1. join facebook.com/suryaonline
hal
2
DIGITAL NEWSPAPER
edisipagisurabaya.tribunnews.com surya.co.id | SABTU, 12 OKTOBER 2013 | Terbit 2 halaman
follow @portalsurya
Spirit Baru Jawa Timur
Saatnya
Indonesia
Bicara
Lawan Korsel Piala Asia U-19
SURYA Online - Detik-detik
mendebarkan bagi seluruh
pecinta bola Indonesia akan
terjadi pada pertandingan
lawan Korea Selatan (Korsel),
Sabtu (12/10/2013), di Stadion
Gelora Bung Karno. Ini karena
Evan Dimas Darmono dkk harus
bisa menang melawan tim dari
Negeri Gingseng itu, jika ingin
lolos ke putaran final Piala Asia
U-19.
Permainan Timnas Garuda
Muda memang sangat
memukau, terutama ketika
menghajar Laos, 4-0, namun
pada penampilan lawan
Filipina, meski berhasil unggul
2-0, namun penampilan Evan
Dimas dkk, sedikit menurun.
Terutama dalam hal ketenang-
an bermain sehingga banyak
peluang emas yang terjadi
tidak dapat membuahkan gol
lebih banyak.
“Menurut saya ketika
menghadapi Laos, Evan Dimas
dkk bermain sangat luar biasa.
Berani memainkan bola dan
ketenangan anak-anak juga
membuahkan gol-gol yang
amat cantik,” tutur Risdianto,
mantan pemain nasional,
Jumat (11/10/2013).
Kondisi pada pertandingan
perdana kualifikasi Piala Asia U-
19, lawan Laos itu diharapkan
Bang Ris, panggilan akrabnya,
bisa terjadi ketika menghadapi
Korsel, Sabtu (12/10/2013).
Korsel, lanjut pemain
yang pernah merumput di
kesebelasan profesionald i
Hongkong itu, mempunyai
banyak kelebihan dan tenaga
yang super sehingga diperlukan
ketanangan dan keberanian
untuk menghadapinya.
“Jika anak-anak
bisa tenang dan
sabar, kemung-
kinan menang
itu bisa didapat.
Apalagi saat ini
peak permainan
anak-anak cukup
bagus,” katanya.
Tentang stra-
tegi, Bang Ris
melanjutkan, Indra
Sjafri tentu sudah
mempelajari lebih
mendalam tentang
kekuatan Korsel. Yang
jelas untuk mengha-
dapi permainan lawan yang
kuat, dibutuhkan ketenangan
dan keberanian.
“Harus berani memainkan
bola dari kaki ke kaki dan
menggunakan lebar lapangan
untuk menguras tenaga lawan.
Ketika lawan Laos itu anak-
anak mampu menerapkan
keduanya sehingga hasilnya
maksimal,” terangnya.
Mantan pemain asla Pasuruan
itu juga memprediksi, Indra
menerapkan strategi jitu ketika
menghadapi Filipina, yakni
dengan merombak pemain agar
tidak banyak diketahui oleh
bakal lawan, Korsel.
Kon-
disi
Timnas sendiri menunjukkan
optimisme yang sangat kuat
mampu mengalahkan Korsel,
mengingat dengan satu
kemenangan ini, peluang dapat
mengulang prestasi Tahun
1961, merebut juara Asia,
semakin terbuka.
“Kami akan mengevaluasi
apa kekurangan kami saat
melawan Filipina untuk laga se-
lanjutnya. Kami harus menang
lawan Korsel,” jelas Evan.
Palang pintu Timnas U-19,
Hansamu Yama Pranata, meni-
lai, timnya harus bermain lebih
sabar saat melawan Korsel.
“Semoga kita bisa lebih sabar
lagi pada pertandingan
nanti,” tuturnya.
Sementara Pelatih
tim nasional Indonesia
U-19, Indra Sjafri,
dengan mempelajari
permainan Korsel dari
video, timnya akan
melakukan perlawan-
an habis-habisan.
“Kami juga pernah
memiliki peng-
alaman bermain
melawan mereka di
Iran. Saat itu kami
kalah 1-2. Semoga
saja itu bisa men-
jadi pembelajaran,” kata Indra
setelah pertandingan kontra
Filipina, Kamis (10/10/2013).
Indra menambahkan, belum
ingin mencemaskan fisik lawan
yang tinggi badannya melebihi
para pemain Indonesia, serta
potensi ujian untuk lini perta-
hanan dari Korsel setelah dua
laga sebelumnya cenderung
tidak terlalu diuji.
“Tim ini tidak sempurna.
Yang penting grafik penilaian
jadi evaluasi. Misalnya, dalam
hal penyelesaian akhir yang
beberapa kali terburu-buru dan
kurang tenang. Kami punya
kesempatan waktu pemulihan
kondisi selama satu hari,”
tambah Indra.
“Tim teknis sudah mengana-
lisis Korsel di dua pertandingan
mereka, dan temuannya secara
statistik adalah performa Kor-
sel menurun pada pertandingan
kedua. Doakan saja begitu juga
untuk pertandingan ketiga,”
lanjutnya.
Indonesia saat ini mengoleksi
enam poin, sama dengan Korea
Selatan, hanya saja Korsel
berhak memuncaki klasemen
karena mereka unggul pro-
duktivitas gol. Seandainya
Indonesia finish sebagai runner-
up, maka tim besutan Indra
Sjafri harus bersaing dengan
penghuni peringkat kedua dari
sembilan grup lainnya. Maka
tidak ada kata lain kecuali
ahrus menang lawan Korsel,
Sabtu (12/10/2013). Selamat
berjuang Evan Dimas dkk, doa
seluruh rakyat Indonesia me-
nyertaimu. (wahjoe harjanto)
HARUS
BERANI
2. join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya
SABTU, 12 OKTOBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com2
SURYA Online - Keiikut-
sertaan film Indonesia Cita-
citaku Setinggi Tanah di ajang
Festival Film Zürich (Zürich
Film Festival) yang digelar
di Arena Cinema Sihlcity,
Zurich, Swiss, belum lama ini,
membuncahkan ahrapan baru
dunia perfilman nasional.
Paling tidak, setelah dekade
80-an, dunia perfilman nasional
seperti tertidur dalam pelukan.
Munculnya sinetron-sinetron
yang banyak mendapat
kritikan tetapi seolah mele-
mahkan semangat sineas-sineas
Indonesia untuk berprestasi.
Apalagi untuk tingkat interna-
sional, tingkat nasional saja
mereka lesu darah. Alhasil,
produktifitas mereka juga
menurun. Tidak banyak film
nasional yang beredar. Namun
sebaliknya sinetron yang
menjamur bagaikan jamur
di musim hujan. Entah itu
sinetronn berbobot atau tidak,
yang jelas dengan banyaknya
stasiun televisi bermunculan di
tanah air., membuat sinetron
seolah menjadi
lahan pekerjaan
baru yang sangat
menggiurkan.
Pemerintah
Daerah Kanton Zü-
rich bekerjasama
dengan Direktorat
Pendidikan Kantor
Zurich belum
lama ini telah
memilih lima
film anak-anak,
dimana salah
satunya adalah film karya
sutradara Eugene Panji, ujar
Muhammad Budiman Wiriaku-
sumah, Pensosbud KBRI Bern
kepada Antara London, Jumat
(11/10/2013).
Tahun 2013 untuk pertama
kalinya Festival Film Zürich
mengundang film anak-anak
internasional yang terbaik
untuk bertarung diajang
tersebut. Untuk publik Swiss,
ini merupakan pengalaman
baru melihat kehidupan sesama
anak-anak dibelahan dunia
yang lain.
Cita-Citaku Setinggi Tanah
adalah film drama Indonesia
Tahun 2012 diproduksi oleh
Humanplus Production dibin-
tangi Muhammad Syihab, Dewi
Wulandari,
Iqbal Zuh-
da, Agus
Kuncoro
dan Donny
Alamsyah.
Dikata-
kannya, film
Cita-citaku
Setinggi
Tanah itu
mampu
mengundang
antusiasme,
keingintahuan
para penonton
dewasa dan
anak-anak
yang bercerita
tentang impian sederhana dari
empat orang anak Indonesia,
yaitu Agus, Sri, Jono dan Puji.
Agus ditugaskan oleh
gurunya menulis mengenai
cita-citanya dan kawan-
kawan. Agus adalah anak
seorang pembuat tahu yang
bercita-cita makan di Restoran
Padang, kawannya Sri ingin
menjadi artis terkenal. Ia
selalu ingin dipanggil dengan
nama Mey.
Menurutnya, nama Sri tidak
komersial. Jono bercita-cita
jadi tentara. Dalam keseha-
riannya, ia bertingkah sela-
yaknya pemimpin di hadapan
teman-temannya. Sedang Puji
bercita-cita ingin membahagia-
kan orang lain. Ia membantu
semua orang yang terlihat
membutuhkan bantuan.
Walaupun film ini digelar
pada siang hari namun potret
kehidupan anak-anak dan
pemandangan alam desa
mampu mengha-
dirkan ratusan
pengunjung yang
memadati arena
bioskop Sihlcity
di tengah kota
Zurich.
Dengan terpilih-
nya film Cita-
citaku Setinggi
Tanah ini semoga
menggugah para
sineas-sineas
Indonesia untuk
bangkit berkarya lagi. Tentunya
campur tangan Pemerintah
juga diperlukan untuk meng-
gelorakan lagi
semangat itu.
Pasalnya, keber-
adaan sinetron-
sinetron yang
hampir setiap
jam ada di setiap
stasiun televisi
di Indonesia
itu, dampak
negatifnya
banyak sekali.
Hal ini karena
tema-tema
yang diangkat
sangat jauh
dari edukasi,
atau penggu-
gah semangat
hidup, apalagi nasionalisme.
Yang ada justru membuat
manusia Indonesia terbius
untuk hidup mewah, konsumtif
dan instan. Memang semua
tergantung dari manusianya,
tetapi jika setiap hari masya-
rakat dicekoki dengan sinetron
yang tidak mendidik tersebut,
lambat laun akan merusak
moral bangsa yang dikenal
penuh norma dan adat ini.
(wahjoe harjanto)
SAATNYAINDONESIABICARA