Siti Cholifah_Kkn unusida berdaya 2021 desa sentul
Revisi+makalah+cb 1
1. CHARACTER BUILDING
PEMULUNG dan ANAK JALANAN serta KEMISKINAN
di INDONESIA
NAMA KELOMPOK :
1. Irpan Rambe /11111268 (Ketua)
2. Dara Puspita / 11111790 (Wakil Ketua)
3. Andrean / 11111347 (Moderator)
4. Amanda Widyasari / 11111351
5. Ayu Lestari / 11111639
6. Chairunnisa / 11111699
7. Diki Prastiyo / 11111224
8. Mega Septiani / 11111674
9. Muhammad Ramdhan / 11110781
10. Rita Alfiani Safitri / 11111345
11.3A.12 / KAMPUS G2
KOMPUTERISASI AKUNTANSI
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
maka Penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan tema
“PEMULUNG dan ANAK JALANAN serta K EMISKINAN di IN DONESIA”
yang berjudul “ SISI LAIN DUNIA METROPOLITAN ”
Pembuatan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Character Building. Makalah ini di buat sebagai
salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah tersebut.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingatakan
2. kemampuan kami yang masih dalam tahap pembelajaran. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas ini, khususnya kepada:
1. Tuhan YME atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik
2. Kedua orang tua yang telah mendukung kegiatan kami
3. Bapak Dodo dan Saudara Ijal yang menjadi narasumber utama kegiatan
kami
4. Bapak Dirgahayu Erri selaku dosen mata kuliah Character Building
5. Rekan-rekan kelas 11.3A.12
6. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan makalah
ini .
Jakarta, 02 November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................. 2
1.3. Metode Riset ........................................................................... 3
1.4. Ruang Lingkup ........................................................................ 4
1.5. Permasalahan Pokok .............................................................. 4
1.6. Sistematika Penulisan .............................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pendefinisian ........................................................................... 6
2.2. Deskripsi Umum...................................................................... 8
3. BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS
3.1. Definisi......................................................................................
11
3.2. Indikator....................................................................................
12
3.3. Penyebab
Mendasar..................................................................13
3.4. Faktor-faktor
pendukung............................................................15
3.5. Alasan Menggeluti
Bidang...........................................................18
3.6. Solusi Mengurangi Volume
Kemiskinan.......................................20
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan...............................................................................
.21
4.2. Saran-saran................................................................................
23
PROFIL SINGKAT
PENULIS............................................................................................iii
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................viii
LAMPIRAN..............................................................................................................
.....ix
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Fenomena merebaknya anak jalanan dan pemulung serta kemiskinan di
Indonesia merupakan persoalan sosial yang kompleks. Hidup menjadi anak
jalanan dan pemulung memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan,
karena mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas, dan
keberadaan mereka tidak jarang menjadi “masalah” bagi banyak pihak, keluarga,
masyarakat dan negara. Namun, perhatian terhadap nasib anak jalanan dan
pemulung tampaknya belum begitu besar dan solutif. Padahal mereka adalah
saudara kita. Mereka adalah amanah Allah yang harus dilindungi, dijamin hak-haknya,
sehingga tumbuh-kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat,
beradab dan bermasa depan cerah.
Hidup di kota besar seperti di Jakarta ini, dapat kita temui berbagai macam
pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencukupi kebutuhan mereka
sehari-hari. Mulai dari pekerjaan yang membutuhkan keterampilan dan kepintaran
sampai pekerjaan yang tidak membutuhkan kedua hal tersebut pun dijalani
sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin kompleks. Mulai dari
pegawai kantoran yang gajinya dapat untuk membeli mobil mewah sampai
pemulung dan anak jalanan dengan penghasilan yang jauh dari cukup dapat kita
temui dalam keseharian hidup di setiap kota di Indonesia, terlebih di kota Jakarta.
Nyatanya, hidup di Jakarta yang menjadi pilihan banyak orang dari daerah
tidak semulus yang mereka bayangkan. Gambaran kota Jakarta yang merupakan
kota metropolitan dan pusat pemerintahan sepertinya menjanjikan lapangan
pekerjaan bagi para urban yang pindah ke kota Jakarta. Namun apa jadinya?
Hidup mereka di kota metropolitan ini tak lebih baik dari hidup di desa asal
mereka. Banyak dari antar mereka yang terpaksa harus mengais rejeki dengan
meminta-minta di jalanan atau harus memunguti sampah di berbagai tempat
sebagai pemulung.
5. Dalam makalah ini akan dibahas banyak hal mengenai salah satu mata
pencaharian yang dilakukan oleh masyarakat di Jakarta, yaitu: pemulung dan anak
jalanan. Bintaro dan Blok M kami pilih menjadi tempat penelitian kami karena
dua tempat ini terdapat pemulung dan anak jalanan yang menjadi objek penelitian
kami kali ini.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD :
1. Bagi Penulis :
a. Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas dari
mata kuliah Character Building.
b. Untuk mendiskripsikan karakteristik kehidupan sosial dan ekonomi
komunitas pemulung dan anak jalanan di Indonesia.
2. Bagi pihak lain :
a. Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang
berhubungan dengan permasalahan dan upaya penyelesaian pemulung dan
anak jalanan serta kemiskinan di Indonesia.
TUJUAN :
1. Untuk menghimpun masyatrakat agar terbuka mata untuk ikut perihatin terhadap
apa yang terjadi pada anak-anak di bawah umur yang sudah mencari uang atau
sepotong rupiah untuk menyambung hidupnya
2. Memberikan gambaran mengenai siapa pemulung dan semua perilakunya ketika
memulung.
3. Mengetahui keadaan kemiskinan di Indonesia
1.3 METODE RISET
Dalam penyusunan laporan hasil riset ini, kami menggunakan metode-metode
riset sebagai berikut:
1. Metode Wawancara(Interview)
Dalam metode ini kami melakukan wawancara langsung dengan pemulung
yang tidak terjun langsung ke lapangan (memilah milih barang, menghitung,
6. menimbang, dan menjual barang bekas) maupun yang terjun langsung ke
lapangan mencari barang-barang bekas. Dan juga kami melakukan wawancara
langsung dengan beberapa anak jalanan yang sehari-hari bekerja sebagai
pengamen.
2. Metode Pengamatan (Observasi)
Dalam metode ini kami melakukan pengumpulan data dengan cara melihat,
mendengarkan dan mengamati secara langsung terhadap semua aspek yang
berhubungan dengan kehidupan para pemulung & anak jalanan tersebut di tempat
dimana mereka biasa bekerja.
3. Metode Kepustakaan
Dalam metode ini kami mempelajari referensi-referensi dari buku-buku dan
literature lain seperti dari internet yang berhubungan dengan kemiskinan di
Indonesia, khususnya tentang pemulung dan anak jalanan.
1.4 RUANG LINGKUP
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengambil sampel ruang lingkup
berupa pemulung yang terjun secara lansung maupun yang tidak terjun secara
langsung mencari barang-barang bekas di sekitar kawasan Bintaro. Dan anak
jalanan yang kesehariannya bekerja sebagai pengamen di sekitar kawasan Blok M.
1.5 PERMASALAHAN POKOK
Pemulung dan anak jalanan serta kemiskinan merupakan problematika
kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di
belahan bumi manapun termasuk di Indonesia.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
A. Objek Penulisan
Objek penulisan dalam tugas ini adalah permasalahan yang terjadi pada
pemulung dan anak jalanan serta aspek kebijaksanaannya dan upaya penyelesaian
yang telah dilakukan oleh pemerintah.
B. Dasar Pemilihan Objek
Kami memilih Objek Penulisan ini karena telah ditentukan oleh dosen
character building berdasarkan kelompok yang telah dibuat sebelumnya. Selain itu,
7. kemiskinan juga menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Sebagai warga
negara Indonesia, dalam mengentaskan kemiskinan tidak hanya bertumpu pada
bantuan pemerintah saja namun di zaman globalisasi ini warga negara Indonesia
dituntut untuk mempunyai kualitas SDM yang unggul sehingga memungkinkan
munculnya keunggulan individual yang dapat memberikan sumbangan kepada
kemakmuran individu dan masyarakat.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang digunakan
adalah kaji pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang sesuai dengan
permasalahan yang diangkat dalam makalah ini yaitu masalah mengenai
pemulung dan anak jalanan serta kemiskinan di Indonesia. Sebagai referensi juga
diperoleh dari media berbagai media informasi baik dari televisi, koran maupun
situs web internet yang membahas mengenai permasalahan ini.
D. Metode Analisis
Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analistis, yaitu
mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis
permasalahan berdasarkan hasil wawancara dan data pendukung lainnya, serta
mencari alternatif pemecahan masalah.
8. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENDEFINISIAN
A. ANAK JALANAN
Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang
mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun
masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada
pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.
(sumber : wikipedia)
Pengelompokan
Di tengah ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya
pengelompokan anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada
mulanya ada dua kategori anak jalanan, yaitu anak-anak yang turun ke jalanan dan
anak-anak yang ada di jalanan. Namun pada perkembangannya ada penambahan
kategori, yaitu anak-anak dari keluarga yang ada di jalanan.
Pengertian untuk kategori pertama adalah anak-anak yang mempunyai
kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga.
Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal
bersama orangtuanyadan senantiasa pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak
yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih
mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala
ataupun denganjadwal yang tidak rutin.
Kategori kedua adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau
sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia
memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya.
Kategori ketiga adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di
jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan.
Kategori keempat adalah anak berusia 5-17 tahun yang rentan bekerja di
jalanan, anak yang bekerja dijalana, dan/atau yang bekerja dan hidup dijalanan
yang menghabiskan sebagaian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup
sehari-hari.
B. PEMULUNG
Definisi dari pemulung sendiri adalah seseorang yang mencari nafkah
dengan jalan memungut barang-barang bekas, barang-barang yang sudah tidak
9. terpakai untuk dijual kepada pengusaha yang akan mengolahnya menjadi suatu
barang komoditas atau diolah sendiri, kemudian dijual kembali.
( sumber : Suaramerdeka )
Dalam menjalani pekerjaannya, ada terdapat 2 jenis pemulung :
1. Pemulung Menetap
Adalah pemulung yang bermukim di gubuk-gubuk kardus, tripleks, seng, terpal
dan lain sebagainya di sekitar tempat pembuangan akhir sampah.
2. Pemulung Tidak Menetap
Adalah pemulung yang memungut sampah keliling dari gang ke gang, jalanan,
TPS (Tempat Pembuangan Sementara), pinggiran sungai dan lain sebagainya.
Pemulung yang menetap di kawasan tempat pembuangan akhir sampah terbagi
menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Pemulung yang menggantungkan hidupnya seratus persen pada kegiatan
pemulungan.
b. Pemulung yang melaksanakan aktifitas pemulungan setelah mereka panen
atau menunggu panen palawija di kampungnya, dengan demikian
pemulung tersebut memiliki pekerjaan disektor pertanian dan pemulungan.
C. KEMISKINAN
Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak
mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai
kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu. Untuk memahami pengertian
tentang kemiskinan ada sebagai pendapat yang dikemukakan.
a) Menurut Suparlan (1995), kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu
standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan
materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan dengan standar
kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya
terhadap tingkat kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari
mereka yang tergolong sebagai orang miskin.
10. b) Menurut Bank Dunia kemiskinan adalah apabila pendapatan seseorang
kurang dari US$1 per hari (setara Rp8.500,00 per hari).
c) Menurut Biro Pusat Statistik (BPS): tingkat kemiskinan didasarkan pada
jumlah rupiah konsumsi berupa makanan yaitu kurang dari 2100 kalori per
orang per hari (dari 52 jenis komoditi yang dianggap mewakili pola
konsumsi penduduk yang berada di lapisan bawah), dan konsumsi non
makanan (dari 45 jenis komoditi makanan sesuai kesepakatan nasional dan
tidak dibedakan antara wilayah pedesaan dan perkotaan).
d) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2009) menjelaskan
kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena
dikehendaki oleh si miskin, melainkan karena tidak dapat dihindar i dengan
kekuatan yang ada padanya.
(2.2) DESKRIPSI UMUM
A. Anak Jalanan
.
Menurut UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1 “Fakir Miskin dan anak - anak yang
terlantar dipelihara oleh negara.”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung
jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak
jalanan. Hak-hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, pada hakekatnya sama
dengan hak-hak asasi manusia pada umumnya, seperti halnya tercantum dalam
UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Keputusan Presiden RI
No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the Right of the Child
(Konvensi tentang hak-hak Anak). Mereka perlu mendapatkan hak-haknya secara
normal sebagaimana layaknya anak, yaitu hak sipil dan kemerdekaan (civil righ
and freedoms), lingkungan keluarga dan pilihan pemeliharaan (family
envionment and alternative care), kesehatan dasar dan kesejahteraan (basic
health and welfare), pendidikan, rekreasi dan budaya (education, laisure and
culture activites), dan perlindungan khusus (special protection).
B. Pemulung
Masyarakat pemulung merupakan sebuah komunitas yang unik dan berbeda
dengan masayrakat umum lainnya. Keberadaannya mereka mungkin menjadi
11. sebuah anomaly bagi sebagian masyarakat yang bertanya-tanya tentang dimana
tempat tinggal mereka, apa saja yang dikerjakan, mengapa mereka ada dan sering
muncul di media massa terkait masalah-masalah seperti kebersihan lingkungan,
keamanan dan ketertiban masyarakat, hukum atau masalah sosial lainnya.
Secara sepintas, orang dapat menemukan pemulung berkeliaran disekitar
pemukiman penduduk. Tapi fakta yang menunjukan adalah ada tempat tertentu
yang terisolasi dari pemukiman penduduk, yaitu Tempat Pembuangan Akhir
Sampah (TPA). Di TPA tersebut terdapat pemulung dalam jumlah yang sangat
banyak.
Beberapa alasan mengapa mereka memilih menjadi pemulung adalah sebagai
berikut:
1. Tidak ada pilihan lain untuk mendapatkan nafkah, karena mereka rata-rata
adalah golongan orang-orang berpendidikan rendah, tidak mempunyai
keterampilan serta tidak mempunyai modal dan sulitnya mencari pekerjaan.
2. Menunggu masa tanam panen.
3. Terpengaruh dari kerabat yang sudah lebih dulu memulung dan
mendapatkan hasil yang cukup.
4. Dan lain sebagainya.
Siapa pemulung? Mereka adalah orang yang mengais sampah baik muda, tua
maupun anak-anak, bahkan belakangan ini jumlah anak-anak menjadi pemulung
semakin meningkat.Hal ini disebabkan karena kemiskinan orangtua sebagai
buntut dari kondisi perekonomian yang fluktuatif, tidak stabil serta sistem transisi
politik yang sulit diprediksikan. Gambaran kemiskinan keluarga pemulung
merupakan refleksi menurunnya daya beli akibat efek domino perekonimian
nasional yang kurang memihak pada kelompok-kelompok rentan seperti buruh,
nelayan, pemulung dan urban poor lainnya. Anak-anak terpaksa mengikuti jejak
orang tuanya yang seharusnya waktu mereka digunakan untuk menikmati
pendidikan dibangku sekolah. Anak-anak menjadi korban kemiskinan dan
mewakili kemiskinan orang tuanya. Dalam posisi ini tidak ada opsi jangka pendek
lainnya kecuali menjadikan anak-anak sebagai pemulung.
C. KEMISKINAN
Di Negara sedang berkembang, kota mengalami pertambahan jumlah
penduduk dengan sangat pesat, hal ini diakibatkan oleh adanya migrasi atau
berpindahnya penduduk dari desa ke kota yang tidak terkendali. Alasan utama
12. perpindahan ini adalah factor ekonomi, mereka menganggap bahwa prospek
ekonomi di perkotaan lebih baik dibandingkan di desa. Adapun dampak yang
ditimbulkan dari migrasi itu antara lain kemiskinan, terjadinya kesenjangan social
ekonomi antara kaum miskin kota dengan kaum kaya kota yang memiliki
kemewahan, dan dampak yang bias kita lihat dan sering kita temui di kota-kota
besar adalah munculnya slum area atau perkampungan kumuh yang merupakan
tempat tinggal bagi kaum miskin kota yang menjadi komunitas termarginalkan di
kota.
Mereka yang datang ke kota tanpa memiliki bekal keterampilan yang
memadai hanya akan menjadi tuna karya di kota. Kalau pun mereka bekerja
biasanya hanya menjadi buruh serabutan, pengemis, pengamen, pemulung dan
bahkan ada juga yang pada akhirnya menjadi penjahat di kota. Akibat persaingan
yang ketat dalam memperoleh pendapatan serta minimnya lapangan kerja
memunculkan pula pengangguran yang pada gilirannya melahirkan pekerjaan
tidak terhormat, disamping menyertakan pula berbagai patologis social lainnya.
Berikut UU nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Bab IV tentang
penanggulangan kemiskinan:
-pasal 19
-pasal 20
-pasal 21
-pasal 22
-pasal 23
BAB III
PEMBAHASAN dan ANALISIS
13. Setelah kami melakukan observasi ke lapangan mengenai tema yang kami
peroleh dari dosen, disini kami akan menguraikan beberapa pembahasan
berdasarkan fakta yang kami kumpulkan.
Kemiskinan, pemulung serta anak jalanan tidak hanya terjadi pada Negara
yang sedang berkembang, kemiskinan juga terjadi di Negara yang maju. Banyak
factor yang membuat seseorang itu dilanda kemiskinan, memilih jadi pemulung,
pengamen dan sebagainnya. Ditengah-tengah kerasnya kehidupan di tahun yang
semakin tua ini, data kemiskinan di negeri kita ini semakin memprihatinkan.
Sampai sekarang ketiga hal tersebut menajadi pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan pemerintah untuk meminimalisir data kemiskinan yang ada di Negara
ini. Namun sampai sekarang hal itu belum pernah ter realisasikan.
Pandangan aparat keamanan mengenai anak jalanan di
JABODETABEK dinilai bahwa selama ini anak jalanan tidak pernah melakukan
tindakan kriminal. Pada siang hari mereka pergi mengamen mengikuti jalur
bus kota. kejahatan yang paling sering dilakukan oleh anak jalanan yaitu
berkelahi diantara mereka karena meributkan daerahoperasi atau mencuri tetapi
yang paling banyak adalah berkelahi diantara mereka. belum ada hukum khusus
mengenai anak– anak jalanan, dengan demikian masih dirasa cukup sulit untuk
mengadakan pencegahan agar anak–anak tersebut tidak melakukan kejahatan,
adapun yang saat ini telah dilakukan adalah dengan cara membatasiareal operasi
anak jalanan atau jalur–jalur yang diperbolehkan untuk menjadi daerah operasinya.
Sedang pada malam hari mereka berkumpul dan tidur di taman kota
Berikut kami akan menguraikan penjelasan tentang kemiskinan,
pemulung dan anak jalanan menurut dari data yang kami kumpulkan, dari sumber-sumber
yang kami dapatkan.
(3.1) Definisi .
Kemiskinan, anak jalanan dan pemulung mengandung arti tidak berharta,
atau bisa juga disebut harta yang dimilikinya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan.
14. Definisi dari pemulung sendiri adalah seseorang yang mencari nafkah
dengan jalan memungut barang-barang bekas, barang-barang yang sudah tidak
terpakai untuk dijual kepada pengusaha yang akan mengolahnya menjadi suatu
barang komoditas atau diolah sendiri, kemudian dijual kembali.
Anak jalanan adalah anak-anak yang kesehariannya terbiasa hidup di
jalanan, tetapi mungkin lebih spesifik lagi mereka adalah anak kecil yang
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonominya dijalanan bahkan
terkadang tempat tinggal dan bermain mereka juga dijalanan.
Sedangkan kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian :
Miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada dibawah garis
kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum; pangan,
sandang, papan, pendidikan.
Miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun
masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
Miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok
masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya
sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
(3.2) Indikator
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri
secara detail indikator- indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator- indikator
kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagai
berikut:
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan
dan papan).
15. 2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,
pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk
pendidikan dan keluarga).
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya
alam.
6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar,
wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal
dan terpencil).
10. Susahnya untuk menjamin pengobatan yang bagus di tengah-tengah
keadaan ekonomi yang tergolong miskin
(3.3) Penyebab Mendasar
Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat kami.
Yang antara lain adalah:
a. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digarisbawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita
bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau
produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik.
Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan
per-kapita akan turun beriringan. Inilah salah satu penyebab maraknya
kemiskinan yang ada pada Negara kita ini.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan
pendapatan per-kapita:
a) Naiknya standar perkembangan suatu daerah..
Maksudnya, nilai dan biaya otonomi daerah yang sangat besar dan tidak
seimbang dengan apa yang ada pada daerah tersebut,dari segi pendaapatan
penduduknya, dan sebagainya. Yang membuat biaya hidup di daerah itu
sangat tinggi.
b) Politik ekonomi yang tidak sehat.
16. Politik ekonomi yang tidak sehat, bisa juga mempengaruhi perosotan standar
pendapatan per-kapita secara global. Banyaknya perdangangan gelap,
penyelundupan barang-barang dari Negara-negara lain yang tentunya sangat
merugikan keuangan Negara.
c) Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
1. Rusaknya syarat-syarat perdagangan : syarat-syarat perdangan yang
semakin hari semakin rusak, sangat berdampak pada perekonomian
Negara kita ini, diantaranya banyaknya pedagang-pedagang dari luar
negeri masuk ke Indonesia tanpa membayar pajaknya, dikarnakan karna
adanya pasar gelap tersebut.
2. Beban hutang
3. Kurangnya bantuan luar negeri, dan
4. Perang
b. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap
kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas
masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan
kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal
c. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai
akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat.
Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa
disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di
depan publik dan banyaknya pengangguran.
d. Pembagian subsidi pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan
jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung
mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi la in rakyat miskin masih
terbebani oleh pajak negara.
(3.4) Faktor- faktor pendukung
Ada banyak hal yang menjadi fator penentu yang akan membawa
seseorang anak itu menjadi pemulung dan anak jalanan, diantaranay;
a. Kurang Kasih Sayang
17. Anak – anak pada usia yang belum matang sangat membutuhkan kasih
sayang yang tulus, perhatian yang baik dari orangtua terhadap
perkembangan mereka. Hal itu akan mempengaruhi mental dan kejiwaan
anak-anak pada saat Dewasa nanti.
b. Kemiskinan
Kebutuhan ekonomi, Pekerjaan orang tua juga sangat besar dampaknya
terhadap anak yang berlum matang pemikirannya. Ekonomi yang tidak
mencukupi membuat sebagaian besar anak-anak harus terjun menjadi
seorang pengamen atau pemulung.
c. Kecenderungan Ingin Hidup Bebas
Anak-anak yang belum bisa membedakan mana yang baik, dan mana yang
salah. Sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan, cara bergaul dan
sebagainya di tengah-tengah kota besar dan zaman yang semakin modern.
d. Rendahnya Pendidikan
Walaupun pemerintah sudah membuat program wajib sekolah selama 9
tahun dan menggratiskan beberapa sekolah negeri di beberapa wilayah,
tetap saja masih banyak pemulung dan anak jalanan yang dibawah umur.
Motivasi belajar yang kurang, sulitnya masuk sekolah negeri, serta buku
pelajaran dan seragam yang memerlukan biaya menjadi alasan pemulung
dan anak jalanan tidak meneruskan sekolah mereka.
e. Menunggu Masa Panen
Untuk orang-orang yang tinggal di desa dan bekerja sebagai petani, untuk
menunggu masa panen tanaman mereka biasanya mereka mencari
pekerjaan sampingan untuk tambahan penghasilan mereka, dan pekerjaan
yang mereka ambil biasanya memulung atau mengamen.
f. Urbanisasi
Para penduduk desa yang pindah ke kota, dan tidak mempunyai keahlian
ataupun mempunyai lahan usaha sebelumnya di kota, hanya akan
menambah jumlah pengangguran di Indonesia dan akhirnya jalan yang
mereka ambil pun adalah bekerja sebagai pemulung ataupun pengamen.
18. (3.5) Alasan Menggeluti Bidang
Dari keterangan yang kami dapatkan dari narasumber yang kami
wawancara i, mereka memaparkan alasan mereka terjun ke dunia tersebut.
Seperti yang dijelaskan oleh narasumber kami yang bernama Kang Dodo dan
adek Ijal. Mereka memilih terjun jadi anak jalanan, pengamen karna :
1. Kerasnya kehidupan dunia di kota besar ini, yang membuat mereka tidak
mampu bersaing di dunia pekerjaan yang layak.
2. Terjadinya sistem kontrak di dunia pekerjaan, sehingga mereka tidak bisa
mencari pekerjaan lagi, itulah sebabnya mereka memilih menjadi
pengamen yang tentunya lebih mudah dan tanpa syarat.
3. Tidak adanyan lagi opsi lain untuk mereka kerjakan..
4. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia, membuat mereka
harus
terjun jadi seorang pengamen
5. Banyaknya jumlah penduduk di negara kita ini, di tengah-tengah
perekonimian yang sangat tidak mengikuti standar perekonomian global.
Pengamen yang hanya berpengahasilan maksimal 30.000/hari ini mengaku
sangat tidak nyaman dengan pekerjaan mereka sekarang, tapi karna factor diatas
yang memakasa mereka harus bergelumuh menjadi seorang pengamen yang tiap
harinya merasakan terik matahari, hujan mulai dari jam 9 pagi sampai dengan jam
6 sore, mereka kerap sekali di pandang sebelah mata oleh kalangan menengah
keatas. Di anggap sebagai orang yang malas, tidak benar, dekat dengan narkoba,
sex bebas dan sebagainya.
Pengamen yang dasarnya pernah bekerja di pabrik pembuatan sepatu,
harus memilih menjadi pengamen karena adanya system kontrak di Negara kita
ini, yang mengeluarkan dia dari tempatnya bekerja.
Dengan ade ijal, harus berhenti sekolah di tengah-tengah biaya yang
sangat tinggi di instansi swasta. Pemerintah seeharusnya memperhatikan hal ini,
sehingga data putus sekolah di negeri kita ini tidak bertambah banyak. Yang
akhirnya akan membawa mereka ke kemiskinan, bekerja sebagai pengamen.
Rintangan demi rintangan mereka lalu i saat jadi pengamen. Di hina orang,
di kejar-kejar oleh petugas keamanan, dan sebagainya.
Begitu juga dengan narasumber kami yang bernama Andi yang berpropesi
sebagai pemulung, tidak jauh beda alasannya dengan narasumber kami yang
19. berprofesi sebagai anak jalanan mengapa pak Andi akhirnya harus memilih
bekerja sebagai pemulung.
Ayah dari empat Anak ini yang mengaku tinggal di daerah Bintaro, yang
hanya lulusan SMA ini sebelumnya sudah pernah berkerja di salah satu Pabrik
pembutan kramik sebelum akhirnya menjadi seorang pemulung. Dan diantara
fakta yang membawa dia harus memilih jadi seorang pengamen adalah :
a) Kerasnya persaingan di luar sana yang membuat dia tidak bisa
menemukan pekerjaan yang lebih layak dengan hanya seorang lulusan
SMA yang sudah berumur hampir 50 tahun.
b) Adanya sistem kontrak yang membuat pak Andi kehilangan pekerjaannya
di Pabrik dia bekerja sewaktu masih muda.
c) Susahnya mencari pekerjaan di kota besar disebabkan karna lapangan
pekerjaan yang sedikit disediakan pemerintah.
Bapak Andi yang bekerja setiap hari ini, hanya berpenghas ilan dibawah
30.000 perharinya ini, harus menghidupi keempat anaknya ditengah-tengah
kerasnya kehidupan di kota besar ini dengan biaya hidup yang sangat tinggi, harus
bekerja keras menahankan terik matahari, guyuran hujan dari jam 7 padi hingga
jam 5 sore. Harus membiayai anak-anaknya sekolah ditengah mahalnya biaya
pendidikan di Negara kita ini.
Tidak jauh beda alasan kedua narasumber kami ini mengapa harus
memilih pekerjaan mereka yang sekarang ini. Adanya sistem kontrak dalam
bekerja, minimnya lapangan pekerjaan yang ada dengan penduduk yang sangat
banyak ini.
Tahun demi tahun, penduduk semakin bertambah. Sedangkan lapangan
pekerjaan sangat minim perkembangannya, yang mengakibatkan skala
perbandingannya sangat jauh berbeda. Bapak Andi, Kang Dodo dan adek Ijal
adalah bagian dari banyak orang yang menjadi korban dari kurang baiknya sistem
pemerintahan yang ada di Negeri kita ini.
Jumlah kemiskinan, pemulung dan anak jalanan tiap tahunnya mengalami
peningkatan yang serius.
20. Perkembangan Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin
Provinsi DKI Jakarta,
2009-2012
(3.6) Akibat Menjadi Pemulung dan Anak Jalanan
1. Rawan mendapatkan pelecehan. Yang biasanya sering mendapatkan
pelecehan di tempat umum biasanya adalah wanita dan anak-anak dibawah
umur.
2. Berpotensi tidak melanjutkan pendidikan. Entah karena tidak bisa
melanjutkan, ataupun karena tidak mau melanjutkan pendidikan, biasanya
para anak jalanan atau pemulung tidak menamatkan sekolah mereka.
3. Rawan penyakit. Biasanya pemulung dan anak jalanan berada lebih dari
setengah hari dijalanan, dan pastinya banyak meghirup polusi udara.
Penyakit yang sering timbul pun bervariasi, seperti asma, penyakit kulit
dan gangguan pernafasan.
4. Berpotensi pengkonsumsi minuman keras dan narkoba. Biasanya adalah
orang-orang yang kurang mendapatkan perhatian dari keluarga dan
pergaulan dari lingkungannya selama ia bekerja.
5. Berpotensi melakukan kekerasan dan tindak kriminal. Kehidupan jalanan
yang keras biasanya memancing para anak jalanan melakukan tindak
kriminal seperti mencopet, memaksa, menodong dll.
(3.7) Solusi Mengurangi volume kemiskinan, anak jalanan dan pemulung
a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana
irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah
langka sumber air bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan, dan
dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana
kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan
instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .
b) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan
dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan
meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.
c) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan
pelayanan antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program
belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii)
21. jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di
puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
d) Transmigrasi penduduk, harusnya dibarengi dengan kemajuan masing-masing
daerah dalam pekerjaan yang layak. UMP tahun 2013 untuk
masing-masing daerah akan naik mencapai 2 juta perbulan. Itu akan
membuat para penduduk desa tetap menetap di wilayahnya dan tidak
pindah ke kota.
e.) Di adakannya beberapa penyuluhan atau mentoring untuk para
pemulung, anak jalanan, atau warga miskin untuk bersama-sama
menciptakan lapangan pekerjaan dan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam dunia usaha.
f.) Dijalankan koperasi dalam setiap daerah untuk meminjamkan modal
untuk para warga yang serius membuat suatu usaha sendiri dan
menciptakan lapangan pekerjaan untuk warga lain.
g.) untuk para anak jalanan, membuat Rumah Singgah dengan terobosan
baru yang bersifat pemberdayaan keterampilan-keterampilan dan
potensi yang dimiliki anak jalanan menjadi pilihan yang cukup bijak.
Mengingat para anak jalanan memiliki motivasi belajar yang kurang
dalam pendidikan formal, sehingga pembelajaran bisa dilakukan secara
bertahap.
h.) Menjalankan Otonomi daerah yang benar-benar serius di daerah –
daerah tertinggal yang membuat penduduknya nyaman (Adanya
lapangan pekerjaan, fasilitas yang disediakan bagus) di daerah itu,
sehingga tidak harus memilih mengadu nasib di Jakarta yang semakin
tahun, semakin bertambah penduduknya.
BAB IV
PENUTUP
22. (4.1) Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita
terhadap kemiskinan. Kemiskinan, pemulung dan anak jalanan adalah
suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin
meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan
pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan
hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus
menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab
bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang
romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat.
Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan
mencapai hasil yang seminimal mungkin.
2. Hampir seluruh pemulung menilai baik (positif) pekerjaannya baik dalam
dimensi sosial maupun dimensi ekonomi. Namun, lebih dominan pada
dimensi ekonomi. Walaupun secara pandangan sosial pemulung adalah
pekerjaan yang rendah, namun secara ekonomi menjadi pemulung dapat
menjadi sumber nafkah utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Hampir seluruh pemulung dan anak jalanan merasa cukup terhadap nilai
kerjanya, walaupun banyak yang memiliki harapan besar tentang masa
depan mereka. Hal ini dikarenakan untuk menjadi pemulung tidaklah sulit,
karena menjadi pemulung tidak memerlukan syarat-syarat tertentu seperti
keterampilan, pendidikan bahkan modal. Faktor ekonomi juga menjadi
alasan mengapa banyak masyarakat yang akhirnya memutuskan menjadi
pemulung.
4. Urbanisasi menjadi salah satu faktor penting mengapa di Jakarta terdapat
begitu banyak pekerja yang tidak mempunyai keahlian, seperti pemulung
dan anak jalanan.
5. Transmigrasi yang sudah lama menjadi program pemerintah, ternyata
belum beroperasi dengan efektif. Karena kurang adanya lapangan
pekerjaan yang memadai di desa mereka, atau penghasilan yang kurang
23. mencukupi untuk kehidupan sehari-hari, sehingga akhirnya mereka tetap
memilih untuk pindah ke kota.
6. Dampak yang akan muncul jika jumlah anak jalanan semakin bertambah
salah satunya adalah semakin maraknya tindak kriminal. Seperti yang kita
ketahui, banyak anak jalanan yang mengamen di bus, taman atau angkutan
umum terkesan memaksa dan meresahkan.
Dengan bertambahnya angka kemiskinan, anak jalanan dan pemulung.
Marilah kita menjalankan program penuntasan mengurangi volume kemiskinan,
anak jalanan dan pemulung yang telah kami uraikan di atas.
24. (4.2) Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha
yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka
peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk
lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi kedepan mau tidak mau
dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill,
mentalitas, danmoralitas yang standarnya adalah standar global.
Mengatasi kemiskinan adalah tanggung jawab kita bersama sebagai warga
Negara Indonesia. Mulai dari pemerintah sampai dengan masyarakat biasa.
Diadakannya pendidikan gratis sampai 12 tahun adalah opsi yang tepat untuk
mendukung pendidikan yang bagus bagi anak-anak bangsa, demi melatih skill,
mental, dan pengetahuan generasi penerus bangsa. Begitu juga dengan besarnya
biaya pendidikan di perguruan tinggi ada baiknya di turunkan demi kebaikan
bersama. Dengan dibekali dengan pendidikan yang baik dan murah, maka anak-anak
Indonesia akan semakin mudah mencari pekerjaan yang ahkhirnya akan
mengurangi jumlah pengangguran.
Bagi pemerintah, perlu adanya kerjasama berbagai pihak terkait untuk lebih
memperhatikan keberadaan pemulung dan anak jalanan . Dalam membuat
kebijakan hendaknya tidak merugikan pemulung dan anak jalanan. Pemerintah
juga harus memberikan perlindungan bagi pemulung dan anak jalanan, salah satu
caranya adalah melegalkan pekerjaan pemulung dan anak jalanan yang benar-benar
ingin mencari nafkah tanpa mengkhawatirkan orang lain bila pemerintah
belum dapat membuat lapangan pekerjaan baru bagi rakyatnya.
Bagi para pemerhati masalah sosial, sebaiknya membuat program yang
sesuai dengan kebutuhan pemulung dan anak jalanan karena saat ini banyak sekali
program-program yang tidak tepat sasaran atau tidak sesuai dengan kebutuhan
sasaran. Pemulung dan anak jalanan saat ini membutuhkan keterampilan yang
dapat langsung diaplikasikan dan tidak membutuhkan modal yang cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA
http://benradit.wordpress.com/2012/05/12/hak-pendidikan-anak-jalanan-terampas
http://beritarequest.blogspot.com/2011/07/contoh-bab-ii- landasan-teori-karya.
html
25. http://gigihlardino.blogspot.com/2010/12/kemiskinan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_jalanan
http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-hidup-pemulung.html
http://www.scribd.com/doc/90627589/Lingkungan-Dan-Interaksi-Sosial
http://www.scribd.com/doc/9227580/Anak-Jalanan
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/03/23/113336/Kemi
skinan-Keluarga-Picu-Anak-Jalanan
PROFIL SINGKAT PENULIS
1. Irpan Rambe /
11111268 (Ketua)
Motto :
a. Jangan tanyakan
mengapa, tapi sebab apa.
b. Nikmat tuhan mana lagi
yang kau pungkiri.
c. Aku ini kan manusia
kenapa harus sombong?.
2. Dara Puspita /
11111790 (Wakil)
Motto :Mencintai alam, berbaur
dengan alam, maju terus
generasi muda untuk mencintai
alam indah pegunungan, go
green.
26. 3. Andrean / 11111
(Moderator)
Motto : I’m not perfect, but I’m
limited edition.
4. Amanda
Widyasari(11111351)
Motto : Dreams , Pray, Do,
Believe and Make it Happen ^_^
5. Ayu Lestari / 11111639
Motto : Hidup hanya sekali, jadi
nikmatilah semua yang ada di
hidup ini. Enjoy your life!
6. Chairunnisa / 11111699
Motto : : Love yourself and
keep thingking positive.
27. 7. Diki Prasteyo /
11111224
Motto : Bermimpilah selagi
kamu bisa!
8. Mega Septiani /
11111674
Motto : Saya memang tidak
sempurna tp saya ingin membuat
orang yang disamping saya
9. Muhammad Ramdhan
/ 11110781
Motto : belajar lebih giat agar
menjadi orang yang sukses.
28. 10. Rita Alfiani .S. /
11111345
Motto : Bersikaplah sebaik-baiknya
hari ini seakan tidak ada
hari esok.
LAMPIRAN