Analisis Semiotika Naratif Greimas
pada cerpen karya Guy de Maupassant "Les Bijoux"
Oleh: Damar Rakhmayastri
09/282882/SA/14920
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Le père judas; guy de maupassant duta putra niagara
Analisis semiotika naratif les bijoux
1. Analisis Semiotik Naratif Greimase
pada cerpen karya Guy de Maupassant
“LES BIJOUX”
1
OLEH:
DAMAR RAKHMAYASTRI
09/282882/SA/14920
2. Les Bijoux
2
Les Bijoux adalah salah satu karya cerpen Guy de Maupassant
yang dipublikasikan melalui Gil Blas pada tanggal 27 Maret
1883, di bawah penerbit Maufrigneuse. Karya ini kemudian
diterbitkan dalam kumpulan cerita Clair de lune bersama
dengan karya lainnya seperti: Clair de lune, Un coup
d'Etat, Conte de Noël, La légende du Mont Saint-Michel, Une
veuve, Mademoiselle Cocotte, Apparition, et La nuit.
Les bijoux bercerita tentang seorang pegawai yang memiliki
istri yang gemar akan perhiasan imitasi. Pegawai tersebut
sangat mencintai istrinya. Ketika istrinya meninggal, hidup
pegawai tersebut menjadi berantakan dan ia jatuh
miskin, namun tanpa disangka kegemaran istrinya terhadap
perhiasan palsu mampu membuat hidupnya kembali bahagia.
Pada bagian akhir cerita kembali terdapat perubahan situasi.
3. Situation Initiale (Situasi Awal)
3
Waktu: Diceritakan dalam kala lampau
(imparfait, passé simple).
Tempat: Berlangsung di Paris. Pengarang juga
menyesuaikan cerita sesuai dengan standar moral
orang-orang Paris.
Penokohan: Tiga tokoh utama cerita ini adalah:
M. Lantin, kepala kantor Departemen Dalam Negeri.
Gadis muda, istri Monsieur Lantin, tidak disebutkan namanya.
Pemilik toko di rue de la Paix, tidak disebutkan namanya.
4. Situation (Keadaan/situasi awal tokoh)
4
Seorang kepala kantor Departemen Dalam Negeri,
Monsieur Lantin, menikahi seorang gadis muda yang
pintar dalam mengatur keuangan namun memiliki
kegemaran terhadap perhiasan palsu dan menonton
teater.
5. Noeud déclencheur
(Penyebab situasi awal berubah)
5
Seiring dengan kecintaan sang istri terhadap
teater, istrinya sering menggunakan perhiasan-
perhiasan palsu. M. Lantin yang tidak menyukai
kedua hal tersebut menolak untuk menemani
istrinya menonton teater. Kemudian di suatu malam
musim dingin istrinya pulang dari menonton opera
dengan keadaan menggigil yang kemudian
meninggal karena radang paru-paru.
6. Action & Reaction (Aksi& Reaksi)
6
Action (Aksi)
Monsieur Lantin sangat sedih dengan kematian istrinya
Réaction (Reaksi)
Dengan ketidakhadiran istrinya, Monsieur Lantin kesulitan
mengatur gajinya sehingga dia mulai sering berhutang dan
jatuh miskin.
7. Dénouement (Penyebab Situasi Final Muncul)
7
Monsieur Lantin mencoba menjual
perhiasan palsu milik istrinya dengan
harapan bisa mendapatkan sedikit uang
setidaknya 6-8 franc untuk makan.
Tanpa disangka ternyata ia bisa mendapatkan
hingga 18.000 ribu franc dari penjualan satu
kalung yang ia kira palsu
Mengetahui ternyata perhiasan istrinya
ternyata asli, ia menjual semua perhiasan dan
mendapatkan hampir 150 ribu franc.
8. Situation Finale (Situasi Final)
8
Monsieur Lantin berfoya-foya dengan uang hasil
penjualan perhiasan milik istrinya. Kemudian ia
menikah kembali dengan seorang wanita yang
saleh namun pemarah. Wanita ini membuat hidup
Monsieur Lantin menderita.
9. Segmentation du texte (Pembagian Teks)
9
Saya membagi teks “Les Bijoux” menjadi 10 sekuen:
Sekuen 1
Sekuen pertama diawali dengan:
M. Lantin (disjonction actorielle)
cette jeune fille (disjonction actorielle)
Il ne blâmait en elle que deux goûts (disjonction actorielle)
Sekuen 2
Sekuen kedua diawali dengan:
Or, ce goût pour le théâtre fit bientôt naître en elle le besoin de
se parer (disjonction actorielle)
10. 10
Sekuen 3
Sekuen ketiga diawali dengan:
une nuit d'hiver (disjonction temporelle)
elle mourait d'une fluxion de poitrine (disjonction actorielle)
Sekuen 4
Sekuen keempat diawali dengan:
Lantin faillit la suivre dans la tombe (disjonction actorielle)
du matin au soir (disjonction temporelle)
11. 11
Sekuen 5
Sekuen kelima diawali dengan:
Mais la vie se faisait dure pour lui (disjonction actorielle)
après l'argent... (disjonction temporelle)
Sekuen 6
Sekuen keenam diawali dengan:
Un matin enfin (disjonction temporelle)
il songea à vendre quelque chose (disjonction actorielle)
12. 12
Sekuen 7
Sekuen ketujuh diawali dengan:
une boutique de bijoutier (disjonction topologique)
Vous pouvez chercher ailleurs si on vous en donne davantage
(disjonction actorielle)
Sekuen 8
Sekuen kedelapan diawali dengan:
chez un autre marchand à l'entrée de la rue de la Paix (disjonction
topologique)
Je suis prêt à le reprendre pour dix-huit mille (disjonction actorielle)
Ce collier a été envoyé en effet à l'adresse de Madame Lantin
(disjonction actorielle)
16, rue des Martyrs (disjonction topologique)
le 20 juillet 1876 (disjonction temporelle)
13. 13
Sekuen 9
Sekuen 9 diawali dengan:
Puis, comme il allait sortir (disjonction temporelle)
Vous conviendrait-il de me les acheter aussi? (disjonction
actorielle)
Sekuen 10
Sekuen 10 diawali dengan:
Pour la première fois (disjonction temporelle)
Six mois plus tard (disjonction temporelle)
14. Sekuen 1 & 2
14
Sekuen 1 Sekuen 2
Bagian ini merupakan Istrinya semakin gemar
perkenalan tokoh. M. dengan teater dan
Lantin menikahi seorang perhiasan-perhiasan
gadis “cette jeune fille” palsu “Or, ce goût pour
yang ditemuinya di sebuah le théâtre fit bientôt
pesta. Istrinya memiliki naître en elle le besoin de
dua kegemaran yang tidak
disukai M. Lantin “Il ne se parer”.
blâmait en elle que deux Cerita dan wacana /
goûts”. penyebab situasi awal
Cerita / situasi awal / berubah / disforia dalam
euforia euforia
15. Sekuen 3 & 4
15
Sekuen 3 Sekuen 4
Di malam musim dingin M. Lantin sangat
“une nuit d’hiver”, Istri berduka dan menangis
M. Lantin meninggal tanpa henti “du matin
karena radang paru-paru au soir “
“elle mourait d'une
Cerita / aksi / disforia:
fluxion de poitrine”.
kesedihan akan
Cerita / penyebab situasi
awal berubah / disforia
kehilangan istri yang
sangat dicintai
16. Sekuen 5 & 6
16
Sekuen 5 Sekuen 6
Kehidupan Monsieur M. Lantin akhirnya
Lantin menjadi semakin
sulit “Mais la vie se faisait memutuskan untuk
dure pour lui”, setelah menjual perhiasan
banyak berhutang ia jatuh imitasi milik istrinya “il
miskin. “apres l’argent...”
songea à vendre
Cerita / reaksi / disforia:
kesulitan dalam hidup quelque chose”
miskin dan penuh hutang Cerita / disforia
17. Sekuen 7 & 8
17
Sekuen 7 Sekuen 8
M. Lantin tidak percaya Beralih ke toko lainnya, M.
dengan apa yang dikatakan Lantin mendapati kalungnya
memang benar-benar asli dan
oleh pemilik toko bahwa bahkan dihargai lebih mahal
kalungnya berharga mahal dari toko sebelumnya “Je suis
“Vous pouvez chercher prêt à le reprendre pour dix-
ailleurs si on vous en huit mille”
donne davantage” Cerita dan wacana /
dénouement (penyebab
Cerita dan wacana / munculnya situasi final) /
disforia: merasa dibodohi euforia: mendapatkan
oleh pemilik toko keberuntungan yangt tak
terkira
18. Sekuen 9 & 10
18
Sekuen 9 Sekuen 10
M. Lantin menjual Untuk pertama kalinya M.
Lantin tidak merasa bosan
semua perhiasan istrinya menonton teater dan ia
kemudian keluar dari berfoya-foya. Enam bulan
pekerjaannya dan kemudian ia kembali
menikah namun ia
berfoya-foya. menderita karena istri
Cerita dan wacana / barunya ini pemarah.
Cerita / (situation finale)
dénouement (penyebab situasi akhir / euforia yang
munculnya situasi final) berubah menjadi disforia
/ euforia di akhir bagian.
19. Le niveau figuratif
19
Pertentangan dalam teks:
KEMISKINAN vs BORJUIS
Penulis menyandingkan dua dunia yang berbeda:
Elle était venue ensuite à Paris avec sa mère, qui fréquentait
quelques familles bourgeoises de son quartier dans l'espoir de
marier la jeune personne. Elles étaient pauvres et honorables,
tranquilles et douces.
Lantin yang sedang menjalani kehidupan yang sulit, jatuh miskin
karena hutang, ingin merasakan kekayaan para bangsawan.
Lantin se dit, en les regardant passer: "Comme on est heureux
quand on a de la fortune! Avec de l'argent on peut secouer jusqu'aux
chagrins, on va où l'on veut, on voyage, on se distrait! Oh! si j'étais
riche!“
20. 20
KECANTIKAN vs PERHIASAN
Lantin mengingatkan istrinya bahwa disaat seseorang tidak mampu
membeli perhiasan asli, lebih baik menghias diri dengan kecantikan
dan keanggunan.
Son mari, que choquait un peu cet amour du clinquant, répétait souvent:
"Ma chère, quand on n'a pas le moyen de se payer des bijoux véritables, on
ne se montre parée que de sa beauté et de sa grâce, voilà encore les plus
rares joyaux."
KESEDERHANAAN vs KEMEWAHAN
Istri Lantin yang suka dengan perhiasan setuju dengan perkataan
Lantin namun ia tidak ingin menghentikan kebiasaannya karena
memang itulah hal dia sukai.
Mais elle souriait doucement et répétait: "Que veux-tu? J'aime ça. C'est mon
vice. Je sais bien que tu as raison; mais on ne se refait pas. J'aurais adoré
les bijoux, moi!"
21. 21
DISFORIA vs EUFORIA
Kehidupan Monsieur Lantin mengalami beberapa disforia dan
euforia.
Pada sekuen 1 berada pada euforia
Pada sekuen 2 masih berada pada euforia namun di dalam sudah
sedikit muncul disforia
Pada sekuen 3-7 berturut-turut Lantin berada pada disforia,
istrinya meninggal, hidup dipenuhi hutang, kemudian jatuh
miskin.
Pada sekuen 8-10 berada dalam euforia namun tepat di akhir
cerita Lantin kembali mengalami disforia karena istrinya yang
pemarah membuat hidupnya menderita.