SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
STUDI KELAYAKAN
KOMBINASI TANAMAN
KAYU-KAYUAN PADA
AREAL PERTANAMAN
KELAPA
(Studi Kasus di Kec.Mapanget
Kota Manado)
130/07/2016
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN
MAKASSAR
Pendahuluan
• Jumlah penduduk
meningkat, konsumsi
kayu meningkat
• Masyarakat menanam
pohon untuk memenuhi
kebutuhannya
• Hutan rakyat, alternatif
dalam mengatasi
kebutuhan kayu, UU
No.41/1999 – hutan hak
adalah hutan yang
berada pada tanah yang
dibebani hak atas tanah.
30/07/2016
BALAIPENELITIAN
KEHUTANANMAKASSAR
2
Lanjutan .....
 Keputusan Menteri Kehutanan
No.49/Kpts-II/1997 menyebutkan
lebih rinci bahwa hutan rakyat
adalah hutan yang tumbuh di atas
tanah yang dibebani hak milik atau
hak lainnya, dengan luas minimum
0,25 ha serta penutupan tajuk
tanaman kayu lebih dari 50% atau
jumlah pohon minimum 500
batang/ha.
330/07/2016
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
Lanjutan .....
 Sulut sebagai bumi nyiur, dominasi
pertanaman kelapa (Cocos nucifera) ,sejak
abad ke XVI dibawah oleh penjelajah Eropa,
 Sekitar tahun 1880, Belanda membuka
perkebunan kelapa di Indonesia, tepatnya
dipulau Tallise dan Kinabohutan. Disamping
itu, kebun-kebun kelapa milik rakyat
ternyata sudah lama diusahakan, misalnya
sejak tahun 1886 kopra rakyat dari daerah
Minahasa sudah mulai diekspor ke Eropa.
 Pemanfaatan lahan pada areal pertanaman
kelapa hanya 20% per ha (80%, kosong)
 Populasi tanaman hanya berjumlah 140
per ha dengan jarak 9 x 9m dengan luas
perakaran ± 1,5 – 2,0 dari pangkal batang.
(± 9.760 m2)
430/07/2016
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
Lanjutan
 Di SULUT terdapat areal
pertanaman kelapa dalam
seluas ± 271,359 ha, ≈ ±
217.087 ha yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan usaha tani palawija -
tanaman tahunan.
 Pada lahan-lahan yang
memiliki tingkat kemiringan
bergelombang hingga berbukit
(> 25%) pemanfaatan lahan
sisa secara efisien diantara
tanaman kelapa akan
meningkatkan pendapatan
petani secara ekonomis, dan
dapat mengurangi bahaya
erosi.
530/07/2016
6
METODOLOGI
 BAHAN DAN PERALATAN
 Bahan : Kombinasi
pertanaman kelapa (milik
masyarakat) dengan
tanaman kayu-kayuan
cempaka – (Elmerillia
ovalis), jati - Tectona
grandis), mahoni (Switenia
macrophylla), nantu/nyatoh
(Palaquium sp.).
 Peralatan : pita keliling,
haga hypsometer, tambang,
alat tulis, tally sheet,
kuestioner dan kamera.
30/07/2016
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
ÝR = Ŕ . X. 0,8
 ÝR = Volume tegakan (m3)
Ŕ = Rata – rata volume
pohon per hektar (m3/ha)
 X = Luas lahan (ha)
 ROI =
𝑲𝒆𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏
𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 /𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
 *) Rerturn on investmen
R/C ratio =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂
 *) Analisis Revenue Cost Ratio
7
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
30/07/2016
TANAMAN MAHONI
UMUR 6 TH
JARAK TANAM 2 X 3 M
B A L A I P E N E L I T I A N K E H U T A N A N M A K A S S A R 8
TANAMAN JATI
UMUR 7 TH
JARAK TANAM 4 X 5
B AL A I P E N E L I T I AN K E H U T AN A N M AK AS S A R 9
TANAMAN NYATOH
UMUR 6 TH
JARAK TANAM 2 X 3 M
B A L A I P E N E L I T I A N K E H U T A N A N M A K A S S A R 10
B A L A I P E N E L I T I A N K E H U T A N A N M A K A S S A R 11
TANAMAN CEMPAKA
UMUR 6 TH
JARAK TANAM 2 X 3 M
HASIL DAN PEMBAHASAN
 Hutan rakyat murni Tanaman kelapa di lokasi penelitian umumnya
ditanam pada tahun 1975-1976, menghasilkan buah pada usia antara
9-10 tahun
 Batang kelapa mempunyai kekuatan yang berbeda pada setiap
bagian. Umumnya bagian tepi lebih keras dibandingkan dengan
bagian tengah. Faktor tersebut disebabkan karena adanya sel-sel
pembuluh berkelompok yang disebut vascular bundles dan menyebar
lebih rapat pada bagian tepi dibandingkan bagian tengah
 Arah vertikal maupun arah horizontal secara fisis dan mekanis sangat
berbeda.
 Pada batang yang sudah masak tebang pada pangkal pohon bagian
tengah batang berat jenisnya 0,25 dan pada bagian tepi sekitar 0,90.
Berat jenis batang kelapa pada ketinggian 19,5 m di atas tanah
bagian tengah batang sekitar 0,10 dan bagian tepi 0,25
30/07/2016BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR12
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
13
batang kelapa (glugu) rakyat umur 40-50 th
Tingkat Kerapatan
Tinggi > 600 Kg/m3
Sedang 400-600 Kg/m3
Rendah < 400 Kg/m3
Produksi Buah/Kopra
• Data Dinas Perkebunan (2011) areal untuk tanaman
kelapa yang sudah tak produktif lagi , meningkat
menjadi 32.526 Ha dibanding 2008 sebesar 28.886,90
Ha.
• Peremajaan sebanyak 115 ribu pohon kelapa telah
dilakukan akan tetapi produktivitas tak bisa
ditingkatkan, tahun 2009 di Sulawesi Utara produksi per
hektar mengalami penurunan dari 1,21 ton per hektar
menjadi 1,20 ton per hektar.
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
14
Hasil Pengukuran Tanaman Kayu
• Ukuran diameter setinggi dada, antara antara 12 – 31 cm, dan
tinggi total tanaman antara 6,5 – 20 m. Untuk tanaman jati
diameter setinggi dada antara 13 – 30 cm dengan tinggi total
15 – 21 m.
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
15
No Jenis Tanaman
Volume
Pohon m3/ha
Luas Lahan Ha
Volume Tegakan
(m3)
1 Jati 282,72 3 846,16
2 Nyatoh/Nantu 194,86 1 194,86
3 Cempaka 65,46 1 65,46
4 Mahoni 257,73 1 257,73
Jumlah volume pohon untuk masing – masing tanaman
Ketentuanjumlah pohon tertinggalpada
kegiatanpenjaranganjati
No
Tinggi pohon
(meter)
Jumlah pohon
tertinggal (per
hektar)
Umur *
(tahun)
Jarak tanam
(meter)
1 11,0 - 13,0 1.300 - 1.500 5 - 11 2,5 s/d 3
2 13,5 - 15,5 1.000 - 1.100 7 – 17 3
3 15,5 - 17,0 800 - 850 10 - 21 3,5
4 17,5 - 21,0 500 - 550 15 - 34 4 s/d 4,5
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
16
Keterangan : * = tergantung pada kondisi kesuburan tanah
Sumber : Modifikasi Tabel Penjarangan Perum Perhutani (2001)
Analisis Biaya
• Analisis Biaya Panen Kelapa
• Luas pertanaman kelapa = 1 ha
• Tahun tanam = 1975 – 1976
• Waktu panen / tahun = 4 kali
• Panen dalam 1 ha (100 btg)/tahun = ± 1, 2 ton – 1,5 ton
• kopra
• Harga kopra/kg = ± Rp.3.500,-
• Jumlah penerimaan/tahun = ± Rp. 4.725.000,- atau
• Jumlah penerimaan/bulan = ± Rp. 393,750 ==
• Rp. 400.000,-
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
17
Analisis Biaya Tanaman Kayu
No.
Hasil
Penjarangan
Volume
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Penerima
an (Rp)
Biaya
Produksi
(Rp)
Jumlah
Keuntungan
(Rp)
1 Jati 72 m3 2.000 144.000 34.500 109.500
2 Nyato/Nantu 68 m3 1.500 102.000 15.975 86.025.
3 Cempaka 23 m3 1.750 40.250 15.975 24.275.
4 Mahoni 72 m3 1.500 108.000 19.475 88.525.
30/07/2016BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
18
X Rp. 1.000,-
Lanjutan
No.
Jenis Tanaman
Sela
Keuntungan
(Rp)
Biaya
Produksi
(Rp)
ROI Keterangan
1 Jati 109.500.000 34.500.000 3,17
2 Nyato/Nantu 86.025.000 15.975.000 5.40
3 Cempaka 24.275.000 15.975.000 1.52
4 Mahoni 88.525.000 19.475.000 4.55
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
19
. Hasil Analisis ROI dan R/C Untuk Masing-masing Tanaman Sela
Lanjutan. . .
No.
Jenis
Tanaman
Sela
Penerimaan
(Rp)
Biaya
Produksi (Rp)
R/C Keterangan
1 Jati 144.000.000 34.500.000 4,17
2 Nyato/Nantu 102.000.000 15.975.000 6,4
3 Cempaka 40.250.000 15.975.000 2,51
4 Mahoni 108.000.000 19.475.000 5,50
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
20
Penutup
• Kelapa di Sulut yang merupakan tanaman yang membudaya telah
berlangsung lama sehingga keadaannya dibiarkan secara alami
dengan kurang melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan
produksi tetapi cendrung menambah dengan tanaman kelapa
baru
• Pemanfaatan ruang di bawah areal pertanaman kelapa akan
mempertahankan /mengurangi erosi
• Keuntungan yang diperoleh dari masing-masing tanaman sela
antara 2 hingga 5 kali lebih besar dari modal yang dikeluarkan,
sedangkan besarnya biaya penerimaan lebih besar 3 hingga 5 kali
dari pada modal yang digunakan sebagai biaya produksi.
• Kombinasi pertanaman kelapa dan tanaman sela dapat
meningkatkan pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat.
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
21
Terima kasih
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
22

More Related Content

Similar to Analisis ekonomi pertanaman kelapa

Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambutRpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambutwalhiaceh
 
Company Profile GLI
Company Profile GLI Company Profile GLI
Company Profile GLI Satrya Wibowo
 
5 Pilar Kelayakan Green Property
5 Pilar Kelayakan Green Property5 Pilar Kelayakan Green Property
5 Pilar Kelayakan Green PropertyGreen Warrior
 
G12mqo bab i pendahuluan
G12mqo bab i pendahuluanG12mqo bab i pendahuluan
G12mqo bab i pendahuluan082196248257
 
TUGAS POWER POINT .pptx
TUGAS POWER POINT .pptxTUGAS POWER POINT .pptx
TUGAS POWER POINT .pptxArimandake
 
Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean
Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean
Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean Kurniawan Djj
 
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...imaniar nastiti
 
Rencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonRencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonSurya Atmaja
 
Walhi Riau Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di Riau
Walhi Riau   Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di RiauWalhi Riau   Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di Riau
Walhi Riau Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di RiauPeople Power
 
Gernas singkong pembangunan klaster industri agro singkong terpadu
Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpaduGernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu
Gernas singkong pembangunan klaster industri agro singkong terpaduRhino H Pranapati
 
Paparan RPHD LPHD Campursari.pptx
Paparan RPHD LPHD Campursari.pptxPaparan RPHD LPHD Campursari.pptx
Paparan RPHD LPHD Campursari.pptxWiyogaPamungkas1
 
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...Analyst of Water Resources Management
 
Greenwarriorindonesia
Greenwarriorindonesia Greenwarriorindonesia
Greenwarriorindonesia zhakim farsi
 
Kabar bahari
Kabar bahariKabar bahari
Kabar bahariKIARA
 
Strategi rehab lahan limboto
Strategi rehab lahan  limbotoStrategi rehab lahan  limboto
Strategi rehab lahan limbotoAsier La Ode
 
Bibit Jabon Budidaya: Green Property 082230004620 anom monalope
Bibit Jabon Budidaya: Green Property 082230004620 anom monalopeBibit Jabon Budidaya: Green Property 082230004620 anom monalope
Bibit Jabon Budidaya: Green Property 082230004620 anom monalopeanom monalope
 
MWHB-PROPOSAL PERLADANGAN BALSA-FINAL.pdf
MWHB-PROPOSAL PERLADANGAN BALSA-FINAL.pdfMWHB-PROPOSAL PERLADANGAN BALSA-FINAL.pdf
MWHB-PROPOSAL PERLADANGAN BALSA-FINAL.pdfProfDrMdNasirIbrahim
 
Implikasi Kebijakan Kehutanan
Implikasi Kebijakan KehutananImplikasi Kebijakan Kehutanan
Implikasi Kebijakan KehutananCIFOR-ICRAF
 
Kajian strategi penerapan teknik budidaya gambut berkelanjutan oleh masyarakat
Kajian strategi penerapan teknik budidaya gambut berkelanjutan oleh masyarakatKajian strategi penerapan teknik budidaya gambut berkelanjutan oleh masyarakat
Kajian strategi penerapan teknik budidaya gambut berkelanjutan oleh masyarakatInternational Tropical Peatlands Center
 

Similar to Analisis ekonomi pertanaman kelapa (20)

Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambutRpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
 
Company Profile GLI
Company Profile GLI Company Profile GLI
Company Profile GLI
 
5 Pilar Kelayakan Green Property
5 Pilar Kelayakan Green Property5 Pilar Kelayakan Green Property
5 Pilar Kelayakan Green Property
 
G12mqo bab i pendahuluan
G12mqo bab i pendahuluanG12mqo bab i pendahuluan
G12mqo bab i pendahuluan
 
Latar belakang kabupaten muna
Latar belakang kabupaten munaLatar belakang kabupaten muna
Latar belakang kabupaten muna
 
TUGAS POWER POINT .pptx
TUGAS POWER POINT .pptxTUGAS POWER POINT .pptx
TUGAS POWER POINT .pptx
 
Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean
Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean
Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean
 
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
 
Rencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonRencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengon
 
Walhi Riau Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di Riau
Walhi Riau   Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di RiauWalhi Riau   Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di Riau
Walhi Riau Kondisi Dan Tingkat Kerusakan Hutan Di Riau
 
Gernas singkong pembangunan klaster industri agro singkong terpadu
Gernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpaduGernas singkong  pembangunan klaster industri agro singkong terpadu
Gernas singkong pembangunan klaster industri agro singkong terpadu
 
Paparan RPHD LPHD Campursari.pptx
Paparan RPHD LPHD Campursari.pptxPaparan RPHD LPHD Campursari.pptx
Paparan RPHD LPHD Campursari.pptx
 
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
 
Greenwarriorindonesia
Greenwarriorindonesia Greenwarriorindonesia
Greenwarriorindonesia
 
Kabar bahari
Kabar bahariKabar bahari
Kabar bahari
 
Strategi rehab lahan limboto
Strategi rehab lahan  limbotoStrategi rehab lahan  limboto
Strategi rehab lahan limboto
 
Bibit Jabon Budidaya: Green Property 082230004620 anom monalope
Bibit Jabon Budidaya: Green Property 082230004620 anom monalopeBibit Jabon Budidaya: Green Property 082230004620 anom monalope
Bibit Jabon Budidaya: Green Property 082230004620 anom monalope
 
MWHB-PROPOSAL PERLADANGAN BALSA-FINAL.pdf
MWHB-PROPOSAL PERLADANGAN BALSA-FINAL.pdfMWHB-PROPOSAL PERLADANGAN BALSA-FINAL.pdf
MWHB-PROPOSAL PERLADANGAN BALSA-FINAL.pdf
 
Implikasi Kebijakan Kehutanan
Implikasi Kebijakan KehutananImplikasi Kebijakan Kehutanan
Implikasi Kebijakan Kehutanan
 
Kajian strategi penerapan teknik budidaya gambut berkelanjutan oleh masyarakat
Kajian strategi penerapan teknik budidaya gambut berkelanjutan oleh masyarakatKajian strategi penerapan teknik budidaya gambut berkelanjutan oleh masyarakat
Kajian strategi penerapan teknik budidaya gambut berkelanjutan oleh masyarakat
 

Analisis ekonomi pertanaman kelapa

  • 1. STUDI KELAYAKAN KOMBINASI TANAMAN KAYU-KAYUAN PADA AREAL PERTANAMAN KELAPA (Studi Kasus di Kec.Mapanget Kota Manado) 130/07/2016 BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
  • 2. Pendahuluan • Jumlah penduduk meningkat, konsumsi kayu meningkat • Masyarakat menanam pohon untuk memenuhi kebutuhannya • Hutan rakyat, alternatif dalam mengatasi kebutuhan kayu, UU No.41/1999 – hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah. 30/07/2016 BALAIPENELITIAN KEHUTANANMAKASSAR 2
  • 3. Lanjutan .....  Keputusan Menteri Kehutanan No.49/Kpts-II/1997 menyebutkan lebih rinci bahwa hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik atau hak lainnya, dengan luas minimum 0,25 ha serta penutupan tajuk tanaman kayu lebih dari 50% atau jumlah pohon minimum 500 batang/ha. 330/07/2016 BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
  • 4. Lanjutan .....  Sulut sebagai bumi nyiur, dominasi pertanaman kelapa (Cocos nucifera) ,sejak abad ke XVI dibawah oleh penjelajah Eropa,  Sekitar tahun 1880, Belanda membuka perkebunan kelapa di Indonesia, tepatnya dipulau Tallise dan Kinabohutan. Disamping itu, kebun-kebun kelapa milik rakyat ternyata sudah lama diusahakan, misalnya sejak tahun 1886 kopra rakyat dari daerah Minahasa sudah mulai diekspor ke Eropa.  Pemanfaatan lahan pada areal pertanaman kelapa hanya 20% per ha (80%, kosong)  Populasi tanaman hanya berjumlah 140 per ha dengan jarak 9 x 9m dengan luas perakaran ± 1,5 – 2,0 dari pangkal batang. (± 9.760 m2) 430/07/2016 BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
  • 5. Lanjutan  Di SULUT terdapat areal pertanaman kelapa dalam seluas ± 271,359 ha, ≈ ± 217.087 ha yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan usaha tani palawija - tanaman tahunan.  Pada lahan-lahan yang memiliki tingkat kemiringan bergelombang hingga berbukit (> 25%) pemanfaatan lahan sisa secara efisien diantara tanaman kelapa akan meningkatkan pendapatan petani secara ekonomis, dan dapat mengurangi bahaya erosi. 530/07/2016
  • 6. 6 METODOLOGI  BAHAN DAN PERALATAN  Bahan : Kombinasi pertanaman kelapa (milik masyarakat) dengan tanaman kayu-kayuan cempaka – (Elmerillia ovalis), jati - Tectona grandis), mahoni (Switenia macrophylla), nantu/nyatoh (Palaquium sp.).  Peralatan : pita keliling, haga hypsometer, tambang, alat tulis, tally sheet, kuestioner dan kamera. 30/07/2016 BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
  • 7. ÝR = Ŕ . X. 0,8  ÝR = Volume tegakan (m3) Ŕ = Rata – rata volume pohon per hektar (m3/ha)  X = Luas lahan (ha)  ROI = 𝑲𝒆𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 /𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝒙 𝟏𝟎𝟎%  *) Rerturn on investmen R/C ratio = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂  *) Analisis Revenue Cost Ratio 7 BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR 30/07/2016
  • 8. TANAMAN MAHONI UMUR 6 TH JARAK TANAM 2 X 3 M B A L A I P E N E L I T I A N K E H U T A N A N M A K A S S A R 8
  • 9. TANAMAN JATI UMUR 7 TH JARAK TANAM 4 X 5 B AL A I P E N E L I T I AN K E H U T AN A N M AK AS S A R 9
  • 10. TANAMAN NYATOH UMUR 6 TH JARAK TANAM 2 X 3 M B A L A I P E N E L I T I A N K E H U T A N A N M A K A S S A R 10
  • 11. B A L A I P E N E L I T I A N K E H U T A N A N M A K A S S A R 11 TANAMAN CEMPAKA UMUR 6 TH JARAK TANAM 2 X 3 M
  • 12. HASIL DAN PEMBAHASAN  Hutan rakyat murni Tanaman kelapa di lokasi penelitian umumnya ditanam pada tahun 1975-1976, menghasilkan buah pada usia antara 9-10 tahun  Batang kelapa mempunyai kekuatan yang berbeda pada setiap bagian. Umumnya bagian tepi lebih keras dibandingkan dengan bagian tengah. Faktor tersebut disebabkan karena adanya sel-sel pembuluh berkelompok yang disebut vascular bundles dan menyebar lebih rapat pada bagian tepi dibandingkan bagian tengah  Arah vertikal maupun arah horizontal secara fisis dan mekanis sangat berbeda.  Pada batang yang sudah masak tebang pada pangkal pohon bagian tengah batang berat jenisnya 0,25 dan pada bagian tepi sekitar 0,90. Berat jenis batang kelapa pada ketinggian 19,5 m di atas tanah bagian tengah batang sekitar 0,10 dan bagian tepi 0,25 30/07/2016BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR12
  • 13. 30/07/2016 BALAIPENELITIANKEHUTANAN MAKASSAR 13 batang kelapa (glugu) rakyat umur 40-50 th Tingkat Kerapatan Tinggi > 600 Kg/m3 Sedang 400-600 Kg/m3 Rendah < 400 Kg/m3
  • 14. Produksi Buah/Kopra • Data Dinas Perkebunan (2011) areal untuk tanaman kelapa yang sudah tak produktif lagi , meningkat menjadi 32.526 Ha dibanding 2008 sebesar 28.886,90 Ha. • Peremajaan sebanyak 115 ribu pohon kelapa telah dilakukan akan tetapi produktivitas tak bisa ditingkatkan, tahun 2009 di Sulawesi Utara produksi per hektar mengalami penurunan dari 1,21 ton per hektar menjadi 1,20 ton per hektar. 30/07/2016 BALAIPENELITIANKEHUTANAN MAKASSAR 14
  • 15. Hasil Pengukuran Tanaman Kayu • Ukuran diameter setinggi dada, antara antara 12 – 31 cm, dan tinggi total tanaman antara 6,5 – 20 m. Untuk tanaman jati diameter setinggi dada antara 13 – 30 cm dengan tinggi total 15 – 21 m. 30/07/2016 BALAIPENELITIANKEHUTANAN MAKASSAR 15 No Jenis Tanaman Volume Pohon m3/ha Luas Lahan Ha Volume Tegakan (m3) 1 Jati 282,72 3 846,16 2 Nyatoh/Nantu 194,86 1 194,86 3 Cempaka 65,46 1 65,46 4 Mahoni 257,73 1 257,73 Jumlah volume pohon untuk masing – masing tanaman
  • 16. Ketentuanjumlah pohon tertinggalpada kegiatanpenjaranganjati No Tinggi pohon (meter) Jumlah pohon tertinggal (per hektar) Umur * (tahun) Jarak tanam (meter) 1 11,0 - 13,0 1.300 - 1.500 5 - 11 2,5 s/d 3 2 13,5 - 15,5 1.000 - 1.100 7 – 17 3 3 15,5 - 17,0 800 - 850 10 - 21 3,5 4 17,5 - 21,0 500 - 550 15 - 34 4 s/d 4,5 30/07/2016 BALAIPENELITIANKEHUTANAN MAKASSAR 16 Keterangan : * = tergantung pada kondisi kesuburan tanah Sumber : Modifikasi Tabel Penjarangan Perum Perhutani (2001)
  • 17. Analisis Biaya • Analisis Biaya Panen Kelapa • Luas pertanaman kelapa = 1 ha • Tahun tanam = 1975 – 1976 • Waktu panen / tahun = 4 kali • Panen dalam 1 ha (100 btg)/tahun = ± 1, 2 ton – 1,5 ton • kopra • Harga kopra/kg = ± Rp.3.500,- • Jumlah penerimaan/tahun = ± Rp. 4.725.000,- atau • Jumlah penerimaan/bulan = ± Rp. 393,750 == • Rp. 400.000,- 30/07/2016 BALAIPENELITIANKEHUTANAN MAKASSAR 17
  • 18. Analisis Biaya Tanaman Kayu No. Hasil Penjarangan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Penerima an (Rp) Biaya Produksi (Rp) Jumlah Keuntungan (Rp) 1 Jati 72 m3 2.000 144.000 34.500 109.500 2 Nyato/Nantu 68 m3 1.500 102.000 15.975 86.025. 3 Cempaka 23 m3 1.750 40.250 15.975 24.275. 4 Mahoni 72 m3 1.500 108.000 19.475 88.525. 30/07/2016BALAIPENELITIANKEHUTANAN MAKASSAR 18 X Rp. 1.000,-
  • 19. Lanjutan No. Jenis Tanaman Sela Keuntungan (Rp) Biaya Produksi (Rp) ROI Keterangan 1 Jati 109.500.000 34.500.000 3,17 2 Nyato/Nantu 86.025.000 15.975.000 5.40 3 Cempaka 24.275.000 15.975.000 1.52 4 Mahoni 88.525.000 19.475.000 4.55 30/07/2016 BALAIPENELITIANKEHUTANAN MAKASSAR 19 . Hasil Analisis ROI dan R/C Untuk Masing-masing Tanaman Sela
  • 20. Lanjutan. . . No. Jenis Tanaman Sela Penerimaan (Rp) Biaya Produksi (Rp) R/C Keterangan 1 Jati 144.000.000 34.500.000 4,17 2 Nyato/Nantu 102.000.000 15.975.000 6,4 3 Cempaka 40.250.000 15.975.000 2,51 4 Mahoni 108.000.000 19.475.000 5,50 30/07/2016 BALAIPENELITIANKEHUTANAN MAKASSAR 20
  • 21. Penutup • Kelapa di Sulut yang merupakan tanaman yang membudaya telah berlangsung lama sehingga keadaannya dibiarkan secara alami dengan kurang melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan produksi tetapi cendrung menambah dengan tanaman kelapa baru • Pemanfaatan ruang di bawah areal pertanaman kelapa akan mempertahankan /mengurangi erosi • Keuntungan yang diperoleh dari masing-masing tanaman sela antara 2 hingga 5 kali lebih besar dari modal yang dikeluarkan, sedangkan besarnya biaya penerimaan lebih besar 3 hingga 5 kali dari pada modal yang digunakan sebagai biaya produksi. • Kombinasi pertanaman kelapa dan tanaman sela dapat meningkatkan pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat. 30/07/2016 BALAIPENELITIANKEHUTANAN MAKASSAR 21