3. 1) Mengidentifikasi faktor dampak negatif
implementasi Broadband di Bidang
ekonomi, sosial budaya diYogyakarta
2) Mendapatkan gambaran terkini dan prediksi
masa depan dampak negatif tersebut
3) Mendapatkan rekomendasi untuk
meminimalisir dampak yang dapat jadi
acuan kebijakan pemerintah
5.  LuasWilayah DIY : 3.186 km^2
 Penduduk : 3,594 juta
 PDRB (2016) : Rp. 110,1Trilyun
 Pertumbuhan eknm: 5,05% (2010-2016)
 Index Gini Rasio : 0,425
 Penduduk miskin : 488.000 (13,1 %)
 Jumlah Mhs : 300.000 (8,4%) (7,2T/th)
 (sumber : BPS DIY, 2017)
Visi DIY (2005-2025) :
“Daerah IstimewaYogyakarta pada
Tahun 2025 sebagai Pusat
Pendidikan, Budaya, dan Daerah
Tujuan WisataTerkemuka di Asia
Tenggara dalam lingkungan
Masyarakat yang Maju, Mandiri, dan
Sejahtera
8. Pitalebar didefinisikan sebagai akses internet dengan jaminan
konektivitas selalu tersambung, terjamin ketahanan dan keamanan
informasinya serta memiliki kemampuan triple-play dengan
kecepatan minimal 2 Mbps untuk akses tetap (fixed) dan 1 Mbps
untuk akses bergerak (mobile).
Rencana Pitalebar Indonesia
2014-2019
Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS)
9.  KATALISATOR PADA PEREKONOMIAN : " Sifat katalis yang
akan menjadi pengakselerasi efisiensi dan efektifitas kegiatan
ekonomi pada berbagai sektor”.
 2008, business world telah mempublikasikan bahwa broadband
memfasilitasi bisnis yang berbasis internet berkontribusi 2%
pada GDP.
 Pertumbuhan penetrasi broadband setiap 10% dapat
meningkatkan pertumbuhan GDP sampai dengan 1,5% dimana
pada negara berpedapatan rendah dan menengah termasuk
Indonesia, terlihat pertumbuhan penetrasi broadband setiap
10% dapat meningkatkan pertumbuhan GDP sampai dengan
1,38%.
• Pada sektor ketenagakerjaan terlihat bahwa
investasi pada broadband dapat menciptakan
lapangan pekerjaan yang signifikan.
• Pada negara maju seperti Amerika Serikat, Swiss dan
Inggris, investasi pada broadband dapat
menciptakan lapangan pekerjaan pada kisaran
150.000 pekerjaan.
• Sedangkan di Amerika serikat, setiap pertumbuhan
penetrasi broadband 2% akan meningkatkan 0,2%
penyerapan tenaga kerja.
10.
11. 1. Uber ( San Francisco, California ) : US$ 62 miliar.
2. Xiaomi (BeijingTiongkok ) : US$ 45 miliar.
3. Airbnb ( San Francisco, California) : US$ 25,5 miliar.
4. Palantir (Palo Alto, California ) : US$ 20,5 miliar.
5. Didi Kuaidi ( BeijingTiongkok ) : US$ 16 miliar.
6. Snapchat ( California ): US$ 16 miliar.
7. China Internet Plus ( Beijing,Tiongkok): US$ 15 miliar.
8. Flipkart, e-commerce asal Bangalore, India : US$ 15 miliar.
9. SpaceX, perusahaan aerospace asal Hawthrone, California :
US$ 12 miliar.
10. Pinterest ( San Francisco, California ): US$ 11 miliar.
12. SASARAN :
E-PEMERINTAH : Mendorong penguatan kelembagaan
pengelolaTIK
E-PENDIDIKAN : pemerataan kualitas pendidikan
E-KESEHATAN : konsultasi dan pendampingan jarak
jauh
E-LOGISTIK : Informasi yang akurat dan terkini
terkait ketersediaan bahan
E-PENGADAAN : meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas
16.  Jeff Bezos Bill Gates
ď‚– Mark Zuckerberg
$ 112 m =
Rp.1.680T
1 2 $ 90 m =
Rp.1.350T
3
$ 71 m =
Rp.1.060T
17. US$68 milyar =Rp.1020T
$ 6 milyar
(Rp. 90Trilyun)
1,5 juta driver
560 kota
72 negara
UBER : AS (2009)
GRAB : Singapore
(2009)
$ 1,5 milyar
(Rp. 22,5Trilyun)
19. KISRUHTAKSI ON-LINEVS KONVENSIONAL DIY
(2017)
DI DIY : + 1025TAKSI KONVENSIONAL
+ 6000TAKSI ON LINE
DATA:
SEBELUMADATAKSI ON LINE “LOAD FACTOR”Taksi konvensional 60%
(2014). Setelah adaTaksi on line jadi 30% (2018) . Biasanya 1 hari dapat
450.000 setelah itu jadi 150.000 sementara setoran 200.000
Permenhub 108Th 2017 QuotaTaksi online adalah 400
20. Keluhan Sutiman : “Maka rekan-rekan taksi itu anane ming nekat
[adanya cuma nekat]. Golek duwit wis ra tau bayaran [cari uang tidak
dapat], di rumah memikirkan kebutuhan rumah tangga, di kantor
harus setor juragan, di jalan harus mengisi bensin yang dipakai untuk
jalan, nek ora stres kepiye?,” ungkap Sutiman, Minggu (19/2/2017).
42. Pentas Seni :
31 Oktober
2015 dalam
pertunjukkan
“100%
Yogyakarta”
Di
Taman Budaya
Yogyakarta
43.
44.
45. Dalam sebuah dokumen di situs
www.id.undp.org berjudul “Laporan LGBT
Nasional Indonesia” juga direkomendasikan
agar setiap organisasi LGBT menggunakan
media sosial sebagai sarana kampanye.
Dokumen tersebut merupakan hasil diskusi
di Bali pada Juni 2013 yang didukung oleh
UNDP dan USAID (United StatesAgency for
International Development).
46.
47.  Identifikasi dampak negatif pengembangan
aplikasi yang “merampas” lapangan kerja
sebelum disiapkan solusi nya
 Identifikasi dampak negatif perilaku yang
memberikan dampak ekonomi tetapi
berdampak moral lebih tinggi seperti
Narkoba, Prostitusi, LGBT
 Perlu pelacakan lebih mendalam untuk
mendapatkan data yang lebih akurat