SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Download to read offline
join facebook.com/suryaonline
hal
2
DIGITAL NEWSPAPER
edisipagisurabaya.tribunnews.com surya.co.id | SABTU, 12 OKTOBER 2013 | Terbit 2 halaman
follow @portalsurya
Spirit Baru Jawa Timur
Saatnya
Indonesia
Bicara
Lawan Korsel Piala Asia U-19
SURYA Online - Detik-detik
mendebarkan bagi seluruh
pecinta bola Indonesia akan
terjadi pada pertandingan
lawan Korea Selatan (Korsel),
Sabtu (12/10/2013), di Stadion
Gelora Bung Karno. Ini karena
Evan Dimas Darmono dkk harus
bisa menang melawan tim dari
Negeri Gingseng itu, jika ingin
lolos ke putaran final Piala Asia
U-19.
Permainan Timnas Garuda
Muda memang sangat
memukau, terutama ketika
menghajar Laos, 4-0, namun
pada penampilan lawan
Filipina, meski berhasil unggul
2-0, namun penampilan Evan
Dimas dkk, sedikit menurun.
Terutama dalam hal ketenang-
an bermain sehingga banyak
peluang emas yang terjadi
tidak dapat membuahkan gol
lebih banyak.
“Menurut saya ketika
menghadapi Laos, Evan Dimas
dkk bermain sangat luar biasa.
Berani memainkan bola dan
ketenangan anak-anak juga
membuahkan gol-gol yang
amat cantik,” tutur Risdianto,
mantan pemain nasional,
Jumat (11/10/2013).
Kondisi pada pertandingan
perdana kualifikasi Piala Asia U-
19, lawan Laos itu diharapkan
Bang Ris, panggilan akrabnya,
bisa terjadi ketika menghadapi
Korsel, Sabtu (12/10/2013).
Korsel, lanjut pemain
yang pernah merumput di
kesebelasan profesionald i
Hongkong itu, mempunyai
banyak kelebihan dan tenaga
yang super sehingga diperlukan
ketanangan dan keberanian
untuk menghadapinya.
“Jika anak-anak
bisa tenang dan
sabar, kemung-
kinan menang
itu bisa didapat.
Apalagi saat ini
peak permainan
anak-anak cukup
bagus,” katanya.
Tentang stra-
tegi, Bang Ris
melanjutkan, Indra
Sjafri tentu sudah
mempelajari lebih
mendalam tentang
kekuatan Korsel. Yang
jelas untuk mengha-
dapi permainan lawan yang
kuat, dibutuhkan ketenangan
dan keberanian.
“Harus berani memainkan
bola dari kaki ke kaki dan
menggunakan lebar lapangan
untuk menguras tenaga lawan.
Ketika lawan Laos itu anak-
anak mampu menerapkan
keduanya sehingga hasilnya
maksimal,” terangnya.
Mantan pemain asla Pasuruan
itu juga memprediksi, Indra
menerapkan strategi jitu ketika
menghadapi Filipina, yakni
dengan merombak pemain agar
tidak banyak diketahui oleh
bakal lawan, Korsel.
Kon-
disi
Timnas sendiri menunjukkan
optimisme yang sangat kuat
mampu mengalahkan Korsel,
mengingat dengan satu
kemenangan ini, peluang dapat
mengulang prestasi Tahun
1961, merebut juara Asia,
semakin terbuka.
“Kami akan mengevaluasi
apa kekurangan kami saat
melawan Filipina untuk laga se-
lanjutnya. Kami harus menang
lawan Korsel,” jelas Evan.
Palang pintu Timnas U-19,
Hansamu Yama Pranata, meni-
lai, timnya harus bermain lebih
sabar saat melawan Korsel.
“Semoga kita bisa lebih sabar
lagi pada pertandingan
nanti,” tuturnya.
Sementara Pelatih
tim nasional Indonesia
U-19, Indra Sjafri,
dengan mempelajari
permainan Korsel dari
video, timnya akan
melakukan perlawan-
an habis-habisan.
“Kami juga pernah
memiliki peng-
alaman bermain
melawan mereka di
Iran. Saat itu kami
kalah 1-2. Semoga
saja itu bisa men-
jadi pembelajaran,” kata Indra
setelah pertandingan kontra
Filipina, Kamis (10/10/2013).
Indra menambahkan, belum
ingin mencemaskan fisik lawan
yang tinggi badannya melebihi
para pemain Indonesia, serta
potensi ujian untuk lini perta-
hanan dari Korsel setelah dua
laga sebelumnya cenderung
tidak terlalu diuji.
“Tim ini tidak sempurna.
Yang penting grafik penilaian
jadi evaluasi. Misalnya, dalam
hal penyelesaian akhir yang
beberapa kali terburu-buru dan
kurang tenang. Kami punya
kesempatan waktu pemulihan
kondisi selama satu hari,”
tambah Indra.
“Tim teknis sudah mengana-
lisis Korsel di dua pertandingan
mereka, dan temuannya secara
statistik adalah performa Kor-
sel menurun pada pertandingan
kedua. Doakan saja begitu juga
untuk pertandingan ketiga,”
lanjutnya.
Indonesia saat ini mengoleksi
enam poin, sama dengan Korea
Selatan, hanya saja Korsel
berhak memuncaki klasemen
karena mereka unggul pro-
duktivitas gol. Seandainya
Indonesia finish sebagai runner-
up, maka tim besutan Indra
Sjafri harus bersaing dengan
penghuni peringkat kedua dari
sembilan grup lainnya. Maka
tidak ada kata lain kecuali
ahrus menang lawan Korsel,
Sabtu (12/10/2013). Selamat
berjuang Evan Dimas dkk, doa
seluruh rakyat Indonesia me-
nyertaimu. (wahjoe harjanto)
HARUS
BERANI
join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya
SABTU, 12 OKTOBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com2
SURYA Online - Keiikut-
sertaan film Indonesia Cita-
citaku Setinggi Tanah di ajang
Festival Film Zürich (Zürich
Film Festival) yang digelar
di Arena Cinema Sihlcity,
Zurich, Swiss, belum lama ini,
membuncahkan ahrapan baru
dunia perfilman nasional.
Paling tidak, setelah dekade
80-an, dunia perfilman nasional
seperti tertidur dalam pelukan.
Munculnya sinetron-sinetron
yang banyak mendapat
kritikan tetapi seolah mele-
mahkan semangat sineas-sineas
Indonesia untuk berprestasi.
Apalagi untuk tingkat interna-
sional, tingkat nasional saja
mereka lesu darah. Alhasil,
produktifitas mereka juga
menurun. Tidak banyak film
nasional yang beredar. Namun
sebaliknya sinetron yang
menjamur bagaikan jamur
di musim hujan. Entah itu
sinetronn berbobot atau tidak,
yang jelas dengan banyaknya
stasiun televisi bermunculan di
tanah air., membuat sinetron
seolah menjadi
lahan pekerjaan
baru yang sangat
menggiurkan.
Pemerintah
Daerah Kanton Zü-
rich bekerjasama
dengan Direktorat
Pendidikan Kantor
Zurich belum
lama ini telah
memilih lima
film anak-anak,
dimana salah
satunya adalah film karya
sutradara Eugene Panji, ujar
Muhammad Budiman Wiriaku-
sumah, Pensosbud KBRI Bern
kepada Antara London, Jumat
(11/10/2013).
Tahun 2013 untuk pertama
kalinya Festival Film Zürich
mengundang film anak-anak
internasional yang terbaik
untuk bertarung diajang
tersebut. Untuk publik Swiss,
ini merupakan pengalaman
baru melihat kehidupan sesama
anak-anak dibelahan dunia
yang lain.
Cita-Citaku Setinggi Tanah
adalah film drama Indonesia
Tahun 2012 diproduksi oleh
Humanplus Production dibin-
tangi Muhammad Syihab, Dewi
Wulandari,
Iqbal Zuh-
da, Agus
Kuncoro
dan Donny
Alamsyah.
Dikata-
kannya, film
Cita-citaku
Setinggi
Tanah itu
mampu
mengundang
antusiasme,
keingintahuan
para penonton
dewasa dan
anak-anak
yang bercerita
tentang impian sederhana dari
empat orang anak Indonesia,
yaitu Agus, Sri, Jono dan Puji.
Agus ditugaskan oleh
gurunya menulis mengenai
cita-citanya dan kawan-
kawan. Agus adalah anak
seorang pembuat tahu yang
bercita-cita makan di Restoran
Padang, kawannya Sri ingin
menjadi artis terkenal. Ia
selalu ingin dipanggil dengan
nama Mey.
Menurutnya, nama Sri tidak
komersial. Jono bercita-cita
jadi tentara. Dalam keseha-
riannya, ia bertingkah sela-
yaknya pemimpin di hadapan
teman-temannya. Sedang Puji
bercita-cita ingin membahagia-
kan orang lain. Ia membantu
semua orang yang terlihat
membutuhkan bantuan.
Walaupun film ini digelar
pada siang hari namun potret
kehidupan anak-anak dan
pemandangan alam desa
mampu mengha-
dirkan ratusan
pengunjung yang
memadati arena
bioskop Sihlcity
di tengah kota
Zurich.
Dengan terpilih-
nya film Cita-
citaku Setinggi
Tanah ini semoga
menggugah para
sineas-sineas
Indonesia untuk
bangkit berkarya lagi. Tentunya
campur tangan Pemerintah
juga diperlukan untuk meng-
gelorakan lagi
semangat itu.
Pasalnya, keber-
adaan sinetron-
sinetron yang
hampir setiap
jam ada di setiap
stasiun televisi
di Indonesia
itu, dampak
negatifnya
banyak sekali.
Hal ini karena
tema-tema
yang diangkat
sangat jauh
dari edukasi,
atau penggu-
gah semangat
hidup, apalagi nasionalisme.
Yang ada justru membuat
manusia Indonesia terbius
untuk hidup mewah, konsumtif
dan instan. Memang semua
tergantung dari manusianya,
tetapi jika setiap hari masya-
rakat dicekoki dengan sinetron
yang tidak mendidik tersebut,
lambat laun akan merusak
moral bangsa yang dikenal
penuh norma dan adat ini.
(wahjoe harjanto)
SAATNYAINDONESIABICARA

More Related Content

More from Portal Surya

Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 12 desember 2013
Surya epaper 12 desember 2013Surya epaper 12 desember 2013
Surya epaper 12 desember 2013Portal Surya
 

More from Portal Surya (20)

Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013
 
Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013
 
Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013
 
Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013
 
Surya epaper 12 desember 2013
Surya epaper 12 desember 2013Surya epaper 12 desember 2013
Surya epaper 12 desember 2013
 

Digital surya 12 oktober 2013

  • 1. join facebook.com/suryaonline hal 2 DIGITAL NEWSPAPER edisipagisurabaya.tribunnews.com surya.co.id | SABTU, 12 OKTOBER 2013 | Terbit 2 halaman follow @portalsurya Spirit Baru Jawa Timur Saatnya Indonesia Bicara Lawan Korsel Piala Asia U-19 SURYA Online - Detik-detik mendebarkan bagi seluruh pecinta bola Indonesia akan terjadi pada pertandingan lawan Korea Selatan (Korsel), Sabtu (12/10/2013), di Stadion Gelora Bung Karno. Ini karena Evan Dimas Darmono dkk harus bisa menang melawan tim dari Negeri Gingseng itu, jika ingin lolos ke putaran final Piala Asia U-19. Permainan Timnas Garuda Muda memang sangat memukau, terutama ketika menghajar Laos, 4-0, namun pada penampilan lawan Filipina, meski berhasil unggul 2-0, namun penampilan Evan Dimas dkk, sedikit menurun. Terutama dalam hal ketenang- an bermain sehingga banyak peluang emas yang terjadi tidak dapat membuahkan gol lebih banyak. “Menurut saya ketika menghadapi Laos, Evan Dimas dkk bermain sangat luar biasa. Berani memainkan bola dan ketenangan anak-anak juga membuahkan gol-gol yang amat cantik,” tutur Risdianto, mantan pemain nasional, Jumat (11/10/2013). Kondisi pada pertandingan perdana kualifikasi Piala Asia U- 19, lawan Laos itu diharapkan Bang Ris, panggilan akrabnya, bisa terjadi ketika menghadapi Korsel, Sabtu (12/10/2013). Korsel, lanjut pemain yang pernah merumput di kesebelasan profesionald i Hongkong itu, mempunyai banyak kelebihan dan tenaga yang super sehingga diperlukan ketanangan dan keberanian untuk menghadapinya. “Jika anak-anak bisa tenang dan sabar, kemung- kinan menang itu bisa didapat. Apalagi saat ini peak permainan anak-anak cukup bagus,” katanya. Tentang stra- tegi, Bang Ris melanjutkan, Indra Sjafri tentu sudah mempelajari lebih mendalam tentang kekuatan Korsel. Yang jelas untuk mengha- dapi permainan lawan yang kuat, dibutuhkan ketenangan dan keberanian. “Harus berani memainkan bola dari kaki ke kaki dan menggunakan lebar lapangan untuk menguras tenaga lawan. Ketika lawan Laos itu anak- anak mampu menerapkan keduanya sehingga hasilnya maksimal,” terangnya. Mantan pemain asla Pasuruan itu juga memprediksi, Indra menerapkan strategi jitu ketika menghadapi Filipina, yakni dengan merombak pemain agar tidak banyak diketahui oleh bakal lawan, Korsel. Kon- disi Timnas sendiri menunjukkan optimisme yang sangat kuat mampu mengalahkan Korsel, mengingat dengan satu kemenangan ini, peluang dapat mengulang prestasi Tahun 1961, merebut juara Asia, semakin terbuka. “Kami akan mengevaluasi apa kekurangan kami saat melawan Filipina untuk laga se- lanjutnya. Kami harus menang lawan Korsel,” jelas Evan. Palang pintu Timnas U-19, Hansamu Yama Pranata, meni- lai, timnya harus bermain lebih sabar saat melawan Korsel. “Semoga kita bisa lebih sabar lagi pada pertandingan nanti,” tuturnya. Sementara Pelatih tim nasional Indonesia U-19, Indra Sjafri, dengan mempelajari permainan Korsel dari video, timnya akan melakukan perlawan- an habis-habisan. “Kami juga pernah memiliki peng- alaman bermain melawan mereka di Iran. Saat itu kami kalah 1-2. Semoga saja itu bisa men- jadi pembelajaran,” kata Indra setelah pertandingan kontra Filipina, Kamis (10/10/2013). Indra menambahkan, belum ingin mencemaskan fisik lawan yang tinggi badannya melebihi para pemain Indonesia, serta potensi ujian untuk lini perta- hanan dari Korsel setelah dua laga sebelumnya cenderung tidak terlalu diuji. “Tim ini tidak sempurna. Yang penting grafik penilaian jadi evaluasi. Misalnya, dalam hal penyelesaian akhir yang beberapa kali terburu-buru dan kurang tenang. Kami punya kesempatan waktu pemulihan kondisi selama satu hari,” tambah Indra. “Tim teknis sudah mengana- lisis Korsel di dua pertandingan mereka, dan temuannya secara statistik adalah performa Kor- sel menurun pada pertandingan kedua. Doakan saja begitu juga untuk pertandingan ketiga,” lanjutnya. Indonesia saat ini mengoleksi enam poin, sama dengan Korea Selatan, hanya saja Korsel berhak memuncaki klasemen karena mereka unggul pro- duktivitas gol. Seandainya Indonesia finish sebagai runner- up, maka tim besutan Indra Sjafri harus bersaing dengan penghuni peringkat kedua dari sembilan grup lainnya. Maka tidak ada kata lain kecuali ahrus menang lawan Korsel, Sabtu (12/10/2013). Selamat berjuang Evan Dimas dkk, doa seluruh rakyat Indonesia me- nyertaimu. (wahjoe harjanto) HARUS BERANI
  • 2. join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya SABTU, 12 OKTOBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com2 SURYA Online - Keiikut- sertaan film Indonesia Cita- citaku Setinggi Tanah di ajang Festival Film Zürich (Zürich Film Festival) yang digelar di Arena Cinema Sihlcity, Zurich, Swiss, belum lama ini, membuncahkan ahrapan baru dunia perfilman nasional. Paling tidak, setelah dekade 80-an, dunia perfilman nasional seperti tertidur dalam pelukan. Munculnya sinetron-sinetron yang banyak mendapat kritikan tetapi seolah mele- mahkan semangat sineas-sineas Indonesia untuk berprestasi. Apalagi untuk tingkat interna- sional, tingkat nasional saja mereka lesu darah. Alhasil, produktifitas mereka juga menurun. Tidak banyak film nasional yang beredar. Namun sebaliknya sinetron yang menjamur bagaikan jamur di musim hujan. Entah itu sinetronn berbobot atau tidak, yang jelas dengan banyaknya stasiun televisi bermunculan di tanah air., membuat sinetron seolah menjadi lahan pekerjaan baru yang sangat menggiurkan. Pemerintah Daerah Kanton Zü- rich bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Kantor Zurich belum lama ini telah memilih lima film anak-anak, dimana salah satunya adalah film karya sutradara Eugene Panji, ujar Muhammad Budiman Wiriaku- sumah, Pensosbud KBRI Bern kepada Antara London, Jumat (11/10/2013). Tahun 2013 untuk pertama kalinya Festival Film Zürich mengundang film anak-anak internasional yang terbaik untuk bertarung diajang tersebut. Untuk publik Swiss, ini merupakan pengalaman baru melihat kehidupan sesama anak-anak dibelahan dunia yang lain. Cita-Citaku Setinggi Tanah adalah film drama Indonesia Tahun 2012 diproduksi oleh Humanplus Production dibin- tangi Muhammad Syihab, Dewi Wulandari, Iqbal Zuh- da, Agus Kuncoro dan Donny Alamsyah. Dikata- kannya, film Cita-citaku Setinggi Tanah itu mampu mengundang antusiasme, keingintahuan para penonton dewasa dan anak-anak yang bercerita tentang impian sederhana dari empat orang anak Indonesia, yaitu Agus, Sri, Jono dan Puji. Agus ditugaskan oleh gurunya menulis mengenai cita-citanya dan kawan- kawan. Agus adalah anak seorang pembuat tahu yang bercita-cita makan di Restoran Padang, kawannya Sri ingin menjadi artis terkenal. Ia selalu ingin dipanggil dengan nama Mey. Menurutnya, nama Sri tidak komersial. Jono bercita-cita jadi tentara. Dalam keseha- riannya, ia bertingkah sela- yaknya pemimpin di hadapan teman-temannya. Sedang Puji bercita-cita ingin membahagia- kan orang lain. Ia membantu semua orang yang terlihat membutuhkan bantuan. Walaupun film ini digelar pada siang hari namun potret kehidupan anak-anak dan pemandangan alam desa mampu mengha- dirkan ratusan pengunjung yang memadati arena bioskop Sihlcity di tengah kota Zurich. Dengan terpilih- nya film Cita- citaku Setinggi Tanah ini semoga menggugah para sineas-sineas Indonesia untuk bangkit berkarya lagi. Tentunya campur tangan Pemerintah juga diperlukan untuk meng- gelorakan lagi semangat itu. Pasalnya, keber- adaan sinetron- sinetron yang hampir setiap jam ada di setiap stasiun televisi di Indonesia itu, dampak negatifnya banyak sekali. Hal ini karena tema-tema yang diangkat sangat jauh dari edukasi, atau penggu- gah semangat hidup, apalagi nasionalisme. Yang ada justru membuat manusia Indonesia terbius untuk hidup mewah, konsumtif dan instan. Memang semua tergantung dari manusianya, tetapi jika setiap hari masya- rakat dicekoki dengan sinetron yang tidak mendidik tersebut, lambat laun akan merusak moral bangsa yang dikenal penuh norma dan adat ini. (wahjoe harjanto) SAATNYAINDONESIABICARA