2. LATAR BELAKANG
1. Lebih dari 200 Perguruan Tinggi mempunyai
program TIK
2. Menghasilkan 25.000 lulusan
3. Membutuhkan 500.000 lulusan TIK sd 2020
3. VISI TEKNOLOGI INFORMASI PRESIDEN RI
“… Masyarakat yang cerdas, berarti setiap komponen
masyarakat akan bergerak bersama, misalnya
mewujudkan gerakan siswa cerdas, gerakan desa maju,
gerakan guru cerdas, gerakan pesantren cerdas,
gerakan petani cerdas, gerakan aparat cerdas, gerakan
nelayan pintar, dan seterusnya…”
4. KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG
e-EDUCATION
• Misi Depkominfo :
• Untuk mendukung penerapan pendidikan berbasis TIK
• Blue Print TIK Indonesia :
• E-Education :
• Legalisasi Piranti Lunak untuk Pendidikan
• Standard Kompetensi Sumber Daya Manusia TIK
• E-Education untuk pendidikan formal dan non formal
• Kampanye Penggunaan Internet untuk Pendidikan
• Flagship Program
• E-Education
• Implementasi Aplikasi Sistem Pendidikan berbasis TIK dan e-
Learning untuk sekolah
• Peningkatan e-Literacy
• Fasilitasi Perangkat TIK di Sekolah, Koperasi, Pesantren dan
diberbagai Komponen Masyarakat, CAP.
6. PERMASALAHAN PENERAPAN
E-LEARNING
Kualitas yang tidak sama satu
dengan yang lain
Adanya Perbedaan Kurikulum
Pembangunan program e-learning
masih dianggap mahal
Akses Internet masih mahal
7. PELUANG DAN TANTANGAN
RELEVANSI E-EDUCATION
Membangun Desa Global (Global Village), dimana
semua desa terhubung ke Internet (sekitar
43.000 desa).
Membangun Kota Tujuan Pendidikan (Education
Destination City) yang terintegrasi dengan TIK.
Membangun Kota Pendidikan dan Riset berbasis
TIK
Membangun Perpustakaan digital yang
terintegrasi
Menghubungkan Universitas, Institut, Sekolah
Tinggi, Akademi dengan TIK (sekitar 2428
Perguruan Tinggi)
8. BLUE PRINT TIK UNTUK
PENDIDIKAN
Menteri Kominfo, Mendiknas, Menteri Agama,
Masyarakat dan swasta membentuk blue print
TIK untuk pendidikan dasar dan menengah
Tujuh Langkah Strategis
1. TIK sebagai sumber pengetahuan
2. TIK sebagai alat bantu pengajaran (Learning Tools)
3. TIK sebagai fasilitas pendidikan
4. TIK sebagai standar kompetensi
5. TIK sebagai dukungan administrasi pendidikan
6. TIK sebagai alat bantu manajemen sekolah
7. TIK sebagai infrastruktur pendidikan
12. Isue Pokok (1)
Isu Pokok Fakta
Infrastruktur Penetrasi Internet rendah dan belum merata
Penetrasi PC rendah
Tarif
Bandwidth
Regulasi RUU ITE, belum ada RPP, RPM, RKD
Cyberlaw belum lengkap
Standardisasi Data dan Konten
Belum konvergentif
SDM Partipation rate yang rendah
e-Literacy masih rendah
Apresiasi terhadap bidang TIK rendah
Standar kompetensi belum lengkap
13. Isue Pokok (2)
Isu Pokok Fakta
Pendanaan Lembaga pembiayaan untuk kepemilikan PC
terbatas
Ketentuan perpajakan yang belum kondusif
Interoperabilitas dan
Interkonektivitas
Belum konvergentif
Belum tersosialisasi dengan baik
Adanya PULAU PULAU INFORMASI
e-Leadership Peran sebagai rujukan TIK belum terbangun
Belum ada institusi CIO Indonesia
Industri Jumlah pengembang rendah
Jumlah ISV rendah
Tingkat pembajakan perangkat lunak masih
tinggi
CMM Indonesia belum ada
14. PEMANFAATAN TIK DALAM
PENDIDIKAN
Faktor pemungkin untuk membangun hulu-hilir
aplikasi TIK untuk pendidikan.
Pembangunan Laboratorium Maya (Virtual Lab.).
One School One Laboratory Computer (OSOL).
Memungkinkan dalam membangun aplikasi untuk
pengayaan (Enrichment) materi pembelajaran.
E-Library dan e-Book.
Bulletin Board System berbasis TIK
15. DARI HULU HINGGA HILIR
E-EDUCATION
Persiapan Perguruan Tinggi berbasis TIK
e-Promosi
e-Registrasi
e-Classroom
e-Learning
e-ERM (Education Resource Management)
Meningkatkan kualitas administrasi pendidikan
Meningkatkan daya saing dan layanan pendidikan
Interaksi murid dan guru
17. 2007
2005
2008
2006
2009
IIS 2015
Roadmap Toward IIS 2015
Tahun Dasar TIK
Terbentuknya
Depkominfo
TIK bagi Reformasi
Birokrasi
Revitalisasi
Industri TIK
TIK untuk Daya
Saing Nasional
2010
TIK untuk
Semua
18. Strategi 315 MII2015
Regulasi
Infrastruktur
Informasi
Sumber
Daya Manusia &
Kelembagaan TIK
● e-Leadership
● e-Pendidikan
● e-Infrastruktur
● e-Industri
● e-Government
Public Private Partnership
3
1
5
Flagship
Programs
Alokasi
Sumber
Daya
Pilar
19. Strategi 315 MII2015
Regulasi
Infrastruktur
Informasi
Sumber
Daya Manusia &
Kelembagaan TIK
● e-Leadership: National ICT Board, GCIO
● e-Pendidikan: Peningkatan e-Literacy, Fasilitasi perangkat TIK
di Sekolah, Koperasi, Pesantren, dan di berbagai komponen
masyarakat, Community Access Point
● e-Infrastruktur: Palapa Ring (Indonesia Connected), USO
Plus, PSO, tarif yang terjangkau, dan alokasi frekuensi
● e-Industri: Pusat Sertifikasi Open Source, Komputer Paket
Terjangkau, Inkubator, Cyberparks, Modal Ventura, Kampanye
Software Legal, Penegakan HaKI
● e-Government: e-Announcement, e-Procurement, e-
Anggaran, Nomor Identitas Nasional, e-Government
Interoperability Framework, Inter-Govnermental Access to
Shared Information System, National Single Window
Public Private Partnership
3
1
5
Flagship
Programs
Alokasi
Sumber
Daya
Pilar
23. Solusi dgn TIK
- Pelatihan Guru
- Distribusi Materi Pelajaran
secara elektronik
Isu
Isu di Sekitar Pendidikan Tinggi
Pertukaran kredit
Pedesaan vs. Perkotaan
Pelatihan tidak mencukupi
Pendidikan
Tinggi
Globalisasi
Multi-Media
Reformasi Pendidikan
Kesenjangan Pendidikan
Pengembangan Kemampuan
Mengajar
Univer-
sitas
Institut
Sekolah
Tinggi
■ Memperluas kesempatan
belajar
■Hemat Uang/Waktu
■Peningkatan Kualitas dan
Kuantitas
TIK
- Pendidikan di perdesaan
- Pertukaran pengajar
- Pembelajaran mandiri
- Kerjasama antar
Universitas
24. Keutamaan Pendidikan Berbasis TIK
Bagi Mahasiswa Bagi Dosen Bagi Universitas
Kuliah yang fleksibel
(Dapat diakses kapan
saja)
…
…
…
…
…
…
Pembelajaran 24x7
Meningkatkan
Kemampuan Akademik
Materi Pengajaran
Yang Kaya
Waktu Lebih Banyak
Untuk Riset
Visio
HTML
SGML
+
Manajemen dan
Penggunaan Ulang
Sumberdaya dan Materi
Pengajaran
Usaha Baru
…
…
…
…
…
…
Visio
HTML
SGML
e-Education
(Digital/Multimedia)
25. Konsep e-Learning
<Studio>
(Produksi)
・Digitalisasi Material
・Penulisan
・Produksi Program Packaging
Staf Mahasiswa
<Sistem Pembelajaran Baru>
<Rumah Produksi Konten>
■ Universitas Lain
■ Kampus Lain
■ Rumah
Internet
WWW Server
・Paket Teks
(Manajemen Situs)
・Situs Humas
・Situs Informasi
Non-linear Editing
DVD Authoring
Jaringan Pembelajaran
Berbasis Web (PBW)
Penulis
・Produksi
Material
Manajemen
・Manajemen
Kehadiran
Server
・Distribusi
Material
(Rencana ke Depan)
Produksi Paket
Pembelajaran
Otomatis)
・Paket Kuliah
<Ruang Pertemuan>
Kamera
<Ruang Dosen>
Kamera
Komunikasi Multi Poin ■ Diskusi Kelompok
Dalam Kampus
Jaringan Dalam Kampus
<Ruang Kuliah>
Smart board
<Seminar
Kolaboratif>
Pembelajaran Jarak Jauh
Melalui Satelit
Internet
ISDN lines
■ Corporations
・Business Training
・Seminar Kolaboratif
・Pembelajaran Jarak Jauh
・Pengajaran secara simultan
・Pembalajaran Jarak Jauh
(Live broadcasting)
26. Gambaran Sistem E-Learning di Indonesia
• Terbatasnya institusi pendidikan di Indonesia yang memiliki sistem e-
learning.
• Institusi pendidikan yang memiliki sistem e-learning :
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM (MIPA UGM)
Sistem e-learning : mipa.ugm.ac.id/kuliah
Institut Pertanian Bogor (IPB)
Sistem e-learning : student.ipb.ac.id/elearning
Departemen Fisika UI
Sistem e-learning : e-learning.fisika.ui.ac.id
Universitas Hasanuddin (UNHAS)
Sistem e-learning : www.unhas.ac.id/~e-learning
Komunitas e-learning Gratis (Ilmu Kmputer Indonesia)
Sistem e-learning : www.ilmukomputer.com
Webmaster Certification Training Center (Web-C)
Sistem e-learning : e-learning.web-c.web.id
27. Standar Pengembangan Sistem
E-Learning
Arsitektur sistem e-learning bersifat
terbuka dan dapat dikembangkan
Content yang dihasilkan oleh software e-
learning yang satu dapat digunakan oleh
software e-learning lainnya.
Content dalam e-learning memiliki
kemampuan interoperability,accessibility
dan reusability.
28. Model E-Learning
Model Pertama :
• Sarana belajar jarak jauh (distance learning).
• Siswa tidak perlu hadir pada institusi.
• Mulai proses pendaftaran s/d lulus dan
bersertifikat.
Model Kedua :
• Sarana pendukung kegiatan belajar di kelas.
• Membantu pengajar menyampaikan bahan ajar
secara online.
29. Sistem E-Learning Open Source
• Software OS perlu diberdayakan (Pemth,
Pddk, Perush, Individu).
• Software OS tidak mempunyai hak cipta
sehingga tidak ada larangan bagi para
siswa untuk mengupasnya, memodifikasi
apalagi menggandakannya.
• Software OS mudah didapat.