MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Tinjauan Integrasi TIK dlm Praktik Pekerjaan Sosial
1. Tinjauan Integrasi TIK Dalam Praktik
Pekerjaan Sosial
Materi Kuliah Manajemen Teknologi Informasi Pelayanan Sosial
Dosen Pengampu : Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si
Prodi Kesejahteraan Sosial Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Penyaji:
Susi Uswanti (20530007)
Tahun Akademik 2022/2023
2. Teknologi komunikasi adalah alat yang
mendukung produksi pengetahuan dan
pengembangan keterampilan, dengan
demikian ada implikasi nilai yang signifikan
untuk praktik pekerjaan sosial (Cwikel &
Cnaan, 1991; Kreuger & Stretch, 2000).
3. Dokumentasi
Standar Integrasi Teknologi Secara Etis
Pada Praktik Pekerjaan Sosial (NASW &
ASWB)
1 3
2
Kompetensi
Teknis
Privasi &
Kerahasiaan
Klien
4 6
Bukti Penelitian Mengenai
Efektivitas dan Dampak
Layanan Jarak Jauh
4. Deskripsi Model Penerimaan Teknologi (TAM)
Davis (1985) menyatakan bahwa TAM adalah perilaku adopsi
teknologi sebagai hasil dari respon emosional individu terhadap
inovasi teknologi.
TAM menguji penerimaan pengguna terhadap teknologi dan
menunjukkan hubungan antara kegunaan yang dirasakan (U),
kemudahan penggunaan yang dirasakan (EOU), niat perilaku
untuk menggunakan (BI), dan penggunaan sistem yang
sebenarnya.
5. Tantangan Dengan Penerimaan dan Integrasi
Teknologi Komunikasi Dalam Praktik Pekerjaan Sosial
Kompleksitas unik dan tantangan
etis bagi praktisi pekerjaan social
berupa penolakan melalui BI,
persepsi U, dan EOU.
6. Niat Perilaku (BI)
Seringkali, pekerja sosial menganggap teknologi sebagai sistem kompleks
yang berkontribusi pada berkurangnya hubungan klien-pekerja (Reardon,
2010). Beberapa praktisi berpendapat bahwa jenis hubungan yang
dikembangkan melalui interaksi tatap muka tidak dapat diduplikasi melalui
interaksi online (Hill & Ferguson, 2014).
7. Pekerja sosial dalam profesinya dipandang
sebagai agen kontrol sosial yang juga
mempromosikan kesejahteraan sosial dan
perubahan sosial untuk memberdayakan
individu, kelompok, dan masyarakat
(Csiernik et al., 2006).
8. Kemudahan Penggunaan (EOU)
Terdapat kesenjangan generasi profesi antara praktisi baru, yang
paling mungkin memiliki pengalaman dengan teknologi dan
merasa nyaman menggunakannya, serta dengan pekerja sosial
yang lebih berpengalaman yang menggunakan mesin ketik,
bukan komputer selama mereka menempuh pendidikannya
(Csiernik et al., 2006).
9. Csiernik dkk. (2006) menjelaskan bahwa praktisi
pemula dianggap sebagai digital native karena
mereka tumbuh besar dalam teknologi digital.
Menurut Palfrey dan Gasser (2008), digital
natives adalah individu yang lahir setelah tahun
1980 dan memiliki keterampilan untuk
menggunakan teknologi digital. Praktisi mapan
dianggap sebagai imigran digital karena mereka
lahir sebelum teknologi digital diperkenalkan.
10. Kemudahan Penggunaan (EOU) Pekerja sosial
memiliki kewajiban untuk memenuhi standar
kompetensi minimum ketika memberikan layanan
kepada klien, terutama dengan penggunaan intervensi
baru (Reamer, 2013).
11. Kegunaan yang Dirasakan (U)
Tantangan dalam merangkul teknologi komunikasi baru
melibatkan ketegangan tradisional antara manajemen
dan pekerja garis depan (Reardon, 2010). Teknologi
komunikasi juga memunculkan potensi masalah etika
yang terkait dengan batasan profesional.
12. Peluang Yang Diciptakan Oleh
Penerimaan Teknologi Informasi
dan Integrasi Ke Dalam Praktik
Pekerjaan Sosial
13. Integrasi teknologi ke dalam praktik menciptakan kapasitas
pekerja sosial untuk menjadi lebih efisien melalui pengurangan
dokumen dan perluasan waktu dengan klien (Reardon, 2010)
Pekerja sosial mulai terlibat dalam advokasi elektronik, yaitu
penggunaan teknologi untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan kebijakan (Dunlop & Fawcett, 2008).
14. 1. Melakukan penelitian kebijakan dan pengumpulan informasi,
menciptakan kesadaran dan pendidikan publik,
2. Membangun komunitas dan aktivis siber, mengorganisir komunitas
secara online dan offline, mengumpulkan dana, dan memberikan
tekanan dan pengaruh pada pembuat kebijakan.
Fungsi Utama Advokasi Elektronik
(Hill dan Ferguson, 2014)
15. Implikasi bagi Praktik Pekerjaan Sosial
Dalam merencanakan integrasi TIK ke dalam
praktik, dapat dimulai dengan pemimpin
organisasi, menilai keterampilan saat ini, dan
mengatur pekerja sosial untuk menghadiri
pelatihan dengan teknologi komunikasi baru.
16. Batasan Integrasi TAM Ke Dalam
Praktik Pekerjaan Sosial
1. Penggunaan teknologi tertentu bersifat sukarela.
2. Adanya paksaan untuk mengunakan teknologi
dari pihak atasan.
3. Kinerja individu belum tentu berpengaruh
secara positif.
17. Selain itu, sistem yang tidak berfungsi
dengan baik tetapi masih banyak digunakan
oleh suatu organisasi sebenarnya dapat
merugikan organisasi yang menggunakannya
(Adomavicius & Gupta, 2009).
18. Kesimpulan
Dalam praktik pekerjaan sosial, merangkul teknologi komunikasi
baru dan inovatif dapat menciptakan peluang untuk meningkatkan
penyampaian layanan manusia, sehingga pekerja sosial harus
memanfaatkan perubahan teknologi dan mengatasi penolakan mereka
untuk mempelajari keterampilan teknologi informasi baru, mengubah
praktik advokasi tradisional ke elektronik, dan mengintegrasikan
perubahan baru ini ke dalam praktik (Dunlop & Fawcett, 2008).