Dokumen ini membahas tradisi masyarakat Indonesia masa praaksara yang mencakup aspek material seperti alat batu dan logam, serta aspek nonmaterial seperti sistem kepercayaan, bahasa, pertanian, perdagangan, dan kesenian. Tradisi-tradisi ini ditransmisikan secara turun-temurun melalui proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi meskipun belum mengenal tulisan.
2. Disusun oleh :
1.Ardana Neswari Purwaningrum (XD/01)
2.Egha Retno Widayani (XD/06)
3.Galih Ardhy Pratama (XD/08)
4.Hibatullah Perdana Putra (XD/10)
5.Ihsan Nur Alimah (XD/12)
6.Panji Praba Legawa (XD/20)
7.Rina Ambarwati (XD/21)
8.Suci Hasanah Susanti (XD/25)
3. TRADISI MASYARAKAT INDONESIA
MASA PRAAKSARA
Apakah tradisi itu?
Tradisi berasal dari bahasa Latin, tradition yang artinya kabar
atau penerusan.
Hal yang dikabarkan atau diteruskan berasal dari masa lampau
berupa :
• Adat istiadat
• Bahasa
• Tata kemasyarakatan
• Keyakinan dan sebagainya, atau
• Berupa proses penyerahan atau penerusan pada generasi
berikutnya.
4. Kesimpulan
Tradisi selalu berkaitan dengan :
• Masa lampau
• Kebudayaan
• Pelestarian sebuah kebudayaan dan
• Cara dan proses penerusan suatu kebudayaan dari generasi
terdahulu ke generasi selanjutnya
5. Bagaimana cara ma syarakat praaksara meneruskan tradisinya
sedangkan mereka belum mengenal aksara?
Mempelajari tradisi dapat direkam melalui proses :
•Internalisasi
Setiap individu belajar menanamkan dalam
kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi.
•Sosialisasi :
Proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan
sistem sosial. Dalam proses ini seseorang mulai belajar tentang
hal-hal yang umumnya terjadi di lingkungan sekitar
•Enkulturasi (Pembudayaan)
Proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan
alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma,
dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya
6. Munculnya Kebudayaan :
•Manusia merupakan makhluk paling sempurna karena dilengkapi
dengan akal dan kecerdasan.
•Dengan kecerdasannya atau akalnya, manusia dapat memenuhi
segala keperluan hidupnya, menciptakan alat-alat yang dapat
membantunya mencukupi dan meringankan pekerjaan,
memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya.
•Dengan akal dan kecerdasannya, manusia menciptakan berbagai
macam karya yang berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani dan
rohaninya. Inilah yang disebut kebudayaan.
7. Tujuh unsur budaya menurut Koentjaraningrat :
•Bahasa, baik lisan maupun tertulis
•Sistem peralatan atau sistem teknologi
•Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi
•Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
•Sistem pengetahuan
•Sistem religi atau sistem kepercayaan
•Kesenian yang meliputi seni patung, relief, lukisan, gambar, vocal,
dan kesusasteraan
8. Kebudayaan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua.
Kedua aspek tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya :
•Aspek Material ( Tangible )
1.Benda yang dihasilkan merupakan perwujudan dari kepandaian
akal manusia.
2.Aspek jenis ini dapat diraba, dipegang, dan dilihat.
3.Budaya material adalah hasil karya manusia yang berupa benda
dan dapat dilihat, diraba dan dipegang.
9. Perkembangan budaya aspek material di Indonesia pada
zaman praaksara :
a. Masa berburu dan meramu ( food gathering people )
Berlangsung pada masa plestocen (3 juta-10 ribu tahun
yang alu) dan berkembang dua budaya :
1. Budaya Pacitan
Merupakan hasil budaya manusia purba jenis
Pithecanthropus Erectus.
Berupa alat-alat yang berasal dari batu, tulang dan kayu serta
banyak ditemukan di daerah Punung (Pacitan), Lahat
(Sumatera Selatan), Cabenge (Sulawesi Selatan), Gua Chou
Kou Tien (Cina), Myanmar, dan Malaysia.
Contohnya, kapak perimbas (chopper), alat serpih (flakes) dan
kapak penetak (chopper tool).
10. 2. Budaya Ngandong
Berlangsung pada masa Plestocen atas dan merupakan hasil
budaya manusia purba jenis Homo Wajakensis.
Hasil kebuayaannya berupa rangkaian alat-alat terbuat dari
tulang dan tanduk.
Contohnya alat penusuk, ujung tombak bergerigi, flakes dan
calsedon.
11. b. Masa bercocok tanam ( food producing people )
1. Disebut masa revolusioner (perubahan pola hidup dari
nomaden ke sedenter)
2. Alat yang dibuat sudah mulai sesuai dengan peralatan
yang dibutuhkan.
3. Contoh alat : beliung persegi (kapak bahu) dan kapak
lonjong.
4. Banyak ditemukan di Sumatera, Bali, Kalimantan Barat,
dan Sulawesi.
12. c. Masa Megalithikum ( zaman batu besar )
1. Hasil tradisinya sangat erat hubungannya dengan
kehidupan spiritual
2. Hasil kebudayaannya dihubungkan dengan kematian
3. Contohnya : waruga (makam), dolmen (meja dalam
upacara adat), menhir (tanda kubur), punden berundak
(tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang),
sarcophagus (tempat menyimpan mayat)
4. Banyak di temukan di daerah Bondowoso Jawa Timur,
Kuningan Jawa Barat, dan Bali.
13. d. Masa perundagian ( Dong Son Cultures )
1. Manusia sudah mengenal teknologi pengecoran logam
yang didapat dari budaya Dongson.
2. Hasil budaya berupa nekara ditemukan di Bali, Rote,
Selayar, Alor, dan Papua. Kapak corong ditemukan di
Makassar, Rote, Tuban, dan Jawa Barat. Moko, perhiasan,
persenjataan dan arca perunggu ditemukan di Bangkinang
Sumatera dan Limbangan Bogor.
14. • Aspek Nonmaterial ( intangible )
Terdiri atas alam pikiran dan kumpulan perasaan
Tidak dapat diraba, dipegang, tetapi dapat dilihat aktivitas
dari perwujudan aspek ini.
Meliputi falsafah hidup, norma-norma, nilai-nilai, aspek
keagamaan, aspek kesenian, dan aspek kemasyarakatan.
Hanya dapat diteliti apabila kita berhubungan langsung
dengan pemilik atau pendukungnya.
15. Tradisi-tradisi yang termasuk aspek non material adalah :
a. Sistem kepercayaan
1. Menganggap animisme dan dinamisme merupakan
keprcayaan yang pertama kali muncul.
2. Animisme : keyakinan sekelompok orang terhadap adanya
roh-roh halus yang dipercaya menganggu kehidupan
sekelompok orang tersebut.
3. Dinamisme : keyakinan sekelompok masyarakat terhadap
benda-benda yang dikeramatkan.
16. b. Sistem kemasyarakatan
1. Mulai tumbuh pada masa berburu dan meramu
2. Semakin menemukan bentuk yang lebih jelas setelah mereka
hidup menetap pada masa bercocok tanam.
Hal-hal penting yang berkaitan dengan pertumbuhan sistem
kemasyarakatan :
• Mulai hidup menetap yang agak lama
Menumbuhkan ikatan batin dengan lingkungan dan individu-
individu dalam kelompok tersebut. Sehingga mulai ada sosok
yang dianggap dituakan/mempunyai kelebihan yang
dianggap sebagai pemimpin kelompok itu.
Hal ini yang menjadi cikal bakal pemilihan pemimpin
kelompok berdasar primus interpares.
17. • Munculnya pembagian tugas berdasar gender
Kaum laki-laki bertugas berburu, membangun rumah,
mengolah tanah
Kaum perempuan melakukan pekerjaan yang tidak banyak
menguras tenaga seperti merawat rumah, mengumpulkan
makanan, menebar benih biji-bijian, dan mendidik anak.
• Muncul aturan-aturan yang disepakati dan ditaati secara
bersama ( norma )
• Dikenal adanya pelapisan sosial masyarakat ( hierarki )
berdasar ilmu yang dikuasai, usia, kakayaan, atau
kewibawaan
18. c. Sistem Pertanian
1. Dikenal di zaman neolithikum
2. Manusia menganggap sistem berburu dan meramu tidak
efisien lagi.
3. Karena persediaan bahan makanan makin berkurang memacu
munculnya cara memproduksi makanan dengan huma
berpindah.
d. Sistem Pelayaran
1. Berkembang pada zaman neolithikum.
2. Berkembang sistem pelayaran
3. Nenek moyang yang berasal dai Yunan bagian Negara
Vietnam menyusuri Sungai Mekong dan Salwin hingga tiba di
pantai Indo Cina. Dilanjutkan pelayaran hingga sampai ke
Indonesia.
19. e. Sistem Perdagangan
1. Pendatang yang menetap, mengembangkan pelayaran untuk
melakaukan perdagangan antarpulau di Nusantara.
2. Sistem perdagangan yang berkembang adalah sistem barter.
3. Perdagangan mengalami kemajuan pada masa perundagian.
4. Contohnya : cincin yang diberi lubang di tengahnya, yang
kemudian digunakan sebagai mata uang
f. Kesenian
Untuk mengisi waktu luang pada saat menunggu masa panen
mereka mengembangkan jiwa seninya dengan membuat batik,
seni gamelan, dan seni wayang.
20. g. Sistem bahasa
1. Sistem kebahasaan muncul akibat adanya mediator
(penghubung dalam proses berkominikasi)
2. Hasil penelitian H. Kern dan Von Heine Geldern menyimpulkan
bahwa bahasa yang berkembang di Nusantara termasuk
rumpun bahasa Melayu Polinesia (rumpun bahasa
Austronesia).
3. Rumpun bahasa Austronesia yang sampai ke Indonesia berasal
dari sekitar Campa, Vietnam, dan Kamboja.
4. Menurut J.L. Brandes berkembang dua jenis bahasa, yaitu
bahasa Indonesia bagian barat (disebabkan adanya
persebaran budaya kapak persegi) dan bahasa Indonesia
bagian timur (disebabkan adanya persebaran budaya kapak
lonjong)
21. h. Ilmu pengetahuan dan teknologi
Penguasaan di bidang ilmu pengetahuan pada jaman purba,
antaralain :
1. Pengecoran logam dengan teknik a cire perdue dan teknik
bivalve, yang menghasilkan berbagai benda dari logam dalam
berbagai bentuk dan fungsinya.
2. Astronomi yang berfungsi untuk mengetahui kapan harus
melakukan bercocok tanam, pelayaran, dan kapan harus
melakukan perdagangan.
3. Mengenal angin muson sebagai penggerak perahu bercadik
yang sedang berlayar, dan kapan akan mengadakan pelayaran.
Teknik pencampuran antara timah dengan tembaga yang
menghasilkan jenis logam baru ( perunggu ).
22. i. Sistem macapat
1. Sistem atau cara pembuatan bangunan yang didasari oleh
adanya empat penjuru mata angin utara, selatan, barat dan
timur.
2. Pendirian bangunan tersebut dibuat skema bersudut empat
dimana setiap sudut mempunyai kemampuan dan kekuatan
magis, sehingga perlu diberi sesajen.