2. SEJARAH PENDIRIAN ITDC
PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PT.PPB)/ BALI TOURISM
DEVELOPMENT CORPORATION (BTDC) ADALAH SEBUAH
PERUSAHAN NEGARA YANG DIDIRIKAN PADA TAHUN 1973
PENDIRIAN PT.PPB BERDASARKAN PP NO. 27 TAHUN 1972.
TUJUAN MEMBANTU PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN
NASIONAL, KHUSUSNYA DALAM BIDANG PEREKONOMIAN
MELALUI USAHA KAWASAN PARIWISATA
LATAR BELAKANG PEMILIHAN KAWASAN PARIWISATA NUSA DUA
ADALAH STUDI KELAYAKAN YANG DISUSUN OLEH SCETO TAHUN
1970
TANGGAL 16 MEI 2014, PT.PPB BERGANTI NAMA MENJADI PT.
PENGEMBANGAN PARIWISATA INDONESIA (PT.PPI) /INDONESIA
TOURISM DEVELOPMENT CORPORATION)
4. MISI PERUSAHAAN
Melakukan kegiatan pengelolaan kawasan
pariwasata ramah lingkungan secara profesional dan
berkualitas.
Membangun kawasan pariwisata terpadu diwilayah-
wilayah indonesia yang memiliki potensi pariwisata
berdasarkan analisa kelayakan bisnis yang prospektif.
Memberikan manfaat yang optimal kepada stke
holders sesuai prinsip bisnis yang sehat.
5. 1
Nilai Saham
(Rp Juta)
%
Struktur Permodalan
Modal Dasar 1,000,000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 707,660 100
Modal donasi 148 100
Total 707,808 100
Pemerintah
Republik Indonesia
Kepemilikan100%
ITDC Tourism
Development Corpotarion
Permodalan
6. PENGALAMAN :
Kawasan Pariwisata Nusa Dua seluas 320 ha
Kawasan Pariwisata Tasik Ria di Menado (PT. Manado Minahasa
TDC) seluas + 110 Ha.
Kawasan Pariwisata Marau di Biak, Irian Jaya, seluas + 300 Ha
Kawasan Garuda Wisnu Kencana di Bali
Memberikan jasa konsultasi dalam usaha kawasan pariwisata
Tanjung Lesung di Jawa Barat
JVCo PT. Peninsula Bali Resort, pengembangan “Courtyard by
Marriott” bintang 4 dengan kapasitas 250 kamar.
JVCo PT. Bali Griya Santhi, pengembangan Mercure Nusa Dua
bintang 3 dengan kapasitas 200 kamar.
JVCo PT. Bagus Agro Plaga, Pengembangan wisata Agro
Pengembangan Kawasan Wisata Mandalika Lombok (KPML) seluas
1175 Ha, di Kuta Kab. Lombok Tengah.
6
7. PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)
Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC)
Perintis Pengembang Kawasan Pariwisata
8. 1. RTRW PROVINSI
2. RTRW KABUPATEN
3. KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA
NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN
4. RDTR
5. PERDA KHUSUS KAWASAN
6. PERDA DAERAH PENYANGGA KAWASAN
7. MASTER PLAN
8. DETAIL MASTER PLAN
9. DESIGN CRITERIA/BUILDING CODE
DASAR PENGEMBANGAN
RENCANA STRATEGIS PARIWISATA
9. PERSYARATAN LOKASI
PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA
Jangkauan dari airport
Jangkauan dari pelabuhan
Kemudahan akses jalan darat
Lahan tidak produktif
Sebaran penduduk jarang
Memiliki karakteristik site yang spesifik
Dukungan dan karakteristik masyarakat
10. DUKUNGAN INFRASTRUKTUR
Akses jalan yang memadai dan lancar
Dukungan sumber daya air bersih
Dukungan sumber daya energi listrik yang
stabil dan terjamin
Ketersediaan jaringan telekomunikasi
Manajemen pengelolaan sampah
Ketersediaan material bangunan
11. DUKUNGAN PEMERINTAH
Perda dan Kebijakan Strategis (Pembangunan &
Lingkungan)
Penyiapan airport, pelabuhan dan terminal
Penyiapan infrastruktur jalan dan sistem jaringan
transportasi yang interkoneksi
Penyiapan air bersih, listrik dan telekomunikasi.
Penerbangan langsung dari negara-negara
sumber wisatawan dan interkoneksi penerbangan
lokal.
Fasilitas kesehatan
Promosi secara berkesinambungan
12. TAHAPAN PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA
Penyiapan payung hukum
Penyusunan study-study potensi daerah
Pembentukan lembaga pemrakarsa & pengelola
Pembebasan tanah/lahan
Penetapan status tanah (HPL/HGB/SHM)
Master plan & detail
Amdal dan pemantauan RKL &RPL
Penyiapan infrastruktur dasar
Penjualan lot-lot
13. DUKUNGAN MASYARAKAT
PENGUATAN LEMBAGA SOSIAL MASYARAKAT
MASYARAKAT SADAR WISATA
PENGEMBANGAN SAPTA PESONA
KEAMANAN, KETERTIBAN, KEBERSIHAN,
KERAMAHTAMAHAN, KENANGAN,
KEBERSIHAN, SEJUK
PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF
PENERTIBAN PENDUDUK PENDATANG
14. KESIAPAN SDM
PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN KHUSUS
PARIWISATA
PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN KHUSUS
TEKNIK BANGUNAN, MESIN, ELEKTRO DAN IT
PELATIHAN-PELATIHAN TENTANG PARIWISATA
PEMBENTUKAN LEMBAGA-LEMBAGA MASYARAKAT
SEPERTI KOPERASI NELAYAN, PAGUYUBAN TUKANG PIJAT
& SPA.
SOSIALISASI
PROGRAM MAGANG
STUDI BANDING
15. KESIAPAN LEMBAGA
Pembentukan Lebaga Promosi bersama oleh
pemerintah Provinsi (contoh Bali Tourism
Board)
Pembentukan lembaga perijinan terpadu
Penguatan dan sinergi promosi Dinas
Pariwisata Prov dan Kabupaten.
Penguatan organisasi Pariwisata seperti PHRI,
ASITA, Hotel & Villa Association, HPI, GIPI,
Gahawisri.
17. Peluang meningkatkan ekonomi Indonesia melalui
pembangunan sektor pariwisata :
•Wilayah darat dan laut Indonesia 5.193.250 km2 atau
daratannya saja seluas 1.990.250 km2 pada tahun 2012 telah
menghasilkan pendapatan devisa sebesar US$ 9.07 milyar
dengan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara sebanyak
8,04 juta orang.
•Percepatan pembangunan ekonomi melalui sektor pariwisata
telah dibuktikan Malaysia dengan luas wilayah hanya 329.750
km2 (16,57% luas daratan Indonesia) pada tahun 2012
menghasilkan pendapatan devisa US$ 18 milyar (2x Indonesia)
dengan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara sebanyak
25 juta orang (3x Indonesia). Tahun 2013 Malaysia bahkan
menetapkan target pendapatan devisa dari sektor pariwisata
sebesar US$ 22.4 milyar.
•Tahun 2012 sektor pariwisata Indonesia telah menyerap tenaga
kerja sebanyak 8,37% atau + 9,28 juta orang.
18. Manfaat langsung dan tidak langsung
sektor pariwisata adalah :
•Manfaat langsung; pengeluaran langsung turis untuk
barang dan jasa pariwisata.
•Manfaat tidak langsung; pembayaran kepada tenaga
kerja dan suppliers dengan dana yang berasal dari
turis.
•Manfaat lainnya; pengeluaran tenaga kerja untuk
konsumsi di destinasi pariwisata.
19. Dampak Sosial Pariwisata
• Menumbuhkan masyarakat sadar wisata
• Perubahan gaya hidup masyarakat
• Peningkatan taraf hidup masyarakat perbaikan fasilitas
lokal dan infrastruktur yang mengarahkan pada pendidikan,
layanan kesehatan, lapangan kerja dan pendapatan yang
lebih baik.
• Lebih banyak pertunjukan budaya dan sosial
• Penambahan fasilitas penunjang dan relaksasi
• Pelestarian warisan budaya lokal
• Mengurangi arus urbanisasi
19
20. Dampak Pariwisata terhadap Perekonomian
1. Menurunkan dampak pengangguran
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Peningkatan penerimaan pajak dan restribusi daerah
4. Meningkatkan pendapatan nasional (National Income)
5. Memperkuat posisi neraca pembayaran (Net Balance
Payment)
6. Memberikan efek multiplier dalam perekonomian
setempat
20
21. Kontribusi Sektor Pariwisata Indonesia terhadap
ekonomi Indonesia tahun 2012 adalah :
• Menghasilkan pendapatan devisa sebesar Rp 104,5 triliun
atau 4,03% pendapatan devisa negara 2012.
• Menghasilkan Gross Domestic Bruto Rp 321,57 triliun atau
3,9% GDP Indonesia 2012
• Menyerap tenaga kerja sebanyak 9,28 juta orang atau 8,37%
penyerapan tenaga kerja Indonesia 2012.
• Pendapatan pajak tidak langsung Rp 11,57 triliun atau 3,77%
pendapatan pajak 2012.
• Keynote Mari Elka Pangestu 2013, Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
23. Perencanaan
Kawasan Pariwisata Nusa Dua
Kawasan Pariwisata Nusa Dua merupakan salah satu perwujudan Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Bali.
KPND merupakan pembangunan kawasan pariwisata dengan pemukiman
wisatawan secara terpusat dan jauh dari pusat kehidupan sehari-hari masyarakat
tradisional Bali pada umummnya. Dengan demikian pengaruh langsung para
wisatawan, khususnya pengaruh negative akan dapat ditekan.
3 (tiga) komponen pokok pengembangan kawasan pariwisata terpadu :
Prasarana dan sarana
Jalur penghubung Nusa Dua dengan jalur daerah atau tempat kunjungan wisata
Peningkatan jalur-jalur jalan menuju daerah-daerah yang akan di kunjungi
wisatawan (excursion route).
23
25. Kelembagaan
Kawasan Pariwisata Nusa Dua
Sesuai dengan studi serta saran dari Bank dunia yang dapat dikatakan merupakan
syarat untuk mendapatkan IDA Credit, maka dibentuklah 2(dua) badan oleh
pemerintah RI yaitu :
a. Bali Tourism Development Board (BTDB) atau badan Pengembangan Rencana
Induk Pariwisata Bali (BPRIB) dengan Keppres No.26 tahun 1972. Badan ini
bertugas membuat rencana dan mengawasi pelaksanaan pembangunan
pariwisata seluruh Bali.
b. Bali Tourism Development Corporation (BTDC) atau PT. Pengembangan
Pariwisata Bali (Persero) dengan PP No. 27 tahun 1972.
c. Tahun 2014, BTDC telah berubah nama menjadi ITDC (Indonesia Tourism
Development Corperation) Nusa Dua
25
26. Pembiayaan
Kawasan Pariwisata Nusa Dua
Proyek Kawasan Pariwisata Nusa Dua adalah proyek nasional yang di laksanakan
sepenuhnya oleh Pemerintah Republik Indonesia. Berdasarkan studi yang di buat
oleh SCETO dan Pacific Consulant Internasional yang di biayai oleh UNDP maka
Pemerintah RI bersama Bank Dunia sepakat untuk membiayai proyek Kawasan
Pariwisata Nusa Dua.
Bank Dunia dalam Appraisal yang di buat pada bulan Mei 1974, memperkirakan
biaya pembangunan proyek ini adalah sebesar US$ 36,100,000.00 atau sama
dengan Rp. 14.981.500.000,., nilai pada tahun 1974. Sumber pembiayaan adalah
Pemerintah RI sebesar US$ 20,100,000.00 dan kredit lunak tanpa bunga dari
International Development Agency (IDA) sebesar US$ 16,000,000.00.
26
27. KRONOLOGIS PEMBANGUNAN
KAWASAN PARIWISATA NUSA DUA
1. 1971 : MASTER PLAN PARIWISATA BALI
2. 1973 : MASTERPLAN KAWASAN NUSADUA
3. 1975 : DETAIL MASTER PLAN
4. 1981 : INFRASTRUKTUR SELESAI
5. 1983 : HOTEL PERTAMA (NDBH)
6. 1987 : REVIEW DAN UPDATE MASTER PLAN
7. 2014 : BEROPERASI S/D SEKARANG
29. Fasilitas-fasilitas Nusa Dua Resort
29
NO JENIS AKOMODASI JUMLAH
1 HOTEL BERBINTANG 12
2 CONDOTEL 1
3 VILLA 4
4 CONVENTION CENTER 2
5 MUSEUM 1
6 TEATRE 1
7 RUMAH SAKIT DAN KLINIK
KECANTIKAN
1
8 PUSAT KULINER DAN PASAR SENI 2
9 GOLF 18 HOLE & CLUB HOUSE 1
10 HOTEL BERBINTANG (proses
Konstruksi)
2
30. SUMBER PENDAPATAN
1. Kompensasi Dasar yang dihitung berdasarkan luas lahan
Investor yang menerima pemanfaatan lahan dengan
membayar kompensasi (sewa) kepada ITDC.
2. Kompensasi persentase yang dihitung berdasarkan
komponen usaha investor (Restaurant, Spa, Sport)
3. Kompensasi tambahan atas sewa jangka panjang (Long
Lease)
4. Biaya Assesment : Untuk biaya Keamanan, kebersihan,
pemeliharaan taman dan promosi bersama
Kompensasi di Bisnis Pengembangan Kawasan Pariwisata :
31. BENTUK KERJASAMA ITDC - INVESTOR
Kerjasama ITDC-Investor diatur dalam bentuk
LUDA
(Land Utilitation & Development Agreement)
32. HUBUNGAN DENGAN INVESTOR
• Kewajiban ITDC
Menjamin Pemanfaatan Tanah (HGB siatas HPL) dalam keadaan
aman Clear & Clean
Memelihara keamanan, kenyamanan dan keindahan dan
kesehatan kawasan
Menjamin utilitas berjalan dengan baik
Melaksanakan kegiatan promosi kawasan
Mengantisipasi konflik - konfik yang mungkin terjadi
Mengendalikan Pembangunan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku ( Perda, Desain Criteria CC&R dll)
33. HUBUNGAN DENGAN INVESTOR
• Kewajiban Investor
Membuat desain bangunan sesuai dengan peraturan peraturan
kaidah dan norma - norma yg berlaku
Membangun sesuai dg desain dan FS bisnis yg disepakati
Mengoperasikan bisnis dg standar internasional
Membayar kompensasi tanah,
Membayar Assestment (Security – Maintenance-Promosi )
Memelihara kualitas bangunan
Mengembalikan tanah setelah 50 tahun
34. Manfaat Bagi Negara dan Daerah
Penanaman modal pada sarana pariwisata yang sangat besar yaitu US$ 600 juta.
Sedangkan Pemerintah menanam modal hanya sebesar US$ 37,3 juta
Menciptakan kesempatan kerja langsung + 7500 orang dan jumlah yang sama
kesempatan kerja tidak langsung.
Pendapatan asli daerah (Kabupaten Badung) semakin meningkat, karena hotel-
hotel dan restoran-restoran di Nusa Dua telah menyumbang PHR , rata – rata tiap
tahun sebesar Rp. 180 Milyar.
Pajak Perusahaan, Pajak Pertambahan Nilai yang disetorkan kepada Pemerintah
34
35. Manfaat Bagi Masyarakat
• Meningkatkan taraf hidup masyarakat karena dapat menikmati hasil pariwisata
secara langsung (membuka kios, rumah kos, guide, sopir taksi, massage
tradisional, dll)
• Peluang kerja semakin luas
• Kesempatan pendidikan yang lebih baik
• Peningkatan nilai jual tanah di sekitar lokasi
• Menumbuhkan budaya masyarakat yang kreatif
• Meningkatkan Seni Budaya lokal
a. Menggugah usaha dalam meningkatkan kesenian : seni tari, seni lukis, seni
ukir, seni pahat.
b. Pengembangan arsitektur lokal.
c. Peningkatan apresiasi terhadap seni dan budaya lokal
36. Statistik
36
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
7000000
8000000
9000000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
TAHUN 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
INDONESIA 5,153,62 5,033,40 4,467,02 5,321,16 5,002,10 4,871,35 5,557,059 6,234,497 6,323,730 7,002,944 7,649,711 8,038,462 8,722.129 3,662,872
BALI 1,422,71 1,351,17 1,054,14 1,458,30 1,386,44 1,260,31 1,664,854 1,968,892 2,109,490 2,546,023 2,568,360 2,892,019 3,241,889 1,727,875
NUSA DUA 324,279 280,134 293,199 307,848 274,271 311,423 459,235 421,873 426,503 471,488 503,362 447,058 487,234 282,996
SHARE NUSA DUA TO BALI (%) 22.79 20.73 27.81 21.11 19.78 24.71 27.58 21.43 20.22 18.52 19.60 15.46 15.03 16.38
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA
KE INDONESIA BALI DAN KAWASAN PARIWISATA NUSA DUA
TAHUN 2001 S/D SEMESTER I 2014
TAHUN INDONESIA BALI NUSA DUA SHARE NUSA DUA TO BALI (%)
37. STATISTIK HOTEL
DI KAWASAN PARIWISATA NUSA DUA
TAHUN 2003 S/D SEMESTER I 2014
35
JUMLAH KAMAR, TINGKAT HUNIAN, LAMA TINGGAL DAN TAMU KE NUSA DUA
TAHUN 2003 - TWI 2014
Description SMST I 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003
Room Available (kamar
tersedia)
4305 3955 3931 4,042 3,889 3,861 3793 3,957 3,607 3,255 3,494 3,495
% Occupancy (Tingkat
hunian)
68.05 69,70 7126 74,16 75,21 72,37 77,40 65,70 46,96 55,42 58,80 42,41
Guest Arrivals (Tamu
Asing & Lokal)
335.589 589,120 554,871 612,522 570,953 517,067 508,036 562,719 335,040 373,003 373,796 288,949
Avr. Lenght of Stay (Lama
menginap)
4.37 3,44 3,75 3,73 3,82 4,13 4,34 4,44 4,09 4,10 4,02 3,82
38. 38
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
Japan Rusia ROC Taiwan Australia South
Korea
Germany Singapor
e
UK USA India French Hongkon
g
Malaysia Nederlan
d
Italy Spain Domestic Lain- Lain
(Wisman)
Smst I 2014 23018 22129 54601 16933 38283 17724 9588 9471 6106 9721 7855 5441 6030 4681 1832 2390 2108 52593 45085
2013 50716 28432 71534 21005 71079 27143 20608 21195 13325 24392 11848 12387 11179 9179 4375 3547 5519 101886 77771
2012 46540 27700 54794 22649 66716 22800 19504 17712 14103 16790 9588 11815 10082 8390 6386 4393 6348 104177 84431
2011 53347 36011 60954 22826 60505 23461 24526 20721 15886 18386 11886 12061 13798 8790 6853 3853 6561 109160 102937
2010 64842 35583 56101 29167 48166 20264 25071 17267 15488 16517 10135 11135 12582 9133 7317 4063 7449 99105 81569
2009 81838 31226 49796 27864 32375 18089 21530 14338 15238 12415 8431 15929 12829 8291 5838 3797 7851 90564 58828
MARKET UTAMA KAWASAN PARIWISATA NUSA DUA
DARI TAHUN 2009 - SEMESTER I 2014
Smst I 2014 2013 2012 2011 2010 2009
39. TENAGA KERJA DI KAWASAN PARIWISATA NUSA DUA
TAHUN 2013
Tenaga dari
Kelurahan
Benoa 1693
22%
Bali di Luar
Kelurahan Benoa
4910
65%
Tenaga di
luar Bali 893
12%
Tenaga Asing 80
1%
TOTAL = 8.576 ORANG
39
40. DATA PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
KAWASAN PARIWISATA NUSA DUA
DARI TAHUN 1999 - 2009
(Rp)
40
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
PHR 86,085,618 108,648,41 115,007,25 91,480,800 49,465,709 83,919,373 67,051,267 109,986,31 136,596,32 176,414,80 189,476,23
0
20,000,000,000
40,000,000,000
60,000,000,000
80,000,000,000
100,000,000,000
120,000,000,000
140,000,000,000
160,000,000,000
180,000,000,000
200,000,000,000
PHR
43. ► Lokasi strategis
16 km or 20 minutes berkendara dari Lombok
International Airport
► Keindahan alam
Luas1,175 hectares
Pantai berpasir putih dengan panjang 8 km
Backdrop pegunungan menghadap panoramic vista
ke arah Samudra Hindia
43
59. Dukungan Infrastruktur
dan Komitmen Pemerintah
► Lombok International Airport
(sudah beroperasi pada bulan Oktober 2011)
► Akses (dalam tahap konstruksi dan pelebaran)
► Suplai air bersih
► Suplai listrik
► Layanan telekomunikasi dan data
59
60. Project Status
• Telah dilaksanakan Ground Breaking pada 21 Oktober
2011 yang dihadiri oleh Presiden RI
• Menyandang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
sejak tahun 2014
• Telah ditandatangani MoU dengan 5 investor untuk
pengembangan kawasan Teluk Aan
• Menyiapkan Market and Economic Studies
• Dokumen AMDAL, RKL & RPL dan Ijin Lingkungan
• Menyiapkan Conceptual Master Plan
• Pembangunan Infrastruktur Jalan Tahap I (4 km) di Tanjung
Aan 60
62. 1. Pembentukan Team Design
Pengembangan kawasan wisata Mandalika Lombok perlu
mempertimbangkan budaya setempat sehingga perlu dibentuk
panitia disain yang akan diketuai ITDC dan memiliki masing-
masing seorang wakil dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, akademisi di
bidang pariwisata Nusa Tenggara Barat dan wakil masyarakat di
Kabupaten Lombok Tengah yang memiliki kompetensi di bidang
pariwisata.
62
63. 2. Penyiapan Dokumen Perencanaan
a. Peta Topografi dan Bathymetri Kawasan
b. Visioning Master Plan
d. Feasibility Study
e. Studi pasar dan kajian ekonomi
f. Studi budaya
g. Studi potensi laut
h. Detail Master Plan
63
64. 3. Kerjasama Pendidikan
Sebagai persiapan sumber daya manusia lokal siap pakai bagi
perhotelan, villa, apartemen dan fasilitas wisata lainnya di
Kawasan Pariwisata Mandalika Lombok, ITDC akan bekerja
sama dengan STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) Bali, Politeknik
Negeri Bali dan Balai Latihan Kerja Lombok Tengah untuk
mendirikan Sekolah Tinggi Pariwisata Lombok. Kerjasama
tersebut akan memberikan sinyal bahwa Kawasan Pariwisata
Mandalika Lombok akan memberikan perbaikan ekonomi bagi
masyarakat setempat.
64
65. 4. Pendanaan Proyek
Agar Kawasan Pariwisata Mandalika Lombok marketable
kepada investor pariwisata seperti hotel, villa, apartemen,
lapangan golf dan lain-lain, diperlukan kawasan yang telah
memiliki infrastruktur dasar (jalan, air, listrik, telekomunikasi dan
lain-lain). Pembangunan infrastruktur dasar akan dilakukan
dengan dana yang dipinjam BTDC dari institusi-institusi
keuangan yang berwenang. Pendanaan sendiri terhadap
infrastruktur dasar tersebut selain ditujukan agar dapat segera
memasarkan Kawasan Pariwisata Mandalika Lombok, juga
asset ITDC meningkat secara bertahap sebesar nilai investasi
infrastruktur dasar
65