SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
BERITA NEGARA 
REPUBLIK INDONESIA 
No.413, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Akreditasi. 
Rumah Sakit. Penyelenggaraan. Pencabutan. 
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR 012 TAHUN 2012 
TENTANG 
AKREDITASI RUMAH SAKIT 
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, 
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 40 ayat (4) 
Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah 
Sakit perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan 
tentang Akreditasi Rumah Sakit; 
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang 
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara 
Republik Indonesia Nomor 5063); 
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah 
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik 
Indonesia Nomor 5072); 
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 
147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah 
Sakit; 
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 
340/Menkes/Per/I/2010 tentang Klasifikasi Rumah 
Sakit; 
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.413 2 
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan 
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara 
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585); 
MEMUTUSKAN: 
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG 
AKREDITASI RUMAH SAKIT. 
BAB I 
KETENTUAN UMUM 
Pasal 1 
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 
1. Akreditasi Rumah Sakit, selanjutnya disebut Akreditasi, adalah 
pengakuan terhadap Rumah Sakit yang diberikan oleh lembaga 
independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri, 
setelah dinilai bahwa Rumah Sakit itu memenuhi Standar Pelayanan 
Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan 
Rumah Sakit secara berkesinambungan. 
2. Standar Pelayanan Rumah Sakit adalah semua standar pelayanan 
yang berlaku di Rumah Sakit antara lain standar prosedur 
operasional, standar pelayanan medis, dan standar asuhan 
keperawatan. 
3. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang 
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna 
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat 
darurat. 
4. Instrumen Akreditasi selanjutnya disebut instrumen adalah alat ukur 
yang dipakai oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi 
untuk menilai Rumah Sakit dalam memenuhi Standar Pelayanan 
Rumah Sakit. 
5. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden 
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan 
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang 
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 
6. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, Walikota, dan perangkat 
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 
7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal di lingkungan 
Kementerian Kesehatan yang bertanggung jawab di bidang upaya 
kesehatan. 
www.djpp.depkumham.go.id
3 2012, No.413 
Pasal 2 
Akreditasi bertujuan untuk: 
a. meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit; 
b. meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit; 
c. meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber daya 
manusia Rumah Sakit dan Rumah Sakit sebagai institusi; dan 
d. mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan. 
BAB II 
PENYELENGGARAAN AKREDITASI 
Bagian Kesatu 
Umum 
Pasal 3 
(1) Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit, dilakukan 
Akreditasi. 
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Akreditasi 
nasional dan Akreditasi internasional. 
(3) Rumah Sakit wajib mengikuti Akreditasi nasional. 
(4) Dalam upaya meningkatkan daya saing, Rumah Sakit dapat 
mengikuti Akreditasi internasional sesuai kemampuan. 
(5) Rumah Sakit yang akan mengikuti Akreditasi internasional 
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus sudah mendapatkan 
status Akreditasi nasional. 
(6) Bagi Rumah Sakit yang telah mendapatkan status Akreditasi nasional 
maupun Akreditasi internasional, harus sudah mendapatkan status 
Akreditasi yang baru sebelum masa berlaku status Akreditasi 
sebelumnya berakhir. 
(7) Setiap Rumah Sakit baru yang telah memperoleh izin operasional dan 
beroperasi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun wajib mengajukan 
permohonan Akreditasi. 
Bagian Kedua 
Penyelenggaraan Akreditasi Nasional 
Pasal 4 
Penyelenggaraan Akreditasi nasional meliputi persiapan Akreditasi, 
bimbingan Akreditasi, pelaksanaan Akreditasi dan kegiatan pasca 
Akreditasi. 
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.413 4 
Pasal 5 
(1) Persiapan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 antara 
lain meliputi pemenuhan standar dan penilaian mandiri (self 
assessment). 
(2) Penilaian mandiri (self assesment) sebagaimana dimaksud pada ayat 
(1) merupakan proses penilaian penerapan Standar Pelayanan Rumah 
Sakit dengan menggunakan Instrumen Akreditasi. 
(3) Penilaian mandiri (self assesment) sebagaimana dimaksud pada ayat 
(2) bertujuan untuk mengukur kesiapan dan kemampuan Rumah 
Sakit dalam rangka survei Akreditasi. 
(4) Penilaian mandiri (self assesment) sebagaimana dimaksud pada ayat 
(2) dan ayat (3) dilakukan oleh Rumah Sakit yang akan menjalani 
proses Akreditasi. 
Pasal 6 
(1) Bimbingan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 
merupakan proses pembinaan Rumah Sakit dalam rangka 
meningkatkan kinerja dalam mempersiapkan survei Akreditasi. 
(2) Bimbingan Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan 
oleh pembimbing Akreditasi dari lembaga independen pelaksana 
Akreditasi yang akan melakukan Akreditasi. 
(3) Pembimbing Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 
merupakan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan 
kewenangan dalam membimbing Rumah Sakit untuk mempersiapkan 
Akreditasi. 
Pasal 7 
Pelaksanaan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi 
survei Akreditasi dan penetapan status Akreditasi. 
Pasal 8 
(1) Survei Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 merupakan 
penilaian untuk mengukur pencapaian dan cara penerapan Standar 
Pelayanan Rumah Sakit. 
(2) Survei sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh surveior 
Akreditasi dari lembaga independen pelaksana Akreditasi. 
(3) Surveior Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan 
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan dalam 
bidang Akreditasi untuk melaksanakan survei Akreditasi. 
Pasal 9 
(1) Penetapan status Akreditasi nasional sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 7 dilakukan oleh lembaga independen pelaksana Akreditasi 
berdasarkan rekomendasi dari surveior Akreditasi. 
www.djpp.depkumham.go.id
5 2012, No.413 
(2) Selain memberikan rekomendasi penetapan status Akreditasi 
nasional, surveior Akreditasi harus memberikan rekomendasi 
perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan oleh Rumah Sakit untuk 
pemenuhan Standar Pelayanan Rumah Sakit. 
(3) Rumah Sakit yang telah mendapatkan status Akreditasi nasional 
diwajibkan membuat perencanaan perbaikan strategis sesuai dengan 
rekomendasi surveior untuk memenuhi Standar Pelayanan Rumah 
Sakit yang belum tercapai. 
Pasal 10 
(1) Lembaga independen pelaksana Akreditasi dan Rumah Sakit wajib 
menginformasikan status Akreditasi nasional kepada publik. 
(2) Rumah Sakit yang telah mendapatkan status Akreditasi nasional 
dapat mencantumkan kata “terakreditasi nasional” di bawah atau di 
belakang nama Rumah Sakitnya dengan huruf lebih kecil dan 
mencantumkan nama lembaga independen penyelenggara akreditasi 
yang mengakreditasi, masa berlaku status Akreditasinya serta 
mencantumkan lingkup/tingkatan Akreditasinya. 
(3) Penulisan nama rumah sakit yang terakreditasi nasional harus dibuat 
sesuai contoh sebagaimana tercantum pada Lampiran yang 
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 
Pasal 11 
(1) Kegiatan pasca Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 
dilakukan dalam bentuk survei verifikasi. 
(2) Survei verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat 
dilakukan oleh lembaga independen pelaksana Akreditasi yang 
melakukan penetapan status Akreditasi terhadap Rumah Sakit. 
(3) Survei verifikasi bertujuan untuk mempertahankan dan/atau 
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit sesuai dengan 
rekomendasi dari surveior. 
(4) Pelaksanaan kegiatan pasca Akreditasi diatur oleh lembaga 
independen pelaksana Akreditasi. 
Bagian Ketiga 
Penyelenggaraan Akreditasi Internasional 
Pasal 12 
(1) Rumah sakit yang telah mendapatkan status Akreditasi internasional 
wajib melaporkan status Akreditasinya kepada Menteri. 
(2) Akreditasi internasional hanya dapat dilakukan oleh lembaga 
independen penyelenggara Akreditasi yang sudah terakreditasi oleh 
International Society for Quality in Health Care (ISQua). 
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.413 6 
(3) Rumah Sakit yang telah mendapatkan status Akreditasi internasional 
dapat mencantumkan kata “terakreditasi internasional” di bawah atau 
di belakang nama Rumah Sakitnya dengan huruf lebih kecil dan 
mencantumkan nama lembaga independen penyelenggara Akreditasi 
yang mengakreditasinya, masa berlaku status Akreditasinya serta 
mencantumkan lingkup/tingkatan akreditasinya. 
(4) Penulisan nama Rumah Sakit yang terakreditasi internasional harus 
dibuat sesuai contoh sebagaimana tercantum pada Lampiran yang 
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 
BAB III 
PENYELENGGARA AKREDITASI 
Pasal 13 
(1) Akreditasi hanya dapat dilakukan oleh lembaga independen 
penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri. 
(2) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi sebagaimana 
dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari dalam maupun luar negeri. 
(3) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi sebagaimana 
dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri dalam proses pelaksanaan, 
pengambilan keputusan dan penerbitan sertifikat status Akreditasi. 
Pasal 14 
(1) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi dalam melaksanakan 
tugasnya harus berpedoman pada standar Akreditasi Rumah Sakit 
yang berlaku. 
(2) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi wajib menyusun tata 
laksana penyelenggaraan Akreditasi. 
Pasal 15 
(1) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi wajib melaporkan 
Rumah Sakit yang telah terakreditasi oleh lembaga tersebut kepada 
Menteri. 
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setiap tahun 
dan disampaikan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal. 
BAB IV 
KEWAJIBAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH 
Pasal 16 
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mendukung, memotivasi, 
mendorong dan memperlancar proses pelaksanaan Akreditasi untuk 
semua Rumah Sakit. 
www.djpp.depkumham.go.id
7 2012, No.413 
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan 
pembiayaan kepada Rumah Sakit untuk proses Akreditasi. 
(3) Bantuan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran 
Pendapatan dan Belanja Daerah atau sumber lain yang sah sesuai 
ketentuan peraturan perundang-undangan. 
BAB V 
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 
Pasal 17 
(1) Menteri melalui Direktur Jenderal melakukan pembinaan dan 
pengawasan dalam penyelenggaraan Akreditasi. 
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 
dilakukan dengan mengikutsertakan Pemerintah Daerah, Badan 
Pengawas Rumah Sakit dan Asosiasi Perumahsakitan. 
Pasal 18 
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 17, Direktur Jenderal atas nama Menteri dapat mengambil tindakan 
administratif kepada Rumah Sakit berupa teguran lisan, teguran tertulis 
dan/atau pencabutan izin atau rekomendasi pencabutan izin sesuai 
dengan kewenangannya. 
Pasal 19 
Setiap orang termasuk badan hukum yang dengan sengaja mencantumkan 
status Akreditasi palsu, baik status Akreditasi nasional maupun status 
Akreditasi internasional dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan 
perundang-undangan. 
BAB VI 
KETENTUAN PERALIHAN 
Pasal 20 
Rumah Sakit yang belum terakreditasi harus menyesuaikan dengan 
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini selambat-lambatnya 1 (satu) tahun 
sejak diundangkannya Peraturan Menteri ini. 
Pasal 21 
Komisi Akreditasi Rumah Sakit yang sudah terbentuk, masih dapat 
melaksanakan tugasnya sampai dengan ditetapkannya lembaga 
independen penyelenggara Akreditasi berdasarkan Peraturan Menteri ini. 
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.413 8 
BAB VII 
KETENTUAN PENUTUP 
Pasal 22 
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri 
Kesehatan Nomor 1195/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Lembaga/Badan 
Akreditasi Rumah Sakit Bertaraf Internasional dicabut dan dinyatakan 
tidak berlaku. 
Pasal 23 
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan 
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara 
Republik Indonesia. 
Ditetapkan di Jakarta 
pada tanggal 15 Maret 2012 
MENTERI KESEHATAN 
REPUBLIK INDONESIA, 
ENDANG RAHAYU SEDYANINGIH 
Diundangkan di Jakarta 
pada tanggal 13 April 2012 
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA 
REPUBLIK INDONESIA, 
AMIR SYAMSUDIN 
www.djpp.depkumham.go.id
9 2012, No.413 
LAMPIRAN 
PERATURAN MENTERI KESEHATAN 
NOMOR 012 TAHUN 2012 
TENTANG AKREDITASI RUMAH SAKIT 
I. CONTOH PENULISAN NAMA RUMAH SAKIT YANG TERAKREDITASI 
NASIONAL 
II. CONTOH PENULISAN NAMA RUMAH SAKIT YANG TERAKREDITASI 
INTERNASIONAL 
MENTERI KESEHATAN 
REPUBLIK INDONESIA, 
ENDANG RAHAYU SEDYANINGIH 
NAMA RUMAH SAKIT 
Terakreditasi Nasional 
Tingkat: Dasar 
(KARS: 2012-2015) 
NAMA RUMAH SAKIT 
Terakreditasi Internasional (JCI: 2012-2015) 
NAMA RUMAH SAKIT, Terakreditasi Internasional (JCI: 2012-2015) 
www.djpp.depkumham.go.id

More Related Content

What's hot

Manajemen unit-kerja-5-pertemuan-4
Manajemen unit-kerja-5-pertemuan-4Manajemen unit-kerja-5-pertemuan-4
Manajemen unit-kerja-5-pertemuan-4indra gunawan
 
Buku pedoman rm
Buku pedoman rmBuku pedoman rm
Buku pedoman rm142508
 
Akta dan Peraturan Peranti Perubatan Malaysia (2012)
Akta dan Peraturan Peranti Perubatan Malaysia  (2012)Akta dan Peraturan Peranti Perubatan Malaysia  (2012)
Akta dan Peraturan Peranti Perubatan Malaysia (2012)Najib Bahurdin
 
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatanPmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatanYulia Wibowo
 
Kan 01 syarat dan aturan lab februari 2012 (in)
Kan 01 syarat dan aturan lab februari 2012 (in)Kan 01 syarat dan aturan lab februari 2012 (in)
Kan 01 syarat dan aturan lab februari 2012 (in)Rony Simeon
 
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjang
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjangEvaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjang
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjangDikiana Pranata
 
Draft juklak 148 11 jan 2012 rev
Draft juklak 148 11 jan 2012 revDraft juklak 148 11 jan 2012 rev
Draft juklak 148 11 jan 2012 revNs.Heri Saputro
 
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...Sainal Edi Kamal
 
Standar pelayanan bp gigi
Standar pelayanan   bp gigiStandar pelayanan   bp gigi
Standar pelayanan bp gigirezadwi7
 
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhkPelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhkLies Dina Liastuti
 
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakitPedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakitdentalid
 
Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4
Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4
Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4BoneTheofrida
 
Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011ADIJM
 
Persyaratan mendirikan klinik pratama
Persyaratan mendirikan klinik pratamaPersyaratan mendirikan klinik pratama
Persyaratan mendirikan klinik pratamaMukhali Ali
 

What's hot (19)

Manajemen unit-kerja-5-pertemuan-4
Manajemen unit-kerja-5-pertemuan-4Manajemen unit-kerja-5-pertemuan-4
Manajemen unit-kerja-5-pertemuan-4
 
Buku pedoman rm
Buku pedoman rmBuku pedoman rm
Buku pedoman rm
 
Akta dan Peraturan Peranti Perubatan Malaysia (2012)
Akta dan Peraturan Peranti Perubatan Malaysia  (2012)Akta dan Peraturan Peranti Perubatan Malaysia  (2012)
Akta dan Peraturan Peranti Perubatan Malaysia (2012)
 
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatanPmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
 
Juknis reedited-januari-2104
Juknis reedited-januari-2104Juknis reedited-januari-2104
Juknis reedited-januari-2104
 
Kan 01 syarat dan aturan lab februari 2012 (in)
Kan 01 syarat dan aturan lab februari 2012 (in)Kan 01 syarat dan aturan lab februari 2012 (in)
Kan 01 syarat dan aturan lab februari 2012 (in)
 
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjang
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjangEvaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjang
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjang
 
Draft juklak 148 11 jan 2012 rev
Draft juklak 148 11 jan 2012 revDraft juklak 148 11 jan 2012 rev
Draft juklak 148 11 jan 2012 rev
 
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
 
Standar pelayanan bp gigi
Standar pelayanan   bp gigiStandar pelayanan   bp gigi
Standar pelayanan bp gigi
 
rekam medik puskesmas
rekam medik puskesmasrekam medik puskesmas
rekam medik puskesmas
 
Rekam medik
Rekam medikRekam medik
Rekam medik
 
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhkPelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
 
Bab I APK (Akreditasi RS)
Bab I APK (Akreditasi RS)Bab I APK (Akreditasi RS)
Bab I APK (Akreditasi RS)
 
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakitPedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
 
Sop edit
Sop editSop edit
Sop edit
 
Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4
Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4
Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4
 
Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011
 
Persyaratan mendirikan klinik pratama
Persyaratan mendirikan klinik pratamaPersyaratan mendirikan klinik pratama
Persyaratan mendirikan klinik pratama
 

Similar to AKREDITASI RS

Pmk no. 46 ttg akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri...
Pmk no. 46  ttg akreditasi puskesmas, klinik  pratama, tempat praktik mandiri...Pmk no. 46  ttg akreditasi puskesmas, klinik  pratama, tempat praktik mandiri...
Pmk no. 46 ttg akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri...Mila Damayanti
 
Permenkes k no._46
Permenkes k no._46Permenkes k no._46
Permenkes k no._46Rita Mesrina
 
Pmk no. 46 ttg akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri...
Pmk no. 46  ttg akreditasi puskesmas, klinik  pratama, tempat praktik mandiri...Pmk no. 46  ttg akreditasi puskesmas, klinik  pratama, tempat praktik mandiri...
Pmk no. 46 ttg akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri...PINGKI SYAMA
 
Pmk no. 46 ttg akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri...
Pmk no. 46  ttg akreditasi puskesmas, klinik  pratama, tempat praktik mandiri...Pmk no. 46  ttg akreditasi puskesmas, klinik  pratama, tempat praktik mandiri...
Pmk no. 46 ttg akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri...Haryo Yudo, MD, MHA
 
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...Adelina Hutauruk
 
62221 pmk no_46_2015_ttg_akreditas_puskesmas_klinik-pratama_tempat_praktik_ma...
62221 pmk no_46_2015_ttg_akreditas_puskesmas_klinik-pratama_tempat_praktik_ma...62221 pmk no_46_2015_ttg_akreditas_puskesmas_klinik-pratama_tempat_praktik_ma...
62221 pmk no_46_2015_ttg_akreditas_puskesmas_klinik-pratama_tempat_praktik_ma...merrysta saccarum
 
KMK 1128 - Standar Akreditasi.pdf
KMK 1128 - Standar Akreditasi.pdfKMK 1128 - Standar Akreditasi.pdf
KMK 1128 - Standar Akreditasi.pdfDyahAyuTristiari
 
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdfKMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdfEcaKenken
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiPedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiIndiSusanti
 
fixfixbukupedomanakreditasirs.pdf
fixfixbukupedomanakreditasirs.pdffixfixbukupedomanakreditasirs.pdf
fixfixbukupedomanakreditasirs.pdfRafikaDewi8
 
LAFKI Slide FKTP presentation.pdf
LAFKI Slide FKTP presentation.pdfLAFKI Slide FKTP presentation.pdf
LAFKI Slide FKTP presentation.pdfposkesbulungan
 
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_danPedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_danyuli anggraeni
 
PERMENKES 46/2015
PERMENKES 46/2015PERMENKES 46/2015
PERMENKES 46/2015IndiSusanti
 
Kepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar-1.pdf
Kepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar-1.pdfKepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar-1.pdf
Kepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar-1.pdfPuskesmasKelir1
 
Kepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar.pdf
Kepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar.pdfKepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar.pdf
Kepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar.pdfpuskesmasmontong
 
Keputusan Dirjen Yankes Tentang Instrumen Akreditasi Puskesmas 2023 ok.docx
Keputusan Dirjen Yankes Tentang Instrumen Akreditasi Puskesmas 2023 ok.docxKeputusan Dirjen Yankes Tentang Instrumen Akreditasi Puskesmas 2023 ok.docx
Keputusan Dirjen Yankes Tentang Instrumen Akreditasi Puskesmas 2023 ok.docxYulVianti
 
AKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptx
AKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptxAKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptx
AKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptxRagilArienWijaya
 
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga KesehatanPermenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga KesehatanSainal Edi Kamal
 

Similar to AKREDITASI RS (20)

Pmk no. 46 ttg akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri...
Pmk no. 46  ttg akreditasi puskesmas, klinik  pratama, tempat praktik mandiri...Pmk no. 46  ttg akreditasi puskesmas, klinik  pratama, tempat praktik mandiri...
Pmk no. 46 ttg akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri...
 
Permenkes k no._46
Permenkes k no._46Permenkes k no._46
Permenkes k no._46
 
Pmk no. 46 ttg akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri...
Pmk no. 46  ttg akreditasi puskesmas, klinik  pratama, tempat praktik mandiri...Pmk no. 46  ttg akreditasi puskesmas, klinik  pratama, tempat praktik mandiri...
Pmk no. 46 ttg akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri...
 
Pmk no. 46 ttg akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri...
Pmk no. 46  ttg akreditasi puskesmas, klinik  pratama, tempat praktik mandiri...Pmk no. 46  ttg akreditasi puskesmas, klinik  pratama, tempat praktik mandiri...
Pmk no. 46 ttg akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri...
 
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
 
62221 pmk no_46_2015_ttg_akreditas_puskesmas_klinik-pratama_tempat_praktik_ma...
62221 pmk no_46_2015_ttg_akreditas_puskesmas_klinik-pratama_tempat_praktik_ma...62221 pmk no_46_2015_ttg_akreditas_puskesmas_klinik-pratama_tempat_praktik_ma...
62221 pmk no_46_2015_ttg_akreditas_puskesmas_klinik-pratama_tempat_praktik_ma...
 
KMK 1128 - Standar Akreditasi.pdf
KMK 1128 - Standar Akreditasi.pdfKMK 1128 - Standar Akreditasi.pdf
KMK 1128 - Standar Akreditasi.pdf
 
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdfKMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiPedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
 
fixfixbukupedomanakreditasirs.pdf
fixfixbukupedomanakreditasirs.pdffixfixbukupedomanakreditasirs.pdf
fixfixbukupedomanakreditasirs.pdf
 
LAFKI Slide FKTP presentation.pdf
LAFKI Slide FKTP presentation.pdfLAFKI Slide FKTP presentation.pdf
LAFKI Slide FKTP presentation.pdf
 
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_danPedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
 
Pedoman Pendampingan Akreditasi FKTP
Pedoman Pendampingan Akreditasi FKTPPedoman Pendampingan Akreditasi FKTP
Pedoman Pendampingan Akreditasi FKTP
 
PERMENKES 46/2015
PERMENKES 46/2015PERMENKES 46/2015
PERMENKES 46/2015
 
Kepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar-1.pdf
Kepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar-1.pdfKepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar-1.pdf
Kepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar-1.pdf
 
Kepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar.pdf
Kepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar.pdfKepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar.pdf
Kepdirjen Instrumen Akreditasi Puskesmas Pasca Standar.pdf
 
Keputusan Dirjen Yankes Tentang Instrumen Akreditasi Puskesmas 2023 ok.docx
Keputusan Dirjen Yankes Tentang Instrumen Akreditasi Puskesmas 2023 ok.docxKeputusan Dirjen Yankes Tentang Instrumen Akreditasi Puskesmas 2023 ok.docx
Keputusan Dirjen Yankes Tentang Instrumen Akreditasi Puskesmas 2023 ok.docx
 
AKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptx
AKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptxAKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptx
AKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptx
 
Tata cara survey
Tata cara surveyTata cara survey
Tata cara survey
 
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga KesehatanPermenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
 

AKREDITASI RS

  • 1. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.413, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Akreditasi. Rumah Sakit. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 012 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 40 ayat (4) Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Akreditasi Rumah Sakit; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit; 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/Menkes/Per/I/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit; www.djpp.depkumham.go.id
  • 2. 2012, No.413 2 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG AKREDITASI RUMAH SAKIT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Akreditasi Rumah Sakit, selanjutnya disebut Akreditasi, adalah pengakuan terhadap Rumah Sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri, setelah dinilai bahwa Rumah Sakit itu memenuhi Standar Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit secara berkesinambungan. 2. Standar Pelayanan Rumah Sakit adalah semua standar pelayanan yang berlaku di Rumah Sakit antara lain standar prosedur operasional, standar pelayanan medis, dan standar asuhan keperawatan. 3. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 4. Instrumen Akreditasi selanjutnya disebut instrumen adalah alat ukur yang dipakai oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi untuk menilai Rumah Sakit dalam memenuhi Standar Pelayanan Rumah Sakit. 5. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 6. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal di lingkungan Kementerian Kesehatan yang bertanggung jawab di bidang upaya kesehatan. www.djpp.depkumham.go.id
  • 3. 3 2012, No.413 Pasal 2 Akreditasi bertujuan untuk: a. meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit; b. meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit; c. meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber daya manusia Rumah Sakit dan Rumah Sakit sebagai institusi; dan d. mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan. BAB II PENYELENGGARAAN AKREDITASI Bagian Kesatu Umum Pasal 3 (1) Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit, dilakukan Akreditasi. (2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Akreditasi nasional dan Akreditasi internasional. (3) Rumah Sakit wajib mengikuti Akreditasi nasional. (4) Dalam upaya meningkatkan daya saing, Rumah Sakit dapat mengikuti Akreditasi internasional sesuai kemampuan. (5) Rumah Sakit yang akan mengikuti Akreditasi internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus sudah mendapatkan status Akreditasi nasional. (6) Bagi Rumah Sakit yang telah mendapatkan status Akreditasi nasional maupun Akreditasi internasional, harus sudah mendapatkan status Akreditasi yang baru sebelum masa berlaku status Akreditasi sebelumnya berakhir. (7) Setiap Rumah Sakit baru yang telah memperoleh izin operasional dan beroperasi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun wajib mengajukan permohonan Akreditasi. Bagian Kedua Penyelenggaraan Akreditasi Nasional Pasal 4 Penyelenggaraan Akreditasi nasional meliputi persiapan Akreditasi, bimbingan Akreditasi, pelaksanaan Akreditasi dan kegiatan pasca Akreditasi. www.djpp.depkumham.go.id
  • 4. 2012, No.413 4 Pasal 5 (1) Persiapan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 antara lain meliputi pemenuhan standar dan penilaian mandiri (self assessment). (2) Penilaian mandiri (self assesment) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses penilaian penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dengan menggunakan Instrumen Akreditasi. (3) Penilaian mandiri (self assesment) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertujuan untuk mengukur kesiapan dan kemampuan Rumah Sakit dalam rangka survei Akreditasi. (4) Penilaian mandiri (self assesment) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh Rumah Sakit yang akan menjalani proses Akreditasi. Pasal 6 (1) Bimbingan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 merupakan proses pembinaan Rumah Sakit dalam rangka meningkatkan kinerja dalam mempersiapkan survei Akreditasi. (2) Bimbingan Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pembimbing Akreditasi dari lembaga independen pelaksana Akreditasi yang akan melakukan Akreditasi. (3) Pembimbing Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan dalam membimbing Rumah Sakit untuk mempersiapkan Akreditasi. Pasal 7 Pelaksanaan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi survei Akreditasi dan penetapan status Akreditasi. Pasal 8 (1) Survei Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 merupakan penilaian untuk mengukur pencapaian dan cara penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit. (2) Survei sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh surveior Akreditasi dari lembaga independen pelaksana Akreditasi. (3) Surveior Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan dalam bidang Akreditasi untuk melaksanakan survei Akreditasi. Pasal 9 (1) Penetapan status Akreditasi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan oleh lembaga independen pelaksana Akreditasi berdasarkan rekomendasi dari surveior Akreditasi. www.djpp.depkumham.go.id
  • 5. 5 2012, No.413 (2) Selain memberikan rekomendasi penetapan status Akreditasi nasional, surveior Akreditasi harus memberikan rekomendasi perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan oleh Rumah Sakit untuk pemenuhan Standar Pelayanan Rumah Sakit. (3) Rumah Sakit yang telah mendapatkan status Akreditasi nasional diwajibkan membuat perencanaan perbaikan strategis sesuai dengan rekomendasi surveior untuk memenuhi Standar Pelayanan Rumah Sakit yang belum tercapai. Pasal 10 (1) Lembaga independen pelaksana Akreditasi dan Rumah Sakit wajib menginformasikan status Akreditasi nasional kepada publik. (2) Rumah Sakit yang telah mendapatkan status Akreditasi nasional dapat mencantumkan kata “terakreditasi nasional” di bawah atau di belakang nama Rumah Sakitnya dengan huruf lebih kecil dan mencantumkan nama lembaga independen penyelenggara akreditasi yang mengakreditasi, masa berlaku status Akreditasinya serta mencantumkan lingkup/tingkatan Akreditasinya. (3) Penulisan nama rumah sakit yang terakreditasi nasional harus dibuat sesuai contoh sebagaimana tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 11 (1) Kegiatan pasca Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan dalam bentuk survei verifikasi. (2) Survei verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh lembaga independen pelaksana Akreditasi yang melakukan penetapan status Akreditasi terhadap Rumah Sakit. (3) Survei verifikasi bertujuan untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit sesuai dengan rekomendasi dari surveior. (4) Pelaksanaan kegiatan pasca Akreditasi diatur oleh lembaga independen pelaksana Akreditasi. Bagian Ketiga Penyelenggaraan Akreditasi Internasional Pasal 12 (1) Rumah sakit yang telah mendapatkan status Akreditasi internasional wajib melaporkan status Akreditasinya kepada Menteri. (2) Akreditasi internasional hanya dapat dilakukan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang sudah terakreditasi oleh International Society for Quality in Health Care (ISQua). www.djpp.depkumham.go.id
  • 6. 2012, No.413 6 (3) Rumah Sakit yang telah mendapatkan status Akreditasi internasional dapat mencantumkan kata “terakreditasi internasional” di bawah atau di belakang nama Rumah Sakitnya dengan huruf lebih kecil dan mencantumkan nama lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang mengakreditasinya, masa berlaku status Akreditasinya serta mencantumkan lingkup/tingkatan akreditasinya. (4) Penulisan nama Rumah Sakit yang terakreditasi internasional harus dibuat sesuai contoh sebagaimana tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BAB III PENYELENGGARA AKREDITASI Pasal 13 (1) Akreditasi hanya dapat dilakukan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri. (2) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari dalam maupun luar negeri. (3) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri dalam proses pelaksanaan, pengambilan keputusan dan penerbitan sertifikat status Akreditasi. Pasal 14 (1) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi dalam melaksanakan tugasnya harus berpedoman pada standar Akreditasi Rumah Sakit yang berlaku. (2) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi wajib menyusun tata laksana penyelenggaraan Akreditasi. Pasal 15 (1) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi wajib melaporkan Rumah Sakit yang telah terakreditasi oleh lembaga tersebut kepada Menteri. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setiap tahun dan disampaikan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal. BAB IV KEWAJIBAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH Pasal 16 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mendukung, memotivasi, mendorong dan memperlancar proses pelaksanaan Akreditasi untuk semua Rumah Sakit. www.djpp.depkumham.go.id
  • 7. 7 2012, No.413 (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan pembiayaan kepada Rumah Sakit untuk proses Akreditasi. (3) Bantuan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau sumber lain yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 17 (1) Menteri melalui Direktur Jenderal melakukan pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan Akreditasi. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengikutsertakan Pemerintah Daerah, Badan Pengawas Rumah Sakit dan Asosiasi Perumahsakitan. Pasal 18 Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Direktur Jenderal atas nama Menteri dapat mengambil tindakan administratif kepada Rumah Sakit berupa teguran lisan, teguran tertulis dan/atau pencabutan izin atau rekomendasi pencabutan izin sesuai dengan kewenangannya. Pasal 19 Setiap orang termasuk badan hukum yang dengan sengaja mencantumkan status Akreditasi palsu, baik status Akreditasi nasional maupun status Akreditasi internasional dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Rumah Sakit yang belum terakreditasi harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Peraturan Menteri ini. Pasal 21 Komisi Akreditasi Rumah Sakit yang sudah terbentuk, masih dapat melaksanakan tugasnya sampai dengan ditetapkannya lembaga independen penyelenggara Akreditasi berdasarkan Peraturan Menteri ini. www.djpp.depkumham.go.id
  • 8. 2012, No.413 8 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1195/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Lembaga/Badan Akreditasi Rumah Sakit Bertaraf Internasional dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 23 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Maret 2012 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ENDANG RAHAYU SEDYANINGIH Diundangkan di Jakarta pada tanggal 13 April 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN www.djpp.depkumham.go.id
  • 9. 9 2012, No.413 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 012 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI RUMAH SAKIT I. CONTOH PENULISAN NAMA RUMAH SAKIT YANG TERAKREDITASI NASIONAL II. CONTOH PENULISAN NAMA RUMAH SAKIT YANG TERAKREDITASI INTERNASIONAL MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ENDANG RAHAYU SEDYANINGIH NAMA RUMAH SAKIT Terakreditasi Nasional Tingkat: Dasar (KARS: 2012-2015) NAMA RUMAH SAKIT Terakreditasi Internasional (JCI: 2012-2015) NAMA RUMAH SAKIT, Terakreditasi Internasional (JCI: 2012-2015) www.djpp.depkumham.go.id