Studi kelayakan kombinasi tanaman kayu-kayuan pada areal pertanaman kelapa di Kecamatan Mapanget, Kota Manado menunjukkan bahwa penanaman jati, mahoni, nantu dan cempaka di antara tanaman kelapa dapat meningkatkan pendapatan petani. Analisis biaya dan manfaat menunjukkan return on investment mencapai 2-5 kali biaya produksi yang dikeluarkan. Kombinasi tanaman ini juga dapat memperlambat erosi tanah dan memaksimalkan p
2. Pendahuluan
• Jumlah penduduk
meningkat, konsumsi
kayu meningkat
• Masyarakat menanam
pohon untuk memenuhi
kebutuhannya
• Hutan rakyat, alternatif
dalam mengatasi
kebutuhan kayu, UU
No.41/1999 – hutan hak
adalah hutan yang
berada pada tanah yang
dibebani hak atas tanah.
30/07/2016
BALAIPENELITIAN
KEHUTANANMAKASSAR
2
3. Lanjutan .....
Keputusan Menteri Kehutanan
No.49/Kpts-II/1997 menyebutkan
lebih rinci bahwa hutan rakyat
adalah hutan yang tumbuh di atas
tanah yang dibebani hak milik atau
hak lainnya, dengan luas minimum
0,25 ha serta penutupan tajuk
tanaman kayu lebih dari 50% atau
jumlah pohon minimum 500
batang/ha.
330/07/2016
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
4. Lanjutan .....
Sulut sebagai bumi nyiur, dominasi
pertanaman kelapa (Cocos nucifera) ,sejak
abad ke XVI dibawah oleh penjelajah Eropa,
Sekitar tahun 1880, Belanda membuka
perkebunan kelapa di Indonesia, tepatnya
dipulau Tallise dan Kinabohutan. Disamping
itu, kebun-kebun kelapa milik rakyat
ternyata sudah lama diusahakan, misalnya
sejak tahun 1886 kopra rakyat dari daerah
Minahasa sudah mulai diekspor ke Eropa.
Pemanfaatan lahan pada areal pertanaman
kelapa hanya 20% per ha (80%, kosong)
Populasi tanaman hanya berjumlah 140
per ha dengan jarak 9 x 9m dengan luas
perakaran ± 1,5 – 2,0 dari pangkal batang.
(± 9.760 m2)
430/07/2016
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
5. Lanjutan
Di SULUT terdapat areal
pertanaman kelapa dalam
seluas ± 271,359 ha, ≈ ±
217.087 ha yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan usaha tani palawija -
tanaman tahunan.
Pada lahan-lahan yang
memiliki tingkat kemiringan
bergelombang hingga berbukit
(> 25%) pemanfaatan lahan
sisa secara efisien diantara
tanaman kelapa akan
meningkatkan pendapatan
petani secara ekonomis, dan
dapat mengurangi bahaya
erosi.
530/07/2016
6. 6
METODOLOGI
BAHAN DAN PERALATAN
Bahan : Kombinasi
pertanaman kelapa (milik
masyarakat) dengan
tanaman kayu-kayuan
cempaka – (Elmerillia
ovalis), jati - Tectona
grandis), mahoni (Switenia
macrophylla), nantu/nyatoh
(Palaquium sp.).
Peralatan : pita keliling,
haga hypsometer, tambang,
alat tulis, tally sheet,
kuestioner dan kamera.
30/07/2016
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
7. ÝR = Ŕ . X. 0,8
ÝR = Volume tegakan (m3)
Ŕ = Rata – rata volume
pohon per hektar (m3/ha)
X = Luas lahan (ha)
ROI =
𝑲𝒆𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏
𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 /𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
*) Rerturn on investmen
R/C ratio =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂
*) Analisis Revenue Cost Ratio
7
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
30/07/2016
8. TANAMAN MAHONI
UMUR 6 TH
JARAK TANAM 2 X 3 M
B A L A I P E N E L I T I A N K E H U T A N A N M A K A S S A R 8
9. TANAMAN JATI
UMUR 7 TH
JARAK TANAM 4 X 5
B AL A I P E N E L I T I AN K E H U T AN A N M AK AS S A R 9
10. TANAMAN NYATOH
UMUR 6 TH
JARAK TANAM 2 X 3 M
B A L A I P E N E L I T I A N K E H U T A N A N M A K A S S A R 10
11. B A L A I P E N E L I T I A N K E H U T A N A N M A K A S S A R 11
TANAMAN CEMPAKA
UMUR 6 TH
JARAK TANAM 2 X 3 M
12. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hutan rakyat murni Tanaman kelapa di lokasi penelitian umumnya
ditanam pada tahun 1975-1976, menghasilkan buah pada usia antara
9-10 tahun
Batang kelapa mempunyai kekuatan yang berbeda pada setiap
bagian. Umumnya bagian tepi lebih keras dibandingkan dengan
bagian tengah. Faktor tersebut disebabkan karena adanya sel-sel
pembuluh berkelompok yang disebut vascular bundles dan menyebar
lebih rapat pada bagian tepi dibandingkan bagian tengah
Arah vertikal maupun arah horizontal secara fisis dan mekanis sangat
berbeda.
Pada batang yang sudah masak tebang pada pangkal pohon bagian
tengah batang berat jenisnya 0,25 dan pada bagian tepi sekitar 0,90.
Berat jenis batang kelapa pada ketinggian 19,5 m di atas tanah
bagian tengah batang sekitar 0,10 dan bagian tepi 0,25
30/07/2016BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR12
14. Produksi Buah/Kopra
• Data Dinas Perkebunan (2011) areal untuk tanaman
kelapa yang sudah tak produktif lagi , meningkat
menjadi 32.526 Ha dibanding 2008 sebesar 28.886,90
Ha.
• Peremajaan sebanyak 115 ribu pohon kelapa telah
dilakukan akan tetapi produktivitas tak bisa
ditingkatkan, tahun 2009 di Sulawesi Utara produksi per
hektar mengalami penurunan dari 1,21 ton per hektar
menjadi 1,20 ton per hektar.
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
14
15. Hasil Pengukuran Tanaman Kayu
• Ukuran diameter setinggi dada, antara antara 12 – 31 cm, dan
tinggi total tanaman antara 6,5 – 20 m. Untuk tanaman jati
diameter setinggi dada antara 13 – 30 cm dengan tinggi total
15 – 21 m.
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
15
No Jenis Tanaman
Volume
Pohon m3/ha
Luas Lahan Ha
Volume Tegakan
(m3)
1 Jati 282,72 3 846,16
2 Nyatoh/Nantu 194,86 1 194,86
3 Cempaka 65,46 1 65,46
4 Mahoni 257,73 1 257,73
Jumlah volume pohon untuk masing – masing tanaman
16. Ketentuanjumlah pohon tertinggalpada
kegiatanpenjaranganjati
No
Tinggi pohon
(meter)
Jumlah pohon
tertinggal (per
hektar)
Umur *
(tahun)
Jarak tanam
(meter)
1 11,0 - 13,0 1.300 - 1.500 5 - 11 2,5 s/d 3
2 13,5 - 15,5 1.000 - 1.100 7 – 17 3
3 15,5 - 17,0 800 - 850 10 - 21 3,5
4 17,5 - 21,0 500 - 550 15 - 34 4 s/d 4,5
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
16
Keterangan : * = tergantung pada kondisi kesuburan tanah
Sumber : Modifikasi Tabel Penjarangan Perum Perhutani (2001)
17. Analisis Biaya
• Analisis Biaya Panen Kelapa
• Luas pertanaman kelapa = 1 ha
• Tahun tanam = 1975 – 1976
• Waktu panen / tahun = 4 kali
• Panen dalam 1 ha (100 btg)/tahun = ± 1, 2 ton – 1,5 ton
• kopra
• Harga kopra/kg = ± Rp.3.500,-
• Jumlah penerimaan/tahun = ± Rp. 4.725.000,- atau
• Jumlah penerimaan/bulan = ± Rp. 393,750 ==
• Rp. 400.000,-
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
17
18. Analisis Biaya Tanaman Kayu
No.
Hasil
Penjarangan
Volume
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Penerima
an (Rp)
Biaya
Produksi
(Rp)
Jumlah
Keuntungan
(Rp)
1 Jati 72 m3 2.000 144.000 34.500 109.500
2 Nyato/Nantu 68 m3 1.500 102.000 15.975 86.025.
3 Cempaka 23 m3 1.750 40.250 15.975 24.275.
4 Mahoni 72 m3 1.500 108.000 19.475 88.525.
30/07/2016BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
18
X Rp. 1.000,-
19. Lanjutan
No.
Jenis Tanaman
Sela
Keuntungan
(Rp)
Biaya
Produksi
(Rp)
ROI Keterangan
1 Jati 109.500.000 34.500.000 3,17
2 Nyato/Nantu 86.025.000 15.975.000 5.40
3 Cempaka 24.275.000 15.975.000 1.52
4 Mahoni 88.525.000 19.475.000 4.55
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
19
. Hasil Analisis ROI dan R/C Untuk Masing-masing Tanaman Sela
20. Lanjutan. . .
No.
Jenis
Tanaman
Sela
Penerimaan
(Rp)
Biaya
Produksi (Rp)
R/C Keterangan
1 Jati 144.000.000 34.500.000 4,17
2 Nyato/Nantu 102.000.000 15.975.000 6,4
3 Cempaka 40.250.000 15.975.000 2,51
4 Mahoni 108.000.000 19.475.000 5,50
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
20
21. Penutup
• Kelapa di Sulut yang merupakan tanaman yang membudaya telah
berlangsung lama sehingga keadaannya dibiarkan secara alami
dengan kurang melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan
produksi tetapi cendrung menambah dengan tanaman kelapa
baru
• Pemanfaatan ruang di bawah areal pertanaman kelapa akan
mempertahankan /mengurangi erosi
• Keuntungan yang diperoleh dari masing-masing tanaman sela
antara 2 hingga 5 kali lebih besar dari modal yang dikeluarkan,
sedangkan besarnya biaya penerimaan lebih besar 3 hingga 5 kali
dari pada modal yang digunakan sebagai biaya produksi.
• Kombinasi pertanaman kelapa dan tanaman sela dapat
meningkatkan pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat.
30/07/2016
BALAIPENELITIANKEHUTANAN
MAKASSAR
21