SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PENGURUTAN REKAMAN
• HAYYU YULIANTINI : DBC 112 022
• KURNIATI PATMAH : DBC 112 034
• LISA : DBC 112 030
• MIA ANJANI SAMBOLINGGI : DBC 112 034
• ARI WIBOWO : DBC 112 060
• ARIS KURNIAWATY A. : DBC 112 127
• DESTRIANI LUSIA : DBC 112 159
• MARIA MAGDALENA : DBC 112 168
Pengurutan Rekaman
 Pengurutan data merupakan komponen dasar
struktur data
Misal : Pencarian biner, Pencarian interpolasi
 Pengurutan data juga dimanfaatkan untuk
mengeliminasi rekaman-rekaman yang ganda.
 Pengurutan rekaman yang akan kami bahas :
1. Pengurutan gelembung
2. Pengurutan dengan penyisipan
3. Pengurutan dengan cepat
Pengurutan Gelembung
oDiberi nama “Bubble” karena proses pengurutan secara
berangsur-angsur bergerak/berpindah ke posisinya yang
tepat.
oSalah satu karakter dari pengurutan ini adalah bahwa
pengurutan gelembung ini sangat mudah untuk dipahami
dan diprogramkan.
oPengurutan data Bubble Sort dilakukan dengan cara
membandingkan elemen sekarang dengan elemen
berikutnya
oKetika satu proses telah selesai, maka bubble sort akan
mengulangi proses, demikian seterusnya sampai dengan
iterasi sebanyak n-1.
Pengurutan Ascending (urut naik)
Yaitu: Jika elemen sekarang lebih besar dari
elemen berikutnya maka kedua elemen tersebut
ditukar
Pengurutan Descending ( urut turun)
Yaitu: Jika elemen sekarang lebih kecil dari
elemen berikutnya, maka kedua elemen
tersebut ditukar
Pada putaran pertama dilakukan pembandingan sebagai berikut:
x[1] dengan x[2] (15 dengan 31) tidak ada pertukaran
x[2] dengan x[3] (31 dengan 28) pertukaran
x[3] dengan x[4] (31 dengan 43) tidak ada pertukaran
x[4] dengan x[5] (43 dengan 65) tidak ada pertukaran
x[5] dengan x[6] (65 dengan 35) pertukaran
x[6] dengan x[7] (65 dengan 78) tidak ada pertukaran
x[7] dengan x[8] (78 dengan 20) pertukaran
x[8] dengan x[9] (78 dengan 19) pertukarn
Perhatikan contoh berikut:
x[1] x[2] x[3] x[4] x[5] x[6] x[7] x[8] x[9]
15 31 28 43 65 35 78 20 19
Putaran 1
15 31 28 43 65 35 78 20 19
15 31 28 43 65 35 78 20 19
15 28 31 43 65 35 78 20 19
15 28 31 43 65 35 78 20 19
15 28 31 43 65 35 78 20 19
15 28 31 43 35 65 78 20 19
15 28 31 43 35 65 78 20 19
15 28 31 43 35 65 20 78 19
15 28 31 43 35 65 20 19 78
Perhatikan bahwa rekaman tertinggi yaitu dengan kunci 78 sudah berada
pada posisi yang tepat.
Sesudah putaran ke-dua, berkas akan mempunyai bentuk:
15 28 31 35 43 20 19 65 78
Perhatikan bahwa rekaman kedua tertinggi yaitu dengan kunci 65 sudah berada
pada posisi yang tepat. Karena setiap 1 putaran menempatkan satu elemen baru
kedalam posisi yang tepat, maka sebuah berkas dengan n rekaman
membutuhkan tidak lebih dari n-1 putaran untuk menghasilkan berkas yang urut.
Putaran ke-tiga dan seterusnya adalah sebagai berikut:
15 28 31 35 20 19 43 65 78
15 28 31 20 19 35 43 65 78
15 28 20 19 31 35 43 65 78
15 20 19 28 31 35 43 65 78
15 19 20 28 31 35 43 65 78
Pengurutan dengan Penyisipan
Jika rekaman-rekaman dalam sebuah berkas akan diurutkan,
cara yang mudah untuk melakukannya adalah dengan menyisipkan
rekaman demi rekaman dalam berkas pada tempat yang sesuai dalam
daftar yang urut yang terbentuk oleh rekaman-rekaman yang
mendahuluinya.
Kunci rekaman yang berada sesudah rekaman yang diproses
dibandingkan dengan rekaman yang berada tepat disebelah kiri
rekaman, jika lebih kecil, maka kedua rekaman ditukar posisinya.
Kunci rekaman yang baru saja ditukar, kini mendapat giliran untuk
dibandingkan dengan rekaman yang berada tepat disebelah kirinya.
Penyelesaian
Langkah pertama adalah mengidentifikasi rekaman dalam berkas yang
memiliki kunci terkecil (dalam soal ini adalah 15 yang ada pada posisi 3),
kemudian tukar posisinya dengan rekaman pertama dalam berkas .
Maka susunan rekaman akan menjadi sebagai berikut:
15 31 28 43 65 35 78 20 19
^
Simbol ^ menunjukkan lokasi rekaman yang akan disisipkan
kembali ke dalam berkas dan menunjukkan lokasi anggota
kiri pasangan rekaman yang ditukar posisinya.Rekaman
kemudian diurukan sebagai berikut:
Untuk berkas dengan kunci rekaman sebagai berikut:
28 31 15 43 65 35 78 20 19
1 2 3 4 5 6 7 8 9
15 28 31 43 65 35 78 20 19
^
15 28 31 43 65 35 78 20 19
^
15 28 31 43 65 35 78 20 19
^
15 28 31 43 65 35 78 20 19
^
15 28 31 43 35 65 78 20 19
^
15 28 31 35 43 65 78 20 19
^
15 28 31 35 43 65 78 20 19
^
15 28 31 35 43 65 78 20 19
^
15 28 31 43 65 35 20 78 19
^
15 28 31 35 43 20 65 78 19
^
15 28 31 35 20 43 65 78 19
^
15 28 31 20 35 43 65 78 19
^
15 28 20 31 35 43 65 78 19
^
15 20 28 31 35 43 65 78 19
^
15 20 28 31 35 43 65 78 19
^
15 20 28 31 35 43 65 19 78
^
15 20 28 31 35 43 19 65 78
^
15 20 28 31 35 19 43 65 78
^
15 20 28 31 19 35 43 65 78
^
15 20 28 19 31 35 43 65 78
^
15 20 19 28 31 35 43 65 78
^
15 19 20 28 31 35 43 65 78
^
Pengurutan dengan Cepat
Memproses berkas dengan membagi rekaman-rekaman menjadi
beberapa kelompok kemudian mengurutkannya.
Bila sebuah kelompok hanya berisi satu item maka proses
pengurutan kelompok tersebut dihentikan.
Bila proses pengurutan untuk semua kelompok sudah selesai, maka
keseluruhan rekaman dalam berkas sudah dalam keadaan urut.
Prosedur quick sort melakukan pengurutan berkas dengan
mengelompokkan rekaman-rekaman menjadi beberapa kelompok berdasar
hasil perbandingan terhadap anggota berkas tertentu. Proses tersebut
diulang sampai semua kelompok sudah dalam keadaan urut.
Berkas / kelompok dibagi berdasar pada perbandingan dengan
rekaman pertama dari berkas/kelompok. Semua rekaman dengan kunci
lebih kecil dari kunci pada rekaman pertama di letakkan di sebelah kiri
rekaman pembanding. Semudian rekaman dengan kunci yang lebih besar
di letakkan pada bagian sebelah kanan rekaman pembanding.
Pengurutan:
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rekaman pertama (dengan kunci 28) di bandingkan dengan :
Rekaman ke-dua (dengan kunci 31) lebih besar rekaman ke-dua
dialokasikan disebelah kanan pembanding.
Rekaman ke-tiga (dengan kunci 15) lebih kecil rekaman ke-tiga
dialokasikan disebelah kiri pembanding.
Rekaman ke-empat (dengan kunci 43) lebih besar rekaman ke-
empat dialokasikan disebelah kanan pembanding
Rekaman ke-lima (dengan kunci 65) lebih besar rekaman ke-
lima dialokasikakan disebelah kanan perbanding
Contoh untuk rekaman-rekaman yang akan
diurutkan (berkas asli) sbb:
28 31 15 43 65 35 78 20 19
Rekaman ke-enam (dengan kunci 35) lebih besar
rekaman ke-enam dialokasikan disebelah kanan
pembanding
Rekaman ke-tujuh (dengan kunci 78) lebih besar
rekaman ke-tujuh dialokasikan disebelah kanan
pembanding
Rekaman ke-delapan (dengan kunci 20) lebih besar
rekaman ke-delapan dialokasikan disebelah kiri
pembanding
Rekaman ke-sembilan (dengan kunci 19) lebih besar
rekaman ke-sembilan dialokasikan disebelah kiri
pembanding
Sekarang berkas asli akan memiliki bentuk sebagai berikut :
1 2 3
<28 >28
Berkas terbagi menjadi 3 subbagian masing-masing
beranggotakan 15, 20, dan 19 sebagai subbagian
pertama (semuanya < 28), subbagian 2 dengan satu
anggota yaitu 28 (juga pembanding) dan subbagian ke
3 beranggotakan 31, 43, 65, 35 dan 78 (semuanya > 28
15 20 19 28 31 43 65 35 78
Dengan cara yang sama pembanding dilakukan terhadap semua
subbagian dengan rekaman pertama (kunci 15) subbagian
pertama sebagai pembanding, dan rekaman pertama (kunci 31)
subbagian ketiga sebagai pembanding. Subbagian 2 sudah urut.
1
11 12 13
15 20 19 15 19 20
11 12 13
1
3
31 43 65 35 78
>28
3.2
3.2.1 3.2.2
43 65 35 7 8
>43
3
3.1 3.2
3.1 43 65 35 78
>31
3
3.2.2.1 3.2.2.2 3.2.2.3
35 65 78
<65 >65
Gambar 7-3 Hasil proses pengurutan cepat
1.1 1.2 1.3 2 3.1 3.2.2.1 3.2.1 3.2.2.2 3.2.2.3
15 19 20 28 31 35 43 65 78
Bentuk berkas sesudah pengurutan adalah sebagi berikut :
Sekian
&
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianFahrul Usman
 
Representasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanRepresentasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanSherly Uda
 
Konsep perlindungan keamanan database
Konsep perlindungan keamanan databaseKonsep perlindungan keamanan database
Konsep perlindungan keamanan databaseDanil Syah
 
Bab v-probabilitas
Bab v-probabilitasBab v-probabilitas
Bab v-probabilitasAndina Titra
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode eulerRuth Dian
 
Membuat program kalkulator sederhana dengan matlab
Membuat program kalkulator sederhana dengan matlabMembuat program kalkulator sederhana dengan matlab
Membuat program kalkulator sederhana dengan matlabNur Halimah
 
Iterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelIterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelNur Fadzri
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Binersiska sri asali
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energiHamid Abdillah
 
Tugas mandiri struktur data
Tugas mandiri struktur dataTugas mandiri struktur data
Tugas mandiri struktur dataAsep Jaenudin
 
Konsep dasar otomasi sistem produksi
Konsep dasar otomasi sistem produksiKonsep dasar otomasi sistem produksi
Konsep dasar otomasi sistem produksiWirdi Ian
 
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyZaenal Khayat
 
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1BAIDILAH Baidilah
 
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaMakalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaDEDE IRYAWAN
 
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Riyo D'lasphaga
 

What's hot (20)

5 perulangan
5 perulangan5 perulangan
5 perulangan
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan Pembuktian
 
Representasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanRepresentasi Pengetahuan
Representasi Pengetahuan
 
Tutorial Matlab
Tutorial MatlabTutorial Matlab
Tutorial Matlab
 
Konsep perlindungan keamanan database
Konsep perlindungan keamanan databaseKonsep perlindungan keamanan database
Konsep perlindungan keamanan database
 
Bab v-probabilitas
Bab v-probabilitasBab v-probabilitas
Bab v-probabilitas
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 
Interpolasi Newton
Interpolasi  NewtonInterpolasi  Newton
Interpolasi Newton
 
Membuat program kalkulator sederhana dengan matlab
Membuat program kalkulator sederhana dengan matlabMembuat program kalkulator sederhana dengan matlab
Membuat program kalkulator sederhana dengan matlab
 
Iterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelIterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidel
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Biner
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energi
 
Tugas mandiri struktur data
Tugas mandiri struktur dataTugas mandiri struktur data
Tugas mandiri struktur data
 
beban fisiologis
beban fisiologisbeban fisiologis
beban fisiologis
 
Konsep dasar otomasi sistem produksi
Konsep dasar otomasi sistem produksiKonsep dasar otomasi sistem produksi
Konsep dasar otomasi sistem produksi
 
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzy
 
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
 
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaMakalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
 
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
 
Graf Pohon
Graf PohonGraf Pohon
Graf Pohon
 

Pengurutan rekaman

  • 1. PENGURUTAN REKAMAN • HAYYU YULIANTINI : DBC 112 022 • KURNIATI PATMAH : DBC 112 034 • LISA : DBC 112 030 • MIA ANJANI SAMBOLINGGI : DBC 112 034 • ARI WIBOWO : DBC 112 060 • ARIS KURNIAWATY A. : DBC 112 127 • DESTRIANI LUSIA : DBC 112 159 • MARIA MAGDALENA : DBC 112 168
  • 2. Pengurutan Rekaman  Pengurutan data merupakan komponen dasar struktur data Misal : Pencarian biner, Pencarian interpolasi  Pengurutan data juga dimanfaatkan untuk mengeliminasi rekaman-rekaman yang ganda.  Pengurutan rekaman yang akan kami bahas : 1. Pengurutan gelembung 2. Pengurutan dengan penyisipan 3. Pengurutan dengan cepat
  • 3. Pengurutan Gelembung oDiberi nama “Bubble” karena proses pengurutan secara berangsur-angsur bergerak/berpindah ke posisinya yang tepat. oSalah satu karakter dari pengurutan ini adalah bahwa pengurutan gelembung ini sangat mudah untuk dipahami dan diprogramkan. oPengurutan data Bubble Sort dilakukan dengan cara membandingkan elemen sekarang dengan elemen berikutnya oKetika satu proses telah selesai, maka bubble sort akan mengulangi proses, demikian seterusnya sampai dengan iterasi sebanyak n-1.
  • 4. Pengurutan Ascending (urut naik) Yaitu: Jika elemen sekarang lebih besar dari elemen berikutnya maka kedua elemen tersebut ditukar Pengurutan Descending ( urut turun) Yaitu: Jika elemen sekarang lebih kecil dari elemen berikutnya, maka kedua elemen tersebut ditukar
  • 5. Pada putaran pertama dilakukan pembandingan sebagai berikut: x[1] dengan x[2] (15 dengan 31) tidak ada pertukaran x[2] dengan x[3] (31 dengan 28) pertukaran x[3] dengan x[4] (31 dengan 43) tidak ada pertukaran x[4] dengan x[5] (43 dengan 65) tidak ada pertukaran x[5] dengan x[6] (65 dengan 35) pertukaran x[6] dengan x[7] (65 dengan 78) tidak ada pertukaran x[7] dengan x[8] (78 dengan 20) pertukaran x[8] dengan x[9] (78 dengan 19) pertukarn Perhatikan contoh berikut: x[1] x[2] x[3] x[4] x[5] x[6] x[7] x[8] x[9] 15 31 28 43 65 35 78 20 19
  • 6. Putaran 1 15 31 28 43 65 35 78 20 19 15 31 28 43 65 35 78 20 19 15 28 31 43 65 35 78 20 19 15 28 31 43 65 35 78 20 19 15 28 31 43 65 35 78 20 19 15 28 31 43 35 65 78 20 19 15 28 31 43 35 65 78 20 19 15 28 31 43 35 65 20 78 19 15 28 31 43 35 65 20 19 78 Perhatikan bahwa rekaman tertinggi yaitu dengan kunci 78 sudah berada pada posisi yang tepat.
  • 7. Sesudah putaran ke-dua, berkas akan mempunyai bentuk: 15 28 31 35 43 20 19 65 78 Perhatikan bahwa rekaman kedua tertinggi yaitu dengan kunci 65 sudah berada pada posisi yang tepat. Karena setiap 1 putaran menempatkan satu elemen baru kedalam posisi yang tepat, maka sebuah berkas dengan n rekaman membutuhkan tidak lebih dari n-1 putaran untuk menghasilkan berkas yang urut. Putaran ke-tiga dan seterusnya adalah sebagai berikut: 15 28 31 35 20 19 43 65 78 15 28 31 20 19 35 43 65 78 15 28 20 19 31 35 43 65 78 15 20 19 28 31 35 43 65 78 15 19 20 28 31 35 43 65 78
  • 8. Pengurutan dengan Penyisipan Jika rekaman-rekaman dalam sebuah berkas akan diurutkan, cara yang mudah untuk melakukannya adalah dengan menyisipkan rekaman demi rekaman dalam berkas pada tempat yang sesuai dalam daftar yang urut yang terbentuk oleh rekaman-rekaman yang mendahuluinya. Kunci rekaman yang berada sesudah rekaman yang diproses dibandingkan dengan rekaman yang berada tepat disebelah kiri rekaman, jika lebih kecil, maka kedua rekaman ditukar posisinya. Kunci rekaman yang baru saja ditukar, kini mendapat giliran untuk dibandingkan dengan rekaman yang berada tepat disebelah kirinya.
  • 9. Penyelesaian Langkah pertama adalah mengidentifikasi rekaman dalam berkas yang memiliki kunci terkecil (dalam soal ini adalah 15 yang ada pada posisi 3), kemudian tukar posisinya dengan rekaman pertama dalam berkas . Maka susunan rekaman akan menjadi sebagai berikut: 15 31 28 43 65 35 78 20 19 ^ Simbol ^ menunjukkan lokasi rekaman yang akan disisipkan kembali ke dalam berkas dan menunjukkan lokasi anggota kiri pasangan rekaman yang ditukar posisinya.Rekaman kemudian diurukan sebagai berikut: Untuk berkas dengan kunci rekaman sebagai berikut: 28 31 15 43 65 35 78 20 19
  • 10. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 15 28 31 43 65 35 78 20 19 ^ 15 28 31 43 65 35 78 20 19 ^ 15 28 31 43 65 35 78 20 19 ^ 15 28 31 43 65 35 78 20 19 ^ 15 28 31 43 35 65 78 20 19 ^ 15 28 31 35 43 65 78 20 19 ^ 15 28 31 35 43 65 78 20 19 ^ 15 28 31 35 43 65 78 20 19 ^ 15 28 31 43 65 35 20 78 19 ^ 15 28 31 35 43 20 65 78 19 ^
  • 11. 15 28 31 35 20 43 65 78 19 ^ 15 28 31 20 35 43 65 78 19 ^ 15 28 20 31 35 43 65 78 19 ^ 15 20 28 31 35 43 65 78 19 ^ 15 20 28 31 35 43 65 78 19 ^ 15 20 28 31 35 43 65 19 78 ^ 15 20 28 31 35 43 19 65 78 ^ 15 20 28 31 35 19 43 65 78 ^ 15 20 28 31 19 35 43 65 78 ^ 15 20 28 19 31 35 43 65 78 ^ 15 20 19 28 31 35 43 65 78 ^ 15 19 20 28 31 35 43 65 78 ^
  • 12. Pengurutan dengan Cepat Memproses berkas dengan membagi rekaman-rekaman menjadi beberapa kelompok kemudian mengurutkannya. Bila sebuah kelompok hanya berisi satu item maka proses pengurutan kelompok tersebut dihentikan. Bila proses pengurutan untuk semua kelompok sudah selesai, maka keseluruhan rekaman dalam berkas sudah dalam keadaan urut.
  • 13. Prosedur quick sort melakukan pengurutan berkas dengan mengelompokkan rekaman-rekaman menjadi beberapa kelompok berdasar hasil perbandingan terhadap anggota berkas tertentu. Proses tersebut diulang sampai semua kelompok sudah dalam keadaan urut. Berkas / kelompok dibagi berdasar pada perbandingan dengan rekaman pertama dari berkas/kelompok. Semua rekaman dengan kunci lebih kecil dari kunci pada rekaman pertama di letakkan di sebelah kiri rekaman pembanding. Semudian rekaman dengan kunci yang lebih besar di letakkan pada bagian sebelah kanan rekaman pembanding.
  • 14. Pengurutan: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Rekaman pertama (dengan kunci 28) di bandingkan dengan : Rekaman ke-dua (dengan kunci 31) lebih besar rekaman ke-dua dialokasikan disebelah kanan pembanding. Rekaman ke-tiga (dengan kunci 15) lebih kecil rekaman ke-tiga dialokasikan disebelah kiri pembanding. Rekaman ke-empat (dengan kunci 43) lebih besar rekaman ke- empat dialokasikan disebelah kanan pembanding Rekaman ke-lima (dengan kunci 65) lebih besar rekaman ke- lima dialokasikakan disebelah kanan perbanding Contoh untuk rekaman-rekaman yang akan diurutkan (berkas asli) sbb: 28 31 15 43 65 35 78 20 19
  • 15. Rekaman ke-enam (dengan kunci 35) lebih besar rekaman ke-enam dialokasikan disebelah kanan pembanding Rekaman ke-tujuh (dengan kunci 78) lebih besar rekaman ke-tujuh dialokasikan disebelah kanan pembanding Rekaman ke-delapan (dengan kunci 20) lebih besar rekaman ke-delapan dialokasikan disebelah kiri pembanding Rekaman ke-sembilan (dengan kunci 19) lebih besar rekaman ke-sembilan dialokasikan disebelah kiri pembanding
  • 16. Sekarang berkas asli akan memiliki bentuk sebagai berikut : 1 2 3 <28 >28 Berkas terbagi menjadi 3 subbagian masing-masing beranggotakan 15, 20, dan 19 sebagai subbagian pertama (semuanya < 28), subbagian 2 dengan satu anggota yaitu 28 (juga pembanding) dan subbagian ke 3 beranggotakan 31, 43, 65, 35 dan 78 (semuanya > 28 15 20 19 28 31 43 65 35 78
  • 17. Dengan cara yang sama pembanding dilakukan terhadap semua subbagian dengan rekaman pertama (kunci 15) subbagian pertama sebagai pembanding, dan rekaman pertama (kunci 31) subbagian ketiga sebagai pembanding. Subbagian 2 sudah urut. 1 11 12 13 15 20 19 15 19 20 11 12 13 1 3 31 43 65 35 78 >28 3.2 3.2.1 3.2.2 43 65 35 7 8 >43
  • 18. 3 3.1 3.2 3.1 43 65 35 78 >31 3 3.2.2.1 3.2.2.2 3.2.2.3 35 65 78 <65 >65 Gambar 7-3 Hasil proses pengurutan cepat 1.1 1.2 1.3 2 3.1 3.2.2.1 3.2.1 3.2.2.2 3.2.2.3 15 19 20 28 31 35 43 65 78 Bentuk berkas sesudah pengurutan adalah sebagi berikut :