Presentasi Diploma Bahasa Prancis SV-UGM 25 januari 2012Sekolah Vokasi UGM
Profil Diploma Bahasa Prancis Sekolah Vokasi yang berbeda dengan Jurusan Sastra Prancis atau Jurusan Bahasa Prancis pada umumnya. Diploma Bahasa Prancis SV-UGM menyajikan diri sebagai pendidikan profesional di ranah industri bahasa dan industri kreatif
Presentasi Diploma Bahasa Prancis SV-UGM 25 januari 2012Sekolah Vokasi UGM
Profil Diploma Bahasa Prancis Sekolah Vokasi yang berbeda dengan Jurusan Sastra Prancis atau Jurusan Bahasa Prancis pada umumnya. Diploma Bahasa Prancis SV-UGM menyajikan diri sebagai pendidikan profesional di ranah industri bahasa dan industri kreatif
2. Waktu: Cerpen ini menceritakan kejadian di masa lampau
seperti kebanyakan cerpen lainnya. Kala yang dipakai:
imparfait, passé composé, passé simple.
Setting tempat: sebuah daerah sekitar danau; digambarkan
keindahannya pada awal cerita, kota kecil di sekitarnya.
Setting waktu: sebuah masa pada abad XIX
Alur cerita: cerpen ini memiliki dua narator, yang pertama
adalah “aku” yang menceritakan tentang seorang kakek tua
(le pere Joseph) (selanjutnya akan disebut C1), kemudian le
pere Joseph menceritakan cerita lain (selanjutnya akan
disebut C2). Seperti ada satu cerita di dalam cerita lain
yang keduanya dijembatani oleh sebuah benda (simbol)
yang dapat memancing memori si tokoh. Namun di sini
cerita intinya adalah C2.
3. Penokohan:
Dalam C1: - “Moi”: seseorang yang berkunjung ke
danau dan menemui le pere Joseph.
- “Le pere Joseph”: seorang nelayan tua renta.
Dalam C2: - “Une vieille mediante”: seorang wanita
penuh iba bertubuh besar yang hidup dari uang
sumbangan dan meminta-minta.
- “Un vieillard mediante”: pengemis lelaki tua dengan
jenggot putih panjang.
4. Seorang wanita pengemis penuh iba yang dianggap
sebagai orang Yahudi oleh masyarakat (kaum Yahudi
pada saat itu sangat termarginalkan di Eropa).
Datang seorang pria tua yang juga seorang pengemis
ke rumah sang wanita, mereka akhirnya tinggal
bersama dan mengemis bersama.
Suatu hari ada yang memberikan mereka dua ekor
babi untuk diternakkan.
5. Sang wanita tua pengemis terserang penyakit parah dan sang
pria tua merawatnya di gubuk reot mereka. Tidak ada yg
mengunjungi mereka karena mereka dianggap Yahudi
sebab tak pernah muncul di gereja.
Actions:
Mereka berhenti mengemis, hanya sesekali sang pria yang
mengemis.
Pendeta setempat mendengar kabar bahwa sang pengemis
wanita sekarat dan kemudian datang untuk menawarkan
bantuan.
Pengemis pria menolak mentah-mentah tawaran itu
dengan mengolok-olok sang pendeta dengan bahasa yang
aneh dan tidak diketahui.
6. Pria tua akhirnya merawat sang wanita sendiri sampai
akhirnya sang wanita meninggal dunia.
Situation finale:
Wanita pengemis akhirnya meninggal dunia dan sang
pria tua menguburnya sendiri tanpa. Tak lama hidup
sendiri, sang pengemis tua akhirnya ditemukan tewas
dimakan oleh babi-babinya yang kelaparan karena
tidak diurus dengan baik olehnya.
7. Séquence 1-3 adalah dalam C1
Séquence 1.
Ditemukan banyak sekali disjonctions topologiques
pada tiga paragraf pertama. Contoh: “Tout ce pays
était surprenant, marqué d'un caractère de grandeur
presque religieuse et de désolation sinistre.”
Disjonctions actorielles:
“une petite maison basse habitée par un vieux batelier,
le père Joseph…”
8. Séquence 2
Disjonction temporelle:
- “…et soudain…”
Disjonction topologique:
- “… sur l'autre bord, une ruine, une chaumière éventrée
dont le mur portait une croix, une croix énorme et
rouge, qu'on aurait dit tracée avec du sang,…”
9. Séquence 3; diawali dengan sebuah disjonction
actorielle:
- “Jadis cette hutte était occupée par une grande femme,
sorte de mendiante, vivant de la charité publique.”
Disjonction actorielle yang lain:
- “…un vieillard à barbe blanche…”
Disjonction temporelle:
- “Or un soir,…”
11. Séquence 6
Disjonction temporelle:
- “Le lendemain…”
- “C'était pendant la semaine sainte…”
Séquence 7
Dimulai dengan sebuah disjonction temporelle: “Mais le
lundi de Pâques…”
Juga terdapat sebuah disjonction temporelle dalam
dialog le pere Joseph: “…le vendredi saint, à trois
heures après midi.”
12. Séquence 1: pengenalan setting tempat dan tokoh
dalam C1.
Séquence 2: bertemunya tokoh dengan sebuah benda
(gubuk kosong berdarah) yang menjembatani C1
dengan C2/menarik flashback.
Séquence 3: masuk ke dalam flashback
(C2)/pengenalan tokoh dalam C2/pengemis wanita
kedatangan pengemis pria/“Or un soir,…”/hidup
bersama/situation initiale.
13. Séquence 4: informasi tentang gosip ke-Yahudi-an
sang dua pengemis/ « Maman, maman, c'est la
Juive ! »/dysphorie: kemiskinan dan dianggap Yahudi.
Séquence 5: pengemis wanita sakit/“Sa compagne,
une nuit,…”/datang pendeta (simbol euphorie)/noeud
déclencheur.
Séquence 6: pengemis wanita meninggal/“Le
lendemain…”/dénouement.
14. Séquence 7: pengemis pria mati dimakan babi yang
kelaparan/“Mais le lundi de Pâques,…”/Situation finale.
15. YAHUDI vs NASRANI
MISKIN vs KECUKUPAN
DOMINÉ vs DOMINANT