Epidemiologi merupakan studi tentang distribusi dan penyebab penyakit serta kondisi kesehatan pada populasi. Terdapat dua jenis epidemiologi yaitu deskriptif yang mendeskripsikan pola penyebaran penyakit dan analitik yang menjelaskan faktor risiko penyakit. Surveilans kesehatan kerja meliputi pengumpulan dan analisis data kesehatan secara terus menerus untuk mengambil tindakan yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen farmasi rumah sakit yang mencakup organisasi, sistem informasi manajemen obat, pengelolaan obat, produksi farmasi, dan penilaian kualitas layanan farmasi rumah sakit.
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018revDokter Tekno
Dra. Yulia Trisna memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang luas dalam bidang farmasi rumah sakit. Saat ini beliau menjabat sebagai Koordinator Produksi, Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Instalasi Farmasi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo serta menjadi Surveior Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Selama karirnya, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Instalasi Farmasi dan aktif dalam berbagai organisasi ke
Dokumen tersebut membahas persiapan penanganan masalah gizi, makanan dan dietetik di rumah sakit, meliputi perencanaan skrining gizi, pengkajian gizi, perencanaan menu, pengadaan bahan makanan, perencanaan SDM dan proses pengolahan serta distribusi makanan.
Epidemiologi merupakan studi tentang distribusi dan penyebab penyakit serta kondisi kesehatan pada populasi. Terdapat dua jenis epidemiologi yaitu deskriptif yang mendeskripsikan pola penyebaran penyakit dan analitik yang menjelaskan faktor risiko penyakit. Surveilans kesehatan kerja meliputi pengumpulan dan analisis data kesehatan secara terus menerus untuk mengambil tindakan yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen farmasi rumah sakit yang mencakup organisasi, sistem informasi manajemen obat, pengelolaan obat, produksi farmasi, dan penilaian kualitas layanan farmasi rumah sakit.
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018revDokter Tekno
Dra. Yulia Trisna memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang luas dalam bidang farmasi rumah sakit. Saat ini beliau menjabat sebagai Koordinator Produksi, Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Instalasi Farmasi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo serta menjadi Surveior Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Selama karirnya, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Instalasi Farmasi dan aktif dalam berbagai organisasi ke
Dokumen tersebut membahas persiapan penanganan masalah gizi, makanan dan dietetik di rumah sakit, meliputi perencanaan skrining gizi, pengkajian gizi, perencanaan menu, pengadaan bahan makanan, perencanaan SDM dan proses pengolahan serta distribusi makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Definisi praktik kefarmasian menurut UU Kesehatan dan pelayanan farmasi klinik di apotek
2. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai di puskesmas mencakup perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan, dan pemantauan
3. Pentingnya meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dan melindungi pasien dari pengg
Ana maria shofiana 201010201142 naskah publikasiArshikaArvind
Dokumen ini merupakan naskah publikasi skripsi yang membahas hubungan persepsi perawat tentang manfaat discharge planning dengan pelaksanaan discharge planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian menggunakan metode analisis korelasi dengan 30 responden perawat. Hasilnya menunjukkan ada hubungan signifikan antara persepsi positif perawat terhadap manfaat discharge planning dengan pelaksanaan yang lebih baik."
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat (PKPO) di rumah sakit. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan 19 standar PKPO yang meliputi pengorganisasian, seleksi dan pengadaan obat, penyimpanan, peresepan dan penyaluran, persiapan dan penyerahan, pemberian obat, serta pemantauan."
Artikel ini mengevaluasi penerapan patient safety dalam pemberian obat di Puskesmas Kasihan II Kabupaten Bantul Yogyakarta dengan menggunakan metode mix method. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan 6 prinsip pemberian obat yang benar telah dilakukan, kecuali untuk prinsip informasi yang masih kurang. Masalah yang diidentifikasi adalah terdapat beberapa resep yang diberikan dosis lebih tinggi dari seharusnya. Saran
Indikator mutu pelayanan kesehatan meliputi 9 area manajerial, yaitu ketersediaan obat, pelaporan insiden, kejadian tertusuk jarum suntik, waktu tunggu rawat jalan dan resep obat, kepuasan pasien dan staf, serta kepatuhan penggunaan APD. Indikator-indikator tersebut digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Gambaran Kesesuaian Penyimpanan Obat High Alert.pptxDwiFakhrudin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penyimpanan obat berisiko tinggi (high alert) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X berdasarkan standar nasional akreditasi rumah sakit. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kefarmasian dan keselamatan pasien sesuai standar. Metodologi penelitian menggunakan pengamatan langsung terhadap penyimpanan obat high alert di Instalasi Farmasi.
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptxVikiHestiarini
Ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pelayanan kefarmasian dalam sistem kesehatan nasional Indonesia. Terdapat upaya untuk meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat serta alat kesehatan, pengawasan mutu produk, penyelenggaraan pelayanan kefarmasian, dan penggunaan obat yang rasional. Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan berperan dalam pengelolaan kesehatan se
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Definisi praktik kefarmasian menurut UU Kesehatan dan pelayanan farmasi klinik di apotek
2. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai di puskesmas mencakup perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan, dan pemantauan
3. Pentingnya meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dan melindungi pasien dari pengg
Ana maria shofiana 201010201142 naskah publikasiArshikaArvind
Dokumen ini merupakan naskah publikasi skripsi yang membahas hubungan persepsi perawat tentang manfaat discharge planning dengan pelaksanaan discharge planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian menggunakan metode analisis korelasi dengan 30 responden perawat. Hasilnya menunjukkan ada hubungan signifikan antara persepsi positif perawat terhadap manfaat discharge planning dengan pelaksanaan yang lebih baik."
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat (PKPO) di rumah sakit. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan 19 standar PKPO yang meliputi pengorganisasian, seleksi dan pengadaan obat, penyimpanan, peresepan dan penyaluran, persiapan dan penyerahan, pemberian obat, serta pemantauan."
Artikel ini mengevaluasi penerapan patient safety dalam pemberian obat di Puskesmas Kasihan II Kabupaten Bantul Yogyakarta dengan menggunakan metode mix method. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan 6 prinsip pemberian obat yang benar telah dilakukan, kecuali untuk prinsip informasi yang masih kurang. Masalah yang diidentifikasi adalah terdapat beberapa resep yang diberikan dosis lebih tinggi dari seharusnya. Saran
Indikator mutu pelayanan kesehatan meliputi 9 area manajerial, yaitu ketersediaan obat, pelaporan insiden, kejadian tertusuk jarum suntik, waktu tunggu rawat jalan dan resep obat, kepuasan pasien dan staf, serta kepatuhan penggunaan APD. Indikator-indikator tersebut digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Gambaran Kesesuaian Penyimpanan Obat High Alert.pptxDwiFakhrudin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penyimpanan obat berisiko tinggi (high alert) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X berdasarkan standar nasional akreditasi rumah sakit. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kefarmasian dan keselamatan pasien sesuai standar. Metodologi penelitian menggunakan pengamatan langsung terhadap penyimpanan obat high alert di Instalasi Farmasi.
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptxVikiHestiarini
Ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pelayanan kefarmasian dalam sistem kesehatan nasional Indonesia. Terdapat upaya untuk meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat serta alat kesehatan, pengawasan mutu produk, penyelenggaraan pelayanan kefarmasian, dan penggunaan obat yang rasional. Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan berperan dalam pengelolaan kesehatan se
Similar to ANALISIS PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMASpptx (20)
2. Outlin
e
BAB I
• Latar Belakang
• Rumusan Masalah
• Tujuan Penelitian
• Manfaat Penelitian
• Keaslian Penelitian
BAB II
• Tinjauan Teori
• Kerangka Teori
• Kerangka
Konsep
BAB III
• Jenis dan Rancang Penelitian
• Waktu dan Lokasi Penelitian
• Populasi dan Sampel
• Variabel, Definisi
Operasional,
Skala Pengukuran
• Alat dan Cara Penelitian
• Sumber Data Penelitian
• Validitas Data
• Teknik Analisis Data
3. Latar Belakang
perencanaan
• Kesesuaian item obat dengan DOEN 90,12%
pengadaan
• Persentase kesesuaian perencanaan dengan kenyataan masing-masing obat 139%
• Frekuensi pengadaan rendah <12 kali/ tahun.
Alisah, et al (2022) Tentang Evaluasi perencanaan dan pengadaan obat dipuskesmas kagok semarang
Rumusa
n
Masalah
Tujuan
Penelitian
4. Alisah, Tindak,
Dyahariesti,
Niken
Evaluasi Perencanaan
dan Pengadaan Obat di
Puskesmas Kagok
Semarang
perencanaan
kesesuaian obat dengan FORNAS 90,12%
pengadaan
ketepatan perencanaan obat dengan
pengadaan 139%,
frekuensi pengadaan tiap obat tergolong rendah
(<12x/tahun) sebanyak 64 item obat.
Usna Rahmatin,
Zuhaela
Evaluasi Perencanaan
dan Pengadaan Obat di
Puskesmas Penujak Kab.
Lombok Tengah Nusa
Tenggara Barat
perencanaan
kesesuaian obat dengan FORNAS 90,80%,
pengadaan
ketepatan perencanaan obat dengan pengadaan 129%,
frekuensi pengadaan tiap obat tergolong rendah
(<12x/tahun) sebanyak 16 item obat.
Anita Dessy
Setiawati ,
Pinasti Utami
Evaluasi Pengelolaan
Obat di Puskesmas
Kasihan 1 Tahun 2019
perencanaan
kesesuaian obat dengan FORNAS sebesar 96,43%,
pengadaan
ketepatan permintaan obat 75,88%,
Nam
a
Judul Hasil
Keaslian
Penelitian
5. Tinjauan Teori
• Pengelolaan Obat
• Indikator Pengelolaan Obat
• Sistem Penunjang Pengelolaan
Obat
Indikator Pengelolaan Obat
• Perencanaan
• Pengadaan
• Penyimpanan
• Pendistribusia
n
• Penggunaan
(Pudjaningsih,
1996)
(Depkes RI,
2003)
6. 100 %
• 100-120%
• Rendah <12x/tahun
Sedang 12-
24x/tahun
Tinggi>24x/tahun
• 0%-1%
• 0%
• 100%
• FIFO/FEFO 100%
100% • 82%-100%
• <22,70%
• ≤60 menit (racikan)
≤30 menit (sediaan
jadi)
Indikator Pengelolaan Obat
Perencanaa
n
Pengadaa
n
Penyimpana
n
Distribusi Penggunaa
n
• Metode Konsumsi
• Pola Penyakit
• Data obat periode
sebelumnyai
• Permenkes RI 2016
• Pengecekan kembali
obat (LPLPO)
• Permenkes RI 2016
• Obat didistribusikan ke
tiap Poli Puskesmas
dan UGD, Posyandu,
Polindes.
• Permenkes RI 2016
• Penyimpanan
dilaksanakan
berdasarkan
Permenkes RI 2016
• Obat digunakan
berdasarkan resep
dokter atau perawat
• Permenkes RI 2016
7. • Perencanaan
• Pengadaan
• Penyimpanan
• pendistribusian
• Penggunaan
Kerangka Teori
Depkes RI (2003)
Pudjaningsih (1996)
WHO (1993)
Kemenkes RI dan JICA (2010)
Indikator
Pengelolaan Obat
8. • Persentase obat
generik 82%-100%
• Persentase
peresepan obat
antibiotik <22,70%
• Rata-rata kecepatan
pelayanan farmasi
Kerangka Konsep
Perencanaan
Kesesuaian Obat
dengan DOEN
100%
Pengadaan
• Kesesuaian antara
perencanaan dan
pengadaan
100%-120%
• Frekuensi pengadaan
obat per tahun
Idikator Pengelolaan Obat
Penyimpanan
• Persentase Obat
rusak & ED 0%-1%
• Persentase Stok mati 0%
• Ketepatan data jumlah
obat pada kartu stok
100%
• FIFO/FEFO 100%
Distribusi
Persentase ketepatan
distribusi obat 100%
Penggunaan
9. METODE PENELITIAN
Jenis & Rancang
Waktu & Lokasi
Populasi &
Sampel
Variabel, DO & Skala
Pengukuran
Alat & Cara
Sumber data
Validitas Data
Teknik Analisis Data