SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
SHI’AISME DISCUSSED ON LINE (SDOL)
www.islamitucinta.blogspot.com
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 1
Presented by:
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 2
Daftar Isi
.................................................................................................................. 3
................. 3
................................... 4
7
..................................................................13
...............16
....................................21
.....................................................24
.................................................24
.................................................................................................................27
....................................................................................................................................28
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 3
Kami yakin sekali bahwa kita bisa memahami Islam secara benar, lengkap,
dan utuh hanya apabila kita mempelajari, mendalami, mengenali, dan
memahami sejarah kehidupan Rasulullah dan keluarganya secara baik dan
benar. Apabila kita tidak mengenali sejarah Nabi kita dengan benar, maka
pemahaman kita terhadap Islam menjadi tidak sempurna. Sungguh Allah
adalah sumber dari segala pengetahuan dan lewat Nabi-Nya kita bisa sampai
pada sebuah pemahaman yang dalam.
Tanah Fadak itu sebenarnya merupakan sebuah masalah pelik antara dua
orang individu yang menduduki tingkat yang tinggi di dalam masyarakat
Islam. Dua orang individu itu juga dihormati oleh seluruh madzhab Islam.
Kaum Ahlusunnah sangat menghormati dan memuja Abu Bakar dan
menghormati Bunda Fathimah az-Zahra; sementara kaum Syi’ah memuliakan
figur Bunda Fathimah az-Zahra tapi tidak memberikan penghormatan yang
lebih pada sosok Abu Bakar karena masalah tanah Fadak dan masalah
lainnya yang berkenaan dengan kedua tokoh ini.
Tanah Fadak itu ialah sebidang tanah yang diberikan kepada Rasulullah
(SAW) oleh orang-orang Yahudi dalam sebuah perjanjian yang saling
menguntungkan. Rasulullah diberikan tanggung-jawab atas tanah itu.
Yang diributkan oleh seluruh kelompok madzhab Islam itu ialah apakah
tanah Fadak itu dikelola oleh Rasulullah sebagai pribadi atau sebagai
kepala Negara.
Setelah wafatnya Rasulullah (SAW), puteri Rasulullah—Bunda Fathimah az-
Zahra—mengklaim tanah Fadak sebagai hak milik pribadi karena tanah itu
merupakan warisan dari Rasulullah untuk dirinya. Akan tetapi klaim Bunda
Fathimah az-Zahra itu ditentang oleh rezim pemerintah yang berkuasa pada
waktu itu dengan alasan bahwa ada “hadits” yang menyebutkan bahwa
Rasulullah itu tidak memiliki warisan sama sekali.
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 4
Sebelum kita berbicara terlalu jauh tentang hal ini, perkenankanlah kami
untuk menyebutkan sebuah tafsiran dari salah seorang kawan kita dari
kelompok Ahlusunnah (Sunni). Kawan Sunni kita itu mengatakan bahwa
kepemilikan dan status dari tanah Fadak itu adalah masalah yang khusus dan
berdiri sendiri. Yang menjadi masalah disini ialah bukan hanya tentang
perkara warisan semata akan tetapi siapakah yang sedang memperkarakan
warisan tersebut dan dari siapa warisan itu berasal. Bunda Fathimah binti
Muhammad itu adalah puteri Rasulullah yang terkenal kejujurannya dan
kesalehannya. Itu sudah dua hal. Hal yang lain ialah ia menuntut sebidang
tanah yang diklaim sebagai haknya. Bunda Fathimah az-Zahra yang dirinya
dikenai oleh ayat kesucian tentu saja tidak akan menuntut tanah Fadak
apabila dirinya tidak memiliki bukti yang kuat karena kalau ia tidak bisa
menunjukkan bukti itu, maka ia akan kehilangan kesuciannya yang sudah
dijamin oleh Allah Ta’ala. Ini jelas tidak mungkin terjadi. Tidak mungkin
seorang puteri Rasulullah bertindak ngawur. Jadi kalau ada yang ngawur,
maka itu mestinya orang yang tidak memberikan tanah Fadak itu kepada
Bunda Fathimah az-Zahra (as).
Itulah pendirian kami. Bagi orang yang tertarik untuk membahas hal ini lebih
jauh, buku sederhana ini adalah untuk anda.
Simaklah hadits-hadits berikut ini sebagai latar belakang sejarah yang tidak
bisa begitu saja kita kesampingkan. Mencampakkan atau mengesampingkan
hadits-hadits ini sama saja dengan perbuatan gegabah. Islam itu kita kenali
lewat sejarah. Konteks sejarah itulah yang membuat ajaran-ajaran Islam itu
menjadi jauh lebih bermakna dan tepat sasaran. Untuk mengajarkan agar
anak-anak kita mau berbuat baik, maka kita harus memberikan contoh-contoh
nyata agar lebih bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga
apabila kita ingin mengajarkan agar anak-anak kita agar tidak berbuat dzalim.
Kita harus memberikan contoh yang nyata agar pelajaran itu bisa lebih
dipahami oleh mereka. Contoh-contoh nyata itu, hanya bisa kita lihat dalam
sejarah. Dan dalam hadits-hadits Nabi terekam sejarah dengan baik sekali.
Simaklah hadits-hadits berikut ini:
“Diriwayatkan oleh Urwa bin Zubayr yang menyampaikan dari ‘Aisyah
bahwa ia memberitahu dirinya bahwa Fathimah—puteri Rasulullah
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 5
(SAW)—mengirimkan seorang utusan untuk menemui Abu Bakar
untuk meminta darinya bagiannya dari warisan yang telah
ditinggalkan oleh Rasulullah (SAW) dari apa-apa yang telah Allah
berikan kepadanya di kota Madinah dan Fadak dan apa-apa yang
tertinggal dari satu per lima bagian dari pendapatan (yang didapat
per tahun) dari Khaybar. Abu Bakar berkata: “Rasulullah (SAW)
berkata: ‘Kami (para Nabi) tidak memiliki ahli waris; apa-apa yang
kami tinggalkan (harus diberikan) untuk sedekah.’ Keluarga
Rasulullah (SAW) akan hidup dari pendapatan yang didapat dari
harta-harta ini, akan tetapi, demi Allah, aku tidak akan mengubah
sedekah Rasulullah (SAW) dari keadaan ketika harta itu
ditinggalkan. Aku akan melakukan hal yang sama dengannya
seperti Rasulullah (SAW) melakukannya terhadapnya dulu. Lalu
akhirnya Abu Bakar menolak untuk memberikan apapun darinya
kepada Fathimah yang marah sekali kepada Abu Bakar
karenanya. Ia meninggalkannya dan tidak mau berbicara
dengannya hingga akhir hidupnya. Ia hidup selama 6 bulan
setelah wafatnya Rasulullah (SAW). Ketika ia wafat, suaminya, Ali
bin Abu Thalib menguburnya pada malam hari. Ia tidak
memberitahu Abu Bakar mengenai wafat (istrinya) dan
menyelenggarakan penguburan serta menshalati jenazahnya
sendiri.”
(LIHAT: Sahih Muslim, Buku 19, Hadits nomor 4352)
“Diriwayatkan oleh ‘Aisyah: (Ummul Mukminin) Setelah wafatnya
Rasulullah, Fathimah puteri Rasulullah meminta Abu Bakar As-
Sidiq untuk memberinya bagian warisannya dari apa-apa yang
ditinggalkan Rasulullah dari Fai (yaitu harta pampasan yang
didapatkan bukan lewat peperangan) yang telah diberikan oleh
Allah kepadanya. Abu Bakr berkata kepadanya (Fathimah),
“Rasulullah itu pernah bersabda, ‘Harta kami tidak akan diwariskan,
apapun yang kami (Para Nabi) tinggalkan semuanya menjadi
sedekah.’ Fathimah—puteri Rasulullah (SAW) marah dan berhenti
berbicara dengan Abu Bakar, dan terus mempertahankannya hingga ia
beliau wafat. Fathimah masih hidup selama 6 bulan setelah wafatnya
Rasulullah …..”
(LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 53, Hadits nomor 325)
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 6
“Diriwayatkan oleh Abu Bakar: Abu Tufayl berkata: Fathimah datang
menemui Abu Bakar dan memintanya bagian warisan dari
Rasulullah (SAW). Abu Bakar berkata: Aku dengar Rasulullah
(SAW) berkata: Seandainya Allah—Ta’ala—memberikan seorang
Nabi itu rizki, maka harta itu akan diteruskan oleh pelanjutnya.”
(LIHAT: Sunan Abu Dawud, Buku 19, Hadits nomor 2967)
“Diriwayatkan oleh Malik bin Aus: ‘……….’Umar berkata, ‘Biarkan aku
berbicara tentang ini kepada kalian. Allah mengutamakan RasulNya
atas sesuatu dari Fai’ (harta pampasan yang dimenangkan kaum
Muslimin ketika masa perang tapi tanpa peperangan) ……memberinya
kuasa atasnya …(QS. 59: 6). Dan supaya harta itu hanya untuk
Rasulullah. Akan tetapi, demi Allah, ia tidak pernah mengumpulkan
harta itu untuk dirinya sendiri dan tidak juga disimpan untukmu
(Ali), melainkan ia memberikan penghasilan (yang didapatkan dari
harta itu) untukmu, dan ia membagikan harta itu diantara kalian
hingga tersisa harta sekarang ini yang darinya Nabi biasa
mengambil untuk digunakan (yaitu untuk sedekah). Rasulullah
mengikuti aturan itu sepanjang hidupnya. Sekarang aku memohon
padamu demi Allah, apakah engkau tahu semua itu?’ Mereka berkata,
‘Ya, kami tahu.’ Lalu Umar berkata kepada ‘Ali dan ‘Abbas, ‘Aku
memohon kepada kalian demi Allah, apakah kalian tahu itu?’
Keduanya berkata, ‘Ya.’ Umar kemudian menambahkan, ‘Dan ketika
Rasulullah meninggal, Abu Bakar berkata, ‘Aku adalah penerus
Rasulullah, dan aku mengambil alih semua harta itu dan akan
mengurusnya sama seperti Rasulullah dulu mengurusnya ………..”
(LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 8, Buku 80, Hadits nomor 720)
Jadi kita bisa simpulkan dari hadits-hadits yang telah disebutkan di atas tadi
bahwa setelah wafatnya Rasulullah itu:
 Bunda Fathima (AS) pergi menemui Abu Bakar untuk meminta
tanah Fadak yang menurutnya itu adalah haknya
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 7
 Satu hadits malah menyebut tanah Fadak itu sebagai Khumus
(atau seperlima dari pampasan perang)
 Satu hadits lain menyebutnya sebagai Fai’ (yang didapatkan tidak
lewat peperangan)
 Abu Bakar mengklaim para Nabi itu tidak pernah meninggalkan
harta kekayaan, apa saja yang tertinggal menjadi sedekah yang
tentu saja diharamkan bagi Ahlul Bayt untuk memperolehnya
karena Ahlul Bayt dilarang mendapatkan sedekah
 Abu Bakar mengklaim bahwa apapun rizki yang Rasulullah
peroleh akan dimiliki oleh penerusnya
 Abu Bakar menganggap dirinya sebagai penerus Nabi Muhammad
yang sah dan oleh karena itu ia merasa memiliki hak atas harta
kekayaan yang dimiliki Rasulullah
 Umar mengklaim bahwa tanah Fadak itu dulu digunakan oleh
Rasulullah (SAW) hanya untuk menghidupi keluarganya; hasil
panenya diberikan kepada keluarga Rasulullah; lalu untuk
diberikan sebagai sedekah; dan untuk ekspedisi militer
 Abu Bakar dan Umar menganggap bahwa Rasulullah
menggunakan tanah Fadak itu sebagai harta milik negara dan oleh
karena Rasulullah itu kepala negara, maka ia boleh menggunakan
harta itu sekehendak hatinya
 Tindakan dan sikap Abu Bakar ini membuat bunda Fathimah (as)
marah dan akhirnya tidak bertegur sapa lagi dengan Abu Bakar
hingga akhir hayatnya
 Abu Bakar tidak diberitahu dan tidak diundang ketika Bunda
Fathimah meninggal. Bunda Fathimah dikuburkan pada malam
hari dan Abu Bakar tidak diperkenankan untuk menghadiri
pemakamannya
KEADILAN SAHABAT NABI—apabila ‘sahabat Nabi yang terdekat’ itu
memiliki perangai dan sikap seperti itu maka apa lagi yang bisa kita
harapkan dari para sahabat Nabi lainnya? Apabila Abu Bakar itu
memerintah dengan cara-cara dzalim seperti itu, maka bagaimana
mungkin ia bisa disebut sebagai seorang khalifah yang benar dan diberi
petunjuk (khulafaur-rasyidin)? Bagaimana mungkin ia pantas disebut
sebagai penerus Nabi? Apabila membenci Abu Bakar itu merupakan
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 8
sebuah dosa, lalu mengapa Bunda Fathimah tetap membencinya dan
tidak bertegur sapa hingga akhir hayatnya?
http://answering-ansar.org/answers/fadak/en/index.php
Kembali lagi kepada hadits-hadits yang ada di dalam Sihah Sittah, maka kita
bisa lihat di sana bahwa Bunda Fathimah (as) menganggap tanah Fadak itu
sebagai haknya. Kalau itu bukan haknya, maka lalu mengapa wanita semulia
Bunda Fathimah menuntut hak yang bukan haknya? Padahal Bunda
Fathimah (as) seorang suri tauladan bagi kaum Muslimah; padahal ia salah
seorang anggota Ahlul Bayt Nabi yang disucikan; padahal ia itu salah satu
pemimpin wanita di surga. Lalu mengapa Bunda Fathimah melakukan itu
semua?
Jawaban yang paling logis ialah bahwa Bunda Fathimah memang menuntut
haknya. Dan Abu Bakar menolaknya …………..
Simaklah hadits berikut ini:
Diriwayatkan oleh ‘Aisyah: Pada suatu ketika Fathimah datang
berjalan kaki dan gaya berjalan kakinya mirip sekali gaya berjalan
kakinya Rasulullah. Rasulullah bersabda, “Selamat datang, wahai
puteriku!” …….. Rasulullah kemudian bersabda, ‘Setiap tahunnya,
Jibril datang untuk membaca Al-Qur’an denganku sekali saja, akan
tetapi tahun ini, ia melakukannya dua kali. Aku pikir ini menandakan
ajalku sudah dekat. Dan engkau akan menjadi orang pertama dari
keluargaku yang akan mengikutiku.’ Lalu ia (Fathimah) mulai
menangis. Lalu ia bersabda, ‘Tidak senang kah engkau menjadi
pemimpin dari para wanita di surga atau menjadi pemimpin dari
seluruh kaum wanita yang beriman? Lalu aku tertawa demi
mendengar itu.’”
(LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 56, Hadits nomor 819an)
Apakah masuk akal, wanita yang sudah dijamin masuk surga; wanita yang
akan menjadi pemimpin wanita di surga; wanita yang akan menjadi pemimpin
wanita beriman seluruh alam semesta, menuntut sesuatu yang bukan
haknya? Apakah Bunda Fathimah lebih mementingkan harta benda duniawi
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 9
dibandingkan dengan kehidupan akhirat nanti? Tentu saja hal itu tidak benar
sama sekali. Bunda Fathimah hanya meminta haknya dan itu sekaligus
hendak membuktikan pada khalayak ramai bahwa Abu Bakar orangnya tidak
amanah dan tidak adil. Bunda Fathimah yakin betul bahwa tanah Fadak itu
adalah hak milik ayahnya yang bisa diwariskan kepada anaknya dan
sekaligus itu merupakan haknya untuk mewarisinya. Menagih hak adalah hak.
Tapi yang tidak memberikan hak, dialah yang dzalim.
Apabila kita membaca kembali ayat pensucian, dimana Bunda Fathimah
termasuk di dalam kelompok kecil orang yang disucikan itu, maka kita bisa
menyimpulkan bahwa ia itu bersih suci dari segala najis dan dosa; ia sepi dari
kesenangan duniawi dan takkan tergiur gelimangan materialistik. Ia tidak
akan pernah berdusta. Ini adalah salah satu alasan yang dikemukakan oleh
Imam Ali (as) ketika ia membawa kasus Bunda Fathimah dimana ia harus
bersitegang dengan Abu Bakar.
Di hadapan Abu Bakar, Imam Ali menyampaikan ayat pensucian ini.
Imam Ali (as) bertanya kepada Abu Bakar apakah ia membaca Kitab Allah.
Ketika Abu Bakar mengaku bahwa ia membaca Kitab Allah, maka Imam Ali
bertanya, “Kalau engkau memang membaca Kitab Allah, maka aku akan
bertanya: untuk siapakah ayat berikut turun? ……Sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. Al-Ahzab: 33).’ ‘Bukankah
ayat itu berkenaan dengan kami, Ahlul Bayt?”
Abu Bakar kemudian menjawab, “Ya, memang betul. Ayat itu berkenaan
dengan diri kalian.” Kemudian Imam Ali bertanya, “Apabila beberapa laki-
laki bersaksi bahwa Fathimah—puteri Rasulullah—melakukan sebuah
tindakan yang tak terpuji, apa kira-kira yang akan engkau lakukan?” Abu
Bakar menjawab, “Aku akan hukum dia, sama seperti wanita Muslim
lainnya!” Imam Ali kemudian bertanya lagi, “Kalau begitu, engkau akan
menjadi orang sesat di hadapan mata Allah.” “Karena engkau telah
menolak kesaksian Allah akan kesuciannya dan kema’shumannya, dan
engkau lebih mementingkan kesaksian manusia akan hal itu …….”
(LIHAT: Fatima(AS) The Gracious, oleh Muhammad Ordoni: diterbitkan oleh
Ansariyan Publications, halaman 76)
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 10
Kalau kita senantiasa mencamkan keutamaan-keutamaan Bunda Fathimah,
maka permasalahan tanah Fadak itu tidak lagi kelihatan rumit. Akan tetapi
walaupun begitu kami tetap akan terus menganalisa kejadian ini karena
kejadian ini memang terekam baik dalam kitab hadits sahih Ahlusunnah yang
enam (Sihah Sittah).
Menurut salah satu hadits, tanah Fadak itu dinyatakan sebagai bagian
dari khumus—harta yang secara sifatnya dimiliki secara pribadi oleh
Nabi Muhammad (SAW).
“Dan Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu
peroleh sebagai ghanimah, maka sesungguhnya seperlima untuk
Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan ibnusabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang
Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan,
yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.”
[QS. Al-Anfal: 41]
Sementara itu bagian untuk saudara-saudara Nabi dibayarkan kepada
keluarga Bani Hasyim dan Bani Al-Muttalib, karena anak-anak Al-Muttalib
membantu perjuangan Bani Hasyim selama masa Jahiliah setelah Islam.
Mereka juga pergi ke balik bukit di lembah Abu Talib demi mendukung
Rasulullah dan untuk melindunginya (yaitu ketika suku Qurays memboykot
kaum Muslimin selama tiga tahun lamanya).
(LIHAT: Tafsir Ibn Katsir, Tafsir dari Surah Al-Anfal, ayat ke-41)
Jadi sekarang kita tahu bahwa khumus itu juga dibayarkan kepada
saudara-saudara Nabi Muhammad (SAW). Tanah Fadak itu walau
bagaimanapun bukanlah harta pampasan perang (Maal al-Ghanimah).
Tanah Fadak itu adalah Fai’, yang didapatkan tanpa peperangan.
Allah sudah menjelaskan harta pampasan perang secara rinci. Allah secara
khusus pula membolehkan harta itu untuk ummatNya yang mulia di atas umat
lainnya. Kami harus sebutkan di sini bahwa yang dimaksud dengan
‘Ghanimah’ di sini ialah harta pampasan perang yang didapatkan dari orang-
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 11
orang kafir, dengan menggunakan pasukan bersenjata dan alat-alat perang.
Sementara itu kalau Fai’, itu berkenaan dengan harta dari kaum kafir
yang mereka serahkan kepada pasukan kaum Muslimin sebagai ganti
uang keamanan (agar mereka mendapatkan perdamaian), atau apa-apa
yang mereka tinggalkan kalau mereka meninggal dan tidak ada
seorangpun ahli waris untuk mewarisi mereka, atau jizyah (pajak upeti);
dan Khiraj (pajak harta kekayaan).
(LIHAT: Tafsir Ibn Katsir, Tafsir dari Surah Al-Anfal, ayat ke-41)
Harta pampasan perang itu harus dibagikan sama rata diantara pasukan yang
ikut berperang, sementara kalau Fai’ itu ada di bawah pengawasan
Rasulullah langsung. Fai’ itu menjadi milik pribadi dari Nabi Muhammad
(SAW). Rasulullah boleh menggunakan harta Fai’ itu sekehendaknya.
Dengan kata lain, harta Fai’ betul-betul milik pribadi Rasulullah.
“Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
Rasul-Nya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan
itu kamu tidak mengerahkan seekor kuda pun dan (tidak pula)
seekor unta pun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada
Rasul-Nya terhadap siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Apa saja harta rampasan (fai-i) yang
diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk
kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-
anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul
kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah sangat keras hukuman-Nya. (Juga) bagi para fakir yang
berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda
mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridaan (Nya)
dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-
orang yang benar.”
[QS. Al-Hasyr: 6—8]
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 12
Allah Ta’ala menjelaskan aturan dari Fai’, harta pampasan yang didapatkan
kaum Muslimin dari kaum Kafirin tanpa peperangan atau tanpa pengerahan
pasukan. Salah satu kejadian yang bisa dijadikan contoh ialah ketika kaum
Muslimin mengumpulkan harta pampasan dari kaum Bani An-Nadir yang
didapatkan tanpa ada peperangan dengan mereka, tanpa pengerahan
pasukan berkuda maupun berunta. Kaum Muslimin tidak memerangi kaum
Bani An-Nadir dalam peperangan, akan tetapi Allah memaksa mereka keluar
dari bentengnya. Oleh karena itu, Fai’ lah yang diberikan oleh Allah
kepada RasulNya, dengan keleluasaan maksimal diberikan kepadanya
ketika membelanjakan harta itu, sesuka hatinya. Dan tentu saja,
Rasulullah membelanjakan Fai’ itu dengan sangat bijak dan benar dan
mengutamakan kemashlahatan kaum Muslimin seperti yang ditentukan
dalam ayat di atas.
(LIHAT: Tafsir Ibn Katsir, Tafsir dari Surah Al-Hasyr, ayat ke-6)
Sekali lagi kita simpulkan dan sepakati bahwa Fai’ itu memang hak ekslusif
Nabi Muhammad (SAW). Para prajurit Islam sama sekali tidak mendapatkan
bagian dari Fai’ itu. Pembagian dari harta Fai’ itu betul-betul hak prerogatif
Nabi. Nabi bisa memberikan seluruhnya kepada keluarganya; Nabi bisa
memberikannya kepada siapa saja yang ia kehendaki; Nabi bisa
membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan—yang miskin dan
papa. Bunda Fathimah (as) itu keluarga Nabi yang paling dekat dengan Nabi
dan oleh karena itu ia memiliki hak terhadap Fai’ itu. Harap catat juga bahwa
Bunda Fathimah (as) juga seorang Muhajir dan ia salah seorang dari mereka
yang meninggalkan rumah dan harta bendanya demi untuk mencari
keridhoan Allah dan RasulNya (Hijrah ke kota Madinah).
Selain seperti yang telah dijelaskan di atas, ada juga ayat-ayat suci
lainnya yang mengenai hak-hak Ahlul Bayt seperti dalam ayat-ayat suci
Al-Qur’an: (QS. Bani Israil: 26); QS. An-Naml: 15 dan 16); (QS. An-Nahl:
90); dan (QS. Maryam: 2—15); (QS. Al-Hasyr: 6 dan 7), fakta bahwa
Fathimah itu adalah seorang Muhajir seharusnya ikut dipertimbangkan
(jadi sebagai Muhajir Bunda Fathimah berhak penuh atas tanah Fadak itu
selain karena ia memang puteri dari Rasulullah). Mengapa harta milik dari
seorang Muhajir itu harus dibagikan ke seluruh umat?
(LIHAT: Aqa Mahdi Puya, Tafsir dari Surah Al-Hasyr, ayat 8)
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 13
Setengah dari tanah Fadak—yang diberikan oleh kaum Yahudi setelah
perjanjian damai—itu memang milik murni dari Rasulullah (SAW). Selain
itu, 1/3 dari lembah Qari, dan 2 peternakan di Khaybar semuanya adalah milik
mutlak Rasulullah dan tidak seorangpun boleh mendapatkan bagian darinya.
Pendapat bahwa tanah Fadak itu adalah milik mutlak dari Nabi Muhammad
(SAW) dikeluarkan oleh Al-Nasa’i, Ali bin Ahmad al-Syambudi, Ibn Hisyam,
dan Abu al-Fida.
(LIHAT:
 Al-Minhaj bi Sharh Sahih Muslim, Volume 2, halaman 92
 Al-Sunan al-Sughra, volume 7, halaman 137
 Wafa al-Wafa, volume 4, halaman 1280
 Sirah Rasul Allah, oleh Ibn Hisham, volume 3, halaman 353
 The Concise History of Humanity or Chronicles, halaman 140,
Dhikr Ghazwa Khayber)
Jadi secara teknis tanah Fadak ini dari sudut manapun tetap saja berupa Fai’.
Titik.
“Diriwayatkan oleh Abdullah ibn Abu Bakar: Abdullah ibn Abu Bakar
dan beberapa putera Muhammad ibn Maslamah berkata: Ada
beberapa orang Khaybar dan mereka masih ada di benteng-
benteng. Mereka meminta Rasulullah (SAW) agar mau melindungi
mereka dan membiarkan mereka pergi (dari benteng itu). Lalu ia
mengijinkannya. orang-orang dari Fadak mendengar kejadian ini;
mereka juga melakukan hal yang sama. (Fadak) akhirnya menjadi
hak milik dari Rasulullah (SAW) karena tanah Fadak itu diperoleh
tidak lewat peperangan dengan pasukan berkuda atau berunta.”
(LIHAT: Sunan Abu Dawud, Buku 19, Hadits nomor 3010)
Harta yang dimaksud di atas adalah persis sama dengan harta yang diminta
oleh Bunda Fathimah az-Zahra (as) sebagai sesuatu yang memang menjadi
hak miliknya. Lihatlah hadits berikut ini:
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 14
Diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi Waqqas: Rasulullah datang
menemuiku ketika aku sedang (sakit) di kota Mekah, ….Aku berkata,
“Ya, Rasulullah! Bolehkah aku mewariskan seluruh hartaku (untuk
sedekah)?” Ia menjawab, “Tidak boleh.” Aku bertanya lagi, “Kalau
begitu bolehkah aku mewariskan setengahnya?” Ia menjawab,
“Tidak”. Aku bertanya lagi, “Kalau sepertiga?” Ia menjawab: “Ya,
sepertiga, walaupun sepertiga itu tetap terlalu banyak. Lebih baik
bagi dirimu untuk meninggalkan bagi para ahli warismu harta
kekayaanmu daripada engkau memberikannya kepada orang-
orang miskin yang orang lain, dan apapun yang engkau
belanjakan di jalan Allah itu akan dianggap sebagai sedekah
walaupun itu sesuap makanan untuk istrimu. …….Pada waktu itu
Sa’ad hanya memiliki satu orang puteri.
(LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 51, Hadits nomor 5)
Rasulullah (SAW) menasehati salah seorang sahabatnya untuk
meninggalkan warisan untuk puterinya supaya ia tidak bergantung
kepada orang lain dan mengemis bantuan atau belas kasihan dari orang
lain. Lalu apakah Rasulullah akan meninggalkan puterinya sendiri
sebagai orang miskin? Haruskah Bunda Fathimah menggantungkan
hidupnya kepada Abu Bakar yang akan memberinya pendapatan yang
terbatas yang didapatkan dari tanah Fadak? Haruskah keluarga Nabi
mengemis-ngemis kepada Abu Bakar untuk menghidupi diri mereka?
Bunda Fathimah (as) harus terhenyak menerima bantahan dari rezim
penguasa yang dikepalai oleh Abu Bakar. Abu Bakar memberikan pernyataan
bahwa Nabi sama sekali tidak mewariskan harta kekayaan apapun kepada
keluarganya. Harta kekayaan yang ditinggalkan oleh Rasulullah (SAW)
langsung menjadi sedekah bagi umat. Abu Bakar tahu betul bahwa sedekah
itu diharamkan bagi Ahlul Bayt Nabi. Dengan mengatakan bahwa harta
kekayaan Rasulullah itu menjadi sedekah, maka itu sekaligus memutus hak
Ahlul Bayt terhadap harta itu.
Simaklah hadits berikut ini:
“Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Rasulullah (SAW) bersabda, “Ahli
warisku tidak boleh mengambil satu Dinar pun (maksudnya dari
harta kekayaanya), dan apapun yang aku tinggalkan, termasuk
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 15
belanjaan istri-istriku dan para pembantuku, semuanya akan
menjadi sedekah.”
(LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 53, Hadits 328)
“Diriwayatkan oleh ‘Aisyah: Rasulullah bersabda, “Harta kami (para
Nabi) tidak boleh diwariskan, dan apapun yang kami tinggalkan akan
menjadi sedekah.”
(LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 8, Buku 80, Hadits 719)
Diriwayatkan oleh ‘Urwa: 'Aisyah berkata, “Ketika Rasulullah wafat,
para istrinya bermaksud untuk mengutus Utsman untuk menemui
Abu Bakar untuk menanyakan harta warisan bagian mereka.” Lalu
‘Aisyah berkata kepada mereka, “Bukankah Rasulullah (SAW)
pernah bersabda, ‘Harta kami (para Nabi) tidak boleh diwariskan,
dan apapun yang kami tinggalkan semuanya menjadi sedekah’?”
(LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 8, Buku 80, Hadits 722)
Anda harus camkan lagi bahwa:
 Bunda Fathima (AS)
 Imam Ali (AS)
 Seluruh istri Rasulullah disebut kecuali ‘Aisyah
Semuanya tidak tahu bahwa Nabi Muhammad pernah mengatakan
bahwa ia tidak mewariskan apapun untuk keluarganya sendiri. Dalam
“hadits” itu hanya ‘Aisyah dan Abu Bakar yang tahu bahwa ada hadits seperti
itu. Keluarga Nabi sendiri malah tidak tahu. Ini aneh sekali.
Bahkan Abu Hurairah—yang baru masuk Islam kurang dari 2 tahun sebelum
Rasulullah (SAW)—tahu tentang “hadits” itu. Bandingkan dengan Imam Ali
(as) yang menghabiskan hampir seluruh hidup Rasulullah bersamanya
selama 36 tahun sama sekali tidak pernah mendengar “hadits” ini
disampaikan oleh Nabi. Bunda Fathimah (as) sendiri yang notabene puterinya
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 16
Rasulullah langsung—ahli waris yang sah—tidak pernah mendengar “hadits”
ini diucapkan Nabi ketika masih hidup bersamanya.
Pada kenyataannya setiap orang yang memiliki hak langsung terhadap
warisan Rasulullah tidak pernah tahu bahwa mereka tidak akan
mendapatkan harta itu. Hanya Abu Hurairah, Abu Bakar, dan ‘Aisyah
yang tahu bahwa Rasulullah tidak akan pernah mewariskan harta
apapun untuk keluarganya sendiri. Dan bukankah aneh bahwa Rasulullah
hanya mewariskan harta kekayaan kepada para isterinya (termasuk ‘Aisyah)
sedangkan puterinya sendiri tidak mendapatkan apa-apa?
Bunda Fathimah (as) membuktikan bahwa pendapat Abu Bakar itu hanyalah
kebohongan belaka dan Bunda Fathimah (as) malah menggunakan ayat Al-
Qur’an untuk membuktikan kebohongan Abu Bakar itu.
Ketika Abu Bakar menyebutkan bahwa Para Nabi (termasuk Nabi
Muhammad) itu tidak mewariskan apapun untuk keluarganya—dan Abu
Bakar menisbahkan pernyataannya itu kepada Rasulullah—Bunda Fathimah
(as) melawan pernyataan itu dengan menyitir sebuah ayat Al-Qur’an yang
berbunyi, “Dan Sulaiman telah mewarisi Daud.” (QS. An-Naml: 16)
“Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan
Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang
melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman".
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: "Hai Manusia,
kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi
segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia
yang nyata". (QS. An-Naml: 15—16)
Daud (as) dan Sulaiman (as) keduanya adalah 2 orang Nabi di masa yang
sama. Kedua Nabi itu kaya sekali. Kekayaan Nabi Sulaiman itu didapatkan
dari ayahnya yaitu Nabi Daud. Apabila Nabi Sulaiman (as) tidak mewarisi
kerajaan dan harta kekayaan dari Nabi Daud (as), maka darimana lagi ia
mendapatkan kerajaan dan kekayaan itu? Nabi Daud ketika meninggal
tidak pernah membagi-bagikan kerajaannya menjadi kerajaan-kerajaan
yang kecil-kecil dan kemudian memberikannya kepada fakir miskin. Jadi
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 17
ketika Nabi Daud (as) meninggal, ia mewariskan harta dan kerajaannya
kepada Nabi Sulaiman (as). Kesimpulannya ialah bahwa para Nabi juga
memiliki ahli waris dan contoh ayah mewariskan kepada anaknya
seperti dalam contoh Nabi Daud kepada Nabi Sulaiman (as) adalah
contoh terbaik yang bisa kita ambil dari Al-Qur’an.
“Hadits-hadits” yang diajukan oleh saudara-saudara kita dari Ahlusunnah
(Sunni) sangat tidak konsisten. “Hadits-hadits” itu berisi alasan-alasan yang
berbeda-beda seperti yang kami urutkan di bawah ini. Padahal tuntutan
Bunda Fathimah itu hanya satu saja.
 Beberapa “hadits” menyebutkan bahwa Para Nabi itu tidak
meninggalkan warisan (oleh karena itu Bunda Fathimah tidak bisa
mendapatkan harta apapun dari ayahnya)
 Beberapa “hadits” lainnya menyebutkan bahwa Nabi Muhammad
(SAW) sudah menggunakan harta kekayaannya untuk keperluan
militer dan sebagian lainnya diberikan kepada fakir miskin; sekaligus
itu dianggap sebagai harta milik Negara (oleh karena itu Bunda
Fathimah tidak bisa memiliki lagi harta ayahnya karena sudah
habis dibagikan)
 “Hadits” lainnya menyebutkan bahwa harta kekayaan yang
ditinggalkan oleh Rasulullah itu diwariskan kepada penerus
kepemimpinannya (oleh karena itu Bunda Fathimah tidak bisa
mendapatkan warisan itu karena ia bukan penerus kepemimpinan
Rasulullah)
 “Hadits” lainnya seperti yang bisa dilihat dalam buku-buku sejarah
menyebutkan bahwa segala sesuatu yang ditinggalkan oleh Nabi itu—
termasuk belanja atau biaya hidup para isterinya dan para
pembantunya—harus diberikan kepada fakir miskin (oleh karena itu
Bunda Fathimah tidak boleh mendapatkan warisan itu karena
Ahlul Bayt itu diharamkan dari menerima sedekah)
Kami pikir segala sesuatunya sekarang sudah jelas dan terang benderang.
Bagi anda yang suka memuja-muja para sahabat Nabi (dengan sejuta
alasan), ma’af saja, anda sudah keliru mengambil kesimpulan. Bagi anda
yang suka memuja-muja para sahabat, mungkin bisa dengan mudahnya dan
teganya menuduh bahwa Bunda Fathimah (as) itu sebagai wanita
materialistis. Karena kecintaan kepada para sahabat yang sudah melewati
batas itu anda bisa juga dengan mudahnya menyangkal apa-apa yang
dikatakan Al-Qur’an. Itu lebih mudah anda lakukan daripada menerima
kenyataan bahwa orang-orang di sekitar Rasulullah itu sudah merampas
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 18
harta Rasulullah selain juga hak kepemimpinan Ahlul Bayt (Bani Hasyim)
sepeninggal Rasulullah (SAW).
Apabila anda masih bersikukuh bahwa Bunda Fathimah (as) itu tidak memiliki
hak atas atas warisan dari ayahnya, maka haruskah anda juga melemparkan
hadits berikut ini ke dinding?
“Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Rasulullah bersabda, “Ya, Bani
Abdul Munaf! Belilah diri kalian dari Allah! Ya, Bani Abdul
Muttalib! Belilah diri kalian dari Allah! Ya, ibu dari Az-Zubayr ibn
Awwam, bibi dari Rasulullah! Dan, wahai Fathimah binti
Muhammad! Belilah diri kalian dari Allah, karena aku tidak bisa
membela kalian di hadapan Allah. Kalian (berdua) boleh meminta
dariku harta sebanyak yang kalian mau.”
(LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 56, Hadits Nomor 728)
Harta manakah yang sedang dibicarakan oleh Nabi (SAW) dalam hadits
tersebut? Bukankah dalam “hadits” yang lain disebutkan bahwa Bunda
Fathimah itu sama sekali tidak memiliki hak atas warisan yang ditinggalkan
oleh ayahnya? Akan tetapi menurut hadits sahih tersebut di atas, Nabi malah
sudah menyediakan harta warisan untuk para anggota keluarganya sebanyak
yang mereka inginkan.
Lihatlah hadits berikut ini:
“Diriwayatkan oleh Jubair bin Mut’im: “Utsman bin Affan pergi
(menemui Rasulullah) dan berkata, “Ya, Rasulullah! Engkau
memberikan harta warisan kepada Bani al-Muttalib sedangkan kami
tidak diberi sama sekali, meskipun kami dan mereka itu sama-sama
memiliki hubungan kekerabatan denganmu.” Kemudian Nabi
menjawab, “Hanya keluarga Bani Hasyim dan Bani Al-Muttalib yang
memiliki hubungan kekeluargaan denganku1
.””
(LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 56, Hadits Nomor 706)
1
Utsman bin Affan sendiri berasal dari keluarga Bani Umayyah dan itu berarti ia tidak berhak atas
harta itu.
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 19
Harta apakah yang sedang mereka perbincangkan di atas? Harta apakah
yang oleh Rasulullah sudah diberikan kepada keuarganya itu? Harta apakah
yang sudah ditentukan untuk keluarga Bani Hasyim dan Bani Al-Muttalib itu?
Bukankah tanah Fadak itu adalah Fai’ yang sudah diberikan oleh Nabi
kepada puterinya semasa hidupnya? Mengapa fakta yang jelas seperti ini
tidak dipahami oleh saudara kita dari kalangan Sunni?
“Diriwayatkan bahwa ketika kembali dari Khaybar, Rasulullah
mengutus Muhayyasah bin Mas’ud Ansari kepada orang-orang yang
tinggal di Fadak dan mengajak mereka untuk masuk Islam. Pada
waktu itu, kepala sukunya ialah seorang lelaki yang bernama
Yusya’ bin Nun—seorang Yahudi. Ia menawarkan perjanjian damai
kepada Rasulullah dengan memberikan setengah dari tanah
Fadak itu kepadanya, dan Rasulullah menerima tawaran itu.
Setelah itu, tanah Fadak menjadi hak milik Rasulullah karena
kaum Muslimin tidak merebut tanah itu lewat peperangan baik itu
dengan pasukan berkuda maupun berunta.”
(LIHAT: Baladhuri, Futuhul Buldan, halaman 45)
“Fathimah berkata kepada Abu Bakar, “Berikanlah tanah Fadak itu
kepadaku.” Ia mengajukan Ali sebagai saksinya. Ia (Abu Bakar)
meminta saksi yang lain. Fathimah mengajukan Ummu Aiman. Ia
berkata, “Wahai puteri Rasulullah! Engkau tahu bahwa bukti itu
tidaklah lengkap kecuali kalau diberikan oleh satu orang laki-laki
dan dua orang perempuan.” Setelah mendengar itu, ia langsung
pergi.”
(LIHAT: Baladhuri, Futuhul Buldan, halaman 47-48)
“Fathimah pergi menemui Khalifah Abu Bakar dan ia bertanya,
“Kalau anda meninggal dunia, siapa yang menjadi pewarismu?” ia
menjawab, “Keluargaku.” Fathimah bertanya lagi, “Lalu mengapa
engkau sekarang menjadi pewaris Nabi sedangkan kami masih
ada dan hidup?” Ia menjawab, “Wahai puteri Rasulullah! Demi
Allah aku belum mewarisi emas dan perak atau apapun itu dari
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 20
ayahmu.” Fathimah berkata, “Khaybar itu adalah hak milik kami
dan Fadak itu adalah hadiah untuk kami.” Abu Bakar menjawab,
“Wahai puteri Nabi! Aku dengar dari Rasulullah ‘Sumber
penghidupan yang ini adalah milikku ketika aku hidup. Setelah
aku meninggal, ini harus dibagikan diantara kaum Muslimin.”
(LIHAT: Baladhuri, Futuhul Buldan, halaman 48)
Ada beberapa pertanyaan yang timbul di sini:
1. Apakah setelah Nabi wafat, keluarga Nabi itu tidak butuh lagi
penghidupan? Apakah mereka tidak lagi butuh makan dan minum dan
kehidupan yang layak?
2. Apakah Allah telah melarang keluarga Nabi untuk mewarisi harta Nabi
ketika Nabi wafat?
3. Apakah ada (satu saja) ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa
keluarga Abu Bakar boleh mewarisi harta Abu Bakar ketika Abu Bakar
meninggal; sementara keuarga Nabi tidak boleh mewarisi harta Nabi
ketika Nabi meninggal dunia?
Anda harus perhatikan juga bahwa Abu Bakar menolak kesaksian dari Imam
Ali (as) dan Ummu Aiman hanya karena menurut Abu Bakar keterangan itu
tidak sah karena kurangnya saksi satu orang perempuan lagi. Akan tetapi
yang mengejutkan ialah bahwa Abu Bakar dalam kesempatan yang lain
memberikan Jabir sejumlah uang padahal Jabir tidak mengajukan satu orang
saksi pun kecuali dirinya sendiri!!! Lihatlah dalam hadits sahih berikut ini:
“Diriwayatkan oleh Jabir: Rasulullah bersabda kepadaku:
“Apabila harta dari Bahrain sudah datang kepada kita, maka aku
akan memberikanmu sebanyak ini dan ini.” Akan tetapi harta dari
Bahrain itu tidak juga datang hingga Rasulullah meninggal dunia.
Ketika harta dari Bahrain itu akhirnya datang, Abu Bakar
memerintahkan seseorang untuk mengumumkan, “Adakah
diantara kalian yang memiliki piutang dari Rasulullah atau adakah
orang yang dijanjikan oleh Rasulullah sesuatu, hendaklah datang
kepadaku.” Lalu, aku datang menemuinya dan berkata,
“Rasulullah sudah berjanji kepadaku untuk memberiku ini dan
itu.” Abu Bakar mengambil uang dengan kedua tangannya
sebanyak tiga kali untukku …………”
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 21
(LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 53, Hadits Nomor 365)
Banyak fakta yang menunjukkan bahwa memang tanah Fadak itu ialah
Fai’ bagi puteri sang Nabi, Fathimah binti Rasulillah (as).
Sebuah hadits yang dinisbahkan kepada Abu Sa’id al-Khudri dan
Abdullah Ibn Abbas berbunyi:
“Ketika ayat yang berkenaan dengan memberikan hak kepada
keluarga diturunkan, Rasulullah memanggil Fathimah az-Zahra
dan memberikan tanah Fadak kepadanya.”
LIHAT: Durr al-Mantsur Vol. 4, halaman 177
“Jibril (as) datang kepada Nabi Muhammad (SAW) dan memberitahu
kepadanya bahwa Allah (SWT) telah memerintahkan agar dirinya
memberikan “hak-nya” kepada “Dzil Qurba” (kerabat terdekat).
Rasulullah (SAW) bertanya apa yang dimaksud dengan “Dzil Qurba”
dan apa yang dimaksud dengan “hak-nya”. Jibril (as) menjawab bahwa
yang dimaksud dengan “Dzil Qurba” adalah Fathimah az-Zahra (as)
dan yang dimaksud dengan “hak-nya” ialah tanah “Fadak”. Rasulullah
(SAW) memanggil Fathimah dan kemudian menyerahkan sebuah
kertas berisi tulisan tentang hal itu. Surat itu atau kertas itulah
yang ia bawa kepada Abu Bakar setelah wafatnya Rasulullah dan
Fathimah mengatakan bahwa kertas itu adalah kertas yang sama
yang oleh Rasulullah (SAW) diberikan kepadanya untuknya, untuk
Hasan dan Husein.”
(LIHAT: Ruzatul Safa seperti yang dituliskan dalam Tashdheed-ul-
Mathaeen, halaman 102. Kemudian Ma'arij-ul-Nabuwwah, bagian 4, Bab 10,
halaman 228. Habib al-Siyar, vol 1, Dzikir Ghazwa-e-Khayber )
Kertas itu juga adalah kertas yang sama seperti yang ditunjukkan kepada
Umar dan kemudian Umar menyobeknya. Kita bisa baca itu di dalam
referensi terkemuka dari Ahlu Sunnah seperti berikut ini:
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 22
"Umar marah kepada Abu Bakar dan berkata, ‘Kalau engkau berikan
tanah Fadak itu kembali kepada Fathimah, maka darimana engkau
membiayai para tentara dan darimana engkau mendapatkan biaya untuk
pertahanan karena pada saat ini seluruh bangsa Arab sedang
melawanmu. Ia kemudian mengambil kertas (surat tanah) Fadak itu dari
Fathimah (as), dan menyobeknya hingga menjadi serpihan.”
Insanul Ayun fi Seerah al Halbeeya, Chapter "The death of the Prophet" Vol.
3, Page 487-8
Jadi apapun bukti yang diajukan; siapapun saksi yang diajukan; apapun fakta
yang ditunjukkan, Abu Bakar dan Umar tetap tak mau memenuhi permintaan
Bunda Fathimah (as). Bunda Fathimah (as) sangat marah kepada Abu Bakar
dan Umar dan ia berhenti berbicara kepada mereka berdua hingga ajal
menjemput puteri Nabi itu ……….. bahkan puteri Nabi itu tidak sudi
pemakaman dirinya itu dihadiri oleh Abu Bakar dan Umar yang telah
menyakiti dirinya.
“…….Jadi Abu Bakar menolak untuk menyerahkan apapun
darinya kepada Fathimah yang marah sekali kepada Abu Bakar
karenanya. Ia (Fathimah) meninggalkannya dan tidak lagi mau
berbicara kepadanya hingga akhir hidupnya. Ia hidup sekitar 6
bulan setelah wafatnya Rasulullah (SAW). Ketika ia meninggal,
suaminya—Ali bin Abu Thalib—menguburkannya pada malam hari. Ia
tidak memberitahu Abu Bakar tentang wafatnya (Fathimah) dan
melaksanakan shalat jenazah oleh dirinya sendiri …….”
(LIHAT: Sahih Muslim, Buku 19, Hadits Nomor 4352)
Perhatikan juga hadits berikut ini selain hadits-hadits yang sudah kita bahas
di atas. Yang pantas untuk kita perhatikan ialah hadits berikut ini:
“Diriwayatkan oleh Al-Miswar bin Makhrama: “Rasulullah bersabda,
‘Fathimah itu adalah dariku; dan barangsiapa yang sudah
membuatnya marah, maka ia sudah membuatku marah.’”
(LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 5, Buku 57, Hadits Nomor 61)
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 23
Tanpa perlu dijelaskan atau diperdebatkan, misalnya, kepada siapa hadits ini
ditujukan atau disampaikan dan dalam situasi apa, hadits ini sudah
menjelaskan secara gamblang apa isinya dan maksudnya. Kami—kaum
Muslimin dari madzhab Ahlul Bayt (Syi’ah) tentu saja merasa marah sekaligus
sedih mengingat kejadian di seputar tanah Fadak ini. Kami marah karena
puteri Rasulullah sudah dirampas haknya; dan kami marah sekali kepada
para perampas hak puteri Rasulullah itu—yaitu kepada Abu Bakar dan Umar
bin Khattab. Kami akan terus mengingat kejadian ini karena puteri Rasulullah
tertindas hingga akhir hayatnya.
Shah Abdul Aziz, seorang ulama Sunni di abad ke-18, sepakat bahwa takan
hal ini (yaitu tanah Fadak itu memang hadiah bagi Bunda Fathimah (as)). Ia
lebih lanjut menuliskan bahwa dosa hukumnya merampas atau menyangkal
hak Fathimah atas tanah Fadak ini.
(LIHAT: Fatawa Azizi, halaman 165)
Siapa yang berdosa dalam perkara tanah Fadak itu, itu bukan urusan
kami. Kami tidak peduli siapa yang berdosa. Siapa yang akan masuk
surga, kami juga tidak peduli. Karena itu bukan urusan kami. Siapa yang
benar dan siapa yang salah, itu juga bukan urusan kami. Tapi kami
hanya melihat hadits di atas ……….. kami tahu apa konsekwensi dari
hadits di atas.
Barangsiapa yang menyakiti Fathimah berarti dia menyakiti Rasulullah
dan barangsiapa menyakiti Rasulullah berarti dia sudah menyakiti Allah.
Barangsiapa yang membuat Fathimah marah, berarti ia sudah membuat
Rasulullah. Dan barangsiapa membuat Rasulullah marah, berarti dia
sudah membuat Allah marah. Yang dimarahi Allah, tak mungkin
mendapat ridha Allah. Yang tak mendapat ridha Allah, takkan mungkin
disatukan dengan Rasulullah di akhirat kelak. Yang berbeda tempat
dengan Rasulullah di akhirat kelak ……………. berarti dia masuk neraka.
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 24
Berikut ini adalah cuplikan dari surat Imam Ali. Surat ini dikirimkan oleh Imam
Ali kepada Utsman bin Hunayf.
“Sesungguhnya, di bawah kolong langit ini kami hanya memiliki
tanah Fadak sebagai harta milik kami akan tetapi hak kami sudah
dirampas dengan keji. Harta itu sedemikian menggiurkannya bagi
mereka hingga mereka merampasnya dengan paksa; dan kami
hanya duduk terpana dan harus bersabar karenanya.
Sesungguhnya, hakim sebaik-baiknya ialah Allah Ta’ala. Apa yang
harus aku lakukan dengan tanah Fadak atau dengan kekayaan
duniawi lainnya?”
(Nahjul Balaghah, Surat ke-45, surat yang dikirimkan Imam Ali (as)
kepada Gubernur Basrah)
Untuk menutup buku sederhana ini, perkenankanlah kami mengajukan
kepada anda khutbah Bunda Fathimah az-Zahra (as) di pengadilan. Kami
dapati khutbah ini tertulis dalam kitab yang ditulis oleh saudara kami dari
kalangan Ahlu Sunnah:
“Ketika Sayyidah Fathimah mengetahui bahwa Abu Bakar
memiliki maksud untuk menyita tanah Fadak, ia menutupi
kepalanya dengan sebuah kerudung kemudian mengumpulkan
para wanita dari sukunya untuk menemui Abu Bakar. Pada waktu
itu, kaum Muhajirin dan Ansar sudah dikumpulkan. Sebuah
Pardah (tirai) sudah dibuat diantara Fathimah dan para sahabat.
Puteri Rasulullah kemudian bersabda dengan nada suara
bergetar:
“Alhamdulillah, aku bersyukur kepadaNya atas kemampuan yang telah
Ia berikan kepadaku. Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah yang
tidak ada yang seumpama; yang tidak ada sekutu bagiNya. Ini adalah
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 25
sebuah panggilan; ini adalah panggilan atas dasar cinta dan kesucian.
Allah itu tidak bisa dilihat mata lahir kita; lidah kita tak mampu untuk
memuji ketinggianNya. Ia menciptakan segala sesuatu tanpa meniru
dari sesuatu. Aku bersaksi bahwa ayahku—Rasulullah—adalah hamba
Allah dan utusanNya. Ia dipilih sebelum ia diutus. Ia diberikan
penghargaan tertinggi sebelum ia dilahirkan.”
“Wahai hamba-hamba Allah, kalian bertanggung-jawab terhadap
“Perintah dan Larangan”-Nya; agama dan wahyu-Nya. Kalian adalah
wakil-wakil Allah! Dan kalian juga adalah para pendakwah dari sisi-
Nya! Dan pelindung hak-hak Allah berada diantara kalian (ALI). Ia
adalah orang yang melindungi orang yang membawa ajaran Allah
kepada kalian. Apapun yang akan aku katakan, awal dan akhirnya
tetap sama. Aku tidak pernah mengatakan sesuatu yang bertentangan.
Apapun yang aku bicarakan senantiasa berupa kebenaran. Aku tidak
pernah melakukan kesalahan.”
“Ketika Allah memilihnya dari para Nabi, Allah memilihkan baginya
tempat yang paling mulia yang sang Nabi Pilihan. Tidak lama
setelah segala sesuatunya berakhir (akhir kenabian), bibit
perpecahan dan kecemburuan yang tadinya bersembunyi di
dalam hati kalian sekarang mulai tampak ke permukaan. Tirai
agama yang tadinya menutupi wajah kalian sekarang mulai
terbuka menunjukkan apa yang ada di baliknya. Mereka yang
telah kehilangan petunjuk, sekarang mulai mulai membuka mulut.
Orang-orang yang dulunya tidak dikenal, sekarang mulai unjuk
gigi dan mulai membual. Ajakan-ajakan untuk kesesatan mulai
bermunculan; dan persekutuan jahat menyebar bagai cendawan.
Setan keluar dari lubang persembunyiannya dan memanggil
kalian untuk menjadi sekutunya karena ia melihat kalian sedang
menunggu panggilannya dan menunggu untuk dibodohinya. Ia
mengundang kalian untuk bergabung bersamanya dan
menyalakan api kemarahan; tampak sekali itu di setiap wajah
kalian sekarang ini. Itulah alasan kalian mengapa kalian menandai
unta orang lain hanya untuk membedakannya dengan unta kalian.
Itulah alasan kalian mengapa sekarang kalian masuk ke
pekarangan orang lain. Kalian ingin mencari sesuatu yang bukan
hak milik kalian. Akhirnya kalian merampas hak kepemimpinan
dari Rasulullah padahal Rasulullah baru saja meningga.
Kepedihan dan kesedihan kami belumlah reda; luka-luka kami
belumlah kering darahnya. Ketika jenazah Nabi belum juga
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 26
dikuburkan, kalian malah merebut kekuasaan sambil berkata,
“Ma’af, ini sebuah kecelakaan.”
“Apakah ada kecelakaan yang jauh lebih besar daripada kecelakaan
yang telah terjadi pada diri kalian? Sungguh neraka telah
menghanyutkan diri kalian semua. Perbuatan kalian ini sungguh di luar
perkiraan. Apa yang sedang kalian lakukan? Kemana kalian akan
pergi? Kitabullah ada di tengah-tengah kalian dan petunjuk yang ada di
dalamnya begitu jelas dan terang benderang. Larangannya sangat
jelas dan mengikat; petunjuk dan ajarannya juga digambarkan dengan
jernih dan rinci. Tapi kalian meletakkan Kitabullah itu di belakang
kalian. Apakah kalian sudah berpaling darinya? Atau sekarang
memang kalian memiliki tujuan hidup yang lain? Kalian seharusnya
menyesal karena nanti para tiran yang dzalim memberlakukan aturan
yang buruk bagi kalian; dan mereka mencampakkan aturan Al-Qur’an
yang sudah diturunkan untuk kalian. Kalian tiba-tiba menyalakan api
keburukan dan setelah itu kalian kipasi agar apinya lebih menyala lagi.”
“Kalian telah bersepakat dengan setan yang akan menjerumuskan
kalian. Kalian mulai meredupkan dan mematikan cahaya agama
Allah dan mengaburkan serta menghancurkan Sunnah Rasulullah
(SAW). Kalian mengucilkan keluarga dan keturunan Nabi kalian.
Kami sendiri lebih memilih untuk bersabar, tapi kesabaran dengan
pedang terhunus di leher kami, dan tombak-tombak tajam
menunggu untuk menusuk dada-dada kami.”
“Betapa buruknya akhlak kalian dengan mengatakan bahwa Allah
Ta’ala tidak pernah memberikan kami hak untuk mewarisi, dan
oleh karenanya kami takkan mendapatkan warisan apapun dari
Nabi. Apakah kalian mengikuti ajaran orang-orang yang buta
huruf? Bagi kaum beriman, tidak ada keputusan yang jauh lebih
baik daripada keputusan yang telah ditetapkan oleh Allah.”
“Apakah kalian tidak tahu tentang hal ini? Benar sekali! Kalian memang
sebenarnya tahu tentang hal ini. Kenyataan itu sama terangnya
dengan cahaya matahari di siang hari pada musim panas. Kalian tahu
bahwa aku ini puteri Nabi kalian.”
“Wahai saudaraku kaum Muslimin! Apakah warisanku ini akan
kalian rampas dengan kekerasan? Wahai putera Qahafah (Abu
Bakar), jawablah pertanyaanku ini. Apakah Al-Qur’an telah
mengatakan bahwa engkau boleh mewarisi harta ayahmu
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 27
sedangkan aku tidak boleh mewarisi harta ayahku? Apakah
engkau sudah berani mengubah Kitabullah? Apakah Kitabullah
sudah engkau sembunyikan di belakang punggungmu? Sementara
itu Al-Qur’an berkata: Sulaiman mewarisi harta ayahnya; Daud
mewarisi harta ayahnya. Kemudian Yahya bin Zakariyya: ia berkata,
“Ya, Allah! Berkahilah aku dengan seorang putera, yang akan menjadi
pewarisku dan menjadi keturunan Yakub.” Apakah engkau sendiri
yang sudah mengada-ada bahwa aku tidak akan mendapatkan
warisan dari orang-tuaku? Apakah Allah menurunkan wahyu
padamu? Apakah Allah menurunkan ayat khusus untukmu
sehingga engkau bisa menyingkirkan ayahku? Apakah engkau
hendak berkata bahwa dua orang yang memiliki agama yang
sama tidak boleh saling mewarisi? Bukankah agama ayahku dan
agamaku sama. Apakah engkau memperlakukan seorang yang
awam Al-Qur’an lebih baik daripada ayahku atau sepupunya?
Kalau itu yang engkau mau, maka ambilah hartaku itu sesukamu;
ambilah seperti engkau mengambil seekor unta yang berpelana
untuk engkau gunakan. Tunggangilah unta itu! AKAN TETAPI
camkanlah! Camkanlah bahwa aku akan menemuimu pada hari
kebangkitan dan aku akan menuntutmu. Hari itu adalah hari yang
sangat dasyhat sekali dimana Allah akan menghiasi kursi keadilan
dan Muhammad al-Mustafa akan menjadi penuntut atas dirimu.”
(LIHAT: Sharh ibn al Hadeed, Volume 4, halaman 108, diterbitkan di Beirut,
Lebanon)
Tanah Fadak itu adalah topik pembicaraan yang paling membuat panas
telinga kaum Muslim Sunni. Itu disebabkan karena mereka sangat
menjunjung tinggi dan memuja-muja sosok Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
Sementara itu, fakta-fakta sejarah yang ada di sekitar permasalahan tanah
Fadak ini bisa menempatkan sosok Abu Bakar ini sebagai sosok orang Fasik
dan Pendusta. Di sisi lain, kalau kaum Muslim Sunni itu tetap
mempertahankan kesalehan Abu Bakar, maka itu artinya mereka akan
menempatkan sosok Fathimah sebagai sosok wanita materialistik dan juga
pendusta. Kaum Muslim Sunni akan kebingungan dalam menilai
permasalahan ini.
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 28
Akan tetapi kalau akal sehat itu dijadikan alat untuk menimbang-nimbang
suatu fakta sejarah, maka kita akan memiliki keputusan sebagai berikut:
Kalau ada dua orang bertikai, maka itu ada dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama ialah salah satu diantara mereka pasti salah.
Kemungkinan kedua ialah dua-duanya salah.
Tidak mungkin kita menyebutkan dua-duanya benar. Akan tetapi kalau
kita menyebutkan salah satu itu benar berarti kita menempatkan pihak
yang salah sebagai pihak yang rendah dan derajatnya mendadak jatuh
dalam kehinaan.
Untuk menimbang siapa yang benar dan siapa yang salah diperlukan banyak
aspek. Fakta sejarah yang demikian melimpah bisa memudahkan kita dalam
menarik kesimpulan. Sementara akal sehat, keluasan hati dan kejujuran …..
semua itu bisa menjadi alat untuk mengenali kebenaran. Kenalilah kebenaran
dengan membebaskan pikiran kita dari fanatisme buta. Bukalah pintu hikmah
dengan hati yang jujur dan keinginan yang tulus.
1. Dalam kitab Abwab al-Khumus:
ْ‫ت‬َ‫ر‬َ‫ج‬َ‫ه‬َ‫ف‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ِ ‫ه‬‫َّللا‬ ‫رسول‬ ُ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ب‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ ِ‫اط‬َ‫ف‬ ْ‫ت‬َ‫ب‬ ِ‫ض‬َ‫غ‬َ‫ف‬
ْ‫ت‬َ‫ي‬ِّ‫ف‬ ُ‫و‬ُ‫ت‬ ‫حتى‬ ُ‫ه‬َ‫ت‬َ‫ر‬ِ‫ج‬‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬ ْ‫ل‬َ‫ز‬َ‫ت‬ ‫فلم‬ ٍ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ب‬َ‫.أ‬
‫عبدَّللا‬ ‫أبو‬ ‫إسماعيل‬ ‫بن‬ ‫محمد‬ ،‫الجعفي‬ ‫البخاري‬
‫(متوفاي‬652‫ج‬ ،‫البخاري‬ ‫صحيح‬ ،)‫هـ‬3،‫ص‬2262،
‫ح‬6262،،‫البغا‬ ‫ديب‬ ‫مصطفى‬ .‫د‬ ‫تحقيق‬ ، ِ‫ُس‬‫م‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫ف‬ ‫باب‬
‫اليمامة‬ ،‫كثير‬ ‫ابن‬ ‫دار‬ :‫ناشر‬–،‫الثالثة‬ :‫الطبعة‬ ،‫بيروت‬
2041 – 1987.
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 29
Maka telah marah Fathimah puteri Rasulullah (saw) dan meninggalkan
Abu Bakar, marahnya berlanjutan sehingga beliau wafat.
2. Dalam kitab al-Maghazi, bab Ghurwah Khabir, Hadis 3998:
‫حتى‬ ُ‫ه‬ْ‫م‬ِّ‫ل‬َ‫ك‬ُ‫ت‬ ‫فلم‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ر‬َ‫ج‬َ‫ه‬َ‫ف‬ ‫ذلك‬ ‫في‬ ٍ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ب‬ ‫أبي‬ ‫على‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ ِ‫اط‬َ‫ف‬ ْ‫ت‬َ‫د‬َ‫ج‬ َ‫و‬َ‫ف‬
ْ‫ت‬َ‫ي‬ِّ‫ف‬ ُ‫و‬ُ‫ت‬
‫عبدَّللا‬ ‫أبو‬ ‫إسماعيل‬ ‫بن‬ ‫محمد‬ ،‫الجعفي‬ ‫البخاري‬
‫(متوفاي‬652‫ج‬ ،‫البخاري‬ ‫صحيح‬ ،)‫هـ‬0‫ص‬ ،2502،
‫ح‬3223‫د‬ ‫تحقيق‬ ،‫خيبر‬ ‫غزوة‬ ‫باب‬ ،‫المغازي‬ ‫كتاب‬ ،.
‫اليمامة‬ ،‫كثير‬ ‫ابن‬ ‫دار‬ :‫ناشر‬ ،‫البغا‬ ‫ديب‬ ‫مصطفى‬–،‫بيروت‬
،‫الثالثة‬ :‫الطبعة‬2041 – 1987.
Fathimah marah pada Abu Bakar dan beliau tidak berbicara lagi
dengannya sehingga wafat – Sahih Bukhari, jilid 4 halaman 1549,
hadis ke 3998.
3. Dalam kitab al-Faraidh hadis 6346:
ْ‫ت‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬ ‫حتى‬ ُ‫ه‬ْ‫م‬ِّ‫ل‬َ‫ك‬ُ‫ت‬ ‫فلم‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ ِ‫اط‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ر‬َ‫ج‬َ‫ه‬َ‫ف‬.
‫عبدَّللا‬ ‫أبو‬ ‫إسماعيل‬ ‫بن‬ ‫محمد‬ ،‫الجعفي‬ ‫البخاري‬
‫(متوفاي‬652‫ج‬ ،‫البخاري‬ ‫صحيح‬ ،)‫هـ‬2‫ص‬ ،6010،
‫ح‬2302‫ما‬ ُ‫ث‬َ‫ور‬ُ‫ن‬ ‫ال‬ )‫(ص‬ ‫النبي‬ ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ ‫اب‬َ‫ب‬ ،‫الفرائض‬ ‫كتاب‬ ،
‫دا‬ :‫ناشر‬ ،‫البغا‬ ‫ديب‬ ‫مصطفى‬ .‫د‬ ‫تحقيق‬ ،ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬‫ابن‬ ‫ر‬
‫اليمامة‬ ،‫كثير‬–،‫الثالثة‬ :‫الطبعة‬ ،‫بيروت‬2041–2231 .
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 30
Maka Fathimah meninggalkannya (Abu Bakar) dan tidak lagi berbicara
dengannya sehingga meninggal dunia – Sahih Bukhari, jilid 6 halaman
2474, hadis ke 6346.
4. Dalam riwayat ibnu Quthaibah, Fathimah tidak mengizinkan mereka
masuk sewaktu Abu Bakar dan Umar datang untuk berziarah. Mereka
terpaksa memohon Imam Ali (as) menjadi perantara namun gagal.
Bahkan Fathimah memberikan maklum balas seperti berikut:
‫يقول‬ ‫َّللا‬ ‫رسول‬ ‫تسمعا‬ ‫ألم‬ ‫َّللا‬ ‫نشدتكما‬«‫فاطمة‬ ‫رضا‬‫من‬
‫فقد‬ ‫ابنتي‬ ‫فاطمة‬ ‫أحب‬ ‫فمن‬ ‫سخطي‬ ‫من‬ ‫فاطمة‬ ‫وسخط‬ ‫رضاي‬
‫فاطمة‬ ‫أسخط‬ ‫ومن‬ ‫أرضاني‬ ‫فقد‬ ‫فاطمة‬ ‫رضى‬ ‫أ‬ ‫ومن‬ ‫أحبني‬
‫أسخطني‬ ‫فقد‬
Kami bersumpah demi Allah atas anda berdua, apakah kalian tidak
dengar apa yang Rasulullah katakan: Ridha Fathimah adalah ridhanya
aku, marahnya Fathimah adalah marahnya aku, maka barangsiapa
yang menyebabkan keridhaan anakku Fathimah maka ia pun
membuatkan aku ridha, barangsiapa yang menyebabkan kemarahan
Fathimah maka ia membuatkan aku marah.
‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ‫َّللا‬ ‫رسول‬ ‫من‬ ‫سمعناه‬ ‫.نعم‬
Kedua mereka menjawab: Iya kami telah dengari ia daripada
Rasulullah (saw).
Setelah itu Fathimah berkata:
‫أرضيتماني‬ ‫وما‬ ‫أسخطتماني‬ ‫أنكما‬ ‫ومالئكته‬ ‫َّللا‬ ‫أشهد‬ ‫فإني‬
‫إليه‬ ‫ألشكونكما‬ ‫النبي‬ ‫لقيت‬ ‫ولئن‬.
Maka sesungguhnya saya bersaksi demi Allah dan malaikatnya,
sesungguhnya kalian berdua menyebabkan saya marah dan
membuatkan saya tidak ridha, saya akan mengadu tentang kalian
berdua ketika pertemuan saya dengan nabi.
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 31
Tidak cukup dengan ini Fathimah menambah lagi:
‫أصليها‬ ‫صالة‬ ‫كل‬ ‫في‬ ‫عليك‬ ‫َّللا‬ ‫ألدعون‬ ‫.وَّللا‬
‫َّللا‬ ‫عبد‬ ‫محمد‬ ‫أبو‬ ،‫الدينوري‬‫قتيبة‬ ‫ابن‬ ‫مسلم‬ ‫بن‬
‫(متوفاي‬612‫ج‬ ،‫والسياسة‬ ‫اإلمامة‬ ،)‫هـ‬2،‫ص‬21‫باب‬ ،
‫خليل‬ :‫تحقيق‬ ،‫عنه‬ ‫َّللا‬ ‫رضي‬ ‫علي‬ ‫بيعة‬ ‫كانت‬ ‫كيف‬
‫العلمية‬ ‫الكتب‬ ‫دار‬ :‫ناشر‬ ،‫المنصور‬–‫بيروت‬–2023‫هـ‬–
2221‫م‬ .
Demi Allah, akan saya mengutuk anda setiap kali selesai shalat. – Al-
Imamah wa siyasah, jilid 1 halaman 17.
5. Ibu Qutaibah al-Dainuri menulis dalam Takwil Mukhtalif al-Hadis:
Fathimah (ra) telah meminta harta pusaka ayahnya daripada Abu
Bakar. Apabila ia tidak memberikan pusaka kepadanya, Fathimah
bersumpah tidak akan berbicara lagi dengannya buat selama-lamanya,
dan mewasiatkan agar ia dikebumikan di waktu malam supaya tidak
dihadiri Abu Bakar. Maka beliau dikebumikan di waktu malam.
‫عنه‬ ‫َّللا‬ ‫رضي‬ ‫بكر‬ ‫أبا‬ ‫عنها‬ ‫َّللا‬ ‫رضي‬ ‫فاطمة‬ ‫طالبت‬ ‫وقد‬
‫يعطها‬ ‫لم‬ ‫فلما‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ‫َّللا‬ ‫رسول‬ ‫أبيها‬ ‫بميراث‬
‫يحضرها‬ ‫لئال‬ ‫ليال‬ ‫تدفن‬ ‫أن‬ ‫وأوصت‬ ‫أبدا‬ ‫تكلمه‬ ‫ال‬ ‫حلفت‬ ‫إياه‬
‫ليال‬ ‫فدفنت‬
‫قتيبة‬ ‫ابن‬ ‫مسلم‬ ‫بن‬ ‫َّللا‬ ‫عبد‬ ‫محمد‬ ‫أبو‬ ،‫الدينوري‬
‫(متوفاي‬612‫ج‬ ،‫الحديث‬ ‫مختلف‬ ‫تأويل‬ ،)‫هـ‬2،‫ص‬344،
،‫بيروت‬ ،‫الجيل‬ ‫دار‬ :‫ناشر‬ ،‫النجار‬ ‫زهري‬ ‫محمد‬ :‫تحقيق‬
2323،2216 .
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 32
Takwil Mukhtalaf al-Hadis, jilid 1 halaman 300
6. Abdul Razak Shan’ani menulis:
‫أن‬ ‫أخبره‬ ‫محمد‬ ‫بن‬ ‫حسن‬ ‫أن‬ ‫دينار‬ ‫بن‬ ‫وعمرو‬ ‫جريج‬ ‫بن‬ ‫عن‬
‫به‬ ‫فر‬ ‫قال‬ ‫بالليل‬ ‫دفنت‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ ‫بنت‬ ‫فاطمة‬‫ا‬
‫شيء‬ ‫بينهما‬ ‫كان‬ ‫عليها‬ ‫يصلي‬ ‫أن‬ ‫بكر‬ ‫أبي‬ ‫من‬ ‫علي‬
Daripada Hasan bin Muhammad berkata: bahawa Fathimah binti Nabi
(saw) telah dikebumikan di waktu malam supaya Abu Bakar tidak
menshalatinya. Di antara mereka berdua ada sesuatu.
Dia menambahkan:
‫عن‬ ‫عيينة‬ ‫بن‬ ‫عن‬‫مثله‬ ‫محمد‬ ‫بن‬ ‫حسن‬ ‫عن‬ ‫دينار‬ ‫بن‬ ‫عمرو‬
‫بذلك‬ ‫اوصته‬ ‫قال‬ ‫أنه‬ ‫.اال‬
‫(متوفاي‬ ‫همام‬ ‫بن‬ ‫الرزاق‬ ‫عبد‬ ‫بكر‬ ‫أبو‬ ،‫الصنعاني‬622،)‫هـ‬
‫ج‬ ،‫المصنف‬3،‫ص‬ 521 ‫ح‬ ،2550‫ح‬ ‫و‬2555‫تحقيق‬ ،
‫اإلسالمي‬ ‫المكتب‬ :‫ناشر‬ ،‫األعظمي‬ ‫الرحمن‬ ‫حبيب‬ –
،‫الثانية‬ :‫الطبعة‬ ،‫بيروت‬2043‫هـ‬ .
Daripada Hasan bin Muhammad meriwayatkan seperti ini dengan
mengatakan beliau (Fathimah) mewasiatkan seperti itu (dimakamkan
di waktu malam). – Al-Mushannaf al-Maktabah al-Islamiyah – Beirut,
jilid 3 halaman 521, hadis 6554 dan 6555, cetakan kedua 1403 H.
7. Muhammad bin Ismail Bukhari menulis:
ْ‫ت‬َ‫ي‬ِّ‫ف‬ ُ‫و‬ُ‫ت‬ ‫فلما‬ ٍ‫ُر‬‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ َ‫ة‬‫ه‬‫ت‬ِ‫س‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ت‬َ‫ش‬‫ا‬َ‫ع‬ َ‫و‬
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 33
‫عليها‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ٍ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ب‬َ‫أ‬ ‫بها‬ ْ‫ن‬ِ‫ذ‬ ْ‫ُؤ‬‫ي‬ ‫ولم‬ ‫ا‬‫ْال‬‫ي‬َ‫ل‬ ٌّ‫ِي‬‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ج‬ ْ‫و‬َ‫ز‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ن‬َ‫ف‬َ‫.د‬
‫عبدَّللا‬ ‫أبو‬ ‫إسماعيل‬ ‫بن‬ ‫محمد‬ ،‫الجعفي‬ ‫البخاري‬
‫(متوفاي‬652‫ج‬ ،‫البخاري‬ ‫صحيح‬ ،)‫هـ‬0‫ص‬ ،2502،
‫ح‬3223‫كتاب‬ ،.‫د‬ ‫تحقيق‬ ،‫خيبر‬ ‫غزوة‬ ‫باب‬ ،‫المغازي‬
‫اليمامة‬ ،‫كثير‬ ‫ابن‬ ‫دار‬ :‫ناشر‬ ،‫البغا‬ ‫ديب‬ ‫مصطفى‬–،‫بيروت‬
،‫الثالثة‬ :‫الطبعة‬2041 – 1987.
Dan beliau (Fathimah) hidup setelah wafatnya Rasulullah selama
enam bulan, maka setelah (Fathimah) wafat, beliau dikebumikan di
waktu malam oleh suaminya Ali bin Abi Talib dan tidak sekali-kali
diizinkan Abu Bakar menyolati jenazahnya.
8. Muhammad bin Ismail Abu Abdillah, Sahih Bukhari jilid 4 halaman
1549.
Ibnu Qutaibah dalam takwil yang berbeda menulis:
‫عنه‬ ‫َّللا‬ ‫رضي‬ ‫بكر‬ ‫أبا‬ ‫عنها‬ ‫َّللا‬ ‫رضي‬ ‫فاطمة‬ ‫طالبت‬ ‫وقد‬
‫يعطها‬ ‫لم‬ ‫فلما‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ‫َّللا‬ ‫رسول‬ ‫أبيها‬ ‫بميراث‬
‫يحضرها‬ ‫لئال‬ ‫ليال‬ ‫تدفن‬ ‫أن‬ ‫وأوصت‬ ‫أبدا‬ ‫تكلمه‬ ‫ال‬ ‫حلفت‬ ‫إياه‬
‫ليال‬ ‫.فدفنت‬
‫قتيبة‬ ‫ابن‬ ‫مسلم‬ ‫بن‬ ‫َّللا‬ ‫عبد‬ ‫محمد‬ ‫أبو‬ ،‫الدينوري‬
‫(متوفاي‬612‫ج‬ ،‫الحديث‬ ‫مختلف‬ ‫تأويل‬ ،)‫هـ‬2‫ص‬ ،344،
،‫بيروت‬ ،‫الجيل‬ ‫دار‬ :‫ناشر‬ ،‫النجار‬ ‫زهري‬ ‫محمد‬ :‫تحقيق‬
1393 ،‫هـ‬2216‫م‬ .
Dan sesungguhnya Fathimah menuntut harta pusaka ayahnya
daripada Abu Bakar, maka Abu Bakar tidak memberi kepadanya.
Fathimah bersumpah tidak lagi mahu berbicara dengan Abu Bakar
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 34
selama-lamanya sehinggalah dia (Abu Bakar) tidak terhadir saat
pengkebumiannya.
9. Abdul Razak Sana’i menulis:
‫أن‬ ‫أخبره‬ ‫محمد‬ ‫بن‬ ‫حسن‬ ‫أن‬ ‫دينار‬ ‫بن‬ ‫وعمرو‬ ‫جريج‬ ‫بن‬ ‫عن‬
‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫فره‬ ‫قال‬ ‫بالليل‬ ‫دفنت‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ ‫بنت‬ ‫فاطمة‬
‫بينهم‬ ‫كان‬ ‫عليها‬ ‫يصلي‬ ‫أن‬ ‫بكر‬ ‫أبي‬ ‫من‬ ‫علي‬‫شيء‬ ‫ا‬ .
Daripada Jarih dan ‘Umru bin Dinar, sesungguhnya Hasan bin
Muhammad memberitahu bahawasanya Ali mengebumikan Fathimah
binti Nabi (saw) di waktu malam sehingga Abu Bakar tidak
menyolatinya kerana antara kedua mereka ada peristiwa yang telah
terjadi.
Beliau menambahkan lagi:
‫بن‬ ‫حسن‬ ‫عن‬ ‫دينار‬ ‫بن‬ ‫عمرو‬ ‫عن‬ ‫عيينة‬ ‫بن‬ ‫عن‬ ‫الرزاق‬ ‫عبد‬
‫بذلك‬ ‫اوصته‬ ‫قال‬ ‫أنه‬ ‫اال‬ ‫مثله‬ ‫محمد‬
Hasan bin Muhammad menukilkan riwayat seperti ini juga;
sesungguhnya dia (Fathimah) telah mewasiatkan demikian itu.
‫ب‬ ‫الرزاق‬ ‫عبد‬ ‫بكر‬ ‫أبو‬ ،‫الصنعاني‬‫(متوفاي‬ ‫همام‬ ‫ن‬622،)‫هـ‬
‫ج‬ ،‫المصنف‬3‫ص‬ ، 521 ‫شماره‬ ‫حديث‬ ،2550‫حديث‬ ‫و‬
:‫شماره‬2555:‫ناشر‬ ،‫األعظمي‬ ‫الرحمن‬ ‫حبيب‬ ‫تحقيق‬ ،
‫اإلسالمي‬ ‫المكتب‬–،‫الثانية‬ :‫الطبعة‬ ،‫بيروت‬2043‫هـ‬ .
Al-San’ani, Abu Bakar Abdul Razak, al-Musannaf, jilid 3 halaman 521
hadis no. 6555.
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 35
10.Dan Ibnu Bathal dalam Syarah Sahih Bukhari menulis
‫بالليل‬ ‫الدفن‬ ‫العلماء‬ ‫أكثر‬ ‫أجاز‬…‫طالب‬ ‫أبى‬ ‫بن‬ ُّ‫على‬ ‫ودفن‬
‫كان‬ ،‫عليها‬ ‫يصلى‬ ‫أن‬ ‫بكر‬ ‫أبى‬ ‫من‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ره‬َ‫ف‬ ،‫ا‬‫ال‬‫لي‬ ‫فاطمة‬ ‫زوجته‬
‫شىء‬ ‫.بينهما‬
‫داده‬ ‫اجازه‬ ‫شب‬ ‫در‬ ‫را‬ ‫جنازه‬ ‫دفن‬ ‫علما‬ ‫اكثر‬‫بن‬ ‫علي‬ .‫اند‬
‫ك‬ ‫دفن‬ ‫شبانه‬ ‫را‬ ‫فاطمه‬ ‫همسرش‬ ،‫ابوطالب‬‫او‬ ‫به‬ ‫ابوبكر‬ ‫تا‬ ‫رد‬
‫بود‬ ‫افتاده‬ ‫اتفاقاتى‬ ‫دو‬ ‫آن‬ ‫بين‬ ‫چون‬ ‫نخواند؛‬ ‫.نماز‬
Kebanyakan ulama membenarkan pengebumian jenazah di waktu
malam… dan Ali bin Abi Talib mengebumikan isterinya di waktu malam
sehingga Abu Bakar tidak menyolatinya kerana antara kedua mereka
ada peristiwa yang telah berlaku.
‫عبد‬ ‫بن‬ ‫خلف‬ ‫بن‬ ‫علي‬ ‫الحسن‬ ‫أبو‬ ،‫القرطبي‬ ‫البكري‬ ‫بطال‬ ‫إبن‬
‫(الملك‬ ‫متوفاي‬002‫ج‬ ،‫البخاري‬ ‫صحيح‬ ‫شرح‬ ،)‫هـ‬3‫ص‬ ،
365‫الرشد‬ ‫مكتبة‬ :‫ناشر‬ ،‫إبراهيم‬ ‫بن‬ ‫ياسر‬ ‫تميم‬ ‫أبو‬ :‫تحقيق‬ ،
–،‫الثانية‬ :‫الطبعة‬ ،‫الرياض‬ / ‫السعودية‬2063‫هـ‬ – 2003‫م‬
Ibnu Bathal, Syarah Sahih Bukhari, jilid 3 halaman 325.
11.Ibnu Abil Hadid ketika mengutip dari Jahiz (wafat dalam tahun 255
Hijrah) menulis:
‫فاطمة‬ ‫من‬ ‫ذلك‬ ‫بلغ‬ ‫وقد‬ ،‫الموجدة‬ ‫واشتدت‬ ،‫الشكية‬ ‫وظهرت‬
‫أبوبكر‬ ‫عليها‬ ‫يصلي‬ ‫ال‬ ‫أن‬ ‫أوصت‬ ‫أنها‬ ) ‫السالم‬ ‫عليها‬ (.
Fathimah mengadu dan berdukacita sehingga beliau mewasiatkan
supaya Abu Bakar tidak menyolatinya.
‫رسيد‬ ‫حدى‬ ‫به‬ )‫غاصبين‬ ‫دست‬ ‫(از‬ ‫فاطمه‬ ‫ناراحتى‬ ‫و‬ ‫شكايت‬
‫نخواند‬ ‫نماز‬ ‫وى‬ ‫بر‬ ‫ابوبكر‬ ‫كرد‬ ‫وصيت‬ ‫.كه‬
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 36
‫هبة‬ ‫بن‬ ‫الدين‬ ‫عز‬ ‫حامد‬ ‫أبو‬ ،‫المعتزلي‬ ‫المدائني‬ ‫الحديد‬ ‫أبي‬ ‫إبن‬
‫(متوفاي‬ ‫محمد‬ ‫بن‬ ‫محمد‬ ‫بن‬ ‫َّللا‬255،)‫هـ‬،‫البالغة‬ ‫نهج‬ ‫شرح‬
‫ج‬22‫ص‬ ،251:‫ناشر‬ ،‫النمري‬ ‫الكريم‬ ‫عبد‬ ‫محمد‬ ‫تحقيق‬ ،
‫العلمية‬ ‫الكتب‬ ‫دار‬–،‫األولى‬ :‫الطبعة‬ ،‫لبنان‬ / ‫بيروت‬
1418 ‫هـ‬–2223‫م‬ .
12.Ibnu Abil Hadid al-Muktazili, Syarh Nahjul Balaghah, jilid 16,
halaman 157.
Dan di tempat lain beliau menulis:
‫إخفاء‬ ‫وأما‬‫ما‬ ‫وكل‬ ،‫الصالة‬ ‫وعدم‬ ،‫الموت‬ ‫وكتمان‬ ،‫القبر‬
‫ألن‬ ،‫عندي‬ ‫ويقوي‬ ‫يظهر‬ ‫الذي‬ ‫فهو‬ ،‫فيه‬ ‫المرتضى‬ ‫ذكره‬
‫في‬ ‫القول‬ ‫وكذلك‬ ،‫غيرها‬ ‫من‬ ‫وأصح‬ ‫أكثر‬ ‫به‬ ‫الروايات‬
‫وغضبها‬ ‫.موجدتها‬
‫ج‬ ،‫البالغة‬ ‫نهج‬ ‫شرح‬22‫ص‬ ،214 .
Disembunyikan kematian dan tempat pengkebumian Fathimah, dan
Abu Bakar serta Umar tidak dapat menyolatinya , semua yang
dikatakan oleh Murtadha dapat saya terima kerana riwayat-riwayat
yang berkaitan dengannya sangat sahih. Demikian juga sahihnya kisah
kemarahan Fathimah.
Syarh Nahjul Balaghah, jilid 16 halaman 170
YANG MEMBUAT MARAH FATHIMAH
IA MEMBUAT MARAH RASULULLAH
YANG MEMBUAT MARAH RASULULLAH
IA MEMBUAT MARAH ALLAH
YANG MEMBUAT MARAH ALLAH
TAK MUNGKIN MENDAPAT MAGHFIRAH
TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK
2015
SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 37
© 2003 SDOL.Made and Mantained by Syed Ammar Shah
Site menu:
The Shia Doctrine SDOL Forum Downloads Other Documents About SDOL
Home Page
Related Articles
- Who are The Ahlulbayt
- Love for the AhlulBayt is sign of faith
- At-tahera; The verse of Purity
Read More Here

More Related Content

What's hot

Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islam
Irvan Nelvin
 
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Sintya M
 

What's hot (20)

Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islam
 
Kepegawaian Pemerintah Daerah
Kepegawaian Pemerintah DaerahKepegawaian Pemerintah Daerah
Kepegawaian Pemerintah Daerah
 
Dalil syara (1)
Dalil syara (1)Dalil syara (1)
Dalil syara (1)
 
Analisis Kesenjangan Kompetensi
Analisis Kesenjangan KompetensiAnalisis Kesenjangan Kompetensi
Analisis Kesenjangan Kompetensi
 
Biografi dan usaha dakwah ulama ulama nusantara
Biografi dan usaha dakwah ulama ulama nusantaraBiografi dan usaha dakwah ulama ulama nusantara
Biografi dan usaha dakwah ulama ulama nusantara
 
Kerajaan kutai, tarumanegara dan kaling
Kerajaan kutai, tarumanegara dan kalingKerajaan kutai, tarumanegara dan kaling
Kerajaan kutai, tarumanegara dan kaling
 
(Kc) kondisi masyarakat arab sebelum islam
(Kc) kondisi masyarakat arab sebelum islam(Kc) kondisi masyarakat arab sebelum islam
(Kc) kondisi masyarakat arab sebelum islam
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
TATA CARA INPUT SKP.pdf
TATA CARA INPUT SKP.pdfTATA CARA INPUT SKP.pdf
TATA CARA INPUT SKP.pdf
 
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
Makalah Dasar Manajemen "Kepemimpinan"
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Makalah Leadership
Makalah LeadershipMakalah Leadership
Makalah Leadership
 
Kemunduran umat islam
Kemunduran umat islamKemunduran umat islam
Kemunduran umat islam
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Sejarah Dinasti Turki Usmani
Sejarah Dinasti Turki UsmaniSejarah Dinasti Turki Usmani
Sejarah Dinasti Turki Usmani
 
PPT Isra Miraj.pptx
PPT Isra Miraj.pptxPPT Isra Miraj.pptx
PPT Isra Miraj.pptx
 
X: Kerajaan Banten
X: Kerajaan BantenX: Kerajaan Banten
X: Kerajaan Banten
 
Makalah Ekonomi Manajemen X MIPA 1 SMAN 12 Tangerang
Makalah Ekonomi Manajemen X MIPA 1 SMAN 12 TangerangMakalah Ekonomi Manajemen X MIPA 1 SMAN 12 Tangerang
Makalah Ekonomi Manajemen X MIPA 1 SMAN 12 Tangerang
 
Zhahir dan muawwal (takwil)
Zhahir dan muawwal (takwil)Zhahir dan muawwal (takwil)
Zhahir dan muawwal (takwil)
 
Penyerdahanaan birokrasi pada pemda ppt
Penyerdahanaan birokrasi pada pemda pptPenyerdahanaan birokrasi pada pemda ppt
Penyerdahanaan birokrasi pada pemda ppt
 

More from primagraphology consulting

Keagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdf
Keagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdfKeagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdf
Keagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdf
primagraphology consulting
 

More from primagraphology consulting (20)

pengantar-daras-filsafat.pdf
pengantar-daras-filsafat.pdfpengantar-daras-filsafat.pdf
pengantar-daras-filsafat.pdf
 
Teologi pembebasan dalam Islam.pdf
Teologi pembebasan dalam Islam.pdfTeologi pembebasan dalam Islam.pdf
Teologi pembebasan dalam Islam.pdf
 
Keagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdf
Keagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdfKeagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdf
Keagungan Rasulullah SAW & Keutamaan Ahlul Bait.pdf
 
Mengapa. Sebaiknya Kita Sujud di Atas Tanah_ Editor Musyayya Ba abud.pdf
Mengapa. Sebaiknya Kita Sujud di Atas Tanah_ Editor Musyayya Ba abud.pdfMengapa. Sebaiknya Kita Sujud di Atas Tanah_ Editor Musyayya Ba abud.pdf
Mengapa. Sebaiknya Kita Sujud di Atas Tanah_ Editor Musyayya Ba abud.pdf
 
BUNYI MERDEKA : SEJARAH SOSIAL DAN TINJAUAN MUSIKOLOGI LAGU KEBANGSAAN INDONE...
BUNYI MERDEKA : SEJARAH SOSIAL DAN TINJAUAN MUSIKOLOGI LAGU KEBANGSAAN INDONE...BUNYI MERDEKA : SEJARAH SOSIAL DAN TINJAUAN MUSIKOLOGI LAGU KEBANGSAAN INDONE...
BUNYI MERDEKA : SEJARAH SOSIAL DAN TINJAUAN MUSIKOLOGI LAGU KEBANGSAAN INDONE...
 
SEJARAH TEORI KRISIS : SEBUAH PENGANTAR ANALISA MARXIS -- ANWAR SHAIKH
SEJARAH TEORI KRISIS : SEBUAH PENGANTAR ANALISA MARXIS -- ANWAR SHAIKHSEJARAH TEORI KRISIS : SEBUAH PENGANTAR ANALISA MARXIS -- ANWAR SHAIKH
SEJARAH TEORI KRISIS : SEBUAH PENGANTAR ANALISA MARXIS -- ANWAR SHAIKH
 
MEMBUKA GERBANG KEHIDUPAN : KIAT MENGATASI KEPUTUSASAAN -- ABBAS AL-MUDARRISI
MEMBUKA GERBANG KEHIDUPAN : KIAT MENGATASI KEPUTUSASAAN -- ABBAS AL-MUDARRISIMEMBUKA GERBANG KEHIDUPAN : KIAT MENGATASI KEPUTUSASAAN -- ABBAS AL-MUDARRISI
MEMBUKA GERBANG KEHIDUPAN : KIAT MENGATASI KEPUTUSASAAN -- ABBAS AL-MUDARRISI
 
MANUSIA, PEREMPUAN, LAKI-LAKI : PENGANTAR KE PEMIKIRAN HANNAH ARENDT, SEYLA B...
MANUSIA, PEREMPUAN, LAKI-LAKI : PENGANTAR KE PEMIKIRAN HANNAH ARENDT, SEYLA B...MANUSIA, PEREMPUAN, LAKI-LAKI : PENGANTAR KE PEMIKIRAN HANNAH ARENDT, SEYLA B...
MANUSIA, PEREMPUAN, LAKI-LAKI : PENGANTAR KE PEMIKIRAN HANNAH ARENDT, SEYLA B...
 
TAHUN YANG TAK PERNAH BERAKHIR : MEMAHAMI PENGALAMAN KORBAN 65 -- ESAI-ESAI L...
TAHUN YANG TAK PERNAH BERAKHIR : MEMAHAMI PENGALAMAN KORBAN 65 -- ESAI-ESAI L...TAHUN YANG TAK PERNAH BERAKHIR : MEMAHAMI PENGALAMAN KORBAN 65 -- ESAI-ESAI L...
TAHUN YANG TAK PERNAH BERAKHIR : MEMAHAMI PENGALAMAN KORBAN 65 -- ESAI-ESAI L...
 
PEMBAHARUAN TANPA APOLOGIA : ESAI-ESAI TENTANG AHMAD WAHIB
PEMBAHARUAN TANPA APOLOGIA : ESAI-ESAI TENTANG AHMAD WAHIBPEMBAHARUAN TANPA APOLOGIA : ESAI-ESAI TENTANG AHMAD WAHIB
PEMBAHARUAN TANPA APOLOGIA : ESAI-ESAI TENTANG AHMAD WAHIB
 
ISLAM RADIKAL : TELAAH KRITIS RADIKALISME DARI IKHWANUL MUSLIMIN HINGGA ISIS ...
ISLAM RADIKAL : TELAAH KRITIS RADIKALISME DARI IKHWANUL MUSLIMIN HINGGA ISIS ...ISLAM RADIKAL : TELAAH KRITIS RADIKALISME DARI IKHWANUL MUSLIMIN HINGGA ISIS ...
ISLAM RADIKAL : TELAAH KRITIS RADIKALISME DARI IKHWANUL MUSLIMIN HINGGA ISIS ...
 
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS -- JOHANES LIM
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS -- JOHANES LIM STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS -- JOHANES LIM
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS -- JOHANES LIM
 
MENGOREK ABU SEJARAH HITAM INDONESIA
MENGOREK ABU SEJARAH HITAM INDONESIAMENGOREK ABU SEJARAH HITAM INDONESIA
MENGOREK ABU SEJARAH HITAM INDONESIA
 
MAJALAH TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO -- LIMITED EDITION
MAJALAH TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO -- LIMITED EDITIONMAJALAH TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO -- LIMITED EDITION
MAJALAH TEMPO EDISI KHUSUS SOEHARTO -- LIMITED EDITION
 
Majalah TEMPO EDISI KHUSUS "RAHASIA-RAHASIA ALI MURTOPO", 14 - 20 OKTOBER 2013
Majalah TEMPO EDISI KHUSUS "RAHASIA-RAHASIA ALI MURTOPO", 14 - 20 OKTOBER 2013Majalah TEMPO EDISI KHUSUS "RAHASIA-RAHASIA ALI MURTOPO", 14 - 20 OKTOBER 2013
Majalah TEMPO EDISI KHUSUS "RAHASIA-RAHASIA ALI MURTOPO", 14 - 20 OKTOBER 2013
 
BADAI PEMBALASAN : EPISODE KEEMPAT SERI KARBALA -- MUHSEIN LABIB
BADAI PEMBALASAN : EPISODE KEEMPAT SERI KARBALA -- MUHSEIN LABIBBADAI PEMBALASAN : EPISODE KEEMPAT SERI KARBALA -- MUHSEIN LABIB
BADAI PEMBALASAN : EPISODE KEEMPAT SERI KARBALA -- MUHSEIN LABIB
 
TENTARA LANGIT DI KARBALA : EPIC SUCI CUCU SANG NABI
TENTARA LANGIT DI KARBALA : EPIC SUCI CUCU SANG NABITENTARA LANGIT DI KARBALA : EPIC SUCI CUCU SANG NABI
TENTARA LANGIT DI KARBALA : EPIC SUCI CUCU SANG NABI
 
DEWI-DEWI SAHARA -- MUHSIN LABIB
DEWI-DEWI SAHARA -- MUHSIN LABIBDEWI-DEWI SAHARA -- MUHSIN LABIB
DEWI-DEWI SAHARA -- MUHSIN LABIB
 
SEJARAH AL-HUSAIN DAN TRAGEDI KARBALA
SEJARAH AL-HUSAIN DAN TRAGEDI KARBALASEJARAH AL-HUSAIN DAN TRAGEDI KARBALA
SEJARAH AL-HUSAIN DAN TRAGEDI KARBALA
 
TRAGEDI KARBALA -- SWARAMUSLIM.COM
TRAGEDI KARBALA -- SWARAMUSLIM.COMTRAGEDI KARBALA -- SWARAMUSLIM.COM
TRAGEDI KARBALA -- SWARAMUSLIM.COM
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK

  • 1. SHI’AISME DISCUSSED ON LINE (SDOL) www.islamitucinta.blogspot.com
  • 2. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 1 Presented by:
  • 3. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 2 Daftar Isi .................................................................................................................. 3 ................. 3 ................................... 4 7 ..................................................................13 ...............16 ....................................21 .....................................................24 .................................................24 .................................................................................................................27 ....................................................................................................................................28
  • 4. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 3 Kami yakin sekali bahwa kita bisa memahami Islam secara benar, lengkap, dan utuh hanya apabila kita mempelajari, mendalami, mengenali, dan memahami sejarah kehidupan Rasulullah dan keluarganya secara baik dan benar. Apabila kita tidak mengenali sejarah Nabi kita dengan benar, maka pemahaman kita terhadap Islam menjadi tidak sempurna. Sungguh Allah adalah sumber dari segala pengetahuan dan lewat Nabi-Nya kita bisa sampai pada sebuah pemahaman yang dalam. Tanah Fadak itu sebenarnya merupakan sebuah masalah pelik antara dua orang individu yang menduduki tingkat yang tinggi di dalam masyarakat Islam. Dua orang individu itu juga dihormati oleh seluruh madzhab Islam. Kaum Ahlusunnah sangat menghormati dan memuja Abu Bakar dan menghormati Bunda Fathimah az-Zahra; sementara kaum Syi’ah memuliakan figur Bunda Fathimah az-Zahra tapi tidak memberikan penghormatan yang lebih pada sosok Abu Bakar karena masalah tanah Fadak dan masalah lainnya yang berkenaan dengan kedua tokoh ini. Tanah Fadak itu ialah sebidang tanah yang diberikan kepada Rasulullah (SAW) oleh orang-orang Yahudi dalam sebuah perjanjian yang saling menguntungkan. Rasulullah diberikan tanggung-jawab atas tanah itu. Yang diributkan oleh seluruh kelompok madzhab Islam itu ialah apakah tanah Fadak itu dikelola oleh Rasulullah sebagai pribadi atau sebagai kepala Negara. Setelah wafatnya Rasulullah (SAW), puteri Rasulullah—Bunda Fathimah az- Zahra—mengklaim tanah Fadak sebagai hak milik pribadi karena tanah itu merupakan warisan dari Rasulullah untuk dirinya. Akan tetapi klaim Bunda Fathimah az-Zahra itu ditentang oleh rezim pemerintah yang berkuasa pada waktu itu dengan alasan bahwa ada “hadits” yang menyebutkan bahwa Rasulullah itu tidak memiliki warisan sama sekali.
  • 5. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 4 Sebelum kita berbicara terlalu jauh tentang hal ini, perkenankanlah kami untuk menyebutkan sebuah tafsiran dari salah seorang kawan kita dari kelompok Ahlusunnah (Sunni). Kawan Sunni kita itu mengatakan bahwa kepemilikan dan status dari tanah Fadak itu adalah masalah yang khusus dan berdiri sendiri. Yang menjadi masalah disini ialah bukan hanya tentang perkara warisan semata akan tetapi siapakah yang sedang memperkarakan warisan tersebut dan dari siapa warisan itu berasal. Bunda Fathimah binti Muhammad itu adalah puteri Rasulullah yang terkenal kejujurannya dan kesalehannya. Itu sudah dua hal. Hal yang lain ialah ia menuntut sebidang tanah yang diklaim sebagai haknya. Bunda Fathimah az-Zahra yang dirinya dikenai oleh ayat kesucian tentu saja tidak akan menuntut tanah Fadak apabila dirinya tidak memiliki bukti yang kuat karena kalau ia tidak bisa menunjukkan bukti itu, maka ia akan kehilangan kesuciannya yang sudah dijamin oleh Allah Ta’ala. Ini jelas tidak mungkin terjadi. Tidak mungkin seorang puteri Rasulullah bertindak ngawur. Jadi kalau ada yang ngawur, maka itu mestinya orang yang tidak memberikan tanah Fadak itu kepada Bunda Fathimah az-Zahra (as). Itulah pendirian kami. Bagi orang yang tertarik untuk membahas hal ini lebih jauh, buku sederhana ini adalah untuk anda. Simaklah hadits-hadits berikut ini sebagai latar belakang sejarah yang tidak bisa begitu saja kita kesampingkan. Mencampakkan atau mengesampingkan hadits-hadits ini sama saja dengan perbuatan gegabah. Islam itu kita kenali lewat sejarah. Konteks sejarah itulah yang membuat ajaran-ajaran Islam itu menjadi jauh lebih bermakna dan tepat sasaran. Untuk mengajarkan agar anak-anak kita mau berbuat baik, maka kita harus memberikan contoh-contoh nyata agar lebih bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga apabila kita ingin mengajarkan agar anak-anak kita agar tidak berbuat dzalim. Kita harus memberikan contoh yang nyata agar pelajaran itu bisa lebih dipahami oleh mereka. Contoh-contoh nyata itu, hanya bisa kita lihat dalam sejarah. Dan dalam hadits-hadits Nabi terekam sejarah dengan baik sekali. Simaklah hadits-hadits berikut ini: “Diriwayatkan oleh Urwa bin Zubayr yang menyampaikan dari ‘Aisyah bahwa ia memberitahu dirinya bahwa Fathimah—puteri Rasulullah
  • 6. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 5 (SAW)—mengirimkan seorang utusan untuk menemui Abu Bakar untuk meminta darinya bagiannya dari warisan yang telah ditinggalkan oleh Rasulullah (SAW) dari apa-apa yang telah Allah berikan kepadanya di kota Madinah dan Fadak dan apa-apa yang tertinggal dari satu per lima bagian dari pendapatan (yang didapat per tahun) dari Khaybar. Abu Bakar berkata: “Rasulullah (SAW) berkata: ‘Kami (para Nabi) tidak memiliki ahli waris; apa-apa yang kami tinggalkan (harus diberikan) untuk sedekah.’ Keluarga Rasulullah (SAW) akan hidup dari pendapatan yang didapat dari harta-harta ini, akan tetapi, demi Allah, aku tidak akan mengubah sedekah Rasulullah (SAW) dari keadaan ketika harta itu ditinggalkan. Aku akan melakukan hal yang sama dengannya seperti Rasulullah (SAW) melakukannya terhadapnya dulu. Lalu akhirnya Abu Bakar menolak untuk memberikan apapun darinya kepada Fathimah yang marah sekali kepada Abu Bakar karenanya. Ia meninggalkannya dan tidak mau berbicara dengannya hingga akhir hidupnya. Ia hidup selama 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah (SAW). Ketika ia wafat, suaminya, Ali bin Abu Thalib menguburnya pada malam hari. Ia tidak memberitahu Abu Bakar mengenai wafat (istrinya) dan menyelenggarakan penguburan serta menshalati jenazahnya sendiri.” (LIHAT: Sahih Muslim, Buku 19, Hadits nomor 4352) “Diriwayatkan oleh ‘Aisyah: (Ummul Mukminin) Setelah wafatnya Rasulullah, Fathimah puteri Rasulullah meminta Abu Bakar As- Sidiq untuk memberinya bagian warisannya dari apa-apa yang ditinggalkan Rasulullah dari Fai (yaitu harta pampasan yang didapatkan bukan lewat peperangan) yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Abu Bakr berkata kepadanya (Fathimah), “Rasulullah itu pernah bersabda, ‘Harta kami tidak akan diwariskan, apapun yang kami (Para Nabi) tinggalkan semuanya menjadi sedekah.’ Fathimah—puteri Rasulullah (SAW) marah dan berhenti berbicara dengan Abu Bakar, dan terus mempertahankannya hingga ia beliau wafat. Fathimah masih hidup selama 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah …..” (LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 53, Hadits nomor 325)
  • 7. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 6 “Diriwayatkan oleh Abu Bakar: Abu Tufayl berkata: Fathimah datang menemui Abu Bakar dan memintanya bagian warisan dari Rasulullah (SAW). Abu Bakar berkata: Aku dengar Rasulullah (SAW) berkata: Seandainya Allah—Ta’ala—memberikan seorang Nabi itu rizki, maka harta itu akan diteruskan oleh pelanjutnya.” (LIHAT: Sunan Abu Dawud, Buku 19, Hadits nomor 2967) “Diriwayatkan oleh Malik bin Aus: ‘……….’Umar berkata, ‘Biarkan aku berbicara tentang ini kepada kalian. Allah mengutamakan RasulNya atas sesuatu dari Fai’ (harta pampasan yang dimenangkan kaum Muslimin ketika masa perang tapi tanpa peperangan) ……memberinya kuasa atasnya …(QS. 59: 6). Dan supaya harta itu hanya untuk Rasulullah. Akan tetapi, demi Allah, ia tidak pernah mengumpulkan harta itu untuk dirinya sendiri dan tidak juga disimpan untukmu (Ali), melainkan ia memberikan penghasilan (yang didapatkan dari harta itu) untukmu, dan ia membagikan harta itu diantara kalian hingga tersisa harta sekarang ini yang darinya Nabi biasa mengambil untuk digunakan (yaitu untuk sedekah). Rasulullah mengikuti aturan itu sepanjang hidupnya. Sekarang aku memohon padamu demi Allah, apakah engkau tahu semua itu?’ Mereka berkata, ‘Ya, kami tahu.’ Lalu Umar berkata kepada ‘Ali dan ‘Abbas, ‘Aku memohon kepada kalian demi Allah, apakah kalian tahu itu?’ Keduanya berkata, ‘Ya.’ Umar kemudian menambahkan, ‘Dan ketika Rasulullah meninggal, Abu Bakar berkata, ‘Aku adalah penerus Rasulullah, dan aku mengambil alih semua harta itu dan akan mengurusnya sama seperti Rasulullah dulu mengurusnya ………..” (LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 8, Buku 80, Hadits nomor 720) Jadi kita bisa simpulkan dari hadits-hadits yang telah disebutkan di atas tadi bahwa setelah wafatnya Rasulullah itu:  Bunda Fathima (AS) pergi menemui Abu Bakar untuk meminta tanah Fadak yang menurutnya itu adalah haknya
  • 8. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 7  Satu hadits malah menyebut tanah Fadak itu sebagai Khumus (atau seperlima dari pampasan perang)  Satu hadits lain menyebutnya sebagai Fai’ (yang didapatkan tidak lewat peperangan)  Abu Bakar mengklaim para Nabi itu tidak pernah meninggalkan harta kekayaan, apa saja yang tertinggal menjadi sedekah yang tentu saja diharamkan bagi Ahlul Bayt untuk memperolehnya karena Ahlul Bayt dilarang mendapatkan sedekah  Abu Bakar mengklaim bahwa apapun rizki yang Rasulullah peroleh akan dimiliki oleh penerusnya  Abu Bakar menganggap dirinya sebagai penerus Nabi Muhammad yang sah dan oleh karena itu ia merasa memiliki hak atas harta kekayaan yang dimiliki Rasulullah  Umar mengklaim bahwa tanah Fadak itu dulu digunakan oleh Rasulullah (SAW) hanya untuk menghidupi keluarganya; hasil panenya diberikan kepada keluarga Rasulullah; lalu untuk diberikan sebagai sedekah; dan untuk ekspedisi militer  Abu Bakar dan Umar menganggap bahwa Rasulullah menggunakan tanah Fadak itu sebagai harta milik negara dan oleh karena Rasulullah itu kepala negara, maka ia boleh menggunakan harta itu sekehendak hatinya  Tindakan dan sikap Abu Bakar ini membuat bunda Fathimah (as) marah dan akhirnya tidak bertegur sapa lagi dengan Abu Bakar hingga akhir hayatnya  Abu Bakar tidak diberitahu dan tidak diundang ketika Bunda Fathimah meninggal. Bunda Fathimah dikuburkan pada malam hari dan Abu Bakar tidak diperkenankan untuk menghadiri pemakamannya KEADILAN SAHABAT NABI—apabila ‘sahabat Nabi yang terdekat’ itu memiliki perangai dan sikap seperti itu maka apa lagi yang bisa kita harapkan dari para sahabat Nabi lainnya? Apabila Abu Bakar itu memerintah dengan cara-cara dzalim seperti itu, maka bagaimana mungkin ia bisa disebut sebagai seorang khalifah yang benar dan diberi petunjuk (khulafaur-rasyidin)? Bagaimana mungkin ia pantas disebut sebagai penerus Nabi? Apabila membenci Abu Bakar itu merupakan
  • 9. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 8 sebuah dosa, lalu mengapa Bunda Fathimah tetap membencinya dan tidak bertegur sapa hingga akhir hayatnya? http://answering-ansar.org/answers/fadak/en/index.php Kembali lagi kepada hadits-hadits yang ada di dalam Sihah Sittah, maka kita bisa lihat di sana bahwa Bunda Fathimah (as) menganggap tanah Fadak itu sebagai haknya. Kalau itu bukan haknya, maka lalu mengapa wanita semulia Bunda Fathimah menuntut hak yang bukan haknya? Padahal Bunda Fathimah (as) seorang suri tauladan bagi kaum Muslimah; padahal ia salah seorang anggota Ahlul Bayt Nabi yang disucikan; padahal ia itu salah satu pemimpin wanita di surga. Lalu mengapa Bunda Fathimah melakukan itu semua? Jawaban yang paling logis ialah bahwa Bunda Fathimah memang menuntut haknya. Dan Abu Bakar menolaknya ………….. Simaklah hadits berikut ini: Diriwayatkan oleh ‘Aisyah: Pada suatu ketika Fathimah datang berjalan kaki dan gaya berjalan kakinya mirip sekali gaya berjalan kakinya Rasulullah. Rasulullah bersabda, “Selamat datang, wahai puteriku!” …….. Rasulullah kemudian bersabda, ‘Setiap tahunnya, Jibril datang untuk membaca Al-Qur’an denganku sekali saja, akan tetapi tahun ini, ia melakukannya dua kali. Aku pikir ini menandakan ajalku sudah dekat. Dan engkau akan menjadi orang pertama dari keluargaku yang akan mengikutiku.’ Lalu ia (Fathimah) mulai menangis. Lalu ia bersabda, ‘Tidak senang kah engkau menjadi pemimpin dari para wanita di surga atau menjadi pemimpin dari seluruh kaum wanita yang beriman? Lalu aku tertawa demi mendengar itu.’” (LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 56, Hadits nomor 819an) Apakah masuk akal, wanita yang sudah dijamin masuk surga; wanita yang akan menjadi pemimpin wanita di surga; wanita yang akan menjadi pemimpin wanita beriman seluruh alam semesta, menuntut sesuatu yang bukan haknya? Apakah Bunda Fathimah lebih mementingkan harta benda duniawi
  • 10. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 9 dibandingkan dengan kehidupan akhirat nanti? Tentu saja hal itu tidak benar sama sekali. Bunda Fathimah hanya meminta haknya dan itu sekaligus hendak membuktikan pada khalayak ramai bahwa Abu Bakar orangnya tidak amanah dan tidak adil. Bunda Fathimah yakin betul bahwa tanah Fadak itu adalah hak milik ayahnya yang bisa diwariskan kepada anaknya dan sekaligus itu merupakan haknya untuk mewarisinya. Menagih hak adalah hak. Tapi yang tidak memberikan hak, dialah yang dzalim. Apabila kita membaca kembali ayat pensucian, dimana Bunda Fathimah termasuk di dalam kelompok kecil orang yang disucikan itu, maka kita bisa menyimpulkan bahwa ia itu bersih suci dari segala najis dan dosa; ia sepi dari kesenangan duniawi dan takkan tergiur gelimangan materialistik. Ia tidak akan pernah berdusta. Ini adalah salah satu alasan yang dikemukakan oleh Imam Ali (as) ketika ia membawa kasus Bunda Fathimah dimana ia harus bersitegang dengan Abu Bakar. Di hadapan Abu Bakar, Imam Ali menyampaikan ayat pensucian ini. Imam Ali (as) bertanya kepada Abu Bakar apakah ia membaca Kitab Allah. Ketika Abu Bakar mengaku bahwa ia membaca Kitab Allah, maka Imam Ali bertanya, “Kalau engkau memang membaca Kitab Allah, maka aku akan bertanya: untuk siapakah ayat berikut turun? ……Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. Al-Ahzab: 33).’ ‘Bukankah ayat itu berkenaan dengan kami, Ahlul Bayt?” Abu Bakar kemudian menjawab, “Ya, memang betul. Ayat itu berkenaan dengan diri kalian.” Kemudian Imam Ali bertanya, “Apabila beberapa laki- laki bersaksi bahwa Fathimah—puteri Rasulullah—melakukan sebuah tindakan yang tak terpuji, apa kira-kira yang akan engkau lakukan?” Abu Bakar menjawab, “Aku akan hukum dia, sama seperti wanita Muslim lainnya!” Imam Ali kemudian bertanya lagi, “Kalau begitu, engkau akan menjadi orang sesat di hadapan mata Allah.” “Karena engkau telah menolak kesaksian Allah akan kesuciannya dan kema’shumannya, dan engkau lebih mementingkan kesaksian manusia akan hal itu …….” (LIHAT: Fatima(AS) The Gracious, oleh Muhammad Ordoni: diterbitkan oleh Ansariyan Publications, halaman 76)
  • 11. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 10 Kalau kita senantiasa mencamkan keutamaan-keutamaan Bunda Fathimah, maka permasalahan tanah Fadak itu tidak lagi kelihatan rumit. Akan tetapi walaupun begitu kami tetap akan terus menganalisa kejadian ini karena kejadian ini memang terekam baik dalam kitab hadits sahih Ahlusunnah yang enam (Sihah Sittah). Menurut salah satu hadits, tanah Fadak itu dinyatakan sebagai bagian dari khumus—harta yang secara sifatnya dimiliki secara pribadi oleh Nabi Muhammad (SAW). “Dan Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai ghanimah, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnusabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [QS. Al-Anfal: 41] Sementara itu bagian untuk saudara-saudara Nabi dibayarkan kepada keluarga Bani Hasyim dan Bani Al-Muttalib, karena anak-anak Al-Muttalib membantu perjuangan Bani Hasyim selama masa Jahiliah setelah Islam. Mereka juga pergi ke balik bukit di lembah Abu Talib demi mendukung Rasulullah dan untuk melindunginya (yaitu ketika suku Qurays memboykot kaum Muslimin selama tiga tahun lamanya). (LIHAT: Tafsir Ibn Katsir, Tafsir dari Surah Al-Anfal, ayat ke-41) Jadi sekarang kita tahu bahwa khumus itu juga dibayarkan kepada saudara-saudara Nabi Muhammad (SAW). Tanah Fadak itu walau bagaimanapun bukanlah harta pampasan perang (Maal al-Ghanimah). Tanah Fadak itu adalah Fai’, yang didapatkan tanpa peperangan. Allah sudah menjelaskan harta pampasan perang secara rinci. Allah secara khusus pula membolehkan harta itu untuk ummatNya yang mulia di atas umat lainnya. Kami harus sebutkan di sini bahwa yang dimaksud dengan ‘Ghanimah’ di sini ialah harta pampasan perang yang didapatkan dari orang-
  • 12. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 11 orang kafir, dengan menggunakan pasukan bersenjata dan alat-alat perang. Sementara itu kalau Fai’, itu berkenaan dengan harta dari kaum kafir yang mereka serahkan kepada pasukan kaum Muslimin sebagai ganti uang keamanan (agar mereka mendapatkan perdamaian), atau apa-apa yang mereka tinggalkan kalau mereka meninggal dan tidak ada seorangpun ahli waris untuk mewarisi mereka, atau jizyah (pajak upeti); dan Khiraj (pajak harta kekayaan). (LIHAT: Tafsir Ibn Katsir, Tafsir dari Surah Al-Anfal, ayat ke-41) Harta pampasan perang itu harus dibagikan sama rata diantara pasukan yang ikut berperang, sementara kalau Fai’ itu ada di bawah pengawasan Rasulullah langsung. Fai’ itu menjadi milik pribadi dari Nabi Muhammad (SAW). Rasulullah boleh menggunakan harta Fai’ itu sekehendaknya. Dengan kata lain, harta Fai’ betul-betul milik pribadi Rasulullah. “Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kuda pun dan (tidak pula) seekor unta pun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada Rasul-Nya terhadap siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak- anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (Juga) bagi para fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang- orang yang benar.” [QS. Al-Hasyr: 6—8]
  • 13. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 12 Allah Ta’ala menjelaskan aturan dari Fai’, harta pampasan yang didapatkan kaum Muslimin dari kaum Kafirin tanpa peperangan atau tanpa pengerahan pasukan. Salah satu kejadian yang bisa dijadikan contoh ialah ketika kaum Muslimin mengumpulkan harta pampasan dari kaum Bani An-Nadir yang didapatkan tanpa ada peperangan dengan mereka, tanpa pengerahan pasukan berkuda maupun berunta. Kaum Muslimin tidak memerangi kaum Bani An-Nadir dalam peperangan, akan tetapi Allah memaksa mereka keluar dari bentengnya. Oleh karena itu, Fai’ lah yang diberikan oleh Allah kepada RasulNya, dengan keleluasaan maksimal diberikan kepadanya ketika membelanjakan harta itu, sesuka hatinya. Dan tentu saja, Rasulullah membelanjakan Fai’ itu dengan sangat bijak dan benar dan mengutamakan kemashlahatan kaum Muslimin seperti yang ditentukan dalam ayat di atas. (LIHAT: Tafsir Ibn Katsir, Tafsir dari Surah Al-Hasyr, ayat ke-6) Sekali lagi kita simpulkan dan sepakati bahwa Fai’ itu memang hak ekslusif Nabi Muhammad (SAW). Para prajurit Islam sama sekali tidak mendapatkan bagian dari Fai’ itu. Pembagian dari harta Fai’ itu betul-betul hak prerogatif Nabi. Nabi bisa memberikan seluruhnya kepada keluarganya; Nabi bisa memberikannya kepada siapa saja yang ia kehendaki; Nabi bisa membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan—yang miskin dan papa. Bunda Fathimah (as) itu keluarga Nabi yang paling dekat dengan Nabi dan oleh karena itu ia memiliki hak terhadap Fai’ itu. Harap catat juga bahwa Bunda Fathimah (as) juga seorang Muhajir dan ia salah seorang dari mereka yang meninggalkan rumah dan harta bendanya demi untuk mencari keridhoan Allah dan RasulNya (Hijrah ke kota Madinah). Selain seperti yang telah dijelaskan di atas, ada juga ayat-ayat suci lainnya yang mengenai hak-hak Ahlul Bayt seperti dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an: (QS. Bani Israil: 26); QS. An-Naml: 15 dan 16); (QS. An-Nahl: 90); dan (QS. Maryam: 2—15); (QS. Al-Hasyr: 6 dan 7), fakta bahwa Fathimah itu adalah seorang Muhajir seharusnya ikut dipertimbangkan (jadi sebagai Muhajir Bunda Fathimah berhak penuh atas tanah Fadak itu selain karena ia memang puteri dari Rasulullah). Mengapa harta milik dari seorang Muhajir itu harus dibagikan ke seluruh umat? (LIHAT: Aqa Mahdi Puya, Tafsir dari Surah Al-Hasyr, ayat 8)
  • 14. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 13 Setengah dari tanah Fadak—yang diberikan oleh kaum Yahudi setelah perjanjian damai—itu memang milik murni dari Rasulullah (SAW). Selain itu, 1/3 dari lembah Qari, dan 2 peternakan di Khaybar semuanya adalah milik mutlak Rasulullah dan tidak seorangpun boleh mendapatkan bagian darinya. Pendapat bahwa tanah Fadak itu adalah milik mutlak dari Nabi Muhammad (SAW) dikeluarkan oleh Al-Nasa’i, Ali bin Ahmad al-Syambudi, Ibn Hisyam, dan Abu al-Fida. (LIHAT:  Al-Minhaj bi Sharh Sahih Muslim, Volume 2, halaman 92  Al-Sunan al-Sughra, volume 7, halaman 137  Wafa al-Wafa, volume 4, halaman 1280  Sirah Rasul Allah, oleh Ibn Hisham, volume 3, halaman 353  The Concise History of Humanity or Chronicles, halaman 140, Dhikr Ghazwa Khayber) Jadi secara teknis tanah Fadak ini dari sudut manapun tetap saja berupa Fai’. Titik. “Diriwayatkan oleh Abdullah ibn Abu Bakar: Abdullah ibn Abu Bakar dan beberapa putera Muhammad ibn Maslamah berkata: Ada beberapa orang Khaybar dan mereka masih ada di benteng- benteng. Mereka meminta Rasulullah (SAW) agar mau melindungi mereka dan membiarkan mereka pergi (dari benteng itu). Lalu ia mengijinkannya. orang-orang dari Fadak mendengar kejadian ini; mereka juga melakukan hal yang sama. (Fadak) akhirnya menjadi hak milik dari Rasulullah (SAW) karena tanah Fadak itu diperoleh tidak lewat peperangan dengan pasukan berkuda atau berunta.” (LIHAT: Sunan Abu Dawud, Buku 19, Hadits nomor 3010) Harta yang dimaksud di atas adalah persis sama dengan harta yang diminta oleh Bunda Fathimah az-Zahra (as) sebagai sesuatu yang memang menjadi hak miliknya. Lihatlah hadits berikut ini:
  • 15. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 14 Diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi Waqqas: Rasulullah datang menemuiku ketika aku sedang (sakit) di kota Mekah, ….Aku berkata, “Ya, Rasulullah! Bolehkah aku mewariskan seluruh hartaku (untuk sedekah)?” Ia menjawab, “Tidak boleh.” Aku bertanya lagi, “Kalau begitu bolehkah aku mewariskan setengahnya?” Ia menjawab, “Tidak”. Aku bertanya lagi, “Kalau sepertiga?” Ia menjawab: “Ya, sepertiga, walaupun sepertiga itu tetap terlalu banyak. Lebih baik bagi dirimu untuk meninggalkan bagi para ahli warismu harta kekayaanmu daripada engkau memberikannya kepada orang- orang miskin yang orang lain, dan apapun yang engkau belanjakan di jalan Allah itu akan dianggap sebagai sedekah walaupun itu sesuap makanan untuk istrimu. …….Pada waktu itu Sa’ad hanya memiliki satu orang puteri. (LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 51, Hadits nomor 5) Rasulullah (SAW) menasehati salah seorang sahabatnya untuk meninggalkan warisan untuk puterinya supaya ia tidak bergantung kepada orang lain dan mengemis bantuan atau belas kasihan dari orang lain. Lalu apakah Rasulullah akan meninggalkan puterinya sendiri sebagai orang miskin? Haruskah Bunda Fathimah menggantungkan hidupnya kepada Abu Bakar yang akan memberinya pendapatan yang terbatas yang didapatkan dari tanah Fadak? Haruskah keluarga Nabi mengemis-ngemis kepada Abu Bakar untuk menghidupi diri mereka? Bunda Fathimah (as) harus terhenyak menerima bantahan dari rezim penguasa yang dikepalai oleh Abu Bakar. Abu Bakar memberikan pernyataan bahwa Nabi sama sekali tidak mewariskan harta kekayaan apapun kepada keluarganya. Harta kekayaan yang ditinggalkan oleh Rasulullah (SAW) langsung menjadi sedekah bagi umat. Abu Bakar tahu betul bahwa sedekah itu diharamkan bagi Ahlul Bayt Nabi. Dengan mengatakan bahwa harta kekayaan Rasulullah itu menjadi sedekah, maka itu sekaligus memutus hak Ahlul Bayt terhadap harta itu. Simaklah hadits berikut ini: “Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Rasulullah (SAW) bersabda, “Ahli warisku tidak boleh mengambil satu Dinar pun (maksudnya dari harta kekayaanya), dan apapun yang aku tinggalkan, termasuk
  • 16. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 15 belanjaan istri-istriku dan para pembantuku, semuanya akan menjadi sedekah.” (LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 53, Hadits 328) “Diriwayatkan oleh ‘Aisyah: Rasulullah bersabda, “Harta kami (para Nabi) tidak boleh diwariskan, dan apapun yang kami tinggalkan akan menjadi sedekah.” (LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 8, Buku 80, Hadits 719) Diriwayatkan oleh ‘Urwa: 'Aisyah berkata, “Ketika Rasulullah wafat, para istrinya bermaksud untuk mengutus Utsman untuk menemui Abu Bakar untuk menanyakan harta warisan bagian mereka.” Lalu ‘Aisyah berkata kepada mereka, “Bukankah Rasulullah (SAW) pernah bersabda, ‘Harta kami (para Nabi) tidak boleh diwariskan, dan apapun yang kami tinggalkan semuanya menjadi sedekah’?” (LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 8, Buku 80, Hadits 722) Anda harus camkan lagi bahwa:  Bunda Fathima (AS)  Imam Ali (AS)  Seluruh istri Rasulullah disebut kecuali ‘Aisyah Semuanya tidak tahu bahwa Nabi Muhammad pernah mengatakan bahwa ia tidak mewariskan apapun untuk keluarganya sendiri. Dalam “hadits” itu hanya ‘Aisyah dan Abu Bakar yang tahu bahwa ada hadits seperti itu. Keluarga Nabi sendiri malah tidak tahu. Ini aneh sekali. Bahkan Abu Hurairah—yang baru masuk Islam kurang dari 2 tahun sebelum Rasulullah (SAW)—tahu tentang “hadits” itu. Bandingkan dengan Imam Ali (as) yang menghabiskan hampir seluruh hidup Rasulullah bersamanya selama 36 tahun sama sekali tidak pernah mendengar “hadits” ini disampaikan oleh Nabi. Bunda Fathimah (as) sendiri yang notabene puterinya
  • 17. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 16 Rasulullah langsung—ahli waris yang sah—tidak pernah mendengar “hadits” ini diucapkan Nabi ketika masih hidup bersamanya. Pada kenyataannya setiap orang yang memiliki hak langsung terhadap warisan Rasulullah tidak pernah tahu bahwa mereka tidak akan mendapatkan harta itu. Hanya Abu Hurairah, Abu Bakar, dan ‘Aisyah yang tahu bahwa Rasulullah tidak akan pernah mewariskan harta apapun untuk keluarganya sendiri. Dan bukankah aneh bahwa Rasulullah hanya mewariskan harta kekayaan kepada para isterinya (termasuk ‘Aisyah) sedangkan puterinya sendiri tidak mendapatkan apa-apa? Bunda Fathimah (as) membuktikan bahwa pendapat Abu Bakar itu hanyalah kebohongan belaka dan Bunda Fathimah (as) malah menggunakan ayat Al- Qur’an untuk membuktikan kebohongan Abu Bakar itu. Ketika Abu Bakar menyebutkan bahwa Para Nabi (termasuk Nabi Muhammad) itu tidak mewariskan apapun untuk keluarganya—dan Abu Bakar menisbahkan pernyataannya itu kepada Rasulullah—Bunda Fathimah (as) melawan pernyataan itu dengan menyitir sebuah ayat Al-Qur’an yang berbunyi, “Dan Sulaiman telah mewarisi Daud.” (QS. An-Naml: 16) “Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman". Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: "Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata". (QS. An-Naml: 15—16) Daud (as) dan Sulaiman (as) keduanya adalah 2 orang Nabi di masa yang sama. Kedua Nabi itu kaya sekali. Kekayaan Nabi Sulaiman itu didapatkan dari ayahnya yaitu Nabi Daud. Apabila Nabi Sulaiman (as) tidak mewarisi kerajaan dan harta kekayaan dari Nabi Daud (as), maka darimana lagi ia mendapatkan kerajaan dan kekayaan itu? Nabi Daud ketika meninggal tidak pernah membagi-bagikan kerajaannya menjadi kerajaan-kerajaan yang kecil-kecil dan kemudian memberikannya kepada fakir miskin. Jadi
  • 18. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 17 ketika Nabi Daud (as) meninggal, ia mewariskan harta dan kerajaannya kepada Nabi Sulaiman (as). Kesimpulannya ialah bahwa para Nabi juga memiliki ahli waris dan contoh ayah mewariskan kepada anaknya seperti dalam contoh Nabi Daud kepada Nabi Sulaiman (as) adalah contoh terbaik yang bisa kita ambil dari Al-Qur’an. “Hadits-hadits” yang diajukan oleh saudara-saudara kita dari Ahlusunnah (Sunni) sangat tidak konsisten. “Hadits-hadits” itu berisi alasan-alasan yang berbeda-beda seperti yang kami urutkan di bawah ini. Padahal tuntutan Bunda Fathimah itu hanya satu saja.  Beberapa “hadits” menyebutkan bahwa Para Nabi itu tidak meninggalkan warisan (oleh karena itu Bunda Fathimah tidak bisa mendapatkan harta apapun dari ayahnya)  Beberapa “hadits” lainnya menyebutkan bahwa Nabi Muhammad (SAW) sudah menggunakan harta kekayaannya untuk keperluan militer dan sebagian lainnya diberikan kepada fakir miskin; sekaligus itu dianggap sebagai harta milik Negara (oleh karena itu Bunda Fathimah tidak bisa memiliki lagi harta ayahnya karena sudah habis dibagikan)  “Hadits” lainnya menyebutkan bahwa harta kekayaan yang ditinggalkan oleh Rasulullah itu diwariskan kepada penerus kepemimpinannya (oleh karena itu Bunda Fathimah tidak bisa mendapatkan warisan itu karena ia bukan penerus kepemimpinan Rasulullah)  “Hadits” lainnya seperti yang bisa dilihat dalam buku-buku sejarah menyebutkan bahwa segala sesuatu yang ditinggalkan oleh Nabi itu— termasuk belanja atau biaya hidup para isterinya dan para pembantunya—harus diberikan kepada fakir miskin (oleh karena itu Bunda Fathimah tidak boleh mendapatkan warisan itu karena Ahlul Bayt itu diharamkan dari menerima sedekah) Kami pikir segala sesuatunya sekarang sudah jelas dan terang benderang. Bagi anda yang suka memuja-muja para sahabat Nabi (dengan sejuta alasan), ma’af saja, anda sudah keliru mengambil kesimpulan. Bagi anda yang suka memuja-muja para sahabat, mungkin bisa dengan mudahnya dan teganya menuduh bahwa Bunda Fathimah (as) itu sebagai wanita materialistis. Karena kecintaan kepada para sahabat yang sudah melewati batas itu anda bisa juga dengan mudahnya menyangkal apa-apa yang dikatakan Al-Qur’an. Itu lebih mudah anda lakukan daripada menerima kenyataan bahwa orang-orang di sekitar Rasulullah itu sudah merampas
  • 19. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 18 harta Rasulullah selain juga hak kepemimpinan Ahlul Bayt (Bani Hasyim) sepeninggal Rasulullah (SAW). Apabila anda masih bersikukuh bahwa Bunda Fathimah (as) itu tidak memiliki hak atas atas warisan dari ayahnya, maka haruskah anda juga melemparkan hadits berikut ini ke dinding? “Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Rasulullah bersabda, “Ya, Bani Abdul Munaf! Belilah diri kalian dari Allah! Ya, Bani Abdul Muttalib! Belilah diri kalian dari Allah! Ya, ibu dari Az-Zubayr ibn Awwam, bibi dari Rasulullah! Dan, wahai Fathimah binti Muhammad! Belilah diri kalian dari Allah, karena aku tidak bisa membela kalian di hadapan Allah. Kalian (berdua) boleh meminta dariku harta sebanyak yang kalian mau.” (LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 56, Hadits Nomor 728) Harta manakah yang sedang dibicarakan oleh Nabi (SAW) dalam hadits tersebut? Bukankah dalam “hadits” yang lain disebutkan bahwa Bunda Fathimah itu sama sekali tidak memiliki hak atas warisan yang ditinggalkan oleh ayahnya? Akan tetapi menurut hadits sahih tersebut di atas, Nabi malah sudah menyediakan harta warisan untuk para anggota keluarganya sebanyak yang mereka inginkan. Lihatlah hadits berikut ini: “Diriwayatkan oleh Jubair bin Mut’im: “Utsman bin Affan pergi (menemui Rasulullah) dan berkata, “Ya, Rasulullah! Engkau memberikan harta warisan kepada Bani al-Muttalib sedangkan kami tidak diberi sama sekali, meskipun kami dan mereka itu sama-sama memiliki hubungan kekerabatan denganmu.” Kemudian Nabi menjawab, “Hanya keluarga Bani Hasyim dan Bani Al-Muttalib yang memiliki hubungan kekeluargaan denganku1 .”” (LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 56, Hadits Nomor 706) 1 Utsman bin Affan sendiri berasal dari keluarga Bani Umayyah dan itu berarti ia tidak berhak atas harta itu.
  • 20. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 19 Harta apakah yang sedang mereka perbincangkan di atas? Harta apakah yang oleh Rasulullah sudah diberikan kepada keuarganya itu? Harta apakah yang sudah ditentukan untuk keluarga Bani Hasyim dan Bani Al-Muttalib itu? Bukankah tanah Fadak itu adalah Fai’ yang sudah diberikan oleh Nabi kepada puterinya semasa hidupnya? Mengapa fakta yang jelas seperti ini tidak dipahami oleh saudara kita dari kalangan Sunni? “Diriwayatkan bahwa ketika kembali dari Khaybar, Rasulullah mengutus Muhayyasah bin Mas’ud Ansari kepada orang-orang yang tinggal di Fadak dan mengajak mereka untuk masuk Islam. Pada waktu itu, kepala sukunya ialah seorang lelaki yang bernama Yusya’ bin Nun—seorang Yahudi. Ia menawarkan perjanjian damai kepada Rasulullah dengan memberikan setengah dari tanah Fadak itu kepadanya, dan Rasulullah menerima tawaran itu. Setelah itu, tanah Fadak menjadi hak milik Rasulullah karena kaum Muslimin tidak merebut tanah itu lewat peperangan baik itu dengan pasukan berkuda maupun berunta.” (LIHAT: Baladhuri, Futuhul Buldan, halaman 45) “Fathimah berkata kepada Abu Bakar, “Berikanlah tanah Fadak itu kepadaku.” Ia mengajukan Ali sebagai saksinya. Ia (Abu Bakar) meminta saksi yang lain. Fathimah mengajukan Ummu Aiman. Ia berkata, “Wahai puteri Rasulullah! Engkau tahu bahwa bukti itu tidaklah lengkap kecuali kalau diberikan oleh satu orang laki-laki dan dua orang perempuan.” Setelah mendengar itu, ia langsung pergi.” (LIHAT: Baladhuri, Futuhul Buldan, halaman 47-48) “Fathimah pergi menemui Khalifah Abu Bakar dan ia bertanya, “Kalau anda meninggal dunia, siapa yang menjadi pewarismu?” ia menjawab, “Keluargaku.” Fathimah bertanya lagi, “Lalu mengapa engkau sekarang menjadi pewaris Nabi sedangkan kami masih ada dan hidup?” Ia menjawab, “Wahai puteri Rasulullah! Demi Allah aku belum mewarisi emas dan perak atau apapun itu dari
  • 21. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 20 ayahmu.” Fathimah berkata, “Khaybar itu adalah hak milik kami dan Fadak itu adalah hadiah untuk kami.” Abu Bakar menjawab, “Wahai puteri Nabi! Aku dengar dari Rasulullah ‘Sumber penghidupan yang ini adalah milikku ketika aku hidup. Setelah aku meninggal, ini harus dibagikan diantara kaum Muslimin.” (LIHAT: Baladhuri, Futuhul Buldan, halaman 48) Ada beberapa pertanyaan yang timbul di sini: 1. Apakah setelah Nabi wafat, keluarga Nabi itu tidak butuh lagi penghidupan? Apakah mereka tidak lagi butuh makan dan minum dan kehidupan yang layak? 2. Apakah Allah telah melarang keluarga Nabi untuk mewarisi harta Nabi ketika Nabi wafat? 3. Apakah ada (satu saja) ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa keluarga Abu Bakar boleh mewarisi harta Abu Bakar ketika Abu Bakar meninggal; sementara keuarga Nabi tidak boleh mewarisi harta Nabi ketika Nabi meninggal dunia? Anda harus perhatikan juga bahwa Abu Bakar menolak kesaksian dari Imam Ali (as) dan Ummu Aiman hanya karena menurut Abu Bakar keterangan itu tidak sah karena kurangnya saksi satu orang perempuan lagi. Akan tetapi yang mengejutkan ialah bahwa Abu Bakar dalam kesempatan yang lain memberikan Jabir sejumlah uang padahal Jabir tidak mengajukan satu orang saksi pun kecuali dirinya sendiri!!! Lihatlah dalam hadits sahih berikut ini: “Diriwayatkan oleh Jabir: Rasulullah bersabda kepadaku: “Apabila harta dari Bahrain sudah datang kepada kita, maka aku akan memberikanmu sebanyak ini dan ini.” Akan tetapi harta dari Bahrain itu tidak juga datang hingga Rasulullah meninggal dunia. Ketika harta dari Bahrain itu akhirnya datang, Abu Bakar memerintahkan seseorang untuk mengumumkan, “Adakah diantara kalian yang memiliki piutang dari Rasulullah atau adakah orang yang dijanjikan oleh Rasulullah sesuatu, hendaklah datang kepadaku.” Lalu, aku datang menemuinya dan berkata, “Rasulullah sudah berjanji kepadaku untuk memberiku ini dan itu.” Abu Bakar mengambil uang dengan kedua tangannya sebanyak tiga kali untukku …………”
  • 22. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 21 (LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 53, Hadits Nomor 365) Banyak fakta yang menunjukkan bahwa memang tanah Fadak itu ialah Fai’ bagi puteri sang Nabi, Fathimah binti Rasulillah (as). Sebuah hadits yang dinisbahkan kepada Abu Sa’id al-Khudri dan Abdullah Ibn Abbas berbunyi: “Ketika ayat yang berkenaan dengan memberikan hak kepada keluarga diturunkan, Rasulullah memanggil Fathimah az-Zahra dan memberikan tanah Fadak kepadanya.” LIHAT: Durr al-Mantsur Vol. 4, halaman 177 “Jibril (as) datang kepada Nabi Muhammad (SAW) dan memberitahu kepadanya bahwa Allah (SWT) telah memerintahkan agar dirinya memberikan “hak-nya” kepada “Dzil Qurba” (kerabat terdekat). Rasulullah (SAW) bertanya apa yang dimaksud dengan “Dzil Qurba” dan apa yang dimaksud dengan “hak-nya”. Jibril (as) menjawab bahwa yang dimaksud dengan “Dzil Qurba” adalah Fathimah az-Zahra (as) dan yang dimaksud dengan “hak-nya” ialah tanah “Fadak”. Rasulullah (SAW) memanggil Fathimah dan kemudian menyerahkan sebuah kertas berisi tulisan tentang hal itu. Surat itu atau kertas itulah yang ia bawa kepada Abu Bakar setelah wafatnya Rasulullah dan Fathimah mengatakan bahwa kertas itu adalah kertas yang sama yang oleh Rasulullah (SAW) diberikan kepadanya untuknya, untuk Hasan dan Husein.” (LIHAT: Ruzatul Safa seperti yang dituliskan dalam Tashdheed-ul- Mathaeen, halaman 102. Kemudian Ma'arij-ul-Nabuwwah, bagian 4, Bab 10, halaman 228. Habib al-Siyar, vol 1, Dzikir Ghazwa-e-Khayber ) Kertas itu juga adalah kertas yang sama seperti yang ditunjukkan kepada Umar dan kemudian Umar menyobeknya. Kita bisa baca itu di dalam referensi terkemuka dari Ahlu Sunnah seperti berikut ini:
  • 23. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 22 "Umar marah kepada Abu Bakar dan berkata, ‘Kalau engkau berikan tanah Fadak itu kembali kepada Fathimah, maka darimana engkau membiayai para tentara dan darimana engkau mendapatkan biaya untuk pertahanan karena pada saat ini seluruh bangsa Arab sedang melawanmu. Ia kemudian mengambil kertas (surat tanah) Fadak itu dari Fathimah (as), dan menyobeknya hingga menjadi serpihan.” Insanul Ayun fi Seerah al Halbeeya, Chapter "The death of the Prophet" Vol. 3, Page 487-8 Jadi apapun bukti yang diajukan; siapapun saksi yang diajukan; apapun fakta yang ditunjukkan, Abu Bakar dan Umar tetap tak mau memenuhi permintaan Bunda Fathimah (as). Bunda Fathimah (as) sangat marah kepada Abu Bakar dan Umar dan ia berhenti berbicara kepada mereka berdua hingga ajal menjemput puteri Nabi itu ……….. bahkan puteri Nabi itu tidak sudi pemakaman dirinya itu dihadiri oleh Abu Bakar dan Umar yang telah menyakiti dirinya. “…….Jadi Abu Bakar menolak untuk menyerahkan apapun darinya kepada Fathimah yang marah sekali kepada Abu Bakar karenanya. Ia (Fathimah) meninggalkannya dan tidak lagi mau berbicara kepadanya hingga akhir hidupnya. Ia hidup sekitar 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah (SAW). Ketika ia meninggal, suaminya—Ali bin Abu Thalib—menguburkannya pada malam hari. Ia tidak memberitahu Abu Bakar tentang wafatnya (Fathimah) dan melaksanakan shalat jenazah oleh dirinya sendiri …….” (LIHAT: Sahih Muslim, Buku 19, Hadits Nomor 4352) Perhatikan juga hadits berikut ini selain hadits-hadits yang sudah kita bahas di atas. Yang pantas untuk kita perhatikan ialah hadits berikut ini: “Diriwayatkan oleh Al-Miswar bin Makhrama: “Rasulullah bersabda, ‘Fathimah itu adalah dariku; dan barangsiapa yang sudah membuatnya marah, maka ia sudah membuatku marah.’” (LIHAT: Sahih Bukhari, Volume 5, Buku 57, Hadits Nomor 61)
  • 24. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 23 Tanpa perlu dijelaskan atau diperdebatkan, misalnya, kepada siapa hadits ini ditujukan atau disampaikan dan dalam situasi apa, hadits ini sudah menjelaskan secara gamblang apa isinya dan maksudnya. Kami—kaum Muslimin dari madzhab Ahlul Bayt (Syi’ah) tentu saja merasa marah sekaligus sedih mengingat kejadian di seputar tanah Fadak ini. Kami marah karena puteri Rasulullah sudah dirampas haknya; dan kami marah sekali kepada para perampas hak puteri Rasulullah itu—yaitu kepada Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Kami akan terus mengingat kejadian ini karena puteri Rasulullah tertindas hingga akhir hayatnya. Shah Abdul Aziz, seorang ulama Sunni di abad ke-18, sepakat bahwa takan hal ini (yaitu tanah Fadak itu memang hadiah bagi Bunda Fathimah (as)). Ia lebih lanjut menuliskan bahwa dosa hukumnya merampas atau menyangkal hak Fathimah atas tanah Fadak ini. (LIHAT: Fatawa Azizi, halaman 165) Siapa yang berdosa dalam perkara tanah Fadak itu, itu bukan urusan kami. Kami tidak peduli siapa yang berdosa. Siapa yang akan masuk surga, kami juga tidak peduli. Karena itu bukan urusan kami. Siapa yang benar dan siapa yang salah, itu juga bukan urusan kami. Tapi kami hanya melihat hadits di atas ……….. kami tahu apa konsekwensi dari hadits di atas. Barangsiapa yang menyakiti Fathimah berarti dia menyakiti Rasulullah dan barangsiapa menyakiti Rasulullah berarti dia sudah menyakiti Allah. Barangsiapa yang membuat Fathimah marah, berarti ia sudah membuat Rasulullah. Dan barangsiapa membuat Rasulullah marah, berarti dia sudah membuat Allah marah. Yang dimarahi Allah, tak mungkin mendapat ridha Allah. Yang tak mendapat ridha Allah, takkan mungkin disatukan dengan Rasulullah di akhirat kelak. Yang berbeda tempat dengan Rasulullah di akhirat kelak ……………. berarti dia masuk neraka.
  • 25. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 24 Berikut ini adalah cuplikan dari surat Imam Ali. Surat ini dikirimkan oleh Imam Ali kepada Utsman bin Hunayf. “Sesungguhnya, di bawah kolong langit ini kami hanya memiliki tanah Fadak sebagai harta milik kami akan tetapi hak kami sudah dirampas dengan keji. Harta itu sedemikian menggiurkannya bagi mereka hingga mereka merampasnya dengan paksa; dan kami hanya duduk terpana dan harus bersabar karenanya. Sesungguhnya, hakim sebaik-baiknya ialah Allah Ta’ala. Apa yang harus aku lakukan dengan tanah Fadak atau dengan kekayaan duniawi lainnya?” (Nahjul Balaghah, Surat ke-45, surat yang dikirimkan Imam Ali (as) kepada Gubernur Basrah) Untuk menutup buku sederhana ini, perkenankanlah kami mengajukan kepada anda khutbah Bunda Fathimah az-Zahra (as) di pengadilan. Kami dapati khutbah ini tertulis dalam kitab yang ditulis oleh saudara kami dari kalangan Ahlu Sunnah: “Ketika Sayyidah Fathimah mengetahui bahwa Abu Bakar memiliki maksud untuk menyita tanah Fadak, ia menutupi kepalanya dengan sebuah kerudung kemudian mengumpulkan para wanita dari sukunya untuk menemui Abu Bakar. Pada waktu itu, kaum Muhajirin dan Ansar sudah dikumpulkan. Sebuah Pardah (tirai) sudah dibuat diantara Fathimah dan para sahabat. Puteri Rasulullah kemudian bersabda dengan nada suara bergetar: “Alhamdulillah, aku bersyukur kepadaNya atas kemampuan yang telah Ia berikan kepadaku. Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah yang tidak ada yang seumpama; yang tidak ada sekutu bagiNya. Ini adalah
  • 26. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 25 sebuah panggilan; ini adalah panggilan atas dasar cinta dan kesucian. Allah itu tidak bisa dilihat mata lahir kita; lidah kita tak mampu untuk memuji ketinggianNya. Ia menciptakan segala sesuatu tanpa meniru dari sesuatu. Aku bersaksi bahwa ayahku—Rasulullah—adalah hamba Allah dan utusanNya. Ia dipilih sebelum ia diutus. Ia diberikan penghargaan tertinggi sebelum ia dilahirkan.” “Wahai hamba-hamba Allah, kalian bertanggung-jawab terhadap “Perintah dan Larangan”-Nya; agama dan wahyu-Nya. Kalian adalah wakil-wakil Allah! Dan kalian juga adalah para pendakwah dari sisi- Nya! Dan pelindung hak-hak Allah berada diantara kalian (ALI). Ia adalah orang yang melindungi orang yang membawa ajaran Allah kepada kalian. Apapun yang akan aku katakan, awal dan akhirnya tetap sama. Aku tidak pernah mengatakan sesuatu yang bertentangan. Apapun yang aku bicarakan senantiasa berupa kebenaran. Aku tidak pernah melakukan kesalahan.” “Ketika Allah memilihnya dari para Nabi, Allah memilihkan baginya tempat yang paling mulia yang sang Nabi Pilihan. Tidak lama setelah segala sesuatunya berakhir (akhir kenabian), bibit perpecahan dan kecemburuan yang tadinya bersembunyi di dalam hati kalian sekarang mulai tampak ke permukaan. Tirai agama yang tadinya menutupi wajah kalian sekarang mulai terbuka menunjukkan apa yang ada di baliknya. Mereka yang telah kehilangan petunjuk, sekarang mulai mulai membuka mulut. Orang-orang yang dulunya tidak dikenal, sekarang mulai unjuk gigi dan mulai membual. Ajakan-ajakan untuk kesesatan mulai bermunculan; dan persekutuan jahat menyebar bagai cendawan. Setan keluar dari lubang persembunyiannya dan memanggil kalian untuk menjadi sekutunya karena ia melihat kalian sedang menunggu panggilannya dan menunggu untuk dibodohinya. Ia mengundang kalian untuk bergabung bersamanya dan menyalakan api kemarahan; tampak sekali itu di setiap wajah kalian sekarang ini. Itulah alasan kalian mengapa kalian menandai unta orang lain hanya untuk membedakannya dengan unta kalian. Itulah alasan kalian mengapa sekarang kalian masuk ke pekarangan orang lain. Kalian ingin mencari sesuatu yang bukan hak milik kalian. Akhirnya kalian merampas hak kepemimpinan dari Rasulullah padahal Rasulullah baru saja meningga. Kepedihan dan kesedihan kami belumlah reda; luka-luka kami belumlah kering darahnya. Ketika jenazah Nabi belum juga
  • 27. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 26 dikuburkan, kalian malah merebut kekuasaan sambil berkata, “Ma’af, ini sebuah kecelakaan.” “Apakah ada kecelakaan yang jauh lebih besar daripada kecelakaan yang telah terjadi pada diri kalian? Sungguh neraka telah menghanyutkan diri kalian semua. Perbuatan kalian ini sungguh di luar perkiraan. Apa yang sedang kalian lakukan? Kemana kalian akan pergi? Kitabullah ada di tengah-tengah kalian dan petunjuk yang ada di dalamnya begitu jelas dan terang benderang. Larangannya sangat jelas dan mengikat; petunjuk dan ajarannya juga digambarkan dengan jernih dan rinci. Tapi kalian meletakkan Kitabullah itu di belakang kalian. Apakah kalian sudah berpaling darinya? Atau sekarang memang kalian memiliki tujuan hidup yang lain? Kalian seharusnya menyesal karena nanti para tiran yang dzalim memberlakukan aturan yang buruk bagi kalian; dan mereka mencampakkan aturan Al-Qur’an yang sudah diturunkan untuk kalian. Kalian tiba-tiba menyalakan api keburukan dan setelah itu kalian kipasi agar apinya lebih menyala lagi.” “Kalian telah bersepakat dengan setan yang akan menjerumuskan kalian. Kalian mulai meredupkan dan mematikan cahaya agama Allah dan mengaburkan serta menghancurkan Sunnah Rasulullah (SAW). Kalian mengucilkan keluarga dan keturunan Nabi kalian. Kami sendiri lebih memilih untuk bersabar, tapi kesabaran dengan pedang terhunus di leher kami, dan tombak-tombak tajam menunggu untuk menusuk dada-dada kami.” “Betapa buruknya akhlak kalian dengan mengatakan bahwa Allah Ta’ala tidak pernah memberikan kami hak untuk mewarisi, dan oleh karenanya kami takkan mendapatkan warisan apapun dari Nabi. Apakah kalian mengikuti ajaran orang-orang yang buta huruf? Bagi kaum beriman, tidak ada keputusan yang jauh lebih baik daripada keputusan yang telah ditetapkan oleh Allah.” “Apakah kalian tidak tahu tentang hal ini? Benar sekali! Kalian memang sebenarnya tahu tentang hal ini. Kenyataan itu sama terangnya dengan cahaya matahari di siang hari pada musim panas. Kalian tahu bahwa aku ini puteri Nabi kalian.” “Wahai saudaraku kaum Muslimin! Apakah warisanku ini akan kalian rampas dengan kekerasan? Wahai putera Qahafah (Abu Bakar), jawablah pertanyaanku ini. Apakah Al-Qur’an telah mengatakan bahwa engkau boleh mewarisi harta ayahmu
  • 28. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 27 sedangkan aku tidak boleh mewarisi harta ayahku? Apakah engkau sudah berani mengubah Kitabullah? Apakah Kitabullah sudah engkau sembunyikan di belakang punggungmu? Sementara itu Al-Qur’an berkata: Sulaiman mewarisi harta ayahnya; Daud mewarisi harta ayahnya. Kemudian Yahya bin Zakariyya: ia berkata, “Ya, Allah! Berkahilah aku dengan seorang putera, yang akan menjadi pewarisku dan menjadi keturunan Yakub.” Apakah engkau sendiri yang sudah mengada-ada bahwa aku tidak akan mendapatkan warisan dari orang-tuaku? Apakah Allah menurunkan wahyu padamu? Apakah Allah menurunkan ayat khusus untukmu sehingga engkau bisa menyingkirkan ayahku? Apakah engkau hendak berkata bahwa dua orang yang memiliki agama yang sama tidak boleh saling mewarisi? Bukankah agama ayahku dan agamaku sama. Apakah engkau memperlakukan seorang yang awam Al-Qur’an lebih baik daripada ayahku atau sepupunya? Kalau itu yang engkau mau, maka ambilah hartaku itu sesukamu; ambilah seperti engkau mengambil seekor unta yang berpelana untuk engkau gunakan. Tunggangilah unta itu! AKAN TETAPI camkanlah! Camkanlah bahwa aku akan menemuimu pada hari kebangkitan dan aku akan menuntutmu. Hari itu adalah hari yang sangat dasyhat sekali dimana Allah akan menghiasi kursi keadilan dan Muhammad al-Mustafa akan menjadi penuntut atas dirimu.” (LIHAT: Sharh ibn al Hadeed, Volume 4, halaman 108, diterbitkan di Beirut, Lebanon) Tanah Fadak itu adalah topik pembicaraan yang paling membuat panas telinga kaum Muslim Sunni. Itu disebabkan karena mereka sangat menjunjung tinggi dan memuja-muja sosok Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Sementara itu, fakta-fakta sejarah yang ada di sekitar permasalahan tanah Fadak ini bisa menempatkan sosok Abu Bakar ini sebagai sosok orang Fasik dan Pendusta. Di sisi lain, kalau kaum Muslim Sunni itu tetap mempertahankan kesalehan Abu Bakar, maka itu artinya mereka akan menempatkan sosok Fathimah sebagai sosok wanita materialistik dan juga pendusta. Kaum Muslim Sunni akan kebingungan dalam menilai permasalahan ini.
  • 29. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 28 Akan tetapi kalau akal sehat itu dijadikan alat untuk menimbang-nimbang suatu fakta sejarah, maka kita akan memiliki keputusan sebagai berikut: Kalau ada dua orang bertikai, maka itu ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama ialah salah satu diantara mereka pasti salah. Kemungkinan kedua ialah dua-duanya salah. Tidak mungkin kita menyebutkan dua-duanya benar. Akan tetapi kalau kita menyebutkan salah satu itu benar berarti kita menempatkan pihak yang salah sebagai pihak yang rendah dan derajatnya mendadak jatuh dalam kehinaan. Untuk menimbang siapa yang benar dan siapa yang salah diperlukan banyak aspek. Fakta sejarah yang demikian melimpah bisa memudahkan kita dalam menarik kesimpulan. Sementara akal sehat, keluasan hati dan kejujuran ….. semua itu bisa menjadi alat untuk mengenali kebenaran. Kenalilah kebenaran dengan membebaskan pikiran kita dari fanatisme buta. Bukalah pintu hikmah dengan hati yang jujur dan keinginan yang tulus. 1. Dalam kitab Abwab al-Khumus: ْ‫ت‬َ‫ر‬َ‫ج‬َ‫ه‬َ‫ف‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ِ ‫ه‬‫َّللا‬ ‫رسول‬ ُ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ب‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ ِ‫اط‬َ‫ف‬ ْ‫ت‬َ‫ب‬ ِ‫ض‬َ‫غ‬َ‫ف‬ ْ‫ت‬َ‫ي‬ِّ‫ف‬ ُ‫و‬ُ‫ت‬ ‫حتى‬ ُ‫ه‬َ‫ت‬َ‫ر‬ِ‫ج‬‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬ ْ‫ل‬َ‫ز‬َ‫ت‬ ‫فلم‬ ٍ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ب‬َ‫.أ‬ ‫عبدَّللا‬ ‫أبو‬ ‫إسماعيل‬ ‫بن‬ ‫محمد‬ ،‫الجعفي‬ ‫البخاري‬ ‫(متوفاي‬652‫ج‬ ،‫البخاري‬ ‫صحيح‬ ،)‫هـ‬3،‫ص‬2262، ‫ح‬6262،،‫البغا‬ ‫ديب‬ ‫مصطفى‬ .‫د‬ ‫تحقيق‬ ، ِ‫ُس‬‫م‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫ف‬ ‫باب‬ ‫اليمامة‬ ،‫كثير‬ ‫ابن‬ ‫دار‬ :‫ناشر‬–،‫الثالثة‬ :‫الطبعة‬ ،‫بيروت‬ 2041 – 1987.
  • 30. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 29 Maka telah marah Fathimah puteri Rasulullah (saw) dan meninggalkan Abu Bakar, marahnya berlanjutan sehingga beliau wafat. 2. Dalam kitab al-Maghazi, bab Ghurwah Khabir, Hadis 3998: ‫حتى‬ ُ‫ه‬ْ‫م‬ِّ‫ل‬َ‫ك‬ُ‫ت‬ ‫فلم‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ر‬َ‫ج‬َ‫ه‬َ‫ف‬ ‫ذلك‬ ‫في‬ ٍ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ب‬ ‫أبي‬ ‫على‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ ِ‫اط‬َ‫ف‬ ْ‫ت‬َ‫د‬َ‫ج‬ َ‫و‬َ‫ف‬ ْ‫ت‬َ‫ي‬ِّ‫ف‬ ُ‫و‬ُ‫ت‬ ‫عبدَّللا‬ ‫أبو‬ ‫إسماعيل‬ ‫بن‬ ‫محمد‬ ،‫الجعفي‬ ‫البخاري‬ ‫(متوفاي‬652‫ج‬ ،‫البخاري‬ ‫صحيح‬ ،)‫هـ‬0‫ص‬ ،2502، ‫ح‬3223‫د‬ ‫تحقيق‬ ،‫خيبر‬ ‫غزوة‬ ‫باب‬ ،‫المغازي‬ ‫كتاب‬ ،. ‫اليمامة‬ ،‫كثير‬ ‫ابن‬ ‫دار‬ :‫ناشر‬ ،‫البغا‬ ‫ديب‬ ‫مصطفى‬–،‫بيروت‬ ،‫الثالثة‬ :‫الطبعة‬2041 – 1987. Fathimah marah pada Abu Bakar dan beliau tidak berbicara lagi dengannya sehingga wafat – Sahih Bukhari, jilid 4 halaman 1549, hadis ke 3998. 3. Dalam kitab al-Faraidh hadis 6346: ْ‫ت‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬ ‫حتى‬ ُ‫ه‬ْ‫م‬ِّ‫ل‬َ‫ك‬ُ‫ت‬ ‫فلم‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ ِ‫اط‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ر‬َ‫ج‬َ‫ه‬َ‫ف‬. ‫عبدَّللا‬ ‫أبو‬ ‫إسماعيل‬ ‫بن‬ ‫محمد‬ ،‫الجعفي‬ ‫البخاري‬ ‫(متوفاي‬652‫ج‬ ،‫البخاري‬ ‫صحيح‬ ،)‫هـ‬2‫ص‬ ،6010، ‫ح‬2302‫ما‬ ُ‫ث‬َ‫ور‬ُ‫ن‬ ‫ال‬ )‫(ص‬ ‫النبي‬ ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ ‫اب‬َ‫ب‬ ،‫الفرائض‬ ‫كتاب‬ ، ‫دا‬ :‫ناشر‬ ،‫البغا‬ ‫ديب‬ ‫مصطفى‬ .‫د‬ ‫تحقيق‬ ،ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬‫ابن‬ ‫ر‬ ‫اليمامة‬ ،‫كثير‬–،‫الثالثة‬ :‫الطبعة‬ ،‫بيروت‬2041–2231 .
  • 31. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 30 Maka Fathimah meninggalkannya (Abu Bakar) dan tidak lagi berbicara dengannya sehingga meninggal dunia – Sahih Bukhari, jilid 6 halaman 2474, hadis ke 6346. 4. Dalam riwayat ibnu Quthaibah, Fathimah tidak mengizinkan mereka masuk sewaktu Abu Bakar dan Umar datang untuk berziarah. Mereka terpaksa memohon Imam Ali (as) menjadi perantara namun gagal. Bahkan Fathimah memberikan maklum balas seperti berikut: ‫يقول‬ ‫َّللا‬ ‫رسول‬ ‫تسمعا‬ ‫ألم‬ ‫َّللا‬ ‫نشدتكما‬«‫فاطمة‬ ‫رضا‬‫من‬ ‫فقد‬ ‫ابنتي‬ ‫فاطمة‬ ‫أحب‬ ‫فمن‬ ‫سخطي‬ ‫من‬ ‫فاطمة‬ ‫وسخط‬ ‫رضاي‬ ‫فاطمة‬ ‫أسخط‬ ‫ومن‬ ‫أرضاني‬ ‫فقد‬ ‫فاطمة‬ ‫رضى‬ ‫أ‬ ‫ومن‬ ‫أحبني‬ ‫أسخطني‬ ‫فقد‬ Kami bersumpah demi Allah atas anda berdua, apakah kalian tidak dengar apa yang Rasulullah katakan: Ridha Fathimah adalah ridhanya aku, marahnya Fathimah adalah marahnya aku, maka barangsiapa yang menyebabkan keridhaan anakku Fathimah maka ia pun membuatkan aku ridha, barangsiapa yang menyebabkan kemarahan Fathimah maka ia membuatkan aku marah. ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ‫َّللا‬ ‫رسول‬ ‫من‬ ‫سمعناه‬ ‫.نعم‬ Kedua mereka menjawab: Iya kami telah dengari ia daripada Rasulullah (saw). Setelah itu Fathimah berkata: ‫أرضيتماني‬ ‫وما‬ ‫أسخطتماني‬ ‫أنكما‬ ‫ومالئكته‬ ‫َّللا‬ ‫أشهد‬ ‫فإني‬ ‫إليه‬ ‫ألشكونكما‬ ‫النبي‬ ‫لقيت‬ ‫ولئن‬. Maka sesungguhnya saya bersaksi demi Allah dan malaikatnya, sesungguhnya kalian berdua menyebabkan saya marah dan membuatkan saya tidak ridha, saya akan mengadu tentang kalian berdua ketika pertemuan saya dengan nabi.
  • 32. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 31 Tidak cukup dengan ini Fathimah menambah lagi: ‫أصليها‬ ‫صالة‬ ‫كل‬ ‫في‬ ‫عليك‬ ‫َّللا‬ ‫ألدعون‬ ‫.وَّللا‬ ‫َّللا‬ ‫عبد‬ ‫محمد‬ ‫أبو‬ ،‫الدينوري‬‫قتيبة‬ ‫ابن‬ ‫مسلم‬ ‫بن‬ ‫(متوفاي‬612‫ج‬ ،‫والسياسة‬ ‫اإلمامة‬ ،)‫هـ‬2،‫ص‬21‫باب‬ ، ‫خليل‬ :‫تحقيق‬ ،‫عنه‬ ‫َّللا‬ ‫رضي‬ ‫علي‬ ‫بيعة‬ ‫كانت‬ ‫كيف‬ ‫العلمية‬ ‫الكتب‬ ‫دار‬ :‫ناشر‬ ،‫المنصور‬–‫بيروت‬–2023‫هـ‬– 2221‫م‬ . Demi Allah, akan saya mengutuk anda setiap kali selesai shalat. – Al- Imamah wa siyasah, jilid 1 halaman 17. 5. Ibu Qutaibah al-Dainuri menulis dalam Takwil Mukhtalif al-Hadis: Fathimah (ra) telah meminta harta pusaka ayahnya daripada Abu Bakar. Apabila ia tidak memberikan pusaka kepadanya, Fathimah bersumpah tidak akan berbicara lagi dengannya buat selama-lamanya, dan mewasiatkan agar ia dikebumikan di waktu malam supaya tidak dihadiri Abu Bakar. Maka beliau dikebumikan di waktu malam. ‫عنه‬ ‫َّللا‬ ‫رضي‬ ‫بكر‬ ‫أبا‬ ‫عنها‬ ‫َّللا‬ ‫رضي‬ ‫فاطمة‬ ‫طالبت‬ ‫وقد‬ ‫يعطها‬ ‫لم‬ ‫فلما‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ‫َّللا‬ ‫رسول‬ ‫أبيها‬ ‫بميراث‬ ‫يحضرها‬ ‫لئال‬ ‫ليال‬ ‫تدفن‬ ‫أن‬ ‫وأوصت‬ ‫أبدا‬ ‫تكلمه‬ ‫ال‬ ‫حلفت‬ ‫إياه‬ ‫ليال‬ ‫فدفنت‬ ‫قتيبة‬ ‫ابن‬ ‫مسلم‬ ‫بن‬ ‫َّللا‬ ‫عبد‬ ‫محمد‬ ‫أبو‬ ،‫الدينوري‬ ‫(متوفاي‬612‫ج‬ ،‫الحديث‬ ‫مختلف‬ ‫تأويل‬ ،)‫هـ‬2،‫ص‬344، ،‫بيروت‬ ،‫الجيل‬ ‫دار‬ :‫ناشر‬ ،‫النجار‬ ‫زهري‬ ‫محمد‬ :‫تحقيق‬ 2323،2216 .
  • 33. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 32 Takwil Mukhtalaf al-Hadis, jilid 1 halaman 300 6. Abdul Razak Shan’ani menulis: ‫أن‬ ‫أخبره‬ ‫محمد‬ ‫بن‬ ‫حسن‬ ‫أن‬ ‫دينار‬ ‫بن‬ ‫وعمرو‬ ‫جريج‬ ‫بن‬ ‫عن‬ ‫به‬ ‫فر‬ ‫قال‬ ‫بالليل‬ ‫دفنت‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ ‫بنت‬ ‫فاطمة‬‫ا‬ ‫شيء‬ ‫بينهما‬ ‫كان‬ ‫عليها‬ ‫يصلي‬ ‫أن‬ ‫بكر‬ ‫أبي‬ ‫من‬ ‫علي‬ Daripada Hasan bin Muhammad berkata: bahawa Fathimah binti Nabi (saw) telah dikebumikan di waktu malam supaya Abu Bakar tidak menshalatinya. Di antara mereka berdua ada sesuatu. Dia menambahkan: ‫عن‬ ‫عيينة‬ ‫بن‬ ‫عن‬‫مثله‬ ‫محمد‬ ‫بن‬ ‫حسن‬ ‫عن‬ ‫دينار‬ ‫بن‬ ‫عمرو‬ ‫بذلك‬ ‫اوصته‬ ‫قال‬ ‫أنه‬ ‫.اال‬ ‫(متوفاي‬ ‫همام‬ ‫بن‬ ‫الرزاق‬ ‫عبد‬ ‫بكر‬ ‫أبو‬ ،‫الصنعاني‬622،)‫هـ‬ ‫ج‬ ،‫المصنف‬3،‫ص‬ 521 ‫ح‬ ،2550‫ح‬ ‫و‬2555‫تحقيق‬ ، ‫اإلسالمي‬ ‫المكتب‬ :‫ناشر‬ ،‫األعظمي‬ ‫الرحمن‬ ‫حبيب‬ – ،‫الثانية‬ :‫الطبعة‬ ،‫بيروت‬2043‫هـ‬ . Daripada Hasan bin Muhammad meriwayatkan seperti ini dengan mengatakan beliau (Fathimah) mewasiatkan seperti itu (dimakamkan di waktu malam). – Al-Mushannaf al-Maktabah al-Islamiyah – Beirut, jilid 3 halaman 521, hadis 6554 dan 6555, cetakan kedua 1403 H. 7. Muhammad bin Ismail Bukhari menulis: ْ‫ت‬َ‫ي‬ِّ‫ف‬ ُ‫و‬ُ‫ت‬ ‫فلما‬ ٍ‫ُر‬‫ه‬ْ‫ش‬َ‫أ‬ َ‫ة‬‫ه‬‫ت‬ِ‫س‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ت‬َ‫ش‬‫ا‬َ‫ع‬ َ‫و‬
  • 34. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 33 ‫عليها‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ َ‫و‬ ٍ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ب‬َ‫أ‬ ‫بها‬ ْ‫ن‬ِ‫ذ‬ ْ‫ُؤ‬‫ي‬ ‫ولم‬ ‫ا‬‫ْال‬‫ي‬َ‫ل‬ ٌّ‫ِي‬‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ج‬ ْ‫و‬َ‫ز‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ن‬َ‫ف‬َ‫.د‬ ‫عبدَّللا‬ ‫أبو‬ ‫إسماعيل‬ ‫بن‬ ‫محمد‬ ،‫الجعفي‬ ‫البخاري‬ ‫(متوفاي‬652‫ج‬ ،‫البخاري‬ ‫صحيح‬ ،)‫هـ‬0‫ص‬ ،2502، ‫ح‬3223‫كتاب‬ ،.‫د‬ ‫تحقيق‬ ،‫خيبر‬ ‫غزوة‬ ‫باب‬ ،‫المغازي‬ ‫اليمامة‬ ،‫كثير‬ ‫ابن‬ ‫دار‬ :‫ناشر‬ ،‫البغا‬ ‫ديب‬ ‫مصطفى‬–،‫بيروت‬ ،‫الثالثة‬ :‫الطبعة‬2041 – 1987. Dan beliau (Fathimah) hidup setelah wafatnya Rasulullah selama enam bulan, maka setelah (Fathimah) wafat, beliau dikebumikan di waktu malam oleh suaminya Ali bin Abi Talib dan tidak sekali-kali diizinkan Abu Bakar menyolati jenazahnya. 8. Muhammad bin Ismail Abu Abdillah, Sahih Bukhari jilid 4 halaman 1549. Ibnu Qutaibah dalam takwil yang berbeda menulis: ‫عنه‬ ‫َّللا‬ ‫رضي‬ ‫بكر‬ ‫أبا‬ ‫عنها‬ ‫َّللا‬ ‫رضي‬ ‫فاطمة‬ ‫طالبت‬ ‫وقد‬ ‫يعطها‬ ‫لم‬ ‫فلما‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ‫َّللا‬ ‫رسول‬ ‫أبيها‬ ‫بميراث‬ ‫يحضرها‬ ‫لئال‬ ‫ليال‬ ‫تدفن‬ ‫أن‬ ‫وأوصت‬ ‫أبدا‬ ‫تكلمه‬ ‫ال‬ ‫حلفت‬ ‫إياه‬ ‫ليال‬ ‫.فدفنت‬ ‫قتيبة‬ ‫ابن‬ ‫مسلم‬ ‫بن‬ ‫َّللا‬ ‫عبد‬ ‫محمد‬ ‫أبو‬ ،‫الدينوري‬ ‫(متوفاي‬612‫ج‬ ،‫الحديث‬ ‫مختلف‬ ‫تأويل‬ ،)‫هـ‬2‫ص‬ ،344، ،‫بيروت‬ ،‫الجيل‬ ‫دار‬ :‫ناشر‬ ،‫النجار‬ ‫زهري‬ ‫محمد‬ :‫تحقيق‬ 1393 ،‫هـ‬2216‫م‬ . Dan sesungguhnya Fathimah menuntut harta pusaka ayahnya daripada Abu Bakar, maka Abu Bakar tidak memberi kepadanya. Fathimah bersumpah tidak lagi mahu berbicara dengan Abu Bakar
  • 35. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 34 selama-lamanya sehinggalah dia (Abu Bakar) tidak terhadir saat pengkebumiannya. 9. Abdul Razak Sana’i menulis: ‫أن‬ ‫أخبره‬ ‫محمد‬ ‫بن‬ ‫حسن‬ ‫أن‬ ‫دينار‬ ‫بن‬ ‫وعمرو‬ ‫جريج‬ ‫بن‬ ‫عن‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫فره‬ ‫قال‬ ‫بالليل‬ ‫دفنت‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫َّللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ ‫بنت‬ ‫فاطمة‬ ‫بينهم‬ ‫كان‬ ‫عليها‬ ‫يصلي‬ ‫أن‬ ‫بكر‬ ‫أبي‬ ‫من‬ ‫علي‬‫شيء‬ ‫ا‬ . Daripada Jarih dan ‘Umru bin Dinar, sesungguhnya Hasan bin Muhammad memberitahu bahawasanya Ali mengebumikan Fathimah binti Nabi (saw) di waktu malam sehingga Abu Bakar tidak menyolatinya kerana antara kedua mereka ada peristiwa yang telah terjadi. Beliau menambahkan lagi: ‫بن‬ ‫حسن‬ ‫عن‬ ‫دينار‬ ‫بن‬ ‫عمرو‬ ‫عن‬ ‫عيينة‬ ‫بن‬ ‫عن‬ ‫الرزاق‬ ‫عبد‬ ‫بذلك‬ ‫اوصته‬ ‫قال‬ ‫أنه‬ ‫اال‬ ‫مثله‬ ‫محمد‬ Hasan bin Muhammad menukilkan riwayat seperti ini juga; sesungguhnya dia (Fathimah) telah mewasiatkan demikian itu. ‫ب‬ ‫الرزاق‬ ‫عبد‬ ‫بكر‬ ‫أبو‬ ،‫الصنعاني‬‫(متوفاي‬ ‫همام‬ ‫ن‬622،)‫هـ‬ ‫ج‬ ،‫المصنف‬3‫ص‬ ، 521 ‫شماره‬ ‫حديث‬ ،2550‫حديث‬ ‫و‬ :‫شماره‬2555:‫ناشر‬ ،‫األعظمي‬ ‫الرحمن‬ ‫حبيب‬ ‫تحقيق‬ ، ‫اإلسالمي‬ ‫المكتب‬–،‫الثانية‬ :‫الطبعة‬ ،‫بيروت‬2043‫هـ‬ . Al-San’ani, Abu Bakar Abdul Razak, al-Musannaf, jilid 3 halaman 521 hadis no. 6555.
  • 36. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 35 10.Dan Ibnu Bathal dalam Syarah Sahih Bukhari menulis ‫بالليل‬ ‫الدفن‬ ‫العلماء‬ ‫أكثر‬ ‫أجاز‬…‫طالب‬ ‫أبى‬ ‫بن‬ ُّ‫على‬ ‫ودفن‬ ‫كان‬ ،‫عليها‬ ‫يصلى‬ ‫أن‬ ‫بكر‬ ‫أبى‬ ‫من‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ره‬َ‫ف‬ ،‫ا‬‫ال‬‫لي‬ ‫فاطمة‬ ‫زوجته‬ ‫شىء‬ ‫.بينهما‬ ‫داده‬ ‫اجازه‬ ‫شب‬ ‫در‬ ‫را‬ ‫جنازه‬ ‫دفن‬ ‫علما‬ ‫اكثر‬‫بن‬ ‫علي‬ .‫اند‬ ‫ك‬ ‫دفن‬ ‫شبانه‬ ‫را‬ ‫فاطمه‬ ‫همسرش‬ ،‫ابوطالب‬‫او‬ ‫به‬ ‫ابوبكر‬ ‫تا‬ ‫رد‬ ‫بود‬ ‫افتاده‬ ‫اتفاقاتى‬ ‫دو‬ ‫آن‬ ‫بين‬ ‫چون‬ ‫نخواند؛‬ ‫.نماز‬ Kebanyakan ulama membenarkan pengebumian jenazah di waktu malam… dan Ali bin Abi Talib mengebumikan isterinya di waktu malam sehingga Abu Bakar tidak menyolatinya kerana antara kedua mereka ada peristiwa yang telah berlaku. ‫عبد‬ ‫بن‬ ‫خلف‬ ‫بن‬ ‫علي‬ ‫الحسن‬ ‫أبو‬ ،‫القرطبي‬ ‫البكري‬ ‫بطال‬ ‫إبن‬ ‫(الملك‬ ‫متوفاي‬002‫ج‬ ،‫البخاري‬ ‫صحيح‬ ‫شرح‬ ،)‫هـ‬3‫ص‬ ، 365‫الرشد‬ ‫مكتبة‬ :‫ناشر‬ ،‫إبراهيم‬ ‫بن‬ ‫ياسر‬ ‫تميم‬ ‫أبو‬ :‫تحقيق‬ ، –،‫الثانية‬ :‫الطبعة‬ ،‫الرياض‬ / ‫السعودية‬2063‫هـ‬ – 2003‫م‬ Ibnu Bathal, Syarah Sahih Bukhari, jilid 3 halaman 325. 11.Ibnu Abil Hadid ketika mengutip dari Jahiz (wafat dalam tahun 255 Hijrah) menulis: ‫فاطمة‬ ‫من‬ ‫ذلك‬ ‫بلغ‬ ‫وقد‬ ،‫الموجدة‬ ‫واشتدت‬ ،‫الشكية‬ ‫وظهرت‬ ‫أبوبكر‬ ‫عليها‬ ‫يصلي‬ ‫ال‬ ‫أن‬ ‫أوصت‬ ‫أنها‬ ) ‫السالم‬ ‫عليها‬ (. Fathimah mengadu dan berdukacita sehingga beliau mewasiatkan supaya Abu Bakar tidak menyolatinya. ‫رسيد‬ ‫حدى‬ ‫به‬ )‫غاصبين‬ ‫دست‬ ‫(از‬ ‫فاطمه‬ ‫ناراحتى‬ ‫و‬ ‫شكايت‬ ‫نخواند‬ ‫نماز‬ ‫وى‬ ‫بر‬ ‫ابوبكر‬ ‫كرد‬ ‫وصيت‬ ‫.كه‬
  • 37. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 36 ‫هبة‬ ‫بن‬ ‫الدين‬ ‫عز‬ ‫حامد‬ ‫أبو‬ ،‫المعتزلي‬ ‫المدائني‬ ‫الحديد‬ ‫أبي‬ ‫إبن‬ ‫(متوفاي‬ ‫محمد‬ ‫بن‬ ‫محمد‬ ‫بن‬ ‫َّللا‬255،)‫هـ‬،‫البالغة‬ ‫نهج‬ ‫شرح‬ ‫ج‬22‫ص‬ ،251:‫ناشر‬ ،‫النمري‬ ‫الكريم‬ ‫عبد‬ ‫محمد‬ ‫تحقيق‬ ، ‫العلمية‬ ‫الكتب‬ ‫دار‬–،‫األولى‬ :‫الطبعة‬ ،‫لبنان‬ / ‫بيروت‬ 1418 ‫هـ‬–2223‫م‬ . 12.Ibnu Abil Hadid al-Muktazili, Syarh Nahjul Balaghah, jilid 16, halaman 157. Dan di tempat lain beliau menulis: ‫إخفاء‬ ‫وأما‬‫ما‬ ‫وكل‬ ،‫الصالة‬ ‫وعدم‬ ،‫الموت‬ ‫وكتمان‬ ،‫القبر‬ ‫ألن‬ ،‫عندي‬ ‫ويقوي‬ ‫يظهر‬ ‫الذي‬ ‫فهو‬ ،‫فيه‬ ‫المرتضى‬ ‫ذكره‬ ‫في‬ ‫القول‬ ‫وكذلك‬ ،‫غيرها‬ ‫من‬ ‫وأصح‬ ‫أكثر‬ ‫به‬ ‫الروايات‬ ‫وغضبها‬ ‫.موجدتها‬ ‫ج‬ ،‫البالغة‬ ‫نهج‬ ‫شرح‬22‫ص‬ ،214 . Disembunyikan kematian dan tempat pengkebumian Fathimah, dan Abu Bakar serta Umar tidak dapat menyolatinya , semua yang dikatakan oleh Murtadha dapat saya terima kerana riwayat-riwayat yang berkaitan dengannya sangat sahih. Demikian juga sahihnya kisah kemarahan Fathimah. Syarh Nahjul Balaghah, jilid 16 halaman 170 YANG MEMBUAT MARAH FATHIMAH IA MEMBUAT MARAH RASULULLAH YANG MEMBUAT MARAH RASULULLAH IA MEMBUAT MARAH ALLAH YANG MEMBUAT MARAH ALLAH TAK MUNGKIN MENDAPAT MAGHFIRAH
  • 38. TANAH FADAK DAN KESERAKAHAN POLITIK 2015 SDOL/www.islamitucinta.blogspot.com 37 © 2003 SDOL.Made and Mantained by Syed Ammar Shah Site menu: The Shia Doctrine SDOL Forum Downloads Other Documents About SDOL Home Page Related Articles - Who are The Ahlulbayt - Love for the AhlulBayt is sign of faith - At-tahera; The verse of Purity Read More Here