Dokumen tersebut membahas tentang perlunya integrasi data dan sistem informasi pemerintah daerah di DIY. Secara singkat, dokumen menjelaskan latar belakang perlunya integrasi untuk menghindari terjadinya silo data, pengalaman integrasi sistem di lingkungan kampus UGM, beberapa model integrasi yang dapat diterapkan seperti tersentralisasi dan terdistribusi, serta masukan untuk raperda TIK DIY terkait penyusunan kerangka kerja interoperab
1. Raperda TIK DIY: Menuju Interoperability
Data Pemerintah Daerah
widyawan@ugm.ac.id
2. S1 Teknik Elektro UGM
S2 Erasmus Univ Netherland
S3 Electronic, Cork Institute of Tech, Ireland
Reaserach Interest:
Pervasive Computing, IoT, Big Data
Dosen DTETI UGM
Direktur DSSDI UGM
Komisaris PT Gamatechno
Anggota Konsorsium Smart City UGM
Anggota Asosiasi Ilmuwan Data Indonesia
Steering Committee IdREN
3. Agenda
• Latar belakang integrasi
• Pengalaman Integrasi di Kampus
• Model integrasi
• Raperda TIK
4. Latar Belakang
• Information is new power, reluctant to share power
• Information is an economic asset, reluctant to share profit
• Tidak terkecuali di kampus dan pemerintahan, sehingga terjadi silo
informasi
5. Pengalaman Integrasi di Kampus
• Perspektif:
• 150 ha wilayah, dgn beberapa wilayah kampus (bulaksumur, jakarta,
wanagama, berbah, 5 asrama mahasiswa)
• ~ 8000 staff dan 55.000 mahasiswa
• 20 fakultas/sekolah, +10 pusat studi, +15 direktorat/pusat, 256 prodi
• Anggaran tahunan: ~ 3T
• Integrasi:
• Infrastruktur dan Internet
• Data
• Perangkat lunak/Sistem Informasi
9. Lesson Learned
• UGM bertransisi dari arsitektur terdistribusi menuju arsitektur
tersentral.
• Prasyarat:
• Wewenang pengembangan TIK dalam satu unit
• Penyatuan SDM TIK (programmer, sysadmin, netadmin dll) & adanya jabatan
fungsional TIK
• Wewenang anggaran TIK yang kuat (termasuk mencoret anggaran TIK unit)
• Standarisasi organisasi dan proses business
• Pros:
• Simplifikasi dan integrasi proses pengembangan
• Kebenaran data lebih terjamin
• Data redundansi menjadi minimal
10. Agenda
• Latar belakang integrasi
• Pengalaman Integrasi di Kampus
•Model integrasi
• Raperda TIK
12. • Terdistribusi
• Prasyarat
• Interoperability framework (standar
integrasi) disusun terlebih dahulu, the
devil is in the detail à perlu detil
sampai teknis
• Perlu law enforcer untuk mengawal
kepatuhan kepada framework
• Memerlukan organisasi/lembaga
pengawal
• Contoh: protokol Internet, India,
UK, ...
• Sentralistik
• Prasyarat
• Kepemimpinan dan
regulasi/anggaran yang kuat
• Lembaga teknis terkait
mempunyai wewenang dan
sumber daya yang cukup
• Contoh: pemerintah kota
Surabaya, UGM
Model Integrasi
14. Model Pendekatan
• Bagaimanakah untuk model yang pas di DIY?
• Adakah model hybrid ?
• Perlu disusun interoperability framework
• Framework dan model pendekatan perlu
diamanahkan dalam regulasi
15. Agenda
• Latar belakang integrasi
• Pengalaman Integrasi di Kampus
• Model integrasi
•Raperda TIK
16. Beberapa masukan ttg raperda TIK
• Perlu ditetapkan sebuah entitas yang mengawal, dengan wewenang
kuat terhadap kabupaten/kota dan OPD
• Perlu diamanahkan penyusunan interoperability framework
• Perlu ditambahkan mekanisme law enforcement
17. • Semangatnya terdistribusi. Interoperability framework/standar perlu
disusun dulu, kalau tidak pulau data akan semakin banyak
• Pembangunan TIK, pasal 9 (2) -> aplikasi perlu ada
• Pasal 11, 2.b replikasi à mengundang dulikasi/redundansi data