SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Pendahuluan
• Keselamatan kerja atau Occupational Safety
diartikan sebagai upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan tenaga kerja
• Usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
• Keselamatan dan kesehatan kerja bukan
sekedar kewajiban yang harus diperhatikan
oleh para pekerja
Latar Belakang
• Bengkel Buyung Motor :
o Terletak di jalan Hangtuah No.88
o Karyawan hanya satu orang
• Uraian makalah: Manajemen Risiko dan
Kesehatan Lingkungan di Bengkel Buyung
Motor
Tujuan Penilitian
1) Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana manajemen
risiko pada kegiatan memperbaiki motor di
bengkel buyung jalan Hangtuah No.88.
2) Tujuan Khusus
Untuk Mengetahui :
• persiapan
• identifikasi
• analisa risiko
• evaluasi risiko
• pengendalian risiko
Dalam manajemen
risiko pada
praktisi service.
Manfaat Penilitian
1) Bagi Praktisi
– Menjadi referensi tentang potensi bahaya
kecelakaan berkendara
– Dapat mengetahui cara pengendalian risiko guna
mengurangi bahaya kecelakaan kerja pada praktisi
service motor ini.
2) Bagi penulis
– Menambah pengetahuan tentang manajemen
risiko khususnya bagi praktisi bengkel
– Sebagai referensi aplikasi bengkel motor pada
bengkel buyung motor yang penulis miliki agar
sesuai dengan keinginan penulis.
Proses Kegiatan
1) Proses penelitian ini dilakukan selama 2 hari
yaitu tanggal 26 dan 28 Januari 2013
2) Melihatkan beberapa peralatan kepada
penulis
Lanjutan….
3) Menjelaskan proses perbaikan sepeda motor:
Contoh :
– Mesin mati dalam keadaan masih berjalan
• Bensin habis.
Periksa karburator dengan membongkarnya
4) Memberikan tips cara merawat motor
– Bersihkanlah sepeda motor secara rutin
– Coba periksa mesin dan oli secara berkala, tiap
berapa bulan sekali;
– Lakukan servis secara rutin, maksimal setiap dua
bulan sekali
– Jangan biasakan membebani sepeda motor anda
dengan berat di atas kapasitas standar yang di
tentukan.
5) Memberikan solusi bila motor mogok di jalan
– Lakukan pengecekan terhadap aliran bahan
bakar.
– Bila posisi On tiba-tiba mogok, maka masih ada
cadangan bensin di dalam tangki bahan bakar.
– Bila bahan bakar masih ada dan mesin masih
juga tidak mau hidup, ada baiknya kita periksa
selang bensin yang menuju ke karburator.
– Kalau bahan bakar tidak bermasalah, coba
periksa sistem pengapiannya.
– Bersihkanlah kepala busi dengan ampelas halus
– Cek percikan api
Oli-oli yang tersusun dengan rapi
Memegang ban tanpa sarung tangan
Melayani pelanggan dengan ramah
Peralatan lengkap dan tinggi rak sesuai
Tong sampah yang hitam/kotor banyak
mengandung bakteri atau virus
Peralatan bengkel tidak tersusun rapi
Pelanggan yang sedang menunggu
motornya diperbaiki
Siswa SMAN 8 Pekanbaru berada di
bengkel
Penyervice Mengelap tangannya yang
kotor ke baju
Manajemen Risiko
A. Persiapan
1) Ruang Lingkup Management Risiko
– Management risiko dilakukan di Bengkel Motor
Buyung pada tanggal 26 dan 28 januari 2013
2) Personil Yang Terlibat
Hanya pemilik bengkel saja yaitu 1 (satu) orang
3) Standar Penentuan Kriteria Risiko
Penentuan Risiko diambil berdasarkan persentasi angka
kejadian ataupun angka prediksi kejadian frekuensi
tertinggi yang sering terjadi serta tingkat keparahan
kejadian melalui analisa management risiko.
4) Mekanisme Pelaporan
– Laporan diberikan kepada Pemilik Bengkel Buyung
Motor
5) Dokument Yang Terkait
– Hasil wawancara dengan pemilik bengkel.
– Dokumentasi foto.
– Literature/ referensi serta hasil penelitian
Manajemen Risiko
B. Identifikasi Bahaya
• Dilakukan melalui inspeksi, monitoring, wawancara,
dan konsultasi dengan pemilik bengkel.
• identifikasi bahaya dalam kegiatan bengkel ini lebih
berupa prediksi seandainya kegiatan tersebut dilakukan
tidak sesuai ketentuan .
• Bengkel sudah bagus dalam pelayanan pelanggan dan
motor yang diperbaiki dapat diselesaikan dengan
cepat.
No. Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi
1.
Faktor fisik :
•Kebisingan
•Silau
•Suhu panas
•Telinga (Indra
Pendengaran) dan
Psikologi
•Mata
(Indra Penglihatan)
•Biang keringat,
Dehidrasi, Kulit
Tuli, Pusing
Kurangnya
penglihatan
Kelelahan, Panu
2.
Faktor Biologis:
•Bakteri
•Virus
•Jamur
•Infeksi
•Infeksi
•Infeksi
Penyakit-
penyakit yang
diderita para
pekerja, seperti
kanker karena
kontak dengan
bahan kimia
terus menerus
seperti oli, cat
dan Pilek, Alergi,
Infeksi, Panu.
No. Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi
3.
Faktor ergonomic:
Jongkok terlalu lama pada saat
menservice.
Musculoskeletal Lumbago pain,
Pegal, Bungkuk,
Kesemutan,
Ketidaknyamanan
4.
Faktor Psikososial:
•Jam kerja yang lama/ istirahat
kurang.
•Pelanggan yang sedikit
•Kurang baiknya komunikasi
antara Pemerbaiki dengan
pelanggan
•Stress
•Stress
•Pasien stress,
keluar keringat
dingin
•Mialgia, loss
concentration.
•Pusing, Jengah,
Bosan
•Lemah, palpitasi,
pingsan.
No. Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi
5.
Alat Perlindungan Diri pada
saat memperbaiki motor:
•Tidak memakai kaca mata
pada saat bekerja
•Tidak memakai pelindung
pendengaran
•Kecelakaan pada
mata dan telinga
•Membuat mata
menjadi sakit
•Membuat fungsi
indra
pendengaran
berkurang
6.
Kecelakaan service:
Salah pasang mesin pada
motor
•Kerusakan
•Mesin jadi rusak
dan mungkin
terjadi ledakan
yang kecil
Analisa Semikualitatif
Evaluasi Risiko
Pengendalian
• A . Cara Mengendalikan Bahaya.
1. Pengendalian teknik
Menghilangkan bahaya yang ada atau kemungkinan bahaya mengenai
pekerja, seperti menggunakan alat yang lebih aman dan memisahkan jenis
kegiatan bengkel seperti pengelasan,modifikasi dan servis motor
2. Pengendalian Administratif
Bisa dilakukan dengan membatasi waktu kontak antara pekerja dengan
bahaya, seperti memberikan jarak yang cukup antara pengerjaan servis
dan pengelasan, pemberian istirahat yangcukup, meningkatkan kebersihan
dan keselamatan pekerja
3. Alat Pelindung Diri (APD) Di Bengkel Motor
Menurut hirarki upaya pengendalian diri (controling), alat pelindung
diri sesungguhnya merupakan hirarki terakhir dalam melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang
kemungkinan terjadi pada saat melakukan pekerjaan, setelah
pengendalian teknik dan administratif tidak mungkin lagi
diterapkan. Ada beberapa jenis alat pelindung diri yang mutlak
digunakan oleh tenaga kerja pada waktu melakukan pekerjaan dan
saat menghadapi potensi bahaya karena pekerjaanya, antara lain :
1. Alat Pelindung Mata (kaca mata pengaman) / Kaca mata
(Spectacles/Goggles).
• 2. Pelindung pendengaran / ear plug
• 3. Pakaian Pelindung
Saran
1. Diharapkan bagi pemilik untuk mengetahui dan
memberikan pengetahuan tentang kesehatandan
keselamatan kerja serta prosedurnya bagi pekerja.
2. Perhatian secara serius untuk mencegah posisi duduk
yang tidak ergonomi yang nantinya
akanmembawa dampak yang kurang baik bagi pekerja.
3.Kesadaran menggunakan alat pelindung diri perlu di
tingkatkan serta penggunaannya sesuai prosedur.
Rafif utama putra x ipa 6 (hazard)

More Related Content

Similar to Rafif utama putra x ipa 6 (hazard)

X6 zakiah rahmayanti
X6 zakiah rahmayantiX6 zakiah rahmayanti
X6 zakiah rahmayantizakiahR
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (2)Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (2)Eko Supriyadi
 
Perawatan Peralatan (Maintenance) - Manajemen Operasional
Perawatan Peralatan (Maintenance) - Manajemen OperasionalPerawatan Peralatan (Maintenance) - Manajemen Operasional
Perawatan Peralatan (Maintenance) - Manajemen Operasionalfredi_umby
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)Eko Supriyadi
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (3)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (3)Eko Supriyadi
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)Eko Supriyadi
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)Eko Supriyadi
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)Eko Supriyadi
 

Similar to Rafif utama putra x ipa 6 (hazard) (20)

X6 zakiah rahmayanti
X6 zakiah rahmayantiX6 zakiah rahmayanti
X6 zakiah rahmayanti
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (2)Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (2)
 
Perawatan Peralatan (Maintenance) - Manajemen Operasional
Perawatan Peralatan (Maintenance) - Manajemen OperasionalPerawatan Peralatan (Maintenance) - Manajemen Operasional
Perawatan Peralatan (Maintenance) - Manajemen Operasional
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (3)
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (1)
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-5-i (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-15-p (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 016-2-i (3)
 

Rafif utama putra x ipa 6 (hazard)

  • 1.
  • 2. Pendahuluan • Keselamatan kerja atau Occupational Safety diartikan sebagai upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan tenaga kerja • Usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. • Keselamatan dan kesehatan kerja bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja
  • 3. Latar Belakang • Bengkel Buyung Motor : o Terletak di jalan Hangtuah No.88 o Karyawan hanya satu orang • Uraian makalah: Manajemen Risiko dan Kesehatan Lingkungan di Bengkel Buyung Motor
  • 4. Tujuan Penilitian 1) Tujuan Umum Untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko pada kegiatan memperbaiki motor di bengkel buyung jalan Hangtuah No.88. 2) Tujuan Khusus Untuk Mengetahui : • persiapan • identifikasi • analisa risiko • evaluasi risiko • pengendalian risiko Dalam manajemen risiko pada praktisi service.
  • 5. Manfaat Penilitian 1) Bagi Praktisi – Menjadi referensi tentang potensi bahaya kecelakaan berkendara – Dapat mengetahui cara pengendalian risiko guna mengurangi bahaya kecelakaan kerja pada praktisi service motor ini.
  • 6. 2) Bagi penulis – Menambah pengetahuan tentang manajemen risiko khususnya bagi praktisi bengkel – Sebagai referensi aplikasi bengkel motor pada bengkel buyung motor yang penulis miliki agar sesuai dengan keinginan penulis.
  • 7. Proses Kegiatan 1) Proses penelitian ini dilakukan selama 2 hari yaitu tanggal 26 dan 28 Januari 2013 2) Melihatkan beberapa peralatan kepada penulis
  • 8. Lanjutan…. 3) Menjelaskan proses perbaikan sepeda motor: Contoh : – Mesin mati dalam keadaan masih berjalan • Bensin habis. Periksa karburator dengan membongkarnya 4) Memberikan tips cara merawat motor – Bersihkanlah sepeda motor secara rutin – Coba periksa mesin dan oli secara berkala, tiap berapa bulan sekali; – Lakukan servis secara rutin, maksimal setiap dua bulan sekali – Jangan biasakan membebani sepeda motor anda dengan berat di atas kapasitas standar yang di tentukan.
  • 9. 5) Memberikan solusi bila motor mogok di jalan – Lakukan pengecekan terhadap aliran bahan bakar. – Bila posisi On tiba-tiba mogok, maka masih ada cadangan bensin di dalam tangki bahan bakar. – Bila bahan bakar masih ada dan mesin masih juga tidak mau hidup, ada baiknya kita periksa selang bensin yang menuju ke karburator. – Kalau bahan bakar tidak bermasalah, coba periksa sistem pengapiannya. – Bersihkanlah kepala busi dengan ampelas halus – Cek percikan api
  • 10. Oli-oli yang tersusun dengan rapi
  • 11. Memegang ban tanpa sarung tangan
  • 13. Peralatan lengkap dan tinggi rak sesuai
  • 14. Tong sampah yang hitam/kotor banyak mengandung bakteri atau virus
  • 15. Peralatan bengkel tidak tersusun rapi
  • 16. Pelanggan yang sedang menunggu motornya diperbaiki
  • 17. Siswa SMAN 8 Pekanbaru berada di bengkel
  • 18. Penyervice Mengelap tangannya yang kotor ke baju
  • 19. Manajemen Risiko A. Persiapan 1) Ruang Lingkup Management Risiko – Management risiko dilakukan di Bengkel Motor Buyung pada tanggal 26 dan 28 januari 2013 2) Personil Yang Terlibat Hanya pemilik bengkel saja yaitu 1 (satu) orang
  • 20. 3) Standar Penentuan Kriteria Risiko Penentuan Risiko diambil berdasarkan persentasi angka kejadian ataupun angka prediksi kejadian frekuensi tertinggi yang sering terjadi serta tingkat keparahan kejadian melalui analisa management risiko. 4) Mekanisme Pelaporan – Laporan diberikan kepada Pemilik Bengkel Buyung Motor 5) Dokument Yang Terkait – Hasil wawancara dengan pemilik bengkel. – Dokumentasi foto. – Literature/ referensi serta hasil penelitian
  • 21. Manajemen Risiko B. Identifikasi Bahaya • Dilakukan melalui inspeksi, monitoring, wawancara, dan konsultasi dengan pemilik bengkel. • identifikasi bahaya dalam kegiatan bengkel ini lebih berupa prediksi seandainya kegiatan tersebut dilakukan tidak sesuai ketentuan . • Bengkel sudah bagus dalam pelayanan pelanggan dan motor yang diperbaiki dapat diselesaikan dengan cepat.
  • 22. No. Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi 1. Faktor fisik : •Kebisingan •Silau •Suhu panas •Telinga (Indra Pendengaran) dan Psikologi •Mata (Indra Penglihatan) •Biang keringat, Dehidrasi, Kulit Tuli, Pusing Kurangnya penglihatan Kelelahan, Panu 2. Faktor Biologis: •Bakteri •Virus •Jamur •Infeksi •Infeksi •Infeksi Penyakit- penyakit yang diderita para pekerja, seperti kanker karena kontak dengan bahan kimia terus menerus seperti oli, cat dan Pilek, Alergi, Infeksi, Panu.
  • 23. No. Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi 3. Faktor ergonomic: Jongkok terlalu lama pada saat menservice. Musculoskeletal Lumbago pain, Pegal, Bungkuk, Kesemutan, Ketidaknyamanan 4. Faktor Psikososial: •Jam kerja yang lama/ istirahat kurang. •Pelanggan yang sedikit •Kurang baiknya komunikasi antara Pemerbaiki dengan pelanggan •Stress •Stress •Pasien stress, keluar keringat dingin •Mialgia, loss concentration. •Pusing, Jengah, Bosan •Lemah, palpitasi, pingsan.
  • 24. No. Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi 5. Alat Perlindungan Diri pada saat memperbaiki motor: •Tidak memakai kaca mata pada saat bekerja •Tidak memakai pelindung pendengaran •Kecelakaan pada mata dan telinga •Membuat mata menjadi sakit •Membuat fungsi indra pendengaran berkurang 6. Kecelakaan service: Salah pasang mesin pada motor •Kerusakan •Mesin jadi rusak dan mungkin terjadi ledakan yang kecil
  • 26.
  • 28.
  • 29. Pengendalian • A . Cara Mengendalikan Bahaya. 1. Pengendalian teknik Menghilangkan bahaya yang ada atau kemungkinan bahaya mengenai pekerja, seperti menggunakan alat yang lebih aman dan memisahkan jenis kegiatan bengkel seperti pengelasan,modifikasi dan servis motor 2. Pengendalian Administratif Bisa dilakukan dengan membatasi waktu kontak antara pekerja dengan bahaya, seperti memberikan jarak yang cukup antara pengerjaan servis dan pengelasan, pemberian istirahat yangcukup, meningkatkan kebersihan dan keselamatan pekerja
  • 30. 3. Alat Pelindung Diri (APD) Di Bengkel Motor Menurut hirarki upaya pengendalian diri (controling), alat pelindung diri sesungguhnya merupakan hirarki terakhir dalam melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang kemungkinan terjadi pada saat melakukan pekerjaan, setelah pengendalian teknik dan administratif tidak mungkin lagi diterapkan. Ada beberapa jenis alat pelindung diri yang mutlak digunakan oleh tenaga kerja pada waktu melakukan pekerjaan dan saat menghadapi potensi bahaya karena pekerjaanya, antara lain : 1. Alat Pelindung Mata (kaca mata pengaman) / Kaca mata (Spectacles/Goggles).
  • 31. • 2. Pelindung pendengaran / ear plug • 3. Pakaian Pelindung
  • 32. Saran 1. Diharapkan bagi pemilik untuk mengetahui dan memberikan pengetahuan tentang kesehatandan keselamatan kerja serta prosedurnya bagi pekerja. 2. Perhatian secara serius untuk mencegah posisi duduk yang tidak ergonomi yang nantinya akanmembawa dampak yang kurang baik bagi pekerja. 3.Kesadaran menggunakan alat pelindung diri perlu di tingkatkan serta penggunaannya sesuai prosedur.