti menaikkan BBM
  • 27. Pamor KMP Berimbang dengan KIH Jika Dukung Perppu Langsung Q : Presiden SBY telah mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) Pilkada Langsung yang telah membatalkan UU Pilkada DPRD yang disahkan DPR. Namun Perppu ini harus mendapat persetujuan DPR untuk menjadi UU. Jika DPR setuju terhadap Perppu Pilkada langsung tersebut, menurut bapak/ibu koalisi partai manakah yang dinilai paling berjasa? Kategori % Kedua koalisi sama sama berjasa 67. 80 % Hanya salah satu koalisi yang berjasa 31 20 % Tidak Tahu/Tidak Jawab 1. 00 % Jika mendukung Perppu Pilkada Langsung, Pamor KMP Naik. Namun masih seimbang dengan pamor KIH.
  • 28. 3 REKOMENDASI LSI DENNY JA Pertama, KIH harus menjadikan Jokowi komando tertinggi. Jokowi jangan lagi disebut atau diperlakukan sebagai “petugas partai.” Kedua, Jokowi dan KIH harus secepatnya merangkul dua partai politik lagi untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan dengan insentif politik tertentu, agar mereka mayoritas di legislatif Ketiga, Megawati sebaiknya menemui sendiri SBY bukan lagi utusannya. SBY sepantasnya bernegosiasi langsung dengan Megawati, bukan utusannya.